BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu manage yang artinya mengatur. Pengaturan biasanya berkaitan dengan proses dan fungsi manajemen yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:4) manajemen (pengelolaan) pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan atau usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuaan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efesien.

Handoko (2001:5) mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan

menurut

tentang manajemen disampaikan oleh Hasibuan (2006:1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,

program sekolah/madrasah,

pelaksanaan

kepemimpinan kepala sekolah/madrasah,

dan sistem informasi sekolah/madrasah (Husaini, 2013:6). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas dapat dikatakan bahwa manajemen adalah sebuah proses untuk mengelola atau mengatur yang diawali dengan perencanaan,

pengawas/evaluasi,

pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh kelompok ataupun individu dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih efektif dan efisien.

pengorganisasian,

2.1.2 Fungsi Manajemen

Di dalam manajemen terdapat beberapa fungsi yang terkait didalamnya. Fungsi manajemen yang banyak dikenal oleh masyarakat pada umumnya ada empat (4) fungsi manajeme n yang sering orang menyebutnya “POAC” yaitu

(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan dan implementasi (actuating), dan fungsi pengendalian (controlling). George R. Terry,1958 dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10) membagi empat fungsi dasar

fungsi

perencanaan

(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Planning (perencanaan)

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10) mengemukakan tentang planning yaitu : “Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian merupakan wujud dari hubungan antara anggota kelompok dalam penetapan tugas-tugas dari masing-masing bagian. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38) mengemukakan

organizing yaitu: “Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan

tentang

macam-macam kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang- orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan. ” Terry (Sukarna, 2011: 46) juga mengemukakan tentang azas-azas organizing, sebagai berikut: 1) The objective atau tujuan, 2) Departementation atau pembagian kerja,

3) Assign the personel atau penempatan tenaga kerja, 4) Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab, dan 5) Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.

3. Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan) Keberhasilan dari sebuah tujuan juga tergantung dari bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok. Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa:

“Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan

berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha- usaha

pihak pimpinan. ” Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja, prosedur dan program. (Sukarna, 2011: 82-83).

pengorganisasian

dari

4. Controlling (pengawasan) Pengendalian merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110) mengemukakan bahwa : “Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu 4. Controlling (pengawasan) Pengendalian merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110) mengemukakan bahwa : “Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu

Keberhasilan fungsi manajemen dalam sebuah lembaga atau organisasi dapat dicapai jika seluruh fungsi manajemen yang ada bisa dijalankan dengan baik. Tidak berfungsinya salah satu atau sebagaian fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi atau lembaga dengan efektif dan efisien.

2.2 Penilaian Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian

Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang

berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan- keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2009:2). Penilaian (assessment) merupakan istilah

sistematis

dan dan

dalam mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan

Dalam proses mengumpulkan informasi, tentunya tidak semua informasi bisa digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Informasi-informasi yang relevan dengan apa yang dinilai akan mempermudah dalam melakukan sebuah penilaian dalam kegiatan pembelajaran (Purwanto, 2010:3).

informasi

tersebut.

Hal ini berarti ada dua pendapat yang berbeda terhadap pengertian penilaian. Arifin dan Purwanto lebih menekankan bahwa penilaian adalah sebuah proses mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan, sedangkan Haryati lebih menekankan pada sebuah metode untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.

Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang ingin dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, sedangkan hakikat dari proses pembelajaran adalah terjadinya suatu proses yang dapat mengubah tingkah laku dalam diri siswa. Sehubungan dengan ini, Nana (2002: 22) menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar”. Hasil belajar dapat diketahui melalui hasil test yang diberikan penilaian. Dimyati dan Mudjiono

(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

dapat berupa peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya yang semula tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat dikatakan ada kesamaan pendapat yang disampaikan Nana dan Dimyati yaitu bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan Hamalik mempunya pendapat yang berbeda bahwa hasil belajarmenunjuk pada perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perubahan

tersebut

Penilaian hasil belajar merupakan salah satu elemen penting dalam pembelajaran, tidak kalah penting dengan model atau metode pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat tentang penilaian dan hasil belajar dapat di simpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah sebuah proses yang sistematis yang dilakukan oleh Penilaian hasil belajar merupakan salah satu elemen penting dalam pembelajaran, tidak kalah penting dengan model atau metode pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat tentang penilaian dan hasil belajar dapat di simpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah sebuah proses yang sistematis yang dilakukan oleh

2.2.2 Pentingnya Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dalam pembelajaran biasanya digunakan untuk mengukur dan menilai pencapaian tujuan pembelajaran serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil dari sebuah penilaian biasanya akan dijadikan sebagai umpan balik untuk perbaikan dalam proses pembelajaran berikutnya, sehingga akan didapatkan sebuah proses pembelajaran yang baik.

Pentingnya penilaian hasil belajar disampaikan oleh Supriyadi (2010:129) yang menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah hal yang diperoleh seseorang yang melakukan proses belajar dengan skala penilaian yang telah ditetapkan dengan mengukur tingkat kesuksesan belajar yang biasanya dilakukan dengan bantuan tes. Pada sistem pendidikan formal, hasil belajar menjadi ukuran atas tercapainya tujuan dari proses belajar. Oleh karena itu, proses belajar perlu mendapatkan penilaian atau evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari proses belajar. Melalui penilaian yang biasanya berbentuk tes, Pentingnya penilaian hasil belajar disampaikan oleh Supriyadi (2010:129) yang menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah hal yang diperoleh seseorang yang melakukan proses belajar dengan skala penilaian yang telah ditetapkan dengan mengukur tingkat kesuksesan belajar yang biasanya dilakukan dengan bantuan tes. Pada sistem pendidikan formal, hasil belajar menjadi ukuran atas tercapainya tujuan dari proses belajar. Oleh karena itu, proses belajar perlu mendapatkan penilaian atau evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari proses belajar. Melalui penilaian yang biasanya berbentuk tes,

Pentingnya penilaian juga tidak terlepas dari kurikulum dan proses pembelajaran. Tiga komponen ini merupakan sebuah proses pembelajaran di satuan pendidikan. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai pencapaian tujuan pembelajaran serta untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan.

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, sebagai pengelola kegiatan pembelajaran pendidik dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Disamping itu, berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Melihat pentingnya penilaian hasil belajar yang dilakukan, maka seorang pendidik perlu memperhatikan Melihat pentingnya penilaian hasil belajar yang dilakukan, maka seorang pendidik perlu memperhatikan

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Salah satu tujuan penilaian tertuang dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 yang mengatakan

bahwa: “Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu (Permendikbud, 2016:4)

Tujuan penilaian yang lain adalah sebagai rambu- rambu agar proses pembelajaran tidak berbeda dengan perencanaannya, sebagai kendali atau cheking untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa selama proses pembelajaran,

hal-hal yang menyebabkan

sebagai

pencarian

selama proses pembelajaran dan sekaligus menemukan masalahnya, dan yang terakhir adalah untuk menyimpulkan apakah seluruh kompetensi yang ditetatpkan sudah dikuasi oleh siswa atau belum. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh

kelemahan

siswa

Kusaeri dan Suprananto (2012: 9), yang menyebutkan bahwa:

“Penilaian merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembelajaran, dimana merupakan

komponen yang tidak kalah pentingnya dengan model

atau metode pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan demikian tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: (1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana, (2) Pengecekan (cheking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (3) Pencarian

mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan

(findingout),

yaitu

dalam proses pembelajaran, dan (4)Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah siswa telah meguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum”.

dan

kesalahan

Dari beberapa tujuan penilaian hasil belajar yang telah dikemukakan di atas, menunjukan bahwa penilaian hasil belajar pada dasarnya tidak hanya sekedar mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen proses pembelajaran yang akan digunakan untuk perbaikan pengajaran dan hasil belajar, fungsi bimbingan dan penyuluhan,

kurikulum. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa. Dengan mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang

serta

perbaikan perbaikan

Tujuan penilaian hasil belajar yang telah disampaikan diatas dapat diambil hubungan antara tujuan penilaian hasil belajar dengan fungsinya, bahwa tujuan penilaian hasil belajar berfungsi untuk mengetahui sejauh mana

pembelajaran dalam mengupayakan perubahan perilaku siswa. Secara lebih rinci, Purwanto (2012: 5-7) mengelompokkan fungsi penilaian dalam kegiatan evaluasi pendidikan dan pengajaran, yakni: (1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. (2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi. (3) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya, seperti halnya: (a) Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan

keefektifan

proses

kekuatan atau kemampuan siswa, (b) Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan pelayanan remedial, (c) Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa, dan (d) Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karir. (4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Dari beberapa kutipan dan pendapat diatas kita dapat mengetahui bahwa beberapa fungsi dan tujuan penilaian adalah: (1) untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, (2) Penilaian digunakan

kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran, (3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu, (4) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran, (5) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK), dan (6) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

untuk

mengetahui

2.2.4 Penilaian Pada Kurikulum 2013

Pengertian penilaian pada kurikulum 2013 secara rinci tertuang pada Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidik. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk Pengertian penilaian pada kurikulum 2013 secara rinci tertuang pada Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidik. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

Penilaian pada kurikulum 2013 mencakup tiga ranah penilaian yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. (Kemdikbud, 2016:3-4).

Implementasi kurikulum 2013 khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berimplikasi pada perubahan model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merupakan suatu proses yang meliputi langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik (Uliani, 2014:12).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Alimuddin (2014:1) yang menyatakan bahwa: “Salah satu pembeda Pendapat serupa juga disampaikan oleh Alimuddin (2014:1) yang menyatakan bahwa: “Salah satu pembeda

Berdasarkan beberapa pendapat tentang penilaian pada kurikulum 2013 dapat di simpulkan bahwa penilaian pada kurikulum 2013 adalah sebuah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang diterapkan pada kurikulum 2013 yang meliputi ranah penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penjelasan tentang penilaian pada kurikulum 2013 lebih rinci dan detail terdapat pada Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidik dan juga pada buku panduan penilaian yang diterbitkan oleh Kemdikbud tahun 2017.

Konsep penilaian oleh pendidik diatur oleh K emdikbud melalui buku yang berjudul “Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk

Sekolah Menengah Pertama”. Buku panduan ini mencakup konsep penilaian, penilaian oleh pendidik, dan penilaian oleh satuan pendidikan. Penilaian oleh pendidik meliputi penilaian aspek sikap, penilaian aspek pengetahuan, dan penilaian aspek keterampilan. Lingkup penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan, sedangkan penilaian

aspek sikap dilakukan oleh pendidik dan dilaporkan oleh satuan pendidikan. Kemdikbud (2017:3)

Dalam buku panduan tersebut proses penilaian yang dilakukan oleh pendidik melalui beberapa tahapan atau langkah-langkah. Masing-masing aspek penilaian memiliki tahapan dan langkah sebagai berikut:

1) Penilaian Sikap

a. Perencanaan Untuk penilaian sikap, perencanaan penilaiannya dimulai dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-

1 dan KI-2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, sedangkan sikap yang dinilai oleh guru mata pelajaran PABP dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan indikatornya.

b. Pelaksanaan Penilaian Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam b. Pelaksanaan Penilaian Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam

Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik.

c. Pengolahan Hasil Penilaian Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester:

a) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing- masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).

b) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing- masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.

c) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan c) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan

d) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.

2) Penilaian Pengetahuan

a) Perencanaan Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian

perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak lanjut penilaian.

pengetahuan

adalah

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan penilaian tersebut harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi penilaian dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus.

b) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian. Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan b) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian. Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan

terdiri dari pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian

pelaksanaan

penilaian

pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.

kegiatan

Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik ditentukan berdasarkan hasil pemetaan penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam program tahunan dan program semester. Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada analisis KD. KD-KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan KD- KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama. Dengan demikian frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam satu semester dapat bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan oleh pendidik.

c) Pengolahan Penilaian Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan dengan c) Pengolahan Penilaian Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan dengan

Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian harianmelalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD. Dalam perhitungan nilai rata-rata dapat diberikan pembobotan untuk nilai tes tertulis dan penugasan misalnya 60% untuk bobot tes tertulis dan 40% untuk penugasan. Pembobotan ini ditentukan sepenuhnya oleh pendidik berkoordinasi dengan satuan pendidikan.

Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian tengah semester (PTS) melalui tes tertulis dengan materi yang diujikan terdiri atas semua KD dalam tengah semester. Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD ditentukan secara proporsional, bergantung tingkat

“kegemukan” KD dalam tengah semester tersebut. Hasil

Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian akhir semester (PAS) melalui tes tertulis dengan materi yang diujikan terdiri atas semua KD dalam satu semester. Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD ditentukan secara proporsional, bergantung tingkat

Penilaian

Akhir

“kegemukan” KD dalam satu semester tersebut. Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil

pengolahan dari HPH, HPTS, dan HPAS dengan pengolahan dari HPH, HPTS, dan HPAS dengan

3) Penilaian Keterampilan

a) Perencanaan Perencanaan penilaian meliputi penyusunan kisi- kisi, penyusunan instrumen, dan penyusunan rubrik penilaian. Penyusunan kisi-kisi meliputi menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai, dalam hal ini adalah KD dari KI 4 dan menyusun indikator berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.

Instrumen yang disusun mengarah kepada pencapaian indikator hasil belajar, dapat dikerjakan oleh siswa, sesuai dengan taraf perkembangan siswa, memuat materi yang sesuai dengan cakupan kurikulum, bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi); dan menetapkan batas waktu penyelesaian.

b) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang telah dilakukan. Adapun teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek meliputi: pemberian tugas secara rinci, penjelasan aspek dan rubrik penilaian, pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa melakukan pembelajaran, dan pendokumentasian hasil penilain.

c) Pengolahan Penilaian Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

Penilaian hasil belajar adalah sebuah proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Prose manajemen dari sebuah penilaian hasil belajar diawali pada proses penyusunan perencanaan penilaian yang termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengembangkan instrumen

penilaian, pelaksanaan penilaian, memanfaatkan hasil penilaian dan melaporkan hasil penilaian.

2.3 Teknologi Informasi

2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi

Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah sebuah konsep yang berasal dari dua konsep yaitu information Technology dan Communication Technology (ICT). Libbele (2004:1) menyatakan bahwa “ICT” means all equipment, process, procedure and system used to provide and support information system (both computerized and manual) within in organization. TIK berarti semua peralatan, proses, prosedur dan sistem yang digunakan untuk menyediakan dan mendukung sistem informasi (baik komputerisasi maupun manual) di dalam organisasi. Pendapat lain disampaikan oleh Warsita (2008:135) bahwa teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah,

menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Uno dan Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu. Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Sujoko (2013:72) yang menyatakan bahwa: “Teknologi Informasi menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Uno dan Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu. Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Sujoko (2013:72) yang menyatakan bahwa: “Teknologi Informasi

digunakan untuk berkomunikasi, penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan pengolahan informasi atau teknologi yang dapat mereduksi batasan

untuk mengambil, memindahkan, menganalisa, menyajikan, menyimpan dan

menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi”. Pengertian

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai banyak kesamaan yaitu TIK adalah sebuah alat atau sarana untuk menyediakan dan mendukung sistem informasi, pendapat ini disampaikan oleh Libbele, Warsita dan Sujoko. TIK berarti semua peralatan, proses, prosedur dan sistem yang digunakan untuk menyediakan dan mendukung sistem informasi untuk

tentang

penyebaran, penyimpanan dan pengolahan informasi atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisa, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi. Sedangkan Uno dan Lamatenggo lebih menekankan pada proses pengolahan data. Pengolahan itu termasuk

berkomunikasi,

penciptaan,

memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu peralatan teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu peralatan teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan

2.3.2 Manfaat Teknologi Informasi

Menurut Fitriyadi (2013:269) ada beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: berfungsi sebagai enable untuk pembelajaran seumur hidup, membawa perubahan peran guru dalam mengajar dan peran siswa dalam belajar, menyediakan akses terbuka terhadap materi dan informasi interaktif melalui jaringan, menghilangkan kendala waktu dan ruang dalam lingkungan belajar, mendukung organisasi dan manajemen pembelajaran dan pendidikan, dan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan antar-siswa.

Manfaat lain dari teknologi Informasi di sampaikan oleh Sujoko (2013:72) yang menyebutkan bahwa: “Manfaat

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dikategorikan menjadi empat yaitu; pertama TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dimanfaatkan sebagai referensi ilmu pengetahuan terkini, manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang ilmu, jaringan antar instansi pendidikan, pusat pengembangan materi ajar, dan wahana pengembangan kurikulum. Kedua TIK sebagai alat bantu pembelajaran, sekurang-kurangnya ada tiga fungsi TIK yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses pembelajaran, yaitu (a) TIK sebagai alat bantu guru yang

meliputi animasi peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat peraga visual, dan media komunikasi antar guru. (b) TIK sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok studi, dan manajemen kelas terpadu. (c) TIK sebagai alat bantu siswa meliputi : buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa, dan media komunikasi antar siswa. Ketiga TIK sebagai fasilitas pembelajaran, dimanfaatkan sebagai : perpustakaan elektronik, kelas visual, aplikasi multi media, kelas teater multimedia, kelas jarak jauh, papan elektronik dan Keempat TIK sebagai infra struktur, merupakan dukungan teknis dan aplikasi untuk pembelajaran baik dalam skala menengah maupun luas.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Heinich dalam Bambang Warsita (2008:137-144), TI merupakan segala bentuk penggunaan atau pemanfaatan komputer dan internet

untuk pembelajaran. Bentuk penggunaan/pemanfaatan teknologi informasi yakni: 1) Tutorial, merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, yakni suatu konsep yang disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik; 2) Praktik dan dan latihan (drill and practice) untuk melatih peserta didik sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program ini biasanya untuk pembelajaran. Bentuk penggunaan/pemanfaatan teknologi informasi yakni: 1) Tutorial, merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, yakni suatu konsep yang disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik; 2) Praktik dan dan latihan (drill and practice) untuk melatih peserta didik sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program ini biasanya

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat TI adalah sebagai berikut: pertama, TI sebagai sumber yakni TI dapat dimanfaatkan untuk sumber informasi dan untuk mencari informasi yang akan dibutuhkan. Kedua, TI sebagai media, sebagai alat bantu yang memfasilitasi penyampaian suatu informasi agar dapat diterima dan dimengerti dengan mudah. Ketiga, TI sebagai

pembelajaran, pengembangan

pengembang

keterampilan

keterampilan-keterampilan berbasis teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi dalam kurikulum.

2.3.3 Manfaat Teknologi Informasi sebagai Pengolah Nilai

Diantara sekian banyak manfaat Teknologi Informasi yang telah disampaikan, ada sejumlah sisi positif atau kelebihan yang dimiliki apabila dalam pengolahan data angka menggunakan alat bantu komputer, khususnya dengan menggunakan program Microsoft Excel, di Diantara sekian banyak manfaat Teknologi Informasi yang telah disampaikan, ada sejumlah sisi positif atau kelebihan yang dimiliki apabila dalam pengolahan data angka menggunakan alat bantu komputer, khususnya dengan menggunakan program Microsoft Excel, di

Berdasarkan juknis pemanfaatan TIK dalam penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat pembinaan SMA (2010:137) dinyatakan bahwa: “Ms Excel adalah sebuah

program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Sedangkan m enurut Susandra (2010:1), “Microsoft Excel merupakan program aplikasi spreasheet (lembar kerja elektronik). Fungsi dari Microsoft Excel adalah untuk melakukan operasi perhitungan serta dapat mempresentasikan data ke dalam bentuk tabel.” Pendapat senada juga disampaikan oleh Musyafa (2014:1), “Microsoft Excel 2007 adalah

sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS.”

Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang berupa pengolah angka.

Menurut Musyafa (2014:7), penggunaan Microsoft Excel mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:

Kelebihan

1) Excel 2007 mempunyai kemampuan menampung data yang cukup besar dengan 1 juta baris dan 16.000 kolom dalam 1 sheet. Jadi dalam 1 sheet bisa menampung jawaban

16 ribu jawaban/pertanyaan.

2) Excel 2007 format yang paling populer dan fleksibel jadi sebagian besar software data entry ada fasilitas konversi ke format excel atau format lain yang bisa dibaca excel.

3) Dengan memanfaatkan fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP, brainware bisa mengkontrol identitas responden untuk keperluan transfer informasi antar tabel, antar sheet atau antar file excel.

4) Dengan Pivot Tables, pekerjaan bisa lebih efektif karena semua tabel summary yang kita rencanakan bisa kita buat dahulu walaupun data belum masuk semua. Setiap ada data masuk otomatis pivot table akan me-refresh sehingga tabel akan terupdate sendiri.

Kekurangan

1) Pivot tabel yang menyertakan banyak kolom/pertanyaan menghasilkan tabel tersarang, Kendalanya adalah brainware harus memperhitungkan jumlah kategori jawaban yang akan ditabelkan, karena pivot otomatis akan menggunakan kolom dan baris baru ke samping/kebawah sehingga jika di samping atau di bawah ada tabel pivot lain, maka akan error.

2) Untuk tabel yang besar dengan ukuran file lebih dari 10 MB, maka setiap editing/updating data, secara default excel akan melakukan proses Workbook Calculating yang 2) Untuk tabel yang besar dengan ukuran file lebih dari 10 MB, maka setiap editing/updating data, secara default excel akan melakukan proses Workbook Calculating yang

3) Untuk membuat kolom baru yang berisi pengkategorian dari sebuah kolom/jawaban pertanyaan, atau membuat filter responden; pengguna harus membuat rumus excel baik rumus matematika, logika maupun text.

Berdasarkan beberapa kelebihan yang ada pada program microsoft Excel ini maka penulis mencoba membuat salah satu program aplikasi sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2103. Program aplikasi ini diharapkan dapat mengatasi salah satu kesulitan guru dalam pengolahan nilai pada kurikulum 2013. Kesulitan guru dalam mengolah nilai pada kurikulum 2013 pernah dikutip oleh Rizki Uliani dalam

jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Berbasis Kurikulum 2013” yaitu:

“Dalam implementasi kurikulum 2013 guru masih mengalami kesulitan seperti yang tercantum pada website

unnes.ac.id yang menyatakan bahwa 87% guru masih kesulitan dalam memahami cara penilaian. Pada berita yang dimuat kompas.com, Menteri pendidikan Mohammad Nuh juga menyatakan bahwa guru mengalami kesulitan dalam penilaian terutama penilaian secara kualitatif atau deskriptif. Selama ini guru hanya memberikan penilaian secara numerik, sementara pada kurikulum 2013 guru harus memberikan penilaian secara kualitatif atau deskriptif (Rizki Uliani, 2014:12).

Pada kurikulum 2103 guru diharapkan mampu mengolah nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Pengolahan nilai sikap berasal dari jurnal sikap yang dicatat oleh masing-masing guru yang didukung oleh data penilaian sikap antar teman dan nilai sikap diri sendiri. Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif. Laporan penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K). Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.

Sedangkan penilaian pengetahuan dan ketrampilan, guru diharapkan dapat mengolah hasil penilaiannya dalam bentuk data angka yang kemudian diolah menjadi nilai rata-rata, nilai akhir, predikat huruf A-D, sampai pada deskripsi capaian anak berdasarkan kompetensi masing- masing mata pelajaran. Aplikasi ini dibuat menjadi dua aplikasi program yaitu aplikasi program pengolah nilai untuk guru dan aplikasi program pengolah nilai untuk wali kelas.

2.3.4 Sofware Aplikasi Pengolah Nilai

Sofware aplikasi adalah perangkat lunak aplikasi (application software) yang berfungsi untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam aplikasi tertentu yang dibuat oleh pabrik pembuat perangkat lunak aplikasi (Jogiyanto, 2005:149). Sedangkan pengertian software aplikasi menurut Suyanto (2005:120) adalah program-program yang dibuat oleh personal atau pabrik dalam multimedia yang spesifik.

Menurut beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa sofware aplikasi adalah sebuah program atau sistem yang dibuat oleh personal ataupun pabrik yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah tertentu. Biasanya program atau sistem yang dibuat berkaiatan dengan teknik atau cara untuk membuat agar masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan lebih cepat, akurat dan efisien.

Dari definisi dan kesimpulan diatas dapat pula dikatakan bahwa sofware aplikasi pengolah nilai adalah sebuah program atau sistem yang dibuat secara khusus untuk mengatasi permasalah dalam pengolahan nilai. Aplikasi ini diharapkan mempunyai kualitas sistem informasi yang baik. Kualitas sistem informasi menurut DeLone dan McLean (1992) dalam Istianingsih dan Utami (2009:6) adalah:

“Kualitas sistem berarti fokus pada performa sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,

kebijakan dan prosedur yang dapat menyediakan infromasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang terdiri dari kemudahan untuk digunakan (ease to use), kemudahan

untuk diakses (flexibility), keandalan sistem (reliability ).”

Selain berkualitas sofware aplikasi juga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya. Rasa puas pengguna ini dapat ditimbulkan dengan fitur-fitur yang disediakan oleh kualitas sistem informasi yang dihasilkan. End User Computer Satisfction (EUCS) adalah metode untuk mengukur tingkat kepuastan pengguna sistem informasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan dari sebuah sistem informasi. Menurut Doll dan Torkzadeh (1988) dalam Ahmar dan Paramon (2005) End User Computer Satisfction (EUCS) adalah evaluasi secara keseluruhan dari pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan sistem tersebut. Indikator kepuasan dalam sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan isi (Content) Kelengkapan sebuah sistem informasi yang berisi semua hal yang dibutuhkan oleh pengguna akan meningkatkan tingkat kepuasan pengguna.

2. Keakuratan (Accuracy) Keakuratan dapat mengukur kepuasan pengguna ketika sistem menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa banyak sistem menghasilkan output yang salah ketika mengolah data input dari pengguna.

3. Tampilan (Format) Tampilan (Format) dapat mengukur tingkat kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika, format 3. Tampilan (Format) Tampilan (Format) dapat mengukur tingkat kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika, format

4. Kemudahan (Ease of Use) Kemudahan adalah faktor yang sangat penting dalam pembuatan sistem informasi. Kemudahan penggunaan (user friendly) dapat meningkatkan faktor kepuasan dalam memasukan, mengolah, dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

5. Ketepatan (Timeliness). Ketepatan dapat mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan dan kecepatan sistem informasi menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan. Ketepatan dalam penggunaan rumus atau fungsi dalam sistem informasi pengolah nilai dan kecepatan pemrosesan menjadi laporan hasil penilaian dalam bentuk rapor akan dapat meningkatkan faktor kepuasan dari pengguna.

2.4 Model Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk (Sugiyono, 2013:403). Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:

“Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R &

D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang

yang akan dikembangkan,

dengan

produk

mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan. ”

Dalam dunia pendidikan, sudah banyak model penelitian dan pengembangan/R & D yang sudah berkembang. Diantaranya adalah model Four-D Mode, Model Borg and Gall, dan Model ADDIE. Penjelasan dari masing-masing model tersebut adalah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 78

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Orangtua pada Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Salatiga

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Lokasi Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Or

0 0 56

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Orangtua pada Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Salatiga

0 0 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

0 0 22