Hasil Amplifikasi DNA Metode SYBR Green dengan Primer Sapi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Hasil Amplifikasi DNA Metode SYBR Green dengan Primer Sapi

Amplifikasi DNA dilakukan dengan beberapa percobaan dengan cara memodifikasi program proses amplifikasi yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal dalam amplifikasi. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi suhu annealing yaitu pada suhu 60 o C, 62 o C, 64 o C, dan 65 o C. Dari percobaan tersebut didapatkan hasil amplifikasi DNA yang terbaik yaitu pada suhu 65 o C yang dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4. Kurva Amplifikasi dengan Metode SYBR Green Menggunakan Primer Sapi Keterangan : DS = Daging sapi; GS = Gelatin Sapi; GB = Gelatin Babi; DB = Daging Babi; NTC = No Template Control; dan CP = Crossing Point Pada gambar 4.4, nilai CP hasil amplifikasi DNA daging sapi dan DNA gelatin sapi masing-masing adalah 14,21 dan 20,01. Secara teoritis, seharusnya nilai CP pada DNA gelatin sapi lebih kecil dibandingkan DNA daging sapi karena konsentrasi DNA gelatin sapi yang digunakan lebih tinggi dibanding DNA daging sapi. Hal ini dapat dikarenakan DNA pada gelatin memiliki nilai kemurnian yang rendah yaitu 1,5 dimana terlalu banyak pengotor protein pada isolat DNA gelatin. Nilai kemurnia 1,5 memiliki perbandingan persentase protein dan asam nukleat yaitu 80 dan 20 Glasel, 1995. Oleh karena itu jumlah DNA yang teramplifikasi pada DNA gelatin sapi lebih sedikit dibandingkan pada DNA daging sapi. Selain itu, pada gelatin banyak DNA yang terfragmentasi. Fragmentasi DNA dapat terjadi dikarenakan gelatin merupakan produk olahan dari kolagen. Semakin banyak jumlah DNA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terfragmentasi, semakin kecil situs DNA target yang teramplifikasi Edward et al., 1996. Berdasarkan hasil kurva amplifikasi yang terdapat pada gambar 4.4, DNA daging babi, DNA gelatin babi, dan NTC tidak mengalami kenaikan kurva amplifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa metode SYBR Green dengan primer sapi dapat mengamplifikasi DNA sapi secara spesifik. Spesifisitas proses amplifikasi menggunakan SYBR Green dapat dianalisa melalui Melting peaks. Proses amplifikasi yang spesifik akan menghasilkan satu jenis puncak dengan nilai Tm yang sama. Pada gambar 4.5, DNA daging sapi dan DNA gelatin sapi memiliki nilai Tm yang sama yaitu pada suhu 78 o C. Nilai Tm tersebut merupakan Tm DNA target amplifikasi. Namun, pada DNA daging sapi, muncul puncak Tm lainnya yaitu 81,78 yang menunjukkann telah terbentuknya produk amplifikasi yang nonspesifik. Pada daging babi, gelatin babi, dan NTC tidak muncul puncak Tm yang menunjukkan bahwa tidak terjadi mis-priming ataupun primer-dimer. Primer-dimer adalah terbentuknya struktur sekunder yang disebabkan karena menempelnya sesama primer sejenis ataupun primer yang tidak sejenis seperti antara primer forward dengan komplemen primer reverse. Sedangkan mis-priming adalah penempelan primer diluar sekuen DNA target Ponchel, 2007. Gambar 4.5. Melting Peaks Hasil Amplifikasi dengan Metode SYBR Green Menggunakan Primer Sapi Keterangan : DS = Daging sapi; GS = Gelatin Sapi; GB = Gelatin Babi; DB = Daging Babi; NTC = No Template Control UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian ini, proses amplifikasi dilakukan modifikasi suhu annealing karena terdapat perbedaan jauh nilai Tm teoritis pada primer forward sapi dan Tm pada primer reverse sapi sesuai dengan perhitungan pada lampiran 4, yakni 60 o C dan 70 o C. Nilai Tm primer akan mempengaruhi suhu annealing. Apabila suhu annealing yang terlalu rendah dan tidak tepat, dapat menyebabkan primer menempel dengan DNA secara tidak spesifik sehingga dapat menyebabkan kesalahan analisis. Menurut Scmittgen 2007 pasangan primer yang baik adalah kedua primer memiliki perbedaan nilai Tm tidak lebih dari 2 o C. Berdasarkan Rahmawati 2012, optimasi suhu annealing dengan metode gradien PCR pada primer sapi yang sama dengan penelitian ini didapatkan hasil suhu optimal 60 o C Lampiran 5. Namun, setelah dilakukan amplifikasi dengan suhu annealing 60 o C, terjadi amplifikasi pada DNA nontarget seperti DNA yang mengandung babi maupun NTC No Template Control. Hal ini diduga terjadi karena suhu annealing yang digunakan terlalu rendah bagi primer reverse yang memiliki Tm 70 o C, sehingga terjadi mis-priming atau primer-dimer. Oleh karena itu optimasi dilakukan dengan meninggikan suhu annealing. Setelah dilakukan amplifikasi pada suhu annealing 62 o C, 64 o C, dan 65 o C, didapatkan suhu yang paling baik untuk amplifikasi DNA dengan metode SYBR Green pada primer sapi ini adalah 65 o C. Pada suhu ini, hanya DNA yang mengandung sapi saja yang dapat teramplifikasi Gambar 4.4. Sedangkan menggunakan suhu annealing 60 o C, 62 o C, dan 64 o C terjadi amplifikasi pada semua DNA baik DNA yang mengandung sapi, mengandung babi, ataupun pada NTC No Template Control yang tidak mengandung DNA Lampiran 7-9.

b. Hasil Amplifikasi DNA Metode SYBR Green dengan Primer Babi

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Analisis Cemaran Daging Babi Pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

3 16 72

Deteksi DNA Babi dan DNA Sapi dengan Menggunakan Metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

1 9 66

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Menggunakan Real- Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe.

1 51 86

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Amplifikasi DNA Leptospira dengan menggunakan metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

2 24 64

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

Perbandingan Metode SYBR Green dan Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan Babi Menggunakan Real Time PCR

0 0 8