Analisis Statistik Kandungan Ekstrak Air Biji Pepaya Carica papaya L.

morfologi hati meliputi permukaan luar hati dan warna hati. Penilaian disebut normal bila permukaan rata dan halus serta berwarna merah kecoklatan, sedangkan abnormal jika permukaan ditemukan jaringan ikat, kista kecil, permukaan yang benjol-benjol atau abses yang menunjukkan perubahan warna Robbins Kumar, 1992.

3.5.2 Pengamatan Preparat Histologi Hati

Menurut Jawi 2007, preparat histologi hati hepar dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya dalam 5 lapangan pandang yang berbeda, dengan perbesaran 400 kali. Setiap lapangan pandang dihitung 40 hepatosit. Dengan jenis kerusakan hepar yang meliputi nekrosis, steatosis, dan degenerasi hidrofik. Kemudian dicatat dan dihitung jumlah persentase kerusakan yang terjadi.

3.6 Analisis Statistik

Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang didapatkan, diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS release 13. Jika data diuji berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka data ditransformasi, jika data berbeda nyata taraf 5 p0,05, maka dilanjutkan dengan uji analisis Mann-Whitney. Jika dengan Mann-Whitney data berbeda nyata p0,05, pada kelompok kontrol atau kelompok perlakuan secara keseluruhan, maka dilanjutkan dengan uji analisis Friedman-Test. Untuk melihat perbedaan 2 perlakuan kontrol dan perlakuan dilakukan dengan uji analisis uji T parametrik, jika normalitas dan homogenitas p0,05 atau Mann-Whitney nonparametrik, jika normalitas dan homogenitas p0,05. Sumber keragaman yang dianalisis untuk melihat pengaruh perlakuan dengan kontrol adalah perbedaan waktu pengamatan T dimulai dari minggu 0 hari pertama perlakuan sampai minggu ke-24. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pemberian kombinasi Testosteron Undekanoat TU dan ekstrak air biji pepaya Carica papaya L. terhadap ultrastruktur hati mencit Mus musculus L. jantan diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1 Kandungan Ekstrak Air Biji Pepaya Carica papaya L.

Kandungan senyawa-senyawa dari ekstrak air biji pepaya Carica papaya L. dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Kandungan Senyawa Biji Pepaya Carica papaya L. No. Kandungan Biji Pepaya Carica papaya L. Pengamatan 1 Senyawa Alkaloid +++ 2 Senyawa Flavonoid - 3 Senyawa Steroid ++ 4 Senyawa Terpenoid ++ Keterangan: semakin banyak nilai + maka semakin banyak kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak air biji pepaya Carica papaya L. Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa senyawa alkaloid merupakan senyawa yang paling banyak terkandung pada biji pepaya dibandingkan steroid, terpenoid dan flavonoid. Alkaloid merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dan memiliki keaktifan biologis tertentu. Alkaloid dapat bersifat sitotoksik yang dapat mengakibatkan efek fisiologis dan psikologis. Menurut Sastrohamidjojo 1996, alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas biologis yang luas, bersifat basa dan mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklis diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berbagai jenis senyawa bioaktif yang terkandung pada tumbuhan, utamanya senyawa-senyawa yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan steroid memiliki aktifitas sebagai bahan antifertilitas Fransworth et al., 1975. Menurut Nurhida 1995, gangguan yang terjadi pada perkembangan sel-sel spermatogenik disebabkan karena adanya bahan aktif yang terdapat pada ekstrak biji pepaya yakni alkaloid yang bersifat sitotoksik terhadap sel-sel yang sedang berkembang. Apabila efek bahan aktif ini terjadi pada sel-sel spermatogonium maka perkembangan selanjutnya akan terpengaruh, sehingga spermatogonium yang berkembang menjadi spermatozoa berkurang. Menurut Simbala 2009, alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, sehingga banyak digunakan dalam pengobatan. Senyawa alkaloid pada tumbuhan seringkali dihubungkan dengan efek positif sebagai antioksidan dan mengurangi permaebilitas pembuluh darah Turana, 2003 dalam Widyastuti et al., 2008. Menurut Harborne 1987, terpenoid secara kimia umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Minyak atsiri yang bagian utamanya merupakan terpenoid yang merupakan penyebab wangi, harum atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Menurut Sastrohamidjojo 1996, secara biologis flavonoid memiliki peranan penting dalam kaitan penyerbukkan pada tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoid mempunyai rasa pahit hingga dapat bersifat menolak jenis ulat tertentu. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji pepaya Sukadana et al., 2007. Senyawa steroid dalam tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C-3, seringkali semuanya disebut sterol. Senyawa ini sering terdapat tidak bebas tetapi sebagai turunan senyawa yang lebih rumit seperti glikosida Robinson, 1995. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.2 Hasil Gambaran Morfologi Hati

Dokumen yang terkait

Penentuan Lc50 Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

1 60 75

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Pengaruh Vitamin E Terhadap Pemulihan Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Yang Mendapat Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (TU)

1 49 94

Gambaran Histologis Testis Mencit (Mus musculus L.) Yang Mendapat Kombinasi Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (TU)

3 88 72

Pemulihan Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) dengan Vitamin C setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU).

0 55 85

Pengaruh Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) Terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus L.)

0 86 70

Studi Testosteron Plasma, Kuantitas Dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Kombinasi Hormon Testosteron Undekanoat (Tu) Dan Ekstrak Air Biji Blustru (Luffa Aegyptica Roxb.)

1 43 100

Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pepaya (Carica papaya L.) - Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 9

ULTRASTRUKTUR HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK AIR BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) dan TESTOSTERON UNDEKANOAT (TU) SKRIPSI GUSTIKA MARYATI 070805013

0 0 13