Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

(1)

ABSTRACT

The stock market is an attractive place for investment and is growing rapidly at this time. One indicator of the stock market is Jakarta Composite Index. There are many factors that affect JCI is one macroeconomic factor is the exchange rate, inflation, and interest rates. The research aims to identify and analyze the effect of the exchange rate, inflation, and interest rates on JCI period 2008-2012.

This study used multiple linear regression analyzes were supported by the t-test and F t-test at the 0.05 level. The results showed that the only variable exchange rates and interest rates are negative and significant effect partially to JCI. While partially, inflation negative but not significant effect on JCI. Simultaneously, the exchange rate, inflation and interest rates have a significant effect on the stock index by 59%, while the remaining 41% is influenced by other factors.


(2)

ABSTRAK

Pasar modal merupakan tempat investasi yang menarik dan sedang berkembang pesat saat ini. Salah satu indikator dari pasar modal adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi IHSG salah satunya adalah faktor makroekonomi yaitu nilai tukar, inflasi, dan suku bunga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi, dan suku bunga terhadap IHSG periode 2008-2012.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang didukung dengan uji t dan uji F pada tingkat signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel nilai tukar dan suku bunga yang berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap IHSG. Sedangkan secara parsial, inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap IHSG. Secara simultan, nilai tukar, inflasi dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap IHSG sebesar 59%, sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA TEORITIS, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 9


(4)

2.1 Kajian Pustaka 9

2.1.1 Pasar Modal ... 9

2.1.2 Investasi ... 10

2.1.3 Analisis Investasi Saham ... 10

2.1.3.1 Analisis Teknikal ... 11

2.1.3.2 Analisis Fundamental ... 11

2.1.4 Teori Makro Ekonomi ... 13

2.1.4.1 Nilai Tukar ... 14

2.1.4.1.1 Pengertian Nilai Tukar ... 14

2.1.4.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs Mata Uang ... 15

2.1.4.2 Tingkat Inflasi ... 16

2.1.4.2.1 Pengertian Inflasi ... 16

2.1.4.2.2 Penyebab Inflasi ... 17

2.1.4.2.3 Indeks Harga ... 18

2.1.4.3 Tingkat Suku Bunga ... 19

2.1.4.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga ... 19

2.1.4.3.2 Fungsi Tingkat Bunga ... 20

2.1.5 Indeks Harga Saham ... 20

2.1.5.1 Jenis-jenis Indeks ... 21

2.1.5.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan ... 22

2.1.6 Hubungan Variabel Makro Ekonomi Terhadap IHSG ... 22

2.1.6.1 Hubungan Nilai Tukar Terhadap IHSG ... 22

2.1.6.2 Hubungan Inflasi Terhadap IHSG ... 24

2.1.6.3 Hubungan Suku Bunga Terhadap IHSG ... 25

2.2 Riset Empiris ... 27

2.3 Rerangka Teoritis ... 37

2.4 Rerangka Pemikiran ... 38


(5)

BAB III METODE PENELITIAN 50

3.1 Objek Penelitian ... 50

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.2.2 Pengumpulan Data ... 51

3.2.3 Variabel Penelitian ... 51

3.2.3.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 51

3.2.3.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 52

3.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.2.4.1 Uji Normalitas ... 54

3.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 55

3.2.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56

3.2.4.4 Uji Autokorelasi ... 57

3.2.5 Metode Analisis Data ... 58

3.2.6 Uji Goodness of Fit ... 58

3.2.6.1 Koefisien Determinasi ... 58

3.2.6.2 Uji t ... 60

3.2.6.3 Uji F ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 62

4.1.1.2 Uji Multikolinearitas ... 62

4.1.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.1.1.4 Uji Autokorelasi ... 64

4.1.2 Uji Regresi Berganda ... 64

4.1.3 Uji Goodness of Fit ... 65

4.1.3.1 Koefisien Determinasi ... 65

4.1.3.2 Uji t ... 66


(6)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Hipotesis 1 ... 68

4.2.2 Hipotesis 2 ... 69

4.2.3 Hipotesis 3 ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 74

5.3 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 77


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 ... Rerangka Teoritis 37 Gambar 2.2 ... Rerangka Pemikiran 38


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 ... Sumber-sumber Data Penelitian 51

Tabel 3.2 ...Definisi Operasional Variabel 53

Tabel 3.3 ... Tabel Durbin – Watson (D-W) 57

Tabel I ... One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 62

Tabel II ... Tabel Coefficientsa Uji Multikolinearitas 62

Tabel 4.1 ... Tabel Hasil Uji Multikolinearitas 63

Tabel III ... Tabel Coefficientsa Uji Heteroskedastisitas 63

Tabel IV ... Tabel Model Summaryb Uji Autokorelasi 64

Tabel V ... Tabel Coefficientsa Uji Regresi Berganda 64

Tabel VI ... Tabel Model Summary Koefisien Determinasi 65

Tabel VII ... Tabel Coefficientsa Uji t 66


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman A. ... Daftar Sampel 77 B. ... Perhitungan Δ Variabel Independen dan Dependen 79


(10)

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kesejahteraan penduduknya. Tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk emas, tanah, rumah atau investasi pada surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal (Novianto, 2011).

Pasar modal merupakan suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2004). Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi negara yang bersangkutan (Ang, 1997). Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.


(11)

PENDAHULUAN | 2

Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain (Husnan, 2003). Dengan demikian masyarakat atau para investor dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen investasi.

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Sunariyah, 2004). Melalui pasar modal para investor dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi. Salah satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk melihat perkembangan pasar modal Indonesia yang dalam hal ini berarti di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan.

Perkembangan pasar modal di Indonesia tidak lepas dari faktor makroekonomi (Wijayanti, 2013). Menurut Sunariyah (2004), faktor-faktor tersebut antara lain kurs rupiah, inflasi, dan tingkat bunga. Raharjo (2010) menyimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh secara bersama-sama secara signifikan terhadap harga saham. Wijayanti (2013) pun menyimpulkan bahwa tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Jika indikator makroekonomi mendatang diperkirakan buruk, maka kemungkinan besar refleksi indeks harga saham menurun, demikian sebaliknya (Ang, 1997).


(12)

PENDAHULUAN | 3

Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan negara lain atau harga antara dua mata uang tersebut. Kurs menjadi variabel yang banyak diperhatikan investor asing. Karena para investor dapat berinvestasi di pasar modal, mereka juga dapat berinvestasi di pasar valas. Kurs yang diperdagangkan di pasar valas, akan menimbulkan efek substitusi dengan pasar saham. Ketika rupiah depresiasi, memegang dolar akan lebih menguntungkan bagi investor, sehingga menarik para investor untuk berinvestasi di pasar valas. Dengan tingkat keuntungan yang lebih rendah maka investasi di pasar saham menjadi kurang menarik lagi bagi para investor sebaliknya mereka akan memindahkan dananya ke pasar valas (Wijayanti, 2013). Selain itu, melemahnya kurs rupiah akan berdampak pada menurunnya laba bersih yang diperoleh oleh emiten karena pengeluaran perusahaan yang harus dibayarkan dalam bentuk dolar akan meningkat sebab nilai rupiah yang rendah terhadap dolar membuat perusahaan membutuhkan dana yang lebih banyak dan mengakibatkan menurunnya laba bersih sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen. Oleh karena itu, pada umumnya harga sahamnya juga ikut menurun (Wijaya, 2013). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2012) dan Murtianingsih (2012) yaitu nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap IHSG, artinya nilai tukar rupiah berjalan searah dengan IHSG yaitu, jika nilai tukar rupiah menguat maka IHSG akan meningkat dan sebaliknya jika nilai tukar rupiah melemah maka IHSG akan menurun.

Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan memicu terjadinya inflasi di masyarakat. Tingkat inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar


(13)

PENDAHULUAN | 4

(Samsul, 2006). Inflasi secara umum adalah kenaikan harga barang dan jasa. Terjadinya hal ini mengakibatkan menurunnya produktivitas perusahaan sehingga tingkat keuntungan perusahaan mengalami penurunan yang berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan dan kemampuan perusahaan membagikan dividen pada investor (Nugroho, 2008). Reilly (1992) mengemukakan ada dua pendapat mengenai hubungan antara tingkat inflasi dengan harga saham. Pendapat pertama menyatakan bahwa ada korelasi positif antara inflasi dengan harga saham. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi adalah demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kelebihan permintaan atas penawaran barang yang tersedia. Pada keadaan ini, perusahaan dapat membebankan peningkatan biaya kepada konsumen dengan proporsi yang lebih besar sehingga keuntungan perusahaan meningkat. Dengan demikian, akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen dan akan memberikan penilaian positif pada harga saham. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2010), Murtianingsih (2012), dan Wijayanti (2013) yang menyimpulkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap IHSG. Pendapat yang kedua menyatakan bahwa ada korelasi negatif antara inflasi dengan harga saham. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi adalah costpush inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Dengan adanya kenaikan harga bahan baku dan tenaga kerja, sementara perekonomian dalam keadaan inflasi maka produsen tidak rnempunyai keberanian untuk menaikkan harga produknya. Hal ini akan mengakibatkan keuntungan perusahaan untuk membayar dividen pun menurun yang akan berdampak pada penilaian harga saham yang negatif. Hal ini


(14)

PENDAHULUAN | 5

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2013) yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh secara negatif antara tingkat inflasi dengan IHSG.

Tingginya tingkat inflasi mengakibatkan masyarakat membutuhkan jumlah uang yang lebih banyak. Hal tersebut biasanya membuat laju pertumbuhan uang beredar sangat cepat (Dornbusch, et. al., 2004). Tingginya jumlah uang beredar di masyarakat akan membuat Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga untuk menekan jumlah uang beredar yang berada di masyarakat (Lawrence, 2013). Dengan meningkatnya tingkat suku bunga akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan dana dalam bentuk deposito atau SBI di bank sehingga investasi dalam bentuk saham cenderung akan menurun. Menurut Cahyono (2000:117) terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Tingginya suku bunga menarik para investor untuk menginvestasikan dananya di pasar uang daripada di pasar modal. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Murtianingsih (2012) dan Wijayanti (2013) yaitu tingkat suku bunga mempunyai hubungan negatif dengan IHSG.


(15)

PENDAHULUAN | 6

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2012”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini :

1. Apakah terdapat pengaruh antara tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012?

2. Apakah terdapat pengaruh antara suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012?

3. Apakah terdapat pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012.


(16)

PENDAHULUAN | 7

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Manfaat akademis

a. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan baru bahwa faktor-faktor ekonomi makro juga berpotensi mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mendukung atau memperkuat hipotesis dari penelitian tersebut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi investor dan emiten

Bagi investor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini dapat membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan fluktuasi nilai rupiah terhadap dollar AS dan tingkat suku bunga SBI. Karena kesalahan dalam menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal, akan berakibat buruk bagi perusahaan atau investor sehingga dapat mengalami kerugian bila kurs rupiah terhadap US$, inflasi dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG.


(17)

PENDAHULUAN | 8

b. Bagi pemerintah

Dengan diketahuinya dampak dari kurs rupiah terhadap US$, inflasi, dan tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG, maka pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan kurs rupiah terhadap US$ dan tingkat suku bunga SBI sehingga pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan ditangani dengan sebaik-baiknya.


(18)

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berpengaruh negatif terhadap IHSG periode 2008-2012. Koefisien regresi untuk nilai tukar adalah sebesar -1.464, yang artinya nilai tukar berpengaruh negatif terhadap IHSG. Apabila nilai tukar meningkat 1% maka IHSG akan menurun sebesar 1.464% begitu pula sebaliknya. Sedangkan nilai signifikansi berdasarkan uji t untuk nilai tukar yaitu 0.000, lebih kecil dari nilai

α = 0.05 sehingga secara parsial, nilai tukar berpengaruh terhadap IHSG.

2. Inflasi tidak berpengaruh namun memiliki arah negatif terhadap IHSG periode 2008-2012. Koefisien regresi untuk inflasi adalah sebesar -0.45, yang artinya inflasi berpengaruh negatif terhadap IHSG. Apabila inflasi meningkat 1% maka IHSG akan menurun sebesar 0.45% begitu pula sebaliknya. Sedangkan nilai signifikansi berdasarkan uji t untuk inflasi yaitu 0.459, lebih besar dari nilai α = 0.05 sehingga secara parsial, inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG.

3. Suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG periode 2008-2012. Koefisien regresi untuk suku bunga adalah sebesar -0.823, yang artinya suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG. Apabila suku bunga meningkat 1% maka IHSG akan menurun sebesar 0.823% begitu pula sebaliknya. Sedangkan nilai signifikansi


(19)

KESIMPULAN DAN SARAN | 74

berdasarkan uji t untuk suku bunga yaitu 0.011, lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga secara parsial, suku bunga berpengaruh terhadap IHSG.

4. Berdasarkan nilai signifikasi pada uji F yaitu sebesar 0.000a, lebih kecil dari nilai α = 0.05 menunjukkan bahwa secara simultan, nilai tukar, inflasi dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2008-2012.

5. Hasil analisis regresi dengan menggunakan Uji Koefisien Determinasi dengan nilai Adjusted R2 pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar, inflasi, dan suku bunga mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan periode 2008-2012 sebesar 59%, sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel nilai tukar, inflasi dan suku bunga

sebagai variabel independennya. Sedangkan masih terdapat faktor-faktor lain dari sektor makroekonomi yang dapat dijadikan sebagai variabel independen pada penelitian seperti ini sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Penelitian ini hanya menggunakan faktor makroekonomi saja sebagai variabel independennya dan tidak menguji faktor-faktor lainnya seperti faktor fundamental serta faktor internal dan eksternal lainnya yang juga dapat mempengaruhi IHSG dan dapat dijadikan pertimbangan untuk para investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal.


(20)

KESIMPULAN DAN SARAN | 75

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan indikator lain untuk nilai tukar, inflasi, dan suku bunga seperti kurs terhadap mata uang lain, atau deflator GDP, Indeks Harga Produsen, suku bunga SBI, dan lain-lain agar mendapatkan hasil yang baru dan berbeda. Selain itu, disarankan agar dapat menambahkan variabel-variabel bebas lainnya seperti jumlah uang yang beredar, produk domestik bruto, cadangan devisa, tingkat pengangguran serta faktor-faktor eksternal seperti harga minyak dan emas dunia, pertumbuhan ekonomi dunia dan lain-lain. Hal ini bertujuan dan diharapkan menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat lagi dan menambah wawasan serta dapat digunakan sebagai dasar analisis oleh pengguna informasi. 2. Bagi investor dan emiten yang akan berinvestasi di Bursa Efek Indonesia sebaiknya

memperhatikan faktor-faktor makroekonomi khususnya seperti nilai tukar, inflasi, dan suku bunga yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Faktor makroekonomi ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dana pada pasar modal.

3. Bagi pemerintah sebaiknya berusaha menjaga stabilitas perekonomian untuk menghindari fluktuasi faktor-faktor makroekonomi seperti nilai tukar, inflasi dan suku bunga yang berdampak pada peningkatan investasi di pasar modal sehingga menyebabkan pergerakan IHSG.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Noor & Liana. 2012. Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham di BEI. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012 : 128 – 135

Amin, Muhammad Zuhdi. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2011). Jurnal Skripsi Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesia Capital Market). 1st edition. Jakarta: Mediasoft Indonesia

Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Astuti, Apriatni, & Susanta. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi pada IHSG di BEI periode 2008-2012). Diponegoro Journal of Social and Politic of Science Tahun 2013 Hal. 1-8. Semarang

Avonti & Prawoto. 2004. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$dan Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol III No. 5 September 2004

Cahyono, Jaka E. 2000. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jil 1. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Dornbusch, Rudiger & Fischer. 2004. Macroeconomics (9th ed). New York: McGraw-Hill Companies

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hartono, Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE

Hermawan, Anton & Triono. 2011. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dolar US, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Empiris di BEI periode 2005-2012). Jurnal tidak dipublikasi

Husnan, S. 2003. Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN


(22)

Joesoef, Jose Rizal. 2007. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ed 6. Jakarta: Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada

Kesuma, Putri Niti. 2012. Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia dan Harga Minyak Dunia Terhadap IHSG Sektor Pertambangan di BEI (Periode Januari – Desember 2010). Artikel publikasi. Universitas Sriwijaya, Palembang

Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, Vol. 8, No. 1, Apr 2012: 61-62

Lawrence, Steven Sugiarto. 2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Indonesia. Jurnal FINESTA, Vol. 1, No. 2, 2013: 22

Liauw, Joven Sugianto & Wijaya, Trisnadi. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal tidak dipublikasi

Madura, Jeff. 2006. International Corporate Finance, 8th Edition. United States of America South: Western Publishing

Mankiw, N. Gregory. 2006. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Martalena & Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Ed 1. Yogyakarta: ANDI

Murtianingsih. 2012. Variabel Ekonomi Makro dan Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 1 No. 3, Des 2012: 10

Novianto, Aditya. 2011. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1991.1 - 2010.6. Jurnal tidak dipublikasi

Novitasari, Istriyansah. 2013. Pengaruh Inflasi Harga Minyak Mentah Indonesia, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Data per bulan periode 2006-2012). Jurnal Ilmiah. Malang

Nugroho, H. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks LQ45. Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia


(23)

Raharjo, Sugeng. 2010. Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal tidak dipublikasi. Surakarta Reilly, F. K. 1992. Investment Analysis and Management. Fifth edition. USA: John Wiley and Son Inc.

Samuelson & Nordhaus. 2004. Ilmu Makroekonomi. Ed 17. Jakarta: PT Media Global Edukasi

Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Subastine, Yuliana & Syamsudin. 2011. Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol. 11, No. 2, Desember 2010

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Ed 2. Yogyakarta: ANDI

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 4. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN

Sunjoyo; Setiawan, Roni; Carolina, Verani; Magdalena, Nonie; & Kurniawan, Albert. 2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: ALFABETA

Suseno. 1997. Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, Cetakan Kedua, Jakarta : Ghalia.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1 Yogyakarta BPFE-YOGYAKARTA

Wijaya, Trisnadi. 2013. Pengaruh Berbagai Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Sriwijaya, Palembang

Wijayanti, Anis. 2013. Pengaruh Beberapa Variabel Makroekonomi dan indeks Pasar Modal Dunia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Di BEI. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya, Malang


(24)

Witjaksono, Ardian Agung. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang

Yuliana, Indah. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal tidak dipublikasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN), Malang


(1)

KESIMPULAN DAN SARAN | 74

berdasarkan uji t untuk suku bunga yaitu 0.011, lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga secara parsial, suku bunga berpengaruh terhadap IHSG.

4. Berdasarkan nilai signifikasi pada uji F yaitu sebesar 0.000a, lebih kecil dari nilai α = 0.05 menunjukkan bahwa secara simultan, nilai tukar, inflasi dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2008-2012.

5. Hasil analisis regresi dengan menggunakan Uji Koefisien Determinasi dengan nilai Adjusted R2 pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar, inflasi, dan suku bunga mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan periode 2008-2012 sebesar 59%, sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel nilai tukar, inflasi dan suku bunga

sebagai variabel independennya. Sedangkan masih terdapat faktor-faktor lain dari sektor makroekonomi yang dapat dijadikan sebagai variabel independen pada penelitian seperti ini sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Penelitian ini hanya menggunakan faktor makroekonomi saja sebagai variabel independennya dan tidak menguji faktor-faktor lainnya seperti faktor fundamental serta faktor internal dan eksternal lainnya yang juga dapat mempengaruhi IHSG dan dapat dijadikan pertimbangan untuk para investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal.


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN | 75

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan indikator lain untuk nilai tukar, inflasi, dan suku bunga seperti kurs terhadap mata uang lain, atau deflator GDP, Indeks Harga Produsen, suku bunga SBI, dan lain-lain agar mendapatkan hasil yang baru dan berbeda. Selain itu, disarankan agar dapat menambahkan variabel-variabel bebas lainnya seperti jumlah uang yang beredar, produk domestik bruto, cadangan devisa, tingkat pengangguran serta faktor-faktor eksternal seperti harga minyak dan emas dunia, pertumbuhan ekonomi dunia dan lain-lain. Hal ini bertujuan dan diharapkan menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat lagi dan menambah wawasan serta dapat digunakan sebagai dasar analisis oleh pengguna informasi. 2. Bagi investor dan emiten yang akan berinvestasi di Bursa Efek Indonesia sebaiknya

memperhatikan faktor-faktor makroekonomi khususnya seperti nilai tukar, inflasi, dan suku bunga yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Faktor makroekonomi ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dana pada pasar modal.

3. Bagi pemerintah sebaiknya berusaha menjaga stabilitas perekonomian untuk menghindari fluktuasi faktor-faktor makroekonomi seperti nilai tukar, inflasi dan suku bunga yang berdampak pada peningkatan investasi di pasar modal sehingga menyebabkan pergerakan IHSG.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Noor & Liana. 2012. Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham di BEI. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 12 No. 2, Oktober 2012 : 128 – 135

Amin, Muhammad Zuhdi. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2011). Jurnal Skripsi Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesia Capital Market). 1st edition. Jakarta: Mediasoft Indonesia

Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Astuti, Apriatni, & Susanta. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi pada IHSG di BEI periode 2008-2012). Diponegoro Journal of Social and Politic of Science Tahun 2013 Hal. 1-8. Semarang

Avonti & Prawoto. 2004. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$dan Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol III No. 5 September 2004

Cahyono, Jaka E. 2000. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jil 1. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Dornbusch, Rudiger & Fischer. 2004. Macroeconomics (9th ed). New York: McGraw-Hill Companies

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hartono, Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE

Hermawan, Anton & Triono. 2011. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dolar US, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Empiris di BEI periode 2005-2012). Jurnal tidak dipublikasi

Husnan, S. 2003. Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN


(4)

Joesoef, Jose Rizal. 2007. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ed 6. Jakarta: Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada

Kesuma, Putri Niti. 2012. Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia dan Harga Minyak Dunia Terhadap IHSG Sektor Pertambangan di BEI (Periode Januari – Desember 2010). Artikel publikasi. Universitas Sriwijaya, Palembang

Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, Vol. 8, No. 1, Apr 2012: 61-62

Lawrence, Steven Sugiarto. 2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Indonesia. Jurnal FINESTA, Vol. 1, No. 2, 2013: 22

Liauw, Joven Sugianto & Wijaya, Trisnadi. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal tidak dipublikasi

Madura, Jeff. 2006. International Corporate Finance, 8th Edition. United States of America South: Western Publishing

Mankiw, N. Gregory. 2006. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Martalena & Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Ed 1. Yogyakarta: ANDI

Murtianingsih. 2012. Variabel Ekonomi Makro dan Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 1 No. 3, Des 2012: 10

Novianto, Aditya. 2011. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1991.1 - 2010.6. Jurnal tidak dipublikasi

Novitasari, Istriyansah. 2013. Pengaruh Inflasi Harga Minyak Mentah Indonesia, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Data per bulan periode 2006-2012). Jurnal Ilmiah. Malang

Nugroho, H. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks LQ45. Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia


(5)

Raharjo, Sugeng. 2010. Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal tidak dipublikasi. Surakarta Reilly, F. K. 1992. Investment Analysis and Management. Fifth edition. USA: John Wiley and Son Inc.

Samuelson & Nordhaus. 2004. Ilmu Makroekonomi. Ed 17. Jakarta: PT Media Global Edukasi

Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Subastine, Yuliana & Syamsudin. 2011. Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol. 11, No. 2, Desember 2010

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Ed 2. Yogyakarta: ANDI

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 4. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN

Sunjoyo; Setiawan, Roni; Carolina, Verani; Magdalena, Nonie; & Kurniawan, Albert. 2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: ALFABETA

Suseno. 1997. Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, Cetakan Kedua, Jakarta : Ghalia.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1 Yogyakarta BPFE-YOGYAKARTA

Wijaya, Trisnadi. 2013. Pengaruh Berbagai Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Sriwijaya, Palembang

Wijayanti, Anis. 2013. Pengaruh Beberapa Variabel Makroekonomi dan indeks Pasar Modal Dunia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Di BEI. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya, Malang


(6)

Witjaksono, Ardian Agung. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang

Yuliana, Indah. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal tidak dipublikasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN), Malang


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 33 99

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

4 27 32

Analisis pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (periode 1992-2011).

0 1 149

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8