38
M. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai proses kenaikan harga-harga barang- barang secara terus menerus Dilihat definisi ini, paling tidak ada tiga
komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:
1. Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada periode sebelumnya. Perubahan harga dapat terjadi dalam
waktu dekat sehari atau dalam jangka panjang, seminggu, sebulan, triwulan dan tahunan.
2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Misalnya
dampak dari harga dari harga BBM, jika harga BBM mengalami
kenaikan pasti akan diikuti dengan kenaikan komoditas lainnya.
3. Berlangsung Terus-menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan menimbulkan
inflasi jika terjadi hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat
apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus-menerus. Adapun rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan.
39 Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi yang
masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu. Pertama Teori Kuantitas, teori ini menyatakan bahwa proses inflasi itu
terjadi karena 2 hal, yaitu jumlah uang beredar dan psokologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Ada 2 hal penting dalam teori kuantitas
ini, adalah bahwa pertama, laju inflasi terjadi jika ada penambahan volume uang beredar, kedua, laju inflasi oleh harapan masyarakat mengenai
kenaikan harga di masa yang akan datang. Kedua adalah Teori Keynes, teori ini menerangkan bahwa inflasi
terjadi karena permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Hal ini yang disebut inflationary gap.
Inflationary gap terjadi apabila jumlah dari permintaan-permintaan efektif dari semua golongan tersebut, pada tingkat harga yang berlaku melebihi
jumlah maksimum dari barangbarang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga naik, karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia.
Yang ketiga adalah Teori Strukturalis, teori lebih menekankan pada faktor-faktor structural dari perekonomian yang menyebabkan terjadinya
inflasi, teori ini disebut teori inflasi jangka panjang karena yang dimaksud dengan faktor-faktor struktural adalah faktor-faktor yang bisa berubah
secara gradual dan dalam jangka panjang. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negar-negara sedang berkembang.
Ada dua ketegaran yang menyebabkan inflasi, yaitu ketegaran berupa ketidakelastisan
dari penerimaan
ekspor dan
ketegaran dari
40 ketidakelastisan dari penawaran bahan makanan dalam negeri. Kedua
proses diatas pada umumnya berkaitan dan memperkuat satu sama lain dalam terjadinya inflasi.
N. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
NO. NAMA
TAHUN JUDUL
VARIABEL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1 Mohamad
Hidayat, Nunung Nurhayati
dan Sri
Fadilah 2015
“Pengaruh Capital
Adequacy Ratio dan Financing to Deposit
Ratio Terhadap
Profitabilitas Pada
Bank Syariah
Mandiri Periode
2008- 2013.”
Dependen: ROA Independen: CAR,
FDR CAR berpengaruh
signifikan positif terhadap
ROA pada
Bank Syariah Mandiri
FDR berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA
Bank Syariah
Mandiri. 2
Falentina Dwi Ariani.
Jurnal Ilmiah Universitas
Brawijaya 2015
“Analisis Tingkat Profitabilitas
Perbankan Studi Kasus Pada Pt Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.
2015” Dependen: ROA
Independen: Dana
Murah, CAR,
Ukuran Bank, NIM, BOPO, Inflasi.
Berdasarkan Persamaan
Regresi Tersebut, Dana
Murah, LDR,
CAR, Ukuran
Bank, Dan
NIM Memiliki
Hubungan Yang Positif
Atau Berbanding Lurus
Terhadap ROA.
Sedangkan BOPO Dan
Inflasi Memiliki
Hubungan Yang Negatif
Atau Berbanding
Terbalik Terhadap ROA.
41
3 Yoppy
Palupi Purbaningsih
2014 “The
Effect Of
Liquidity Risk and Non
Performing Financing Ratio to
Commercial Sharia
Bank Profitability in Indonesia 2014”
Dependen: ROA Independen: FDR,
NPF FDR
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah di
Indonesia NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Profitabilitas pada Bank Syariah di
Indonesia
4 Edhi
Satriyo Wibowo,
Muhammad Syaichu 2013
“Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO, NPF Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah” Dependen:
ROA Independen: SUKU
BUNGA, INFLASI, CAR, BOPO, NPF
BOPO berpengaruh
signifikan negative terhadap
ROA sedangkan variable CAR,
NPF,Inflasi dan Suku Bunga tidak
berpengaruh signifikan.
5 Fitri Zulifiah
Joni Susilo Wibowo 2012,
“ Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital
Adequacy Ratio CAR, Non
Performing Finance NPF, Biaya
Operasional Dan Pendapatan
Operasional BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah
Periode 2008-
2012” Dependen:
ROA Independen:
Inflasi, BI
Rate,CAR, NPF,
BOPO. Hasil
pengujian menunjukkan
bahwa Inflasi dan NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA, Sedangkan
BI Rate dan BOPO
berpengaruh negatif signifikan,
CAR, dan NPF berpengaruh
positif signifikan. Terhadap ROA.
6 Dhian
Andanarini Minar Savitri.
Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi
Terapan 2011 “Pengaruh Non
Performing Loan Npl, Net Interest
Margin Nim Dan Loan To Deposit
Ratio Ldr Terhadap Perubahan Laba Pada
Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Di
Indonesia.” Dependen:
Perubahan Laba. Independen:
Npl, Nim, Ldr.
Hasil Pengujian
Menunjukkan Bahwa
Non Performing Loan
Bank Devisa Dan Non Devisa Di
Indonesia Tidak
Berpengaruh Negatif
Dan Signifikan
Terhadap Perubahan Laba.
Net interest
margin NIM
42
pada perbankan
Devisa dan Non Devisa
di Indonesia
tidak terbukti
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap perubahan
laba. Loan to deposit
ratio LDR
perbankan Devisa dan Non Devisa
di Indonesia tidak terbukti
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap perubahan laba.
7 Sigit
Setiawan dan
Winarsih 2011
“Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan
Laba Bank
Syariah di
Indon esia.”
Dependen: Permodalan,
Pembiayaan NPF,
Dana Masyarakat,
BOPO Independen:
Pertumbuhan Laba Permodalan,
Pembiayaan NPF, Dana Masyarakat,
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba.
Sedangkan BOPO memberi
pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba.
8 Adyani
2011 “Analisis
Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi
Profitabilitas ROA.”
Dependen: ROA
Independen: CAR, NPF, BOPO, dan
FDR CAR dan FDR
tidak berpengaruh signifikan positif
terhadap profitabilitas
ROA
Bank. NPF dan BOPO
berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas
ROA.
9 Diana
Puspitasari 2010
“Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN,
NIM, BOPO, LDR, dan SUKU BUNGA
SBI Terhadap ROA Pada Bank Devisa di
Indonesia
periode 2003-
2007” Dependen: ROA
Independen: CAR, NPL, PDN, NIM,
BOPO, LDR,
SUKU BUNGA
SBI Hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel
PDN dan Suku Bunga SBI tidak
menunjukkan pengaruh
signifikan terhadap
ROA. Variabel
CAR,
43
NIM, dan LDR berpengaruh
positif signifikan terhadap
ROA, sedangkan
variabel NPL dan BOPO
berpengaruh negatif signifkan
terhadap
ROA. Kemampuan
prediksi dari
ketujuh variabel
tersebut terhadap ROA
dalam penelitian
ini sebesar
72, sedangkan sisanya
28 dipengarui
oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan
ke dalam
model penelitian.
10 Lilis
Erna Ariyanti 2010
“Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR,
NPL, BOPO, ROA dan Kualitas Akitva
Produktif
Terhadap Perubahan Laba Pada
Bank Umum
Di Indonesia”
Dependen: Perubahan Laba
Independen: CAR, NIM, LDR, NPL,
BOPO,
ROA, Kualitas Aktiva
Hasil penelitian
ini menunjukkan hanya
Variabel LDR berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel
perubahan laba.
Variabel CAR,
NIM, NPL,
BOPO, ROA,
Kualitas Akitiva berpengaruh
negatif terhadap
variabel perubahan laba.
11 Dhian
Dayinta Pratiwi, Drs, dan
H.M. Kholiq
Mahfud, MP.
2010 “Pengaruh
CAR, BOPO,
NPF, Terhadap ROA Bank
Umum Syariah ” Dependen: ROA
Independen: CAR, BOPO, NPF.
Hasil Penelitian
ini menunjukkan variabel
CAR brepengaruh
negatif tidak
signifikan terhadap
ROA. Sedangkan
variabel BOPO,
dan NPF
berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA.
44
O. Kerangka Pemikiran
Analisis rasio keuangan ini merupakan alat utama dalam analisis laporan keuangan karena dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaanUntuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka dibuat suatu skema yang menunjukkan
hubungan dari masing-masing variabel yang mempengaruhi terhadap variabel lain, skema tersebut adalah:
45
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
46 Keterangan :
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka, faktor dependen dalam penelitian ini ROA,secara konsep teori maupun empiris yang telah
dijelaskan pada peraturan Bank Indonesia 131PBI2011 tentang kesehatan bank umum. Selanjutnya konsep kerangka pada variabel Y
tersebut juga didukung oleh penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa dalam uji statistik,ada beberapa faktor yang mempengaruhi ROA dan
ternyata variabel independen yang berkontribusi mempengaruhi variabel dependen Y ROA diantaranya adalah CAR, NPF, NIM, BOPO, dan
Inflasi. Kelima variabel independen tersebut berdasarkan peraturan Bank
Indonesia juga dapat dijadikan sebagai indikator penilai kesehatan bank,meskipun indikator - indikator lainnya juga cukup banyak
sebagaimana yang telah diatur oleh Bank Indonesia tahun 2012 namun karena keterbatasan waktu, maka peneliti membatasi variabel independen
adalah CAR, NPF, NIM, BOPO, dan Inflasi sedangkan penetuan variabel Y sendiri peneliti tentukan berdasarkan kriteria rasio-rasio yang ada pada
peraturan Bank Indonesia. Peneliti mencoba menarik suatu benang merah antara rasio keuangan bank yg rentan terhadap variabel X CAR, NPF,
NIM, BOPO, dan Inflasi. Dan berdasarkan hasil uji literatur, maka penulis menjatuhkan pilihan variabel dependen pada ROA.
47
P. Pengaruh Antar Variabel
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh antar variabel, yaitu pengaruh Capital Adequecy Ratio CAR, Non Performing Financing
NPF, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, dan Inflasi terhadap Return On Aset
ROA.
1. Hubungan rasio CAR dengan profitabilitas ROA pada bank