BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biometrik Authentifikasi
Autentification dalam security adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keamanan data, namun sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk menjaga
keautentikan tersebut, akan tetapi hal itu banyak kendala dalam penerapanya dan masih kurang memberikan perlindungan yang aman. Teknologi biometrik
menawarkan autentikasi secara biologis memungkinkan sistem dapat mengenali penggunanya lebih tepat. Terdapat beberapa metode diantaranya: fingerprint
scanning, retina scanning, dan DNA scanning. Dua metode terakhir masih dalam taraf penelitian, sedangkan fingerprint scanning saat ini telah digunakan secara luas
[25].
Identifikasi dari sidik jari memerlukan pembedaan tentang bentuk keliling papillary ridge tak terputuskan yang diikuti oleh pemetaan tentang gangguan atau
tanda anatomic ridge yang sama. Ada 7 pola papillary ridge yaitu:
Loop
Arch
Whorl
Tented Arch
Double Loop
Universitas Sumatera Utara
Central Pocked Loop dan
Accidental
Dari ketujuh pola tersebut ada tiga pola papillary ridge yang paling umum
digambarkan pada Gambar 2.1. Loop mempunyai 1 delta dan antar baris pusat pada loop dan akan ditunjukkan pada delta, sebuah whorl mempunyai 2 delta dan antar
baris delta harus jelas, sebuah arch tidak punya delta. Arch
Gambar 2.1. Beberapa contoh pola papillary ridge [26]
Semua pola di atas dapat dibedakan oleh mata biasa dan dapat memberi suatu binning atau indexing yang menghasilkan database. Sebuah Komputer dapat
menganalisa garis tengah perubahan arah bentuk ridge, mencapai seperti mata yang terlatih yang melihat secara alami. Kesalahan dapat terjadi jika langkah ini
dihilangkan oleh suatu program sidik jari komputer atau AFIS Automatic Fingerprint Identification [7].
Karakteristik Anatomic tidak mungkin dilihat langsung oleh mata manusia tetapi mudah di-tracked oleh komputer.
Gambaran ukuran-ukuran karakteristik anatomic dapat digambarkan pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Beberapa ukuran karakteristik anatomi sidik jari [26]
Ridge Mempunyai ketegasan jarak ganda dari
permulaan ke-akhir, sebagai lebar ridges satu dengan lainya
Evading Ends dua ridge dengan arah berbeda berjalan
sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Bifurcation dua ridge dengan arah berbeda berjalan
sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Hook ridges merobek; satu ridges tidaklah lebih
panjang dibanding 3mm
Fork Dua ridges dihubungkan oleh sepertiga
ridges tidak lebih panjang dibanding 3mm
Dot Bagian ridges adalah tidak lagi dibanding
ridges yang berdekatan
Eye ridges merobek dan menggabungkan lagi di
dalam 3mm
Island Ridges merobek dan tidak ber menggabung
lagi, kurang dari 3mm dan tidak lebih dari 6mm. Area yang terlampir adalah Ridge.
Enclosed Ridge Ridges tidak lebih panjang dibanding 6mm
antara dua ridges
Enclosed Loop yang tidak mempola menentukan
pengulangan antar dua atau lebih ridges paralel
Specialties Ridge membentuk seperti tanda tanya dan
sangkutan pemotong
Universitas Sumatera Utara
Area papillary ridge kadang-kadang dikenal sebagai patterm area. Masing-
masing pola papillary ridge menghasilkan suatu bentuk pola area berbeda. Pusat gambar jari mencerminkan pola area, dikenal sebagai inti core point.
Teknik sidik jari dapat ditempatkan ke dalam dua kategori: minutiae-based dan berdasarkan korelasi. Teknik minutiae-based yang pertama temukan poin-poin
rincian yang tidak penting dan kemudian memetakan penempatan yang sejenis pada jari. Bagaimanapun, penggunaan pendekatan ini ada beberapa kesulitan. Hal itu sukar
untuk menyadap poin-poin rincian yang tidak penting itu dengan teliti sehingga sidik jari mutunya menjadi rendah. Metoda ini juga tidak mempertimbangkan pola ridge
kerut dan bubungan yang global. Metoda correlation-based bisa mengalahkan sebagian dari berbagai kesulitan pendekatan yang minutiae-based. Bagaimanapun,
masing-masing mempunyai kekurangan sendiri-sendiri. Teknik Correlation-based memerlukan penempatan yang tepat untuk suatu pendaftaran seperti pada Gambar
2.2.
Gambar 2.2. Beberapa titik sambungan ridge pada sidik jari [11]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Kesesuaian ridge pada sidik jari [11]
Kasesuaian dasar sidik jari seperti Gambar 2.3 pada minutiae mempunyai permasalahan dalam penyesuaian perbedaan ukuran pola minutiae. Struktur ridge
lokal tidak bisa dengan sepenuhnya ditandai oleh minutiae. Saat ini sedang diusahakan untuk memperbaiki suatu penyajian pengubah sidik jari yang akan
menangkap informasi lokal yang lebih dan menghasilkan ketetapan panjangnya suatu kode untuk sidik jari itu. Kesesuaian menghitung jarak euclidean antara kedua kode
tersebut akan menjadi tantangan diwaktu yang akan datang.
Saat ini sedang dikembangkan algoritma agar menjadi lebih sempurna untuk menampilkan gambar sidik jari dan ketelitian penyampaiannya ditingkatkan di dalam
real-time. Suatu sistem pengesahan fingerprint-based komersil memerlukan suatu kehati-hatian False Reject Rate FRR untuk memberi False Accept Rate FAR. Hal
ini bagi orang teknik adalah sangat sukar untuk mencapainya. Pada saat ini sedang diselidiki metoda untuk menyatukan bukti dari berbagai teknik penemuan untuk
meningkatkan keseluruhan ketelitian sistem itu. Di dalam suatu aplikasi riil, sensor,
Universitas Sumatera Utara
didapatkan sistem dan variasi kinerja sistem dari waktu ke waktu yang sangat kritis [22].
Dengan menggunakan teknologi sistem biometrik jenis fingerprint merupakan perkembangan untuk security yang bisa diandalkan untuk masa yang akan
datang, dengan banyaknya pemalsuan data yang dilakukan dengan bantuan teknologi. Berikut ini adalah contoh pengaplikasian teknologi sistem biometrik dengan
menggunakan biometrik fingerprint, yang dijelaskan dalam arsitektur sistem biometrik seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Arsitektur sistem biometrik [7]
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 2.4 dijelaskan pada bagian Enrollment terdiri dari bagian biometric sensor yang berfungsi untuk mengambil citra sidik jari dari pengguna
kemudian pada bagian Feature Extraction digunakan untuk mengekstraksi ciri dari sidik jari selanjutnya disimpan sebagai database. Untuk proses Autentivication
biometric sensor untuk membaca sidik jari pengguna yang telah ada di database selanjutnya citra tersebut diekstraksi untuk mendapatkan ciri khusus yang sama
dengan data yang disimpan pada database, kemudian dilakukan matching dengan database apakah cirinya sama dengan data yang ada di database.
Keterbatasan lain dari sistem biometrik adalah sangat sulit membedakan antara individu satu dengan individu yang lain. Hal ini dikarenakan ada beberapa
individu yang mempunyai identitas biometrik yang hampir sama.
Pada Gambar 2.5 menjelaskan perbedaan penerapan nilai FAR dan FRR pada aplikasi sipil dan forensic. Kesesuaian menghitung jarak euclidean antara kedua kode
tersebut akan menjadi tantangan diwaktu yang akan datang. Suatu sistem pengesahan fingerprint-based komersil memerlukan suatu kehati-hatian False Reject Rate FRR
untuk memberi False Accept Rate FAR. Hal ini bagi orang teknik adalah sangat sukar untuk mencapainya. Pada saat ini sedang diselidiki metoda untuk menyatukan
bukti dari berbagai teknik penemuan untuk meningkatkan keseluruhan ketelitian sistem itu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Perbedaan FAR dan FRR dari aplikasi sidik jari [26] Beberapa istilah dalam teknologi sistem biometrik, diantaranya adalah
enrollment, verifikasi dan identifikasi. Enrollment adalah proses pemasukan data dari parameter biometrik, misalnya proses enrollment pada sidik jari akan memasukkan
parameter minutiae ke dalam database. Equal Error Rate
High Security Acces Application
Forensic Application
False Accept Rate FAR F
alse R ej
ec t R
ate F
F R
Civillian Application
Universitas Sumatera Utara
2.2. Satuan Pengukuran Biometrik