Efek Hemostatik Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Luka Potong Ekor Mencit (Mus musculus).

(1)

ABSTRAK

Latar belakang: Ekstraksi gigi dilakukan untuk sejumlah alasan. Sejumlah prosedur dalam kedokteran gigi (termasuk ekstraksi) dapat menyebabkan perdarahan. Selain dengan tehnik pembedahan yang baik dan beberapa tindakan post-operatif lainnya, perdarahan dapat diminimalisir dengan menggunakan ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.). Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun bandotan (EDB) terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit. Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit (Mus musculus) jantan. Hewan coba dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok satu sebagai kontrol negatif I (aquades), kelompok dua sebagai kontrol negatif II (basis salep), kelompok tiga (EDB cair 50%), kelompok empat (EDB cair 25%), kelompok lima (EDB salep 25%), kelompok enam (EDB salep 12,5%). Pertama-tama ekor mencit dipotong pada diameter 1 mm menggunakan pisau bedah dan diberikan bahan uji secara topikal pada luka potong. Kemudian darah diteteskan pada kertas saring tiap 30 detik hingga perdarahan berhenti. Data dianalisis menggunakan metode ANOVA. Hasil: Terdapat perbedaan waktu perdarahan antar kelompok perlakuan. Simpulan: Ekstrak daun bandotan mempersingkat waktu perdarahan. Efek hemostatik yang paling kuat dimiliki oleh ekstrak daun bandotan cair 50%. Kata kunci: waktu perdarahan, hemostatik, Ageratum conyzoides L., ekstrak daun bandotan (EDB).


(2)

ABSTRACT

Background: Tooth extraction was performed because of any reason. Some

procedure in dentistry (include extraction) can cause bleeding. In addition of good surgical technique and any other post-operative procedures, bleeding can be minimalized using bandotan leaf extract (Ageratum conyzoides L.). Purpose: The aim of the study was to find out an effect of bandotan leaf extract (BLE) to bleeding time of cut injury in mice’s tail (Mus musculus). Method: The subjects used in this study were twenty four healthy male mice (Mus musculus). The subjects were divided into six groups. Group one as negative control I (aquadest), group two as negative control II (salve base), group three (liquid of extract bandotan leaf 50%), group four (liquid of extract bandotan leaf liquid 25%), group five (salve of extract bandotan leaf 25%), and group six (salve of extract bandotan leaf 12,5%). Early, mice’s tail were cut at diameter 1 mm by using a scalpel and then applied with test material. Then, the blood dripped on absorbent paper every 30 second until the bleeding stopped. The data was analyzed by ANOVA. Result: There was some differences of bleeding time between each group. Conclusion: Bandotan leaf extract shorten the bleeding time. The most powerful hemostatic agent was liquid of bandotan leaf extract 50%.

Keywords: bleeding time, hemostatic, Ageratum conyzoides L., bandotan leaf


(3)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Efek Hemostatik Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Waktu Perdarahan Luka Potong Ekor Mencit (Mus musculus).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu diperlukan masukan serta saran bagi penulis. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari segala pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Felix Kasim, Dr., dr., M.Kes, selaku Rektor Universitas Kristen Maranatha. 2. Jo Suherman., dr., MS, AIF, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha.

3. Muchtan Sujatno. Prof., Dr., dr., H., Sp.FK, sebagai Kepala Komisi Etik yang telah memberikan persetujuan etik penelitian bagi penulis.

4. Diana Krisanti, Dr., dr., M.Kes, yang telah memberikan persetujuan etik penelitian bagi penulis.

5. Harry A. Kaiin, drg., MH.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Kristen Maranatha.

6. Winny Suwindere, drg., M.S, selaku Sekretaris program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Kristen Maranatha serta sebagai dosen wali yang telah memberikan dukungannya bagi penulis.


(4)

7. Florence Meliawaty, drg., M.Kes, Sp.BM, selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu, ilmu dan tenaga dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Endang Evacuasiany, Dra., Hj., Apt, MS, AFK, selaku Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu, ilmu dan tenaga dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Staf Dosen PSPDG UKM yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.

10. Keluarga terutama Ayah, Ibu dan Nenek serta Adik-adik dengan cinta dan kasih sayang telah memberikan dukungan do’a, moril serta materil kepada penulis.

11. Rizky Amalia dengan cinta dan kasih sayang telah memberikan dukungan do’a dan moril kepada penulis.

12. Dicha Yuliadewi Rahmawati dan Hernindya Dwifulqi sebagai partner yang telah bersedia dengan penuh kesabaran menemani dan membantu penulis selama penelitian.

13. Seluruh teman-teman seperjuangan PSPDG 2009 dan adik-adik angkatan, atas dukungannya kepada penulis.

14. Bapak Mumuh dan Bapak Dadang yang telah bersedia dengan sabar untuk membantu dan memberi saran kepada penulis.

15. Bapak Deni yang telah membantu penulis dalam pengajuan etik penelitian. 16. Staf Tata Usaha dan Karyawan PSPDG UKM yang telah memberikan


(5)

17. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan sebutkan satu-persatu, namun bantuan, kritik dan sarannya telah banyak membantu penulis.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan akademis untuk lebih dikembangkan lagi serta bagi masyarakat dalam hal pengaplikasiannya.

Bandung, Januari 2013


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) SIDANG SKRIPSI PROGRAM SARJANA (S1) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis ... 4

1.6.1 Hipotesis Mayor ... 4

1.6.2 Hipotesis Minor ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Hemostasis ... 6


(7)

2.1.2 Stabilisasi ... 8

2.1.3 Pembatasan Bekuan Darah ... 9

2.1.4 Disolusi Bekuan Darah (Fibrinolisis) ... 10

2.1.5 Pencegahan Bekuan Darah ... 10

2.2 Bandotan (Ageratum conyzoides L.) ... 12

2.2.1 Taksonomi Bandotan ... 12

2.2.2 Asal dan Morfologi Tanaman... 12

2.2.3 Kandungan dan Manfaat ... 13

2.2.4 Efek Daun Bandotan Terhadap Waktu Perdarahan ... 18

2.3 Vaseline Album ... 19

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Alat dan Bahan ... 20

3.1.1 Alat Penelitian ... 20

3.1.2 Bahan Penelitian ... 20

3.2 Metode Penelitian ... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Variabel Penelitian... 23

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.2.4 Perhitungan Besar Sampel ... 25

3.2.5 Prosedur Kerja ... 26

3.2.6 Pengumpulan Bahan ... 26

3.2.7 Persiapan Bahan Uji... 26

3.2.8 Persiapan Hewan Coba ... 27

3.2.9 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.2 Metode Analisis Data ... 29

3.3.1 Hipotesis Statistik ... 30

3.3.2 Kriteria Uji ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31


(8)

4.2 Pembahasan ... 36

4.3 Uji Hipotesis ... 37

4.3.1 Hipotesis Mayor ... 37

4.3.2 Hipotesis Minor 1 ... 38

4.3.3 Hipotesis Minor 2 ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Simpulan Utama ... 41

5.2 Simpulan Tambahan ... 41

5.3 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Waktu perdarahan luka potong ekor mencit setelah perlakuan (detik) . 31 Tabel 4.2 Perbedaan Rata-rata Waktu Perdarahan antar Kelompok Perlakuan

dengan Metode One Way ANOVA ... 33 Tabel 4.3 Uji Beda Rata-rata dengan Metode Tukey HSD ... 34


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembentukan Bekuan Darah ... 8

Gambar 2.2 Bagan proses coagulation cascade ... 9

Gambar 2.3 Ageratum conyzoides ... 13

Gambar 2.4 Lycopsamine ... 14

Gambar 2.5 Quercetin ... 15

Gambar 2.6 Monoterpene Hydrocarbon ... 16

Gambar 2.7 Hydrolisable & Condensed Tannins ... 17

Gambar 2.8 Coumarin ... 18

Gambar 3.1 Sokhlet ... 21

Gambar 3.2 Rotary Evaporator ... 21

Gambar 3.3 Ekstrak Daun Bandotan (EDB) dan Vaselin ... 22

Gambar 3.4 Alkohol 70%, Povidone iodine dan Kapas ... 22


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-rata waktu perdarahan luka potong ekor mencit setelah perlakuan ... 32


(12)

DAFTAR DIAGRAM


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ... 44 Lampiran 2 Komisi Etik Penelitian ... 47


(14)

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian

Pengelompokan dan Adaptasi Hewan Coba

Menandai Lokasi Pemotongan Ekor pada Diameter 1 mm


(15)

45

Pemotongan Ekor

Pemberian Bahan Uji


(16)

46

Pemberian Povidone iodine setelah Perdarahan Berhenti


(17)

(18)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ramdan Tresna Nugraha

Nomor Pokok Mahasiswa : 0912015

Tempat dan Tanggal Lahir : Cianjur, 18 Maret 1992

Alamat : Gg.Arjuna no.2 Cianjur

Riwayat Pendidikan : - TK PGRI Pagelaran-Cianjur (1995-1997) - SDN 1 Pagelaran-Cianjur (1997-2003) - SMPI As-Syafi’iyah Sukabumi (2003-2006) - SMAN 1 Cilaku-Cianjur (2006-2009) - Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekstraksi gigi dilakukan untuk sejumlah alasan, termasuk karies, trauma, penyakit periodontal, impaksi dan kebutuhan perawatan ortodontik.1 Ekstraksi dicapai dalam dua tahap. Pada tahap pertama, gigi dipisahkan dari jaringan lunak yang mengelilinginya menggunakan desmotom atau elevator; selama tahap kedua, gigi diangkat dari soket menggunakan tang atau elevator.2

Sejumlah prosedur dalam kedokteran gigi (termasuk ekstraksi gigi) dapat menyebabkan perdarahan baik secara primer maupun sekunder.3 Perdarahan primer didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi sampai dua puluh empat jam dari pembedahan. Sedangkan perdarahan sekunder terjadi setelah 24 jam prosedur pembedahan. Hal tersebut diakibatkan oleh hemostasis yang tidak adekuat saat operasi. Perdarahan primer dan sekunder dapat menyebabkan syok hipovolemik. Penyebab paling umum dari hipotensi post-operatif adalah hipovolemia yang berarti kurangnya volume intravaskular.1

Tehnik non-operatif awal dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan seperti memberikan tekanan secara lokal.1 Cara yang paling efektif untuk mencapai hemostasis adalah dengan mengaplikasikan tampon secara langsung pada soket ekstraksi dengan tekanan yang


(20)

2

adekuat, kemudian pasien diinstruksikan untuk tetap menggigit tampon tersebut selama beberapa waktu. Untuk kasus yang lebih sulit, dapat dilakukan penjahitan serta aplikasi trombin topikal pada sepotong spons gelatin yang dapat diserap di dalam soket ekstraksi.4

Perdarahan juga dapat diatasi dengan menggunakan bahan alam seperti daun teratai (Nymphaea rubra Roxb.).5 Masyarakat telah menggunakan secara empiris berbagai tanaman obat, antara lain daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai tanaman herbal tradisional untuk penyembuhan luka, anti-inflamasi, analgesik dan agen hemostatik.6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa hal dari penelitian ini perlu diidentifikasi sebagai berikut:

- Apakah pemberian ekstrak daun bandotan dapat mempengaruhi waktu perdarahan pada luka potong ekor mencit.

- Apakah terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Apakah terdapat pengaruh perbedaan bentuk sediaan ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:


(21)

3

- Mengetahui pengaruh ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Mengetahui pengaruh perbedaan bentuk sediaan ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat akademik: menambah informasi ilmiah mengenai ekstrak daun bandotan sebagai agen hemostatik.

2) Manfaat praktis: sebagai pertimbangan dalam menambahkan ekstrak daun bandotan sebagai salah satu bahan yang digunakan di klinik kedokteran gigi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Respon segera terhadap kerusakan pembuluh darah adalah vasokonstriksi yang akan mengurangi aliran darah di tempat kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah dan mencegah terlepasnya sumbatan darah.1

Setelah vasokonstriksi, platelet berperan dalam inisiasi pembentukan sumbat darah yang terdiri atas tiga mekanisme: yakni adhesi platelet, aktivasi platelet dan agregasi platelet. Ketiga mekanisme tersebut menghasilkan sumbat platelet, sebagai usaha untuk menutup kerusakan endotelium dan bertindak sebagai titik awal proses koagulasi hingga


(22)

4

terbentuknya sumbat darah yang matang yang terdiri atas kombinasi ikatan silang fibrin dengan sel darah dan plasma. Ikatan silang fibrin tersebut terbentuk atas serat-serat kolagen yang membentuk ikatan silang satu sama lain.1

Flavonoid yang terkandung dalam daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat menstimulasi aktivitas enzimatik seperti prolin hidroksilase. Stimulasi ini akan meningkatkan ikatan silang antar serat kolagen, serta meningkatkan kekuatan dan stabilitasnya, demi mencegah terjadinya denaturasi ikatan silang yang telah terbentuk. Flavonoid juga bertindak untuk menginhibisi enzim hialuronidase, sehingga akan mempertahankan substansi interselular pada selubung perivaskular.7

1.6 Hipotesis

1.6.1 Hipotesis Mayor

Ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.6.2 Hipotesis Minor

1. Perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

2. Perbedaan sediaan ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.


(23)

5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Penelitian dimulai pada bulan Oktober-Desember 2012.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

1. Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. 2003. Textbook of General and Oral Surgery. Elsevier

2. Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer.

3. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. Dental Management of the Medically Compromised Patient. 7th ed. Mosby Elsevier.

4. Peterson. 2004. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. BC Decker.

5. Purnamasari OR, Arundina I, Budhy TI. 2012. Efek Hemostatik Ekstrak Etanol Daun Teratai (Nymphaea rubra Roxb.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus musculus). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

6. Okunade AL. 2001. Review of Ageratum conyzoides L. (Asteraceae). Departmen of Biology, Washington University.

7. Bruneton J. Pharmacognosy, Phytochemistry medicinal Plants. 2nd ed.

8. Ganong. 2010. Review of Medical Physiology. 23rd ed. McGraw Hill, Boston.

9. Thaller S, Montogomery W. 1988. Guide to Dental Problems for Physycyans and Surgeons. William & Wilkins.

10. http://www.studyblue.com/notes/note/n/5-hemostasis/deck/1063749

11. Ming LC. 1990. Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products. Alexandria.


(25)

43

12. Medicinal Herb Index in Indonesia. 2nd ed. PT Eisai. Indonesia.

13. Mills S, Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy: Modern Herbal Medicine. Toronto: Churcill Livingstone.

14. Annonymous. 2011. Ageratum conyzoides. http://www.mmh-mms.com/downloads/mp03ageratumconyzoides.pdf, June 15th, 2011.

15. Wiedenfeld H, Ho¨sch2 G, Roeder E, Dingermann TH. 2009. Lycopsamine and Cumambrin B from Eupatorium maculatum. Frankfurt.

16. Alden CJ, et al. 1992. Toxicology and Carcinogenesis Studies of Quercetin. Department of Health and Human Services. USA.

17. Rodrigues MRA, et al. 2002. Determination of Monoterpene Hydrocarbons and Alcohols in Majorana hortensis Moench by Micellar Electrokinetic Capillary Chromatographic. University Federal of Pelotas. Brazil.

18. Hagerman AE. 2002. Tannin Chemistry. Miamy University. USA.

19. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Depkes RI.

20. Lacy A, O’Kennedy R. 2004. Studies on Coumarins and Coumarin-Related Compounds to Determine their Therapeutic Role in the Treatment of Cancer. Dublin City University. Ireland.


(1)

adekuat, kemudian pasien diinstruksikan untuk tetap menggigit tampon tersebut selama beberapa waktu. Untuk kasus yang lebih sulit, dapat dilakukan penjahitan serta aplikasi trombin topikal pada sepotong spons gelatin yang dapat diserap di dalam soket ekstraksi.4

Perdarahan juga dapat diatasi dengan menggunakan bahan alam seperti daun teratai (Nymphaea rubra Roxb.).5 Masyarakat telah menggunakan secara empiris berbagai tanaman obat, antara lain daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai tanaman herbal tradisional untuk penyembuhan luka, anti-inflamasi, analgesik dan agen hemostatik.6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa hal dari penelitian ini perlu diidentifikasi sebagai berikut:

- Apakah pemberian ekstrak daun bandotan dapat mempengaruhi waktu perdarahan pada luka potong ekor mencit.

- Apakah terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Apakah terdapat pengaruh perbedaan bentuk sediaan ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:


(2)

3

- Mengetahui pengaruh ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

- Mengetahui pengaruh perbedaan bentuk sediaan ekstrak daun bandotan terhadap waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat akademik: menambah informasi ilmiah mengenai ekstrak daun bandotan sebagai agen hemostatik.

2) Manfaat praktis: sebagai pertimbangan dalam menambahkan ekstrak daun bandotan sebagai salah satu bahan yang digunakan di klinik kedokteran gigi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Respon segera terhadap kerusakan pembuluh darah adalah vasokonstriksi yang akan mengurangi aliran darah di tempat kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah dan mencegah terlepasnya sumbatan darah.1

Setelah vasokonstriksi, platelet berperan dalam inisiasi pembentukan sumbat darah yang terdiri atas tiga mekanisme: yakni adhesi platelet, aktivasi platelet dan agregasi platelet. Ketiga mekanisme tersebut menghasilkan sumbat platelet, sebagai usaha untuk menutup kerusakan endotelium dan bertindak sebagai titik awal proses koagulasi hingga


(3)

terbentuknya sumbat darah yang matang yang terdiri atas kombinasi ikatan silang fibrin dengan sel darah dan plasma. Ikatan silang fibrin tersebut terbentuk atas serat-serat kolagen yang membentuk ikatan silang satu sama lain.1

Flavonoid yang terkandung dalam daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat menstimulasi aktivitas enzimatik seperti prolin hidroksilase. Stimulasi ini akan meningkatkan ikatan silang antar serat kolagen, serta meningkatkan kekuatan dan stabilitasnya, demi mencegah terjadinya denaturasi ikatan silang yang telah terbentuk. Flavonoid juga bertindak untuk menginhibisi enzim hialuronidase, sehingga akan mempertahankan substansi interselular pada selubung perivaskular.7

1.6 Hipotesis

1.6.1 Hipotesis Mayor

Ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

1.6.2 Hipotesis Minor

1. Perbedaan konsentrasi ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.

2. Perbedaan sediaan ekstrak daun bandotan mempengaruhi waktu perdarahan luka potong ekor mencit.


(4)

5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Penelitian dimulai pada bulan Oktober-Desember 2012.


(5)

42

DAFTAR PUSTAKA

1. Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. 2003. Textbook of General and Oral Surgery. Elsevier

2. Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer.

3. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. Dental Management of the Medically Compromised Patient. 7th ed. Mosby Elsevier.

4. Peterson. 2004. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. BC Decker.

5. Purnamasari OR, Arundina I, Budhy TI. 2012. Efek Hemostatik Ekstrak Etanol Daun Teratai (Nymphaea rubra Roxb.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus musculus). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

6. Okunade AL. 2001. Review of Ageratum conyzoides L. (Asteraceae). Departmen of Biology, Washington University.

7. Bruneton J. Pharmacognosy, Phytochemistry medicinal Plants. 2nd ed.

8. Ganong. 2010. Review of Medical Physiology. 23rd ed. McGraw Hill, Boston.

9. Thaller S, Montogomery W. 1988. Guide to Dental Problems for Physycyans and Surgeons. William & Wilkins.

10. http://www.studyblue.com/notes/note/n/5-hemostasis/deck/1063749

11. Ming LC. 1990. Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products. Alexandria.


(6)

43

12. Medicinal Herb Index in Indonesia. 2nd ed. PT Eisai. Indonesia.

13. Mills S, Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy: Modern Herbal Medicine. Toronto: Churcill Livingstone.

14. Annonymous. 2011. Ageratum conyzoides. http://www.mmh-mms.com/downloads/mp03ageratumconyzoides.pdf, June 15th, 2011.

15. Wiedenfeld H, Ho¨sch2 G, Roeder E, Dingermann TH. 2009. Lycopsamine and Cumambrin B from Eupatorium maculatum. Frankfurt.

16. Alden CJ, et al. 1992. Toxicology and Carcinogenesis Studies of Quercetin. Department of Health and Human Services. USA.

17. Rodrigues MRA, et al. 2002. Determination of Monoterpene Hydrocarbons and Alcohols in Majorana hortensis Moench by Micellar Electrokinetic Capillary Chromatographic. University Federal of Pelotas. Brazil.

18. Hagerman AE. 2002. Tannin Chemistry. Miamy University. USA.

19. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Depkes RI.

20. Lacy A, O’Kennedy R. 2004. Studies on Coumarins and Coumarin-Related Compounds to Determine their Therapeutic Role in the Treatment of Cancer. Dublin City University. Ireland.