4.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali 2007 reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2 One Shot atau pengukuran sekali saja.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode one shot, di mana pengukurannya hanya sekali kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. Uji ini dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan relialibel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha 0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2007.
4.8. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: 1 normalitas,
2 multikolinearitas, dan 3 heteroskedastisitas.
4.8.1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali 2007 Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi
data dengan bentuk lonceng bell Shaped. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang
data tersebut mendekati atau merupakan distribusi nomal dapat dilihat dari
1. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah
tidak normal. 2.
Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal.
4.8.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel
bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika
terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling
berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
Universitas Sumatera Utara
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.
Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara variabel bebas independent variable. Jika nilai korelasi antara variabel bebas
tersebut lebih besar dari 0.7 Nunnally dalam Ghozali, 2007, maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Disamping dengan melakukan uji korelasi
tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dari model penelitian, jika nilai VIF di atas 10 maka dapat dikatakan
bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian.
4.8.3. Uji Heteroskedastisitas