7
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum di Indonesia dan khususnya
hukum pidana, terutama mengenai penerapan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan terhadap anak yang masih di bawah
umur.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta berusaha untuk
memberikan masukan dalam bentuk pemikiran mengenai penerapan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan terhadap
anak yang masih di bawah umur.
E. Kerangka Pemikiran
Perlindungan anak merupakan salah satu cara untuk menjaga generasi penerus bangsa. Keberadaan anak dianggap sangat penting karena salah satu
indikator keberlangsungan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada generasi penerusnya. Perlu adanya perlindungan dan perhatian khusus terhadap anak,
agar keberadaannya bisa terlindungi dan terjaga. Kenyamanan dan perhatian yang diberikan orang tua dan lingkungan terdekat adalah salah satu proteksi
terhadap perlindungan anak. Secara umum peraturan perundang-undangan
8
telah mengatur mengenai perlindungan anak, seperti dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Perlindungan
Anak Nomor 23 Tahun 2002, khususnya Pasal 1 Butir 2 yang berbunyi: “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-hak nya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.” Tindak pidana pemerkosaan merupakan suatu kejahatan yang sangat
keji, yang harus mendapatkan sanksi hukuman yang setimpal. Penerapan sanksi hukuman harus mampu memberikan efek jera bagi pelakunya. Aturan
sanksi hukuman yang berat dalam undang-undang serta ketegasan aparat penegak hukum dalam menerapkan hukuman menjadi salah satu faktor yang
krusial dalam menegakan nilai keadilan dalam tindak pidana pemerkosaan. Ketegasan dalam penerapan hukumnya akan menjadi cermin pembelajaran
dalam kehidupan masyarakat secara umum. Selain Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, mengenai sanksi hukuman terhadap kejahatan pemerkosaan di bawah
umur, telah diatur terlebih dahulu di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana pada Pasal 287 Butir 1 dan 2 yang berbunyi:
1 Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan isterinya,
sedang diketahuinya atau harus patut disangkanya, bahwa umur perempuan itu belum cukup 15 tahun kalau tidak nyata berapa
umurnya, bahwa perempuan itu belum masanya untuk kawin, dihukum penjara selama-lamanya sembilan tahun.
2 Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan, kecuali kalau
umurnya perempuan itu belum sampai 12 tahun atau jika ada salah satu hal yang tersebut pada pasal 291 dan 294.
9
Ketentuan yang masih sama tentang tindak pidana pemerkosaan juga telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 294 Butir 1
dan 2 yang berbunyi:
1 Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya yang
belum dewasa, anak tiri atau pungutnya, anak peliharaannya, atau dengan seseorang yang belum dewasa yang dipercayakan padanya
untuk ditanggung, dididik atau dijaga, atau dengan bujang atau orang sebawahnya yang belum dewasa, dihukum penjara selama -
lamannya tujuh tahun.
2 Diancam dengan pidana yang sama:
a Pegawai negeri yang melakukan perbuatan cabul dengan
orang yang dibawah perintahnya atau dengan orang yang dipercayakan atau diserahkan padanya untuk dijaga.
b Pengurus, tabib, guru, pegawai, mandor atau bujang dalam
penjara, rumah tempat melakukan pekerjaan untuk negeri, rumah pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit
ingatan atau balai derma, yang melakukan pencabulan dengan orang yang ditempatkan di situ.
Hukuman tambahan terhadap tindak pidana pemerkosaan diberikan sebagai upaya untuk memberikan efek jera terhadap pelaku kejahtan
pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, dengan harapan kasus tindak pidana pemerkosaan tersebut tidak terulang kembali. Penerapan sanksi
hukuman pidana salah satunya diberikan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPPU Nomor 1 tahun 2016 tentang
Perubahan ke-2 atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perppu tersebut salah satunya mengatur mengenai
hukuman kebiri kimia bagi kejahatan seksual.
10
F. Metode Penelitian