Tabel 4.16. Matriks Pernyataan Informan tentang Saran terhadap UU Nomor 29 Tahun 2004 Mengenai Pengaturan Praktik Dokter
3 Tiga Tempat Lanjutan 7
Dokter Umum Undang-undang ini sudah bagus, hanya maunya
diatur juga mengenai pengecualian bagi keadaan tertentu seperti dimungkinkannya
dokter untuk melanggar jika ada situasi darurat atau kebutuhan akan dokter spesialis tertentu
yang jumlahnya masih terbatas.
8 Masyarakat
Agar undang-undang ini dijalankan dengan baik, karena akan sia-sia saja kalau masih ada
pelanggaran. Kemudian, kalau bisa jumlah praktik dokter tidak perlu sampai tiga, mungkin
cukup satu atau dua saja seperti di luar negeri.
9 Masyarakat
Kalau bisa tempat praktik dokter jangan sampai tiga tempat, cukup dua tempat seperti di luar
negeri, yaitu satu di rumah sakit pemerintah dan satu lagi di tempat praktik lainnya.
4.4. Analisis Domain
Analisis domain yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe sebab akibat yaitu untuk menganalisis persepsi stakeholders tentang Pelaksanaan UU Nomor 29
Tahun 2004 Mengenai Praktik Dokter 3 Tiga Tempat di Kota Medan yang dipengaruhi oleh pengetahuannya tentang undang-undang tersebut, dengan
memberikan makna atau arti pada kata, kalimat atau ucapan yang diberikan informan ketika menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dengan demikian, secara
kontekstual dapat dirumuskan hasil domain sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Persepsi Stakeholders tentang Pelaksanaan UU Nomor 29 Tahun 2004 Mengenai Praktik Dokter 3 Tiga Tempat
di Kota Medan Tahun 2010
Pengetahuan tentang UU Nomor 29 Tahun 2004
hubungan semantik tipe sebab akibat
Persepsi stakeholders
tentang pelaksanaan UU Nomor 29 Tahun 2004
di Kota Medan
1. Kepatuhan dokter
melaksanakan praktik 3 tiga tempat
2. Dampak pengaturan
praktik dokter 3 tiga tempat terhadap
dokter, rumah sakit dan masyarakat
3. Pengawasan dinas
kesehatan terhadap
pelaksanaan praktik dokter 3 tiga tempat
4. Dukungan terhadap
pengaturan praktik dokter 3 tiga tempat
Pengetahuan memiliki hubungan semantik tipe sebab akibat dengan persepsi stakeholders tentang kepatuhan dokter dalam melaksanakan praktik 3 tiga di Kota
Medan, yaitu mereka memberikan persepsi yang berbeda-beda tentang kepatuhan dokter dalam melaksanakan undang-undang tersebut. Hal ini disebabkan oleh
pengetahuan mereka yang berbeda, di mana pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pekerjaan yang tidak sama, sehingga menghasilkan persepsi yang
berbeda-beda pula. Persepsi stakeholders yang berbeda-beda tentang kepatuhan dokter dalam
melaksanakan praktik 3 tiga tempat, didukung juga oleh persepsi mereka tentang perbandingan jumlah dokter, jumlah rumah sakit dan fasilitas yang dimilki rumah
Universitas Sumatera Utara
sakit tersebut dengan jumlah penduduk Kota Medan. Sebagian besar stakeholders menyatakan bahwa jumlah dokter yang ada di Kota Medan, baik dokter umum dan
dokter spesialis, sudah sesuai jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di Kota Medan, sedangkan stakeholders lain menyatakan jumlah dokter umum yang ada
sudah mencukupi, namun jumlah dokter spesialis masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Medan.
Hal yang berbeda terjadi untuk persepsi stakeholder tentang perbandingan jumlah rumah sakit dan fasilitas yang dimiliki dengan jumlah penduduk Kota Medan.
Seluruh stakeholders memberikan jawaban yang sama yaitu bahwa jumlah rumah sakit sudah mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kota Medan,
namun fasilitas yang dimiliki rumah sakit tersebut, terutama alat-alat kedokteran masih kurang lengkap dan memadai.
Pengetahuan juga memiliki hubungan semantik tipe sebab akibat dengan persepsi informan tentang dampak pengaturan praktik dokter 3 tiga tempat terhadap
dokter, rumah sakit dan masyarakat. Seluruh stakeholders memiliki persepsi yang sama, bahwa pengaturan praktik dokter 3 tiga tempat akan memberikan dampak
positif atau manfaat terhadap dokter, rumah sakit dan masyarakat. Persepsi stakeholders tersebut disebabkan oleh tingkat pengetahuannya, di mana pengetahuan
ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan mereka, yaitu seluruh stakeholders merupakan lulusan perguruan tinggi. Ada 7 stakeholders yang merupakan lulusan
Strata 1 S-1 dan 2 orang lainnya adalah lulusan Strata 2 S-2 dengan latar belakang konsenterasi pendidikan yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan memiliki hubungan semantik tipe sebab akibat dengan persepsi stakeholders tentang pengawasan dinas kesehatan terhadap pelaksanaan UU Nomor
29 Tahun 2004 mengenai praktik dokter 3 tiga tempat di Kota Medan, yaitu stakeholders memberikan persepsi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
pengetahuan dan latar belakang pekerjaan mereka yang berbeda pula, di mana 2 dari 9 stakeholders bekerja di luar bidang yang berkaitan dengan praktik dokter.
Pengetahuan memiliki hubungan semantik tipe sebab akibat dengan persepsi stakeholders tentang dukungan terhadap pengaturan praktik dokter 3 tiga tempat.
Hal ini disebabkan oleh pengetahuan stakeholders yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan mereka yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Seluruh
stakeholders memberikan persepsi yang sama, yaitu mendukung diberlakukannya UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang pengaturan praktik dokter 3 tiga tempat dan hampir
semua dari mereka setuju jika diberikan sanksi terhadap pelanggaran praktik dokter 3 tiga tempat tersebut.
Sebagian besar stakeholders juga mendukung dibentuknya Peraturan Walikota Perwal Medan sebagai bentuk pengaturan secara khusus praktik dokter 3 tiga
tempat di Kota Medan. Menurut mereka, hal tersebut dimungkinkan karena saat ini adalah masa otonomi daerah, di mana setiap daerah otonom mempunyai hak dan
wewenang untuk mengatur urusan daerahnya sendiri sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Stakeholders tentang Diberlakukannya UU Nomor 29 Tahun