4. Kebijakan Akuntansi Piutang
Untuk dapat memastikan piutang pada PT. BGR dapat mencapai target yang telah direncanakan oleh PT. BGR yaitu agar piutang tak tertagih dapat
diminimalisasikan, PT. BGR mengadakan beberapa kebijakan secara akuntansi maupun administratif sebagai berikut :
1. Perencanaan melalui penyusunan anggaran piutang yang dilakukan
perusahaan. Perusahaan menetapkan piutang yang akan diberikan kepada debitur dan memiliki ketentuan berapa banyak piutang yang
harus dapat ditagih per tahunnya. PT. BGR menganggarkan 11,25 dari piutang yang dianggarkan dalam setahun harus tercapai per bulannya.
Penagihan yang dilakukan dengan 2 cara yaitu : a.
Transfer ke Bank yang telah ditunjuk oleh PT. BGR yang dalam hal ini disebut dengan rekening A atau rekening kantor pusat yang
merupakan rekening giro bank milik kantor pusat yang dibuka pada cabang yang kewenangan penggunaannya berada pada kantor pusat.
Secara administrative rekening A merupakan rekening bank milik kantor cabang.
b. Pembayaran melalui cek yang langsung disetorkan kepada
perusahaan atau melalui kolektor yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Dalam hal ini dapat timbul kemungkinan terlambatnya
piutang disetorkan oleh kolektor ke rekening A karena ditangguhkan oleh kolektor.
2. Pengawasan terhadap pencatatan piutang, yaitu menggunakan nomor
urut piutang yang memudahkan pengawasan terhadap piutang dari
Universitas Sumatera Utara
masing-masing debitur serta menggunakan sistem komputerisasi dalam pencatatannya. Melalui pengambilan data langsug dari bukti asli dan
memasukkannya ke dalam jurnal pada sistem. Piutang
xxxx PPn
xxxx Pendapatan
xxxx 3.
Pengawasan terhadap piutang tak tertagih Pada PT. BGR pengawasan piutang tak tertagih adalah dengan
melakukan penyisihan piutang berdasarkan analisis umur piutang dengan persentase sebagai berikut :
Umur Piutang Melebihi Jatuh Temponya
Persentase Penyisihan Kerugian Piutang Tak Tertagih
1-360 hari Diatas 361 – 720 hari
50 Diatas 720 hari
100
Kerugian piutang tak tertagih ini nantinya akan dibebankan ke labarugi dengan pembentukan penyisihan piutang tak tertagih yang merupakan
rekening off set bagi perusahaan. Dalam pengawasannya terhadap piutang yang tak tertagih, PT. BGR
Cabang Medan juga mengajukan permohonan kepada KP2LN Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara untuk mendapatkan bantuan agar
piutang tersebut dapat ditagih kembali. KP2LN akan menerbitkan
Universitas Sumatera Utara
pernyataan tak tertagih yang kemudian akan dikirim kepada Dewan Direksi. Setelah sampai kepada Dewan Direksi, maka Dewan Direksi
akan mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa piutang tersebut secara resmi tidak dapat ditagih kembali. Kemudian, surat
tersebut ditembuskan ke bagian akuntansi cabang yang bersangkutan dan akan dijurnal sebagai berikut :
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxxx
Piutang xxxx
4. Pemantauan terhadap piutang yang di dapat per tahunnya. Jika per
bulannya bias didapatkan sesuai dari anggaran piutang per tahun, maka dianggap hasil dari piutang sesuai dengan apa yang direncanakan
dianggarkan. 5.
Struktur organisasi pada PT. BGR Cabang Medan memisahkan pelaksanaan tugas sehingga karyawan dapat memahami sejauh mana
tanggung jawab dan wewenang yang dimilikinya.
5. Pengawasan Piutang Pada PT. BGR Cabang Medan