ELABORASI TEMA Medan Theme Park Arsitektur Post-Modern

BAB III ELABORASI TEMA

III. 1. LATAR BELAKANG

Istilah Postmodern sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1970-an,tidak hanya di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis,tari,patung,film,dan bahkan ideologi.Pada dasarnya Postmodern merupakan reaksi anti-thesisdari Modernisme Thesis yang sudah berjalan sangat lama.Irwing Howe menggambarkanya sebagai “The radical breakdown of the modernist”,jadi keduanya memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan berkelanjutan. Postmodern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai modernism Stern,1980.Perkembangan Postmodernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh Modernisme.Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut sebagai Beyond The Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement.Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari Mannerisme pada era Renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michael Angelo 1475- 1564,Andrea Palladio 1508-1580,Donato Bramante 1444-1514 dan Giulio Romano. Charles Jenks seorang pencetus lahirnya Postmodern menyebutkan adanya 3 alasan yang mendasari timbulnya Postmodernisme,yaitu: 1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia world village yang tanpa batas.Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia instant eclectism. 2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasikannya produk-produk yang bersifat pribadi personalized production,lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan missal mass production and repetitionyang merupakan cirri khas dari Modernisme. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional traditional valuesatau daerah,sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang. Dengan demikian,Arsitektur Postmodern adalah pencampuran antara tradisional dan non- tradisional,gabungan setengah modern dengan setengah non-modern,perpaduan antara yang lama dan yang baru.Arsitektur Postmodern mempunyai style yang hybrid perpaduan dua unsur dan bermuka ganda atau sering disebut double coding. Pada awal tahun 80-an, gaya Post-Modern lebih banyak dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk dasar dalamberbagai anggapan tentang hubungan antara arsitektur dan masyarakat. Modernisme dalam hal ini menuntut moral dimana suatu bentuk dan penampilan bangunan seharusnya merupakan hasil dari beberapa pendekatan logis dari program, sifat bangunan dan prosedur konstruksi dimana sudah banyak diabaikan. Bentuk lain dari ungkapan konsep Post- Modern sebagai oposisi dari “gerakan modern” atau “modernitas”. Secara tidak langsung Post- Modern lebih kurang seperti tujuan dari avant-garde gerakan pelopor pembaharuan dan kembali berintegrasi dengan idealisme zaman pra modern. Post-Modern mempebaharui merombak konsep modernisme yang berusaha memutus hubungan dengan masa seni dan arsitektur klasik. Post-Modern digambarkan seperti menganjurkan untuk memperbaiki kembali arti arsitektur dengan kembali mengetengahkan elemen-elemen arsitektur konvensional dan menjadi lebih pluralistic dengan memperluas perbendaharaan gaya dan bentuk tersedia bagi perancang Universitas Sumatera Utara Vittorio Magnago Lampugnani, Encyclopedia of 20 Century Architecture, Word of Art, Munich dan Zurich, 1963. Apabila arsitektur ekletik hadir pada akhir abad XIX an awal abad XX dengan mengambil bentuk-bentuk klasik, maka arsitektur Post-Modern sering disebut sebagai Neo- Ekletik yang “menghadirkan masa lampau” tidak hanya menampilkan yang klasik tetapi juga menampilkan modern awal termasuk Cubism, Art-Deco, Art Nouveau dan lainnya. Dalam perkembangan arsitektur, warna dan ornament menjadi bagian penting karena menjadi tanda dan symbol dari suatu zaman. Pada post-modern, warna dan ornament menjdi cirri khas pada zaman post-modern. Demikian pula hadirnya ornament pada aliran Post-Modern merupakan tanda kejenuhan terhadap Modernisme. Post-Modern dengan konsep menghadirkan masa lampau, namun dalam bentuk lain dan menerapkan unsure-unsur tidak berfungsi tetapi semata-mata sebagai elemen penghias pada akhir abad XX. Aliran ini menjadi “oposisi” dari arsitektur Fungsionalisme yang anti dekor dan anti elemen lama.

III. 2. PENGERTIAN POSTMODERN

Arsitektur Postmodern adalah percampuran antara tradisional dengan non tradisional,gabungan setengah modern dengan setengah modern,perpaduan antara lama dan baru.Arsitektur Postmodern mempunyai style yang hybrid perpaduan dua unsur dan bermuka ganda atau sering disebut double coding.Timbulnya era baru ini dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara Romantic dan modernist,yang pertama menunjukkan keragaman budaya sedangkan yang kedua memperlihatkan kesamaan budaya yang universalStern,1980. Dualisme lain yang dihadapi adalah memadukan antara Elitisme golongan elitminoritasdengan populisme masyarakat umum,dimana kebutuhan keduanya harus dapat dipenuhi.Dalam masyarakat tradisional,usaha memadukan dua unsur ini tidak begitu sulit karena mereka memiliki bahasa arsitektur yang sama. Pada Arsitektur Post-Modern,bahasa tidaklah selalu tetap melainkan berubah sesuai dengan waktu dan tuntutan zaman. Dua ciri pokok Arsitektur Postmodern adalah anti rasional dan neo sculptural,berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional.Ciri-ciri bangunan sculptural sangat menonjol kerena dihiasi dengan ornamen-ornamen dari zaman Baroque dan Renaissance. Budi Sukada 1988menyebutkan ada 10 ciri Arsitektur Postmodern yaitu: 1. Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer 2. Membangkitkan kembali kenangan historik 3. Berkonteks urban 4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi 5. Bersifat representasional 6. Berwujud metaforik dapat berarti bentuk lain Universitas Sumatera Utara 7. Dihasilkan dari partisipasi 8. Mencerminkan aspirasi umum 9. Bersifat plural 10. Bersifat ekletik Untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur Postmodern tidak harus memenuhi kesepuluh ciri diatas.Sebuah karya arsitektur yang mempunyai enam atau tujuh ciri di atas sudah dapat dikategorikan ke dalam Arsitektur Postmodern. Aliran-aliran Arsitektur Postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya.Charles Jenks mengelompokkan Arsitektur Postmodern menjadi enam aliran.Aliran-aliran ini menurutnya sudah mulai sejak tahun 1960an.keenam aliran tersebut adalah: 1. Historicism Pemkaian lemen-elemen klasik misalnya ionic,doric,dan corinthianpada bangunan yang digabungkan dengan pola-pola modern. Contoh:Aero Saarinen,Philip Jhonson,Robert Venturi,Kisho kurokawa,Kyonori kikutake. 2. Straight Revivalism Pembangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris. Contoh:Aldo Rossi,Monta Mozuna,Ricardo Bofill,Mario Botta. 3. Neo-Vernacularism Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan lokal. Contoh:darborne Darke,joseph Esherick,Aldo van Eyck. 4. ContextualismUrbanist+Ad Hoc Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasai.Aliran ini disebut juga Urbanism. Contoh:Lucien Kroll,leon Krier,James Stirling. 5. Metaphor Metaphisical Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika spiritualke dalam bentuk bangunan. Contoh:Stanley Tigerman,Antonio Gaudi,Mimoru Takeyama. 6. Postmodern space Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Contoh:Peter Eisman,Robert Stern,Charles More,Kohn,Pederson-Fox.

III. 3. Interpretasi Tema

Bangunan yang akan dibangun merupakan penerapan arsitektur Post Modern, yang berusaha menggali pemahaman tentang Neo Vernakular Bali dengan alasan Arsitektur Bali penerapannya sudah dipakai secara universal.

III. 4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS •

Taman Bali dan Pura Hindu di Berlin Marzahn merupakan sebuah daerah dengan kompleks perumahan apartment yang terpadat di Berlin Timur atau terpadat di negara Jerman timur jaman dulu. Namun sejak 9 May 1987, selain di kenali sebagai daerah dengan perkampungan penduduk terpadat di Berlin, Marzahn juga mulai dikenali sebagai daerah dengan taman wisata kotanya yang dikenal dengan nama “Berliner Gartenschau“ atau Berlin Garden Show, yaitu sebuah taman wisata tempat untuk berrekreasi, yang didisain oleh Mr. Gottfried Funecke, yang menawarkan konsep menampilkan hampir semua kebudayaan yang ada di dunia ini, seperti Chinese Garden, Japanese Garde, Balinese Garden, Italianise Garden, Oriental Midle-East Arabic Garden, dll, dimana taman wisata dunia ini di resmikan tanggal 9 May 1987 dalam rangka perayaan ulang tahun kota berlin yang ke 750 tahun. Setelah di resmikannya taman wisata „Berliner Gartenschau“ ini di tahun 1987, di ikuti dengan runtuhnya Tembok Berlin pada tanggal 3 Oktober 1989 yaitu tembok yang memisahkan kota Berlin Barat dengan Berlin Timur, dan selanjutnya di ikuti dengan penyatuan negara Jerman di tahun 1991, untuk meneruskan cita-cita luhur dari para pendahulu Jerman Timur, pemerintahan Jerman bersatu kemudian melanjutkan proyek „Garten der Welt“ Taman Wisata Dunia ini, dan nama „Berliner Gartenschau“ pun akhirnya di ganti menjadi „Erholungspark Marzahn“ yang artinya Taman Rekreasi Marzahn dengan harapan untuk lebih mengedepankan citra „rekreasi“ pada taman ini, dan satu persatu kebudayaan dunia yang memang telah di rencanakan untuk di bangun mulailah di bangun, di mulai dari mewujudkan Chinese Garden seluas 27.000 m2 dengan nilai total proyeknya 4,5 Juta Euro, yang di resmikan pada tanggal 15 October 2000, dan merupakan Chinese garden yang terluas di Eropa. Kemudian di ikuti dengan mewujudkan Japanese Garden seluas 2.700 m2 dengan nilai total proyeknya 1,5 Juta Euro yang di resmikan pada tanggal 30 April 2003, dan selanjutnya di ikuti dengan mewujudkan Balinese Garden seluas 500 m2 dengan nilai proyek 385.000 Euro, dengan konsep bangunan rumah bali tradisional beserta sanggah pemrajan yang di disain tertutup dan diresmikan pada tanggal 18 Desember 2003. Balinese Garden ini di wujudkan oleh Pemerintah Jerman selain karena alasan ingin memperkenalkan salah satu kebudayaan dunia yang memiliki karakter yang kuat yang masih ada Universitas Sumatera Utara di dunia ini, juga di wujudkan sebagai bentuk kerjasama “twint-cities” antara kota Berlin dengan kota Jakarta, yaitu dengan dipersembahkannya “Kebudayaan Bali“ oleh Pemerintah Daerah Berlin di tengah-tengah kota Berlin. Sebagaimana tampak pada gambar dibawah, Balinese Garden dengan konsep bangunan rumah bali tradisional beserta sanggah pemrajan, yang di lindungi oleh atap plastic rumah kaca pada bagian atas, sisi kiri dan sisi kanannya, dimaksudkan agar batu bata, paras, atap raab duk dan ambengan somi yang merupakan inti dari bangunan pelinggih Pura, agar tetap terlihat cantik dan terlindungi dari dinginnya suhu udara khususnya hujan salju bila musim dingin tiba. Gambar 3. 4 Taman Bali di Jerman Balinese Garden disamping menawarkan keaslian suasana Bali, juga menawarkan pemandangan yang eksotis tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga tropis yang banyak di jumpai di negara beriklim trofis. Disain dan rancang bangun dari Rumah Bali dan Sanggah yang ada di Balinese Garden ini mengacu kepada aturan yang berlaku di Bali, yaitu Asta Bumi aturan tentang luas halaman Pura, pembagian ruang halaman, serta jarak antar pelinggih dan Asta Kosala Kosali aturan tentang bentuk-bentuk niyasa symbol pelinggih, yaitu ukuran panjang, lebar, tinggi, pepalih tingkatan dan hiasan. Sehingga pengunjung yang memasuki rumah kaca Balinese Garden ini bisa benar-benar merasakan spirit dari kebudayaan Bali dan seolah-olah seperti sedang berada di Bali. Pesan menarik lainnya yang juga ingin disampaikan oleh perancang Balinese Garden di Erholungspark Marzahn ini adalah Bali yang merupakan bagian dari negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama islam, namun Bali tetap exist dengan kebudayaannya tersendiri yang unique yang di wariskan secara turun temurun. Dijaman dulu ketika Agama Hindu baru dikenali oleh masyarakat Bali kuna, keyakinan ini bisa berbaur dengan adat istiadat lokal balinya, budayanya, alamnya, hidup berdampingan satu sama lainnya secara harmony hingga akhirnya keyakinan ini dijadikan tuntunan “way of life“ yang dikenal masyarakat dengan “Tri Hita Karana“, yaitu menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan dan sekitarnya, serta menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Ketiga prinsip keharmonisan hidup yang diyakini oleh masyarakat Bali tersebut bisa di temukan sekaligus didalam area Balinese Garden yang ada di taman Erholungspark Marzahn yang ditampilkan dalam bentuk bangunan Pura model di Bali jaman dulu dengan batu bata merahnya, Bale Piyasan di halaman rumah yang beratapkan ambengan somi, dan tanaman serta bunga yang banyak di jumpai di pedalaman Bali. Informasi dan penjelasan dari keberadaan Balinese Garden Taman Bali di Taman rekreasi Marzhan Erholungspark Marzahn ini adalah informasi tentang model dan tata letak ruangan dari rumah bali kuna yang di bangun berdasarkan Asta Kosala-Kosali dengan dinding rumah dan dinding pekarangan yang dibangun dari campuran lumpur dan batu bata serta informasi detail dari setiap Pelinggih yang terdapat di Sanggah Pura. Pengunjung yang memasuki area Taman Bali ini dituntun melalui sebuah pintu gerbang yang biasa di kenal dengan Angkul-Angkul. Dalam tradisi kebudayaan Bali Kuna, seperti kita ketahui bersama keberadaan sebuah “taman” atau garden memang tidak di atur dalam Asta Kosala Kosali atau Asta Bumi, namun demikian tumbuh-tumbuhan yang di tanam oleh orang bali jaman dulu memang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya, seperti untuk makanan, obat-obatan, bunga persembahan, dan untuk memberikan keteduhan. Dalam Asta Kosala Kosali, selain Sanggah, Bale Daja, Bale Universitas Sumatera Utara Dangin, Bale Delod, Bale Dauh, Paon Dapur, dan Gelebeg Lumbung Padi, di areal kosong di belakang rumah biasanya di alokasikan sebagai “Tebe” hutan kecil. Di areal Taman Bali ini hutan tropis yang merupakan ciri khas Tebe yang ada di bali di isi dengan tumbuh-tumbuhan yang banyak di jumpai di pekarangan rumah, seperti berbagai jenis pakis, bunga kembang sepatu, dan tumbuhan bunga yang sekiranya bisa mencuri perhatian mata pengunjung, yaitu bunga anggrek yang berwarna-warni. Pohon Kamboja Jepun, salah satu jenis tumbuhan yang dianggap suci keramat oleh kalangan tertentu di Indonesia, dan bunganya banyak dipakai sebagai bunga persembahyangan di Bali, juga terdapat di Taman Bali ini. Bali dengan kebudayaannya memang tidak bisa di pisahkan dengan alam dan tumbuh-tumbuhan, salah satunya di kenal adalah perayaan hari suci Tumpek Wariga, penghormatan terhadap tumbuh-tumbuhan. Demikian juga dengan keberadaan Taman Bali Balinese Garden di Taman Erholuspark Marzahn Berlin ini, juga tidak bisa di pisahkan dengan keberadaan perkumpulan masyarakat Bali di Jerman yaitu Nyama Braya Bali Jerman. Nyama Braya Bali di Jerman, khususnya yang berdomisili di luar Berlin mulai pertama kali mengenali Taman Bali Balinese Garden di Erholungspark Marzhan Berlin ini ketika merayakan hari Kuningan 28 Maret 2009 yang lalu. Dimana Nyama Braya Bali Berlin selaku panitia lokal perayaan kuningan menyelenggarakan hari raya Kuningan bekerjasama dengan pengelola taman wisata rekreasi Marzahn Erholungspark Marzahn dengan prinsip kerjasama saling menguntungkan satu sama lainnya.Pengelola taman selaku pemilik Taman Bali berikut Pura Hindu Sanggah yang ada di dalamnya, memberikan ijin tempat untuk berkumpulnya masyarakat bali umat hindu yang ada di Jerman untuk merayakan hari raya Kuningan, sementara pihak Nyama Braya Bali Berlin selaku panitia dan pengisi acara, selain menyelenggarakan persembahyangan bersama kuningan yang dilaksanakan di hari sabtu kliwon kuningan bagi umat hindu yang berdomisili di seluruh Jerman, juga menyelenggarakan promosi budaya kesenian bali yang di peruntukkan bagi pengunjung umum selama 2 hari berturut-turut sabtu 28 maret dan minggu 29 maret 2009 dengan acara utamanya adalah hampir segala jenis tari-tarian bali, menjajakan masakan khas bali, serta menampilkan bazar yang menjual pernak- pernik cinderamata khas bali.Masyarakat berlin dan sekitarnya yang mengunjungi Erholungspark Marzahn khususnya Taman Balinya, di buat terkagum dan terkesan bisa mengunjungi Taman Bali sekaligus berinteraksi langsung dan mendapatkan penjelasan langsung dari orang balinya sendiri, dan tentunya bisa melihat pertunjukan live tarian bali.Perayaan Kuningan 28 Maret 2009 saat itui memang terasa spesial, bukan hanya karena bisa membahagiakan pengelola Taman Bali di Erholungspark Marzahn berikut masyarakat Berlin dan sekitarnya yang menonton tarian Bali secara langsung, melainkan juga karena di perayaan kuningan saat itu ada utusan dari bimas Hindu Dharma jakarta yaitu bapak I Ketut Lancar, yang terbang langsung dari Jakarta, di samping untuk menyampaikan pesan dari Dirjen Hindu Dharma Jakarta, juga untuk memimpin jalannya upacara serta membawa Tirta dari upacara Panca Wali Krama Besakih. jadi walaupun kita yang di Jerman berada jauh dari Bali, tapi juga bisa ikut merasakan sejuknya percikan tirta dari Pura Besakih. Sebagaimana pengertian Pura yang berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu “Phur”, artinya tempat suci, istana, kota, atau tempat persembahyangan untuk umum atau kelompok sosial tertentu yang lebih luas sifatnya dari Sanggah Pamerajan. Sementara Sanggah berasal dari Bahasa Kawi: “Sanggar”, yang berarti tempat untuk melakukan kegiatan pemujaan suci; dan Pemrajan yang berasal dari Bahasa Kawi: “Praja”, berarti keturunan atau keluarga. Dengan demikian Sanggah Pemrajan dapat diartikan sebagai tempat pemujaan dari suatu kelompok Universitas Sumatera Utara keturunan atau keluarga. Dalam Lontar Siwagama disebutkan bahwa Palinggih utama yang ada di Sanggah Pemrajan adalah Kemulan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur. Walaupun Pura yang ada di Taman Bali di Erholungspark Marzahn ini di disain dengan konsep rumah bali kuna yang merupakan bagian dari tradisi kebudayaan bali, namun keberadaan Pura ini sesungguhnya bisa di optimalkan lagi. Jadi keberadaannya tidak hanya sebatas di pakai sebagai tempat untuk memperkenalkan kebudayaan bali kepada masyarakat berlin pada khususnya atau masyarakat jerman eropa pada umumnya, namun bisa di gunakan sebagai tempat persembahyangan bagi umat hindu yang berdomisili di Berlin. Pihak Nyama Braya Bali Berlin atau Nyama Braya Bali Jerman mungkin bisa melakukan pendekatan secara pro-active kepada pihak pengelola Taman Wisata Erholungspark untuk bisa memfungsikan keberadaan Pura Alit ini sebagai Pura yang sesungguhnya , yaitu dengan melakukan serangkaian upacara, seperti apa yang terjadi di Pura Agung Santi Bhuana di Brugelette Belgia. • Taman Bali Dan Pura di belgia Sesungguhnya Pura di Belgia dan Pura yang ada di Berlin ini memiliki banyak persamaan bila di lihat dari sejarah dan tujuan di bangunnya Pura tersebut, yaitu sama-sama terletak di taman wisata di tengah kota dengan tujuan yang lebih empiris untuk memperkenalkannya kepada masyarakat eropa, dan juga sama-sama di bangun oleh masyarakat eropa. Sementara Pura di Belgia di bangun oleh Pengusaha Belgia Mr. Eric Domb, sedangkan Pura di Berlin di bangun oleh Pemerintah Daerah Berlin. Perbedaan diantara keduanya adalah, Pura di Berlin di buat dengan disain tertutup dan terbuat dari batu bata merah, sedangkan Pura di belgia di bangun dengan disain terbuka dan terbuat dari batu alam hitam, seperti tampak di gambar berikut: Dalam perjalanannya, Pura di Belgia akhirnya bisa menjadi Pura yang benar-benar Pura secara sekala dan niskala seperti layaknya Pura di Bali, setelah dilakukannya upacara pemlaspasan hingga upacara ngenteg linggih pada tanggal 18 May 2009 berkat kerjasama antara pihak pengelola Taman Wisata Parc Paradisio yang di pimpin Gambar 3. 4 Taman Bali di Belgia Mr. Eric Dom dengan pihak pemerintah Indonesia yang di wakili oleh pihak Kementrian Pariwisata Indonesia Bapak Jero Wacik yang mendatangkan Pedanda dan team Bantennya dari Bali. Sementara Pura yang ada di Berlin saat ini secara sekala sudahlah berwujud Pura, namun secara niskala fungsinya belumlah di optimalkan. . Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA