PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM RUIZ & PAV ) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI BACILLUS CEREUS SECARA IN VITRO.

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Bacillus cereus SECARA IN VITRO

Oleh:

Dame Oktavia C. Silitonga

4111220002

Program Studi Biologi

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara In Vitro”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan proposal penelitian sampai pemyusunan skripsi. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA. Kepada Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Biologi. Kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan. Kepada Bapak Drs. Abdul Hakim, Ibu Dra. Hj. Martina Restuati, M.Si dan Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan yang sangat berguna untuk penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra, Uswatun Hasanah, M.Si sebagai Kepala Laboratorium FMIPA. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kak Tiwi yang telah mengajari dan memberi masukan kepada penulis dalam pembuatan ekstrak di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Farmasi USU.

Ucapan terima kasih yang teristimewa buat orang tua tercinta, CH. Silitonga dan Ibunda tercinta S.R Simanjuntak, yang setiap saat memberikan kasih sayang, dukungan material dan spiritual yang tak ternilai dengan apapun di dunia ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Opungku T. Simanjuntak, adikku Chlisman Noviandro Silitonga, kakakku Rifka Silitonga dan Habib


(4)

vi

Sitompul yang telah memberikan semangat dan doa. Dan seluruh keluarga yang telah mendoakan saya selama menempuh pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Evalentina Nababan yang telah banyak membantu dan memberikan semangat serta dukungan mulai dari penyusunan proposal sampai penelitian serta Eka, Ulva, Kak Nova yang telah membantu saat penelitian. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan (Valensi, Esy, Mei, Weny, Redy, Devi) Dan Semua Biologi Nondik A 2011 yang membantu serta mendukung penulis selama perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, melimpahkan Rahmat-Nya atas kebaikan dan kemurahan hati Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman semua. Akhirnya penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan bacaan atau acuan untuk penelitian lanjutan, terima kasih.

Medan, Maret 2015 Penulis

Dame Silitonga 4111220002


(5)

iii

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &

Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus secara In Vitro

Dame Oktavia C Silitonga (4111220002) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial. Perlakuan terdiri dari 6 konsentrasi ekstrak daun sirih merah dengan 4 ulangan yaitu Tiap masing-masing konsentrasi ekstrak ditetesi kedalam Media MHA yang diberi lubang sumuran. Setelah itu diinkubasi selama 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam dengan suhu 370 C. Pengamatan zona hambatan bakteri Bacillus cereus yang dilihat dari zona bening disekitar lubang sumuran dilakukan dengan menggunakan

penggaris. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA kemudian dilanjutkan

dengan uji BNT. Hasil dari analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih merah pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, dimana F hitung =

200 > F Tabel (0,05) (2,77) > F Tabel (0,01) (4,25). Berdasarkan uji BNT diketahui

konsentrasi minimum ekstrak daun sirih merah yang efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Bacillus cereus adalah 5% Sedangkan konsentrasi

maksimum dari ekstrak daun sirih merah yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus adalah 25% .


(6)

iv

The Effect of Giving Extract Of Red leaf Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) On The Growth Of Bacillus cereus Bacterial In Vitro

Dame Oktavia C Silitonga (4111220002) ABSTRACT

This research aimed at knowing the at knowing of giving extract Red leaf Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) in the concentration that was different to wards the growth of the bacterial Bacilluscereus and to know the concentration of extract of Red leaf Betel that was most effective in hindering the growth of the bacterial Bacillus cereus. The methodology used non factorial random design. Treatment consisted of six concentration extract of Red leaf Betel with 4 repetition is 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%. Each of the was droped in MHA medium, then were incubated in 370 C for 1 x 24 hours and 2 x 24 hours. Inhibited zone observation of bacterial Bacillus cereus was conducted by ruler. The data was analysised by ANAVA and BNT test respectively. The result of analysis showed that 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25% out point of extract of Red leaf Betel were able to inhibited bacterial Bacillus cereus which Fcount = 200 > F Tabel

(0,05) (2,77) > F Tabel (0,01) (4,25). Depending on BNT test the effective

concentration of Red leaf Betel was 5% and 25% withe inhibition as maximum wich inhibited bacterial Bacillus cereus growth.


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 6

2.1.1. Klasifikasi Ilmiah 6

2.1.2. Deskripsi Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 6

2.1.3. Kandungan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 7

2.1.4. Manfaat Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 9

2.2. Bakteri 9

2.3. Bacillus cereus 10

2.3.1. Klasifikasi Bacillus cereus 10

2.3.2. Deskripsi Bacillus cereus 11

2.3.3. Penyakit Yang Disebabkan Bakteri Bacillus cereus 12

2.3.4. Pembentukan Toksin Bakteri Bacillus cereus Dalam Makanan 12

2.3.5. Penularan Bakteri Bacillus cereus 13

2.3.6. Patogenitasi Bakteri Bacillus cereus 14


(8)

viii

2.4. Ekstraksi Tumbuhan 15

2.5. Media Pertumbuhan Bakteri 16

2.6. Hipotesis Penelitian 18

2.6.1. Hipotesis Penelitian 18

2.6.2. Hipotesis Statistik 18

BAB III. METODE PENELITIAN 19

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 19

3.1.1. Lokasi Penelitian 19

3.1.2. Waktu Penelitian 19

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 19

3.2.1. Populasi 19

3.2.2. Sampel 19

3.3. Alat dan Bahan 19

3.3.1. Alat 19

3.3.2. Bahan 20

3.4. Prosedur Penelitian 20

3.4.1. Pengumpulan Data 20

3.4.2. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz 20

& Pav.)

3.4.3. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper 22

crocatum Ruiz & Pav.)

3.4.4. Mempersiapkan Media Mualler Hilton Agar (MHA) 23

3.4.5. Mempersiapkan Biakan Bacillus cereus 23

3.4.6. Pengenceran Sampel Bakteri Bacillus cereus 23

3.4.7. Penanaman Bakteri Bacillus cereus 23

3.4.8. Pembuatan Lubang Sumuran 24

3.4.9. Pengamatan Diameter Daerah/Zona Hambat 24

3.5. Rancangan Penelitian 27

3.6. Variabel Penelitian 28

3.7. Teknik Pengumpulan Data 28


(9)

ix

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1. Hasil Penelitian 32

4.2. Uji Hipotesis 38

4.3. Pembahasan 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 42

5.1. Kesimpulan 42

5.2. Saran 42


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Pengamatan untuk RAL Non Faktorial 29

Tabel 3.2. Tabel Analisis Sidik Ragam untuk RAL Non faktorial 30

Tabel 4.1. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak

Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24

Jam dan 2 x 24 Jam 33

Tabel 4.2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak

Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam

dan 2 x 24 Jam (Tranformasi) 34

Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri Bacillus cereus 1 x 24 Jam pada Beberapa Tingkat Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 36 Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri Bacillus

cereus 2 x 24 Jam pada Beberapa Tingkat Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) 37

Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh

Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 1 x 24 Jam Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Bacillus cereus Secara In Vitro 37

Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh

Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 2 x 24 Jam Terhadap Pertumbuhan Bakteri


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Tanaman Sirih Merah 6

Gambar 2.2. Bacillus cereus 11

Gambar 2.3. Koloni Bakteri Bacillus cereus 12

Gambar 3.1. Skema Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah 21

Gambar 3.2. Skema Pengukuran Diameter/Zona Hambat 24

Gambar 3.3. Skema Penanaman Mikroba Patogen 26

Gambar 4.1. Diagram Batang Rataan Zona Hambat Bakteri

Bacillus cereus Yang Diberi Ekstrak Daun Sirih Merah(Piper crocatum Ruiz & Pav.) Pada


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24

Jam dan 2 x 24 Jam 46

Lampiran 2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam

dan 2 x 24 Jam (Tranformasi) 47

Lampiran 3. Perhitungan Analisis Statistik Pada Pengaruh

Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz& Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara

In Vitro 48

Lampiran 4. Standart Kekeruhan Mc Farland 55

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian 56

Lampiran 6. Tabel Daftar Nilai Baku F pada Taraf Kritis 5 dan 1%

untuk Analisis Sidik Ragam 66


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami (back to nature). Pemanfaatan herbal medicine

ramai dibicarakan, termasuk dalam manfaatnya, namun kebanyakan informasi yang ada hanya sebatas bukti empiris belum ada bukti ilmiah. Demikian juga dengan sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), banyak diinformasikan manfaat dari sirih merah namun, Evidence Based Medicine masih sangat minim. Hal ini dapat disebabkan sirih merah belum lama dikenal oleh masyarakat luas, sehingga informasi ilmiah masih sangat sedikit, demikian juga dengan jurnal ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri (Hidayat, 2013).

Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir ini meningkat, bahkan beberapa bahan alam telah diproduksi secara fabrikasi dalam skala besar. Penggunaan obat tradisional dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia, disamping itu harganya lebih terjangkau. Selain itu, keuntungan lain penggunaan obat tradisional adalah bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya relatif lebih murah (Putri, 2010).

Menurut Yuksel (2006), bahwa salah satu tanaman obat Indonesia yang akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan adalah sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav). Penapisan fitokimia terhadap daun sirih merah menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan komponen minyak atsiri mempunyai aktivitas antibakteri yaitu dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri patogen. Dalam daun sirih merah terdapat senyawa fito-kimia yang mengandung alkaloid, tanin, saponin, flavonoid.

Menurut Hidayat (2013), Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Selain itu, Flavonoid berfungsi


(14)

2

sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri.

Bakteri hampir ditemukan di mana-mana seperti di alam, saluran pencernaan, mulut, hidung, tenggorokan dan bisa juga terdapat pada permukaan tubuh kita. Bakteri juga bisa berasal dari makanan, minuman, udara dan lingkungan. Bakteri merupakan penyebab berbagai penyakit, misalnya Bacillus cereus yang menyebabkan keracunan makanan (Pelezar dan Chan, 1986).

Bacillus cereus merupakan penyebab keracunan makanan, diare, infeksi mata, dan meningitis. Bakteri Bacillus cereus dan bakteri dari genus Shigella adalah bakteri patogen yang seringkali mencemari bahan pangan dan

menyebabkan gangguan pencernaan. Bacillus cereus mampu memproduksi

eksotoksin dan mampu menyebabkan penyakit diare (Chopra, 2007).

Makanan penyebab keracunan umunya mengandung sel Bacillus cereus

dalam jumlah tinggi. Bacillus cereus hanya akan tumbuh secara baik bila substratnya mengandung karbohidrat. Sedangkan bila substrat tidak mengandung karbohidrat, pertumbuhan akan sangat lambat dan tidak dapat membentuk toksin.

Penelitian oleh Spira dan Silverman (1979), menunjukkan bahwa Bacillus cereus

dapat tumbuh secara baik pada media mengandung 0,025 M glukosa, dan mencapai maksimum setelah 4,5 jam. Produksi toksin terjadi selama pertumbuhan logaritmik, dan mencapai maksimum sampai glukosa di dalam dipecah oleh bakteri tersebut (Imam dan Sukamto, 1998).

Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut. Menurut Miksusanti (2011), ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare (disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang menyebabkan muntah atau emetik (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan berat molekul rendah).

Strain Bacillus cereus yang bersifat patogenik digolongkan ke dalam bakteri penyebab intoksikasi, dan dapat dibedakan menjadi strain penyebab diare


(15)

3

dan strain penyebab muntah. Strain penyebab diare dapat memproduksi enterotoksin yang dapat menyebabkan diare dan sakit perut, tetapi jarang disertai muntah. Strain yang termasuk dalam golongan ini dapat tumbuh pada berbagai makanan, dan mempunyai waktu inkubasi sejak tertelan sampai timbulnya gejala intoksikasi, yang berkisar antar 8-16 jam. Strain yang dapat menimbulkan gejala muntah bereproduksi toksin emetik, dan mempunyai masa inkubasi yang lebih pendek sekitar 1-5 jam. Toksin ini menyebabkan timbulnya gejala muntah, dan kadang-kadang diare. Strain emetik hampir selalu ditemukan pada makanan penyebab keracunan Bacillus cereus yang mengandung bahan dasar nasi (Imam dan Sukamto, 1998).

Menurut Butar-butar (2008), bahwa Bacillus cereus telah dikenal sebagai agen yang mampu meracuni makanan sejak tahun 1955. Dilaporkan antara tahun 1972 hingga 1986 ditemukan 52 kasus penyakit yang bersumber dari kerusakan makanan diakibatkan oleh Bacillus cereus, tetapi diperkirakan penemuan hanya 2% perwakilan dari sejumlah kasus yang telah terjadi selama periode tersebut. Kasus lainnya tidak dilaporkan biasanya karena kasus tersebut tidak dapat di diagnosa. Kebanyakan insiden makanan racun yang disebabkan oleh Bacillus cereus disebabkan makanan yang dimakan adalah makanan yang telah dingin atau kesalahan dalam penyimpanan. Bacillus cereus berada dimana mana, dan karena membentuk spora, dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Sementara menurut Sentra Informasi Keracunan BPOM RI (2012), bahwa

Bacillus cereus menempati urutan kedua setelah Staphylococcus aureus sebagai mikroba patogen penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2007-2011.

Berdasarkan hasil penelitian Soerya (2013) bahwa Minyak atsiri daun sirih

merah mengandung senyawa α–pinena, α-tuyan, sabinen, β-mirsena, kamfen dan

trans-kariofilen. minyak atsiri dalam daun sirih merah mempunyai daya penghambatan terhadap bakteri gram positif yaitu Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis. Selain itu, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Farida (2009), ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri gram positif dan bakteri


(16)

4

gram negatif khususnya pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, sehingga dapat diasumsi bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) juga dapat memberikan aktivitas yang sama terhadap bakteri gram positif penyebab diare yaitu Bacillus cereus.

Banyak tumbuhan-tumbuhan yang mengandung senyawa yang dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai obat herbal yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Adapun tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat herbal adalah daun sirsak, kenikir, kumis kucing, kunyit, kencur, bangun-bangun, buas-buas, dan sebagainya. Tetapi dalam penelitian ini, saya memilih daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang dapat bermanfaat terhadap penyakit diare, mual, dan muntah.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan pendapat diatas maka perlu

dilakukan penelitian berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah

(Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Secara In Vitro. Hal ini bertujuan untuk mengkaji manfaatdari daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus.

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan diteliti adalah pada pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dengan waktu inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro?


(17)

5

2. Berapakah konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus

secara in vitro?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro. 2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz

& Pav.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui pengaruh antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.

2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa/i dan penelitian lain yang akan meneliti lebih lanjut mengenai efektivitas daun sirih merah (Piper crocatum

Ruiz & Pav.) tersebut.

3. Diharapkan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri


(18)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dengan konsentrasi 5% sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Bacillus cereus.

2. Konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang paling tinggi daya hambatnya adalah konsentrasi 25% yaitu terlihat pada daerah/zona hambatan yang dihasilkan lebih besar dari konsentrasi ekstrak lainnya.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis sirih lain, misalnya sirih kuning yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.


(19)

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013),a Bacillus cereus. http:// kangoby. wordpress. Com

/2012/11/ 29/bakteri- bacillus- cereus/. (Diakses 23 Oktober 2014) Anonim, (2013),b Gambar Bacillus cereus. http://id.wikipedia.org/wiki/

Bacillus cereus. (Diakses 23 Oktober 2014)

Ajizah, A., (2004), Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L. Bioscientiae, 1: 31-38

Batubara, (2006), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L.) terhahap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.

Butar-butar, (2008). Bacillus cereus, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

Chopra, I., (2007). The Increasing Use Of - Silver- Based Products As Antimicrobial Agents: Auseful Development or A Cause for Concern Journal of antimicrobial, Chemotherapy, 59:587–590. Desfita V., Dwi Suryanto, & Erman Munir. (2011). Aktivitas Antimikroba

Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Bakteri

Dan Khamir. Prosiding Semnas Biologi FMIPA USU : 150-159

Hadioetomo, R.S, (1993), Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hasanah, Uswatun., (2014), Mikrobiologi Makanan. Medan : FMIPA

Unimed

Imam dan Sukamto., (1999), Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Alumni, Bandung.

Juliantina R, Farida dkk, (2009), Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Kusnadi. (2003), Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta Kun Tanti Dewandari, (2013), Ekstraksi Dan Karakteristik Nanopartikel

Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), Jurnal Pascapanen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, IPB : Bogor


(20)

44

Masduki I., (1996), Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. Coli, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,

109: 21-4.

Miksusanti, (2011), Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia

mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap

Bacillus cereus, Jurnal Penelitian Sains, 14:3C.

Nurwantoro, (1997), Mikrobiologi Pangan Hewan-Nabati, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

Pelczar, M.J. E.C.S. Chan, (1988), Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Universitas Indonesia, Bogor

Putri, Z.F., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus Multiresisten ., Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta

Sentra Informasi Keracunan BPOM RI., (2012), Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Terlaporkan dan Agen Mikroba Penyebab KLB Keracunan Pangan Periode 2007-2011.

Sudewo, B., (2007), Basmi Penyakit dengan daun Sirih Merah, PT

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sundari, I. (2010). Identifikasi Senyawa Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk)., Skripsi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Soerya Dewi, M., dan Nestri, H., (2013), Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper crocatumruiz & Pav.) , Jurnal Penelitian Kimia9: 33 - 40

Soemarno, (2000). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Penerbit Analisis Kesehatan Yogyakarta, Depkes RI, Yogyakarta

Silitonga, (2011), Statistik, Medan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Penngetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Spira dan Silverman, (1979), Bacterial Spore Resistant to Heat, Food

Technology, 37(11):105-110.

Tarigan, D, (1988). Pengantar Mikrobiologi, Depdikbud, Jakarta

Taufik Hidayat, (2003), Sirih Merah (Piper betle L.) Budidaya dan


(21)

45

Thomas dan Michael, (1991) Biology of Microorganisms, Prentice-Hall Internatonal, USA.

Yuksel, K., Uçan, Sait, U., Kartal, M., Altun, M.L., Aslan, S., Sayar, E., and Ceyhan, T., (2006), GC-MS Analysis and Antibacterial Activity of Cultivated Satureja cuneifolia Ten Essential Oil, Journal Chemitry 30: 253 – 259.


(22)

ii

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Gunung Pamela pada tanggal 20 Oktober 1993. Ayah bernama CH.Silitonga dan Ibu bernama S.R br.Simanjuntak dan penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri No.102116 Gunung Pamela dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeresitas Negeri Medan.

Penulis pernah menjadi asisten matakuliah praktikum mikrobiologi. Penulis juga pernah menjadi anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi (IKBKB) dan Paduan Suara EL-Senyor. Kegiatan Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan (BBPOM) Medan Provinsi Sumatera Utara.

Pada tahun 2014 penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacilluscereussecara In Vitro” dengan pembimbing skripsi


(1)

2. Berapakah konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro. 2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz

& Pav.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara in vitro.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui pengaruh antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.

2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa/i dan penelitian lain yang akan meneliti lebih lanjut mengenai efektivitas daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) tersebut.

3. Diharapkan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dengan konsentrasi 5% sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.

2. Konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) yang paling tinggi daya hambatnya adalah konsentrasi 25% yaitu terlihat pada daerah/zona hambatan yang dihasilkan lebih besar dari konsentrasi ekstrak lainnya.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis sirih lain, misalnya sirih kuning yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013),a Bacillus cereus. http:// kangoby. wordpress. Com /2012/11/ 29/bakteri- bacillus- cereus/. (Diakses 23 Oktober 2014)

Anonim, (2013),b Gambar Bacillus cereus. http://id.wikipedia.org/wiki/ Bacillus cereus. (Diakses 23 Oktober 2014)

Ajizah, A., (2004), Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L. Bioscientiae, 1: 31-38

Batubara, (2006), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L.) terhahap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Butar-butar, (2008). Bacillus cereus, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

Chopra, I., (2007). The Increasing Use Of - Silver- Based Products As Antimicrobial Agents: Auseful Development or A Cause for Concern Journal of antimicrobial, Chemotherapy, 59:587–590. Desfita V., Dwi Suryanto, & Erman Munir. (2011). Aktivitas Antimikroba

Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Bakteri Dan Khamir. Prosiding Semnas Biologi FMIPA USU : 150-159

Hadioetomo, R.S, (1993), Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hasanah, Uswatun., (2014), Mikrobiologi Makanan. Medan : FMIPA Unimed

Imam dan Sukamto., (1999), Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Alumni, Bandung.

Juliantina R, Farida dkk, (2009), Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Kusnadi. (2003), Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta

Kun Tanti Dewandari, (2013), Ekstraksi Dan Karakteristik Nanopartikel Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), Jurnal Pascapanen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, IPB : Bogor


(4)

Masduki I., (1996), Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. Coli, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 109: 21-4.

Miksusanti, (2011), Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Bacillus cereus, Jurnal Penelitian Sains, 14:3C.

Nurwantoro, (1997), Mikrobiologi Pangan Hewan-Nabati, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Pelczar, M.J. E.C.S. Chan, (1988), Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Universitas Indonesia, Bogor

Putri, Z.F., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus Multiresisten ., Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta

Sentra Informasi Keracunan BPOM RI., (2012), Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Terlaporkan dan Agen Mikroba Penyebab KLB Keracunan Pangan Periode 2007-2011.

Sudewo, B., (2007), Basmi Penyakit dengan daun Sirih Merah, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sundari, I. (2010). Identifikasi Senyawa Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk)., Skripsi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Soerya Dewi, M., dan Nestri, H., (2013), Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper crocatumruiz & Pav.) , Jurnal Penelitian Kimia 9: 33 - 40

Soemarno, (2000). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Penerbit Analisis Kesehatan Yogyakarta, Depkes RI, Yogyakarta

Silitonga, (2011), Statistik, Medan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Penngetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Spira dan Silverman, (1979), Bacterial Spore Resistant to Heat, Food Technology, 37(11):105-110.

Tarigan, D, (1988). Pengantar Mikrobiologi, Depdikbud, Jakarta

Taufik Hidayat, (2003), Sirih Merah (Piper betle L.) Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta


(5)

Thomas dan Michael, (1991) Biology of Microorganisms, Prentice-Hall Internatonal, USA.

Yuksel, K., Uçan, Sait, U., Kartal, M., Altun, M.L., Aslan, S., Sayar, E., and Ceyhan, T., (2006), GC-MS Analysis and Antibacterial Activity of Cultivated Satureja cuneifolia Ten Essential Oil, Journal Chemitry 30: 253 – 259.


(6)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Gunung Pamela pada tanggal 20 Oktober 1993. Ayah bernama CH.Silitonga dan Ibu bernama S.R br.Simanjuntak dan penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri No.102116 Gunung Pamela dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeresitas Negeri Medan.

Penulis pernah menjadi asisten matakuliah praktikum mikrobiologi. Penulis juga pernah menjadi anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi (IKBKB) dan Paduan Suara EL-Senyor. Kegiatan Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan (BBPOM) Medan Provinsi Sumatera Utara.

Pada tahun 2014 penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus secara In Vitro” dengan pembimbing skripsi Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd.