5.2.2 Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditimbulkan penyakit ini tidak khas, sehingga jarang menimbulkan kecurigaan terhadap penyakit ini Chessa et al., 2002.
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.3 yang terbanyak adalah ketidak adaan gejala klinis silent symptoms yaitu sebanyak 23,5, kemudian dyspnea,
mudah lelah, dan sesak karena aktivitas yatu sebanyak 21,6, dyspnea terdapat sebanyak 19,6, dyspnea dan stenosis sebanyak 17,6, mudah lelah disertai
sesak karena aktivitas sebanyak 9,8 dan lain – lain seperti yang ditulis pada
tabel 5.3. Gejala klinis yang ditimbulkan bergantung kepada besar kecilnya defek
yang ada, tentu saja defek yang lebih besar akan menunjukkan gejala yang lebih spesifik. Karena adanya lubang yang menghubungkan kedua atrium, maka darah
yang tinggi kadar oksigennya akan bercampur dengan darah yang rendah kadar oksigennya, pada saat diedarkan ke seluruh tubuh ini akan menimbulkan sedikit
gangguan, yaitu kurangnya pasokan oksigen ke dalam jaringan Dong et al., 2011.
Atrial septal defect sering ditemukan tanpa gejala, ataupun adanya gejala seperti dyspnea, mudah lelah, sesak disertai aktivitas sehingga penyakit ini lebih
sering terdiagnosa pada orang dewasa Cheung, 2006. Hal ini disebabkan seiring berjalannya waktu akan timbul komplikasi
sehingga diagnosa lebih dapat ditegakkan dengan dipikirkan kemungkinan penyebab dari komplikasi tersebut dibandingkan menegakkan diagnosa dengan
gejala klinis yang minim seperti sesak nafas dan mudah lelah. Komplikasi yang paling sering ditimbulkan oleh penyakit ini adalah gagal jantung akibat kurangnya
pasokan oksigen serta hipertrofi atrium dan ventrikel Schiller et al., 2012. Teori ini juga dibuktikan oleh Beerbaum et al., 2008 bahwa sekitar 25
yang terdiagnosa atrial septal defect menunjukkan adanya gejala klinis yaitu dyspnea yang disebabkan oleh penyakit jantung bawaan dari lahir ini.
5.3.3 Jenis Penyakit