Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Emulsi

Berbagai bahan alami seperti bengkoang, alpukat, dan mentimun telah banyak digunakan dalam formulasi produk-produk kecantikan seperti masker, pelembab, body lotion, dan sebagainya. Wortel atau carrots Daucus carota L. merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak terdapat di Indonesia. Bagian utama yang dikonsumsi masyarakat dari wortel adalah umbinya yang dapat dilalap mentah atau di masak. Disamping itu wortel dapat bermanfaat menyembuhkan beberapa jenis penyakit dan juga digunakan untuk kesehatan kulit Rukmana,R., 1995. Wortel mengandung gula alami, beta karoten, vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, antioksidan dan fitokimia. Kandungan gula alami pada wortel dapat di gunakan sebagai pelembab kulit. Dan dengan adanya vitamin-vitamin pada wortel berfungsi sebagai penyokong sehingga kemampuan melembabkan kulit dari wortel lebih besar lagi. Dengan alasan ini penulis meneliti pengaruh dari wortel dalam krim pelembab Rukmana,R., 1995.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah sari wortel dapat diformulasikan ke dalam sediaan krim dengan tipe emulsi ma. 2. Apakah sari wortel mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.3 Hipotesis

1. Sari wortel dapat diformulasikan kedalam sediaan krim dengan tipe emulsi ma. Universitas Sumatera Utara 2. Sari wortel mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah sari wortel dapat diformulasikan dalam sediaan krim dengan tipe emulsi ma. 2. Untuk mengetahui kemampuan sari wortel mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil guna dari wortel. 2. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah jenis pelembab alami. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Wortel 2.1.1 Wortel Daucus carota L. Wortel atau carrots Daucus carota L. bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang. Menurut sejarahnya, tanaman wortel berasal dari Asia Timur dan Asia Tengah. Tanaman ini ditemukan tumbuh liar sekitar 6500 tahun yang lalu Rukmana,R., 1995. Pada awalnya budidaya wortel terjadi di daerah sekitar laut tengah. Lambat laun budidaya wortel menyebar luas ke daerah Asia, Eropa, Afrika dan seluruh dunia yang telah terkenal dengan daerah pertaniannya. Tidak hanya di negara beriklim sedang saja, penanaman wortel menyebar juga ke negara-negara beriklim panas termasuk di Indonesia. Walaupun pada awalnya hanya di tanam di daerah Lembang dan Cipanas Jawa Barat. Namun, dalam perkembangannya menyebar ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan luar Jawa Rukmana,R., 1995. Wortel termasuk sayur-sayuran yang paling luas dikenal manusia. Manusia mulai mengkonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. Konon, orang-orang Yunani dan Romawi yang pertama kali mempublikasikan manfaat wortel ini. Dan informasi mengenai manfaat wortel ini didapat dalam buku-buku mereka yang telah ditulis sejak 230 tahun sebelum masehi Sunanto, 2002. Universitas Sumatera Utara Wortel termasuk tanaman tak berkayu, hidup semusim, tinggi mencapai 1 meter, dapat hidup dengan baik di daerah dingin, atau dataran tinggi. Batangnya pendek, basah, merupakan sekumpulan tangkai daun yang keluar dari ujung umbi bagian atas. Daun majemuk, tangkai melebar, ujung meruncing, pangkal berlekuk. Bunga membentuk seperti payung, memiliki mahkota berbentuk bintang, berwarna putih. Biji kecil, bulat, lonjong, warna putih. Akarnya akar tunggang menjadi besar berbentuk umbi, berdaging, warna kuning kemerahan Sunanto, 2002. Wortel lebih dikenal sebagai tanaman sayuran, tetapi juga bermanfaat sebagai tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit, tidak hanya itu wortel juga dapat di gunakan untuk kecantikan Sunanto, 2002. 2.1.2 Taksonomi wortel Daucus Carota L. Menurut Rukmana,R 1995 dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Apiales Famili : Apiaceae Genus : Daucus Spesies : Daucus Carota, L. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Kandungan wortel Daucus Carota L.

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa tanaman wortel memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, serat, gula alamiah, pektin, glutatin, asparaginin, beta karoten, geraniol, flavonoida, pinena, dan limonena. Wortel ini juga kaya akan vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, dan antioksidan Sunanto, 2002.

2.2 Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m² dengan berat kira-kira 15 berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh. Djuanda,A., 2007.

2.2.1 Fungsi kulit

Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai fungsi sebagai berikut: − Fungsi proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis. Misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan; gangguan yang bersifat panas, misalnya sengatan matahari; gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri maupun jamur. Universitas Sumatera Utara − Fungsi adsorpsi penyerapan Kemampuan adsorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, dan kelembaban kulit. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar,tetapi penyerapan lebih banyak terjadi melalui sel-sel epidermis dari pada yang melalui muara kelenjar. − Fungsi ekskresi Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa keringat. − Fungsi persepsi Kulit terdiri dari sistem syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar, seperti dingin, panas, sentuhan, dan tekanan. Oleh karena itu, kulit segera memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari sistem syaraf tersebut. − Fungsi pengaturan suhu tubuh Disebut memiliki fungsi pengatur suhu tubuh, karena adanya kelenjar keringat dan pembuluh darah kulit. Jika udara sedang panas, keringat akan keluar dan menguap. Akibatnya, panas tubuh terserap sehingga udara terasa sejuk. Sebaliknya jika udara dingin, pembuluh darah menguncup agar panas tubuh tidak banyak keluar atau tertahan, sehingga tubuh secara otomatis bisa mengatasi persoalan udara dingin Djuanda,A., 2007.

2.2.2 Struktur Kulit

Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda. Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan hipodermis subkutan. Universitas Sumatera Utara a. Lapisan Epidermis kutikel Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar terdiri dari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu: − Lapisan tanduk stratum korneum Adalah lapisan yang paling luar dan terdiri dari beberapa sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin zat tanduk. − Lapisan rintangan stratum lusidum Terdapat dibawah lapisan tanduk, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak jelas di telapak tangan dan kaki. − Lapisan butir stratum granulosum Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. − Lapisan tajuk stratum spinosum Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. − Lapisan tunas stratum basale Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada pembatasan demo-epidermal berbasis seperti pagar palisade. Lapisan tuna juga termasuk sel-sel yang disebut melanocytes, yaitu sel-sel yang memproduksi pigmen melanin. Universitas Sumatera Utara b. Lapisan Dermis Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen- elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian: 1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. 2. Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen elastis dan retikulin. c. Lapisan Subkutan Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya Djuanda,A., 2007.

2.2.3 Jenis Kulit

Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas tiga bagian : 1. Kulit Normal Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup. Universitas Sumatera Utara 2. Kulit Berminyak Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. 3. Kulit Kering Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihatnya kerutan Wasitaatmadja, 1997.

2.3 Emulsi

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi dapat di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Zat pengemulsi emulgator merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film lapisan disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe MA dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe AM dimana fase intern adalah air dan fase extern adalah minyak Anief, 2004. Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air ma, jika fase dispersi merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air Universitas Sumatera Utara dalam minyak am. Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut kemungkinan mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket Ditjen POM, 1985. Keuntungan dari tipe emulsi ma menurut Voight,1995 adalah: 1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit 2. Memberi efek dingin terhadap kulit 3. Tidak menyumbat pori-pori kulit 4. Bersifat lembut 5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit.

2.4 Krim