Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

(1)

FAKTOR - FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP

TEKNOLOGI ANJURAN BUDIDAYA KENTANG

(Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH :

LEONARD PURBA 080309001

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISBIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

FAKTOR - FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP

TEKNOLOGI ANJURAN BUDIDAYA KENTANG

(Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH :

LEONARD PURBA 080309001

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc )

NIP: 196304021997931001NIP: 19721118199022001 ( Emalisa, Sp, Msi )

PROGRAM STUDI AGRIBISBIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Leonard Purba (080309001) dengan judul skripsi “Faktor - Faktor Sosial Ekonomi yang mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Teknologi Anjuran Budidaya Kentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo” dibawah bimbingan Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc, sebagai Ketua Komisi pembimbing dan Ibu Emalisa, Sp, Msi sebagai Anggota Komisi pembimbing Tujuan penelitian adalah : Untuk mengetahui bagaimana teknologi budidaya kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah penelitian, bagaimana tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang dan mengetahui apakah faktor-faktor sosial ekonomi (Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang)mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian.

Metode analisis untuk mengetahui teknologi anjuran dingunakan metode analisis deskriftif. Metode analisis untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran di daerah penelitian digunakan skala Likert dan untuk mengetahui pengaruh karakteristik petani terhadap teknologi anjuran digunakan analisis Regresi Logistik Binary.

Hasil penelitian antara lain: Teknologi budidaya kentang yang dianjurkan PPL yaitu penggunaan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan tanaman, pemanenan.Tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran memiliki skor sikap positif atau memiliki tingkat adopsi yang tinggi.

Secara serempak Faktor Sosial Ekonomi petani (umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan.) memberikan pengaruh yang nyata tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran. Secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan, berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang, sedangkan variabel pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Leonard Purba, lahir di Simamora Nabolakpada tanggal 09 Desember 1989. Anak Ke-7 dari 7 bersaudara dari pasangan Wasinton Purba dan Dorta

Munte.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut. 1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri INPRES Dolok Saribu dan

tamat tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 G Pagaran dan tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pagaran dan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Sumatera Utara, melalui jalur PMP

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Silau laut, Kecamatan Silau baru, Kabupaten Asahan.

6. Bulan Juli s.d. November 2013 melakukan penelitian di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Faktor - Faktor Sosial Ekonomi yang mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Teknologi Anjuran Budidaya Kentang

di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc sebagai ketua komisi pembimbing. 2. Ibu Emalisa, Sp, Msi , sebagai anggota komisi pembimbing.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta Wasinton Purba dan Dorta Munte yang telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

6. Kakak ku tercinta Asna Purba, roslan Purba, Tetti Purba Sp, Riris Purba, Melva Purba, Marissa Purba yang telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan dan do’a bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.


(6)

7. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, april 2014


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka... ... 6

Landasan Teori ... 8

Kerangka Pemikiran ... 13

Hipotesis Penelitian ... 16

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

Metode Pengambilan Sampel... 17

Metode Pengumpulan Data ... 17

Model Analisis Data... 18

Definisi dan Batasan Operasional Defenisi ... 22


(8)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskriptif Wilayah

Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 24

Keadaan Penduduk ... 25

Perekonomian daerah ... 26

Sarana dan Prasarana ... 27

Karakteristik Petani Sampel ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi Budidaya Kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah penelitian ... 30

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Anjuran pada Budidaya Kentang di daerah penelitian ... 35

Pengaruh antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 42

Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

1.Luas lahan, Produksi dan produktivitas tanaman kentang menurut

Kecamatan per ton... 2

No. Judul Halaman. 2. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 18

3. Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif ... 19

4. Luas wilayah menurut desa di Kecamatan Merdeka... 25

5.Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Jenis Kelamin.. ... 25

6. Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Agama ... 26

7.Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Merdeka tahun 2012...26

8. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Merdeka pada tahun 2012 ... 27

9.Karakteristik petani sampel...28

10. Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Anjuran padaBudidaya Kentang di Kecamatan Merdeka, KabupatenKaro...37

11. Tabel Analisis Regresi Faktor Sosial Ekonomi Petani yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Adopsi Teknologi Anjuran Budidaya Kentang...39


(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran ... 15


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Karakteristik Petani Sampel

No. Judul

2.Skor Sikap dan Interpretasinya Skor Sikap dan Interpretasinya Fekuensi Peryataan Positif dan Peryataan Negatif

• Sikap Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Sikap • Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap

3. analisis usahatani kentang • Biaya bibit

• Biaya tenaga kerja • Biaya pupuk • Biaya pestisida • Biaya alat/penyusutan • Produksi kentang

4. Analisis Pengaruh Karakteristik Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian Terhadap Motivasi Kerja Petugas Penyuluh Lapangan di Daerah Penelitian


(12)

ABSTRAK

Leonard Purba (080309001) dengan judul skripsi “Faktor - Faktor Sosial Ekonomi yang mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Teknologi Anjuran Budidaya Kentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo” dibawah bimbingan Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc, sebagai Ketua Komisi pembimbing dan Ibu Emalisa, Sp, Msi sebagai Anggota Komisi pembimbing Tujuan penelitian adalah : Untuk mengetahui bagaimana teknologi budidaya kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah penelitian, bagaimana tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang dan mengetahui apakah faktor-faktor sosial ekonomi (Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang)mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian.

Metode analisis untuk mengetahui teknologi anjuran dingunakan metode analisis deskriftif. Metode analisis untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran di daerah penelitian digunakan skala Likert dan untuk mengetahui pengaruh karakteristik petani terhadap teknologi anjuran digunakan analisis Regresi Logistik Binary.

Hasil penelitian antara lain: Teknologi budidaya kentang yang dianjurkan PPL yaitu penggunaan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan tanaman, pemanenan.Tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran memiliki skor sikap positif atau memiliki tingkat adopsi yang tinggi.

Secara serempak Faktor Sosial Ekonomi petani (umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan.) memberikan pengaruh yang nyata tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran. Secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan, berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang, sedangkan variabel pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi kentang Dunia di masa mendatang, khususnya di Negara-negara berkembang seperti Indonesia diharapkan akan meningkat cukup tinggi. Namun demikian potensi pengembangan kentang yang cukup besar tersebut hingga saat ini belum di mamfaatkan secara optimal, yang tercermin dari jumlah volume ekspor yang masih rendah dengan distribusi yang relatif sama. Selain itu beberapa sentra produksi potensial juga belum dikembangkan secara optimal, sehingga produktivitas maupun kualitas yang dihasilkan masih rendah.

Untuk mengantisipasi permintaan akan produk kentang yang sesuai dengan preferensi pasar, perlu dilakukan upaya pembinaan secara khusus dan intensif sehingga seluruh sentra produksi yang ada dikawasan sentra dapat ditingkatkan produksinya. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam Negeri maupun ekspor kentang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup tinggi perlu dilakukan penyusunan buku pedoman SPO/ norma budidaya kentang, sehingga diharapkan para petani dan petugas maupun masyarakat umum lainnya dapat melakukan pengembangan usaha kentang dengan hasil yang optimal. Pedoman SPO (standar prosedur operasional) merupakan suatu paket teknologi anjuran budidaya kentang yang telah dianjurkan untuk petani di seluruh Kabupaten Karo. Paket teknologi yang dianjurankan mulai dari pembibitan sampai panen.

Kecamatan merdeka merupakan sentra komoditi kentang terbesar di Kabupaten Karo dapat dilihat produksi tertinggi dari 17 keseluruhan Kecamatan yang ada,


(14)

dimana produksi 7.357 ton dengan luas lahan 296 Ha dan produktivitas 24,855ton/Ha daerah ini akan dijadikan lokasi penelitian. Sementara Kecamatan Naman Teran dengan produksi 6.852 ton dengan luas lahan 832 Ha dan produktivitas 8,236 ton/Ha. Disusul oleh Simpang Empat dengan produksi 5.740 ton dengan luas lahan 309 Ha dan produktivitas 18,576 ton/Ha. Dapat dilihat di Tabel 1:

Tabel 1. Luas lahan, Produksi dan produktivitas tanaman kentang menurut kecamatan per ton

NO Kecamatan Luas lahan

(Ha)

Produksi (ton)

Produktifitas (ton/Ha)

1 Madingding 0 0 0

2 Laubaleng 0 0 0

3 Tigabinanga 0 0 0

4 Juhur 0 0 0

5 Munte 0 0 0

6 Kutabuluh 0 0 0

7 Payung 0 0 0

8 Tingan derket 0 0 0

9 Simpang empat 309 5.740 18,576

10 Naman teran 832 6.852 8,236

11 Merdeka 296 7.357 24,855

12 Kabanjahe 262 5.458 20,832

13 Berastagi 104 2.634 25,327

14 Tiga panah 178 3.420 19,213

15 Dolat rayat 201 3.528 17,552

16 Merek 299 5.362 17,933

17 Barus jahe 150 4.820 32,33

TOTAL 2631 45.171 184,657

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara 2012

Dari survei yang dilakukan peneliti, faktor yang menunjang keberadaan kegiatan teknologi anjuran budidaya kentang di Kecamatan Merdeka sudah cukup memadai dengan keadaan sebagai berikut:

1. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi dimana kebutuhan bibit mulai dari jenis granola 0 sampai garanola 3 telah tersedia yang disediakan oleh perusahaan penyalur bibit dan balai benih induk (BBI), alat mesin pertanan


(15)

juga telah tersedia, untuk tenga kerja dalam budidaya kentang tersedia berupa tenaga kerja upahan, untuk keperluan bibit, pupuk dan sarana produksi lainnya tersedia, beberapa kios penyalur tersedia.

2. Sistem budidaya kentang di Kecamatan Merdeka adalah kegiatan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat petani yaitu. Kegiatan budidaya yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian kepada petani sejak tahun 2004 sampai sekarang. Permasalahannya walaupun di anjuran sudah cukup lama tetapi petani masih ada beberapa orang enggan mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang, penyebabnya karena petani belum percaya dan masih melakukan secara tradisonal. Faktor petani di Kabupaten Karo enggan mengadopsi teknologi anjuran kentang adalah biaya saran produksi yang semakin mahal yang tidak seimbang dari harga jual produksi, kurangnya modal petani dalam usaha tani kentang.

3. Sistem Kelembangaan penunjang di Kecamatan Merdeka cukup lengkap meliputi lembanga penyuluhan, koperasi dan kelompok tani.

Pengembangan agribisnis pertanian di Kecamatan Merdeka, khususnya tanaman kentang, akan menjadi sektor ekonomi utama baik dalam perekonomian secara keseluruhan maupun bagi ekonomi rakyat. Kesempatan berusaha, kesempatan kerja, sumber pendapatan rakyat, maupun sumber pendapatan asli daerah (PAD) sebagian besar disumbang oleh agribisnis kentang.

Hal-hal yang mendorong potensi pengembangan agribisnis kentang yakni: (1) potensi pasar di Indonesia dan Asia Tenggara cukup besar, mengigat jumlah penduduk yang besar dan kecendrungan diversifikasi pangan apabila pendapatan keluarga meninggat, (2) potensi luas lahan yang beriklim sejuk sesuai dengan


(16)

budidaya tanaman kentang misalnya dataran tinggi Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara dan Toba Samosir

Karena itu pengembangan komoditas kentang tersebut akan berdampak luas bagi ekonomi rakyat. Pengembangan agribisnis kentang guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan komoditas kentang dari Kabupaten Karo oleh para konsumen.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana teknologi budidaya kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah penelitian?

2. Bagaimana tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang di daerah penelitian?

3. Apakah faktor-faktor sosial ekonomi(Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang) mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana teknologi budidaya kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor sosial ekonomi (Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang)mempengaruhi petani


(17)

dalam mengadopsi teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu bagi pihak- pihak yang membutuhkan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam rangka peningkatan produksi usahatani kentang.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang peneliti.

4. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Agronomis

Tanaman kentang merupakan komoditas sayuran yang mendapat perioritas utama dalam pengembangannya karena dapat mendatangkan keuntungan yang tinggi bagi yang membudidayakannya. Kentang (Solanum Tuberosum L) berasal dari Negara beriklim dingin (Belanda, Jerman). Tanaman kentang sudah dikenal di Indonesia (Pengalengan, Lembang, dan Karo) sejak sebelum perang dunia II yang disebut Eugenheimer. Kentang ini merupakan hasil seleksi di Negeri Belanda pada tahun 1890, berkulit umbi kekuning-kuningan, berdaging kuning, dan rasanya enak. Kelemahan dari kentang ini adalah peka terhadap penyakit busuk daun, virus Y, dan A, dan peka terhadap penyakit layu. (Soelarso, 1997).

Solanum Tuberosum L atau kentang merupakan tanaman setahun bentuk yang sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50-120 cm, dan tidak berkayu. Batang dan daun bewarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan. Bunga bewarna kuning keputihan atau ungu, tumbuh di ketiak daun teratas, dan berjenis kelamin dua. Benang sarinya bewarna kekuning-kuningan dan melingkari tangkai putik. Putik itu biasanya cepat masak.Buahnya berbentuk buni, buah yang berkulit, dingdingnya berdaging dan mempunyai dua ruang. Didalam buah berisi banyak calon biji yang jumlahnya bisa mencapai 500 biji. Akan tetapi dari jumlah tersebut yang berhasil dari bijinya hanya berkisar 100 biji, bahkan ada yang


(19)

cuman puluhan biji, jumlah ini tergantung dari varietas kentangnya. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat halus. Akar ini bewarna keputih-putihan. Kedalaman daya tembusnya bisa mencapai 45 cm. Namun biasanya akar ini banyak yang mengumpul di kedalaman 20 cm. (Setiadi, 1990/2000).

Bagian batang kentang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik. Pada ketiak daun-daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotrofik. Ujung stolon membengkak sebagai tempat terkumpulmnya zat cadangan makanan yang disebut umbi kentang. (Soelarso, 1997).

Tempat yang disenangi tanaman kentang mula-mula yang berhawa dingin. Pada perkembangan selanjutnya kentang disebarluaskan kedaerah lain dan teryata bisa tumbuh dan beradaptasi didaerah-daerah yang beriklim sedang (subtropis). Kemudian meluas kedaerah tropis yang memilki dua musim seperti di indonesia dan daerah-daerah khatulistiwa. Suhu yang ideal antara 15-18°C pada malam hari dan 24-30°C pada siang hari. Kentang dapat tumbuh pada ketinggian 500-3000 m dpl. Tanah yang paling cocok buat kentang tanah gembur atau sedikit ada air dan mengandung humus yang tinggi kelembapan yang cocok untuk kentang adalah 70%. Sedangkan Ph 5,0-6,5. Lama penyinaran yang diperlukan dalam proses fotositesis adalah 9-10 jam. (Nurul E, 2012).

2. Tinjauan Ekonomis

Kentang di Kabupaten Karo merupakan salah satu komoditas yang banyak di tanam masyarakat sekaligus menjadi komoditas unggulan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan Manca Negara. Untuk pasar lokal kentang


(20)

dipasarkan Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pekan Baru, Aceh, Rantau Parapat, Langkat, Siantar, Pulau Batam dan Binjai, sedangkan untuk pasar internasional dipasarkan Malaysia dan Singapura. Karena itu pengembangan komoditas kentang tersebut akan berdampak luas bagi ekonomi rakyat.(Anonimus, 2013).

Dari segi pemamfaatanya, kentang biasanya dingunakan sayuran, kentang goreng keripik dan tepung. Sementara dari jenis yang dingunakan petani terdiri dari jenis granola dan jenis lokal. Granola dipakai karena bentuknya menarik umbinya bewarna kuning dan bibitnya bisa dingunakan untuk lima generasi. (Nurul E, 2012).

Landasan Teori

Besarnya perhatian dan keyakinan pemerintah Indonesia akan pentingnya sektor pertanian dapat di lihat dari kesungguhannya dalam membangun pertanian di Negara ini. Segala sarana dan prasarana pertanian di sediakan, demikian pula segala kemudahan bagi petani, termasuk berbagai bentuk subsidi. Guna mencapai peningkatan produksi, teknologi memang di perlukan, dan para petani perlu mengadopsi teknologi itu. Petani harus berubah dari penggunaan teknologi lama ke pengunaan teknologi baru yang lebih maju (Slamet, 2003).

Adopsi diartikan sebagai penerapan penggunaan sesuatu ide atau alat teknologi atau baru yang dapat disampaikan lewat pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Adopsi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu inovasi sejak mengenal, menaruh minat, menilai sampai menerapkan. Atau dengan kata lain inovasi yang diterima (Levis, 1992).


(21)

Adopsi petani terhadap teknologi pertanian sangat ditentukan dengan kebutuhan akan teknologi tersebut dan kesesuaian teknologi dengan kondisi biofisik dan sosial budaya. Oleh karena itu, introduksi suatu inovasi teknologi baru harus disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya.(Suprapto dan Fahrianoor, 2004).

Usaha yang dilakukan dalam memperkenalkan suatu teknologi baru (inovasi) kepada seseorang, maka sebelum orang tersebut mau menerapkannya, terdapat suatu proses yang disebut proses adopsi. Dalam proses ini terdapat tahapan-tahapan yang meliputi tahapan-tahapan dari yang belum diketahui sesuatu oleh seseorang sampai diterapkannya inovasi tersebut. Dalam penerimaan inovasi terdapat lima(5) tahapan dilalui sebelum seseorang bersedia merepakkan inovasi yang diperkenalkan kepadanya.

Pada tahapan 1) Sadar, adalah seseorang belajar tentang ide baru, produk atau praktek baru. Dia hanya mempunyai pengetahuan umum mengenai ide baru tersebut, tidak mengetahui kualitasnya dan pemamfaatanya secara khusus. 2)

Tertarik, adalah seseorang tidak hanya mengetahui keberadaan ide baru itu, ingin mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih mendeteil: apa itu, apa yang dapat dikerjakan dan cara kerja ide baru tersebut, mendegar dan membaca informasi mengenai ide baru tersebut. Penilaian, adalah seseorang menilai informasi yang diketahuinya dan memutuskan apakah ide baru baik untuknya. 4)


(22)

tersebut, dia akan mengadakan percobaan. Hal ini mungkin terlaksana dalam kurung waktu yang lama atau dalam skala yang terbatas. 5) Adopsi, adalah tahap dimana dia menyakini akan ebenaran dan keunggulan ide baru tersebut sehingga menerapkannya dan mungkin juga mendorong penerapan oleh orang lain, dan inovasi diadopsi dengan cepat:

1. Memiliki keuntungan tinggi bagi petani 2. Sesuai dengan nilai-nilai soaial,adat setempat 3. Tidak rumit

4. Dapat dicoba dalam skala kecil 5. Mudah diamati (Ginting, 2002).

Suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada mamfaatnya bagi petani dipedesaan jika teknolgi tersebut tidak dikomunikasikan pada masyarakat pedesaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan stuktur komunikasi informasi dipedesaan menjadi sangat kompleks sehingga dapat dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus menerus dalam cara kerja (tehnik kerja) pada petani jika pada mereka melakukan komunukasi teknologi yang baik dan tepat (Satia N, 2000).

Faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi

Adopsi teknologi baru adalah merupakan proses yang terjadi dari petani untuk menerapkan teknologi tersebut pada usahataninya. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Tingkat pendidikan petani

Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian


(23)

yang lebih modern. petani yang berpendidikan tinggiakan lebih cepat dalam melaksanakan adopsi.

b. Umur Petani

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut.

c. Pengalaman bertani

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan.

d. Luas Pemilihan Lahan

Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini dikarenakan ke efesienan penggunaan sarana produksi.

e. Jumlah Tanggungan

Petani dengan jumlah tanggungan semakin tinggi akan semakin lamban dalam mengadopsi inovasi karena jumlah tanggungan yang besar akan mengharuskan petani untuk memikirkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya. Petani yang memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal, bila kelak inovasi yang diadopsi mengalami kegagalan.


(24)

Petani yang memiliki tingkat pendapatan usaha taninya tinggi akan berusaha lagi mencari informasi dan melakukan inovasi baru agar produksi usaha taninya lebih meningkat. Dan petani yang pendapatan usaha taninya rendah akan lebih sulit dalam menerapkan inovasi baru. (Soekartawi, 1986)


(25)

Kerangka pemikiran

Kabupaten Karo merupakan salah satu sentra produksi kentang terbesar di Sumatera Utara, dimana dalam hal ini Pemerintah memberikan dukungan berupa penerapan teknologi anjuran yang disampaikan kepada petani kentang melalui program penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan teknologi tersebut kepada petani karena dengan bantuan penyuluh maka inovasi akan cepat diterima oleh masyarakat tani khususnya para petani kentang.

Petani kentang dalam melakukan budidaya kentang melakukan tahapan-tahapan seperti : varietas, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. Penerapan teknologi anjuran budidaya kentang ini sudah berlangsung mulai tahun 2004 sampai sekarang.

Dalam mengadopsi suatu teknologi, maka petani dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan total pendapatan petani.

Petani yang memiliki lahan luas akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi bila dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sempit hal ini dikarenakan keefisienan sarana produksi.

Petani yang memiliki pendapatan yang rendah pada umumnya lebih lambat dalam mengadopsi suatu inovasi karena petani umumnya lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup petani bila dibandingkan dengan mengadopsi suatu inovasi, petani tidak mau untuk mengambil resiko yang besar jika nantinya inovasi itu tidak berhasil.


(26)

Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi dari pada petani pemula, karena dengan pengalaman yang lebih banyak sudah dapat membuat perbandingan dalam membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi (teknologi).

Petani dalam mengadopsi teknologi budidaya kentang tidak sama. Ada yang cepat (Positif) dan ada yang lambat (Negatif).


(27)

Keterangan

: Ada hubungan

: Ada pengaruh

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran

Penyuluh Pertanian

Tahapan-tahapan teknologi budidaya

kentang : • varietas

• Persiapan lahan • Penanaman • Pemeliharaan • Pengendalian H &

P

• Pemanenan

Teknologi Budidaya Kentang

Faktor-faktor yang mempengaruhi : • Umur

• Tk. Pendidikan • Lama bertani • Luas lahan • Jlh. Tanggungan • Pendapatan petani Petani Kentang

Tingkat Adopsi Pemerintah


(28)

Hipotesis Penelitian

1. Tingkat Adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang di daerah penelitian tergolong kategori tinggi

2. Faktor-faktor Sosial Ekonomi (Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang) mempegaruhi tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Daerah Sampel

Daerah penelitian ditentukan secara ‘purposive’ yaitu penentuan secara sengaja di Kecamatan Merdeka , Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Adapun alasan pemilihan daerah penelitian ini berdasarkan penerapan teknologi anjuran budidaya kentang di Kabupaten Karo sudah berlangsung sejak tahun 2004 sampai sekarang dan didukung dari data dinas pertanian Kabupaten Karo bahwa Kecamatan Merdeka salah satu Kecamatan yang memiliki produksi tanaman kentang terbesar.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi penelitian adalah petani kentang yang melakukan usahatani dengan sistem budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran budidaya kentang sebanyak 956 KK. Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, dimana sampel diambil secara acak yaitu sebanyak 30 petani sampel sesuai dengan Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik ukuran sampel paling minimum 30.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani dengan bantuan kusioner sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait serta buku yang mendukung penelitian ini.


(30)

Tabel 2: Spesifikasi Pengumpulan Data

NO Jenis Data Sumber Metode

Observasi Wawancara

1 Identitas Petani Petani - 

2 Luas lahan Petani - 

3 Tingkat produktifitas kentang

Petani/kontak tani - 

4 Teknologi budidaya yang dianjurkan

PPL/Petani  

5 Monografi kecamatan Kepala camat  

Metode Analisis Data

Untuk menganalisa masalah Idianalisis dengan menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan melihat data dari penyuluh pertanian dan petani tentang teknologi sesuai anjuran daerah penelitian.

Untuk menganalisa masalah 2, dianalisis dengan metode skala Likert, yaitu pengelompokan variabel dengan menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berikut ini dapat dilihat seperangkat variabel berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif yang akan dijawab oleh responden


(31)

Pada Tabel 3: Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif

NO Peryataan positif Peryataan negatif 1 Menggunakan varietas sesuai

anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Tidak Menggunakan varietas sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

2 Melakukan penyiapan lahan sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan penyiapan lahan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

3 Melakukan penanaman sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan penanaman tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

4 Melakukan pemupukan sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan pemupukan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

5 Melakukan pemeliharaan

sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan pemeliharaan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

6 Melakukan pengendalian HPT sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan pengendalian HPT tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

7 Melakukan panen sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya

Melakukan panen tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya

Pemberian skor pada setiap pilihan jawaban yang diberikan sebagai berikut: • Untuk pernyataan positif : Sangat setuju (SS) = 5

: Setuju (S) = 4

: Ragu-ragu (RR) = 3 : Tidak setuju (TS) = 2 : Sangat tidak setuju (STS) = 1


(32)

• Untuk pernyataan Negatif : Sangat setuju (SS) = 1

: Setuju (S) = 2

: Ragu-ragu (RR) = 3 : Tidak setuju (TS) = 4 : Sangat tidak setuju (STS) = 5

Pengukuran tingkat adopsi digunakan dengan skala pengukuran skala Likert, dengan rumus:

� = 50 + 10 � x2− x

s �

Dimana: T = skor standart X = skor responden S = deviasi standart kelompok Kriteria uji apabila: T ≥ 50 = sikap positif

T < 50 = sikap negatif (Mueller, 1992).

Untuk mengalisa masalah 3dianalisis dengan menggunakan regresi logistik binary dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah umur, tingkat pendidikan petani, luas lahan, pengalaman bertani, tingkat pendapatan dengan menggunakan rumus:

Ŷ= ��+�+ �+ �+ �+ �++μ Keterangan:

Ŷ = Tingkat adopsi penggunaan pupuk

�� = Konstanta

β1 = Koefisien regresi


(33)

�2 = Pengalaman bertani (Tahun)

�3 = Tingkat pendapatan (Rp)

�4 = Tingkat pendidikan petani (Tahun)

�5 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

�6 = Luas lahan(Ha)

Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara serempak terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji G statistika dengan kriteria:

Jika:

�ℎ�����>������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh

�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh

Apabila:

F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara

serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

F-hitung ≤ F-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara

serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji t statistika dengan Kriteria Jika:

�ℎ�����>������, maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh

�ℎ����� ≤ ������, maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh

Apabila:

t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

t-hitung ≤ t-tabel, maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara


(34)

Defenisi dan Batasan Operasianal

Defenisi

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran hasil penelitian maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

a. Petani adalah orang yang melaksanakan dan mengelolah usahatani pada sebidang tanah dan lahan

b. Adopsi adalah penerapan penggunaan sesuatu ide atau alat teknologi baru yang dapat disampaikan lewat pesan komunikasi (lewat penyuluh)

c. Tingkat adopsi adalah tingkat penerapan teknologi usaha tani kentang melalui skor penilaian (pengukuran dengan skala likert) pada tahapan kegiatan teknologi budidaya kentang.

d. Teknologi budidaya kentang yang dianjurkan PPL meliputi varietas, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen

e. Faktor sosial ekonomi adalah faktor dari diri petani baik dari faktor sosial maupun faktor ekonomi yang dimiliki petani

f. Faktor sosial ekonomi meliputi umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan petani.

g. Umur adalah usia petani sampel pada saat dilaksanakan penelitianyang dinyatakan dengan satuan tahun.

h. Pengalaman bertani adalah waktu sejak seorang petani mulaimelakukan usahatani kentang yang diukur dalam satuantahun.

i. Pendapatan petani adalah total pendapatan yang diperoleh petanidan keluarganya dari usahatani kentang.


(35)

j. Tingkat pendidikan adalah lamanya tenaga petani dalam mengikutipendidikan formal diukur berdasarkan pendidikan formal yangpernah ditempuh

k. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan petani (jiwa).

l. Luas lahan adalah areal pertanaman kentang yangdiusahakan petani (Ha).

Batasan Operasional

1. Faktor sosial ekonomi yang diteliti adalah Umur petani, pengalaman bertani, tingkat pendapatan,tingkat pendidikan petani, jumlah tanggungan,luas lahan dengan tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang di daerah penelitian.

2. Sampel penelitian yaitu petani kentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo.

3. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Merdeka di Kabupaten Karo. 4. Waktu penelitian adalah tahun 2013.


(36)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Wilayah

Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah

Kecamatan Merdeka merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada dikabupaten Karo dengan ibukota Kecamatan di desa Merdeka yang berjarak 14 km dari Kabanjahe dan 67 km dari Medan ibukotaPropinsi.

Kecamatan Merdeka dibentuk atas dasar PERDA 04 TAHUN 2005, dimana Kecamatan Simpang Empat dimekarkan menjadi 3(tiga) Kecamatan yaitu Simpang Empat sebagai Kecamatan induk, Kecamatan Merdeka hasil pemekaran, dan Kecamatan Namanteran hasil pemekaran. Kecamatan Merdeka telah diresmikan sejak tanggal 29 Desember 2007 lalu.Kecamatan Merdeka dengan luas ± 44,7 km² berada pada ketinggian rata-rata 1000-1400 m diatas permukaan laut dengan temperatur 16°C-17°C dengan batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Merdeka • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Namanteran • Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Deliserdang • Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Simpang empat

Kecamatan Merdeka berasal dari Kecamatan Simpang Empat dimana pada sejak pra kemerdekaan yang disebut dengan istilah kerajaan yang dipimpin oleh Raja yang disebut dengan Sibayak Lingga yang kekuasaan meliputi

• Ulung Sitelu kuru yang diperintahkan oleh Raja Uung Merga Karo-karo • Urung Tiga Pancur diperintah oleh Raja Ulung Merga Sembiring Gurukinayan • Urung Sempat Teran yang diperintah oleh Raja Urung Merga Karo-karo Sitepu


(37)

Tabel 4: Luas wilayah menurut desa di Kecamatan Merdeka

No Desa/kelurahan Luas(km²) Rasio terhadap

total luas lahan kecamatan(%)

1 Deram 3,93 8,90

2 Ujung teran 6,42 14,53

3 Cinta rakyat 5,90 13,36

4 Sada peralih 4,53 10,26

5 Semangat 2,87 6,50

6 Merdeka 3,87 8,76

7 Gongsol 2,80 6,34

8 Jarang uda 5,46 12,36

9 Semangat gunung 8,39 18,99

Jumlah 44,17 100,00

Sumber kantor Camat Kecamatan Merdeka 2013

Keadaan Penduduk

Pada tahun 2012 diadakan sensus penduduk di Kecamatan Merdeka sehingga tahun 2013 keadaan penduduk Kecamatan Merdeka sesuai dengan sensus 3 563 rumah tangga dengan jumlah penduduk 13.310 jiwa. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat seperti pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 : Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Jenis

Kelamin

No Distribusi Penduduk Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 6 821 50,1%

2 Perempuan 6786 49,9%

Jumlah 13.607 100

Sumber: Kantor Kecamatan merdeka dalam angka 2013

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa di Kecamatan Merdeka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan.


(38)

Terdapat tiga Agama di Kecamatan Merdeka yaitu: Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik yang distribusinya dapat kita lihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6 : Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Agama

No Distribusi Penduduk Penduduk Persentase (%)

1 Islam 3 831 28,1%

2 Kristen Protestan 9 632 70,8%

3 Kristen Katolik 144 1,1%

Jumlah 13607 100%

Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka Tahun 2013

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa di Kecamatan Merdeka jumlah pemeluk agama Kristen Protestan lebih banyak daripada pemeluk agam Islam dan pemeluk agama Kristen Katolik

Perekonomian Desa

Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Merdeka adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk Kecamatan Merdeka dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7: Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Merdeka tahun 2012

NO Mata pencaharian Jumlah

penduduk

Persentase (%)

1 Petani 7748 88,2 %

2 Industri rumah tangga 100 1,1%

3 PNS/ABRI 165 1,8%

4 Lainnya 783 8,9%

Jumlah 8776 100

Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka Tahun 2013

Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Merdeka mempunyai matapencaharian dari sektor pertanian sebanyak 7748 orang yaitu %. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.


(39)

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di Kecamatan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana angkutan, sarana pendididkan dan sarana sosial. Daerah ini dapat dicapai dengan angkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 8:

Tabel 8 : Sarana dan Prasarana di Kecamatan Merdeka pada tahun 2012

No Sarana Prasarana Jumlah

1 Pendidikan SD,SMP dan SMA 6

2 Kesehatan Posyandu, Pustu,poskesdes 27

3 Pasar Kedai dan Kios Saprodi 48

4 Peribadatan Mesjid 11

Gereja protestan 15

Gereja khatolik 2

6 Industri Kilang dan Gilingan Padi 15

7 Sosial Pengaspalan dan Pembangunan 40

Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka

Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merdeka kurang memadai, karena untuk hanya sekolah SD dan SMA saja yang ada di Kecamatan Merdeka. Untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMP harus ke luar Kecamatan ataupun ke ibukota Kabupaten. Untuk fasilitas kesehatan sudah tersedia PUSTU dan POSYANDU, dan POSKESDES. Dari keterangan penduduk untuk fasilitas kesehatan sudah tersedia dan sudah memadai. Masyarakat dilokasi penelitian pada umumnya melakukan transaksi hasil pertanian atau membeli langsung kepasar Kecamatan ataupun pasar Kabupaten, walaupun terdapat kedai di Kecamatan Merdeka namun belum bisa memenuhi keperluan yang diingan oleh masyarakat karena jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan masih terbatas.


(40)

Karakteristik Petani Sampel

Petani yang menjadi sampel penitian adalah petani yang mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang. Adapun karakteristiknya dari 30 sampel petani yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 9 :Karakteristik petani sampel

No Uraian Range Rataan

1 Umur petani 25-57 45,53

2 Tingkat pendidikan 6-16 10,4

3 Pengalaman bertani 2-22 13,6

4 Luas lahan 0,25-1 0,54

Sumber: lampiran 1

Dari Tabel 9 diketahui umur petani di lokasi penelitian yaitu sebesar 46,03 tahun dengan range 25 tahun sampai dengan 57 tahun hal ini menunjukkan petani dilokasi penelitian masih tergolong usia produktif untuk melakukan kegiatan budidaya kentang. Untuk tingkat pendidikan adalah 6 tahun sampai dengan 16 tahun hal ini mempegaruhi petaniuntuk mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang termasuk dalam hal penggunaan pupuk, pestisida. Dari segi pengalaman bertani dilokasi penitian tergolong sudah lama (13,6 tahun) dengan range 2-22 tahun hal ini mempengaruhi keahlian petani dalam mengatasi berbagai masalah dalam usahatani kentang. Sedangkan luas lahan dilokasi penilitian yaitu sebesar 0,25 Ha sampai dengan 1 Ha.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Budidaya Kentang yang dianjurkan oleh PPL di daerah

penelitian.

Berdasarkan observasi di lapangan, penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan PPL sangat tinggi dimana petani dalam usaha kentang melaksanakan teknologi budidaya yang dianjurkan. Dari hasil wawancara dengan petani sampel di Kecamatan Merdeka masih banyak juga petani yang enggan untuk menerima dan menerapkan teknologi yaitu resiko kegagalan karena dalam usaha tani kentang membutuhkan biaya yang cukup besar

Budidaya kentang di daerah penelitian bersifat modren. Kegiatan usahatani dalam setiap pelaksanaanya dilakukan dengan cara-cara baru. Hal ini terlihat dari penerapan teknologi budidaya kentang yang dianjurkan oleh PPL:

a. Penggunaan Benih

Benih yang dingunakan di Kabupaten Karo G0(Granola nol), G1(Granola satu), G2(granola dua), G3(Granola tiga),G4(Granola empat). Benih ini didapatkan dari balai pengembangan benih, benih yang diperoleh G0 baru dikembangkan oleh petani menjadi G1,G2,G3,G4.

b. Penyiapan Lahan

Lahan untuk budidaya kentang didaerah penelitian bentuk guludan atau bedengan.

a. Teknik Gulungan


(42)

cangkul, Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 cm sampai gembur, kemudian dibiarkan selama ± 15 hari untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi tanah, tanah dicangkul kembali sampai benar-benar gembur, kemudian diratakan, membuat guludan - guludan dengan ukuran lebar 120 cm - 140 cm, tinggi 30 cm - 40 cm dan jarak antar guludan yang satu dengan yang lain 20 cm – 30 cm, Apabila pH tanah rendah (asam), dilakukan pengapuran sesuai dengan kebutuhan, menebarkan pupuk organik ataun pupuk kandang matang sebanyak 10 ton – 20 ton per hektar ditambah pupuk buatan yaitu : 220 kg – 330 kg Urea, 330 kg – 420 kg SP – 36, 220 kg – 330 kg KCL per hektar (sesuai dengan kebutuhan), mengaduk tanah guludan dan pupuk secara merata sambil merapikan guludan, membuat lubang tanam dengan jarak 35 cm. Alat pembuat lubang tanam dapat digunakan kaleng bekas susu yang diberi gagang.

b. Teknik Bedengan

Penyiapan lahan dengan teknik bedengan mempunyai kelebihan yaitu lahan dapat ditanami bibit kentang sebanyak 2 baris atau membentuk diagonal. Tahapan penyiapan lahan dengan teknik bedengan adalah sbb: membersihkan kebun dari rumput-rumput liar atau sisa-sisa tanaman lama dengan menggunakan garpu atau cangkul, Tanah diolah sedalam 30 cm dengan cangkul atau traktor, kemudian didiamkan selama ± 15 hari, Tanah diolah kembali hingga benar-benar gembur, membuat bedengan-bedengan dengan uukuran lebar 110 cm, tinggi 40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm, Menaburkan kapur pertanian sesuai dosis anjuran, menebarkan pupuk kandang sebanyak 10 – 20 ton/ha (sesuuai kebutuhan) di tambah 330 kg – 450 kg Urea, 260 kg – 390 kg TSP, 100 kg – 200 kg KCL per hektar atau dapat diganti dengan pupuk NPK ( 16 ;16;16 ) sebanyak 1.000 kg –


(43)

1.500 kg per hektar (sesuai dengan dosis yang dianjurkan), tanah bedengan diaduk bersama pupuk sedalam 25 cm sampai merata, membuat lubang tanam dengan jarak 70 cm x 40 cm.

c. Penanaman

Waktu tanam yang tepat sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarua dan penghujan. Musim kemarau berlangsung pada bulan April – September dan musim hujan dari Oktober – maret. Inteval penanaman kentang ke kentang kurang lebih 1,5 tahun dan tanaman yang ditanam selama waktu tersebut diluar famili Solanaceae

semisal dengan tanaman kubis, bawang/ bawang daun dan lain – lain.

Varietas yang memiliki tajuk lebar sebaiknya menggunakan jarak tanam 40 cm x 80 cm. untuk varietas lainnya, seperti granola sebaiknya ditanam dengan jarak tanam 30 cm x 70 cm. untuk mendapatkan jarak tanam yang sama digunakan tali rafia yang diri tanda sesuai dengan jarak tanam yang dikehendaki, lalu dipancang pada kedua ujung di tepi bedengan. Berdasarkan tanda – tanda yang merupakan jarak tanam, dibuat lubang tanam dengan kedalaman antara 8 cm – 10 cm.

Penanaman bibit kentang sangat sederhana, yakni umbi diletakkan mendatar dengan tunas menghadap keatas. Dengan kedalamn tanam sekitar 8 cm – 10 cm, segera diitutup dengan tanah dari sebelah kanan dan kiri lubang tanam. Umbi jangan ditam terlalu dalam karena hasilnya rendah.. Selain itu pada saat penanaman benih harus tidak bersinggungan dengan pupuk terutama pupuk anorganik karena umbi akan rusak atau busuk. Bila pupuk yang diberikan telah campur dengan tanah pada saat olah tanah maka umbi harus dialasi dengan tanah yang belum tercampur pupuk.


(44)

d. Pemupukan

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik dengan hasil tinggi diperlukan suplai unsur hara yang cukup dan berimbang. Pupuk organik (kandang , kompos) dan pupuk anorganik seperti Urea, TSP/SP dan KCL sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang dan pupuk buatan disebar dalam garitan kemudian dicampur dengan tanah. Kebutuhan pupuk kandang untuk 1 Ha sebanyak 20 ton. Pupuk buatan (Urea, TSP/SP 36 dan KCL) diberikan sesuai dengan anjuran, sebagai patokan dapat digunakan dosis anjuran sebagai berikut. Pupuk kandang dan TSP/SP 36 diberikan pada waktu taman sebagai pupuk dasar, sedangkan Urea dan KCL diberikan bertahap sebanyak 3 kali pemberian pemupukan pertama (1/3 bagian) diberikan pada waktu tanam, kedua (1/2 bagian) umur 21 hari setelah tanam (HST) atau pada waktu pengguludan pertama dan 1/3 bagian terakhir diberikan pada umur 45 HST atau pada saat pengguludan.

e. Pengendalian OPT

Untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit pada tanaman kentang dapat dilakukan melalui strategi pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu dengan mengkombinasikan dan memadukan beberapa macam komponen pengendalian untuk menekan populasi hama atau penyakit, memperkecil kerusakan tenaman maupun kehilangan hasial. Untuk semua jenis pestisida, baik insektisida, fungisida, nematisida maupun herbisida pengaplikasiannya harus mengacu pada lima tepat, yaitu tepat jenis, tepat cara, tepat dosis, tepat sasaran dan tepat waktu. Untuk pengaplikasian pestisida dengan cara penyemprotan dengan menggunakan sprayer maupun power sprayer.


(45)

Penyulaman dimaksudkan untk mengganti tanaman yang mati atau yang lambat tumbuhnya. Penyulaman paling lambat dilakukan 2 – 3 minggu setelah tanam, Pengendalian gulma secara mekanis dikenal dengan penyiangan. Pengendalian secara kimiawi adalah pemberantasan gulma dengan menggunakan bahan kimiawi. Bersamaan dengan pengendalian gulma sebaiknya dilakukan pembumbunan. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan. Penyiangan dan pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu, dan selanjutnya pada saat berumur 5 – 6 minggu. Pada varietas kentang yang berbunga, sebaiknya bunga dipangkas. Pemangkasan bunga bertujuan untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi.. Umunya tanaman akan berbunga pada umur 25-30 hari setelah tanam. Pemangkasan bunga hendaknya dilakukan selagi bunga masih kuncup.

g. Pemanenan

Penanganan panen yang benar dan dapat berhasil baik pada dasarnya harus memperhatikan dua hal pokok, yaitu umur tanaman dan teknik mamanen.Umur panen pada kentang berkisar antara 90 – 180 hari,

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Anjuran pada Budidaya Kentang

di daerah penelitian

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Anjuran pada Budidaya Kentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo diperlihatkan oleh jawaban petani terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan. Peryataan ini dibagi kedalam 15 peryataan Positif dan 15 peryataan Negatif. Untuk peryataan Positif jawaban untuk Sangat


(46)

Setuju diberi nilai 5, Setuju diberi nilai 4. Ragu-ragu diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1. Untuk peryataan Negatif, jawaban Sangat Setuju diberi nilai 1, Setuju diberi nilai 2, Ragu-ragu diberi nilai 3, Tidak Setuju diberi nilai 4, dan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 5. Dari jawaban petani terhadap setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal sehingga, diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing jawaban).

Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut ke dalam skor standar yang mana dalam hal ini digunakan Model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala tingkat adopsi menjadi skor T, menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standar deviasi S = 56,3377sehingga apabila skor standar ≥ 50, berarti mempunyai sikap yang positif. Jika skor standar < 50, berarti mempunyai sikap negatif. Hasil skoring tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian di dapat dilihat pada Tabel 10 :

Tabel 10:Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Anjuran pada BudidayaKentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo

No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Positif 21 70

2. Negatif 9 30

Jumlah 30 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan data pada dapat diketahui bahwa dari 30 orang petani sampel, jumlah petani kentang yang memiliki skor sikap positif atau memiliki tingkat adopsi


(47)

yang tinggi adalah sebanyak 21 orang (70%) dan yang memiliki skor sikap negatif atau tingkat adopsi rendah yaitu sebanyak 9 orang (30%).

Dari 21 orang petani yang mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang, Alasan petani mengadopsi sangat tinggi yaitu:

a. Dari segi teknis budidaya kentang (pembibitan sampai panen) yang dianjurkan oleh penyuluh tidak begitu sulit dipahami oleh petani, karena teknologi yang dianjurkan oleh penyuluh tidak jauh beda yang dilakukan oleh petani sebelum mereka mengadopsi teknologi yang dianjurkan penyuluh.

b. Dari segi produksi kentang, teknologi budidaya yang dianjurkan lebih tinggi produksinya daripada budidaya kentang yang selama ini yang diusahakan petani. Sehingga motivasi dan kepercayaan petani untuk mengadopsi teknologi tinggi.

c. Ketersediaan modal petani diperoleh dari agen kentang (toke kentang), agen kentang mendanai petani dalam usahatani kentang, Sehingga petani dalam mengadopsi teknologi anjuran yang terkendala dengan modal tinggi tidak dipersoalkan lagi atau secara tidak langsung petani tidak punya beban saat melakukan usaha tani kentang. Sehingga petani hanya fokus mengusahakan sampai kentang memproduksi.

Dari 9 orang petani alasan petani kurang mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang yaitu:


(48)

a. Dari segi teknis budidaya yang dianjurkan, Petani tidak memperdulikan waktu penanaman, jarak tanam padahal waktu penanaman dan jarak tanam sangat mempegaruhi produksi dan kualitas kentang itu sendiri. Untuk pemupukan: petani kurang dalam penggunaan pupuk sesuai dalam standart yang dianjurkan. Untuk pemeliharaan petani kurang dalam memelihara karena kebanyakan petani kurang waktu untuk memelihara disebabkan karena petani bukan itu saja yang di usahakan oleh petani, petani bisa mengusahakan lebih dari 2 jenis usaha tani yang diusahakan contohnya kentang, jeruk, cabai, wortel dalam satu musim tanam yang bersamaan. b. Kurangnya modal petani (untuk sebagian petani yang tidak bekerjasama

dengan agen (toke)) sehingga enggan untuk megeluarkan modal besar untuk proses budidaya yang dianjurkan oleh penyuluh akibatnya penyediaan jenis pupuk, pestisida, dan berbagai jenis lain untuk budidaya kurang dari standart yang dianjurkan.

Pada keterangan diatas tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang baik, karena berdampak positif bagi petani dalam mengelola usahataninya. Selain itu juga petani menilai kegiatan atau program yang diterapkan oleh penyuluh dapat menambah pengetahuan serta memberikan kepercayaan diri dan kemudahan bagi petani dalam berusahatani kentang.

Dari Tabel 10 diatas dapat disimpulkan bahwa sikap petani terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang adalah positif didaerah penelitian. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran di daerah penelitian dapat diterima.


(49)

Pengaruh antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat

Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang.

Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani, maka dianalisis dengan menggunakan analisis model logit sebagai berikut:

Tabel 11. Analisis Regresi Faktor Sosial Ekonomi Petani yang

Mempengaruhi Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi

Anjuran Budidaya Kentang.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 .701 .354 3.916 1 .048** 2.015 X2 1.069 .528 4.104 1 .043** 2.912 X3 -.564 .470 1.440 1 .230* .569 X4 -12.115 9.209 1.731 1 .188* .000 X5 -.482 1.015 .226 1 .635* .617

X6 .000 .000 2.724 1 .099* 1.000

Constant -32.004 14.202 5.078 1 .024 .000 R-square

= 0,752 .001**

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6.

Sumber : lampiran 4.

Keterangan : * = tidak berpengaruh nyata : **= berpengaruh nyata

Persamaan yang diperoleh dari hasil analisis Tabel 11 adalah: L = -32,004 + 0,701 X1+1,069 X2-0,564 X3-1,.115 X4-.0,482X5+X6

Dari tabel diatas diperoleh signifikansi model sebesar 0,001. Nilai signifikansi 0,001< 0,05 (α 5%), artinya variabel bebas umur, tingkat pendidikan, pengalaman


(50)

secara serempak terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak.

Dari Tabel 11 diperoleh nilai R² (R Square) sebesar 0,752. Koefisien (indeks) determinasi tersebut menunjukkan bahwa 75,2% Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang dapat dijelaskan oleh variabel umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani atau dengan kata lain sebesar 75,2 % keempat variabel tersebut mempengaruhi Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sedangkan sisanya sebesar 24,8 % di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model.

Umur

Koefisien regresi untuk umur petani diperoleh 0,701dan nilai Exp (B) sebesar2,015menunjukkan bahwa odds ratio sebesar e 0,701 = 2.015 artinya apabila umur petani naik sebesar 1 tahun pada level tertentu maka akan menaikkan odds ratio sebesar 2,015 persen atau petani yang mempunyai umur lebih tinggi mempunyai peluang tingkat adopsi 2,015 kali dari petani berumur rendah.

Tingkat signifikansi sebesar 0,048< 0,05 (α 5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas umur berpengaruh secara nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga dapat disimpulkan H1 diterima.

Faktor umur petani dalam mengadopsi teknologi anjuran sesuai anjuran dipengaruhi dalam berusahatani kentang lebih banyak ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan melakukan budidaya kentang,


(51)

Tingkat pendidikan

Koefisien regresi untuk tingkat pendidikan diperoleh 1.069dan nilai Exp (B) sebesar2.912menunjukkan bahwa odds ratio sebesar e 1.069 = 2.912 artinya apabila tingkat pendidikan petani naik sebesar 1 tahun pada level tertentu maka akan menaikkan odds ratio sebesar 2,912 persen atau petani yang mempunyai pendidikan lebih tinggi mempunyai peluang tingkat adopsi 2,912 kali dari petani berpendidikan rendah.

Tingkat signifikansi sebesar 0,043< 0,05 (α 5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas tingkat pendidikan berpengaruh secara nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga dapat disimpulkan H1 diterima.

Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan menanamkan sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern. Petani yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat dalam melaksakan adopsi. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin tinggi juga tingkat adopsinya.

Pengalaman bertani

Variabel bebas pengalaman bertani tidak berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang dengan nilai koefisien regresi -0,564dan tingkat signifikansi 0,230> 0 , 05 (α 5 %). Hal in i berati variabel pengalaman bertani tidak berpengaruh nyata Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga disimpulkan H1 di tolak.


(52)

Berdasarkan hasil regresi variabel luas lahan tidak berpengaruh Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang, dengan nilai koefisien regresi -12.115dan tingkat signifikansi 0,188> 0 , 0 5 (α 5 %). Hal in i b erarti variabel luas lahan tidak berpengaruh nyata Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang, Sehingga dapat disimpulkan H1 di tolak.

Jumlah tanggungan

Berdasarkan hasil regresi variabel luas lahan tidak berpengaruh terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang, dengan nilai koefisien regresi -.0,482dan tingkat signifikansi 0,635> 0 ,0 5 (α 5 %). Hal in i berarti variabel luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga dapat disimpulkan H1 di tolak.

Tingkat pendapatan

Secara parsial variabel bebas tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Koefisien regresi sebesar 0,00 dan nilai signifikansi 0,099> 0,05 (α 5%). Hal ini berarti tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Sehingga dapat disimpulkan H1 ditolak.

Berdasarkan hasil regresi dapat disimpulkan secara serempak variabel bebas (umur, tingkat pendidikan,pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang. Secara parsial umur, variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani


(53)

terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang sedangkan variabel pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN:

1. Budidaya Kentang di daerah penelitian tergolong maju. Kegiatan usahatani dalam setiap pelaksanaanya dilakukan dengan mengikuti hal-hal baru dalam budidaya kentang, dan dalam setiap kegiatan dilakukan dengan cara modern. Teknologi budidaya kentang yang dianjurkan PPL yaitu penggunaan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan tanaman, panen

2. Tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran memiliki skor sikap positif atau memiliki tingkat adopsi yang tinggi

3. Secara serempak Faktor Sosial Ekonomi petani (umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan) memberikan pengaruh yang nyata tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran. Secara parsial, variabel umur, tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang, sedangkan variabel Pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan, dan tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi anjuran budidaya kentang.


(55)

SARAN :

Kepada Pemerintah:

1. Pemerintah diharapkan mensosialisasikan melalui penyuluh tentang pertanian organik baik itu kentang organik maupun lainya karena dari segi biaya, biaya pertanian organik lebih rendah dari pertanian non organik.

2. Pemerintah diharapkan memperhatikan jalur tataniga kentang, karena petani banyak kurang puas dengan harga jual kentang.

3. Pemerintah merperhatikan ketersediaan jenis pupuk dan pestisida, karena petani banyak mengeluh untuk mendapatkan jenis pupuk dan pestisida, disamping itu juga jenis pupuk dan pestisida ada yang palsu yang telah beredar dipasaran.

Kepada Petugas Penyuluh:

1. Penyuluh pertanian secepatnya menginformasikan kepada pemerintah maupun kepada masyarakat petani, tentang beredarnya pupuk palsu.

2. Penyuluh pertanian diharapkan lebih aktif dalam sosialisasi pertanian Kepada Petani:

1. Agar lebih berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan atau program penyuluhan baik dari petugas penyuluhan ataupun dari dinas-dinas pertanian

2. Petani lebih baik berusahatani kentang organik karena dari segi biaya, biaya pertanian organik lebih rendah dari pertanian non organik.


(56)

Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang organik


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2013. Potensi Kabupaten Karo Sektor Sertanian. Diakses pada tanggal 09 april 2013

Chrisma. 1969-1994. Perkembangan Ekonomi Pertanian Nasional. Perhepi, Jakarta

Dinas Pertanian Kabupaten Karo. 2011. Pertanian Kabupaten Karo. Pemerintah Kabupaten Karo.

Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. 2004. Buku Panduan Standar Prosedur Operasional(SPO) Budidaya Kentang. Jakarta

Ginting. M, 2002. Strategi komunikasi penyuluhan pembangunan, DEP SEP FP-USU-MEDAN

Lermansius. H dan MA. Girsang.Kajian Pengembangan agribisnis kentang di kabupaten karo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara ISBN 979-3137-05-03

Levis LR, 1996. Komunukasi penyuluhan pedesaan. Cipta Ditya Bakti, Bandung Mubyarta,1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. LP3ES. Jakarta

Novari. E. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta: Penebar Swadaya

Setiadi dan Surya fitrini N. 1990/2000. Kentang: varietas dan pembudidayaan. jakarta: Penebar Swadaya.

Setia. N. L,2000. Adopsi Teknologi dan Faktor yang Mempengaruhi, USU-Press, Medan

Slamet,M.2003.Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan.IPB Press.Bogor

Soelarso B. 1997. Budidaya Kentang Bebas Penyakit. Jakarta: Kansius

Soekartawi. 1986.Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian Kecil.Rajawali Press, Jakarta

Suprapto, T. dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.


(58)

LAMPIRAN

Lampiran 1: Karakteristik Sampel

NO Umur

(Tahun)

Pendidikan (Tahun)

Lama Berusaha

Tani (Tahun)

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Tanggu

ngan (Jiwa)

Tingkat Pendapatan

(Rp)

T

1 40 16 15 1 4 40.490.400 52,4

2 31 12 5 0,32 2 12.930.800 48,9

3 35 9 7 0,5 2 21.313.800 50,9

4 32 12 4 0,3 1 8.784.100 48,9


(59)

6 40 12 13 0,6 2 17.352.400 50,6

7 29 6 2 0,3 1 4.062.400 48,7

8 54 9 15 0,7 2 17.217.000 51,7

9 50 9 14 0,42 2 17.718.400 50,8

10 48 12 16 0,8 3 30.744.600 51,9

11 50 9 14 0,4 1 9.438.500 51,1

12 47 12 17 0,65 2 25.326.800 51,9

13 56 9 22 0,6 2 25.766.400 51,4

14 56 9 14 0,3 1 8.052.400 50,8

15 53 12 21 0,8 2 29.415.000 52,4

16 47 12 18 0,45 2 17.179.800 51,4

17 30 9 3 0,3 1 5.561.700 48,6

18 32 12 4 0,25 0 422.400 48,3

19 53 9 16 0,5 1 15.093.500 50,9

20 54 12 17 0,7 2 27.337.500 51,7

21 53 9 17 0,65 3 24.763.800 50,8

22 51 6 20 0,8 4 30.799.600 49,8

23 51 12 16 0,5 3 18.146.700 51,4

24 40 12 10 0,3 3 1.478.100 48,3

25 46 9 15 0,4 3 16.268.000 51,4

26 40 9 10 0,35 1 5.602.400 49,3

27 48 12 16 0,8 3 31.797.000 52,4

28 55 12 21 0,75 2 23.380.500 51,3

29 57 6 22 0,9 3 38.993.000 49,9

30 49 12 20 0,4 3 14.564.700 50,8

JUM LAH

1366 313 410 16,44 63 565.640.500 1502,2

Rata-rata

45,53 10,4 13,6 0,548 2,1 18854683,33 50,07

Lampiran 2: Total Skor Positif dan Negatif NO

SKOR POSITIF

SKOR

NEGATIF TOTAL(Xi) Xi² Xi-X S Xi-X/S

10(Xi-X/S T Interpretasi

1 18,675 19,537 38,212 1.460,149 13,865 56,3377 0,246103 2,461032 52,46103 POSITIF 2 7,836 10,474 18,311 335,288 -6,036 56,3377 -0,10714 -1,07142 48,92858 NEGATIF

3 14,627 15,321 29,948 896,909 5,601 56,3377 0,099426 0,994261 50,99426 POSITIF 4 8,750 9,751 18,502 342,312 -5,845 56,3377 -0,10375 -1,03755 48,96245 NEGATIF

5 17,405 18,204 35,609 1.268,032 11,262 56,3377 0,199909 1,999094 51,99909 POSITIF 6 14,288 13,724 28,011 784,639 3,664 56,3377 0,065044 0,650436 50,65044 POSITIF


(60)

8 17,405 16,609 34,014 1.156,929 9,667 56,3377 0,171584 1,715843 51,71584 POSITIF 9 14,288 15,056 29,344 861,061 4,997 56,3377 0,088694 0,886944 50,88694 POSITIF 10 17,405 18,204 35,609 1.268,032 11,262 56,3377 0,199909 1,999094 51,99909 POSITIF 11 14,531 15,525 30,056 903,351 5,709 56,3377 0,101332 1,013317 51,01332 POSITIF 12 17,405 18,204 35,609 1.268,032 11,262 56,3377 0,199909 1,999094 51,99909 POSITIF 13 15,795 16,607 32,402 1.049,914 8,055 56,3377 0,142984 1,429838 51,42984 POSITIF 14 12,518 16,583 29,101 846,874 4,754 56,3377 0,084386 0,843857 50,84386 POSITIF 15 18,675 19,537 38,212 1.460,149 13,865 56,3377 0,246103 2,461032 52,46103 POSITIF 16 15,795 16,607 32,402 1.049,914 8,055 56,3377 0,142984 1,429838 51,42984 POSITIF 17 7,836 8,730 16,567 274,463 -7,780 56,3377 -0,1381 -1,38097 48,61903 NEGATIF

18 7,000 7,836 14,836 220,120 -9,511 56,3377 -0,16881 -1,68813 48,31187 NEGATIF

19 14,627 15,321 29,948 896,909 5,601 56,3377 0,099426 0,994261 50,99426 POSITIF 20 15,795 18,204 34,000 1.155,978 9,653 56,3377 0,171336 1,71336 51,71336 POSITIF 21 14,288 15,056 29,344 861,061 4,997 56,3377 0,088694 0,886944 50,88694 POSITIF 22 18,675 19,537 38,212 1.460,149 13,865 56,3377 0,246103 2,461032 49,86103 NEGATIF

23 15,795 16,607 32,402 1.049,914 8,055 56,3377 0,142984 1,429838 51,42984 POSITIF 24 7,000 8,021 15,021 225,628 -9,326 56,3377 -0,16554 -1,65539 48,34461 NEGATIF

25 15,795 16,607 32,402 1.049,914 8,055 56,3377 0,142984 1,429838 51,42984 POSITIF 26 9,057 11,759 20,816 433,295 -3,531 56,3377 -0,06268 -0,6268 49,3732 NEGATIF

27 18,675 19,537 38,212 1.460,149 13,865 56,3377 0,246103 2,461032 52,46103 POSITIF 28 15,468 16,344 31,812 1.011,989 7,465 56,3377 0,1325 1,325005 51,325 POSITIF 29 18,675 19,537 38,212 1.460,149 13,865 56,3377 0,246103 2,461032 49,9657 NEGATIF

30 14,198 15,011 29,209 853,184 4,862 56,3377 0,086307 0,863066 50,86307 POSITIF

total 832 837 883,754 27.667,834

X 29,458

Xi² 781.021,2

S2 = n∑Xi2(∑Xi)2

n(n−1) Keterangan : T = skor standar, S=deviasi standar

X=skor tingkat adopsi responden X = rata-rata skor tingkat adopsi

T ≥ 50 = positif T < 50 = negatif

T = 50 + 10�X−X


(61)

Lampiran 2 lanjutan:Jawaban Responden Terhadap Peryataan Tingkat Adopsi

NO POSITIF NEGATIF

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1 SS S S S SS S SS STS TS TS TS STS TS STS

2 S S RR TS S TS S RR TS RR S TS TS TS

3 SS S S RR S RR SS STS TS TS RR TS RR STS

4 S S RR RR S TS S TS TS RR RR TS S TS

5 SS S S S SS RR SS STS TS TS TS STS RR STS

6 SS S S RR S S S STS TS TS RR TS RR TS

7 S S TS TS S TS S TS TS S S TS TS TS

8 SS S S S SS RR SS STS TS TS TS TS RR STS

9 SS S S RR S S S STS TS TS RR TS TS TS

10 SS S S S SS RR SS STS TS TS TS STS RR STS

11 SS S RR RR S S SS TS TS RR RR STS TS STS

12 SS S S S SS RR SS STS TS TS TS STS RR STS

13 SS S S S SS RR S STS TS TS TS STS RR TS

14 S S S S S RR S STS TS RR TS TS TS STS

15 SS S S S SS S SS STS TS TS TS STS TS STS

16 SS S S S SS RR S STS TS TS TS STS RR TS

17 S S RR TS S TS S TS TS RR S TS S TS

18 S S TS TS S TS S TS TS S S TS S TS

19 SS S S RR S RR SS STS TS TS RR TS RR STS

20 SS S S S SS RR S STS TS TS TS STS RR STS

21 SS S S RR S S S STS TS TS RR TS TS TS

22 SS S S S SS S SS STS TS TS TS STS TS STS

23 SS S S S SS RR S STS TS TS TS STS RR TS

24 S S TS TS S TS S RR TS S RR TS S TS

25 SS S S S SS RR S STS TS TS TS STS RR TS

26 S S RR TS S RR S RR TS RR RR STS RR TS

27 SS S S S SS S SS STS TS TS TS STS TS STS

28 SS S S S S S S STS TS TS TS TS TS TS


(62)

pernyataan positif pernyataan negatf

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

4 4 3 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 4

5 4 4 3 4 3 5 5 4 4 3 4 3 5

4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4

5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 3 5

5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4

4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4

5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 3 5

5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4

5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 3 5

5 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5

5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 3 5

5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4

4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 5

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4

4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 2 4 2 4

4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4

5 4 4 3 4 3 5 5 4 4 3 4 3 5

5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 5

5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4

4 4 2 2 4 2 4 3 4 2 3 4 2 4

5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4

4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 5 3 4

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5


(63)

(64)

Lampiran 3: Analisis Usahatani Kentang a:Biaya bibit

Jumlah Harga/Kg Total

1000 9000 9000000

880 9000 7920000

500 9000 4500000

810 9000 7290000

300 9000 2700000

750 9000 6750000

250 9000 2250000

580 9000 5220000

630 9000 5670000

700 9000 6300000

350 9000 3150000

750 9000 6750000

850 9000 7650000

310 9000 2790000

400 9000 3600000

800 9000 7200000

500 9000 4500000

250 9000 2250000

600 9000 5400000

780 9000 7020000

700 9000 6300000

600 9000 5400000

450 9000 4050000

350 9000 3150000

400 9000 3600000

300 9000 2700000

600 9000 5400000

350 9000 3150000

450 9000 4050000


(1)

Lampiran 4: Analisis Regresi Faktor Sosial Ekonomi Petani yang

Mempengaruhi Tingkat Adopsi petani terhadap Teknologi Anjuran

Budidaya Kentang.

NO

Umur

(Tahun)

Pendidikan

(Tahun)

Lama

Berusaha

Tani

Luas

Lahan

Jumlah

Tanggu

ngan

Tingkat

Pendapatan

T

1

40

16

15

1

4

40.490.400

1

2

31

12

5

0,32

2

12.930.800

0

3

35

9

7

0,5

2

21.313.800

1

4

32

12

4

0,3

1

8.784.100

0

5

39

12

6

0,7

2

25.638.800

1

6

40

12

13

0,6

2

17.352.400

1

7

29

6

2

0,3

1

4.062.400

0

8

54

9

15

0,7

2

17.217.000

1

9

50

9

14

0,42

2

17.718.400

1

10

48

12

16

0,8

3

30.744.600

1

11

50

9

14

0,4

1

9.438.500

1

12

47

12

17

0,65

2

25.326.800

1

13

56

9

22

0,6

2

25.766.400

1

14

56

9

14

0,3

1

8.052.400

1

15

53

12

21

0,8

2

29.415.000

1

16

47

12

18

0,45

2

17.179.800

1

17

30

9

3

0,3

1

5.561.700

0

18

32

12

4

0,25

0

422.400

0

19

53

9

16

0,5

1

15.093.500

1

20

54

12

17

0,7

2

27.337.500

1

21

53

9

17

0,65

3

24.763.800

1

22

51

6

20

0,8

4

30.799.600

0

23

51

12

16

0,5

3

18.146.700

1

24

40

12

10

0,3

3

1.478.100

0

25

46

9

15

0,4

3

16.268.000

1

26

40

9

10

0,35

1

5.602.400

0

27

48

12

16

0,8

3

31.797.000

1

28

55

12

21

0,75

2

23.380.500 1

29

57

6

22

0,9

3

38.993.000

0

30

49

12

20

0,4

3

14.564.700

1

JLH

1366

313

410

16,44

63

565.640.500

1502,2


(2)

LOGISTIC REGRESSION VARIABLES Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5 X6 /CLASSPLOT

/PRINT=GOODFIT CORR ITER(1)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Logistic Regression

[DataSet1] D:\sikripsi bab1 - lampiran\TERBARU DATA TANGGAL 29 MARET.sav

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 30 96.8

Missing Cases 1 3.2

Total 31 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 31 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 38.196 .667

2 38.191 .693


(3)

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 38,191

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted SKOR TINGKAT ADOPSI

Percentage Correct

0 1

Step 0 SKOR

TINGKAT ADOPSI

0 0 10 .0

1

0 20 100.0

Overall Percentage 66.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .693 .387 3.203 1 .074 2.000

Variables not in the Equationa

Score df Sig.

Step 0 Variables X1 10.768 1 .001

X2 2.092 1 .148

X3 8.182 1 .004

X4 3.875 1 .049

X5 1.517 1 .218

X6 5.048 1 .025

a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.


(4)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6

Step 1 1 19.912 -11.721 .254 .366 -.194 -3.397 -.277 .000

2 15.950 -20.669 .448 .665 -.353 -6.550 -.361 .000

3 14.958 -27.707 .605 .908 -.487 -9.752 -.407 .000

4 14.827 -31.248 .684 1.039 -.552 -11.663 -.463 .000

5 14.823 -31.977 .700 1.068 -.564 -12.097 -.481 .000

6 14.823 -32.004 .701 1.069 -.564 -12.115 -.482 .000

7 14.823 -32.004 .701 1.069 -.564 -12.115 -.482 .000

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 38,191

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 23.367 6 .001

Block 23.367 6 .001

Model 23.367 6 .001

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 14.823a .541 .752

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(5)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

SKOR TINGKAT ADOPSI = ,00 SKOR TINGKAT ADOPSI = 1,00

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 3 2.982 0 .018 3

2 2 2.769 1 .231 3

3 3 2.140 0 .860 3

4 2 1.304 1 1.696 3

5 0 .401 3 2.599 3

6 0 .186 3 2.814 3

7 0 .107 3 2.893 3

8 0 .062 3 2.938 3

9 0 .044 3 2.956 3

10 0 .006 3 2.994 3

Classification Tablea

Observed

Predicted SKOR TINGKAT ADOPSI

Percentage Correct

0 1

Step 1 SKOR TINGKAT ADOPSI 0 9 1 90.0

1 2 18 90.0

Overall Percentage 90.0


(6)

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 .701 .354 3.916 1 .048 2.015

X2 1.069 .528 4.104 1 .043 2.912

X3 -.564 .470 1.440 1 .230 .569

X4 -12.115 9.209 1.731 1 .188 .000

X5 -.482 1.015 .226 1 .635 .617

X6 .000 .000 2.724 1 .099 1.000

Constant -32.004 14.202 5.078 1 .024 .000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6.

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6

Step 1 Constant 1.000 -.937 -.843 .767 .465 -.079 -.532

X1 -.937 1.000 .642 -.892 -.424 .085 .480

X2 -.843 .642 1.000 -.389 -.596 -.155 .634

X3 .767 -.892 -.389 1.000 .087 -.282 -.247

X4 .465 -.424 -.596 .087 1.000 .307 -.861

X5 -.079 .085 -.155 -.282 .307 1.000 -.416


Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Terhadap Teknologi Anjuran Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah di Desa Simanindo Sangkal, Kecamatan Simanindo, Kab.Samosir

0 43 116

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Kering Oleh Petani (Studi Kasus : Desa Aji Julu Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara)

5 60 96

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Petani Sayur Mayur Di Kabupaten Karo (Kasus : Wortel, Tomat atau Kol di Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka)

8 108 66

Dampak Peningkatan Harga Beras Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Pada Beberapa Strata Luas Lahan (Studi Kasus: Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 50 85

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

1 2 11