Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data Hasil Wawancara
Setelah menganalisis hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di sekolah tersebut, diperoleh informasi sebagai berikut.
1. Guru yang mengajar IPA khusunya fisika bukan berlatar belakang pendidikan
fisika ataupun pendidikan luar biasa, sehingga guru terkadang mengalami kesulitan dalam menentukan seluas apa materi yang akan disampaikan dan
dengan menggunakan metoda apa yang tepat untuk mengajarkannya. 2.
Guru tidak pernah mengajak siswa untuk melakukan praktikum. Penggunaan alat peraga pun hanya digunakan sebagai media demonstrasi. Sehingga
kebermaknaan belajar siswa kurang. 3.
Siswa terkadang antusias dan aktif bertanya ketika diberikan fenomena sehari- hari dan mengamatinya tinggi ketika demonstrasi.
4. Tidak adanya buku paket khusus untuk siswa tunarungu menjadikan guru
kesulitan dalam menentukan keluasan dan kedalaman materi yang akan disampaikan, siswa pun tidak memiliki buku pegangan untuk mereka baca.
5. Konsep yang abstrak menjadi permasalahan dalam menyampaikan materi.
Terkadang guru mencari kesamaan konsep yang abstrak tersebut dengan fenomena atau konsep yang sudah tertanam pada siswa. Bila hal ini masih
membuat siswa kebingungan, pengulanganreview materi dilakukan beberapa kali sampai siswa benar-benar faham.
6. Penurunan KKM dari standar yang diharapkan KKM standar biasanya 70,0
memang tercapai oleh beberapa siswa. Meskipun batas KKM telah diturunkan seharusnya bobot materinya pun tidak direndahkan.
3. Analisis Hasil Observasi Kelas
Dari hasil observasi kelas, peneliti mendapatkan informasi bahwa: 1.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas didominasi oleh guru, dengan metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dibantu dengan papan tulis
sebagai media. Guru belum pernah menggunakan metoda praktikumpercobaan.
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Guru sering meminta siswa menyalin tulisan materi yang sudah ditulis guru di papan tulis.
2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan pengetahuan awalnya.
3. Guru lebih menekankan pada penyampaian materi pembelajaran secara utuh
tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada di sekitarnya.
Lampiran C.1
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM
Pertemuan ke- :
Haritanggal :
Pukul :
Teknik penelitian :
Tempat :
Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa Catatan
Tahap Pendahuluan Tahap Intipenyajian
Tahap Penutup
Kesan dan Komentar:
Lampiran C.2.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
Petunjuk : Berilah tanda cheklist
√ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan.
No Aktivitas Guru
Keterlaksanaan Aspek KPS
Aktivitas Siswa Keterlaksanaan
Keterangan Ya
Tidak Ya
Tidak Pendahuluan 10
’
1 Membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
2 Memeriksa kehadiran siswa
Merespon ketika
namanya disebutkan
3 Kemudian
guru melakukan
apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan
tentang getaran
dan memperlihatkan
fenomena gempa
bumi. Mengamati
Memperhatikan dan
mengamati apersepsi
yang diberikan
guru melalui gambar yang diberikan
Memberikan tanggapan
dari pertanyaan
apersepsi yang
diberikan guru 4
Kemudian guru
melakukan konsepsi awal dengan mengajukan
pertanyaan dan demonstrasi serta menggambar
lintasan getaran
penggaris. 5
Menjelaskan topik
serta tujuan
Lampiran C.2.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran hari ini.
Kegiatan Inti 75 ’
6 Membimbing
siswa dengan
melakukan demonstrasi
bandul sederhana.
Mengamati Mengamati
dan memperhatikan
demonstrasi yang dilakukan guru. 7
Mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan demonstrasi. Berkomunikasi
Memberikan tanggapan
dari pertanyaan yang diberikan guru.
8 Membimbing
siswa dengan
melakukan demonstrasi
kedua bandul sederhana.
Mengamati Ikut melakukan demonstrasi yang
dicontohkan guru.
9 Membimbing
siswa untuk
menentukan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru
dengan beberapa pertanyaan arahan. Membuat
hipotesis. Memberikan
perkiraan jawaban
dari permasalahan yang diberikan guru.
10 Menuliskan
contoh perkiraan
jawaban pada papan tulis. Memprediksi
Menjawab perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru.
11 Membagi
siswa menjadi
2 kelompok.
Membentuk kelompok. 12
Menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan.
Merencanakan percobaan.
Menggunakan alat dan bahan.
Melakukan percobaan
sesuai dengan langkah- langkah percobaan.
13 Selama
percobaan berlangsung,
Merencanakan Menganalisis
dan menjawab
Lampiran C.2.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan
dalam melakukan percobaan. percobaan.
Menggunakan alat dan bahan.
pertanyaan dari LKS.
14 Memberikan
kesempatan kepada
salah satu
kelompok untuk
menjelaskan laporannya di depan kelas.
Interpretasi data Berkomunikasi
Salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil dari
percobaan kelompoknya.
15 Memberikan
kesempatan kepada
kelompok lainnya
untuk menanggapi dan bertanya kepada
kelompok yang berada di depan kelas.
Mengajukan pertanyaan
Kelompok lainnya menanggapi dan bertanya tentang penjelasan dari
kelompok yang maju ke depan kelas
17 Membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan.
Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang
dicontohkan.
16 Pada akhir diskusi dan penjelasan,
guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan
terhadap kesimpulan
yang diperoleh
dari kegiatan
percobaan yang telah dilakukan.
Penutup 5’ 17
Mempersilakan siswa jika ada yang Mengajukan
Mengajukan pertanyaan berkaitan
Lampiran C.2.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
ingin bertanya. pertanyaan
tentang pelajaran hari ini. 18
Membimbing siswa
untuk merefleksikan
pembelajaran hari
ini. Berkomunikasi
Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini.
19 Memberi
tugas mandiri
dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Bandung, 2013 Observer
-------------------------------------------------
Lampiran C.2.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN II
Petunjuk : Berilah tanda cheklist
√ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan.
N o
Aktivitas Guru Keterlaksanaan
Aspek KPS Aktivitas Siswa
Keterlaksanaan Keterangan Ya
Tidak Ya
Tidak Pendahuluan 5’
1 Membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
2 Memeriksa kehadiran siswa
Merespon ketika namanya disebutkan 3
Mengulas pelajaran
pertemuan sebelumnya
dan melakukan
apersepsi dengan menanyai siswa tentang materi tersebut.
Menerapkan konsep
Memperhatikan apersepsi
yang diberikan guru.
Memberikan tanggapan dari pertanyaan apersepsi yang diberikan guru.
4 Menjelaskan
topik serta
tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Inti 80’ 5
Menampilkan animasi gempa bumi, kemudian menanyakan yang terjadi
pada fenomena gempa bumi kepada siswa
Mengamati Mengamati animasi
Berkomunikasi Menanggapi
pertanyaan yang
disampaikan guru. 6
Memotivasi siswa
dengan menyebutkan
contoh gelombang
yang ada di sekitar kita. 7
Melakukan demonstrasi
dengan Mengamati
Mengamati demonstrasi
dan
Lampiran C.2.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
menggunakan slinki
kemudian meminta
salah satu
siswa menggambar bentuk gelombangnya
di papan tulis. memperhatikan bentuk gelombang yang
digambar temannya di papan tulis.
8 Membimbing
siswa mengidentifikasi
masalah cepat
rambat gelombang
terhadap perubahan panjang slinki.
9 Membimbing
siswa untuk
menentukan perkiraan
jawaban hipotesis
dari permasalahan
pertama yang
diberikan guru
dengan beberapa
pertanyaan arahan.
Membuat hipotesis
Memprediksi Menanggapi pertanyaan yang diberikan
guru Memberikan perkiraan jawaban dari
permasalahan yang diberikan guru.
1 Meminta 2 orang siswa melakukan
demonstrasi untuk memperkirakan jawaban dari permasalahan kedua.
Membuat hipotesis
Memprediksi Melakukan
demonstrasi dan
menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru.
1 1
Membagi siswa
menjadi 2
kelompok. Membentuk kelompok.
1 2
Membagikan lembar kerja siswa LKS
dan menginformasikan
tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan.
Merencanakan percobaan.
Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis pada LKS.
Lampiran C.2.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
1 3
Selama percobaan
berlangsung, guru membimbing dan mengokersi
siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan.
Menggunakan alat dan bahan.
Melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan.
1 4
Membimbing siswa
menganalisis hasil percobaan dengan pertanyaan
yang ada pada LKS. Interpretasi data
Mengolah hasil
pengamatan dan
menjawab pertanyaan dari LKS. 1
5 Memberikan
kesempatan kepada salah
satu kelompok
untuk menjelaskan laporannya.
Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan hasil
dari percobaan kelompoknya.
1 6
Memberikan kesempatan kepada
kelompok lainnya
untuk menanggapi dan bertanya kepada
kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya.
Mengajukan pertanyaan
Kelompok lainnya
menanggapi dan
bertanya tentang
penjelasan dari
kelompok yang mempresentasikan hasil percobaannya.
1 7
Membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan, dan memberi
contoh membuat kesimpulan. Berkomunikasi
Membuat kesimpulan
seperti yang
dicontohkan. 1
8 Pada akhir diskusi dan penjelasan,
guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan
terhadap kesimpulan
yang diperoleh
dari kegiatan
percobaan yang telah dilakukan.
Penutup 5’
Lampiran C.2.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
1 9
Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya.
Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan
berkaitan tentang pelajaran hari ini.
2 Membimbing
siswa untuk
merefleksikan pembelajaran
hari ini.
Berkomunikasi Menyebutkan
kesimpulan refleksi
pembelajaran hari ini. 2
1 Memberi
tugas mandiri
dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
Bandung, 2013 Observer
-------------------------------------------------
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN III
Petunjuk : Berilah tanda cheklist
√ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan.
No Aktivitas Guru
Keterlaksanaan Aspek KPS
Aktivitas Siswa Keterlaksanaan
Keterangan Ya
Tidak Ya
Tidak Pendahuluan 5’
1 Membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
2 Memeriksa kehadiran siswa
Merespon ketika
namanya disebutkan
3 Mengulas
pelajaran pertemuan
sebelumnya dan
melakukan apersepsi dengan menanyai siswa
tentang materi tersebut. Menerapkan
konsep Memperhatikan
apersepsi yang
diberikan guru. Memberikan
tanggapan dari
pertanyaan apersepsi
yang diberikan guru.
4 Menjelaskan
topik serta
tujuan
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran hari ini.
Kegiatan Inti 80’
5 Guru
menanyakan tentang
fenomena pelangi dan bagaimana terbentuknya.
Berkomunikasi Menanggapi
pertanyaan yang
disampaikan guru.
6 Memotivasi
siswa dengan
menyebutkan sifat-sifat gelombang yang ada di sekitar kita.
7 Guru
menampilkan gambar
kemudian membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah.
Mengamati Mengamati
gambar yang
ditampilkan guru. Berkomunikasi
Menanggapi pertanyaan
yang disampaikan guru.
8 Membimbing
siswa mengidentifikasi
masalah dispersi
dan refraksi gelombang. Membuat
hipotesis
Memprediksi Menanggapi
pertanyaan yang
diberikan guru
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
9 Membimbing
siswa untuk
menentukan perkiraan
jawaban hipotesis
dari permasalahan
pertama yang
diberikan guru
dengan beberapa pertanyaan arahan. Membuat
hipotesis Memprediksi
Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan
guru.
10 Membagi
siswa menjadi
2 kelompok.
Merencanakan percobaan.
Menentukan apa
yang akan
diamati, diukur, dan ditulis pada LKS.
11 Membagikan lembar kerja siswa
LKS dan
menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang
akan dilakukan. Menggunakan
alat dan bahan. Melakukan
percobaan sesuai
dengan langkah-langkah
percobaan.
12 Selama
percobaan berlangsung,
guru membimbing dan mengokersi siswa apabila terdapat kesalahan
dalam melakukan percobaan. Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan
menjawab pertanyaan dari LKS.
13 Membimbing
siswa menganalisis
Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS.
hasil dari
percobaan kelompoknya.
14 Memberikan
kesempatan kepada
salah satu
kelompok untuk
menjelaskan laporannya. Mengajukan
pertanyaan Kelompok
lainnya menanggapi
dan bertanya tentang penjelasan dari
kelompok yang
mempresentasikan hasil
percobaannya. 15
Memberikan kesempatan
kepada kelompok
lainnya untuk
menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan
hasil percobaannya. Berkomunikasi
Membuat kesimpulan
seperti yang dicontohkan.
16 Membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan.
17 Pada akhir diskusi dan penjelasan,
guru dapat memberikan koreksi dan
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
pengarahan terhadap
kesimpulan yang
diperoleh dari
kegiatan percobaan yang telah dilakukan.
Penutup 5’
18 Mempersilakan siswa jika ada yang
ingin bertanya. Mengajukan
Pertanyaan Mengajukan pertanyaan berkaitan
tentang pelajaran hari ini. 19
Membimbing siswa
untuk merefleksikan
pembelajaran hari
ini. Berkomunikasi
Menyebutkan kesimpulan
refleksi pembelajaran hari ini.
20 Memberi
tugas mandiri
dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
Bandung, 2013
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN III
Petunjuk : Berilah tanda cheklist
√ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan.
No Aktivitas Guru
Keterlaksanaan Aspek KPS
Aktivitas Siswa Keterlaksanaan
Keterangan Ya
Tidak Ya
Tidak Pendahuluan 5’
1 Membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam Menjawab salam
2 Memeriksa kehadiran siswa
Merespon ketika
namanya disebutkan
3 Mengulas
pelajaran pertemuan
sebelumnya dan
melakukan apersepsi dengan menanyai siswa
tentang materi tersebut. Menerapkan
konsep Memperhatikan
apersepsi yang
diberikan guru. Memberikan
tanggapan dari
pertanyaan apersepsi
yang diberikan guru.
4 Menjelaskan
topik serta
tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Inti 80’ 5
Guru menanyakan
tentang fenomena pelangi dan bagaimana
terbentuknya. Berkomunikasi
Menanggapi pertanyaan
yang disampaikan guru.
6 Memotivasi
siswa dengan
menyebutkan sifat-sifat gelombang yang ada di sekitar kita.
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
7 Guru
menampilkan gambar
kemudian membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah.
Mengamati Mengamati
gambar yang
ditampilkan guru. Berkomunikasi
Menanggapi pertanyaan
yang disampaikan guru.
8 Membimbing
siswa mengidentifikasi
masalah dispersi
dan refraksi gelombang. Membuat
hipotesis
Memprediksi Menanggapi
pertanyaan yang
diberikan guru
9 Membimbing
siswa untuk
menentukan perkiraan
jawaban hipotesis
dari permasalahan
pertama yang
diberikan guru
dengan beberapa pertanyaan arahan. Membuat
hipotesis Memprediksi
Memberikan perkiraan jawaban dari permasalahan yang diberikan
guru.
10 Membagi
siswa menjadi
2 kelompok.
Merencanakan percobaan.
Menentukan apa
yang akan
diamati, diukur, dan ditulis pada LKS.
11 Membagikan lembar kerja siswa
LKS dan
menginformasikan tentang kegiatan percobaan yang
akan dilakukan. Menggunakan
alat dan bahan. Melakukan
percobaan sesuai
dengan langkah-langkah
percobaan. 12
Selama percobaan
berlangsung, guru membimbing dan mengokersi
siswa apabila terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan.
Interpretasi data Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS.
13 Membimbing
siswa menganalisis
Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS.
hasil dari
percobaan kelompoknya.
14 Memberikan
kesempatan kepada
salah satu
kelompok untuk
menjelaskan laporannya. Mengajukan
pertanyaan Kelompok
lainnya menanggapi
dan bertanya tentang penjelasan dari
kelompok yang
mempresentasikan hasil
percobaannya. 15
Memberikan kesempatan
kepada kelompok
lainnya untuk
menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan
hasil percobaannya. Berkomunikasi
Membuat kesimpulan
seperti yang dicontohkan.
16 Membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan, dan memberi contoh membuat kesimpulan.
17 Pada akhir diskusi dan penjelasan,
guru dapat memberikan koreksi dan pengarahan
terhadap kesimpulan
yang diperoleh
dari kegiatan
percobaan yang telah dilakukan.
Penutup 5’ 18
Mempersilakan siswa jika ada yang ingin bertanya.
Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan berkaitan tentang pelajaran hari ini.
19 Membimbing
siswa untuk
merefleksikan pembelajaran
hari Berkomunikasi
Menyebutkan kesimpulan
refleksi pembelajaran hari ini.
Lampiran C.2.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
ini. 20
Memberi tugas
mandiri dan
menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam
Menjawab salam
Bandung, 2013 Observer
-------------------------------------------------
Lampiran C.2.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
LEMBAR OBSERVASI GURU DAN SISWA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBELAJARAN PERTEMUAN IV
Petunjuk : Berilah tanda cheklist
√ pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang telah dilakukan.
No Aktivitas Guru
Keterlaksanaan Aspek KPS
Aktivitas Siswa Keterlaksanaan Keterangan
Ya Tidak
Ya Tidak
Pendahuluan 5’ 1
Membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam
Menjawab salam 2
Memeriksa kehadiran siswa Merespon
ketika namanya
disebutkan 3
Mengulas pelajaran
pertemuan sebelumnya dan melakukan apersepsi
dengan menanyai
siswa tentang
materi sebelumnya. Menerapkan
konsep Memperhatikan
apersepsi yang
diberikan guru. Memberikan
tanggapan dari
pertanyaan apersepsi
yang diberikan guru.
4 Menjelaskan
topik serta
tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Inti 70’ 5
Guru menanyakan tentang fenomena perahu pada ombak laut.
Berkomunikasi Menanggapi
pertanyaan yang
disampaikan guru. 6
Memotivasi siswa
dengan menanyakan
muatan apa
yang dibawa gelombang ketika merambat?
Lampiran C.2.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
7 Membimbing siswa mengidentifikasi
permasalahan yang akan dipecahkan siswa
Membuat hipotesis
Memprediksi Menanggapi
pertanyaan yang
diberikan guru
8 Membimbing
siswa untuk
menentukan perkiraan
jawaban hipotesis dari permasalahan yang
diberikan guru. Membuat
hipotesis
Memprediksi Memberikan
perkiraan jawaban
dari permasalahan yang diberikan guru.
9 Membagi siswa menjadi 2 kelompok.
Merencanakan percobaan.
Menentukan apa
yang akan
diamati, diukur, dan ditulis pada LKS.
10 Membagikan
lembar kerja
siswa LKS dan menginformasikan tentang
kegiatan percobaan
yang akan
dilakukan. Menggunakan
alat dan bahan. Melakukan
percobaan sesuai
dengan langkah-langkah
percobaan. 11
Selama percobaan berlangsung, guru membimbing dan mengokersi siswa
apabila terdapat kesalahan dalam
melakukan percobaan. Interpretasi data
Mengolah hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan dari LKS.
12 Membimbing
siswa menganalisis
hasil percobaan dengan pertanyaan yang ada pada LKS.
Berkomunikasi Salah satu kelompok menjelaskan
hasil dari percobaan kelompoknya.
13 Memberikan
kesempatan kepada
salah satu
kelompok untuk
menjelaskan laporannya. Mengajukan
pertanyaan Kelompok
lainnya menanggapi
dan bertanya tentang penjelasan dari
kelompok yang
Lampiran C.2.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
mempresentasikan hasil
percobaannya. 14
Memberikan kesempatan
kepada kelompok lainnya untuk menanggapi
dan bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan
hasil percobaannya.
Berkomunikasi Membuat kesimpulan seperti yang
dicontohkan.
15 Membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan, dan
memberi contoh
membuat kesimpulan. 16
Pada akhir diskusi dan penjelasan, guru dapat memberikan koreksi dan
pengarahan terhadap
kesimpulan yang
diperoleh dari
kegiatan percobaan yang telah dilakukan.
Penutup 15’
17 Mempersilakan siswa jika ada yang
ingin bertanya. Berkomunikasi
Menyebutkan kesimpulan refleksi pembelajaran hari ini.
18 Membimbing
siswa untuk
merefleksikan pembelajaran hari ini. 19
Membimbing siswa
untuk merefleksikan semua materi getaran
dan gelombang. 20
Menginfokan bahwa materi getaran Menjawab salam
Lampiran C.2.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dan gelombang telah selesai dan akan diadakan ulangannya dan menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam
Bandung, 2013 Observer
-------------------------------------------------
Lampiran C.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Pertemuan ke-
Observer Aspek KPS yang Diobservasi
Orientasi Merumuskan
Masalah Membuat
hipotesis Mengumpulkan
Data Menguji
Hipotesis Merumuskan
Kesimpulan Indi
1 Indi
2 Indi
3 Indi
1 Indi
2 Indi
1 Indi
2 Indi 1
Indi 2 Indi
Indi 1
Indi 2
Pertama Satu
Dua Kedua
Satu Dua
Ketiga Satu
Dua Keempat
Satu Dua
Lampiran C.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
INDIKATOR KETERLAKSANAAN TAHAPAN INKUIRI TERBIMBING Tahapan Inkuiri
Indikator Keterlaksanaan
Orientasi 1
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa. 2
Melakukan apersepsi kepada siswa dan menarik konsepsi awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan.
3 Memberikan motivasi kepada siswa.
Merumuskan Masalah
1 Membimbing siswa merumuskan masalah dengan demonstrasi atau menampilkan gambar animasi
fenomena. 2
Membimbing siswa untuk mencari jawaban masalah. Membuat
hipotesis 1
Membimbing siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan jawaban masalah yang diberikan.
2 Membimbing siswa membuat kalimat hipotesis.
Mengumpulkan 1
Mengarahkan siswa untuk melakukan percobaanpengamatan.
Lampiran C.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Data 2
Membimbing siswa mengumpulkan dan menganalisis data hasil percobaan. Menguji Hipotesis
1 Membimbing siswa menghubungkan hasil percobaan dengan hipotesis.
Merumuskan Kesimpulan
1 Meminta siswa untuk merefrleksikanmendeskripsikan hasil temuan berdasarkan pengujian hipotesis.
2 Menjelaskan dan mengoreksi data mana yang relevanbaikbenar.
Catatan
100 kegiatan
a terlaksan
yang kegiatan
model naan
keterlaksa
Lampiran C.4
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan ke-
Nama Siswa
Aspek KPS yang Diobservasi Mengamati
Menafsirkan Pengamatan
Meramalkan Merencanakan
Percobaan Melakukan
Percobaan Berkomunikasi
Mengajukan Pertanyaan
Pertama Alen
Reni Risa
Saliha
Kedua Alen
Reni Risa
Saliha
Ketiga Alen
Reni Risa
Saliha
Lampiran C.4
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Keempat Alen
Reni Risa
Saliha
RUBRIK PENILAIAN KPS PADA OBSERVASI KBM
Aspek KPS Indikator Penilaian KPS
Nilai 3 Nilai 2
Nilai 1 Mengamati
- Menggunakan indera
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
- Mencari persamaan dan perbedaan.
- Menggunakan indera
- Mengumpulkan
fakta-fakta yang
relevan. Menggunakan indera
Meramalkan -
Mengemukakan hipotesis
dari hasil
pengamatan demonstrasi. -
Mengemukakan hipotesis untuk percobaan yang belum dilakukan.
- Mengemukakan hipotesis dari hasil
pengamatan demonstrasi. Hanya mengamati
percobaan.
Merencanakan Percobaan
- Menentukan apa yang akan diamati, diukur,
dan ditulis. -
Mengikuti cara dan langkah-langkah kerja -
Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis.
- Mengikuti cara dan langkah-langkah
Menentukan apa
yang akan diamati, diukur, dan
ditulis.
Lampiran C.4
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dengan sistematis. -
Menentukan bagaimana mengolah hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan.
kerja.
Menggunakan alat dan bahan
- Menyebutkan alat dan bahan.
- Mengetahui kegunaan alat dan bahan.
- Menggunakan alat dan bahan dengan benar.
- Menyebutkan alat dan bahan.
- Mengetahui kegunaan alat dan bahan.
Menyebutkan alat
dan bahan.
Menafsirkan data
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Menggambar grafik dari data pada tabel
per 12 -
Menganalisis perubahan yang terjadi per 34
- Menjelaskan
hubungan hasil-hasil
pengamatan dari grafik yang dibuat per 12
- Menarik kesimpulan dari data tersebut
- Mencatat setiap pengamatan secara
terpisah -
Menggambar grafik dari data pada tabel per 12
- Menganalisis perubahan yang terjadi
per 34 Mencatat setiap
pengamatan secara terpisah
Berkomunikasi - Membuat kesimpulan dari hasil percobaan. - Menyusun kesimpulan dari hasil Menyusun
kesimpulan
Lampiran C.4
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
- Menjelaskan
hasil percobaan
atau pengamatan.
- Menyampaikan laporan secara sistematis di
depan kelas. percobaan.
- Menjelaskan hasil percobaan atau
pengamatan. dari hasil percobaan.
Mengajukan Pertanyaan
- Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
untuk meminta penjelasan. -
mengajukan pertanyaan
yang berlatar
belakang hipotesis Bertanya
apa, bagaimana,
dan mengapa untuk meminta penjelasan.
Memberi tanggapan seperti bertanya.
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus
terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
FORMAT WAWANCARA DENGAN GURU
1. Pada fase membut hipotesis dan membuat kesimpulan, guru yang berinisiatif
memberikan langsung hipotesis dan kesimpulan itu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah karena siswa tidak mau menjawab?
2. Mengapa pada pertemuan pertama pada fase orientasi ketika guru meminta konsepsi
awal, siswa tidak memberikan tanggapan?
3. Menurut ibu konsep apa yang menjadi konsep abstrak bagi siswa selama KBM ini?
Mengapa hal itu menjadi abstrak pada siswa?
4. Pada pertemuan ketiga, mengapa fase membuat hipotesis tidak terlakasana kembali bu?
5. Masih pada pertemuan ketiga, membuat kesimpulan pun tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
6. Pertemuan keempat mendapatkan prosentase keterlaksanaan yang sangat besar dan
semua fase pembelajaran terlaksana. Mengapa bisa hal itu terjadi bu?
7. Tapi masih ada saja fase yang tidak terlaksana pada pertemuan keempat, menurut ibu
apa kendalanya?
8. Dalam LKS siswa diminta membuat grafik dari data yang mereka peroleh melalui
percobaan. Apakah mereka sudah pernah membuat dan membaca grafik sebelumnya?
Lampiran C.6
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
FORMAT ANGKET DENGAN SISWA Pengalaman Belajar di Kelas
1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit?
2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai? 3 Apakah kamu pernah bosan atau mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa?
Mengapa? 4 Apakah kamu mengerti apa yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa?
5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara
6 Bagaimana cara mengajar guru yang menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum
dan berdiskusi Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga
Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan?
Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi?
2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi?
3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaanmu tentang terbentuknya pelangi? Menginterpretasi data
Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau grafik? Bila bisa bagaimana menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa?
Mengajukan Pertanyaan 1 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa?
2 Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan guru, kepada siapakah kamu
bertanya? Mengapa? 3 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang
apa? 4 Apakah kamu pernah merasa ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa
melakukannya? Mengapa?
Berkomunikasi 1 Saat di kelas XI, kamu pernah melakukan percobaan dengan reflaksi atau pembelokan
cahaya dengan menggunakan pinsil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air, seperti gambar di samping. Masih ingat kah?
Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pinsil akan tampak bengkok atau patah, padahal sebenarnya pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau menjelaskan
mengapa hal itu bisa terjadi?
2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi dengan teman sekelasmu? Mengapa?
3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu? Dengan siapakah dan mengapa?
Lampiran C.6
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Merencanakan Percobaan 1 Apakah
guru pernah
mengajak kalian
untuk melakukan
praktikum dengan
menggunakan alat? Praktikum apa? 2 Apakah guru pernah menjelaskan bagaimana petunjuk melakukan praktikum? Misalnya
praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut?
3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut ataukah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa?
Mengamati 1 Ketika gurumu menampilkan sebuah gambar dari fenomena alam misalnya akibat
gempa bumi yang akan dipelajari oleh kalian, apa yang akan kamu lakukan terhadap gambar tersebut?
2 Lihat gambar akibat gempa bumi di samping:
Jelaskan apa yang kalian lihat
3 Dapatkah kalian membedakan kedua gambar di samping ini?
Jelaskan perbedaannya
Menggunakan alat dan bahan 1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan
bagaimana menggunakannya? 2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru
sampaikan? 3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas?
4 Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa?
5 Fenomena getaran penggaris
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM
Pertemuan : Pertama
Hari : Kamis, 17 Januari 2013
Pukul : pukul 09.45 sd 11.45
Teknik Penelitian : Observasi
Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Catatan Tahap
Pendahuluan 1.
Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dengan meletakkan telunjuk tangan di bawah mulut
agar siswa memperhatikan dan membaca kata yang keluar dari bibir guru. Lalu melihat siswanya hadir
semua, guru tidak perlu mengabsen mereka.
2. Kemudian guru menanyakan apakah ada siswa yang
pernah bermain ayunan? 3.
Kemudian guru menanyakan kembali, apa yang kalian lakukan agar ayunan ini bergerak? Karena
yang dilihat hanya satu siswa yang menjawab, guru kemudian menanyai satu-satu ke siswa.
4. Kemudian guru menanyakan kembali, bagimana
gerakkannya? 5.
Kemudian guru
mengambil penggaris
dan menggetarkannya di atas meja. Kemudian guru
1. Siswa memperhatikan apa yang diucapkan guru
ucapan salam, setelah itu siswa menjawab salam dengan akulturasi yang dapat ditangkap
maksudnya.
2. Menjawab pertanyaan guru dengan anggukan,
namun ada
siswa yang
diam saja tapi memperhatikan
pertanyaan yang dilontarkan
guru. 3.
Siswa ada yang menjawab Saliha dengan mendorong. Selanjutnya siswa lainnya pun ikut
menjawab yang sama dengan jawaban Saliha. 4.
Pada pertanyaan ini, jawaban siswa beragam. Ada yang menjawab maju mundur Risa, Reni,
jawaban berayun Saliha, danada siswa yang tidak
menjawab Alen
tapi masih
Apersepsi dan
konsepsi awal dapat ditangkap
siswa dengan baik, terbukti
dengan aktifnya siswa menanggapi
setiap pertanyaan
guru. Ayunan yang menjadi
apersepsi dan getaran penggaris
yang menjadi
konsepsi awal dapat dimengerti
siswa. Hal
ini dimungkinkan
karena siswa
seringpernah
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
menanyai siswa,
Jika sebuah
penggaris disimpangkan,
bagaimana bentuk
gerakkannya? Kemudian menanyakan kembali, bagaimana bentuk
lintasannya? 6.
Lalu guru menunjukkan pergerakan penggaris dengan pelan. bagian mana yang paling sering
dilewatinya? Guru menanyakan satu-satu kepada siswa.
Kemudian guru
mengkoreksi dan
menunjukkan posisi seimbang yang benar dari penggaris yang bergetar.
7. Guru menanyakan kembali untuk menggambil
konsepsi awal siswa tentang getaran. Berarti, apa yang dimaksud dengan getaran? Kemudian guru
mengkoreksi dan menggabungkan jawaban konsepsi awal siswa.
8. Setelah itu guru menjelaskan materi dan tujuan yang
akan dicapai pada pertemuan hari ini. memperhatikan
pertanyaan yang dilontarkan
guru. 5.
Siswa menjawab naik turun Saliha, Reni, Risa. Ada siswa yang hanya diam tapi
memperhatikan Alen. 6.
Semua siswa menunjuk bagian gerakkan penggaris tsb. Alen dan Risa menunjuk tidak
pada posisi yang benar. 7.
Siswa ada yang menjawab, gerakkannya naik turun Reni, Alen, Risa, melewati posisi
diamnya Saliha. 8.
Siswa hanya memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru.
melihat fenomena tsb.
Tahap Inti Penyajian
9. Guru
melakukan demonstrasi
gerak bandul
sederhana, kemudian menjelaskan bahwa gerakkan bandul, gerakkan ayunan, dan gerakkan penggaris
sama, maka
bandul bisa
bergetar juga
dan mempunyai titik seimbangnya. Penyebab bandul
bergerak adalah getaran. 10.
Kemudian masih
dengan memegang
bandul sederhana, guru menunjuk pada bandul yang diam
9. Siswa
memperhatikan dengan
seksama demonstrasi
yang dilakukan
guru dan
menyimak penjelasan dari guru. 10.
Alat dan bahan telah terpasang dan telah dibagi per kelompok siswa. Sehingga ketika guru
melakukan demonstrasi
dengan menggubah
panjang tali dan sudut simpangnnya, siswa ikut mempraktekkannya.
15. Harapan
guru, siswa dapat membuat
hipotesis seperti,
“Bila sudut
simpangan diubah,
waktu getarnya pun akan berubah” atau
“Bila panjang tali
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dan menjelaskan
bandul tsb
diam di
titik seimbangnya. Kemudian bandul tsb ditarik, dan guru
menjelaskan jarak posisi bandul setelah ditarik dari posisi diamnya.
11. Kemudian guru merubah panjang tali bandul tsb
menjadi 10 cm dan 15 cm, dan menggetarkannya. Dari demonstrasi tsb, lalu guru menanyakan bandul
manakah yang akan bergerak bolak-balik lebih lama?
12. Kemudian guru membuat tetap tali bandul tsb tapi
merubah sudut simpangannya sembarang 10 dan
menggetarkannya. Dari demonstrasi tsb, lalu guru menanyakan bagaimana dengan gerak bolak-balik
bandulnya?
13. Kemudian dari kedua demonstrasi tsb, guru
menanyai siswa
apakah ada
pengaruh sudut
simpangan dan panjang tali yang diubah-ubah
sebagai pertanyaan permasalhan yang mengarah agar siswa dapat membuat hipotesis.
14. Kurang puas dengan hipotesis yang dibuat siswa,
guru menanyakan kembali dengan pertanyaan, “Bila sudut
simpangan diperbesar
bagaimana waktu
getarnya? Bila tali bandul diperpanjang, bagaimana waktu getarnya”
15. Sehingga bagimana waktu getarnya bila sudut
simpangan dan tali bandul diubah-ubah? 11.
Siswa semuanya dengan ragu-ragu menjawab, bandul yang bergerak lebih lama ialah bandul
yang panjang talinya lebih panjang. 12.
Tidak ada satu pun siswa menjawab ataupun memberi tanggapan.
13. Siswa memberi tanggapan “ada”.
14. Siswa menjawab, menjadi lama.
15. Siswa hanya menjawab “ada” dan “berubah”.
Kata itu saja yang terucap oleh siswa. 16.
Siswa berkumpul bersama kelompoknya. 17.
Siswa memperhatikan dan membaca LKS yang diberikan guru. Kemudian siswa memegang
peralatan yang
telah disediakan.
Serta memperhatikan petunjuk dari guru.
18. Siswa tiap kelompok membagi kerja kelompok.
Satu orang ada yang menyimpangkan bandul dan menghitung 10 kali getaran bolak-balik,
dan orang lainnya mengukur waktu dengan menggunakan
stopwatch. Sebelum
menggetarkan bandul,
semua siswa
tiap kelompok bersama-sama mengukur panjang
bandul menggunakan penggaris. 19.
Data yang di dapat siswa terlampau jauh. Sehingga
siswa mengulang
kembali percobaannya.
diperpanjang, waktu
getarnya akan
semakin lama” 27.
Siswa terlihat
masih belum
bias menghubungkan
hasil pengamatan
dengan hasil
pada tabel
dan membuatnya menjadi
kalimat kesimpulan.
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
16. menyimpulkan permasalahan yang akan dipelajari
yaitu bagaimana gerakan bolak-balik atau gerak periodik bandul bila panjang bandul dan sudut
simpangannya diubah-ubah?
17. Guru lalu membagi siswa menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama Alen dan Reni. Kelompok kedua Risa dan Saliha.
18. Guru membagikan lembar kerja siswa LKS. Guru
mengarahkan menjelaskan
langkah-langkah percobaan, menjelaskan apa yang akan diukur,
diamati, serta alat dan bahan yang digunakan. 19.
Guru mengarahkan
siswa untuk
melakukan percobaan pertama. Guru meminta siswa untuk
merubah panjang tali bandul dari 10 cm, 15 cm, dan 20 cm, dengan sudut simpangannya 10
. Lalu dengan menggunakan
stopwatch, guru
meminta siswa
mengukur lama waktu untuk 10 kali getaran bolak balik.
20. Sambil melakukan percobaan, guru memeriksa data
yang di dapat siswa. Guru meminta siswa mengulang kembali
percobaan agar
siswa paham
dan mendapatkan
data yang
tidak terlampau jauh
berbeda. 21.
Guru meminta siswa menuliskan hasil yang didapatnya pada tabel pengamatan di LKS. Untuk
20. Setelah siswa mendapatkan hasil data yang
benar, mereka memasukkan nilai yang didapat pada tabel pengamatan yang sebelumnya telah
diberitahu oleh guru. Setelah itu, dengan cara yang sama siswa melakukan percobaan kembali
dengan panjang bandul 15 cm dan 20 cm.
21. Siswa melakukan seperti percobaan pertama,
hanya pada percobaan kedua yang diubah adalah sudut simpangan. Siswa menggunakan
busur dengan teliti dan menyesuaikan dengan sudut yang diminta. Menggunakan stopwatch
untuk
mengukur 10
kali getaran,
dan menggunakan
penggaris untuk
mengukur panjang amplitudo.
22. Setelah itu siswa merubah besar sudut
simpangannya menjadi 8 dan 10
, mengukur panjang
amplitudonya, lalu
memasukkan nilainya ke tabel pengamatan di LKS. Siswa
melihat kembali apakah ada data yang harus diperbaiki oleh guru. Ketika ada data yang
ganjil siswa mengulang percobaan tsb
23. Siswa membaca pertanyaan LKS dan memberi
tanggapan tidak
mengerti. Setelah
guru menjelaskan personal, siswa baru mengerti apa
yang diminta pada soal.
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
panjang bandul 15 cm dan 20 cm, guru menyuruh siswa melakukan hal yang sama dengan sebelumnya.
22. Setelah
percobaan pertama
selesai, guru
mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan kedua. Percobaan kedua guru meminta guru untuk
merubah sudut simpangan bandul menjadi 6 dengan
panjang bandul tetap 15 cm, mengukur waktu untuk 10 kali getaran bolak-balik, serta mengukur
panjang amplutudo menggunakan penggaris.
23. Dengan cara yang sama, guru meminta siswa untuk
merubah sudut simpangan menjadi 8 dan 10
. Sambil
melakukan percobaan,
khawatir seperti
percobaan pertama terjadi kembali, guru mengoreksi data yang didapat siswa. Ketika mendapatkan
keganjilan data,
guru meminta
siswa untuk
mengulang percobaan tsb. 24.
Setelah kedua percobaan selesai, guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan yang ada di LKS. Guru
pun membimbing siswa menjawab pertanyaan tsb dengan diselingi pemberian materi tentang parameter
getaran frekuensi, perioda, simpangan, amplitudo, dan mengisi tabel perioda dan frekuensi yang
memerlukan perhitungan.
25. Guru
membimbing siswa
untuk menjawab
pertanyaan pada LKS dari no pertama sampai akhir, 24.
Kelompok pertama yang banyak menjawab LKS
adalah Reni
sedangkan Alen
memperhatikan jawaban yang dibuat Reni. Sesekali Alen membantu Reni menjawab soal.
Kelompok kedua
terlihat kompak
dalam menjawab soal, baik Saliha ataupun Risa
mereka bersama-sama menjawab soal. Untuk
operasi matematika
dasar seperti
perkalian dan
pembagian, siswa
tidak mengalami kesulitan. Menggunakan kalkulator
pun terlihat lihai. Sesekali
terlihat siswa
bertanya meminta
petunjuk apa yang harus dijawab dari soal pada LKS.
25. Dalam membuat grafik, terlihat pertama kali
siswa mengalami kebingunan dengan data yang akan diletakkan pada sumbu X dan sumbu Y.
26. Meskipun
grafik yang
dibuat tidak
menunjukkan grafik linear, tapi siswa sudah dapat membuat grafik dasar dari data yang
didapatkan.
27. Dibimbing oleh guru dari grafik yang telah
dibuat, siswa
dapat membuat kesimpulan,
meskipun kesimpulan itu masih tertatih siswa membuatnya seperti dieja dan diarahkan guru.
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dan menunjukkan apa yang harus diisi. 26.
Pada soal yang meminta membuat grafik, guru membimbing siswa untuk memasukkan data pada
tabel ke grafik sumbu XY kartesian. Setelah mengarahkan data yang dimasukkan pada sumbu
XY, guru membimbing siswa untuk menghubungkan antara titik-titik pada sumbu XY sehingga terbentuk
grafik garis.
27. Setelah LKS selesai diisi, guru membimbing per
kelompok siswa untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, dan menuliskannya
pada LKS. Guru menunjukkan kepada siswa hasil grafik yang telah dibuatnya. Guru mengarahkan
siswa sampai siswa dapat membuat kesimpulan.
28. Guru meminta siswa menuliskan kesimpulannya dan
meminta setiap kelompok menjelaskan di depan kelas
hasil percobaannya.
Dikarenakan waktu
pelajaran telah ngaret dari waktu yang direncanakan, jadi
guru meminta
satu-satu tiap
kelompok menjelaskan hasil percobaannya ke guru saja.
28. Siswa tidak ada yang mau maju ke depan kelas
untuk menjelaskan percobaannya. Siswa hanya membuat kesimpulan dan menuliskannya pada
LKS.
Tahap Penutup
29. Di akhir pembelajaran, guru meminta siswa
menyebutkan materi apa saja yang didapatkan hari ini dan percobaan yang dilakukan hari ini.
30. Guru menginformasikan materi pelajaran pertemuan
selanjutnya kemudian menutup pembelajaran dengan 29.
Siswa menjawab: Menggunakan bandul, amplitudo Reni, Alen
Mengukur perioda, simpangan Saliha Membuat grafik, menggunakan sudut Risa
30. Siswa menjawab salam juga seperti di awal
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
mengucapkan salam seperti di awal pembukaan pelajaran.
pelajaran. Kesan dan Komentar:
Bila dilihat dari KBM, menurut peneliti materi yang disampaikan cukup banyak dan percobaan yang dilakukan juga terbilang tidak mudah untuk cakupan siswa SMALB. Ada 2 jenis percobaan yang dilakukan. Pertama menentukan besar perioda dan waktu getar dari panjang tali yang
diubah-ubah. Yang kedua menentukan besar perioda dan waktu getar dari simpangan sudut yang diubah-ubah. Selain perioda ada juga frekuensi yang harus dicari. Banyaknya variabel ini yang akan membuat siswa kebingungan. Mungkin siswa dapat melakukan percobaan ini, tapi maksud dan
tujuan kurang kena ke siswa. Padahal bila ingin agar siswa dapat mengerti parameter getaran perioda, frekuensi, simpangan cukup satu jenis percobaan, dan hanya satu variabel saja. Misalnya percobaan menghitung waktu getar dan perioda dalam 10 getaran atau menghitung banyak
getaran dalam 15 detik untuk menentukan frekuensi. Meskipun tingkatan belajar siswa sudah setara SMA, namun konsep yang baru ditangkap siswa masih setara SMP bahkan di bawahnya.
Selama pertemuan ini terlihat aspek mengamati siswa lebih banyak muncul. Hal ini terlihat dari seringnya siswa memberi tanggapan dari demonstrasivideoanimasi atau bahkan pertanyaan guru. Aspek menggunakan alat pun juga cukup bagus, namun masih ada kesalahan dalam
membaca alat dan mengukur. Untuk mengetahui apa yang akan dicari dan diamati siswa sudah cukup bisa mengetahui, namun konsepnya yang belum tertangkap siswa. Dalam membuat hipotesis, kesulitan yang dialami siswa yaitu mengungkapkan hipotesisnya dalam sebuah kalimat. Namun
bila hipotesisnya itu diarahkan dari pertanyaan-pertanyaan siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Maksud saya, misalnya guru mengarahkan
dengan menyanyai “mana yang lebih lama waktu getarnya, bandul yang talinya pendek atau panjang?” Pertanyaan ini yang mengarah ke hipotesis dapat siswa jawab dengan mudah. Karena kesulitan siswa berasal dari kata dan kalimat, ada baiknya guru memberi contoh dalam membuat kalimat
hipotesis. Misalnya, “bila panjang tali diubah menjadi panjang maka waktu getarnya akan lebih lama”. Hal ini pun terjadi juga ketika membuat kesimpulan. Kesimpulan harus berupa kalimat. Maka dari itu guru harus memberikan contoh
membuat kalimat kesimpulan. Dalam menginterpretasi data dari data tabel menjadi grafik, sangat mudah siswa membuatnya. Mungkin pertama membuat siswa agak lupa. Namun setelah dibantu guru siswa mulai bisa melakukannya sendiri. Yang kurang tepat ketika membuat grafik yaitu
Lampiran E.1.a
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
guru kurang mengarahkan siswa dalam membuat skala grafik sehingga grafik yang digambar bentuknya kurang tepat. Yang menjadi kesulitan kembali yaitu siswa belum bisa menghubungkan grafik dengan hasil pengamatannya. Hal ini masih ada hubungannya dengan membuat kesimpulan,
dan solusinya sama dengan membuat kesimpulan yaitu memberi contoh membuat kalimat.
Keterampilan bertanya siswa memang tidak terlihat jelas. Sebab siswa tidak pernah melontarkan pertanyaan. Namun, siswa melontarkan kesulitannya dan kebingungannya dengan menggunakan isyarat non verbal. Misalnya dengan tatapan yang masih terlihat bingung dan seperti
meminta penjelasan lebih detail. Atau sama sekali tidak memberi tanggapan padahal sangat memperhatikan dari awal sampai akhir. Kendala yang terlihat mengapa siswa tidak mengucapkan apa yang ingin ditanyakan yaitu siswa kesulitan bagaimana mengungkapkannya. Lagi-lagi tersangkut
dengan kalimat dan kosahkata. Dalam mengkomunikasikan hasil percobaan sudah sangat baik meskipun masih malu-malu siswa mengungkapkannya, sehingga komunikasi yang terjadi bukanlah siswa dengan satu kelas tapi baru sebatas siswa dengan guru.
Lampiran E.1.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM
Pertemuan : Kedua
Hari : Kamis, 14 Februari 2013
Pukul : pukul 09.45 sd 11.15
Teknik Penelitian : Observasi
Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Catatan Tahap
Pendahuluan 1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam seperti pada pertemuan pertama. Lalu
melihat satu
siswanya tidak
hadir, guru
menanyakan penyebabnya kepada siswa lainnya. 2.
Guru tidak melakukan apersepsi, guru hanya mengulas materi pada pertemuan pertama dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi pertemuan pertama.
3. Kemudian guru memulai fase konsepsi awal
dengan menampilkan animasi gempa bumi serta menjelaskan simbol yang ada pada animasi tsb
4. Kemudian menyakan kepada siswa bila gempa
bumi terjadi di titik A mengapa di titik B masih terasa getarannya.
5. Guru menyebutkan banyak contoh gelombang di
1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada
pertemuan pertama. Lalu menjawab pertanyaan guru penyebab Alen tidak masuk sekolah. Hanya satu
siswa Reni yang menjawab bahwa Alen sedang sakit. Siswa lainnya tidak tahu.
2. Siswa hanya menyimak dan sesekali menjawab
pertanyaan dan mengikuti perkataan guru. 3.
Siswa menyimak dan memperhatikan dengan detail gerak pada animasi tsb.
4. Siswa hanya menjawab setahu mereka. Yaitu ada
yang menjawab, getarannya bergerak Saliha, ada yang hanya diam dan senyum-senyum Risa, dan
ada yang menjawab ikut bergetar Reni.
5. Siswa hanya memperhatikan perkataan guru. Dan
menggangguk ketika tahu contoh gelombang yang Pertemuan kedua
lebih singkat
daripada pertemuan pertama.
Waktu yang
dibutuhkan pun tidak melebihi
yang direncanakan.
Lampiran E.1.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
kehidupan sehari-hari. 6.
Guru menjelaskan topik bahasan dan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari itu.
disebutkan guru. 6.
Siswa hanya memperhatikan perkataan guru. Tahap Inti
Penyajian 7.
Guru menggunakan
slinki untuk
mendemonstrasikan gelombang.
Demonstrasi pertama
tentang bentuk
gelombang. Guru
menyimpangkan slinki tsb ke kanan dan ke kiri sehingga
membentuk gelombang
transversal, kemudian mendorong dan menarik slinki tsb ke
depan dan ke belakang sehingga membentuk gelombang longitudinal.
8. Kemudian guru meminta dua orang siswa
menggambar bentuk gelombang yang mereka lihat pada papan tulis.
9. Guru menjelaskan gambar yang dibentuk siswa.
10. Kemudian guru mengungkapkan permasalahan
pada pertemuan hari ini yaitu apa perbedaan dari dua
bentuk gelombang
tersebut? Dan
apa penyebabnya?
11. Guru membagikan lembar kerja siswa LKS dan
menjelaskan langkah-langkah
percobaan, serta
mengarahkan siswa agar dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan ditulis.
12. Setelah itu, guru mempersilakan siswa untuk
menggunakan slinki dan melakukan percobaan per 7.
Siswa memperhatikan yang dikakukan guru dengan detail, dan seperti ingin mencobanya sendiri namun
guru belum mempersilakannya. 8.
Risa menggambar gelombang transversal dan Reni menggambar
gelombang longitudinal.
Gelombang yang digambar Risa sudah hampir benar, sedangkan
gelombang yang
digambar Reni
tidak memperlihatkan bagian rapatan dan renggangan,
semuanya hampir sama. Sehingga guru mengkoreksi gambar yang dibuat Reni.
9. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
kedua gambar tersebut. Sepintas terlihat siswa dapat membedakan kedua bentuk gelombang tsb.
10. Siswa menjawab bentuk gelombang pertama
berbukit dan lembah, bentuk gelombang kedua rapatan dan renggangan. Namun siswa terlihat
berpikir ketika ditanya apa kira-kira penyebab perbedaan kedua gelombang tersebut.
11. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Sesekali
mereka mengulang perkataan guru sebagai tanda mereka belum mengerti.
12. Siswa melakukan percobaan bersama teman
Percobaan yang
dilakukan lebih
simpel dari
pertemuan pertama. Meskipun tetap ada
dua kali percobaan. Sehingga
siswa lebih
mudah melakukan
dan waktu
mengerjakannya tidak terlalu lama
Dalam percobaan kedua,
penulis berpendapat
percobaan yang
diambil kuranglah
tepat sebab dalam percobaan tersebut
siswa mengukur
panjang dan
Lampiran E.1.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
kelompok. 13.
Setelah siswa mencoba membuat gelombang menggunakan slinki, guru menanyakan kembali
apakah siswa
sudah mengetahui
perbedaan terbentuknya dua gelombang tsb ketika kalian
menyimpangkannya? Untuk memperkuat jawaban siswa,
guru mengkoreksi
dan menambahkan
materi. 14.
Kemudian guru mengarahkan siswa untuk mencari tahu permasalahan kedua, yaitu tentang cepat
rambat gelombang. Bila panjang slinki diubah, ukur waktunya.
15. Guru
mengarahkan dan
membantu siswa
menjelaskan percobaan yang kedua. 16.
Guru meminta tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa untuk memegang tiap-tiap ujung slinki dan
mengukur panjangnya sesuai yang diminta pada LKS.
17. Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk
menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu getar dari pangkal sampai ujung slinki sampai
getaran dirasakan siswa yang diujung slinki, untuk dua bentuk gelombang yang berbeda
transversal dan longitudinal
18. Setelah guru memastikan data yang didapat siswa
sekelompoknya. Reni karena sendiri maka dibantu dengan salah seorang observer.
13. Siswa menjawab Reni, disimpangkan ke atas dan
ke bawah
terbentuk bukit
lembah. Saliha,
disimpangkan ke depan dan ke belakang terbentuk rapatan dan renggangan.
14. Siswa mengikuti arahan guru, dan membagi tugas
per kelompok. Satu siswa ada yang bertugas menggetarkan dan siswa lainnya mengukur waktu
dengan stopwatch.
15. Siswa melakukannya sesuai dengan langkah yang
ada di LKS dan mengisi tabel pada LKS dengan data waktu yang diukur dari panjang slinki yang diubah-
ubah.
16. Siswa mengukur panjang slinki menggunakan LKS
dan memberi tanda ukurannya pada ubin lantai. Terlihat terkadang siswa kurang akurat mengukur
panjang slinki karena tanda dan patokan yang diukur berubah-ubah oleh siswa.
17. Siswa melakukan yang diperintah guru. Terkadang
bila kurang akurat guru meminta siswa untuk mengulangnya kembali sampai data yang didapatkan
tidak melenceng terlalu jauh.
18. Setelah siswa melakukan percobaan cepat rambat
untuk gelombang
transversal, selanjutnya
pada mengukur
waktu gelombang
sedangkan dalam
melihat gelombang
siswa kurang jelas memperhatikannya
dan mengalami
kesulitan. Terlebih
lagi mengukur
kecepatan tidak
bisa dirasa-rasa
dari getaran yang dilakukan
siswa, sehingga
waktu yang
didapat tidaklah linear tiap
panjang gelombang.
Dalam mengisi
LKS siswa terlihat sangat
bisa, mungkin
disebabkan karena siswa
hanya
Lampiran E.1.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
benar, guru meminta siswa untuk mengisi tabel pengamatan LKS, dan mengisi bagian tabel yang
masih kosong.
19. Kemudian guru membimbing siswa menjawab
pertanyaan yang ada di LKS diselingi pemberian materi.
20. Guru membimbing siswa membuat grafik dari data
pengamatan. Guru tidak mengajarkan siswa untuk membuat skala grafik pada LKS, sehingga grafik
yang dibuat
masih sama dengan pertemuan pertama.
21. Setelah semua LKS terisi, guru meminta masing-
masing kelompok
untuk menjelaskan
hasil pengamatannya.
22. Setelah siswa ada yang mempresentasikan data
pengamatannya, guru membimbing siswa untuk menyusun kesimpulan dan menuliskannya pada
LKS. gelombang
longitudinal, kemudian mengisi tabel pengamatan LKS.
19. LKS dapat diisi siswa dengan baik hanya saja pada
petrtanyaan yang membutuhkan alasan, ada satu kelompok tidak memberikan alasannya dan ada satu
kelompok yang
memberikan alasannya
kurang lengkap.
20. Teknik membuat grafik siswa hampir sama dengan
pertemuan pertama, bahkan data yang seharusnya diletakkan pada sumbu X malah diletakkan pada
sumbu Y.
21. Karena ada satu kelompok yang hanya satu siswa
saja, maka hanya satu kelompok yang maju ke depan kelas dan itu pun hanya menuliskan hasil data
pengamatan tidak menjelaskan hasil percobaan.
22. Terlihat pada LKS siswa sudah mampu membuat
kesimpulan hasil percobaan dan lebih baik dari pertemuan pertama.
mengidentifikasi ciri
dari gambar
bentuk gelombang. Grafik yang baik
dibuat oleh Syaliha dan
Risa, yang
dibuat Reni kurang benar.
Sepertinya salah dari data yang
didapatnya.
Tahap Penutup
23. Guru meminta siswa menyebutkan materi yang
telah dipelajari hari ini refleksi dan menanyakan apakah ada yang bertanya.
24. Guru memberitahu materi untuk pembelajaran
selanjutnya lalu menutup pelajaran dengan salam. 23.
Semua siswa menjawab hal-hal yang dipelajari hari itu. Seperti gelombang ada yang berbentuk bukit
lembah, ada yang berbentuk rapatan dan renggangan serta panjang satu gelombang. Namun semua siswa
masih terbalik dalam penamaan bentuk gelombang transversal dan longitudinal.
Lampiran E.1.b
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Kesan dan Komentar: Bila dilihat dari KBM, materi yang disampaikan cukup mudah dipahami siswa. Hanya saja ada materi yang abstrak bagi siswa yaitu materi
tentang cepat rambat gelombang. Menurut peneliti, bila ingin menjelaskan konsep tersebut terlebih dulu guru melakukan apersepsi tentang konsep kecepatan dan mengarahkan bahwa konsep kecepatan analog dengan konsep cepat rambat gelombang. Untuk materi tentang bentuk gelombang
sudah sangat baik dimengerti siswa. Terlihat dari LKS, siswa dapat membedakan dan menyebutkan ciri-ciri gelombang tersebut, dan dapat menyebutkan penyebab perbedaan kedua bentuk gelombang tersebut. Namun siswa masih ada yang tertukar nama gelombang longitudinal dan
gelombang transversal. Percobaan yang dilakukan lebih mudah dari pertemuan pertama, sehingga siswa tidak mengalami banyak kesulitan menagkap maksud percobaan tersebut. Hanya saja dalam percobaan cepat rambat gelombang kuranglah tepat. Sebab dalam percobaan tersebut
siswa mengukur panjang dan waktu gelombang. Sedangkan dalam melihat berapa banyak gelombang pun siswa kurang jelas memperhatikannya. Terlebih lagi mengukur kecepatan tidak bisa dirasa-rasa dari getaran yang dilakukan siswa. Menurut penulis bila konsep cepat rambat ini ingin
diberikan, maka percobaan yang tepat yaitu menggunakan gelombang berdiri stasioner. Sehingga siswa dapat melihat banyaknya gelombang yang terjadi dan mengukur waktunya dengan tepat. Namun kendala dari sekolah adalah alat yang kurang lengkap.
Aspek mengamati siswa lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa lebih banyak aktif memberi tanggapan dan jawaban. Membuat hipotesis dan membuat kesimpulan kendala yang dihadapi sama seperti pada pertemuan pertama, yaitu dari penyusunan kalimat. Menginterpretasi data dari
grafik karena data yang didapat sangatlah tidak relevan dengan percobaan yang dilakukan, khususnya untuk data cepat rambat gelombang, sehingga grafik yang ditampilkan pun terlihat aneh. Dalam menentukan variabel yang akan dicari siswa sudah cukup dapat melakukannya dengan baik.
Terlebih lagi pada percobaan tentang bentuk gelombang siswa sangat mengerti yang dicari adalah perbedaannya. Sebab dari bentuknya pun sudah dapat melihat perbedaannya. Sedangkan untuk percobaan cepat rambat, siswa mungkin mengerti variabel apa yang akan dicari tapi belum mengerti
maksudnya. Melakukan percobaan pun dapat siswa lakukan untuk percobaan bentuk gelombang, tapi untuk percobaan cepat rambat siswa sering terjadi kesalahan pengukuran dan pengamatan, yang mengakibatkan pengulangan percobaan. Keterampilan bertanya siswa lebih meningkat dari
pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini siswa mengungkapkannya dengan verbal yaitu dengan mengulang perkataan guru yang masih belum dimengerti siswa, agar guru menjelaskanlah lebih detail.
Lampiran E.1.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM
Pertemuan : Ketiga
Hari : Selasa, 19 Maret 2013
Pukul : pukul 09.45 sd 11.15
Teknik Penelitian : Observasi
Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Catatan Tahap
Pendahuluan 1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam seperti pada pertemuan sebelumnya. Lalu
melihat kehadiran siswanya yang hadir semua. 2.
Guru mengulas sedikit pelajaran pertemuan sebelumnya. Lalu guru memberitahukan topik
pembelajaran pertemuan itu yaitu tentang sifat- sifat gelombang.
3. Kemudian guru melakukan konsepsi awal dengan
menanyai siswa tentang pelangi. Apakah siswa pernah melihat pelangi? Bagaimana terbentuknya
menurut siswa?
4. Setelah siswa mengungkapkan pikirannya, guru
mencoba memotivasi siswa dengan menampilkan fenomena-fenomena
yang berkaitan
dengan gelombang
tapi bukan
kepada sifat-sifat
1. Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan
pada pertemuan sebelumnya. 2.
Memberi tanggapan dari ulasan singkat materi sebelumnya.
3. Menanggapi pertanyaan guru tentang fenomena
pelangi dengan anggukan dan isyarat kata “Iya”. Lalu menjawab pelangi ada karena hujan.
4. Siswa memperhatikan fenomena gelombang
yang ditampilkan guru.
Lampiran E.1.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
gelombang. Tahap Inti
Penyajian 5.
Kemudian guru menampilkan gambar prisma yang memancarkan warna pelangi dan gambar
pinsil bengok setelah dimasukkan ke dalam gelas,
kemudian menanyakan apakah kalian pernah melihat kedua benda tersebut? Lalu guru
menanyakan apakah warna dari prisma tersebut sama dengan pelangi?
6. Kemudian guru membimbing siswa untuk
mengidentifikasi masalah dua sifat gelombang cahaya tersebut dengan menayakan bagaimana
dapat terjadi peristiwa tersebut?
7. Guru membimbing siswa dengan menjelaskan
tentang gelombang
cahaya dan
cahaya polikromatik cahaya putihmatahari yang dapat
diuraidipisah. 8.
Membagi siswa menjadi dua kelompok kemudian membagi LKS dan peralatan untuk percobaan
dua sifat
gelombang tsb, lalu menjelaskan percobaan yang akan dilakukan.
9. Setelah itu mengarahkan siswa untuk melakukan
percobaan pertama refraksi. 10.
Untuk percobaan dengan prisma guru meminta siswa untuk ke lapangan dengan menggunakan
sinar matahari. 5.
Siswa memperhatikan
gambar yang
diperlihatkan guru
dan menjawab
pernah melihat gambar pinsil yang bengkok seperti itu
tapi belum pernah melihat gambar prisma tersebut. Lalu siswa menjawab warna pada
prisma sama dengan warna pelangi.
6. Siswa tidak dapat menjawab atau pun
berhipotesis tentang kedua sifat cahaya tersebut. 7.
Siswaa memperhatikan penjelasan guru namun masih terlihat kebingunan pada wajah mereka.
8. Siswa Alen dan Reni ada yang langsung ingin
mencoba percobaan memasukkan pinsil ke dalam gelas. Sedangkan siswa Saliha dan
Raisa lainnya membaca dahulu LKS yang diberikan pada mereka.
9. Alen dan Reni mengulang percobaan pertama
dan mengikuti instruksi guru agar bersama- sama dengan teman yang lainnya. Mereka
melakukan sesuai dengan langkah percobaan dengan pertama-tama memeriksa apakah pinsil
sebelumnya sudah patahbengkok.
10. Siswa melakukannya dengan antusias. Bagi
mereka memegang prisma adalah pengalaman pertama sehingga mereka terlihat penasaran
9. Istilah patahbelah
ternyata masih
awam bagi mereka sehingga
guru menggunakan
kata yang
pernah mereka
ketahui yaitu kata bengkok.
11. Percobaan dengan
prisma kurang
maksimal karena
cahaya yang
digunakan tidak
menggunakan satu
celah dan prisma diletakkan
sangat jauh
dari lampu
neon. Sehingga
warna pelangi
terlihat di
dalam prisma
tidak terpancar ke luar
Lampiran E.1.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
11. Dikarenakan hari sedang mendung maka cahaya
matahari tidak begitu terang. Guru menggantinya dengan cahaya lampu neon.
12. Setelah semua siswa melihat warna pelangi pada
prisma, guru
mengarahkan siswa
untuk menjawab LKS.
13. Agar siswa menjawab pertanyaan “mengapa hal
itu bisa terjadi?”, guru membimbing siswa dengan mengulas hal yang dilihat saat percobaan.
Seperti sifat refraksi, guru menanyakan apakah ada bagian dari pinsil yang dimasukkan ke dalam
gelas yang terlihat tidak bengkok? Bagian yang tidak bengkok tersebut apakah terkenaterendam
air? Kalau bagian yang terkena air apakah bengkok?
14. Kemudian guru menanyakan, apakah ada
perbedaan pengaruh pinsil terkena air atau tidak dengan
bengkoknya? Kemudian
guru menanyakan kesimpulan siswa.
15. Kemudian
guru membimbing
membuat kesimpulan
percobaan kedua
dengan menanyakan
apakah kalian
melihat warna
pelangi dari prisma? Sebelum tampak warna pelangi apa yang kalian lakukan? Sehingga apa
kesimpulan kalian? Guru cenderung merespon menggunakannya.
11. Saat di lapangan memang terlihat samar-samar
warna pelangi. Ketika di dalam ruangan hal yang sama terjadi, mereka hanya dapat melihat
warna pelangi tidak memancar seperti pada gambar yang guru berikan.
12. Siswa menjawab pertanyaan yang bisa mereka
jawab, yang belum terjawab mereka menunggu guru yang menjelaskan maksudnya. Pertanyaan
tersebut adalah “mengapa hal itu bisa terjadi?” 13.
Siswa menjawab ada dengan memberi isyarat mengangguk d
an mengeluarkan kata “ada”. Kemudian menjawab tidak untuk pertanyaan
selanjutnya. Kemudian menjawab iya untuk pertanyaan ketiga.
14. Kemudian siswa menjawab iya dan membuat
kesimpulannya seperti di LKS. Mereka baru bisa
menjelaskan terjadinya
sifat refraksi
tersebut karena pinsil berada di dua tempat medium, udara dan air.
15. Siswa menjawab, terlihat warna pelangi lalu
menjawab mendekatkan
dengan cahaya.
Kesimpulan yang dibuat siswa dapat dilihat pada LKS. Kesimpulan mereka hampir sama
yaitu cahaya yang mengenai prima akan terlihat prisma.
14. Kesimpulan
yang siswa
buat pada
LKS bila dibaca
sekilas membingungkan
karena susunan
kata-katanya. Namun
bila diperhatikan
lagi, pembaca
dapat mengerti
maksud mereka.
Kesimpulan yang
dibuat siswa pun masih
sangat umumdasar.
18. Kedua kata sifat tsb
masih asing
bagi siswa, bahkan arti
dalam bhs
indonesia pun juga.
Lampiran E.1.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
satu kelompok siswa saja. 16.
Guru meminta astu kelompok meju ke depan kelas untuk membacakan hasil jawaban LKS
mereka, sedangkan
siswa lainnya
membandingkan dengan hasil jawaban LKSnya. 17.
Setelah yakin LKS telah terjawab semua, kemudian guru mengkoreksi percobaan namun
tidak menyimpulkan
hasil percobaan terkait
dengan tujuan
namun membuat
kesimpulan pembelajaran.
18. Sebagai penguat materi, guru menambah materi
sifat gelombang lainnya dengan menampilkan gambar dan animasi sifat gelombang.
warna pelangi. 16.
Kelompok Reni dan Alen yang maju ke depan, dan kelompok Saliha dan Risa yang memberi
tanggapan. Hasil
yang didapatkan
kedua kelompok
berbeda. Ketika
ditanyakan perbedaan tersebut mereka tidak bisa memberi
jawaban. Sehingga
guru yang
memberi koreksian.
18. Siswa memperhatikan gambaranimasi yang
diperlihatkan guru. Misalnya,
kata dispersi
yang artinya
penguraian cahaya.
Siswa masih
belum mengerti
kata penguraian.
Kemudian kata
refraksi yang
artinya pembiasan.
Tahap Penutup
19. Guru meminta siswa menyebutkan apa yang
telah mereka pelajari hari ini. Ketika ditanya kembali sifat cahaya apa yang dipelajari dan
contohnya?
20. Kemudian guru menginfokan materi pertemuan
selanjutnya dan
menutup pertemuan dengan salam seperti pada pertemuan sebelumnya.
19. Siswa ada yang menjawab prisma Alen,
pelangi Reni dan Saliha, Pinsil yang bengkok Risa. Kemudian ketika ditanya sifat cahaya
siswa ada yang menjawab terbalik dengan contohnya
Risa. Misalnya
sifatnya pembentukan
pelangi dijawab
sifatnya pembiasan.
Kemudian siswa lainnya masih belum familiar dengan kedua nama sifat tsb
sehingga ada yang terbalik menyebutkannya Reni dan Saliha.
Kesan dan Komentar:
Lampiran E.1.c
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Bila dilihat dari KBM, materi pada pertemuan ini sangat bisa dimengerti siswa. Sebab percobaan yang dilakukan siswa hanya mengajak siswa mengamati fenomena dan menganalisisnya. Pemilihan sifat gelombang yang diarahkan ke fenomena sangatlah bagus, sebab dapat membuat
siswa mengetahui hal baru. Namun karena persiapan alat yang seadanya menjadikan percobaan ini kurang maksimal. Pada percobaan pertama yaitu pembiasan cahaya sangat mudah dilakukan dan mebuat siswa penasaran. Hanya saja perlu ada penjelasan sebelumnya tentang medium air dan
udara, agar siswa lebih bisa mengerti hubungan perbedaan medium dengan fenomena patahnya pinsil. Untuk percobaan kedua memang perlu peralatan yang lengkap, misalnya lampu sorot dan celah sehingga yang dipakai adalah berkas cahaya. Penggunaan kata asing, seperti kata dispersi
dan reflaksi, bila dirasa akan membuat bingung tak perlu dilontarkan. Cukup gunakan arti katanya saja dalam bahasa indonesia selama tidak merubah konsep.
Aspek mengamati siswa bertambah baik. Pada pertemuan ini siswa merasa ingin melakukannya sendiri, terlihat saat belum diminta melakukan percobaan ada siswa yang sudah mulai melakukannya. Menurut saya materi yang dipilih sangat membuat siswa penasaran. Sehingga
siswa seperti sudah mengerti apa yang akan diamati dan dicari dari percobaan kali ini. Melakukan percobaan pun siswa sudah sangat bagus, karena memang percobaannya sangat simpel dan menggunakan alat seadanya. Membuat hipotesis dan mebuat kesimpulan pun masih terkendala dari
kalimat. Seperti bila dilihat pada LKS. Bila dibaca sekilas kesimpulan yang dibuat siswa susunan kata-kata membingungkan, namun bila diperhatikan lagi akan didapati maksud kata-kata yang dirangkai siswa. Pada pertanyaan yang membutuhkan penjelasanalasan siswa tidak bisa
menjawabnya sendiri. Kesulitannya tidak bisa mengungkapkan alasannya. Sehingga guru harus pelan-pelan menjelaskan kembali dari hasil pengamatannya. Pada pertemuan ini, terjadi komunikasi yang sangat bagus. Sisiwa diminta guru untuk mempresentasikan hasil jawaban LKS dan
kelompok lainnya menanggapi dan bila ada perbedaan dapat saling bertanya. Hanya saja masing-masing kelompok tidak bisa menjelaskan ketika terjadi perbedaan hasil pengamatan, sehingga guru memberi pengkoreksian dari hasil pengamatan kedua kelompok tersebut. Namun cara
menyampaikanpresentasi, menanggapi, dan bertanya sudah sangat baik dilakukan siswa. Keterampilan bertanya antar sesama siswa tunarungu
sangat berbeda bila bertanya ke guru. Mereka langsung bertanya “mengapa” dengan menggunakan bahasa isyarat dan artikulasi yang kurang jelas tapi bisa dimengerti maksudnya.
Lampiran E.1.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
DATA OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA KBM
Pertemuan : Keempat
Hari : Selasa, 26 Maret 2013
Pukul : pukul 09.45 sd 11.15
Teknik Penelitian : Observasi
Tempat : SMALB Negeri Cicendo Kota Bandung
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Catatan Tahap
Pendahuluan 1.
Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam seperti pada pertemuan sebelumnya dan melihat kehadiran siswanya
yang hadir semua.
2. Guru mengulas sedikit pelajaran pertemuan
sebelumnya, sifat-sifat gelombang. Lalu guru memberitahukan
topik pembelajaran
pertemuan itu yaitu tentang energi gelombang. 3.
Kemudian guru melakukan konsepsi awal, menampilkan animasi perahu yang terkena
ombak lalu menanyakan tentang fenomena tersebut.
4. Guru memotivasi siswa dan menyiapkan siswa
untuk mulai
belajar dengan
menanyakan tentang
muatan yang
dibawa gelombang. 1.
Siswa menjawab salam seperti yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
2. Memberi tanggapan dari pertanyaan-petanyaan
ulasan singkat materi sebelumnya dari guru. 3.
Masih terus memperhatikan gerakkan animasi namun masih bingung dengan pertanyaan yang
disampaikan guru. Terlihat dari wajah dan tidak adanya tanggapan dari siswa.
4. Siswa masih tetap diam tidak memberi
tanggapan, hanya terlihat bingung mendengar kata
muatan gelombang.
Sehingga guru
menjelaskan tentang muatan itu sendiri, yaitu sesuatu yang dibawa oleh gelombang. Tentang
energi siswa seperti mengerti sekali sebab mereka
menyebutkan perubahan
energi 3.
Animasi hanya
menampilkan gerak
perahu di
atas air,
namiun pertanyaan
dari guru
lebih menanyakan
penyebab gerak
perahu sampai ke tepi pantai.
Banyak kata-kata yang belum
dimengerti siswa pada pertemuan
Lampiran E.1.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Setelah itu menjelaskan arti muatan dan energi.
contohnya energi listrik menjadi panas dan cahaya.
kali ini. Kata tersebut pun sulit untuk guru
ganti dengan kata yang lebih
sederhana lagi
sebab kata
itu mediummedia
dan muatan sudah cukup
sederhana. Sehingga
guru harus
merubahnya menjadi
kata kerja. Seperti kata medium menjadi alat
gelombang merambat
tali, dan
muatan bagian
yang dibawa
gelombang. Percobaan
pertemuan ini
sangatlah mudah
sekali dilakukan dan lebih mengajak siswa
untuk menganalisis
pengamatan mereka.
Namun, ketika siswa Tahap Inti
Penyajian 5.
Setelah merasa siswa mengerti tentang arti muatan dan energi, guru mengarahkan siswa
tentang masalah yang akan dicari pada
pertemuan hari
ini, yaitu
apa yang
dirambatkan gelombang.
Guru menuliskan
kata yang sukar dimengerti ke siswa pada papan tulis, misalnya kata mediummedia, kata
muatan.
6. Guru kemudian membimbing siswa untuk
membuat hipotesis dengan mengarahkan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan.
7. Kemudian guru membagi siswa menjadi dua
kelompok, lalu memberikan masing-masing
kelompok alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan.
8. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan
kerja kelompok sesuai dengan langkah LKS. 9.
Setelah siswa selesai melakukan percobaan, guru
mengajak siswa
untuk menjawab
pertanyaan pada
LKS dan
menganalisis percobaan yang dilakukan.
10. Pada tahap akhir menjawab LKS, guru
meminta siswa
memberikan kesimpulan
6. Ketika
guru menyinggung
tentang mediummedia, siswa terlihat kurang mengerti
kata tersebut
sehingga guru
menjelaskan tentang kata tersebut.
7. Masing-masing kelompok menerima satu utas
tali panjang dan tali rapia pendek, serta penggaris, lalu membaca LKS yang diberikan.
8. Siswa melakukan kerja kelompok. Sebelumnya
siswa diminta untuk mengukur panjang tali, lalu meletakkan tali rapia pendek sekitar 0,5 meter
dari salah satu ujung tali yang panjang. Kemudian mengikuti instruksi pada LKS, salah
satu siswa menggetarkan sehingga terbentuk gelombang transversal. Siswa lainnya diam dan
merasakan getaran gelombang tersebut.
9. Siswa menjawab LKS yang bisa mereka jawab
dan sesuai dengan yang siswa lakukan selama percobaan. Namun untuk pertanyaan yang
membutuhkan alasan,
siswa tidak
dapat memberikan alasannya.
10. Dalam membuat kesimpulan, awalnya kedua
kelompok tidak
memberikan. Lalu
guru membimbingnya. Namun, karena lama sekali
Lampiran E.1.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
percobaan siswa. 11.
Setelah kesimpulan dibuat, guru meminta satu kelompok untuk maju ke depan dan kelompok
lainnya menanggapi
jawaban pada LKS,
seperti pada pertemuan sebelumnya. siswa
menjawabnya sehingga
guru yang
memberikan kesimpulan akhirnya. 12.
Kelompok Reni dan Alen yang maju ke depan kelas karena kelompok Risa dan Saliha ketika
ditunjuk guru terlihat malu-malu. Sehingga
guru tidak
memaksanya. Namun
pada pertemuan ini lebih baik dari pertemuan ke tiga
sebab terjadi interaksi antara kedua kelompok. Kelompok Saliha dan Risa menanggapi dan
bertanya atas perbedaan jawaban mereka dengan kelompok yang di depan kelas.
diminta untuk
mengungkapkannya dengan konsep siswa
kebingungan dan lama mengungkapkannya
padahal
guru sudah
sangat membimbingnya.
Melihat keadaan
ini akhirnya
guru yang
memberikan kesimpulannya.
Tahap Penutup
12. Di akhir pembelajaran guru meminta siswa
menyebutkan apa yang telah dipelajari hari ini. 13.
Kemudian guru menginfokan bahwa BAB materi
getaran gelombang
telah selesai.
Pertemuan selanjutnya masuk ke materi baru. Kemudian menutup pertemuan dengan salam
seperti pada pertemuan sebelumnya. 13.
Siswa menyebutkan pengamatan yang telah dilakukan. Namun siswa tidak mengungkapkan
yang menjadi pokok masalah pada pertemuan ini yaitu tentang energi gelombang, yang
diharapkan guru seharusnya itu terlontar.
14. Menjawab salam seperti pada pertemuan
sebelumnya. Kesan dan Komentar :
Bila dilihat dari KBM, materi yang diambil sangat bagus. Dapat juga membuat siswa aktif melakukannya sebab sangat mudah untuk dilakukan percobaan dan mengajak siswa untuk mengamati dan menganalisis. Namun sebaiknya guru memberikan apersepsi tentang energi terlebih
dahulu, karena bahasannya mengenai energi gelombang. Tujuannya agar siswa mengingat kembali materi energi yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa sudah tahu tentang energi bahkan dapat menyebutkan contoh perubahan enerfi. Namun ternyata siswa masih belum mengerti penyebab
Lampiran E.1.d
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
energi dan hubungannya dengan usaha. Sebenarnya pertemuan keempat ini ingin agar siswa dapat menghubungkan usaha menyimpangkan getaran dengan energi gelombang, yang dapat terasa dan terlihat dari berpindahtidaknya tali pendek yang diikatkan ke tali panjang.
Pemilihan animasi tidak sesuai dengan penjelasan guru. Hal ini bisa membuat siswa bingung, karena penjelasan guru tidak serupa dengan gerak animasi. Kata mediummedia dan kata muatan menjadi kata asing bagi siswa, sehingga guru merubahnya dengan kata yang sudah diketahui
sebelumnya. Aspek mengamati masih cukup baik dan siswa masih aktif dalam mengikuti KBM pertemuan tersebut. Merencanakan percobaan dan
melakukan percobaan tidak terlihat kesulitan apapun. Siswa dapat mengerti petunjuk LKS dan melakukannya sesuai petunjuk LKS. Pada pertemuan ini guru tidak banyak memberi arahan dalam percobaan, karena menurut guru siswa sudah sangat mengerti apa yang tertulis di LKS.
Hanya saja ketika dalam percobaan, tali pendek yang terikat pada tali panjang ikut berpindah posisi, meskipun jaraknya sangat kecil. Seharusnya tidak, sebab akan mengarahkan bahwa energi lah yang berpindah, medium tidak ikut berpindah. Hal ini menjadi perbedaan yang di dapatkan antara
kedua kelompok. Membuat hipotesis tidak terlaksana, hal ini terlihat ada beberapa kata yang tidak dimengerti siswa sehingga ketika berhipotesis pun siswa masih bingung. Membuat kesimpulan masih terkendala dari mengungkapkan dan menyusun kalimatnya. Menafsirkan data tidak lah sulit,
sebab percobaan yang dilakukan pun sangat sederhana. Seperti pada pertemuan ketiga, di pertemuan ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pengamatan dan siswa lainnya memberi tanggapan. Proses ini berjalan baik seperti pada pertemuan ketiga. Kemampuan bertanya siswa pun
terasah dari presentasi ini. Namun siswa masih belum bisa menghubungakan konsep gelombang dan konsep energi, padahal di awal pertemuan ini guru telah menyinggung tentang energi dan perubahannya baik dari gerak menjadi panas, dll. Sayangnya yang mempresentasikannya hanya satu
kelompok saja. Terjadinya perbedaan hasil pengamatan langsung dikoreksi guru dan diluruskan oleh guru saat di akhir tahapan pembelajaran.
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Pertemua n
ke- Observe
r Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Jumla h
Orientasi Menyajika
n masalah Membuat
Hipotesis Melakukan
percobaan Menganalis
is data Membuat
kesimpulan
Indi 1
Indi 2
Indi 3
Indi 4
Indi 1
Indi 2
Indi 1
Indi 2
Indi 3
Indi 1
Indi 2
Indi 1
Indi 2
Indi 1
Indi 2
1
1 √
√ √
√ √
√ √
√ X
√ √
√ √
√ √
92 2
√ √
√ √
√ √
√ X
X √
√ √
√ √
√
Jumlah 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2
Persenta se
100 100
50 100
100 100
2
1 √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
100 2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
Jumlah 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Persenta se
100 100
100 100
100 100
3
1 √
√ √
√ √
√ X
X X
√ √
√ √
X X
66,67 2
√ √
√ √
√ √
X X
X √
√ √
√ X
X
Jumlah 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2
Persenta se
100 100
100 100
4
1 √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
100 2
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√
Jumlah 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persenta se
100 100
100 100
100 100
Rata-rata 100
100 62,5
100 100
75 88,1
Catatan:
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Pertemua n
ke- Observer
Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Jumla
h Orientasi
Merumuskan Masalah
Membuat Hipotesis
Mengumpulka n Data
Menguji Hipotesi
s Membuat
Kesimpula n
Indi 1
Indi 2
Indi 3
Indi 4
Indi 1 Indi 2 Indi
1 Indi
2 Indi 1
Indi 2 Indi 1
Indi 1
Indi 2
1
1 √
√ √
√ √
√ X
√ √
√ √
√ X
87,5 2
√ √
√ √
√ √
√ X
√ √
√ √
X
Jumlah 2
2 2
2 2
2 1
1 2
2 2
2
Persentase 100
100 50
100 100
50
2
1 √
√ √
√ √
√ √
X √
√ √
√ X
83,3 2
√ √
√ √
√ √
√ X
√ √
√ X
√
Jumlah 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1
Persentase 100
100 50
100 100
50
3
1 √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
X √
83,3 2
√ √
√ √
√ X
√ X
√ √
X √
X
Jumlah 2
2 2
2 2
1 2
1 2
2 1
1 1
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persentase 100
75 75
100 50
50
4
1 √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
91,7 2
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ X
X
Jumlah 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
1 1
Persentase 100
100 100
100 100
50
Rata-rata 100
93,75 68,75
100 87,5
62,5 85,4
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
Pertemuan ke-
Observer Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Orientasi Merumuskan Masalah
Membuat Hipotesis
Indi 1 Indi 2
Indi 3 Indi 1
Indi 2 Indi 1
Indi 2
1
1 √
√ X
√ X
√ X
2 √
√ X
√ X
√ X
Jumlah 2
2 2
2
Persentase 66,7
50 50
2
1 √
√ X
√ X
√ X
2 √
√ X
√ X
√ X
Jumlah 2
2 2
2
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persentase 66,7
50 50
3
1 √
√ √
√ X
√ X
2 √
√ X
√ X
√ X
Jumlah 2
2 1
2 2
Persentase 83,3
50 50
4
1 √
√ √
√ √
√ X
2 √
√ X
√ X
√ X
Jumlah 2
2 1
2 1
2
Persentase 83,3
75 50
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
Pertemuan ke-
Observer Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Jumlah Mengumpulkan Data
Menguji Hipotesis Membuat Kesimpulan
Indi 1 Indi 2
Indikator Indi 1
Indi 2
1
1 √
√ X
√ √
65,3 2
√ X
√ √
√
Jumlah 2
1 1
2 2
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persentase 75
50 100
2
1 √
√ X
√ √
65,3 2
√ X
√ √
√
Jumlah 2
1 1
2 2
Persentase 75
50 100
3
1 √
√ X
X √
68,1 2
√ √
√ √
√
Jumlah 2
2 1
1 2
Persentase 100
50 75
4
1 √
X √
√ √
72,2 2
√ √
X √
√
Jumlah 2
1 1
2 2
Persentase 75
50 100
100 kegiatan
a terlaksan
yang kegiatan
model naan
keterlaksa
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 1
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Mengamati Meramalkan
Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan
Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Obs 1 Obs 2
Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1
Obs 2 Rata-rata
Alen 2
2 46
2 1
36 2
1 36
2 3
56 Reni
3 2
56 3
2 56
3 3
66 3
3 66
Risa 3
2 56
3 2
56 3
2 56
2 3
56 Saliha
3 2
56 3
2 56
3 3
66 3
3 66
Rata-rata 1964 = 79,2
1864 = 75 2064 = 83,3
2264 = 91,7
Persentase =
∑ ∑
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 1
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Total Keterangan
Menafsirkan data Berkomunikasi
Mengajukan Pertanyaan Obs 1 Obs 2
Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2
Rata-rata
Alen 2
2 46
1 2
36 1
1 26
24 2442 = 0,57
Reni 3
3 66
2 2
46 1
1 26
34 3442 = 0.81
Risa 2
2 46
2 2
46 1
1 26
30 3042 = 0,71
Saliha 3
2 56
2 2
46 1
1 26
33 3342 = 0,79
Rata-rata 1964 = 79,2
1564 = 62,5 864 = 33,3
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persentase =
∑ ∑
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 2
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Mengamati Meramalkan
Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan
Obs 1 Obs 2
Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1
Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2
Rata-rata
Alen Reni
3 3
66 3
2 56
3 2
56 3
2 56
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Risa 3
2 56
3 2
56 3
2 56
3 2
56 Saliha
3 3
66 3
2 56
3 2
56 3
2 56
Rata-rata 1763 = 94,4
1563 = 83,3 1563 = 83,3
1563 = 83,3
Persentase =
∑ ∑
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 2
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Total Keterangan
Menafsirkan data Berkomunikasi
Mengajukan Pertanyaan
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1
Obs 2 Rata-rata
Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Alen Reni
3 2
56 2
1 36
2 1
36 32
3242 = 0,76 Risa
3 3
66 2
2 46
2 1
36 33
3342 = 0.79 Saliha
3 3
66 2
2 46
2 1
36 34
3442 = 0,81 Rata-rata
1763 = 94,4 1163 = 61,1
963 = 50
Persentase =
∑ ∑
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Pertemuan 3
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Mengamati Meramalkan
Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan
Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Obs 1 Obs 2
Rata-rata
Alen 3
3 66
1 1
26 3
2 56
3 3
66 Reni
3 3
66 2
2 46
3 2
56 3
3 66
Risa 3
3 66
2 1
36 3
2 56
3 3
66 Saliha
3 3
66 2
2 46
3 2
56 3
3 66
Rata-rata 2464 = 100
1364 = 54,2 2064 = 83,3
2464 = 100
Persentase =
∑ ∑
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 3
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Total Keterangan
Menafsirkan data Berkomunikasi
Mengajukan Pertanyaan Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Alen 2
1 36
3 2
56 2
1 36
30 3042 = 0,71
Reni 2
2 46
3 3
66 2
2 46
35 3542 = 0.83
Risa 2
2 46
2 2
46 2
2 46
32 3242 = 0,76
Saliha 2
2 46
2 2
46 2
2 46
33 3342 = 0,78
Rata-rata 1564 = 62,5
1964 = 79,2 1564 = 62,5
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Persentase =
∑ ∑
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 4
Nama Siswa
ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM Mengamati
Meramalkan Merencanakan percobaan
Menggunakan alat dan bahan Obs 1
Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata
Obs 1 Obs 2
Rata-rata
Alen 2
2 46
1 1
26 3
3 66
3 3
66 Reni
2 2
46 2
2 46
3 3
66 3
3 66
Risa 2
2 46
2 2
46 3
3 66
3 3
66
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Saliha 2
2 46
2 2
46 3
3 66
3 3
66 Rata2
1664 = 66,7 1464 = 58,3
2464 = 100 2464 = 100
Persentase =
∑ ∑
PENILAIAN KPS SETIAP PERTEMUAN KBM
Pertemuan 4
Nama Siswa ASPEK KPS PADA OBSERVASI KBM
Total Keterangan
Menafsirkan data Berkomunikasi
Bertanya Obs 1
Obs 2 Rata-rata Obs 1 Obs 2 Rata-rata Obs 1
Obs 2 Rata-rata
Lampiran E.3
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota
bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Alen 1
1 26
3 2
56 06
23 2342 = 0,55
Reni 2
2 46
3 3
66 2
2 46
34 3442 = 0.81
Risa 2
2 46
2 2
46 2
2 46
32 3242 = 0,76
Saliha 2
2 46
2 2
46 2
2 46
32 3242 = 0,76
Rata-rata 1464 = 58,3
1964 = 79,2 1464 = 50
Persentase =
∑ ∑
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus
terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
DATA HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
1. Selama penelitian, dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, pada fase
membut hipotesis dan membuat kesimpulan, guru yang berinisiatif memberikan langsung hipotesis dan kesimpulan itu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah karena
siswa tidak mau menjawab? Jawaban: siswa terlalu lama memberikan hipotesis dan kesimpulannya. Hal ini
dimungkinkan karena pembelajaran yang diterapkan merupakan pengalaman pertama siswa dalam belajar di kelas. Karena berbeda, biasanyakan siswa hanya ditanya
kemudian menjawab, tapi kalau membuat hipotesis siswa harus beranalisis dahulu dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkannya.
2. Mengapa pada pertemuan pertama pada fase orientasi ketika guru meminta konsepsi
awal, siswa tidak memberikan tanggapan? Jawaban: siswa sama sekali tidak mendapatkan informasi sebelumnya dari sumber
manapun. Buku pelajaran IPA-fisika untuk siswa tunarungu belumlah ada dari pemerintah. Buku sumber yang menjadi bahan ajar mereka tidaklah relevan sebab buku
yang ada adalah buku untuk siswa umum, buku IPA-fisika SMP dan SMA bukanlah buku khusus untuk siswa tunarungu. Buku ini digunakan oleh guru sebagai sumber
informasi yang akan disampaikan, yang sebelumnya dipilih terlebih dahulu kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat penangkapan siswa terhadap materi yang diberikan.
Bila dirasa materi tersebut terlalu dalam dan akan membuat siswa susah untuk memahaminya, maka materi tersebut disederhanakan atau dibuat lebih mendasar.
3. Menurut ibu konsep apa yang menjadi konsep abstrak bagi siswa selama KBM ini?
Mengapa hal itu menjadi abstrak pada siswa? Jawaban: konsep cepat rambat. Konsep cepat rambat sangat susah dipahami siswa
karena bukanlah konsep yang kongkret yang mudah dimengerti siswa. Bagi siswa normal konsep cepat rambat gelombang bisa ditangkap cepat dengan pendekatan
kecepatan benda bergerak. Tapi bagi siswa tunarungu, konsep kecepatan pun masih abstrak apalagi konsep cepat rambat gelombang. Fikiran siswa tunarungu baru mampu
menerima konsep yang kongkret. Sehingga yang terlihat siswa bingung dan tidak bisa
mengungkapkan ketika diminta membuat hipotesis dan membuat kesimpulan dari konsep tersebut.
4. Pada pertemuan ketiga, mengapa fase membuat hipotesis tidak terlakasana kembali bu?
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus
terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Jawaban: setelah diberikan gambar tentang terbentuknya warna pelangi dari sinar yang melewati prisma dan pinsil yang terlihat bengkok ketika dimasukkan ke dalam air, guru
mengira siswa sudah tahu bahwa itu konsep dispersi dan refraksi dari bahan ajar yang telah diberikan. Tapi ternyata konsep itu belum dipahami oleh siswa meskipun siswa
sudah diminta untuk membaca terlebih dahulu konsep itu dari bahan ajar yang telah diberikan.
5. Masih pada pertemuan ketiga, membuat kesimpulan pun tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawaban: kesulitan siswa itu berasal dari bahasa. Mungkin siswa sulit untuk
menyampaikan kesimpulannya dari bahasa konsep yang baru mereka ketahui. Bahasa konsep tersebut misalnya penguraian, pembelokkan cahaya. Namun bila kesimpulan
yang diambil berasal dari yang diamati siswa, siswa dapat menjabarkannya. Hal ini
terlihat dari LKS yang mereka isi. 6.
Pertemuan keempat mendapatkan prosentase keterlaksanaan yang sangat besar dan semua fase pembelajaran terlaksana. Mengapa bisa hal itu terjadi bu?
Jawaban: Saya merasa yang menjadi hambatan pada pertemuan sebelumnya harus dievaluasi dan menjadi perbaikan pada fase ini. Salah satu yang menjadi hambatan
yaitu pemilihan kedalaman materi yang dibuat lebih sederhana dan mendasar. Sehingga fase membuat hipotesis dapat dilakukan siswa.
7. Tapi masih ada saja fase yang tidak terlaksana pada pertemuan keempat, menurut ibu
apa kendalanya? Jawaban: Secara kata dan konsep mereka sudah tahu energi itu apa dan perubahannya.
Tapi ketika memasuki permasalahan atau fenomena yang baru yang masih berhubungan
dengan konsep ini, mereka tidak bisa menghubungkannya. 8.
Dalam LKS siswa diminta membuat grafik dari data yang mereka peroleh melalui percobaan. Apakah mereka sudah pernah membuat dan membaca grafik sebelumnya?
Jawaban: kebetulan saya yang mengajar matematika kepada mereka adalah saya juga, sehingga saya sangat tahu mereka pernah belajar tentang grafik pada materi statistika,
sehingga bila ditanya seperti itu saya jawab mereka pernah dan tahu.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama : Alen
Pengalaman Belajar di Kelas
1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit?
Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit?
PKN, Matematika. Karena pelajarannya sulit dimengerti sehingga tidak suka.
2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai?
Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai?
Bahasa sunda. Karena bisa menangkap pelajarannya sebab dipakai sehari-hari.
3 Apakah
kamu pernah
bosan atau
mengantuk ketika
belajar di
kelas? Pelajaran apa? Mengapa?
Pernah. Karena
gurunya membosankan
sebab berbicara sesuatu yang saya tidak mengerti,
saya tidak
bisa menangkap
maksud perkataan guru. 4
Apakah kamu
mengerti apa
yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas?
Mengapa? Iya
mengerti terkadang
bila gurunya
mengasikkan. 5
Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru
disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara
Sering bila dapat mendengar apa yang dikatakan guru lalu teman tidak tahu tapi
tidak yakin apakah teman mengerti apa yang saya sampaikan.
6 Bagaimana
cara mengajar
guru yang
menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi
dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya?
Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Saya senang bila guru mengajar dengan
mengajak kami berkelompok dengan teman- teman.
Meramalkan
1 Apabila kamu melihat fenomena alam
yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya,
ketika pertama
kali kamu
melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi?
Tentang hujan. Mengapa setiap setelah hujan banyak tumbuhan yang subur?
2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin
tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi?
Tidak tahu, hanya tahu itu kuasa Alloh.
Mengajukan Pertanyaan
1 Apakah
kamu mengerti
apa yang
diucapkan oleh guru? Kalau belajar IPA aku sedikit mengertinya
karena kesusahan dalam mengerti apa yang guru jelaskan
2 Apakah kamu pernah bertanya kepada
guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa?
Tidak, karena takut gurunya galak.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
3 Apakah
kamu pernah
merasa ingin
bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau tidak bisa melakukannya? Mengapa?
Pernah, tapi gugup jadi tidak jadi bertanya.
Berkomunikasi
1 Masih ingat kah?
Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air,
pinsil akan
tampak bengkok atau patah, padahal sebenarnya
pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi?
Gelombang cahaya akan menembus pada benda bening misalnya air dan kaca. Pada
peristiwa pinsil yang seolah-olah patah.
2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu
sering berdiskusi
dengan teman
sekelasmu? Mengapa? Bosan sering malas, jarang diskusi dengan
teman sekelas.
3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman
berdiskusi atau kerjasama dengan teman sekelasmu?
Dengan siapakah
dan mengapa?
Kalau lagi bosan dan lagi tidak nyaman dengan teman, jadinya malas kalau mau
berdiskusi dengan teman.
Merencanakan Percobaan
1 Apakah guru pernah mengajak kalian
untuk melakukan
praktikum dengan
menggunakan alat? Praktikum apa? Pernah
dulu ketika
mengajar materi
gelombang. 2
Apakah guru
pernah menjelaskan
bagaimana petunjuk
melakukan praktikum?
Misalnya praktikum
menghitung getaran bandul. Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya atau kalian
perlu membaca petunjuk tersebut? Mengerti bila guru mengajarnya dengan
banyak cara.
3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan
ini sesuai dengan petunjuk tersebut atau kah
kamu butuh
gurumu untuk
membimbingmu? Mengapa? Saya mengerti bila guru membimbing saya
karena saya tidak mengerti apa yang say abaca saja.
Mengamati
Dapatkah kalian
membedakan kedua
gambar di
samping ini?
Jelaskan perbedaannya
Satu panjang gelombnag adalah jarak antara satu rapatan dan satu renggangan atau jarak
dari ujung
renggangan sampai
ujung renggangan.
Menggunakan alat dan bahan
1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa
sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan bagaimana menggunakannya?
Penggaris untuk mengukur panjang meja.
2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar
agar kamu dapat memahami yang guru sampaikan?
Guru mengajak
belajar IPA
bersama teman2.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama Siswa: Reni
3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada
guru di kelas? Alen tidak pernah tahu apa yang mau
ditanyakan sehingga gugup, dan gurunya pun galak sehingga gak mau bertanya.
4 Agar
kamu mengerti
pelajaran yang
disampaikan guru, menurutmu guru harus seperti apa mengajar kalian? diam saja,
ngomong terus, atau apa? Ya, saya senang ibu guru mengajak bicara
dengna teman diskusi
5 Fenomena getaran penggaris
Terdengar bunyi cepat keras karena dengar bunyi kurang pelan penggaris. terdengar
keras bila penggaris bergetar keras
Pengalaman Belajar di Kelas
1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu
anggap sulit? Hampir semua pelajaran saya tidak sukai
karena sulit.
2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu
sukai? Kalau saya suka pelajaran IPA yang mudah
dan tata boga tetapi berbeda. IPA itu seperti umum karena kesulitan. Pelajaran IPA sulit
tapi karena saya suka sehingga terasa mudah
3 Apakah kamu
pernah bosan
atau mengantuk
ketika belajar
di kelas?
Pelajaran apa? Mengapa? Ya pernah bosan belajar di kelas. Karena
pelajaran yang dihadapi sulit dan tidak dimengerti
4 Apakah kamu
mengerti apa
yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas?
Mengapa? Ya mengerti apa yang diucapkan guru ketika
belajar di kelas.
5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru
disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara
Ya. Saya menjelaskan kepada teman apa yang
dia tidak
mengerti menggunakan
bahasa isyarat. 6 Bagaimana
cara mengajar
guru yang
menyenangkan untukmu? berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak diskusi
dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya?
Bila ada jabawan lain, jelaskan juga Ya. Saya lebih menyukai dan mengerti bila
guru mengajarnya dengan banyak menulis di papan tulis dari pada berdiskusi.
Meramalkan
1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang baru, apa yang ingin kamu tanyakan?
Misalnya, ketika
pertama kali
kamu melihat pelangi, apa yang ingin kamu
Kalau cahaya matahari masuk ke prisma akan terbentuk warna-warna pelangi.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
ketahui tentang pelangi? 2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu
mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi?
Saya tidak tahu tapi ingin tahu seperti apa pelangi itu? bagaimana terbentuk pelangi
3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaan mu tentang terbentuknya pelangi?
Kalau matahari dari cahaya masuk ke prisma akan terbentuk warna2 pelangi.
Menginterpretasi data
Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau
grafik? Bila
bisa bagaimana
menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa. Ya lupa cara membuat tabel dan grafik
karena pelajaran tersebut sudah lama tidak dipelajari.
perlu bimbingan
lagi dalam
membuatnya
Bertanya
1 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa?
Ya bisa mengikuti di kelas. 2 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru
ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa?
Ya saya pernah bertanya kepada guru.
3 Apakah kamu
pernah merasa
ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau
tidak bisa melakukannya? Mengapa? Ya pernah bertanya terus menerus kepada
guru sesuatu
yang saya ingin ketahui
penasaran
Berkomunikasi
1 Masih ingat kah? Ketika pinsil dimasukkan ke dalam gelas
yang berisi
air, pinsil
akan tampak
bengkok atau patah, padahal sebenarnya pinsil tersebut tidak patah. Dapatkah kau
menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi? Menggunakan pinsil yang dimasukkan ke
dalam gelas berisi air yang kelihatan seperti besar.
2 Ketika belajar di kelas, apakah kamu sering berdiskusi
dengan teman
sekelasmu? Mengapa?
Kalau kita berdiskusi bersama teman akan mudah paham.
3 Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman
sekelasmu? Dengan
siapakah dan
mengapa? Ya, tidak pernah tidak nyaman tetap
kerjasama dengan teman sekelasku.
Merencanakan Percobaan
1 Apakah guru pernah mengajak kalian untuk
melakukan praktikum
dengan menggunakan alat? Praktikum apa?
Ya, guru tidak pernah mengajak kita belajar praktikum
sehingga kita
tidak tahu
bagaimana belajar di praktikum itu. 2 Apakah
guru pernah
menjelaskan bagaimana
petunjuk melakukan
praktikum? Misalnya
praktikum menghitung getaran bandul. Apakah kalian
mengerti dengan penjelasannya atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut?
Kalau membaca sendiri petunjuk praktikum akan sedikit lebih mengerti.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Nama Siswa: Risa
3 Apakah kamu bisa melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk tersebut atau
kah kamu
butuh gurumu
untuk membimbingmu? Mengapa?
Ingin dibantu guru dan teman2 agar saya bisa tahu tentang apa saja yang saya tidak
tahu.
Menggunakan alat dan bahan
1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan
bagaimana menggunakannya? Timbangan untuk berat, mengetahui panjang
meja dengan menggunakan penggaris.
2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru
sampaikan? Kalau saya berdiskusi atau menulis. Karena
lebih mengerti bila berdiskusi dengan teman sekelas.
3 Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas?
Ya pernah bertanya kepada guru karena saya tidak tahu tentang apa saja.
4 Agar kamu
mengerti pelajaran
yang disampaikan guru, menurutmu guru harus
seperti apa mengajar kalian? diam saja, ngomong terus, atau apa?
Kalau saya ingin harus diberikandigunakan contoh karena lumayan mengerti. akan
lebih mengerti bila diberikan contoh
5 Fenomena getaran penggaris Agar
terdengar suara
menggunakan penggaris maka penggaris harus digetarkan
keras-keras.
Pengalaman Belajar di Kelas 1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit?
Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit?
Pelajaran IPA, saya tidak bisa karena sulit.
2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu
sukai? Suka olahraga.
3 Apakah kamu
pernah bosan
atau mengantuk
ketika belajar
di kelas?
Pelajaran apa? Mengapa? Iya pernah, bosan belajar di kelas.
4 Apakah kamu
mengerti apa
yang diucapkan guru ketika mengajar di kelas?
Mengapa? Iya mengerti apa yang diucapkan guru.
5 Apakah kamu sering menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang baru
disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara
Iya, lebih jelas dengan bertanya kepada teman tentang pelajaran yang baru guru
sampaikan.
6 Bagaimana cara
mengajar guru
yang menyenangkan untukmu? berbicara dan
menulis di papan tulis, mengajak diskusi Menyenangkan sekali diskusi di kelas.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi Apa alasannya?
Bila ada jabawan lain, jelaskan juga
Meramalkan 1 Apabila kamu melihat fenomena alam yang
baru, apa yang ingin kamu tanyakan? Misalnya,
ketika pertama
kali kamu
melihat pelangi, apa yang ingin kamu ketahui tentang pelangi?
Melihat fenomena
alam seperti
itu pertama kali sekali melihat pelangi.
2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin tahu mu ketika melihat fenomena alam yang
baru misalnya pelangi? Akan tanya menjawab ingin tahu melihat
fenomena alam yang baru.
3 Menurutmu apa jawaban dari pertanyaan mu tentang terbentuknya pelangi?
Ingin akan Tanya bentuk, kalau guru yang mengerti.
Menginterpretasi data
Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel atau
grafik? Bila
bisa bagaimana
menjelaskannya, bila tidak bisa mengapa. Lupa cara membuat tabel dan grafik
sehingga bingung
bila disuruh
membuatnya lagi.
Bertanya 1 Apakah
kamu mengerti
apa yang
diucapkan oleh guru? Iya mengerti
2 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran di kelas? Mengapa?
Ikut belajar di kelas dengan teman 3 Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang
dijelaskan guru, kepada siapakah kamu bertanya? Mengapa?
Karena mengerti
pelajaran yang
dijelaskan. 4 Apakah kamu pernah bertanya kepada guru
ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa?
Sudah pernah belajar dengan bertanya kepada guru.
5 Apakah kamu
pernah merasa
ingin bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau
tidak bisa melakukannya? Mengapa? Tidak bisa
Berkomunikasi
Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman berdiskusi atau kerjasama dengan teman
sekelasmu? Dengan
siapakah dan
mengapa? Kerjasama dengan teman sekelas.
Merencanakan Percobaan 1 Apakah guru pernah mengajak kalian
untuk melakukan
praktikum dengan
menggunakan alat? Praktikum apa? Belum
tahu belajar
praktikum itu
bagaimana
Mengamati
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU
Nama Siswa: Saliha Dapatkah
kalian membedakan
kedua gambar
di samping
ini? Jelaskan
perbedaannya Bukit gelombang adalah lengkungan a-o-
b. Satu panjang gelombang adalah jarak antara satu rapatan dan satu renggangan
atau jarak dari ujung renggangan sampai ujung renggangan berikutnya.
Menggunakan alat dan bahan
1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur? Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui dan
bagaimana menggunakannya? Timbangan, penggaris, stopwatch.
Untuk berat, panjang, dan waktu.
2 Menurutmu bagaimana cara guru mengajar agar kamu dapat memahami yang guru
sampaikan? Bila guru berbicara di depan kelas saya
tidak mengerti tapi bila guru menulis di papan tulis saya dapat mengerti.
3 Fenomena getaran penggaris Terdengar
pelan atau
keras ketika
penggaris digetarkan.
Pengalaman Belajar di Kelas
1 Pelajaran apa yang kamu anggap sulit?
Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu anggap sulit?
PKN, IPS, IPA, dan MTK. Karena terlalu sulit. Banyak rumus maupun sejarah, otak
saya tidak masuk akal ataupun tidak mengerti.
2 Pelajaran apa yang paling kamu sukai?
Kalau ada, mengapa pelajaran itu kamu sukai?
Bahasa. Karena pakai kamus sehingga dapat mengerti dan dapat cepat mengetahui kata
apa yang ingin dicari tahu.
3 Apakah
kamu pernah
bosan atau Pernah. Pelajaran PKN. Karena saya tidak
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
mengantuk ketika belajar di kelas? Pelajaran apa? Mengapa?
mau mendengar apa yang diucapkan guru ketika belajar di kelas. terkait dgn teknik
mengajar
4 Apakah
kamu mengerti
apa yang
diucapkan guru ketika mengajar di kelas? Mengapa?
Iya mengerti.
5 Apakah
kamu sering
menjelaskan kepada temanmu tentang pelajaran yang
baru disampaikan oleh guru di kelas? bahasa isyarat atau bicara
Iya sering kali walaupun tidak tahu tentang apa saja.
6 Bagaimana cara mengajar guru yang
menyenangkan untukmu?
berbicara dan menulis di papan tulis, mengajak
diskusi dengan memberikan pertanyaan, mengajak praktikum dan berdiskusi
Apa alasannya? Bila ada jabawan lain, jelaskan juga
Menyenangkan sekali, suka sama diskusi dan berkelompok di kelas daripada belajar
sendiri.
Meramalkan
1 Apabila kamu melihat fenomena alam
yang baru, apa yang ingin kamu
tanyakan? Misalnya, ketika pertama kali kamu melihat pelangi, apa yang ingin
kamu ketahui tentang pelangi? Pelangi itu dapat darimana setelah hujan?
Ingin tahu tentang di luar alam.
2 Bagaimana kamu menjawab rasa ingin
tahu mu ketika melihat fenomena alam yang baru misalnya pelangi?
Bilang pelangi itu dari mana muncul.
3 Menurutmu
apa jawaban
dari pertanyaan
mu tentang terbentuknya pelangi?
Menurutku itu dari hujan.
Menginterpretasi data
Apakah kamu bisa menjelaskan apa yang tertulis dan tergambar pada tabel
atau grafik?
Bila bisa
bagaimana menjelaskannya,
bila tidak
bisa mengapa?
Tidak mengerti karena saya tidak belajar rumus. Saya tidak suka belajar rumus
Bertanya
1 Apakah
kamu mengerti
apa yang
diucapkan oleh guru? Cukup mengerti
2 Apakah kamu bisa mengikuti pelajaran
di kelas? Mengapa? Bisa bila mengikutinya bersama-sam dgn
teman 3
Bila kamu tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan guru, kepada siapakah
kamu bertanya? Mengapa? Gurunya terlalu cepat bicaranya sehingga
saya tidak mengerti.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
4 Apakah kamu pernah bertanya kepada
guru ketika belajar di kelas? Bertanya tentang apa?
Iya pernah, kalau ada yang tidak dimengerti. Kadang-kadang
saya bertanya
kepada gurunya.
5 Apakah kamu pernah merasa ingin
bertanya kepada guru tapi tidak jadi atau
tidak bisa
melakukannya? Mengapa?
Takut salah bicaranya takut bahasanya tidak dimengerti guru
Berkomunikasi
1 Ketika belajar di kelas, apakah kamu
sering berdiskusi
dengan teman
sekelasmu? Mengapa? Iya, agar saya bisa bersemangat belajar di
kelas.
2 Apakah kamu pernah merasa tidak
nyaman berdiskusi
atau kerjasama
dengan teman
sekelasmu? Dengan
siapakah dan mengapa? Tidak
pernah, saya
suka bekerjasama
dengan teman sekelas saya.
Merencanakan Percobaan
1 Apakah guru pernah mengajak kalian
untuk melakukan
praktikum dengan
menggunakan alat? Praktikum apa? Pernah, praktikum pelangi disversi cahaya,
gelombang, bandul.
2 Apakah
guru pernah
menjelaskan bagaimana
petunjuk melakukan
praktikum? Misalnya
praktikum menghitung
getaran bandul.
Apakah kalian mengerti dengan penjelasannya
atau kalian perlu membaca petunjuk tersebut?
Mengerti dengan
penjelasan dan
membacanya sendiri.
3 Masih
dengan petunjuk
praktikum tersebut. Bagaimana cara menentukan
nilai frekuensi? Menurut saya, nilai frekuensi berbeda.
4 Apakah
kamu bisa
melakukan percobaan ini sesuai dengan petunjuk
tersebut atau kah kamu butuh gurumu untuk membimbingmu? Mengapa?
Saya butuh guru untuk membimbing saya, karena saya lebih mengerti hal yang saya
tidak ketahui bila guru membimbing saya.
Mengamati
1 Ketika gurumu menampilkan sebuah
gambar dari fenomena alam misalnya akibat
gempa bumi
yang akan
dipelajari oleh kalian, apa yang akan kamu
lakukan terhadap
gambar tersebut?
Ingin tau apa yang telah terjadi.
2 Lihat
gambar akibat
gempa bumi
di samping:
Longsor, karena terlalu tidak kuat dengan tanah.
tanahnya tidak
kuat menahan
getaran gelombang
sehingga tanahnya
longsor
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Jelaskan apa
yang kalian lihat
3 Dapatkah
kalian membedakan
kedua gambar di samping
ini? Jelaskan
perbedaannya Panjang gelombang transversal dan panjang
gelombang longitudinal.
Menggunakan alat dan bahan
1 Apakah kamu tahu tentang alat ukur?
Bisa sebutkan alat ukur yang kamu ketahui
dan bagaimana
menggunakannya? Stopwatch utnuk waktu, timbangan untuk
berat, penggaris untuk panjang, thermometer untuk ukuran baju suhu tubuh
2 Menurutmu
bagaimana cara
guru mengajar agar kamu dapat memahami
yang guru sampaikan? Saya suka belajar IPA dengan berdiskusi
dengan teman
sekelas saya
menjadi kerjasama belajarnya daripada menulis di
buku. 3
Mengapa kamu jarang bertanya kepada guru di kelas?
Saya bertanya kepada guru karena kalau ada yang
tidak dimengerti.
Saya kadang2
bertanya. 4
Agar kamu mengerti pelajaran yang disampaikan
guru, menurutmu
guru harus seperti apa mengajar kalian?
diam saja, ngomong terus, atau apa? Saya
dapat mengerti
karena banyak
mengulang-ulang dan memberi contoh.
5 Fenomena getaran penggaris
Kalau penggaris digetarkan keras karena bisa terjadi atau menggunakan.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
ANALISIS HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TUNARUNGU Mengamati
a. Ketika siswa tunarungu diberikan sebuah fenomen melalui video atau pun gambar,
rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. Karena rasa ingin tahu ini dan karena kelemahan mereka dalam menangkap apa yang dikatakan guru sehingga perhatian
penuh mereka tertuju dari apa yang mereka lihat saja.
b. Rasa ingin tahu mereka besar. Mereka selalu ingin tahu apa yang terjadi dari apa
yang mereka lihat. Bila fenomena tersebut jelas dan detail, tak perlu penjelasan dari guru pun mereka sudah dapat mengerti apa yang mereka cari tahu.
c. Ketika memberikan permasalahan atau pun mengajar kepada mereka, hal terpenting
ini jangan lah terlupa. Bantu mereka dengan memberikan media visual. Dari pada gambar, mereka lebih memperhatikan video atau pun demonstrasi, karena gambar
yang hidup atau pun gerakan bagi mereka itu lebih detail untuk mereka mengerti.
d. Hal ini dikuatkan dari hasil wawancara dengan siswa tunarungu bahwa mereka
lebih ingin tahu apa yang telah terjadi dari apa yang mereka lihat atau amati. Meramalkan
a. Meramalkan atau pun membuat hipotesis bagi tunarungu sangat lah sulit terlebih
lagi fenomena atau masalah yang mereka hadapi terbilang baru atau belum pernah mereka lihat atau mengetahui.
b. Untuk memicu agar mereka dapat membuat hipotesis, maka guru harus memicu
keterampilan mengamati mereka dengan menampilkan fenomena melalui video atau demonstrasi yang hampir mirip dengan masalah yang akan diamati.
c. Sebenarnya mudah untuk guru mengarahkan siswa membuat hipotesis, sebab rasa
ingin tahu siswa tunarungu sangat lah besar. Seperti yang telah saya jabarkan di aspek mengamati. Rasa ingin tahu ini akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan
yang nantinya akan mengarah pada hipotesis. Guru harus dapat menggali pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rasa ingin tahu siswa tersebut.
d. Yang menjadi kesulitan dalam guru mengambil hipotesis siswa yaitu dari aspek
bahasa. Siswa sulit untuk mengungkapkan hipotesisnya melalui kalimat langsung yang diverbalkan, lebih baik dipersilahkan untuk menulis. Bahasa melalui tulisan
yang dibuat siswa memang akan terbaca aneh tapi guru harus dapat menyimpulkan maksud siswa.
e. Misalnya kalimat hipotesis yang dikeluarkan siswa ketika saya menunjukkan
fenomena tentang pelangi. Siswa akan membuat hipotesis : “Pelangi itu dapat dari mana setelah hujan? Pelangi itu dari mana muncul”. Maksud dari kalimat ini yaitu :
“Mengapa pelangi itu muncul setelah hujan? Berasal dari manakah pelangi itu?”
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
f. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tunarungu, saya dapat mengambil
kesimpulan bahwa mereka dapat membuat hipotesis dari fenomena yang mereka lihat secara detail dapat melalui demonstrasi ataupun video hanya saja mereka
sulit untuk mengungkapkan kalimat hipotesisnya, dan hal ini dapat dibantu dengan meminta siswa menulis apa hipotesis mereka yang nantinya akan disimpulkan oleh
guru.
g. Untuk meramalkan masalah yang baru mereka lihat atau ketahui, guru harus
mencari masalah yang mirip dengan masalah tersebut. Masalah yang mirip ini yaitu masalah yang siswa sudah melihat atau mengetahui sebelumnya.
Menginterpretasi data a.
Pada pelajaran praktikum, siswa tunarungu perlu bimbingan dalam mengumpulkan data karena mereka masih bingung mana yang harus dicatat sebagai data atau
bukan. b.
Membuat tabel dan grafik pun harus dibimbing. Bila meminta mereka untuk membuatnya sendiri, maka perlu ada review pelajaran grafik. Dari penyataan
mereka, dulu pernah belajar membuat grafik karena tidak pernah digunakan dalam pembelajaran sehingga mereka pun lupa konsepnya tentang grafik dan cara
membuatnya.
c. Dikarenakan mereka tidak mengerti tentang konsep grafik, sehingga bila meminta
mereka untuk menyimpulkan data dari grafik mereka tidak bisa. d.
Tapi bila data yang diperoleh mereka dari pengamatan tidak berupa angka yang harus ditampilkan melalui tabel dan grafik, mereka bisa. Sebagai contoh ketika
saya memberikan suatu masalah dengan menggetarkan penggaris kemudian penggaris tersebut mengeluarkan bunyi yang berubah-ubah keras pelannya, mereka
dapat menyimpulkan mengapa bunyi yang terdengar berubah-ubah. Jawaban
mereka, “Agar terdengar suara maka penggaris digetarkan dengan keras” Reni e.
Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa, siswa tunarungu dapat menginterpretasikan data melalui grafik atau tabel bila sebelumnya mereka sudah
terbiasa memasukkan data berbentuk tabel dan grafik. Bila data yang diamati tidak berupa kuantitatif dan tidak memiliki variable yang kompleks, mereka bisa
menghubungkan hal tersebut dan membuat kesimpulannya.
Mengajukan Pertanyaan Kemampuan bertanya ada pada diri siswa tunarungu seiring dengan besarnya rasa ingin
tahu mereka. Hanya saja ada beberapa faktor yang membuat mereka tidak mau bertanya. Saya simpulkan beberapa faktor tersebut hasil dari observasi dan wawancara
dengan mereka, yaitu:
a. Faktor guru. Bila gurunya itu menyenangkan, tidak galak, dan dapat mengerti
bahasa mereka atau pun dapat dimengerti mereka, mereka mau bertanya. b.
Faktor bahasa. Bahasa yang mereka gunakan tidak hanya verbal tapi isyarat juga. Memang tuntutan dari pendidikan mereka harus berkomunikasi total dengan verbal,
tapi menggunakan bahasa isyarat itu lebih nyaman untuk mereka gunakan dalam bertanya. Sehingga tidak jarang ketika mereka tidak mengerti apa yang
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
disampaikan guru mereka sering bertanya antar sesame mereka dengan menggunakan bahasa isyarat.
c. Faktor hal yang ingin disampaikan. Apa yang menjadi rasa ingin tahu mereka
terkadang susah bagi mereka untuk mengungkapkannya. Apa yang ada difikiran mereka tidak sama dengan kata-kata yang mereka buat, sehingga akan aneh
tertangkapnya oleh guru bahkan teman sesama mereka. Hal ini yang membuat mereka gugup dan takut salah untuk bertanya.
Kesimpulan yang bisa saya jabarkan, guru harus dapat mengerti bahasa mereka dan dapat menangkap maksud mereka ketika mereka bertanya. Bila dalam hal ini guru
mengalami kesulitan, mintalah siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka tanyakan, karena bila ditulis guru sedikit banyak akan mengerti maksud siswa daripada
siswa yang berbicara karena bila mereka yang berbicara masih banyak kata yang mereka belum bisa menghubungkannya.
Merencanakan Percobaan
a. Pada aspek ini siswa tunarungu faham apa yang akan mereka cari dan amati dari
percobaan bila dituntun dengan LKS atau langkah-langkah. Meskipun mereka telah membaca penuntun percobaan tersebut mereka masih tetap membutuhkan
bimbingan dari guru. Karena terkadang ada yang tidak mereka mengerti dari penuntun percobaan yang mereka baca.
b. Pembelajaran IPA menggunakan praktikum ataupun percobaan sangat jarang
mereka rasakan sehingga mereka sangat butuh bimbingan dalam mengolah hasil pengamatan dan mengambil kesimpulan.
Berkomunikasi a.
Selama penelitian saya pernah melihat siswa maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil pengamatan dan laporan mereka secara sistematis, tapi hal ini
pun tidak lepas dari bimbingan guru. Mereka dapat melakukannya meskipun dengan kekurangan mereka dalam berbicara.
b. Siswa tunarungu lebih nyaman bila mereka berbicara dengan verbal dan isyarat.
Bahasa isyarat bagi mereka sulit untuk ditinggalkan. Berbicara dengan teman pun tidak akan saling mengerti bila tidak menggunakan bahasa isyarat juga.
Menggunakan alat dan bahan a.
Karena pembelajaran IPA di sekolah ini jarang mengajak siswa untuk melakukan percobaan dan praktikum sehingga pengetahuan siswa terhadap alat dan bahan
yang akan digunakan dalam percobaan maupun yang berada di lab sangatlah minim.
b. Meskipun pernah ada pengenalan tentang beberapa alat seperti fungsi penggaris,
jangka sorong, ataupun mikrometer skrup, tapi karena aplikasinya jarang digunakan membuat mereka bingung ketika mau menggunakannya. Bahkan ketika
ditanya apa saja alat ukur yang mereka ketahui? Dan alat apa yang digunakan untuk mengukur panjang? Mereka terkesan masih baru dalam mengenal alat.
Lampiran E.5
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi
kasus terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
c. Kesimpulan yang saya tangkap bahwa sesekali ajak siswa belajar memecahkan
suatu masalah dengan melakukan percobaan, karena tidak hanya mereka merasakan bagaimana mengamati dan mencari data tapi pun mengasah kembali pengetahuan
mereka dalam menggunakan alat dan bahan.
Pengalaman belajar di kelas a.
Siswa tunarungu banyak yang tidak suka IPA dengan alasan mereka sulit memahaminya. Hal ini mungkin dipengaruhi dari cara menyampaikan guru di
kelas. Bila pelajaran IPA hanya terfokus oleh guru semata dan cara penyampaiannya monoton, memang akan sulit siswa memahaminya dan akan
tercipta rasa bosan.
b. Dari hasil wawancara dengan siswa pun tidak hanya pelajaran IPA tapi pelajaran
yang lainnya bila mereka tidak mengertifaham, mereka akan bosan dan tidak semangat untuk melanjutkan belajar.
c. Mereka lebih suka diskusi dan melakukan pengamatan. Karena menurut mereka hal
ini akan membuat semangat dalam belajar di kelas dan mudah untuk mereka mengerti pelajaran karena bila diskusi mereka bisa bertanya dan berbagi informasi
kepada temannya.
Nurul Aini, 2014 Profil keterampilan proses sains siswa tunarungu smalb Pada pembelajaran ipa-fisikastudi kasus
terhadap siswa tunarungu di smalb negeri cicendo kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Pegasdan beban
GETARAN
1. Pengertian Getaran