Strategi Sosial Dalam Sistem Arisan

72 Keberadaan pasar modern dan tradisional memberikan masyarakat dua pilihan tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ditunjang dengan infrastruktur yang lengkap dan semakin canggih membuat pasar modern semakin menarik hati dan perlahan masyarakat meninggalkan pasar tradisional. Pasar modern semakin menarik hati dan perlahan masyarakat meninggalkan pasar tradisional. Pasar modern menciptakan citra diri yang bergengsi, bangunan yang megah, pelayanan yang ramah. Dan memberikan kemudahan dan keterbukaan pasar modern bagi setiap orang membuat pasar tradisional semakin terlupakan. Orang tidak lagi hanya memikirkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga mendapatkan prestis dan membentuk citra diri yang di idealkan dengan cara mengunjungi pasar-pasar modern. Masyarakat sekitar memang masih mengunjungi pasar tradisional, manun menurut pedagang di pasar tersebut jumlahnya semakin menurun bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya segelintir orang yang bertahan dan setia mengunjungi pasar tradisional, selebihnya memilih untuk membelanjakan uangnya di pusat perbelanjaan modern. Pedagang di pasar tradisional mempersepsi keberadaan pasar-pasar modern disekitar wilayah usahanya. Keadaan ini merupakan sebuah proses yang mempengaruhi arus informasi, selanjutnya melahirkan sesuatu bentuk yang holistik, yang lahir dari empirisme dan rasionalisme. Proses selanjutnya diwujudkan dalam tindakan dan perilaku, salah satunya yaitu proses penyesuaian diri.

4.8.2. Strategi Sosial Dalam Sistem Arisan

Hubungan sosial yang baik antara pedagang yang satu dengan yang lainnya didasari dengan adanya kepercayaan atau trustdi kalangan pedagang. 73 Semakin kuat kepercayaan yang dibangun di antara pedagang semakin mempererat hubungan sosial mereka, sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam aktivitas berdagang. Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar, para pedagang umumnya memanfaatkan waktu luang untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan pola asimilatif yang berbentuk keakraban terutama di antara pedagang tetap Tri Kartono, 2004. Adapun topik-topik yang sering mereka bicarakan bukan hanya mengenai seputar kegiatan perdagangan melainkan dapat berupa masalah keluarga, permasalahan pribadi, dan kesulitan ekonomi. Hubungan yang terjalin semakin menimbulkan solidaritas antar sesama pedagang yang menyebabkan keduanya saling membantu. Dari penelitian yang telah di lakukan, dan yang memang peneliti lihat bahwa di lingkungan pedagang pasar Tradisional dwikora ada juga dibentuk arisan yang dikenal dengan istilah “tarikan” umumnya arisan diikuti oleh pedagang perempuan, namun tidak menutup kemungkinan untuk pedagang laki- laki bergabung di dalamnya. Pada dasarnya tarikan muncul karena ide-ide dari para pedagang untuk membentuknya. Dan biasanya tarikan ini memiliki patokan jumlah yang harus dibayar perhari. Ada beberapa tingkat pembayaran. Ada yang ikut dengan membayar Rp. 30.000hari dan ada juga yang sampai ikut dengan membayar Rp. 100.000hari. Itu tergantung kesanggupan pedagang. Dan melihat apakah memang jenis dagangannya cukup menjanjikan. Dan yang biasa mengikuti pembayaran paling tinggi adalah pedagang yang dagangannya tiap hari rame, memang sudah besar juga usahanya. Misalnya pedagang yang menjual ayam 74 potong, penjual rempah-rempah, dll.Sebagaimana penuturan dari informan berikut: “...setiap hari yang ikut jadi anggota dari tarikan itu ya wajib bayar, kalo nunggak sehari, besoknya ya harus bayar double. Karena kan menjaga supaya sama-sama enak lah. Karena kita pun kan pedagang juga, sama-sama punya tanggung jawab juga. Enak juganya yang main tarikan ini, bisa juga jadi perputaran uang untuk modal usaha. Kalo membayar memang agak terasa lah dek, Cuma kalau uda giliran kita yang narik, pasti senang aja bawaannya..” wawancara dengan Ibu Dona. Pernyataan ini juga didukung oleh Ibu ria 47 tahun “... enak kok main tarikan ini, tau kita kemana uang hasil penjualanan kita. Kadang kalo kita simpan, gak tau nanti abisnya kemana aja. Kadang suka pening mikirinya. Karena adanya main tarikan ini di pajak, lumayan juga manfaatnya. Bisa dibuat untuk menambah barang baru di dagangan kita. Terasa lah manfaatnya kalo dibilang..” Jawaban informan juga dipertegas oleh pengutip arisantarikan Berliana sinaga “...kalau mengutip tarikan dipajak ini aku datangnya sore dek seputaran jam 16.00-17.30. Memang sengaja sore supaya gak terganggu orang itu jualan. Lagian kalau uda sore kan sudah pasti mereka ada lakunya. Mau minta uang tarikan pun uda enak...”. Dari uraian data di lapangan, melalui kegiatan tarikan ini secara tidak langsung menimbulkan keakraban diantara pedagang, sebab sistem tarikan ini menimbulkan rasa senasib sepenanggungan di antara mereka yang diperlihatkan dalam bentuk rasa toleransi, serta tolong-menolong di dalam kesulitan. Dengan adanya ikatan-ikatan tersebut maka mereka berusaha menjaga hubungan dan mempertahankan hubungan di antara sesama anggota tarikan. Selain itu, fungsi selanjutnya adalah merupakan sumber perolehan ekonomi sebagai penambah modal usaha seperti yang dikatakan salah satu informan tadi. 75 4.8.3.Sistem Potongan Harga Sistem tawar – menawar yang terjadi di Pasar Tradisional memang bukan hal yang baru lagi, sebab tradisi yang seperti itu hanya dapat kita temukan di pasar tradisional. Karena tawar-menawar merupakan bagian unik yang terjadi di pasar tradisional. Tidak akan ditemukan proses seperti itu di pasar modern. Biasanya proses ini terjadi antara pedagang dan pembeli dengan tujuan untuk mendapatkan kesepakatan harga barang yang akan dibelanjakan. Potongan harga merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli untuk menarik perhatian pembeli. Selain itu, pembelian sejumlah barang yang besar oleh pembeli akan mendapatkan potongan harga. Biasanya jumlah barang belanjaan berkisar Rp. 100.000 akan dikenakan potongan harga Rp. 10.000. Potongan harga juga diberikan apabila kualitas barang tidak sesuai dengan apa yang didapatkan oleh pembeli dalam hal ini terjadi antara distributor dan pedagang perantara. Berikut beberapa penuturan informan: “...Kalo biasa ngambil barang dari toke kan tinggal telpon, kasih tau apa yang kita inginkan, seterusnya langsung diantar. Eh pas kita bukak barangnya rupanya gak sesuai sama harganya. Harganya mahal, sedangkan kualitas barangnya gak bagus. Banyakan yang jelek. Ya langsung nelpon toke, kita beritahu lah cemana isinya di dalam. Nanti setelah kita beritahu dan toke datang melihat kenyataannya baru lah dikasi potongan harga sama dia...” wawancara dengan kak Aan. Hal ini juga dirasakan dan dipertegas oleh ungkapan sahat sebagai pembeli “... aku pun sering dikasih potongan harga sama langganan ku kalo lagi belanja. Namanya pun uda pelanggan tetap. Kalau tidak dapat potongan harga pun, kadang timbangan belanjaan kita dilebihkan sedikit. Mereka bagus kok cari hati pembeli. 76 Coloman dalam Ritzer 2004;480 menyatakan bahwa setiap tindakan individu mengarah pada satu tujuan, dan tujuan tersebut adalah nilai dan prefensi, setiap tindakan yang bertujuan, dan setiap hari tujuan tersebut diharapkan mampu untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan adanya potongan harga yang diberikan oleh distirbutor menjadikan pedagang tidak khawatir akan kerugian yang cukup besar akibat adanya kualitas barang yang kurang baik. Sedangkan bagi distributortoke adanya potongan harga merupakan bagian dari strategi untuk tidak membuat jadi kecewa.

4.8.4 Persepsi terhadap laju pertumbuhan pasar modern