PENGELOLAAN RISIKO

45. PENGELOLAAN RISIKO

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha Bank dihadapkan pada risiko-risiko bisnis perbankan yang kadang-kadang sulit dihindari dan bahkan dapat menim bulkan kerugian bagi Bank. Manajeme n risiko diperlukan guna mencegah terjadinya kerugian yang melebihi daya serap Bank a tas kerugian yang terjadi atau yang dapat mem bahayakan kelangsungan usaha Ba nk.

Penerapan G o o d C o r p o r a t e G o v e r n a n c e Sebagai bagian dari penerapan good corp orate gove rnance tersebut, Bank dalam hal ini Divisi

Manajemen Risiko be kerjasa ma deng an D ivisi Kepatu han d an Pe nera pan Prinsip Mengenal Nasabah telah menyusun code of conduct sebagai panduan untuk seluruh jajaran bank dalam berhubungan dengan nasaba h, rekan u sah a da n pe maso k. Cod e of cond uct tersebu t secara tegas menyebutkan bahwa seluruh jajaran Bank tidak diperkenankan untuk menerima hadiah dari nasabah atau pihak lainnya yang dapat menimbulkan ben turan kepen tinga n. Code of conduct tersebut juga ditujukan untuk menceg ah kem ungkinan penyalahgunaan we wenang dan informasi.

54 PT Bank Syariah Mandiri, 31 Desember 2005

Selain itu, Bank juga telah menyusun Prinsip-prinsip Corporate Governa nce yang me rupa kan p eraturan, kaidah dan kebijakan Bank yang wajib dipatuhi oleh seluruh jajaran bank untuk menjaga tanggung jawab dan ke lurusan bekerja, sekaligus mendorong kinerja Bank secara efektif dan efisien, guna menghasilkan nilai ekonomi yang berkesinambungan bag i pemegang saha m dan stakholders lainnya dengan berpe doman pada prinsip-prin sip keadilan, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas yang berkesinambungan.

Bank juga melakukan penerapan, koord inasi dan me mo nitor kep atuha n terha dap peraturan a nti pencucian uang di Indonesia dan prinsip “Know Y our Custom er” sesuai peraturan Bank Indonesia, mengadakan pelatihan secara reguler kepada pegawai, dan menyiapkan laporan yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang.

Sistem Pengawasan Intern Untuk menjaga dan mengamankan agar kegiatan operasional bank berjalan sesuai dengan kebijakan

intern bank, Peraturan Bank Indonesia, dan peraturan perundangan yang ada maka B ank mem iliki Sistem Pengawasan Intern (dengan pembina sistemnya : Divisi Pengawasan Intern) yang kegiatan utamanya melakukan pengaw asan opera sion al perb ankan dan mem antau tindak lanju t hasil pengawasan tersebut, melakukan analisis atas kondisi perusahaan serta memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan daya dan dana. Hal tersebut dilakukan dengan Risk Based Audit (aud it yang dilaksana kan b erda sarka n risiko), dan dima ksudk an ag ar :

a. Tercipta ketaatan kepada kebijakan, peraturan dan ketentuan yang berlaku (compliance).

b. Tercipta tingkat kehematan sumberdaya yang optimal dan efektivitas hasil yang maksimal (konstruktif).

c. Re kom endasi yang tela h diberikan dapat d imanfaatkan sebagai penyempurnaan dokumen dalam rangka pe ncapaian tujuan (konsultatif).

Divisi Pengawasan Intern telah menda patkan sertifikasi ISO 9001:2000 melalui lembaga Internasional Lloyd Register Quality Assurance. Selanjutnya dalam meyakini kualitas agar tetap terjaga, maka pada bulan Oktober 2005, lembaga tersebut telah melakukan 3 rd survaillence visit dan Divisi Pengawasan Intern dinyatakan memenuhi kualifikasi standarisasi ISO 9001:2000.

Selain itu sesuai dengan PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999, Divisi Pengawasan Intern telah diaudit/kaji ulang oleh pihak eksternal, yang hasilnya menyatakan bahwa Divisi Pengawasan Intern telah melaksanakan tugas-tugasnya ses ua i Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB).

Dengan dem ikian Divis i Pengaw asan Inte rn te lah melaksa nakan bagian dari Goo d Corpora te Governa nce (GCG).

M a n a je m e n R i s ik o Dalam melakukan kegiatan usaha, Bank menghadapi risiko-risiko sebagaimana ditetapkan oleh Bank

Indonesia, yaitu : risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko legal, risiko stra teg ik, risiko ke patuhan dan risik o re putasi.

Tujuan dari manajemen risiko yaitu un tuk menjam in bahwa Bank dapat memahami , mengukur, dan mem onitor berbagai macam risiko yang terjadi, serta mem astikan bahwa Bank mematuhi kebijakan dan pro sed ur untuk m engendalika n risik o-ris iko tersebut sepanjang layak dan dapat dilaksanakan. Untuk mendukung pelaksanaan tersebut Bank telah menyusun kebijakan dan pedoman manaje m en risiko sesuai dengan kondisi Bank dan terus menelaah dan me nyem purna kan ke bijakan serta prosedur agar sesua i dengan stand ar internasional (Basel II).

55 PT Bank Syariah Mandiri, 31 Desember 2005

Divisi Manajem en Risiko mem iliki tugas dan fungsi untuk mengidentifikasi, memperkirakan, memonitor dan mengendalikan risiko utama sesuai dengan kebijakan dan prosedur serta memastikan bahwa kebijakan tersebut telah diterapkan dengan tepat d an konsisten. D ivisi Mana jem en R isiko terdiri dari Bagian Sistem Informasi Risiko, Bagian Risk Opini Pemb iayaan, Bagian Kebijakan Manajem en Risiko dan Bagian Portofolio Pembiayaan. Divisi Manajemen Risiko berada di bawah pengawasan Direktur yang bertan ggung jaw ab a tas m ana jem en risiko da n kep atuha n dan sistem dan p rosed ur.

Risiko-risiko yang harus dikelola oleh Bank dapat dikelompokkan dalam risiko-risiko yang dapat diku alifika si da n risik o-ris iko yang tidak dapat ata u su lit diku antifikasi.

Risiko yang dapat dikuantifikasi merupakan risiko yang dapat dinyatakan dalam besaran angka dengan menggunakan me todo log i yang telah melalui proses validasi. Besaran risiko tersebut menjadi dasar penentuan limit operasional bank. Termasuk dalam kelompok risiko yang dapat dikuantifikasi ini adalah risiko pembiayaan, risiko pasar dan risiko likuiditas.

Risiko yang tidak dap at dikuantifikasi (kuantitatif) walaupun tidak diny atakan dala m besaran kua ntitatif, akan tetapi sangat berpengaruh serta memerlukan perhatian yang seksama da ri manajemen. Risiko ini dike lola m ela lui pengembangan budaya perusahaan yang kuat dan sistem internal kontrol yang efektif yang secara terus m enerus m em onitor da n m elakuk an up date terhadap kebijakan dan prosedur operasional dari aktivitas dan transaksi bank. Termasuk dalam kelompok risiko yang tidak dapat atau sulit diku antifikasi ini adalah Risiko O perasional.