zirconiumsilica atau nanosilika ukuran partikel yang sangat kecil, volume anorganik fillernya 78,5, mudah dilakukan pemolisan, kekuatan baik dan modulus tinggi.
Resin komposit nanofil diperkenalkan dipasaran kedokteran gigi dengan tujuan menyediakan hasil estetik yang lebih baik, permukaan yang lebih halus dan
mengkilat, pengkerutan shrinkage polimerisasi yang lebih minim dan resistensi serta daya penggunaan yang lebih baik dan daya atrisi yang lebih rendah sehingga
resin komposit nanofil lebih banyak dipakai oleh kalangan dokter gigi saat ini.
11,17,22
Resin komposit nanofil mempunyai keuntungan pada sifat optisnya dan memiliki nilai estetis yang tinggi. Resin komposit nanofil juga dapat mengurangi
kontraksi saat proses polimerisasi sehingga meningkatkan kekuatan mekaniknya.
17,22
Terdapat dua jenis partikel pengisi pada resin komposit nanofil, yaitu nanomer dan nanokluster. Nanomer adalah silika yang berukuran sangat kecil, hanya
20-70 nanometer dan berikatan secara sempurna dengan matriks resin. Nanokluster adalah SiO
2
dan ZrO
2
yang saling berikatan dan berukuran 0,4-1 mikron.
17
Resin komposit nanofil memiliki karakteristik yang sama baiknya dengan resin komposit mikrohibrid, nanofil dan mikrofil. Resin komposit nanofil memiliki
kekuatan sebaik resin komposit mikrohibrid, permukaan polis sebaik resin komposit mikrofil, sehingga kekuatan dan estetika resin berbasis nanokomposit yang telah
teruji dapat digunakan baik restorasi anterior maupun posterior.
17,22
2.4 Kekasaran Permukaan Restorasi
Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidakteraturan dari permukaan yang telah diproses akhir dan dipolis, dan diukur dengan satuan mikrometer μm. Nilai ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan ukuran deviasi vertikal suatu permukaan dari bentuk idealnya. Apabila deviasi ini besar, maka permukaan tersebut kasar apabila deviasi ini kecil, maka
permukaan tersebut halus. Kekasaran dianggap sebagai komponen dari permukaan yang telah diukur dengan frekuensi yang tinggi dan panjang gelombang yang
pendek.
12,21
Menurut Willems lainnya 1991 menyatakan kekasaran permukaan dari restorasi harus sama dengan atau lebih rendah daripada kekasaran permukaan enamel
pada enamel-enamel di daerah kontak oklusal Ra = 0.64micron. Attar dan Chung menyatakan bahwa suatu restorasi dinyatakan halus apabila nilai kekasaran
permukaannya kurang dari 1 μm dan mendekati nilai kekasaran enamel 0,64 μm. Quirynen dkk. dan Bollen dkk. menyatakan bahwa kekasaran permukaan dari bahan
kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 μm atau kurang.
10,24
Kekasaran permukaan resin komposit pada dasarnya ditentukan oleh ukuran, kekerasan dan jumlah filler, yang semuanya mempengaruhi sifat mekanik dari resin
komposit dan fleksibilitas dari bahan finishing, kekerasan dari abrasif dan ukuran grit juga ikut mempengaruhi.
Kontak antara permukaan restorasi yang kasar dengan gingiva dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, iritasi dan resesi jaringan lunak yang
perlahan. Selain itu, bahan kedokteran gigi dengan permukaan yang kasar dapat memudahkan perlekatan bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara
alami atau bahkan dengan metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran permukaan juga mempengaruhi penampilan estetik, stabilitas warna, dan
pembentukan biofilm.
2,9,24
Universitas Sumatera Utara
Yu, et al 2009 menyatakan bahwa stain lebih mudah timbul pada resin komposit yang sudah mengalami proses bleaching daripada resin komposit yang
tidak dibleaching. Peneliti meyatakan proses staining yang terjadi disebabkan oleh adanya perubahan kekasaran permukaan yang terjadi pada restorasi.
20
2.5 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan