39
2.1.5 Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah atau GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah peserta didik, guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tuawali murid peserta didik, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat
tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll., dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kasman, 2016: 7. GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik dengan pembiasaan kegiatan 15 menit membaca. GLS memiliki
prinsip-prinsip dalam kegiatan literasi sekolah. Menurut Beers dalam Kasman, 2016: 11, praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan
prinsip-prinsip sebagai berikut, adalah 1 perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi, 2 program literasi yang baik bersifat
berimbang, 3 program literasi terintegrasi dengan kurikulum, 4 kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun, 5 kegiatan literasi mengembangkan
budaya lisan, dan 6 kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.
Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah, kesiapan mencakup kesiapan kapasitas sekolah ketersediaan
fasilitas, bahan bacaan, saran, prasarana literasi, kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya partisipasi publik, dukungan kelembagaan,
40 dan perangkat kebijakan yang relevan. Tahapan pelaksanaan GLS dijabarkan
sebagai berikut Kasman, 2016: 28: 1.
Tahap pertama, pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah;
2. Tahap kedua, pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi; dan 3.
Tahap ketiga, pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi.
Gerakan Literasi Sekolah baik adanya jika dilaksanakan di sekolah dasar. Upaya dalam menumbuhkan minat membaca siswa melalui GLS. Dengan
pengembangan buku cerita bergambar yang dilaksanakan peneliti, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi untuk mendukung Gerakan Literasi
Sekolah yang di laksanakan di sekolah dasar.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti menuliskan 3 penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut adalah penelitian milik Maria Nike Prasetyo Wido
Saputri, Ayu Indah Permatasari, dan Boniferson Ndoen.
Penelitian pertama dilakukan oleh Maria Nike Prasetyo Wido Saputri 2016. Penelitian ini berjudul
“
Pengembangan P rototipe Buku Cerita Ber gambar Tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur atau langkah-langkah
pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan dan mendeskripsikan kualitas prototype buku
cerita bergambar untuk memahami tradisi nglarung dalam konteks pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI