Untuk mendapatkan nilai variasi beban dalam percobaan ini menggunakan lampu pijar dengan nilai beban yang berbeda-beda pula antara 55 Watt, 35 Watt, dan 25 Watt.
Lampu pijar sendiri menggunakan lampu dari kendaran bermotor yaitu tepatnya lampu sepeda motor, sehingga dalam satu lampu terdapat dua elemen lampu. Elemen yang
pertama digunakan untuk lampu jarak dekat dan yang satunya lagi digunakan untuk jarak jauh. Jadi masing-masing lampu terdapat dua buah saklar yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan masing-masing elemen lampu.
Berikut ini merupakan gambar - gambar dari komponen penyusun boks perangkat keras elektronik.
Gambar 4.6. Rangkaian LCD
Gambar 4.7. Sensor arus Gambar 4.8. Rangkaian minimun system
Gambar 4.9. Rangkaian penyearah tegangan
Gambar 4.10. Rangkaian catu daya Pada perancangan awal tugas akhir ini penulis tidak menyertakan rangkaian catu
daya dan penyearah tegangan sendiri karena pada awalnya penulis mempunyai pikiran bahwa akan menggunakan adaptor sebagai catu dayanya, namun pada hasil pembuatannya
menggunakan rangkaian catu daya dan rangkaian penyearah sendiri yang telah melalui proses perhitungan.
4.2. Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data hasil kinerja motor saat diberikan perubahan beban pada motor. Data-data yang diambil meliputi beban lampu
pijar yang digunakan, Vout sensor arus yang ditampilkan pada LCD, arus yang terjadi oleh penggunaan beban ditampilkan pada LCD, dan kecepatan putaran motor induksi 3
fasa. Pengujian yang dilakukan berlangsung dalam dua tahap, yaitu yang pertama pengujian pada sistem 1 fasa kemudian yang kedua pengujian pada sistem 3 fasa atau
pengujian normal. Setiap tahap pengujian, dilakukan sebanyak empat kali untuk masing- masing pengambilan data.
4.2.1. Pengujian Pada Sistem 1 Fasa
Pada tahap pengujian ini, masukan yang digunakan untuk mengoperasikan motor induksi 3 fasa menggunakan sistem 1 fasa yang disusun dari rangkaian kapasitor.
Rangkaian kapasitor yang telah disusun diletakkan pada sisi kumparan yang mempunyai impedansinya yang lebih besar atau pada sisi kumparan bantu. Pengujian pada sistem 1
fasa dilakukan sebanyak empat kali, yang kemudian dicari nilai rata–ratanya. Pada tabel 4.1 memperlihatkan hasil dari percobaan, pengambilan data Vout sensor arus dan arus
yang terukur selama percobaan dilakukan dengan cara melihat nilai yang tertampil pada LCD.
Tabel 4.1. Hasil pengujian pada sistem 1 fasa
Beban Lampu Watt Vout Sensor Volt Arus Ampere RPM
2,500 0,000
1489 55
2,726 6,284
1487 80
2,798 8,097
1486 90
2,827 8,826
1486 105
2,853 9,548
1485 115
2,892 10,152
1485 130
2,921 10,996
1484 140
2,941 11,604
1483 150
2,968 12,328
1482 155
2,971 12,449
1482 165
2,997 13,054
1480 175
3,017 13,539
1480 190
3,057 14,502
1478 200
3,075 14,986
1477 225
3,114 15,953
1475
Gambar 4.11. Grafik hubungan antara arus terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa
Gambar 4.12. Grafik hubungan antara RPM terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa Berdasarkan gambar 4.11 grafik hubungan beban lampu dengan arus yang terukur
pada sensor menunjukkan hasil yang berbanding lurus. Berbanding lurus memiliki artian bahwa semakin besar beban yang digunakan, semakin besar pula arus yang terukur oleh
sensor. Arus terkecil yang terukur yaitu pada saat tidak ada beban atau 0 Watt adalah sebesar 0 A, sedangkan arus terukur tertinggi yaitu pada beban 225 Watt adalah sebesar
15,953 A. Pada gambar 4.12 menunjukkan grafik hubungan antara beban lampu dengan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17
25 50
75 100
125 150
175 200
225 250
A ru
s A
m pe
re
Beban Lampu Watt
1474 1475
1476 1477
1478 1479
1480 1481
1482 1483
1484 1485
1486 1487
1488 1489
1490
50 100
150 200
250
R PM
Beban Lampu Watt
kecepatan putaran motor induksi 3 fasa. Dapat dilihat bahwa grafik tersebut memiliki hubungan yang berbanding terbalik, karena pada saat tidak ada beban kecepatan putaran
yang dihasilkan sebesar 1489 RPM kemudian terus menurun kecepatan putarannya seiring dengan bertambah beban yang diberikan. Nilai kecepatan putaran terendah yang terjadi
dengan diberi beban sebesar 225 Watt yaitu pada 1475 RPM.
Dalam mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti adanya penambahan parameter uji sistem yang dilakukan. Parameter uji sistem yang ditambahkan yaitu tegangan keluaran
sistem pada alternator dan daya keluaran. Berikut adalah tabel penambahan parameter uji sistem.
Tabel 4.2. Penambahan parameter uji pada sistem 1 fasa
Beban Lampu Watt + Accu
Vout Alternator Volt
Arus Alternator Ampere
Daya Sistem Watt
Accu 16
2,430 38,880
55 + accu 15,9
8,500 135,150
80 + accu 15,8
10,650 168,270
90 + accu 15,6
11,150 173,940
105 + accu 15,4
11,690 180,026
115 + accu 15,4
12,640 194,656
130 + accu 15,3
13,425 205,403
140 + accu 15,2
14,460 219,792
150 + accu 15,0
15,540 233,100
155 + accu 14,9
15,560 231,844
165 + accu 14,6
16,045 234,257
175 + accu 14,5
16,160 234,320
190 + accu 14,2
16,370 232,454
200 + accu 14,0
16,630 232,820
225 + accu 13,8
16,780 231,564
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa semakin besar beban lampu dan accu yang digunakan akan mengakibatkan turunnya tegangan keluaran pada alternator, sedangkan
untuk nilai arus keluaran dari alternator sendiri semakin bertambah seiring peningkatan beban yang digunakan. Untuk nilai daya sistem didapatkan dengan cara perhitungan
secara manual, yaitu dengan menggunakan persamaan 2.8 yaitu P = I.V