Tujuan Penerapan Good Corporate Governance pada perseroan Terbatas

63 a Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. b Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam. c Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimna ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. d Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan. e Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.

2. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance pada perseroan Terbatas

Pengaturan tentang Perseroan Terbatas PT diatur dalam Undang- undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang berlaku sejak 16 Universitas Sumatera Utara 64 Agustus 2007 sejak diberlakukannya undang-undang yang baru ini maka secara langsung menggantikan undang-undang No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan Pasal 1 UUPT No. 402007 pengertian Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang- undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 82 Berdasarkan defenisinya ada beberapa unsur dari Perseroan Terbatas yaitu, Perseroan Terbatas merupakan badan hukum, Perseroan Terbatas merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang terbagi dalam saham-saham. 83 Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung 82 UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 1 Perseroan Terbatas 83 Mulhadi. Hukum Perusahaan. Medan : Ghalia Indonesia. 2009, hal. 82. Universitas Sumatera Utara 65 pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi akta yang dibuat oleh notaris yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. 84 Dalam Perseroan Terbatas, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi Akta ini harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Untuk mendapat izin dari Menteri Hukum dan HAM, harus memenuhi syarat yaitu, pertama, Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan, kedua, Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang. Ketiga, Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25 dari modal dasar. Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga- tenaga ahli dalam bidangnya profesional . Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris. 84 UU Perseroan Terbatas, Op.Cit., Pasal 7 Universitas Sumatera Utara 66 kerugian yang amat besar di atas 50 maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan. Komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak. Dalam RUPSRapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham sebesarsekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Diundangkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas membawa cukup banyak perubahan signifikan bagi dunia usaha di Indonesia. Salah satu bentuk penyempurnaan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 adalah pembaharuan tentang konsep pengelolaan perseroan. Tujuan pembaharuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, salah satunya adalah untuk mendukung implementasi GCG atau Good Corporate Governance. Pengelolaan yang baik lazim disebut dengan Good Corporate Governance GCG atau prinsip Tata Kelola Usaha yang Baik. Prinsip Tata Kelola Usaha yang Baik diadopsi dari Undang-undang No. 1 Tahun 1995 maupun Undang-undang No. 40 Tahun 2007. Prinsip-prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar itu adalah : Universitas Sumatera Utara 67 a Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten consistent law enforcement. b Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. c Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial social control secara obyektif dan bertanggung jawab. 85 GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Dalam menerapkan nilai-nilai Good Corporate Governance, Perseroan menggunakan pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan Good Corporate Governance yang baik. Berdasarkan keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat yang tinggi untuk menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan bahwa Good Corporate Governance 85 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 www.governance- indonesia.or.id. diakses tanggal 2 Desember 2013 Universitas Sumatera Utara 68 diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit organisasi, Perseroan menyusun berbagai acuan sebagai pedoman bagi seluruh karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, Perseroan juga mengadopsi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Konsep Good Corporate Governance GCG adalah konsep yang harus diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, dikarenakan konsep ini menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsur- unsur RUPS, direksi dan komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan stakeholders. Sehingga, tujuan dari kebijakan good corporate governance adalah agar pihak- pihak yang berperan dalam menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai wewenang dan tanggung jawab. Pihak yang berperan tersebut meliputi pemegang saham, dewan komisaris, komite, direksi, pimpinan unit dan karyawan. 3. Fungsi dan Peran Akuntabilitas di Dalam Sistem Penerapan Good Corporate Governance Pada Perseoran Terbatas Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip Good Corporate Governance yang telah ditetapkan oleh KNCG Komite Nasional Corporate Governance. Penerapan Good Corporate Governance GCG dapat didorong dari dua sisi, yakni etika dan peraturan. Dorongan dari etika ethical driven datang dari Universitas Sumatera Utara 69 kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutaman kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan dari peraturan regulatory driven “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 86 GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. 87 Didalam Good Corporate Governance, perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Menurut KNCG Komite Nasional Corporate Governance ada beberapa poin dalam penerapan prinsip akuntabilitas didalam upaya pelaksanaan Good Corporate Governance yakni: 88 86 Komite Nasional Kebijakan Governance, “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, Jakarta, 2006. hal 1 87 Ibid 88 Ibid., hal. 6 Universitas Sumatera Utara 70 a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing- masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan corporate values, dan strategi perusahaan. b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi reward and punishment system. e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku code of conduct yang telah disepakati. Forum for Corporate Governance in Indonesia mengartikan corporate governance adalah “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang Universitas Sumatera Utara 71 berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sisten yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”. 89 Sebagai artificial person manusia semu, perseroan tidak dapat bertindak sendiri. Perseroan tidak memiliki kehendak untuk menjalanan dirinya sendiri. Diperlukan orang- orang yang memiliki kehendak dan tugas masing-masing yang akan menjalankan perseroan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perseroan. Orang-orang yang yang akan menjalankan, mengelola dan mengurus perseroan ini, dalam undang-undang Perseroan Terbatas disebut dengan istilah organ perseroan. 90 a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Masing-masing organ dalam perseroan memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda dalam melakukan pengelolaan dan pengurusan perseroan. Rapat umum pemegang saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris pada batas yang ditentukan dalam undang-undang maupun anggaran dasar. Menurut Undang-undang PT 2007, Rapat umum pemegang saham adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris. 91 89 Adrian Sutedi, Op.Cit., hal. 123. 90 Gunawan Widjaja, “Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan”, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003. hal. 20 91 Pasal 1 ayat 4 UU No. 40 Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara 72 Beberapa wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam Undang-undang PT adalah. 1 Penetapan perubahan anggaran dasar. 2 Penetapan perubahan modal 3 Pemeriksaan, persetujuan dan pengesahan laporan tahunan 4 Penetapan penggunaan laba 5 Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris 6 Penetapan mengenai penggabungan. Peleburan, dan pengambilalihan 7 Penetapan pembubaran perseroan b. Direksi Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 92 Undang-undang perseroan terbatas mensyaratkan bahwa anggota direksi harus orang perorangan. Orang perorangan tersebut adalah adalah mereka yang cakap untuk bertindak dalam hukum, tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan, maupun yang menjadi anggota direksi atau komisaris perseroan lain yang pernah 92 Ibid Universitas Sumatera Utara 73 dinyatakan bersalah telah menyebabkan pailitnya perseroan tersebut dan belum pernah dihukum karena melakukan tindak pindana yang merugikan keuangan Negara dalam jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya. Direktur bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. c. Dewan Komisaris Ketentuan yang berkaitan dengan Dewan Komisaris diatur dalam Pasal 1 ayat 6, pasal 108 sampai 121 UU PT. Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasehat kepada Direksi. 93 Dewan Komisaris terdiri atas satu anggota atau lebih. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari satu anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Persyaratan yang harus dipenuhi supaya dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah yang bersangkutan haruslah orang perorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum. 94 Berbagai ketentuan yang mengatur mengenai keberadaan atau perlunya Direksi dan Komisaris dalam organ perseroan sudah mulai diterapkan dalam Pedoman Good corporate governance. Salah satu Pedoman itu adalah 93 Ibid 94 Mulhadi. Op.Cit., hal. 107 Universitas Sumatera Utara 74 diterapkannya prinsip Akuntabilitas pada perusahaan. Prinsip Akuntabilitas ini berkaitan dengan permasalahan bagaimana direksi dan komisaris memenuhi tanggung jawab dan menjalankan tugasnya dengan baik. Tanggung jawab yang harus dijalankan Direksi adalah 95 a Dalam pemberian keterangan yang tidak benar dan menyesatkan. Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan keakuratan setiap data dan keterangan yang disediakan olehnya kepada public masyarakat ataupun pihak ketiga berdasarkan perjanjian. Apabila terdapat pemberian data atau keterangan secara tidak benar dan atau menyesatkan, maka seluruh anggota direksi dan atau komisaris harus bertanggung jawab secara tanggung rentang atas setiap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, sebagai akibat dari pemberian data dan keterangan yang tidak benar atau menyesatkan, kecuali dapat dibuktikan bahwa keadaan tersebut terjadi bukan karena kesalahannya. b Tanggung jawab renteng antara sesama anggota direksi Perseroan Sifat pertanggungjawaban renteng antara para anggota direksi dapat diihat dalam rumusan pasal 14 ayat 1, pasal 37 ayat 3, pasal 69 ayat 3 dan pasal 104 ayat 2 Undang-undang Perseroan Terbatas. Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat perseroan. Dengan 95 Gunawan Widjaja, Op.Cit., Hal. 71 Universitas Sumatera Utara 75 ketentuan tanggung jawab renteng tersebut, setiap anggota direksi diharapkan dapat menjadi pengatur yang satu terhadap yang lainnya. Sehingga diperlukan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya pembagian tersebut, maka masalah pembuktian anggota direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas tindakannya yang merugikan kepentingan perseroan menjadi lebih mudah. c Tangggung jawab internal direksi terhadap perseroan dan pemegang saham perseroan Setiap kesalahan atau kelalaian anggota direksi dalam melaksanakan kewajibannya memberikan hak kepada pemegang saham perseroan untuk secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yang mewakili jumlah sepersepuluh pemegang saham perseroan melakukan untuk dan atas nama perseroan terhadap direksi perseroan yang atas kesalahaan dan kelalaiannya telah menerbitkan kerugian kepada perseroan dan secara sendiri-sendiri melakukan gugatan langsung untuk dan atas nama pribadi pemegang saham terhadap direksi perseroan atas setiap keputusan atau tindakan direksi perseroan yang merugikan pemegang saham. d Tanggung jawab eksternal direksi terhadap pihak ketiga yang berhubungan hukum dengan perseroan Perlindungan pihak ketiga dapat ditemukan dalam pasal 14 UU No. 40 tahun 2007 PT yang menyatakan bahwa direksi bertanggung jawab secara langsung atas kelalaiannya dalam melaksanakan kewajiban pendaftaran dan pengumuman yang disyaratkan. Ketentuan mengenai pertanggungjawaban direksi terhadap pihak Universitas Sumatera Utara 76 ketiga juga dapat ditemui dalam ketentuan pasal 69 ayat 3 UU PT yang mewajibkan direksi untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas setiap ketidakbenaran informasi yang disampaikan oleh perseroan terhadap pihak ketiga. e Pertentangan kepentingan Pasal 99 ayat 1 dan 2 UU PT No. 40 tahun 2007 menentukan bahwa dalam hal terjadi pertentangan kepentingan antara kepentingan salah satu anggota direksi pada satu sisi dengan kepentingan perseroan pada sisi yang lain, maka anggota direksi berkenaan dilarang untuk bertindak mewakili perseroan. Direksi juga harus menetapakan suatu sistem pengawasan internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan asset perseroan. Dan juga harus membuat suatu sistem pengendalian informasi internal dengan tujuan; a. Mengamankan informasi perseroan yang penting. b. Agar informasi perseroan dapat dengan cepat disampaikan kepada sekertaris perusahaan. Pengawasan internal ini bertujuan untuk mencapai kepastian yang berkenaan dengan kebenaran informasi keuangan, efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan perseroan juga kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan. 96 Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan dan melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, baik 96 YPPMI dan Sinergy Communication, “the Essence of Good Corporate Governance”, Jakarta, 2002. hal. 13. Universitas Sumatera Utara 77 mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasehat kepada direksi dan melakukan pengawasan dan pemberian nasehat dilakuan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan itu Pasal 114 ayat 1 jo pasal 108 UUPT. Berkenaan dengan tanggung jawab komisaris dapat dikatakan bahwa hubungan kepercayaan anggota direksi berlaku juga bagi anggota dewan komisaris. Dewan komisaris menurut pasal 14 ayat 2 UU PT wajib dengan itikat baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat 1 untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Selanjutnya pasal 117 ayat 1 dan 2 UUPT mengatur bahwa dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan pebuatan hukum tertentu. Kewajiban yang harus dilakukan oleh dewan komisaris adalah a. Membuat risalah rapat dewan komisaris. Risalah rapat dewan komisaris adalah segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat tersebut b. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan saham atau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain. c. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. Penerapan prinsip akuntabilitas ini menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi manajemen perusahaan. Dalam arti lain Universitas Sumatera Utara 78 bahwa kegiatan operasional internal perusahaan harus berjalan dengan efektif dan meniscayakan adanya koordinasi yang kuat diantara seluruh pihak manajemen perusahaan. Dibutuhkan peranan yang penuh komitmen dan independent dari seluruh jajaran direksi dalam menjalankan kegiatan perusahaan, sehingga tercipta tenaga-tenaga professional yang lebih menjamin berlangsungnya kegiatan perusahaan. Di sisi lain, prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam bentuk suatu laporan keuangan perusahaan. Dimana dalam bentuk laporan keuangan, dapat dilihat status dan kondisi perusahaan tersebut. C. Ketentuan Mengenai Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Keuangan Sebagai Prinsip Akuntabilitas di Dalam Pasar Modal 1. Fungsi dan Tugas Organ Dalam Laporan keuangan Perusahaan Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar Universitas Sumatera Utara 79 pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi nasional , diperlukan kemudahan untuk memperoleh informasi keuangan tahunan perusahaan, untuk itu semua perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada menteri dengan kewajiban telah mempunyai Tanda Daftar Perusahaan TDP dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, dimana kewajiban ini sifatnya berlaku umum dan tidak mengurangi kewajiban pelaporan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bidang usaha atau jasa perusahaan yang bersangkutan, seperti peraturan perundang-undangan di bidang perbankan, perasuransian dan pasar modal. 97 Hal seperti ini merupakan yang penting bagi investor, karena idealnya, dengan melihat pendapatan operasional meningkat, baik sebagai angka untuk mutlak maupun sebagai persentase laba terhadap penjualan. Biasanya hal itu berarti pendapatan operasional perusahaan meningkat dan menjadi lebih efisien dari waktu ke waktu dengan mengatur harga pokok penjualan dan biaya operasonal. Tidak ada persentase ideal untuk pendapatan operasional karena persentase itu bervariasi sesuai dengan jenis industri. Jika anda memimpin sebuah Akuntansi dasar mengatakan bahwa salah satu angka penting dalam laporan keuangan adalah jumlah laba rugi operasional dan rasionya terhadap jumlah pendapatan atau penjualan bersih. 97 PP No. 24 Tahun 1998 Pasal 2 tentang informasi Tahunan Perusahaan Universitas Sumatera Utara 80 organisasi dan tidak sepenuhnya memahami setiap angka dalam laporan rugi laba, neraca dan laporan arus kas, maka anda tidak bersikap transparan. 98 Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan, Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan. 99 Menurut Sundjaja dan Barlian laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan. 100 Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. 101 Sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang 98 Baum, “strategi Membangun Perusahaan Besar Melalui Komunikasi, Keterbukaan dan Akuntabilitas”, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2007 hal. 194. 99 Baridwan, Zaki, “Intermedite Accounting”, Yogyakarta: BPFE, 2000 hal. 17 100 Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian, “Manajemen Keuangan Satu. Edisi Keempat”. Jakarta: PT Prenhallindo, 2001 hal. 47. 101 Munawir, Slamet, “Analisis Laporan Keuangan”, Yogyakarta: Liberty, 1991 hal. 2 Universitas Sumatera Utara 81 dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi, kinerja, dan posisi perusahaan. Sesuai dengan UU PT No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, ada beberpa fungsi dan tugas yang harus diperhatikan oleh organ perusahaan dalam pembukuan laporan keuangan antara lain 1 Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. 102 2 Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya, pertama, laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuisitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut. Kedua, laporan mengenai kegiatan perseroan, ketiga, laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, keempat, rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengruhi kegiatan usaha perseoran. Kelima, laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau. Keenam, nama anggota direksi dan anggota Dewan Komisaris. Ketujuh, gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan 102 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 Universitas Sumatera Utara 82 bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. 103 3 Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. 104 4 Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan sebagaimana dimaksud wajib diaudit dan harus disampaikan kepada menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 105 5 Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan semua anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan dan disediakan di kantor Perseroan sejak tanggal panggilan RUPS untuk dapat diperiksa oleh pemegang saham. 6 Dalam hal tedapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan, yang bersangkutan harus menyebutkan alasan secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan oleh direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam laporan tahunan. 7 Jika terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberi alasan tertulis, maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi laporan tahunan. 8 Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan perseoran kepada akuntan public untuk diaudit. 103 Ibid, ayat 2 104 Ibid, ayat 3 105 Ibid, ayat 4 Universitas Sumatera Utara 83 9 Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1tidak dipenuhi , laporan keuangan tidak disahkan oleh RUPS 10 Laporan atas hasil audit akuntan public disampaikan secara tertulis kepad RUPS melalui Direksi. 11 Pengumuman neaca dan laporan laba rugi dilakukan paling lambat tujuh hari setelah mendapat pengesahaan RUPS 12 Dalam laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, anggota direksi dan anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan. 106 13 Anggota direksi dan anggota Dewan Komisaris dibebaskan dari tanggung jawab apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan kesalahannya.

2. Unsur-unsur dan Tujuan Laporan Keuangan