Analisis Hasil Observasi Kelas

Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Data Hasil Wawancara

Setelah menganalisis hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di sekolah tersebut, diperoleh informasi sebagai berikut. 1. Guru yang mengajar IPA khusunya fisika bukan berlatar belakang pendidikan fisika ataupun pendidikan luar biasa, sehingga guru terkadang mengalami kesulitan dalam menentukan seluas apa materi yang akan disampaikan dan dengan menggunakan metoda apa yang tepat untuk mengajarkannya. 2. Guru tidak pernah mengajak siswa untuk melakukan praktikum. Penggunaan alat peraga pun hanya digunakan sebagai media demonstrasi. Sehingga kebermaknaan belajar siswa kurang. 3. Siswa terkadang antusias dan aktif bertanya ketika diberikan fenomena sehari- hari dan mengamatinya tinggi ketika demonstrasi. 4. Tidak adanya buku paket khusus untuk siswa tunarungu menjadikan guru kesulitan dalam menentukan keluasan dan kedalaman materi yang akan disampaikan, siswa pun tidak memiliki buku pegangan untuk mereka baca. 5. Konsep yang abstrak menjadi permasalahan dalam menyampaikan materi. Terkadang guru mencari kesamaan konsep yang abstrak tersebut dengan fenomena atau konsep yang sudah tertanam pada siswa. Bila hal ini masih membuat siswa kebingungan, pengulanganreview materi dilakukan beberapa kali sampai siswa benar-benar faham. 6. Penurunan KKM dari standar yang diharapkan KKM standar biasanya 70,0 memang tercapai oleh beberapa siswa. Meskipun batas KKM telah diturunkan seharusnya bobot materinya pun tidak direndahkan.

3. Analisis Hasil Observasi Kelas

Dari hasil observasi kelas, peneliti mendapatkan informasi bahwa: 1. Pembelajaran yang dilakukan di kelas didominasi oleh guru, dengan metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dibantu dengan papan tulis sebagai media. Guru belum pernah menggunakan metoda praktikumpercobaan. Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guru sering meminta siswa menyalin tulisan materi yang sudah ditulis guru di papan tulis. 2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan pengetahuan awalnya. 3. Guru lebih menekankan pada penyampaian materi pembelajaran secara utuh tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada di sekitarnya. Lampiran C.1 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM Pertemuan ke- : Haritanggal : Pukul : Teknik penelitian : Tempat : Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan Tahap Pendahuluan Tahap Intipenyajian Tahap Penutup Kesan dan Komentar: Lampiran C.2.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN I Petunjuk : Berilah tanda cheklist √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan. No Aktivitas Guru Keterlaksanaan Aspek KPS Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan Ya Tidak Ya Tidak Pendahuluan 10 ’ 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam 2 Memeriksa kehadiran siswa Merespon ketika namanya disebutkan 3 Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang getaran dan memperlihatkan fenomena gempa bumi. Mengamati Memperhatikan dan mengamati apersepsi yang diberikan guru melalui gambar yang diberikan Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru 4 Kemudian guru melakukan konsepsi awal dengan mengajukan pertanyaan dan demonstrasi serta menggambar lintasan getaran penggaris. 5 Menjelaskan topik serta tujuan Lampiran C.2.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 75 ’ 6 Membimbing siswa dengan melakukan demonstrasi bandul sederhana. Mengamati Mengamati dan memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. 7 Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan demonstrasi. Berkomunikasi Memberikan tanggapan dari pertanyaan yang diberikan guru. 8 Membimbing siswa dengan melakukan demonstrasi kedua bandul sederhana. Mengamati Ikut melakukan demonstrasi yang dicontohkan guru. 9 Membimbing siswa untuk menentukan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru dengan beberapa pertanyaan arahan. Membuat hipotesis. Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 10 Menuliskan contoh perkiraan jawaban pada papan tulis. Memprediksi Menjawab perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 11 Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Membentuk kelompok. 12 Menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan.  Merencanakan percobaan.  Menggunakan alat dan bahan. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah- langkah percobaan. 13 Selama percobaan berlangsung,  Merencanakan Menganalisis dan menjawab Lampiran C.2.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan. percobaan.  Menggunakan alat dan bahan. pertanyaan dari LKS. 14 Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menjelaskan laporannya di depan kelas.  Interpretasi data  Berkomunikasi Salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil dari percobaan kelompoknya. 15 Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang berada di depan kelas. Mengajukan pertanyaan Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari kelompok yang maju ke depan kelas 17 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan. Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang dicontohkan. 16 Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan terhadap kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Penutup 5’ 17 Mempersilakan siswa jika ada yang Mengajukan Mengajukan pertanyaan berkaitan Lampiran C.2.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ingin bertanya. pertanyaan tentang pelajaran hari ini. 18 Membimbing siswa untuk merefleksikan pembelajaran hari ini. Berkomunikasi Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini. 19 Memberi tugas mandiri dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Bandung, 2013 Observer ------------------------------------------------- Lampiran C.2.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN II Petunjuk : Berilah tanda cheklist √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan. N o Aktivitas Guru Keterlaksanaan Aspek KPS Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan Ya Tidak Ya Tidak Pendahuluan 5’ 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam 2 Memeriksa kehadiran siswa Merespon ketika namanya disebutkan 3 Mengulas pelajaran pertemuan sebelumnya dan melakukan apersepsi dengan menanyai siswa tentang materi tersebut. Menerapkan konsep Memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru. 4 Menjelaskan topik serta tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 80’ 5 Menampilkan animasi gempa bumi, kemudian menanyakan yang terjadi pada fenomena gempa bumi kepada siswa Mengamati Mengamati animasi Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 6 Memotivasi siswa dengan menyebutkan contoh gelombang yang ada di sekitar kita. 7 Melakukan demonstrasi dengan Mengamati Mengamati demonstrasi dan Lampiran C.2.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menggunakan slinki kemudian meminta salah satu siswa menggambar bentuk gelombangnya di papan tulis. memperhatikan bentuk gelombang yang digambar temannya di papan tulis. 8 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah cepat rambat gelombang terhadap perubahan panjang slinki. 9 Membimbing siswa untuk menentukan perkiraan jawaban hipotesis dari permasalahan pertama yang diberikan guru dengan beberapa pertanyaan arahan.  Membuat hipotesis  Memprediksi Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 1 Meminta 2 orang siswa melakukan demonstrasi untuk memperkirakan jawaban dari permasalahan kedua.  Membuat hipotesis  Memprediksi Melakukan demonstrasi dan menanggapi pertanyaan yang diberikan guru. Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 1 1 Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Membentuk kelompok. 1 2 Membagikan lembar kerja siswa LKS dan menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan.  Merencanakan percobaan. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis pada LKS. Lampiran C.2.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 3 Selama percobaan berlangsung, guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan.  Menggunakan alat dan bahan. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan. 1 4 Membimbing siswa menganalisis hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS. Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS. 1 5 Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menjelaskan laporannya.  Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan hasil dari percobaan kelompoknya. 1 6 Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. Mengajukan pertanyaan Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. 1 7 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan. Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang dicontohkan. 1 8 Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan terhadap kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Penutup 5’ Lampiran C.2.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 9 Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya. Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan berkaitan tentang pelajaran hari ini. 2 Membimbing siswa untuk merefleksikan pembelajaran hari ini. Berkomunikasi Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini. 2 1 Memberi tugas mandiri dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam Bandung, 2013 Observer ------------------------------------------------- Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN III Petunjuk : Berilah tanda cheklist √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan. No Aktivitas Guru Keterlaksanaan Aspek KPS Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan Ya Tidak Ya Tidak Pendahuluan 5’ 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam 2 Memeriksa kehadiran siswa Merespon ketika namanya disebutkan 3 Mengulas pelajaran pertemuan sebelumnya dan melakukan apersepsi dengan menanyai siswa tentang materi tersebut. Menerapkan konsep Memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru. 4 Menjelaskan topik serta tujuan Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 80’ 5 Guru menanyakan tentang fenomena pelangi dan bagaimana terbentuknya. Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 6 Memotivasi siswa dengan menyebutkan sifat-sifat gelombang yang ada di sekitar kita. 7 Guru menampilkan gambar kemudian membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Mengamati Mengamati gambar yang ditampilkan guru. Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 8 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dispersi dan refraksi gelombang. Membuat hipotesis Memprediksi Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9 Membimbing siswa untuk menentukan perkiraan jawaban hipotesis dari permasalahan pertama yang diberikan guru dengan beberapa pertanyaan arahan.  Membuat hipotesis  Memprediksi Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 10 Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Merencanakan percobaan. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis pada LKS. 11 Membagikan lembar kerja siswa LKS dan menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan. Menggunakan alat dan bahan. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan. 12 Selama percobaan berlangsung, guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan. Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS. 13 Membimbing siswa menganalisis Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS. hasil dari percobaan kelompoknya. 14 Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menjelaskan laporannya. Mengajukan pertanyaan Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. 15 Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang dicontohkan. 16 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan. 17 Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengarahan terhadap kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Penutup 5’ 18 Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan berkaitan tentang pelajaran hari ini. 19 Membimbing siswa untuk merefleksikan pembelajaran hari ini. Berkomunikasi Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini. 20 Memberi tugas mandiri dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam Bandung, 2013 Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN III Petunjuk : Berilah tanda cheklist √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan. No Aktivitas Guru Keterlaksanaan Aspek KPS Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan Ya Tidak Ya Tidak Pendahuluan 5’ 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam 2 Memeriksa kehadiran siswa Merespon ketika namanya disebutkan 3 Mengulas pelajaran pertemuan sebelumnya dan melakukan apersepsi dengan menanyai siswa tentang materi tersebut. Menerapkan konsep Memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru. 4 Menjelaskan topik serta tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 80’ 5 Guru menanyakan tentang fenomena pelangi dan bagaimana terbentuknya. Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 6 Memotivasi siswa dengan menyebutkan sifat-sifat gelombang yang ada di sekitar kita. Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Guru menampilkan gambar kemudian membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Mengamati Mengamati gambar yang ditampilkan guru. Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 8 Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dispersi dan refraksi gelombang. Membuat hipotesis Memprediksi Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru 9 Membimbing siswa untuk menentukan perkiraan jawaban hipotesis dari permasalahan pertama yang diberikan guru dengan beberapa pertanyaan arahan.  Membuat hipotesis  Memprediksi Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 10 Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Merencanakan percobaan. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis pada LKS. 11 Membagikan lembar kerja siswa LKS dan menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan. Menggunakan alat dan bahan. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan. 12 Selama percobaan berlangsung, guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan. Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS. 13 Membimbing siswa menganalisis Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS. hasil dari percobaan kelompoknya. 14 Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menjelaskan laporannya. Mengajukan pertanyaan Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. 15 Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang dicontohkan. 16 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan. 17 Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan terhadap kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Penutup 5’ 18 Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya. Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan berkaitan tentang pelajaran hari ini. 19 Membimbing siswa untuk merefleksikan pembelajaran hari Berkomunikasi Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini. Lampiran C.2.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ini. 20 Memberi tugas mandiri dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam Bandung, 2013 Observer ------------------------------------------------- Lampiran C.2.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN IV Petunjuk : Berilah tanda cheklist √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan. No Aktivitas Guru Keterlaksanaan Aspek KPS Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan Ya Tidak Ya Tidak Pendahuluan 5’ 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Menjawab salam 2 Memeriksa kehadiran siswa Merespon ketika namanya disebutkan 3 Mengulas pelajaran pertemuan sebelumnya dan melakukan apersepsi dengan menanyai siswa tentang materi sebelumnya. Menerapkan konsep Memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru. 4 Menjelaskan topik serta tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 70’ 5 Guru menanyakan tentang fenomena perahu pada ombak laut. Berkomunikasi Menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. 6 Memotivasi siswa dengan menanyakan muatan apa yang dibawa gelombang ketika merambat? Lampiran C.2.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Membimbing siswa mengidentifikasi permasalahan yang akan dipecahkan siswa Membuat hipotesis Memprediksi Menanggapi pertanyaan yang diberikan guru 8 Membimbing siswa untuk menentukan perkiraan jawaban hipotesis dari permasalahan yang diberikan guru. Membuat hipotesis Memprediksi Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru. 9 Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Merencanakan percobaan. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis pada LKS. 10 Membagikan lembar kerja siswa LKS dan menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan. Menggunakan alat dan bahan. Melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan. 11 Selama percobaan berlangsung, guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan. Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS. 12 Membimbing siswa menganalisis hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS. Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan hasil dari percobaan kelompoknya. 13 Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menjelaskan laporannya. Mengajukan pertanyaan Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari kelompok yang Lampiran C.2.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempresentasikan hasil percobaannya. 14 Memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya. Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang dicontohkan. 15 Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan. 16 Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan terhadap kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Penutup 15’ 17 Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya. Berkomunikasi Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini. 18 Membimbing siswa untuk merefleksikan pembelajaran hari ini. 19 Membimbing siswa untuk merefleksikan semua materi getaran dan gelombang. 20 Menginfokan bahwa materi getaran Menjawab salam Lampiran C.2.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan gelombang telah selesai dan akan diadakan ulangannya dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Bandung, 2013 Observer ------------------------------------------------- Lampiran C.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENILAIAN PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Pertemuan ke- Observer Aspek KPS yang Diobservasi Orientasi Merumuskan Masalah Membuat hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Merumuskan Kesimpulan Indi 1 Indi 2 Indi 3 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi Indi 1 Indi 2 Pertama Satu Dua Kedua Satu Dua Ketiga Satu Dua Keempat Satu Dua Lampiran C.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INDIKATOR KETERLAKSANAAN TAHAPAN INKUIRI TERBIMBING Tahapan Inkuiri Indikator Keterlaksanaan Orientasi 1 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa. 2 Melakukan apersepsi kepada siswa dan menarik konsepsi awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan. 3 Memberikan motivasi kepada siswa. Merumuskan Masalah 1 Membimbing siswa merumuskan masalah dengan demonstrasi atau menampilkan gambar animasi fenomena. 2 Membimbing siswa untuk mencari jawaban masalah. Membuat hipotesis 1 Membimbing siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan jawaban masalah yang diberikan. 2 Membimbing siswa membuat kalimat hipotesis. Mengumpulkan 1 Mengarahkan siswa untuk melakukan percobaanpengamatan. Lampiran C.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data 2 Membimbing siswa mengumpulkan dan menganalisis data hasil percobaan. Menguji Hipotesis 1 Membimbing siswa menghubungkan hasil percobaan dengan hipotesis. Merumuskan Kesimpulan 1 Meminta siswa untuk merefrleksikanmendeskripsikan hasil temuan berdasarkan pengujian hipotesis. 2 Menjelaskan dan mengoreksi data mana yang relevanbaikbenar. Catatan 100 kegiatan a terlaksan yang kegiatan model naan keterlaksa     Lampiran C.4 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan ke- Nama Siswa Aspek KPS yang Diobservasi Mengamati Menafsirkan Pengamatan Meramalkan Merencanakan Percobaan Melakukan Percobaan Berkomunikasi Mengajukan Pertanyaan Pertama Alen Reni Risa Saliha Kedua Alen Reni Risa Saliha Ketiga Alen Reni Risa Saliha Lampiran C.4 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keempat Alen Reni Risa Saliha RUBRIK PENILAIAN KPS PADA OBSERVASI KBM Aspek KPS Indikator Penilaian KPS Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Mengamati - Menggunakan indera - Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan - Mencari persamaan dan perbedaan. - Menggunakan indera - Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Menggunakan indera Meramalkan - Mengemukakan hipotesis dari hasil pengamatan demonstrasi. - Mengemukakan hipotesis untuk percobaan yang belum dilakukan. - Mengemukakan hipotesis dari hasil pengamatan demonstrasi. Hanya mengamati percobaan. Merencanakan Percobaan - Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis. - Mengikuti cara dan langkah-langkah kerja - Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis. - Mengikuti cara dan langkah-langkah Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis. Lampiran C.4 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan sistematis. - Menentukan bagaimana mengolah hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan. kerja. Menggunakan alat dan bahan - Menyebutkan alat dan bahan. - Mengetahui kegunaan alat dan bahan. - Menggunakan alat dan bahan dengan benar. - Menyebutkan alat dan bahan. - Mengetahui kegunaan alat dan bahan. Menyebutkan alat dan bahan. Menafsirkan data - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Menggambar grafik dari data pada tabel per 12 - Menganalisis perubahan yang terjadi per 34 - Menjelaskan hubungan hasil-hasil pengamatan dari grafik yang dibuat per 12 - Menarik kesimpulan dari data tersebut - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Menggambar grafik dari data pada tabel per 12 - Menganalisis perubahan yang terjadi per 34 Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Berkomunikasi - Membuat kesimpulan dari hasil percobaan. - Menyusun kesimpulan dari hasil Menyusun kesimpulan Lampiran C.4 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan. - Menyampaikan laporan secara sistematis di depan kelas. percobaan. - Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan. dari hasil percobaan. Mengajukan Pertanyaan - Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa untuk meminta penjelasan. - mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa untuk meminta penjelasan. Memberi tanggapan seperti bertanya. Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FORMAT WAWANCARA DENGAN GURU 1. Pada fase membut hipotesis dan membuat kesimpulan, guru yang berinisiatif memberikan langsung hipotesis dan kesimpulan itu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah karena siswa tidak mau menjawab? 2. Mengapa pada pertemuan pertama pada fase orientasi ketika guru meminta konsepsi awal, siswa tidak memberikan tanggapan? 3. Menurut ibu konsep apa yang menjadi konsep abstrak bagi siswa selama KBM ini? Mengapa hal itu menjadi abstrak pada siswa? 4. Pada pertemuan ketiga, mengapa fase membuat hipotesis tidak terlakasana kembali bu? 5. Masih pada pertemuan ketiga, membuat kesimpulan pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengapa hal itu bisa terjadi? 6. Pertemuan keempat mendapatkan prosentase keterlaksanaan yang sangat besar dan semua fase pembelajaran terlaksana. Mengapa bisa hal itu terjadi bu? 7. Tapi masih ada saja fase yang tidak terlaksana pada pertemuan keempat, menurut ibu apa kendalanya? 8. Dalam LKS siswa diminta membuat grafik dari data yang mereka peroleh melalui percobaan. Apakah mereka sudah pernah membuat dan membaca grafik sebelumnya? Lampiran C.6 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FORMAT ANGKET DENGAN SISWA Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit? 2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? 3 Apakah kamu pernah bosan atau mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa? 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa? 5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara 6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi? 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi? 3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaanmu tentang terbentuknya pelangi? Menginterpretasi data Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau grafik? Bila bisa bagaimana menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa? Mengajukan Pertanyaan 1 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa? 2 Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan guru, kepada siapakah kamu bertanya? Mengapa? 3 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa? 4 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa? Berkomunikasi 1 Saat di kelas XI, kamu pernah melakukan percobaan dengan reflaksi atau pembelokan cahaya dengan menggunakan pinsil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air, seperti gambar di samping. Masih ingat kah? Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pinsil akan tampak bengkok atau patah, padahal sebenarnya pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi? 2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi dengan teman sekelasmu? Mengapa? 3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa? Lampiran C.6 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk melakukan praktikum dengan menggunakan alat? Praktikum apa? 2 Apakah guru pernah menjelaskan bagaimana petunjuk melakukan praktikum? Misalnya praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut? 3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut ataukah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa? Mengamati 1 Ketika gurumu menampilkan sebuah gambar dari fenomena alam misalnya akibat gempa bumi yang akan dipelajari oleh kalian, apa yang akan kamu lakukan terhadap gambar tersebut? 2 Lihat gambar akibat gempa bumi di samping: Jelaskan apa yang kalian lihat 3 Dapatkah kalian membedakan kedua gambar di samping ini? Jelaskan perbedaannya Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya? 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan? 3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas? 4 Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa? 5 Fenomena getaran penggaris Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM Pertemuan : Pertama Hari : Kamis, 17 Januari 2013 Pukul : pukul 09.45 sd 11.45 Teknik Penelitian : Observasi Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan Tahap Pendahuluan 1. Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dengan meletakkan telunjuk tangan di bawah mulut agar siswa memperhatikan dan membaca kata yang keluar dari bibir guru. Lalu melihat siswanya hadir semua, guru tidak perlu mengabsen mereka. 2. Kemudian guru menanyakan apakah ada siswa yang pernah bermain ayunan? 3. Kemudian guru menanyakan kembali, apa yang kalian lakukan agar ayunan ini bergerak? Karena yang dilihat hanya satu siswa yang menjawab, guru kemudian menanyai satu-satu ke siswa. 4. Kemudian guru menanyakan kembali, bagimana gerakkannya? 5. Kemudian guru mengambil penggaris dan menggetarkannya di atas meja. Kemudian guru 1. Siswa memperhatikan apa yang diucapkan guru ucapan salam, setelah itu siswa menjawab salam dengan akulturasi yang dapat ditangkap maksudnya. 2. Menjawab pertanyaan guru dengan anggukan, namun ada siswa yang diam saja tapi memperhatikan pertanyaan yang dilontarkan guru. 3. Siswa ada yang menjawab Saliha dengan mendorong. Selanjutnya siswa lainnya pun ikut menjawab yang sama dengan jawaban Saliha. 4. Pada pertanyaan ini, jawaban siswa beragam. Ada yang menjawab maju mundur Risa, Reni, jawaban berayun Saliha, danada siswa yang tidak menjawab Alen tapi masih Apersepsi dan konsepsi awal dapat ditangkap siswa dengan baik, terbukti dengan aktifnya siswa menanggapi setiap pertanyaan guru. Ayunan yang menjadi apersepsi dan getaran penggaris yang menjadi konsepsi awal dapat dimengerti siswa. Hal ini dimungkinkan karena siswa seringpernah Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menanyai siswa, Jika sebuah penggaris disimpangkan, bagaimana bentuk gerakkannya? Kemudian menanyakan kembali, bagaimana bentuk lintasannya? 6. Lalu guru menunjukkan pergerakan penggaris dengan pelan. bagian mana yang paling sering dilewatinya? Guru menanyakan satu-satu kepada siswa. Kemudian guru mengkoreksi dan menunjukkan posisi seimbang yang benar dari penggaris yang bergetar. 7. Guru menanyakan kembali untuk menggambil konsepsi awal siswa tentang getaran. Berarti, apa yang dimaksud dengan getaran? Kemudian guru mengkoreksi dan menggabungkan jawaban konsepsi awal siswa. 8. Setelah itu guru menjelaskan materi dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan hari ini. memperhatikan pertanyaan yang dilontarkan guru. 5. Siswa menjawab naik turun Saliha, Reni, Risa. Ada siswa yang hanya diam tapi memperhatikan Alen. 6. Semua siswa menunjuk bagian gerakkan penggaris tsb. Alen dan Risa menunjuk tidak pada posisi yang benar. 7. Siswa ada yang menjawab, gerakkannya naik turun Reni, Alen, Risa, melewati posisi diamnya Saliha. 8. Siswa hanya memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru. melihat fenomena tsb. Tahap Inti Penyajian 9. Guru melakukan demonstrasi gerak bandul sederhana, kemudian menjelaskan bahwa gerakkan bandul, gerakkan ayunan, dan gerakkan penggaris sama, maka bandul bisa bergetar juga dan mempunyai titik seimbangnya. Penyebab bandul bergerak adalah getaran. 10. Kemudian masih dengan memegang bandul sederhana, guru menunjuk pada bandul yang diam 9. Siswa memperhatikan dengan seksama demonstrasi yang dilakukan guru dan menyimak penjelasan dari guru. 10. Alat dan bahan telah terpasang dan telah dibagi per kelompok siswa. Sehingga ketika guru melakukan demonstrasi dengan menggubah panjang tali dan sudut simpangnnya, siswa ikut mempraktekkannya. 15. Harapan guru, siswa dapat membuat hipotesis seperti, “Bila sudut simpangan diubah, waktu getarnya pun akan berubah” atau “Bila panjang tali Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan menjelaskan bandul tsb diam di titik seimbangnya. Kemudian bandul tsb ditarik, dan guru menjelaskan jarak posisi bandul setelah ditarik dari posisi diamnya. 11. Kemudian guru merubah panjang tali bandul tsb menjadi 10 cm dan 15 cm, dan menggetarkannya. Dari demonstrasi tsb, lalu guru menanyakan bandul manakah yang akan bergerak bolak-balik lebih lama? 12. Kemudian guru membuat tetap tali bandul tsb tapi merubah sudut simpangannya sembarang 10 dan menggetarkannya. Dari demonstrasi tsb, lalu guru menanyakan bagaimana dengan gerak bolak-balik bandulnya? 13. Kemudian dari kedua demonstrasi tsb, guru menanyai siswa apakah ada pengaruh sudut simpangan dan panjang tali yang diubah-ubah sebagai pertanyaan permasalhan yang mengarah agar siswa dapat membuat hipotesis. 14. Kurang puas dengan hipotesis yang dibuat siswa, guru menanyakan kembali dengan pertanyaan, “Bila sudut simpangan diperbesar bagaimana waktu getarnya? Bila tali bandul diperpanjang, bagaimana waktu getarnya” 15. Sehingga bagimana waktu getarnya bila sudut simpangan dan tali bandul diubah-ubah? 11. Siswa semuanya dengan ragu-ragu menjawab, bandul yang bergerak lebih lama ialah bandul yang panjang talinya lebih panjang. 12. Tidak ada satu pun siswa menjawab ataupun memberi tanggapan. 13. Siswa memberi tanggapan “ada”. 14. Siswa menjawab, menjadi lama. 15. Siswa hanya menjawab “ada” dan “berubah”. Kata itu saja yang terucap oleh siswa. 16. Siswa berkumpul bersama kelompoknya. 17. Siswa memperhatikan dan membaca LKS yang diberikan guru. Kemudian siswa memegang peralatan yang telah disediakan. Serta memperhatikan petunjuk dari guru. 18. Siswa tiap kelompok membagi kerja kelompok. Satu orang ada yang menyimpangkan bandul dan menghitung 10 kali getaran bolak-balik, dan orang lainnya mengukur waktu dengan menggunakan stopwatch. Sebelum menggetarkan bandul, semua siswa tiap kelompok bersama-sama mengukur panjang bandul menggunakan penggaris. 19. Data yang di dapat siswa terlampau jauh. Sehingga siswa mengulang kembali percobaannya. diperpanjang, waktu getarnya akan semakin lama” 27. Siswa terlihat masih belum bias menghubungkan hasil pengamatan dengan hasil pada tabel dan membuatnya menjadi kalimat kesimpulan. Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 16. menyimpulkan permasalahan yang akan dipelajari yaitu bagaimana gerakan bolak-balik atau gerak periodik bandul bila panjang bandul dan sudut simpangannya diubah-ubah? 17. Guru lalu membagi siswa menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama Alen dan Reni. Kelompok kedua Risa dan Saliha. 18. Guru membagikan lembar kerja siswa LKS. Guru mengarahkan menjelaskan langkah-langkah percobaan, menjelaskan apa yang akan diukur, diamati, serta alat dan bahan yang digunakan. 19. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan pertama. Guru meminta siswa untuk merubah panjang tali bandul dari 10 cm, 15 cm, dan 20 cm, dengan sudut simpangannya 10 . Lalu dengan menggunakan stopwatch, guru meminta siswa mengukur lama waktu untuk 10 kali getaran bolak balik. 20. Sambil melakukan percobaan, guru memeriksa data yang di dapat siswa. Guru meminta siswa mengulang kembali percobaan agar siswa paham dan mendapatkan data yang tidak terlampau jauh berbeda. 21. Guru meminta siswa menuliskan hasil yang didapatnya pada tabel pengamatan di LKS. Untuk 20. Setelah siswa mendapatkan hasil data yang benar, mereka memasukkan nilai yang didapat pada tabel pengamatan yang sebelumnya telah diberitahu oleh guru. Setelah itu, dengan cara yang sama siswa melakukan percobaan kembali dengan panjang bandul 15 cm dan 20 cm. 21. Siswa melakukan seperti percobaan pertama, hanya pada percobaan kedua yang diubah adalah sudut simpangan. Siswa menggunakan busur dengan teliti dan menyesuaikan dengan sudut yang diminta. Menggunakan stopwatch untuk mengukur 10 kali getaran, dan menggunakan penggaris untuk mengukur panjang amplitudo. 22. Setelah itu siswa merubah besar sudut simpangannya menjadi 8 dan 10 , mengukur panjang amplitudonya, lalu memasukkan nilainya ke tabel pengamatan di LKS. Siswa melihat kembali apakah ada data yang harus diperbaiki oleh guru. Ketika ada data yang ganjil siswa mengulang percobaan tsb 23. Siswa membaca pertanyaan LKS dan memberi tanggapan tidak mengerti. Setelah guru menjelaskan personal, siswa baru mengerti apa yang diminta pada soal. Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu panjang bandul 15 cm dan 20 cm, guru menyuruh siswa melakukan hal yang sama dengan sebelumnya. 22. Setelah percobaan pertama selesai, guru mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan kedua. Percobaan kedua guru meminta guru untuk merubah sudut simpangan bandul menjadi 6 dengan panjang bandul tetap 15 cm, mengukur waktu untuk 10 kali getaran bolak-balik, serta mengukur panjang amplutudo menggunakan penggaris. 23. Dengan cara yang sama, guru meminta siswa untuk merubah sudut simpangan menjadi 8 dan 10 . Sambil melakukan percobaan, khawatir seperti percobaan pertama terjadi kembali, guru mengoreksi data yang didapat siswa. Ketika mendapatkan keganjilan data, guru meminta siswa untuk mengulang percobaan tsb. 24. Setelah kedua percobaan selesai, guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan yang ada di LKS. Guru pun membimbing siswa menjawab pertanyaan tsb dengan diselingi pemberian materi tentang parameter getaran frekuensi, perioda, simpangan, amplitudo, dan mengisi tabel perioda dan frekuensi yang memerlukan perhitungan. 25. Guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan pada LKS dari no pertama sampai akhir, 24. Kelompok pertama yang banyak menjawab LKS adalah Reni sedangkan Alen memperhatikan jawaban yang dibuat Reni. Sesekali Alen membantu Reni menjawab soal. Kelompok kedua terlihat kompak dalam menjawab soal, baik Saliha ataupun Risa mereka bersama-sama menjawab soal. Untuk operasi matematika dasar seperti perkalian dan pembagian, siswa tidak mengalami kesulitan. Menggunakan kalkulator pun terlihat lihai. Sesekali terlihat siswa bertanya meminta petunjuk apa yang harus dijawab dari soal pada LKS. 25. Dalam membuat grafik, terlihat pertama kali siswa mengalami kebingunan dengan data yang akan diletakkan pada sumbu X dan sumbu Y. 26. Meskipun grafik yang dibuat tidak menunjukkan grafik linear, tapi siswa sudah dapat membuat grafik dasar dari data yang didapatkan. 27. Dibimbing oleh guru dari grafik yang telah dibuat, siswa dapat membuat kesimpulan, meskipun kesimpulan itu masih tertatih siswa membuatnya seperti dieja dan diarahkan guru. Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan menunjukkan apa yang harus diisi. 26. Pada soal yang meminta membuat grafik, guru membimbing siswa untuk memasukkan data pada tabel ke grafik sumbu XY kartesian. Setelah mengarahkan data yang dimasukkan pada sumbu XY, guru membimbing siswa untuk menghubungkan antara titik-titik pada sumbu XY sehingga terbentuk grafik garis. 27. Setelah LKS selesai diisi, guru membimbing per kelompok siswa untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, dan menuliskannya pada LKS. Guru menunjukkan kepada siswa hasil grafik yang telah dibuatnya. Guru mengarahkan siswa sampai siswa dapat membuat kesimpulan. 28. Guru meminta siswa menuliskan kesimpulannya dan meminta setiap kelompok menjelaskan di depan kelas hasil percobaannya. Dikarenakan waktu pelajaran telah ngaret dari waktu yang direncanakan, jadi guru meminta satu-satu tiap kelompok menjelaskan hasil percobaannya ke guru saja. 28. Siswa tidak ada yang mau maju ke depan kelas untuk menjelaskan percobaannya. Siswa hanya membuat kesimpulan dan menuliskannya pada LKS. Tahap Penutup 29. Di akhir pembelajaran, guru meminta siswa menyebutkan materi apa saja yang didapatkan hari ini dan percobaan yang dilakukan hari ini. 30. Guru menginformasikan materi pelajaran pertemuan selanjutnya kemudian menutup pembelajaran dengan 29. Siswa menjawab: Menggunakan bandul, amplitudo Reni, Alen Mengukur perioda, simpangan Saliha Membuat grafik, menggunakan sudut Risa 30. Siswa menjawab salam juga seperti di awal Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengucapkan salam seperti di awal pembukaan pelajaran. pelajaran. Kesan dan Komentar: Bila dilihat dari KBM, menurut peneliti materi yang disampaikan cukup banyak dan percobaan yang dilakukan juga terbilang tidak mudah untuk cakupan siswa SMALB. Ada 2 jenis percobaan yang dilakukan. Pertama menentukan besar perioda dan waktu getar dari panjang tali yang diubah-ubah. Yang kedua menentukan besar perioda dan waktu getar dari simpangan sudut yang diubah-ubah. Selain perioda ada juga frekuensi yang harus dicari. Banyaknya variabel ini yang akan membuat siswa kebingungan. Mungkin siswa dapat melakukan percobaan ini, tapi maksud dan tujuan kurang kena ke siswa. Padahal bila ingin agar siswa dapat mengerti parameter getaran perioda, frekuensi, simpangan cukup satu jenis percobaan, dan hanya satu variabel saja. Misalnya percobaan menghitung waktu getar dan perioda dalam 10 getaran atau menghitung banyak getaran dalam 15 detik untuk menentukan frekuensi. Meskipun tingkatan belajar siswa sudah setara SMA, namun konsep yang baru ditangkap siswa masih setara SMP bahkan di bawahnya. Selama pertemuan ini terlihat aspek mengamati siswa lebih banyak muncul. Hal ini terlihat dari seringnya siswa memberi tanggapan dari demonstrasivideoanimasi atau bahkan pertanyaan guru. Aspek menggunakan alat pun juga cukup bagus, namun masih ada kesalahan dalam membaca alat dan mengukur. Untuk mengetahui apa yang akan dicari dan diamati siswa sudah cukup bisa mengetahui, namun konsepnya yang belum tertangkap siswa. Dalam membuat hipotesis, kesulitan yang dialami siswa yaitu mengungkapkan hipotesisnya dalam sebuah kalimat. Namun bila hipotesisnya itu diarahkan dari pertanyaan-pertanyaan siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Maksud saya, misalnya guru mengarahkan dengan menyanyai “mana yang lebih lama waktu getarnya, bandul yang talinya pendek atau panjang?” Pertanyaan ini yang mengarah ke hipotesis dapat siswa jawab dengan mudah. Karena kesulitan siswa berasal dari kata dan kalimat, ada baiknya guru memberi contoh dalam membuat kalimat hipotesis. Misalnya, “bila panjang tali diubah menjadi panjang maka waktu getarnya akan lebih lama”. Hal ini pun terjadi juga ketika membuat kesimpulan. Kesimpulan harus berupa kalimat. Maka dari itu guru harus memberikan contoh membuat kalimat kesimpulan. Dalam menginterpretasi data dari data tabel menjadi grafik, sangat mudah siswa membuatnya. Mungkin pertama membuat siswa agak lupa. Namun setelah dibantu guru siswa mulai bisa melakukannya sendiri. Yang kurang tepat ketika membuat grafik yaitu Lampiran E.1.a Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guru kurang mengarahkan siswa dalam membuat skala grafik sehingga grafik yang digambar bentuknya kurang tepat. Yang menjadi kesulitan kembali yaitu siswa belum bisa menghubungkan grafik dengan hasil pengamatannya. Hal ini masih ada hubungannya dengan membuat kesimpulan, dan solusinya sama dengan membuat kesimpulan yaitu memberi contoh membuat kalimat. Keterampilan bertanya siswa memang tidak terlihat jelas. Sebab siswa tidak pernah melontarkan pertanyaan. Namun, siswa melontarkan kesulitannya dan kebingungannya dengan menggunakan isyarat non verbal. Misalnya dengan tatapan yang masih terlihat bingung dan seperti meminta penjelasan lebih detail. Atau sama sekali tidak memberi tanggapan padahal sangat memperhatikan dari awal sampai akhir. Kendala yang terlihat mengapa siswa tidak mengucapkan apa yang ingin ditanyakan yaitu siswa kesulitan bagaimana mengungkapkannya. Lagi-lagi tersangkut dengan kalimat dan kosahkata. Dalam mengkomunikasikan hasil percobaan sudah sangat baik meskipun masih malu-malu siswa mengungkapkannya, sehingga komunikasi yang terjadi bukanlah siswa dengan satu kelas tapi baru sebatas siswa dengan guru. Lampiran E.1.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM Pertemuan : Kedua Hari : Kamis, 14 Februari 2013 Pukul : pukul 09.45 sd 11.15 Teknik Penelitian : Observasi Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan Tahap Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam seperti pada pertemuan pertama. Lalu melihat satu siswanya tidak hadir, guru menanyakan penyebabnya kepada siswa lainnya. 2. Guru tidak melakukan apersepsi, guru hanya mengulas materi pada pertemuan pertama dengan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi pertemuan pertama. 3. Kemudian guru memulai fase konsepsi awal dengan menampilkan animasi gempa bumi serta menjelaskan simbol yang ada pada animasi tsb 4. Kemudian menyakan kepada siswa bila gempa bumi terjadi di titik A mengapa di titik B masih terasa getarannya. 5. Guru menyebutkan banyak contoh gelombang di 1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama. Lalu menjawab pertanyaan guru penyebab Alen tidak masuk sekolah. Hanya satu siswa Reni yang menjawab bahwa Alen sedang sakit. Siswa lainnya tidak tahu. 2. Siswa hanya menyimak dan sesekali menjawab pertanyaan dan mengikuti perkataan guru. 3. Siswa menyimak dan memperhatikan dengan detail gerak pada animasi tsb. 4. Siswa hanya menjawab setahu mereka. Yaitu ada yang menjawab, getarannya bergerak Saliha, ada yang hanya diam dan senyum-senyum Risa, dan ada yang menjawab ikut bergetar Reni. 5. Siswa hanya memperhatikan perkataan guru. Dan menggangguk ketika tahu contoh gelombang yang  Pertemuan kedua lebih singkat daripada pertemuan pertama. Waktu yang dibutuhkan pun tidak melebihi yang direncanakan. Lampiran E.1.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kehidupan sehari-hari. 6. Guru menjelaskan topik bahasan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari itu. disebutkan guru. 6. Siswa hanya memperhatikan perkataan guru. Tahap Inti Penyajian 7. Guru menggunakan slinki untuk mendemonstrasikan gelombang. Demonstrasi pertama tentang bentuk gelombang. Guru menyimpangkan slinki tsb ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk gelombang transversal, kemudian mendorong dan menarik slinki tsb ke depan dan ke belakang sehingga membentuk gelombang longitudinal. 8. Kemudian guru meminta dua orang siswa menggambar bentuk gelombang yang mereka lihat pada papan tulis. 9. Guru menjelaskan gambar yang dibentuk siswa. 10. Kemudian guru mengungkapkan permasalahan pada pertemuan hari ini yaitu apa perbedaan dari dua bentuk gelombang tersebut? Dan apa penyebabnya? 11. Guru membagikan lembar kerja siswa LKS dan menjelaskan langkah-langkah percobaan, serta mengarahkan siswa agar dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis. 12. Setelah itu, guru mempersilakan siswa untuk menggunakan slinki dan melakukan percobaan per 7. Siswa memperhatikan yang dikakukan guru dengan detail, dan seperti ingin mencobanya sendiri namun guru belum mempersilakannya. 8. Risa menggambar gelombang transversal dan Reni menggambar gelombang longitudinal. Gelombang yang digambar Risa sudah hampir benar, sedangkan gelombang yang digambar Reni tidak memperlihatkan bagian rapatan dan renggangan, semuanya hampir sama. Sehingga guru mengkoreksi gambar yang dibuat Reni. 9. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kedua gambar tersebut. Sepintas terlihat siswa dapat membedakan kedua bentuk gelombang tsb. 10. Siswa menjawab bentuk gelombang pertama berbukit dan lembah, bentuk gelombang kedua rapatan dan renggangan. Namun siswa terlihat berpikir ketika ditanya apa kira-kira penyebab perbedaan kedua gelombang tersebut. 11. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Sesekali mereka mengulang perkataan guru sebagai tanda mereka belum mengerti. 12. Siswa melakukan percobaan bersama teman  Percobaan yang dilakukan lebih simpel dari pertemuan pertama. Meskipun tetap ada dua kali percobaan. Sehingga siswa lebih mudah melakukan dan waktu mengerjakannya tidak terlalu lama  Dalam percobaan kedua, penulis berpendapat percobaan yang diambil kuranglah tepat sebab dalam percobaan tersebut siswa mengukur panjang dan Lampiran E.1.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelompok. 13. Setelah siswa mencoba membuat gelombang menggunakan slinki, guru menanyakan kembali apakah siswa sudah mengetahui perbedaan terbentuknya dua gelombang tsb ketika kalian menyimpangkannya? Untuk memperkuat jawaban siswa, guru mengkoreksi dan menambahkan materi. 14. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk mencari tahu permasalahan kedua, yaitu tentang cepat rambat gelombang. Bila panjang slinki diubah, ukur waktunya. 15. Guru mengarahkan dan membantu siswa menjelaskan percobaan yang kedua. 16. Guru meminta tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa untuk memegang tiap-tiap ujung slinki dan mengukur panjangnya sesuai yang diminta pada LKS. 17. Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu getar dari pangkal sampai ujung slinki sampai getaran dirasakan siswa yang diujung slinki, untuk dua bentuk gelombang yang berbeda transversal dan longitudinal 18. Setelah guru memastikan data yang didapat siswa sekelompoknya. Reni karena sendiri maka dibantu dengan salah seorang observer. 13. Siswa menjawab Reni, disimpangkan ke atas dan ke bawah terbentuk bukit lembah. Saliha, disimpangkan ke depan dan ke belakang terbentuk rapatan dan renggangan. 14. Siswa mengikuti arahan guru, dan membagi tugas per kelompok. Satu siswa ada yang bertugas menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu dengan stopwatch. 15. Siswa melakukannya sesuai dengan langkah yang ada di LKS dan mengisi tabel pada LKS dengan data waktu yang diukur dari panjang slinki yang diubah- ubah. 16. Siswa mengukur panjang slinki menggunakan LKS dan memberi tanda ukurannya pada ubin lantai. Terlihat terkadang siswa kurang akurat mengukur panjang slinki karena tanda dan patokan yang diukur berubah-ubah oleh siswa. 17. Siswa melakukan yang diperintah guru. Terkadang bila kurang akurat guru meminta siswa untuk mengulangnya kembali sampai data yang didapatkan tidak melenceng terlalu jauh. 18. Setelah siswa melakukan percobaan cepat rambat untuk gelombang transversal, selanjutnya pada mengukur waktu gelombang sedangkan dalam melihat gelombang siswa kurang jelas memperhatikannya dan mengalami kesulitan. Terlebih lagi mengukur kecepatan tidak bisa dirasa-rasa dari getaran yang dilakukan siswa, sehingga waktu yang didapat tidaklah linear tiap panjang gelombang.  Dalam mengisi LKS siswa terlihat sangat bisa, mungkin disebabkan karena siswa hanya Lampiran E.1.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu benar, guru meminta siswa untuk mengisi tabel pengamatan LKS, dan mengisi bagian tabel yang masih kosong. 19. Kemudian guru membimbing siswa menjawab pertanyaan yang ada di LKS diselingi pemberian materi. 20. Guru membimbing siswa membuat grafik dari data pengamatan. Guru tidak mengajarkan siswa untuk membuat skala grafik pada LKS, sehingga grafik yang dibuat masih sama dengan pertemuan pertama. 21. Setelah semua LKS terisi, guru meminta masing- masing kelompok untuk menjelaskan hasil pengamatannya. 22. Setelah siswa ada yang mempresentasikan data pengamatannya, guru membimbing siswa untuk menyusun kesimpulan dan menuliskannya pada LKS. gelombang longitudinal, kemudian mengisi tabel pengamatan LKS. 19. LKS dapat diisi siswa dengan baik hanya saja pada petrtanyaan yang membutuhkan alasan, ada satu kelompok tidak memberikan alasannya dan ada satu kelompok yang memberikan alasannya kurang lengkap. 20. Teknik membuat grafik siswa hampir sama dengan pertemuan pertama, bahkan data yang seharusnya diletakkan pada sumbu X malah diletakkan pada sumbu Y. 21. Karena ada satu kelompok yang hanya satu siswa saja, maka hanya satu kelompok yang maju ke depan kelas dan itu pun hanya menuliskan hasil data pengamatan tidak menjelaskan hasil percobaan. 22. Terlihat pada LKS siswa sudah mampu membuat kesimpulan hasil percobaan dan lebih baik dari pertemuan pertama. mengidentifikasi ciri dari gambar bentuk gelombang.  Grafik yang baik dibuat oleh Syaliha dan Risa, yang dibuat Reni kurang benar. Sepertinya salah dari data yang didapatnya. Tahap Penutup 23. Guru meminta siswa menyebutkan materi yang telah dipelajari hari ini refleksi dan menanyakan apakah ada yang bertanya. 24. Guru memberitahu materi untuk pembelajaran selanjutnya lalu menutup pelajaran dengan salam. 23. Semua siswa menjawab hal-hal yang dipelajari hari itu. Seperti gelombang ada yang berbentuk bukit lembah, ada yang berbentuk rapatan dan renggangan serta panjang satu gelombang. Namun semua siswa masih terbalik dalam penamaan bentuk gelombang transversal dan longitudinal. Lampiran E.1.b Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesan dan Komentar: Bila dilihat dari KBM, materi yang disampaikan cukup mudah dipahami siswa. Hanya saja ada materi yang abstrak bagi siswa yaitu materi tentang cepat rambat gelombang. Menurut peneliti, bila ingin menjelaskan konsep tersebut terlebih dulu guru melakukan apersepsi tentang konsep kecepatan dan mengarahkan bahwa konsep kecepatan analog dengan konsep cepat rambat gelombang. Untuk materi tentang bentuk gelombang sudah sangat baik dimengerti siswa. Terlihat dari LKS, siswa dapat membedakan dan menyebutkan ciri-ciri gelombang tersebut, dan dapat menyebutkan penyebab perbedaan kedua bentuk gelombang tersebut. Namun siswa masih ada yang tertukar nama gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Percobaan yang dilakukan lebih mudah dari pertemuan pertama, sehingga siswa tidak mengalami banyak kesulitan menagkap maksud percobaan tersebut. Hanya saja dalam percobaan cepat rambat gelombang kuranglah tepat. Sebab dalam percobaan tersebut siswa mengukur panjang dan waktu gelombang. Sedangkan dalam melihat berapa banyak gelombang pun siswa kurang jelas memperhatikannya. Terlebih lagi mengukur kecepatan tidak bisa dirasa-rasa dari getaran yang dilakukan siswa. Menurut penulis bila konsep cepat rambat ini ingin diberikan, maka percobaan yang tepat yaitu menggunakan gelombang berdiri stasioner. Sehingga siswa dapat melihat banyaknya gelombang yang terjadi dan mengukur waktunya dengan tepat. Namun kendala dari sekolah adalah alat yang kurang lengkap. Aspek mengamati siswa lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa lebih banyak aktif memberi tanggapan dan jawaban. Membuat hipotesis dan membuat kesimpulan kendala yang dihadapi sama seperti pada pertemuan pertama, yaitu dari penyusunan kalimat. Menginterpretasi data dari grafik karena data yang didapat sangatlah tidak relevan dengan percobaan yang dilakukan, khususnya untuk data cepat rambat gelombang, sehingga grafik yang ditampilkan pun terlihat aneh. Dalam menentukan variabel yang akan dicari siswa sudah cukup dapat melakukannya dengan baik. Terlebih lagi pada percobaan tentang bentuk gelombang siswa sangat mengerti yang dicari adalah perbedaannya. Sebab dari bentuknya pun sudah dapat melihat perbedaannya. Sedangkan untuk percobaan cepat rambat, siswa mungkin mengerti variabel apa yang akan dicari tapi belum mengerti maksudnya. Melakukan percobaan pun dapat siswa lakukan untuk percobaan bentuk gelombang, tapi untuk percobaan cepat rambat siswa sering terjadi kesalahan pengukuran dan pengamatan, yang mengakibatkan pengulangan percobaan. Keterampilan bertanya siswa lebih meningkat dari pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini siswa mengungkapkannya dengan verbal yaitu dengan mengulang perkataan guru yang masih belum dimengerti siswa, agar guru menjelaskanlah lebih detail. Lampiran E.1.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM Pertemuan : Ketiga Hari : Selasa, 19 Maret 2013 Pukul : pukul 09.45 sd 11.15 Teknik Penelitian : Observasi Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan Tahap Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam seperti pada pertemuan sebelumnya. Lalu melihat kehadiran siswanya yang hadir semua. 2. Guru mengulas sedikit pelajaran pertemuan sebelumnya. Lalu guru memberitahukan topik pembelajaran pertemuan itu yaitu tentang sifat- sifat gelombang. 3. Kemudian guru melakukan konsepsi awal dengan menanyai siswa tentang pelangi. Apakah siswa pernah melihat pelangi? Bagaimana terbentuknya menurut siswa? 4. Setelah siswa mengungkapkan pikirannya, guru mencoba memotivasi siswa dengan menampilkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan gelombang tapi bukan kepada sifat-sifat 1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 2. Memberi tanggapan dari ulasan singkat materi sebelumnya. 3. Menanggapi pertanyaan guru tentang fenomena pelangi dengan anggukan dan isyarat kata “Iya”. Lalu menjawab pelangi ada karena hujan. 4. Siswa memperhatikan fenomena gelombang yang ditampilkan guru. Lampiran E.1.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gelombang. Tahap Inti Penyajian 5. Kemudian guru menampilkan gambar prisma yang memancarkan warna pelangi dan gambar pinsil bengok setelah dimasukkan ke dalam gelas, kemudian menanyakan apakah kalian pernah melihat kedua benda tersebut? Lalu guru menanyakan apakah warna dari prisma tersebut sama dengan pelangi? 6. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah dua sifat gelombang cahaya tersebut dengan menayakan bagaimana dapat terjadi peristiwa tersebut? 7. Guru membimbing siswa dengan menjelaskan tentang gelombang cahaya dan cahaya polikromatik cahaya putihmatahari yang dapat diuraidipisah. 8. Membagi siswa menjadi dua kelompok kemudian membagi LKS dan peralatan untuk percobaan dua sifat gelombang tsb, lalu menjelaskan percobaan yang akan dilakukan. 9. Setelah itu mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan pertama refraksi. 10. Untuk percobaan dengan prisma guru meminta siswa untuk ke lapangan dengan menggunakan sinar matahari. 5. Siswa memperhatikan gambar yang diperlihatkan guru dan menjawab pernah melihat gambar pinsil yang bengkok seperti itu tapi belum pernah melihat gambar prisma tersebut. Lalu siswa menjawab warna pada prisma sama dengan warna pelangi. 6. Siswa tidak dapat menjawab atau pun berhipotesis tentang kedua sifat cahaya tersebut. 7. Siswaa memperhatikan penjelasan guru namun masih terlihat kebingunan pada wajah mereka. 8. Siswa Alen dan Reni ada yang langsung ingin mencoba percobaan memasukkan pinsil ke dalam gelas. Sedangkan siswa Saliha dan Raisa lainnya membaca dahulu LKS yang diberikan pada mereka. 9. Alen dan Reni mengulang percobaan pertama dan mengikuti instruksi guru agar bersama- sama dengan teman yang lainnya. Mereka melakukan sesuai dengan langkah percobaan dengan pertama-tama memeriksa apakah pinsil sebelumnya sudah patahbengkok. 10. Siswa melakukannya dengan antusias. Bagi mereka memegang prisma adalah pengalaman pertama sehingga mereka terlihat penasaran 9. Istilah patahbelah ternyata masih awam bagi mereka sehingga guru menggunakan kata yang pernah mereka ketahui yaitu kata bengkok. 11. Percobaan dengan prisma kurang maksimal karena cahaya yang digunakan tidak menggunakan satu celah dan prisma diletakkan sangat jauh dari lampu neon. Sehingga warna pelangi terlihat di dalam prisma tidak terpancar ke luar Lampiran E.1.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11. Dikarenakan hari sedang mendung maka cahaya matahari tidak begitu terang. Guru menggantinya dengan cahaya lampu neon. 12. Setelah semua siswa melihat warna pelangi pada prisma, guru mengarahkan siswa untuk menjawab LKS. 13. Agar siswa menjawab pertanyaan “mengapa hal itu bisa terjadi?”, guru membimbing siswa dengan mengulas hal yang dilihat saat percobaan. Seperti sifat refraksi, guru menanyakan apakah ada bagian dari pinsil yang dimasukkan ke dalam gelas yang terlihat tidak bengkok? Bagian yang tidak bengkok tersebut apakah terkenaterendam air? Kalau bagian yang terkena air apakah bengkok? 14. Kemudian guru menanyakan, apakah ada perbedaan pengaruh pinsil terkena air atau tidak dengan bengkoknya? Kemudian guru menanyakan kesimpulan siswa. 15. Kemudian guru membimbing membuat kesimpulan percobaan kedua dengan menanyakan apakah kalian melihat warna pelangi dari prisma? Sebelum tampak warna pelangi apa yang kalian lakukan? Sehingga apa kesimpulan kalian? Guru cenderung merespon menggunakannya. 11. Saat di lapangan memang terlihat samar-samar warna pelangi. Ketika di dalam ruangan hal yang sama terjadi, mereka hanya dapat melihat warna pelangi tidak memancar seperti pada gambar yang guru berikan. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang bisa mereka jawab, yang belum terjawab mereka menunggu guru yang menjelaskan maksudnya. Pertanyaan tersebut adalah “mengapa hal itu bisa terjadi?” 13. Siswa menjawab ada dengan memberi isyarat mengangguk d an mengeluarkan kata “ada”. Kemudian menjawab tidak untuk pertanyaan selanjutnya. Kemudian menjawab iya untuk pertanyaan ketiga. 14. Kemudian siswa menjawab iya dan membuat kesimpulannya seperti di LKS. Mereka baru bisa menjelaskan terjadinya sifat refraksi tersebut karena pinsil berada di dua tempat medium, udara dan air. 15. Siswa menjawab, terlihat warna pelangi lalu menjawab mendekatkan dengan cahaya. Kesimpulan yang dibuat siswa dapat dilihat pada LKS. Kesimpulan mereka hampir sama yaitu cahaya yang mengenai prima akan terlihat prisma. 14. Kesimpulan yang siswa buat pada LKS bila dibaca sekilas membingungkan karena susunan kata-katanya. Namun bila diperhatikan lagi, pembaca dapat mengerti maksud mereka. Kesimpulan yang dibuat siswa pun masih sangat umumdasar. 18. Kedua kata sifat tsb masih asing bagi siswa, bahkan arti dalam bhs indonesia pun juga. Lampiran E.1.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu satu kelompok siswa saja. 16. Guru meminta astu kelompok meju ke depan kelas untuk membacakan hasil jawaban LKS mereka, sedangkan siswa lainnya membandingkan dengan hasil jawaban LKSnya. 17. Setelah yakin LKS telah terjawab semua, kemudian guru mengkoreksi percobaan namun tidak menyimpulkan hasil percobaan terkait dengan tujuan namun membuat kesimpulan pembelajaran. 18. Sebagai penguat materi, guru menambah materi sifat gelombang lainnya dengan menampilkan gambar dan animasi sifat gelombang. warna pelangi. 16. Kelompok Reni dan Alen yang maju ke depan, dan kelompok Saliha dan Risa yang memberi tanggapan. Hasil yang didapatkan kedua kelompok berbeda. Ketika ditanyakan perbedaan tersebut mereka tidak bisa memberi jawaban. Sehingga guru yang memberi koreksian. 18. Siswa memperhatikan gambaranimasi yang diperlihatkan guru. Misalnya, kata dispersi yang artinya penguraian cahaya. Siswa masih belum mengerti kata penguraian. Kemudian kata refraksi yang artinya pembiasan. Tahap Penutup 19. Guru meminta siswa menyebutkan apa yang telah mereka pelajari hari ini. Ketika ditanya kembali sifat cahaya apa yang dipelajari dan contohnya? 20. Kemudian guru menginfokan materi pertemuan selanjutnya dan menutup pertemuan dengan salam seperti pada pertemuan sebelumnya. 19. Siswa ada yang menjawab prisma Alen, pelangi Reni dan Saliha, Pinsil yang bengkok Risa. Kemudian ketika ditanya sifat cahaya siswa ada yang menjawab terbalik dengan contohnya Risa. Misalnya sifatnya pembentukan pelangi dijawab sifatnya pembiasan. Kemudian siswa lainnya masih belum familiar dengan kedua nama sifat tsb sehingga ada yang terbalik menyebutkannya Reni dan Saliha. Kesan dan Komentar: Lampiran E.1.c Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bila dilihat dari KBM, materi pada pertemuan ini sangat bisa dimengerti siswa. Sebab percobaan yang dilakukan siswa hanya mengajak siswa mengamati fenomena dan menganalisisnya. Pemilihan sifat gelombang yang diarahkan ke fenomena sangatlah bagus, sebab dapat membuat siswa mengetahui hal baru. Namun karena persiapan alat yang seadanya menjadikan percobaan ini kurang maksimal. Pada percobaan pertama yaitu pembiasan cahaya sangat mudah dilakukan dan mebuat siswa penasaran. Hanya saja perlu ada penjelasan sebelumnya tentang medium air dan udara, agar siswa lebih bisa mengerti hubungan perbedaan medium dengan fenomena patahnya pinsil. Untuk percobaan kedua memang perlu peralatan yang lengkap, misalnya lampu sorot dan celah sehingga yang dipakai adalah berkas cahaya. Penggunaan kata asing, seperti kata dispersi dan reflaksi, bila dirasa akan membuat bingung tak perlu dilontarkan. Cukup gunakan arti katanya saja dalam bahasa indonesia selama tidak merubah konsep. Aspek mengamati siswa bertambah baik. Pada pertemuan ini siswa merasa ingin melakukannya sendiri, terlihat saat belum diminta melakukan percobaan ada siswa yang sudah mulai melakukannya. Menurut saya materi yang dipilih sangat membuat siswa penasaran. Sehingga siswa seperti sudah mengerti apa yang akan diamati dan dicari dari percobaan kali ini. Melakukan percobaan pun siswa sudah sangat bagus, karena memang percobaannya sangat simpel dan menggunakan alat seadanya. Membuat hipotesis dan mebuat kesimpulan pun masih terkendala dari kalimat. Seperti bila dilihat pada LKS. Bila dibaca sekilas kesimpulan yang dibuat siswa susunan kata-kata membingungkan, namun bila diperhatikan lagi akan didapati maksud kata-kata yang dirangkai siswa. Pada pertanyaan yang membutuhkan penjelasanalasan siswa tidak bisa menjawabnya sendiri. Kesulitannya tidak bisa mengungkapkan alasannya. Sehingga guru harus pelan-pelan menjelaskan kembali dari hasil pengamatannya. Pada pertemuan ini, terjadi komunikasi yang sangat bagus. Sisiwa diminta guru untuk mempresentasikan hasil jawaban LKS dan kelompok lainnya menanggapi dan bila ada perbedaan dapat saling bertanya. Hanya saja masing-masing kelompok tidak bisa menjelaskan ketika terjadi perbedaan hasil pengamatan, sehingga guru memberi pengkoreksian dari hasil pengamatan kedua kelompok tersebut. Namun cara menyampaikanpresentasi, menanggapi, dan bertanya sudah sangat baik dilakukan siswa. Keterampilan bertanya antar sesama siswa tunarungu sangat berbeda bila bertanya ke guru. Mereka langsung bertanya “mengapa” dengan menggunakan bahasa isyarat dan artikulasi yang kurang jelas tapi bisa dimengerti maksudnya. Lampiran E.1.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM Pertemuan : Keempat Hari : Selasa, 26 Maret 2013 Pukul : pukul 09.45 sd 11.15 Teknik Penelitian : Observasi Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Catatan Tahap Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam seperti pada pertemuan sebelumnya dan melihat kehadiran siswanya yang hadir semua. 2. Guru mengulas sedikit pelajaran pertemuan sebelumnya, sifat-sifat gelombang. Lalu guru memberitahukan topik pembelajaran pertemuan itu yaitu tentang energi gelombang. 3. Kemudian guru melakukan konsepsi awal, menampilkan animasi perahu yang terkena ombak lalu menanyakan tentang fenomena tersebut. 4. Guru memotivasi siswa dan menyiapkan siswa untuk mulai belajar dengan menanyakan tentang muatan yang dibawa gelombang. 1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 2. Memberi tanggapan dari pertanyaan-petanyaan ulasan singkat materi sebelumnya dari guru. 3. Masih terus memperhatikan gerakkan animasi namun masih bingung dengan pertanyaan yang disampaikan guru. Terlihat dari wajah dan tidak adanya tanggapan dari siswa. 4. Siswa masih tetap diam tidak memberi tanggapan, hanya terlihat bingung mendengar kata muatan gelombang. Sehingga guru menjelaskan tentang muatan itu sendiri, yaitu sesuatu yang dibawa oleh gelombang. Tentang energi siswa seperti mengerti sekali sebab mereka menyebutkan perubahan energi 3. Animasi hanya menampilkan gerak perahu di atas air, namiun pertanyaan dari guru lebih menanyakan penyebab gerak perahu sampai ke tepi pantai. Banyak kata-kata yang belum dimengerti siswa pada pertemuan Lampiran E.1.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah itu menjelaskan arti muatan dan energi. contohnya energi listrik menjadi panas dan cahaya. kali ini. Kata tersebut pun sulit untuk guru ganti dengan kata yang lebih sederhana lagi sebab kata itu mediummedia dan muatan sudah cukup sederhana. Sehingga guru harus merubahnya menjadi kata kerja. Seperti kata medium menjadi alat gelombang merambat tali, dan muatan bagian yang dibawa gelombang. Percobaan pertemuan ini sangatlah mudah sekali dilakukan dan lebih mengajak siswa untuk menganalisis pengamatan mereka. Namun, ketika siswa Tahap Inti Penyajian 5. Setelah merasa siswa mengerti tentang arti muatan dan energi, guru mengarahkan siswa tentang masalah yang akan dicari pada pertemuan hari ini, yaitu apa yang dirambatkan gelombang. Guru menuliskan kata yang sukar dimengerti ke siswa pada papan tulis, misalnya kata mediummedia, kata muatan. 6. Guru kemudian membimbing siswa untuk membuat hipotesis dengan mengarahkan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan. 7. Kemudian guru membagi siswa menjadi dua kelompok, lalu memberikan masing-masing kelompok alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. 8. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kerja kelompok sesuai dengan langkah LKS. 9. Setelah siswa selesai melakukan percobaan, guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan pada LKS dan menganalisis percobaan yang dilakukan. 10. Pada tahap akhir menjawab LKS, guru meminta siswa memberikan kesimpulan 6. Ketika guru menyinggung tentang mediummedia, siswa terlihat kurang mengerti kata tersebut sehingga guru menjelaskan tentang kata tersebut. 7. Masing-masing kelompok menerima satu utas tali panjang dan tali rapia pendek, serta penggaris, lalu membaca LKS yang diberikan. 8. Siswa melakukan kerja kelompok. Sebelumnya siswa diminta untuk mengukur panjang tali, lalu meletakkan tali rapia pendek sekitar 0,5 meter dari salah satu ujung tali yang panjang. Kemudian mengikuti instruksi pada LKS, salah satu siswa menggetarkan sehingga terbentuk gelombang transversal. Siswa lainnya diam dan merasakan getaran gelombang tersebut. 9. Siswa menjawab LKS yang bisa mereka jawab dan sesuai dengan yang siswa lakukan selama percobaan. Namun untuk pertanyaan yang membutuhkan alasan, siswa tidak dapat memberikan alasannya. 10. Dalam membuat kesimpulan, awalnya kedua kelompok tidak memberikan. Lalu guru membimbingnya. Namun, karena lama sekali Lampiran E.1.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu percobaan siswa. 11. Setelah kesimpulan dibuat, guru meminta satu kelompok untuk maju ke depan dan kelompok lainnya menanggapi jawaban pada LKS, seperti pada pertemuan sebelumnya. siswa menjawabnya sehingga guru yang memberikan kesimpulan akhirnya. 12. Kelompok Reni dan Alen yang maju ke depan kelas karena kelompok Risa dan Saliha ketika ditunjuk guru terlihat malu-malu. Sehingga guru tidak memaksanya. Namun pada pertemuan ini lebih baik dari pertemuan ke tiga sebab terjadi interaksi antara kedua kelompok. Kelompok Saliha dan Risa menanggapi dan bertanya atas perbedaan jawaban mereka dengan kelompok yang di depan kelas. diminta untuk mengungkapkannya dengan konsep siswa kebingungan dan lama mengungkapkannya padahal guru sudah sangat membimbingnya. Melihat keadaan ini akhirnya guru yang memberikan kesimpulannya. Tahap Penutup 12. Di akhir pembelajaran guru meminta siswa menyebutkan apa yang telah dipelajari hari ini. 13. Kemudian guru menginfokan bahwa BAB materi getaran gelombang telah selesai. Pertemuan selanjutnya masuk ke materi baru. Kemudian menutup pertemuan dengan salam seperti pada pertemuan sebelumnya. 13. Siswa menyebutkan pengamatan yang telah dilakukan. Namun siswa tidak mengungkapkan yang menjadi pokok masalah pada pertemuan ini yaitu tentang energi gelombang, yang diharapkan guru seharusnya itu terlontar. 14. Menjawab salam seperti pada pertemuan sebelumnya. Kesan dan Komentar : Bila dilihat dari KBM, materi yang diambil sangat bagus. Dapat juga membuat siswa aktif melakukannya sebab sangat mudah untuk dilakukan percobaan dan mengajak siswa untuk mengamati dan menganalisis. Namun sebaiknya guru memberikan apersepsi tentang energi terlebih dahulu, karena bahasannya mengenai energi gelombang. Tujuannya agar siswa mengingat kembali materi energi yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa sudah tahu tentang energi bahkan dapat menyebutkan contoh perubahan enerfi. Namun ternyata siswa masih belum mengerti penyebab Lampiran E.1.d Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu energi dan hubungannya dengan usaha. Sebenarnya pertemuan keempat ini ingin agar siswa dapat menghubungkan usaha menyimpangkan getaran dengan energi gelombang, yang dapat terasa dan terlihat dari berpindahtidaknya tali pendek yang diikatkan ke tali panjang. Pemilihan animasi tidak sesuai dengan penjelasan guru. Hal ini bisa membuat siswa bingung, karena penjelasan guru tidak serupa dengan gerak animasi. Kata mediummedia dan kata muatan menjadi kata asing bagi siswa, sehingga guru merubahnya dengan kata yang sudah diketahui sebelumnya. Aspek mengamati masih cukup baik dan siswa masih aktif dalam mengikuti KBM pertemuan tersebut. Merencanakan percobaan dan melakukan percobaan tidak terlihat kesulitan apapun. Siswa dapat mengerti petunjuk LKS dan melakukannya sesuai petunjuk LKS. Pada pertemuan ini guru tidak banyak memberi arahan dalam percobaan, karena menurut guru siswa sudah sangat mengerti apa yang tertulis di LKS. Hanya saja ketika dalam percobaan, tali pendek yang terikat pada tali panjang ikut berpindah posisi, meskipun jaraknya sangat kecil. Seharusnya tidak, sebab akan mengarahkan bahwa energi lah yang berpindah, medium tidak ikut berpindah. Hal ini menjadi perbedaan yang di dapatkan antara kedua kelompok. Membuat hipotesis tidak terlaksana, hal ini terlihat ada beberapa kata yang tidak dimengerti siswa sehingga ketika berhipotesis pun siswa masih bingung. Membuat kesimpulan masih terkendala dari mengungkapkan dan menyusun kalimatnya. Menafsirkan data tidak lah sulit, sebab percobaan yang dilakukan pun sangat sederhana. Seperti pada pertemuan ketiga, di pertemuan ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan siswa lainnya memberi tanggapan. Proses ini berjalan baik seperti pada pertemuan ketiga. Kemampuan bertanya siswa pun terasah dari presentasi ini. Namun siswa masih belum bisa menghubungakan konsep gelombang dan konsep energi, padahal di awal pertemuan ini guru telah menyinggung tentang energi dan perubahannya baik dari gerak menjadi panas, dll. Sayangnya yang mempresentasikannya hanya satu kelompok saja. Terjadinya perbedaan hasil pengamatan langsung dikoreksi guru dan diluruskan oleh guru saat di akhir tahapan pembelajaran. Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME Pertemua n ke- Observe r Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Jumla h Orientasi Menyajika n masalah Membuat Hipotesis Melakukan percobaan Menganalis is data Membuat kesimpulan Indi 1 Indi 2 Indi 3 Indi 4 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi 3 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ 92 2 √ √ √ √ √ √ √ X X √ √ √ √ √ √ Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Persenta se 100 100 50 100 100 100 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 2 - - - - - - - - - - - - - - - Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Persenta se 100 100 100 100 100 100 3 1 √ √ √ √ √ √ X X X √ √ √ √ X X 66,67 2 √ √ √ √ √ √ X X X √ √ √ √ X X Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Persenta se 100 100 100 100 4 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persenta se 100 100 100 100 100 100 Rata-rata 100 100 62,5 100 100 75 88,1 Catatan: ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Pertemua n ke- Observer Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Jumla h Orientasi Merumuskan Masalah Membuat Hipotesis Mengumpulka n Data Menguji Hipotesi s Membuat Kesimpula n Indi 1 Indi 2 Indi 3 Indi 4 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 1 Indi 2 1 1 √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ X 87,5 2 √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ X Jumlah 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 Persentase 100 100 50 100 100 50 2 1 √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ X 83,3 2 √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ X √ Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 Persentase 100 100 50 100 100 50 3 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ 83,3 2 √ √ √ √ √ X √ X √ √ X √ X Jumlah 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase 100 75 75 100 50 50 4 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 91,7 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ X X Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 Persentase 100 100 100 100 100 50 Rata-rata 100 93,75 68,75 100 87,5 62,5 85,4 ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING Pertemuan ke- Observer Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Orientasi Merumuskan Masalah Membuat Hipotesis Indi 1 Indi 2 Indi 3 Indi 1 Indi 2 Indi 1 Indi 2 1 1 √ √ X √ X √ X 2 √ √ X √ X √ X Jumlah 2 2 2 2 Persentase 66,7 50 50 2 1 √ √ X √ X √ X 2 √ √ X √ X √ X Jumlah 2 2 2 2 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase 66,7 50 50 3 1 √ √ √ √ X √ X 2 √ √ X √ X √ X Jumlah 2 2 1 2 2 Persentase 83,3 50 50 4 1 √ √ √ √ √ √ X 2 √ √ X √ X √ X Jumlah 2 2 1 2 1 2 Persentase 83,3 75 50 ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING Pertemuan ke- Observer Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Jumlah Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Membuat Kesimpulan Indi 1 Indi 2 Indikator Indi 1 Indi 2 1 1 √ √ X √ √ 65,3 2 √ X √ √ √ Jumlah 2 1 1 2 2 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase 75 50 100 2 1 √ √ X √ √ 65,3 2 √ X √ √ √ Jumlah 2 1 1 2 2 Persentase 75 50 100 3 1 √ √ X X √ 68,1 2 √ √ √ √ √ Jumlah 2 2 1 1 2 Persentase 100 50 75 4 1 √ X √ √ √ 72,2 2 √ √ X √ √ Jumlah 2 1 1 2 2 Persentase 75 50 100 100 kegiatan a terlaksan yang kegiatan model naan keterlaksa     Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 1 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Mengamati Meramalkan Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen 2 2 46 2 1 36 2 1 36 2 3 56 Reni 3 2 56 3 2 56 3 3 66 3 3 66 Risa 3 2 56 3 2 56 3 2 56 2 3 56 Saliha 3 2 56 3 2 56 3 3 66 3 3 66 Rata-rata 1964 = 79,2 1864 = 75 2064 = 83,3 2264 = 91,7 Persentase = ∑ ∑ Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 1 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Total Keterangan Menafsirkan data Berkomunikasi Mengajukan Pertanyaan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen 2 2 46 1 2 36 1 1 26 24 2442 = 0,57 Reni 3 3 66 2 2 46 1 1 26 34 3442 = 0.81 Risa 2 2 46 2 2 46 1 1 26 30 3042 = 0,71 Saliha 3 2 56 2 2 46 1 1 26 33 3342 = 0,79 Rata-rata 1964 = 79,2 1564 = 62,5 864 = 33,3 Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase = ∑ ∑ PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 2 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Mengamati Meramalkan Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen Reni 3 3 66 3 2 56 3 2 56 3 2 56 Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Risa 3 2 56 3 2 56 3 2 56 3 2 56 Saliha 3 3 66 3 2 56 3 2 56 3 2 56 Rata-rata 1763 = 94,4 1563 = 83,3 1563 = 83,3 1563 = 83,3 Persentase = ∑ ∑ PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 2 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Total Keterangan Menafsirkan data Berkomunikasi Mengajukan Pertanyaan Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen Reni 3 2 56 2 1 36 2 1 36 32 3242 = 0,76 Risa 3 3 66 2 2 46 2 1 36 33 3342 = 0.79 Saliha 3 3 66 2 2 46 2 1 36 34 3442 = 0,81 Rata-rata 1763 = 94,4 1163 = 61,1 963 = 50 Persentase = ∑ ∑ PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pertemuan 3 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Mengamati Meramalkan Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen 3 3 66 1 1 26 3 2 56 3 3 66 Reni 3 3 66 2 2 46 3 2 56 3 3 66 Risa 3 3 66 2 1 36 3 2 56 3 3 66 Saliha 3 3 66 2 2 46 3 2 56 3 3 66 Rata-rata 2464 = 100 1364 = 54,2 2064 = 83,3 2464 = 100 Persentase = ∑ ∑ Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 3 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Total Keterangan Menafsirkan data Berkomunikasi Mengajukan Pertanyaan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen 2 1 36 3 2 56 2 1 36 30 3042 = 0,71 Reni 2 2 46 3 3 66 2 2 46 35 3542 = 0.83 Risa 2 2 46 2 2 46 2 2 46 32 3242 = 0,76 Saliha 2 2 46 2 2 46 2 2 46 33 3342 = 0,78 Rata-rata 1564 = 62,5 1964 = 79,2 1564 = 62,5 Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase = ∑ ∑ PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 4 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Mengamati Meramalkan Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Alen 2 2 46 1 1 26 3 3 66 3 3 66 Reni 2 2 46 2 2 46 3 3 66 3 3 66 Risa 2 2 46 2 2 46 3 3 66 3 3 66 Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Saliha 2 2 46 2 2 46 3 3 66 3 3 66 Rata2 1664 = 66,7 1464 = 58,3 2464 = 100 2464 = 100 Persentase = ∑ ∑ PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM Pertemuan 4 Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Total Keterangan Menafsirkan data Berkomunikasi Bertanya Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Lampiran E.3 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alen 1 1 26 3 2 56 06 23 2342 = 0,55 Reni 2 2 46 3 3 66 2 2 46 34 3442 = 0.81 Risa 2 2 46 2 2 46 2 2 46 32 3242 = 0,76 Saliha 2 2 46 2 2 46 2 2 46 32 3242 = 0,76 Rata-rata 1464 = 58,3 1964 = 79,2 1464 = 50 Persentase = ∑ ∑ Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA HASIL WAWANCARA DENGAN GURU 1. Selama penelitian, dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, pada fase membut hipotesis dan membuat kesimpulan, guru yang berinisiatif memberikan langsung hipotesis dan kesimpulan itu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah karena siswa tidak mau menjawab? Jawaban: siswa terlalu lama memberikan hipotesis dan kesimpulannya. Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran yang diterapkan merupakan pengalaman pertama siswa dalam belajar di kelas. Karena berbeda, biasanyakan siswa hanya ditanya kemudian menjawab, tapi kalau membuat hipotesis siswa harus beranalisis dahulu dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkannya. 2. Mengapa pada pertemuan pertama pada fase orientasi ketika guru meminta konsepsi awal, siswa tidak memberikan tanggapan? Jawaban: siswa sama sekali tidak mendapatkan informasi sebelumnya dari sumber manapun. Buku pelajaran IPA-fisika untuk siswa tunarungu belumlah ada dari pemerintah. Buku sumber yang menjadi bahan ajar mereka tidaklah relevan sebab buku yang ada adalah buku untuk siswa umum, buku IPA-fisika SMP dan SMA bukanlah buku khusus untuk siswa tunarungu. Buku ini digunakan oleh guru sebagai sumber informasi yang akan disampaikan, yang sebelumnya dipilih terlebih dahulu kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat penangkapan siswa terhadap materi yang diberikan. Bila dirasa materi tersebut terlalu dalam dan akan membuat siswa susah untuk memahaminya, maka materi tersebut disederhanakan atau dibuat lebih mendasar. 3. Menurut ibu konsep apa yang menjadi konsep abstrak bagi siswa selama KBM ini? Mengapa hal itu menjadi abstrak pada siswa? Jawaban: konsep cepat rambat. Konsep cepat rambat sangat susah dipahami siswa karena bukanlah konsep yang kongkret yang mudah dimengerti siswa. Bagi siswa normal konsep cepat rambat gelombang bisa ditangkap cepat dengan pendekatan kecepatan benda bergerak. Tapi bagi siswa tunarungu, konsep kecepatan pun masih abstrak apalagi konsep cepat rambat gelombang. Fikiran siswa tunarungu baru mampu menerima konsep yang kongkret. Sehingga yang terlihat siswa bingung dan tidak bisa mengungkapkan ketika diminta membuat hipotesis dan membuat kesimpulan dari konsep tersebut. 4. Pada pertemuan ketiga, mengapa fase membuat hipotesis tidak terlakasana kembali bu? Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jawaban: setelah diberikan gambar tentang terbentuknya warna pelangi dari sinar yang melewati prisma dan pinsil yang terlihat bengkok ketika dimasukkan ke dalam air, guru mengira siswa sudah tahu bahwa itu konsep dispersi dan refraksi dari bahan ajar yang telah diberikan. Tapi ternyata konsep itu belum dipahami oleh siswa meskipun siswa sudah diminta untuk membaca terlebih dahulu konsep itu dari bahan ajar yang telah diberikan. 5. Masih pada pertemuan ketiga, membuat kesimpulan pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawaban: kesulitan siswa itu berasal dari bahasa. Mungkin siswa sulit untuk menyampaikan kesimpulannya dari bahasa konsep yang baru mereka ketahui. Bahasa konsep tersebut misalnya penguraian, pembelokkan cahaya. Namun bila kesimpulan yang diambil berasal dari yang diamati siswa, siswa dapat menjabarkannya. Hal ini terlihat dari LKS yang mereka isi. 6. Pertemuan keempat mendapatkan prosentase keterlaksanaan yang sangat besar dan semua fase pembelajaran terlaksana. Mengapa bisa hal itu terjadi bu? Jawaban: Saya merasa yang menjadi hambatan pada pertemuan sebelumnya harus dievaluasi dan menjadi perbaikan pada fase ini. Salah satu yang menjadi hambatan yaitu pemilihan kedalaman materi yang dibuat lebih sederhana dan mendasar. Sehingga fase membuat hipotesis dapat dilakukan siswa. 7. Tapi masih ada saja fase yang tidak terlaksana pada pertemuan keempat, menurut ibu apa kendalanya? Jawaban: Secara kata dan konsep mereka sudah tahu energi itu apa dan perubahannya. Tapi ketika memasuki permasalahan atau fenomena yang baru yang masih berhubungan dengan konsep ini, mereka tidak bisa menghubungkannya. 8. Dalam LKS siswa diminta membuat grafik dari data yang mereka peroleh melalui percobaan. Apakah mereka sudah pernah membuat dan membaca grafik sebelumnya? Jawaban: kebetulan saya yang mengajar matematika kepada mereka adalah saya juga, sehingga saya sangat tahu mereka pernah belajar tentang grafik pada materi statistika, sehingga bila ditanya seperti itu saya jawab mereka pernah dan tahu. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama : Alen Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit? PKN, Matematika. Karena pelajarannya sulit dimengerti sehingga tidak suka. 2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? Bahasa sunda. Karena bisa menangkap pelajarannya sebab dipakai sehari-hari. 3 Apakah kamu pernah bosan atau mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa? Pernah. Karena gurunya membosankan sebab berbicara sesuatu yang saya tidak mengerti, saya tidak bisa menangkap maksud perkataan guru. 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa? Iya mengerti terkadang bila gurunya mengasikkan. 5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara Sering bila dapat mendengar apa yang dikatakan guru lalu teman tidak tahu tapi tidak yakin apakah teman mengerti apa yang saya sampaikan. 6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Saya senang bila guru mengajar dengan mengajak kami berkelompok dengan teman- teman. Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi? Tentang hujan. Mengapa setiap setelah hujan banyak tumbuhan yang subur? 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi? Tidak tahu, hanya tahu itu kuasa Alloh. Mengajukan Pertanyaan 1 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan oleh guru? Kalau belajar IPA aku sedikit mengertinya karena kesusahan dalam mengerti apa yang guru jelaskan 2 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa? Tidak, karena takut gurunya galak. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa? Pernah, tapi gugup jadi tidak jadi bertanya. Berkomunikasi 1 Masih ingat kah? Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pinsil akan tampak bengkok atau patah, padahal sebenarnya pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi? Gelombang cahaya akan menembus pada benda bening misalnya air dan kaca. Pada peristiwa pinsil yang seolah-olah patah. 2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi dengan teman sekelasmu? Mengapa? Bosan sering malas, jarang diskusi dengan teman sekelas. 3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa? Kalau lagi bosan dan lagi tidak nyaman dengan teman, jadinya malas kalau mau berdiskusi dengan teman. Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk melakukan praktikum dengan menggunakan alat? Praktikum apa? Pernah dulu ketika mengajar materi gelombang. 2 Apakah guru pernah menjelaskan bagaimana petunjuk melakukan praktikum? Misalnya praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut? Mengerti bila guru mengajarnya dengan banyak cara. 3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut atau kah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa? Saya mengerti bila guru membimbing saya karena saya tidak mengerti apa yang say abaca saja. Mengamati Dapatkah kalian membedakan kedua gambar di samping ini? Jelaskan perbedaannya Satu panjang gelombnag adalah jarak antara satu rapatan dan satu renggangan atau jarak dari ujung renggangan sampai ujung renggangan. Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya? Penggaris untuk mengukur panjang meja. 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan? Guru mengajak belajar IPA bersama teman2. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama Siswa: Reni 3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas? Alen tidak pernah tahu apa yang mau ditanyakan sehingga gugup, dan gurunya pun galak sehingga gak mau bertanya. 4 Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa? Ya, saya senang ibu guru mengajak bicara dengna teman diskusi 5 Fenomena getaran penggaris Terdengar bunyi cepat keras karena dengar bunyi kurang pelan penggaris. terdengar keras bila penggaris bergetar keras Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit? Hampir semua pelajaran saya tidak sukai karena sulit. 2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? Kalau saya suka pelajaran IPA yang mudah dan tata boga tetapi berbeda. IPA itu seperti umum karena kesulitan. Pelajaran IPA sulit tapi karena saya suka sehingga terasa mudah 3 Apakah kamu pernah bosan atau mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa? Ya pernah bosan belajar di kelas. Karena pelajaran yang dihadapi sulit dan tidak dimengerti 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa? Ya mengerti apa yang diucapkan guru ketika belajar di kelas. 5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara Ya. Saya menjelaskan kepada teman apa yang dia tidak mengerti menggunakan bahasa isyarat. 6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Ya. Saya lebih menyukai dan mengerti bila guru mengajarnya dengan banyak menulis di papan tulis dari pada berdiskusi. Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu Kalau cahaya matahari masuk ke prisma akan terbentuk warna-warna pelangi. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ketahui tentang pelangi? 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi? Saya tidak tahu tapi ingin tahu seperti apa pelangi itu? bagaimana terbentuk pelangi 3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaan mu tentang terbentuknya pelangi? Kalau matahari dari cahaya masuk ke prisma akan terbentuk warna2 pelangi. Menginterpretasi data Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau grafik? Bila bisa bagaimana menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa. Ya lupa cara membuat tabel dan grafik karena pelajaran tersebut sudah lama tidak dipelajari. perlu bimbingan lagi dalam membuatnya Bertanya 1 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa? Ya bisa mengikuti di kelas. 2 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa? Ya saya pernah bertanya kepada guru. 3 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa? Ya pernah bertanya terus menerus kepada guru sesuatu yang saya ingin ketahui penasaran Berkomunikasi 1 Masih ingat kah? Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pinsil akan tampak bengkok atau patah, padahal sebenarnya pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi? Menggunakan pinsil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air yang kelihatan seperti besar. 2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi dengan teman sekelasmu? Mengapa? Kalau kita berdiskusi bersama teman akan mudah paham. 3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa? Ya, tidak pernah tidak nyaman tetap kerjasama dengan teman sekelasku. Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk melakukan praktikum dengan menggunakan alat? Praktikum apa? Ya, guru tidak pernah mengajak kita belajar praktikum sehingga kita tidak tahu bagaimana belajar di praktikum itu. 2 Apakah guru pernah menjelaskan bagaimana petunjuk melakukan praktikum? Misalnya praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut? Kalau membaca sendiri petunjuk praktikum akan sedikit lebih mengerti. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama Siswa: Risa 3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut atau kah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa? Ingin dibantu guru dan teman2 agar saya bisa tahu tentang apa saja yang saya tidak tahu. Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya? Timbangan untuk berat, mengetahui panjang meja dengan menggunakan penggaris. 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan? Kalau saya berdiskusi atau menulis. Karena lebih mengerti bila berdiskusi dengan teman sekelas. 3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas? Ya pernah bertanya kepada guru karena saya tidak tahu tentang apa saja. 4 Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa? Kalau saya ingin harus diberikandigunakan contoh karena lumayan mengerti. akan lebih mengerti bila diberikan contoh 5 Fenomena getaran penggaris Agar terdengar suara menggunakan penggaris maka penggaris harus digetarkan keras-keras. Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit? Pelajaran IPA, saya tidak bisa karena sulit. 2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? Suka olahraga. 3 Apakah kamu pernah bosan atau mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa? Iya pernah, bosan belajar di kelas. 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa? Iya mengerti apa yang diucapkan guru. 5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara Iya, lebih jelas dengan bertanya kepada teman tentang pelajaran yang baru guru sampaikan. 6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi Menyenangkan sekali diskusi di kelas. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi? Melihat fenomena alam seperti itu pertama kali sekali melihat pelangi. 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi? Akan tanya menjawab ingin tahu melihat fenomena alam yang baru. 3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaan mu tentang terbentuknya pelangi? Ingin akan Tanya bentuk, kalau guru yang mengerti. Menginterpretasi data Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau grafik? Bila bisa bagaimana menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa. Lupa cara membuat tabel dan grafik sehingga bingung bila disuruh membuatnya lagi. Bertanya 1 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan oleh guru? Iya mengerti 2 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa? Ikut belajar di kelas dengan teman 3 Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan guru, kepada siapakah kamu bertanya? Mengapa? Karena mengerti pelajaran yang dijelaskan. 4 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa? Sudah pernah belajar dengan bertanya kepada guru. 5 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa? Tidak bisa Berkomunikasi Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa? Kerjasama dengan teman sekelas. Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk melakukan praktikum dengan menggunakan alat? Praktikum apa? Belum tahu belajar praktikum itu bagaimana Mengamati Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama Siswa: Saliha Dapatkah kalian membedakan kedua gambar di samping ini? Jelaskan perbedaannya Bukit gelombang adalah lengkungan a-o- b. Satu panjang gelombang adalah jarak antara satu rapatan dan satu renggangan atau jarak dari ujung renggangan sampai ujung renggangan berikutnya. Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya? Timbangan, penggaris, stopwatch. Untuk berat, panjang, dan waktu. 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan? Bila guru berbicara di depan kelas saya tidak mengerti tapi bila guru menulis di papan tulis saya dapat mengerti. 3 Fenomena getaran penggaris Terdengar pelan atau keras ketika penggaris digetarkan. Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit? PKN, IPS, IPA, dan MTK. Karena terlalu sulit. Banyak rumus maupun sejarah, otak saya tidak masuk akal ataupun tidak mengerti. 2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? Bahasa. Karena pakai kamus sehingga dapat mengerti dan dapat cepat mengetahui kata apa yang ingin dicari tahu. 3 Apakah kamu pernah bosan atau Pernah. Pelajaran PKN. Karena saya tidak Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa? mau mendengar apa yang diucapkan guru ketika belajar di kelas. terkait dgn teknik mengajar 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa? Iya mengerti. 5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara Iya sering kali walaupun tidak tahu tentang apa saja. 6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Menyenangkan sekali, suka sama diskusi dan berkelompok di kelas daripada belajar sendiri. Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi? Pelangi itu dapat darimana setelah hujan? Ingin tahu tentang di luar alam. 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi? Bilang pelangi itu dari mana muncul. 3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaan mu tentang terbentuknya pelangi? Menurutku itu dari hujan. Menginterpretasi data Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau grafik? Bila bisa bagaimana menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa? Tidak mengerti karena saya tidak belajar rumus. Saya tidak suka belajar rumus Bertanya 1 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan oleh guru? Cukup mengerti 2 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa? Bisa bila mengikutinya bersama-sam dgn teman 3 Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan guru, kepada siapakah kamu bertanya? Mengapa? Gurunya terlalu cepat bicaranya sehingga saya tidak mengerti. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa? Iya pernah, kalau ada yang tidak dimengerti. Kadang-kadang saya bertanya kepada gurunya. 5 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa? Takut salah bicaranya takut bahasanya tidak dimengerti guru Berkomunikasi 1 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi dengan teman sekelasmu? Mengapa? Iya, agar saya bisa bersemangat belajar di kelas. 2 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa? Tidak pernah, saya suka bekerjasama dengan teman sekelas saya. Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk melakukan praktikum dengan menggunakan alat? Praktikum apa? Pernah, praktikum pelangi disversi cahaya, gelombang, bandul. 2 Apakah guru pernah menjelaskan bagaimana petunjuk melakukan praktikum? Misalnya praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut? Mengerti dengan penjelasan dan membacanya sendiri. 3 Masih dengan petunjuk praktikum tersebut. Bagaimana cara menentukan nilai frekuensi? Menurut saya, nilai frekuensi berbeda. 4 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut atau kah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa? Saya butuh guru untuk membimbing saya, karena saya lebih mengerti hal yang saya tidak ketahui bila guru membimbing saya. Mengamati 1 Ketika gurumu menampilkan sebuah gambar dari fenomena alam misalnya akibat gempa bumi yang akan dipelajari oleh kalian, apa yang akan kamu lakukan terhadap gambar tersebut? Ingin tau apa yang telah terjadi. 2 Lihat gambar akibat gempa bumi di samping: Longsor, karena terlalu tidak kuat dengan tanah. tanahnya tidak kuat menahan getaran gelombang sehingga tanahnya longsor Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jelaskan apa yang kalian lihat 3 Dapatkah kalian membedakan kedua gambar di samping ini? Jelaskan perbedaannya Panjang gelombang transversal dan panjang gelombang longitudinal. Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya? Stopwatch utnuk waktu, timbangan untuk berat, penggaris untuk panjang, thermometer untuk ukuran baju suhu tubuh 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan? Saya suka belajar IPA dengan berdiskusi dengan teman sekelas saya menjadi kerjasama belajarnya daripada menulis di buku. 3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas? Saya bertanya kepada guru karena kalau ada yang tidak dimengerti. Saya kadang2 bertanya. 4 Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa? Saya dapat mengerti karena banyak mengulang-ulang dan memberi contoh. 5 Fenomena getaran penggaris Kalau penggaris digetarkan keras karena bisa terjadi atau menggunakan. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ANALISIS HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Mengamati a. Ketika siswa tunarungu diberikan sebuah fenomen melalui video atau pun gambar, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. Karena rasa ingin tahu ini dan karena kelemahan mereka dalam menangkap apa yang dikatakan guru sehingga perhatian penuh mereka tertuju dari apa yang mereka lihat saja. b. Rasa ingin tahu mereka besar. Mereka selalu ingin tahu apa yang terjadi dari apa yang mereka lihat. Bila fenomena tersebut jelas dan detail, tak perlu penjelasan dari guru pun mereka sudah dapat mengerti apa yang mereka cari tahu. c. Ketika memberikan permasalahan atau pun mengajar kepada mereka, hal terpenting ini jangan lah terlupa. Bantu mereka dengan memberikan media visual. Dari pada gambar, mereka lebih memperhatikan video atau pun demonstrasi, karena gambar yang hidup atau pun gerakan bagi mereka itu lebih detail untuk mereka mengerti. d. Hal ini dikuatkan dari hasil wawancara dengan siswa tunarungu bahwa mereka lebih ingin tahu apa yang telah terjadi dari apa yang mereka lihat atau amati. Meramalkan a. Meramalkan atau pun membuat hipotesis bagi tunarungu sangat lah sulit terlebih lagi fenomena atau masalah yang mereka hadapi terbilang baru atau belum pernah mereka lihat atau mengetahui. b. Untuk memicu agar mereka dapat membuat hipotesis, maka guru harus memicu keterampilan mengamati mereka dengan menampilkan fenomena melalui video atau demonstrasi yang hampir mirip dengan masalah yang akan diamati. c. Sebenarnya mudah untuk guru mengarahkan siswa membuat hipotesis, sebab rasa ingin tahu siswa tunarungu sangat lah besar. Seperti yang telah saya jabarkan di aspek mengamati. Rasa ingin tahu ini akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan mengarah pada hipotesis. Guru harus dapat menggali pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rasa ingin tahu siswa tersebut. d. Yang menjadi kesulitan dalam guru mengambil hipotesis siswa yaitu dari aspek bahasa. Siswa sulit untuk mengungkapkan hipotesisnya melalui kalimat langsung yang diverbalkan, lebih baik dipersilahkan untuk menulis. Bahasa melalui tulisan yang dibuat siswa memang akan terbaca aneh tapi guru harus dapat menyimpulkan maksud siswa. e. Misalnya kalimat hipotesis yang dikeluarkan siswa ketika saya menunjukkan fenomena tentang pelangi. Siswa akan membuat hipotesis : “Pelangi itu dapat dari mana setelah hujan? Pelangi itu dari mana muncul”. Maksud dari kalimat ini yaitu : “Mengapa pelangi itu muncul setelah hujan? Berasal dari manakah pelangi itu?” Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tunarungu, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka dapat membuat hipotesis dari fenomena yang mereka lihat secara detail dapat melalui demonstrasi ataupun video hanya saja mereka sulit untuk mengungkapkan kalimat hipotesisnya, dan hal ini dapat dibantu dengan meminta siswa menulis apa hipotesis mereka yang nantinya akan disimpulkan oleh guru. g. Untuk meramalkan masalah yang baru mereka lihat atau ketahui, guru harus mencari masalah yang mirip dengan masalah tersebut. Masalah yang mirip ini yaitu masalah yang siswa sudah melihat atau mengetahui sebelumnya. Menginterpretasi data a. Pada pelajaran praktikum, siswa tunarungu perlu bimbingan dalam mengumpulkan data karena mereka masih bingung mana yang harus dicatat sebagai data atau bukan. b. Membuat tabel dan grafik pun harus dibimbing. Bila meminta mereka untuk membuatnya sendiri, maka perlu ada review pelajaran grafik. Dari penyataan mereka, dulu pernah belajar membuat grafik karena tidak pernah digunakan dalam pembelajaran sehingga mereka pun lupa konsepnya tentang grafik dan cara membuatnya. c. Dikarenakan mereka tidak mengerti tentang konsep grafik, sehingga bila meminta mereka untuk menyimpulkan data dari grafik mereka tidak bisa. d. Tapi bila data yang diperoleh mereka dari pengamatan tidak berupa angka yang harus ditampilkan melalui tabel dan grafik, mereka bisa. Sebagai contoh ketika saya memberikan suatu masalah dengan menggetarkan penggaris kemudian penggaris tersebut mengeluarkan bunyi yang berubah-ubah keras pelannya, mereka dapat menyimpulkan mengapa bunyi yang terdengar berubah-ubah. Jawaban mereka, “Agar terdengar suara maka penggaris digetarkan dengan keras” Reni e. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa, siswa tunarungu dapat menginterpretasikan data melalui grafik atau tabel bila sebelumnya mereka sudah terbiasa memasukkan data berbentuk tabel dan grafik. Bila data yang diamati tidak berupa kuantitatif dan tidak memiliki variable yang kompleks, mereka bisa menghubungkan hal tersebut dan membuat kesimpulannya. Mengajukan Pertanyaan Kemampuan bertanya ada pada diri siswa tunarungu seiring dengan besarnya rasa ingin tahu mereka. Hanya saja ada beberapa faktor yang membuat mereka tidak mau bertanya. Saya simpulkan beberapa faktor tersebut hasil dari observasi dan wawancara dengan mereka, yaitu: a. Faktor guru. Bila gurunya itu menyenangkan, tidak galak, dan dapat mengerti bahasa mereka atau pun dapat dimengerti mereka, mereka mau bertanya. b. Faktor bahasa. Bahasa yang mereka gunakan tidak hanya verbal tapi isyarat juga. Memang tuntutan dari pendidikan mereka harus berkomunikasi total dengan verbal, tapi menggunakan bahasa isyarat itu lebih nyaman untuk mereka gunakan dalam bertanya. Sehingga tidak jarang ketika mereka tidak mengerti apa yang Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disampaikan guru mereka sering bertanya antar sesame mereka dengan menggunakan bahasa isyarat. c. Faktor hal yang ingin disampaikan. Apa yang menjadi rasa ingin tahu mereka terkadang susah bagi mereka untuk mengungkapkannya. Apa yang ada difikiran mereka tidak sama dengan kata-kata yang mereka buat, sehingga akan aneh tertangkapnya oleh guru bahkan teman sesama mereka. Hal ini yang membuat mereka gugup dan takut salah untuk bertanya. Kesimpulan yang bisa saya jabarkan, guru harus dapat mengerti bahasa mereka dan dapat menangkap maksud mereka ketika mereka bertanya. Bila dalam hal ini guru mengalami kesulitan, mintalah siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka tanyakan, karena bila ditulis guru sedikit banyak akan mengerti maksud siswa daripada siswa yang berbicara karena bila mereka yang berbicara masih banyak kata yang mereka belum bisa menghubungkannya. Merencanakan Percobaan a. Pada aspek ini siswa tunarungu faham apa yang akan mereka cari dan amati dari percobaan bila dituntun dengan LKS atau langkah-langkah. Meskipun mereka telah membaca penuntun percobaan tersebut mereka masih tetap membutuhkan bimbingan dari guru. Karena terkadang ada yang tidak mereka mengerti dari penuntun percobaan yang mereka baca. b. Pembelajaran IPA menggunakan praktikum ataupun percobaan sangat jarang mereka rasakan sehingga mereka sangat butuh bimbingan dalam mengolah hasil pengamatan dan mengambil kesimpulan. Berkomunikasi a. Selama penelitian saya pernah melihat siswa maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil pengamatan dan laporan mereka secara sistematis, tapi hal ini pun tidak lepas dari bimbingan guru. Mereka dapat melakukannya meskipun dengan kekurangan mereka dalam berbicara. b. Siswa tunarungu lebih nyaman bila mereka berbicara dengan verbal dan isyarat. Bahasa isyarat bagi mereka sulit untuk ditinggalkan. Berbicara dengan teman pun tidak akan saling mengerti bila tidak menggunakan bahasa isyarat juga. Menggunakan alat dan bahan a. Karena pembelajaran IPA di sekolah ini jarang mengajak siswa untuk melakukan percobaan dan praktikum sehingga pengetahuan siswa terhadap alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan maupun yang berada di lab sangatlah minim. b. Meskipun pernah ada pengenalan tentang beberapa alat seperti fungsi penggaris, jangka sorong, ataupun mikrometer skrup, tapi karena aplikasinya jarang digunakan membuat mereka bingung ketika mau menggunakannya. Bahkan ketika ditanya apa saja alat ukur yang mereka ketahui? Dan alat apa yang digunakan untuk mengukur panjang? Mereka terkesan masih baru dalam mengenal alat. Lampiran E.5 Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kesimpulan yang saya tangkap bahwa sesekali ajak siswa belajar memecahkan suatu masalah dengan melakukan percobaan, karena tidak hanya mereka merasakan bagaimana mengamati dan mencari data tapi pun mengasah kembali pengetahuan mereka dalam menggunakan alat dan bahan. Pengalaman belajar di kelas a. Siswa tunarungu banyak yang tidak suka IPA dengan alasan mereka sulit memahaminya. Hal ini mungkin dipengaruhi dari cara menyampaikan guru di kelas. Bila pelajaran IPA hanya terfokus oleh guru semata dan cara penyampaiannya monoton, memang akan sulit siswa memahaminya dan akan tercipta rasa bosan. b. Dari hasil wawancara dengan siswa pun tidak hanya pelajaran IPA tapi pelajaran yang lainnya bila mereka tidak mengertifaham, mereka akan bosan dan tidak semangat untuk melanjutkan belajar. c. Mereka lebih suka diskusi dan melakukan pengamatan. Karena menurut mereka hal ini akan membuat semangat dalam belajar di kelas dan mudah untuk mereka mengerti pelajaran karena bila diskusi mereka bisa bertanya dan berbagi informasi kepada temannya. Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pegasdan beban GETARAN

1. Pengertian Getaran