10 keuangan dan kinerja sosial bank syariah devisa dan non devisa, hal ini penting
untuk mengevaluasi dengan melihat korelasi diantara variabel-variabel yang ada. Bank syariah devisa dan non devisa merupakan pengklasifikasian bank syariah
yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Menurut Kasmir 2008 : 39 bank devisa dan non devisa merupakan pembagian bank dilihat dari segi kedudukan dan status
bank yang menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanan,
Dalam penelitian ini digunakan empat variabel untuk mengukur kinerja keuangan yaitu CAR, NPF, ROA, REO, FDR dan Leverage. Sedangkan untuk
kinerja sosial digunakan variabel MMR, QR, ZR dan . Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka, peneliti ingin melakukan
analisis mengenai “Kinerja Keuangan Dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Non Devisa Di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah-masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA dan FDR dengan kinerja sosial MMR dan QR Bank Syariah Devisa?
2. Bagaimana hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA dan FDR dengan kinerja sosial MMR dan QR Bank Syariah Non Devisa?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA dan FDR antara bank syariah devisa dan bank syariah non devisa?
Universitas Sumatera Utara
11 4. Apakah terdapat perbedaan kinerja sosial MMR dan QR antara bank syariah
devisa dan non devisa?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage
dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Devisa 2. Hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage
dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Non Devisa 3. Perbedaan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage
antara bank syariah devisa dan bank syariah non devisa 4. Perbedaan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM antara bank syariah
devisa dan non devisa
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu: a. Bagi Bank Syariah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen perbankan syariah dalam kebijakan yang akan diambil
dalam rangka meningkatkan efektifitas dan kinerja bank syariah.
Universitas Sumatera Utara
12 b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan mengenai kinerja keuangan dan kinerja sosial perbankan syariah.
c. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya
dalam mengkaji permasalahan yang terjadi di bank syariah.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Lembaga Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang
keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan Susilo, 2000 : 2. Meski dalam
peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribus barang dan jasa. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat berupa menghimpun dana dengan menawarkan berbagai skema, menyalurkan dana
dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan menyalurka dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga keuangan
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa Soemitra, 2009 : 29.
Sesuai dengan sistem keuangan yang ada, maka dalam operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan konvensional dan lembaga
keuangan syariah Soemitra, 2010 : 29.
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.1.2 Peran dan Fugsi Lembaga Keuangan
Menurut Soemitra 2010 : 29, secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses
penyerapan dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupun individu rumah tangga untuk penyediaan dana bagi unit
ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari unit surplus ke unit ekonomi defisit. Sementara menurut Bringham dan Houston
2001 : 128 perantara keuangan adalah perusahaan keuangan yang bertindak sebagai fasilitator transfer dana dari penabung kepada pihak yang membutuhkan
modal. Fungsi lembaga keuangan bisa ditinjau dari empat aspek, yaitu dari sisi jasa-
jasa penyedia finansial, kedudukannya dalam sistem perbankan, sistem finansial dan sistem moneter Pandia, dkk, 2005 : 1. Keempat fungsi lembaga keuangan
tersebut, yaitu : 1. Diantara fungsi lembaga keuangan sebagai penyedia jasa-jasa finansial antara
lain: 1. Fungsi tabungan. Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan
menyediakan instrumen untuk tabungan bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana untuk tabungan bagi masyarakat yang memiliki kelebihan
dana setelah pemenuhan dasar konsumsi. 2. Fungsi penyimpanan kekayaan. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan
dalam pasar uang dan pasar modal menyediakan suatu cara untuk
Universitas Sumatera Utara
15 menyimpan kekayaan, yaitu dengan cara menahan nilai aset yang dimiliki
disamping menerima pendapatan dalam jumlah tertentu. 3. Fungsi transmutasi kekayaan, dimana lembaga keuangan memiliki aset
dalam bentuk janji-janji memberikan imbalan kepada pemilik dana. 4. Fungsi likuiditas. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh
uang tunai pada saat dibutuhkan. Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan dapat dengan mudah dicairkan melalui mekanisme
pasar keuangan. 5. Fungsi pembiayaankredit. Pasar keuangan menyediakan
pembiayaankredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi dalam ekonomi.
6. Fungsi pembayaran. Sistem keuangan menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa-jasa. Instrumen pembayaran
yang tersedia antara lain cek, giro, bilyet, kartu kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
7. Fungsi diversifikasi risiko. Pasar keuangan menawarkan kepada unit usaha dan konsumen proteksi terhadap jiwa, kesehatan dan risiko pendapatan atau
kerugian. Hal tersebut dapat dilakukan pada industri asuransi. 8. Fungsi manajemen portofolio, yaitu sebagai penyedia jasa keuangan yang
dapat memberikan kenyamanan, proteksi terhadap kecurangan, kualitas pilihan investasi, biaya transaksi yang rendah, dan pajak pendapatan.
9. Fungsi kebijakan. Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan guna
Universitas Sumatera Utara
16 menstabilkan ekonomi dan memengaruhi inflasi melalui kebijakan
moneter. 2. Lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam
sistem perbankan berfungsi sebagai bagian yang terintegrasi dari unit-unit yang diberi kuasa atau memiliki kewenangan dalam mengeluarkan uang giral
penciptaan uang dan deposito time deposits. 3. Lembga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam
sistem moneter berfungsi menciptakan uang money. 4. Lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam
sistem finansial berfungsi sebagai bagian dari jaringan yang terintegrasi dari seluruh lembaga keuangan yang ada dalam sistem ekonomi.
2.1.2 Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 dapat disimpulkan bahwa perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Universitas Sumatera Utara
17 Menurut Irmayanto, dkk 2004 : 65 bank memiliki tiga kegiatan pokok
antara lain sebagai berikut : a. Penghimpunan dana giro, deposito, tabungan dengan sasaran
meminimumkan biaya perolehan dana. b. Alokasi dana kredit dan investasi dengan sasaran memaksimumkan
pendapatan bank. c. Pelayanan jasa keuangan transfer, letter of credit, cek perjalanan, money
changer, bank garansi dan lain-lain dan jasa non keuangan pelatihan, pengawasan, pergudangan, kotak pengamanan, jasa-jasa komputer, dengan
sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.
2.1.3 Bank Syariah 2.1.3.1 Pengertian Bank Syariah
Menurut Silvanita 2009 : 34 bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha.
Menurut Rivai, et al. 2007 : 754 bank syariah adalah bank Islam, bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam yaitu aturan perjanjian
akad antara bank dengan pihak lain nasabah berdasarkan hukum Islam. Menurut Muhammad 2004 : 1 bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau Bank Tanpa Bunga adalah lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya
Universitas Sumatera Utara
18 dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata
lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
2.1.3.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Lembaga keuangan syariah secara esensial berbeda dengan lembaga keuangan konvensional baik secara tujuan, mekanisme, kekuasaan, ruang lingkup
serta tanggung jawab Soemitra, 2010 : 29. Bank menurut perhitungan biaya dan pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Bank Konvensional, bank yang menggunakan sistem bunga sebagai sumber pendapatan dan biaya bank. Penabung pasti memperoleh bunga meskipun
bank menderita rugi. Peminjam wajib membayar bunga pinjaman meskipun usahanya rugi.
b. Bank Bagi Hasil Syariah, adalah bank yang menggunakan sistem bagi hasil antara penabung kreditur, peminjam debitur dan bank dalam perhitungan
biaya dan pendapatan. Keuntungan maupun kerugian suatu usaha akan dibagi secara adil sesuai kontribusi dan kesepakatan bersama.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
Hanya membiayai investasi yang halal saja
Tidak membedakan investasi haram dan halal
Pendapatan bank berdasar prinsip bagi hasil, sewa, jual beli
Pendapatan dari selisih bunga pinjaman dan bunga tabungan spread
Berorientasi kepentingan bersama nilai tambah dan tidak mengejar
keuntungan Kepentingan sepihak dan semata-mata
mengejar keuntungan
Selalu dalam pengawasan Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis, hanya diawasi Bank Indonesia atau Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan
Hubungan yang terbentuk dengan nasabah adalah hubungan kemitraan
Hubungan yang terbentuk dengan nasabah adalah kreditur-debitur
Sumber : Irmayanto 2004 : 130, Yuliani 2012
2.1.4 Bank Syariah Devisa dan Non Devisa
Bank Indonesia membagi jenis bank syariah menjadi dua, yaitu bank syariah devisa dan non devisa. Menurut Bank Indonesia bank devisa adalah bank yang
memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing, termasuk kantor cabang bank asing
di Indonesia, namun tidak termasuk kantor cabang luar negeri dari bank yang berkantor pusat di Indonesia.
Menurut Irmayanto, dkk 2004 : 55 bank menurut transaksi valuta asing terdiri dari bank devisa dan non devisa. Bank devisa yaitu bank yang
menggunakan lebih dari satu mata uang dalam satu transaksi perbankan, sedangka bank non devisa adalah bank yang hanya menggunakan satu mata uang rupiah
dalam transaksi perbankan.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.5 Kegiatan Usaha Bank Syariah
Menurut Soemitro 2010 : 72 bank syariah yang terdiri dari BUS, UUS dan BPRS, pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank
konvensional, yaitu melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya. Perbedaannya adalah seluruh
kegiatan usaha bank syariah didasarkan pada prinsip syariah. Adapun kegiatan usaha bank syariah adalah:
1. Penghimpunan dana Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi
tabungan dengan cara yang adil. Mobilisasi dana sangat penting karena Islam melarang penumpukan dan penimbunan harta dan mendorong penggunaannya
secara produktif dalam rangka mencapai tujuan ekonomi dan sosial. Sumber dana bank syariah berasal dari modal disetor dan hasil mobilisasi kegiatan
penghimpunan dana melalui rekening giro, rekening tabungan, rekening investasi umum, dan rekening investasi khusus.
2. Penyaluran dana Dalam rangaka menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam enam kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1. Pembiayaan berdasarkan pola jual beli dengan akad murabahah, salam atau istishna’
Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya
Universitas Sumatera Utara
21 dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Akad salam
adalah akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu
yang disepakati. Akad istishna’ adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu yang disepakati antara
pemesan atau pembeli dan penjual atau pembuat. Perbedaanya dengan akad salam adalah pembayaran istishna’ dapat dilakukan dalam beberapa kali
pembayaran. 2. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah
Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua
yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan dalam akad, sedangkan kerugiannya ditanggung
sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Akan
musyarakah adalah akad kerja sama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana
masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
22 3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh
Akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanya
pada waktu yang telah disepakati baik secara sekaligus maupun cicilan. 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad tijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
Akad ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad ijarah muntahiya bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari pihak yang berutanga
kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar. 6. Pembiayaan multijasa
Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang diberikan bank syariah dalam bentuk sewa menyewa jasa dalam ijarah dan kafalah adanya pihak
ketiga.
Universitas Sumatera Utara
23 3. Jasa keuangan perbankan
1. Letter of credit LC impor syariah Letter of credit LC impor syariah adalah surat pernyataan akan
membayar kepada pengekspor beneficiary yang diterbitkan oleh bank issuing bank atas permintaan importir dengan pemenuhan persyaratan
tertentu. 2. Bank garansi syariah
Bank garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhan kewajiban tertentu nasabah bank
selaku pihak yang dijamin kepada pihak ketiga dimaksud. 3. Penukaran valuta asing sharf
Penukaran valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama maupun berbeda yang
hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah.
2.1.6 Kinerja Bank Syariah
Untuk memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, perusahaan harus mengevaluasi informasi akuntansi yang dilaporkan dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk meningkatkan kinerja, mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman dan untuk meramalkan laba,
dividen, dan harga saham Bringham Houston, 2001 : 78. Menurut Kasmir 2008 : 104 angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan
Universitas Sumatera Utara
24 komponen lain. setelah itu dapat disimpulkan posisi keuangan perusahaan untuk
periode tertentu yang pada akhirnya dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan tersebut dikenal dengan rasio keuangan.
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-hal
yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau diperhatikan sesuai dengan target perusahaan.
2.1.6.1 Kinerja Keuangan Bank Syariah
Bank Indonesia melakukan sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah melalui beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan. Menurut Pandia
2012 : 222 salah satu alasan pentingnya penilaian kesehatan bank adalah untuk menilai apakah kinerja bank tersebut telah dilakukan berdasarkan asas-asas
perbankan yang sehat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan yaitu permodalan capital,
kualitas aset asset quality, manajemen management, rentabilitas earning, likuiditas liquidity.
a. Permodalan capital
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kecukupan, proyeksi trend ke depan permodalan dan kemampuan permodalan dalam mengcover risiko
Universitas Sumatera Utara
25 2. kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari
keuntungan, rencana permodalan untuk mendukun pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham.
Penilaian kuantitatif aspek permodalan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu kecukupan pemenuhan modal Capital
Adequacy Ratio CAR. CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko. Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 713PBI2005 telah ditetapkan bahwa setiap bank syariah wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari
aktiva tertimbang menurut risiko. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kemampuan bank dalam memenuhi penyediaan modal minimum.
b. Kualitas aset asset quality
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur risiko nasabah inti.
2. kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
Penilaian kuantitatif aspek kualitas aset dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio pembiayaan tidak lancar. Rasio
NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Meningkatnya kredit macet menurunkan aset bank,
dan dapat menyebabkan bank menjadi kurang sehat insolvent kewajiban lebih
Universitas Sumatera Utara
26 besar daripada aset Silvanita, 2009 : 33. Tingkat rasio NPF yang tinggi
menunjukkan bahwa adanya tingkat bahaya moral dari pembiayaan yang tidak dapat kembali tepat jumlah dan waktu. Bank dengan tingkat NPF rendah mampu
menangani pembiayaan dengan baik, sehingga adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah dan mendorong untuk melakukan pembiayaan. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam mengelola risiko pembiayaan semakin rendah.
c. Rentabilitas earning