PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PEMBAGIAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 – 2015

  

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS

TERHADAP PEMBAGIAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN

TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

  INDONESIA PERIODE 2009 – 2015

M. Bagus Anugerah

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

  

ABSTRACT

  This research purpose to test whether a profitability and solvency effect to

dividend payout. The Independent variable used are profitability measured by return on

asset and solvency measured by debt to asset ratio. The dependent variable this

research is dividend payout measured by dividend payout ratio. This research use

quantitative method and regression model. The samples used in this study are the

transportation company's which paid out their dividend and listed in Indonesia Stock

Exchange 2009-2015 period. The result showed that profitability and solvency have an

impact to dividend payout on company transportation listed on Indonesia Stock

Exchange. High profitability, it will increase the dividend payout. Low solvency, will

reduce debt payments. So that will increase the dividend payout to shareholders.

  Keywords: profitability, solvency, dividend payout.

  PENDAHULUAN

  Investasi pada saham merupakan salah satu alternatif yang dilakukan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh investor dari saham ada 2 jenis, deviden dan capital gain. Deviden dibagi lagi menjadi beberapa macam, deviden tunai (kas), saham, properti, skrip dan likuidasi. Keuntungan tersebut akan diperoleh investor melalui kebijakan deviden.

  Kebijakan deviden adalah sebuah keputusan mengenai keuntungan apakah akan dibagi kepada investor berupa deviden atau ditahan guna menambah modal pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Harjito dan Martono, 2011:253).

  Kebijakan deviden memiliki pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayarkan devidennya. Sebagian besar investor lebih menghargai pembagian deviden yang kukuh, karena lebih mengurangi ketidakpastian terhadap investasi yang sudah dilakukan dan meningkatkan kepercayaan investor kepada perusahaan. Terdapat teori yang menjelaskan bahwa pemegang saham lebih senang memperoleh deviden (tunai) daripada capital gain, yaitu bird in the hand theory (Gordon, 1959 dan Lintner

  1956). “Pemegang saham lebih menginginkan pembagian deviden (tunai) daripada

  capital gain (Gordon, 1959) dan Lintner, 1956).

  Pada pembagian deviden, terdapat konflik kepentingan antara investor (prinsipal) dengan pihak manajemen (agen). Konflik tersebut dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976) melalui agency theory. Agency Theory menjelaskan bahwa manajemen dan pemegang saham mempunyai kepentingan yang berbeda. Dari sisi pemegang saham, mereka menginginkan pembagian deviden (tunai) karena ingin menikmati hasil investasinya. Dari sisi manajemen, manajemen ingin menahan laba untuk membayar hutang atau investasi karena pembagian deviden (tunai) bagi manajemen merupakan arus kas keluar yang diproyeksikan menggangu kas perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

  Terkait dengan pembagian deviden, perusahaan transportasi merupakan sektor yang minim akan pembagian deviden. Namun jika dilihat pertumbuhannya, sektor transportasi mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2007-2011, permintaan transportasi darat terus bertumbuh sebanyak 12,3% (Visioneer.com). Pada tahun 2014, sektor transportasi masuk kedalam kategori lima sektor dengan investasi terbesar sepanjang tahun 2014 sebesar 11,46% (Biro Analisa Anggaran, 2015). Melihat pertumbuhan ini, sektor transportasi seharusnya menjadi sektor yang membagikan deviden secara stabil, namun pada nyatanya hanya sedikit perusahaan sektor transportasi yang membagikan devidennya. Terlihat pada Tabel 1 berikut ini :

  

Tabel 1

Pertumbuhan Perusahaan Sektor Transportasi dan Jumlah Perusahaan Sektor

Transportasi yang Membagikan Deviden Periode 2009-2015

  Jumlah Perusahaan Perusahaan Yang Tahun Yang Listing Membagikan Deviden 2009

  14

  4 2010

  16

  2 2011

  21

  2 2012

  24

  5 2013

  29

  8 2014

  32

  9 2015

  32

  5 Sumber : idx.com dan ksei.com

  Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa sangat sedikit perusahaan sektor transportasi yang membagikan devidennya. Pada tahun 2009-2011 perusahaan transportasi yang membagikan deviden mengalami penurunan. Berbeda di tahun 2012-2014 yang mengalami peningkatan. Namun, di tahun 2015 mengalami penurunan kembali. Terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi pembagian deviden tunai diantaranya profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, growth dan firm size. Namun, penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi pembagian deviden yaitu return on asset sebagai alat yang mengukur profitabilitas dan debt to asset

  ratio sebagai alat yang mengukur solvabilitas.

  Pembagian deviden pada penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio (DPR).

  “Dividend payout ratio (rasio pembayaran deviden) adalah suatu gambaran yang memperlihatkan presentase laba yang dibagikan secara tunai kepada investor ” (Van

  Horne dan Wachowicz, 2005:270). Rasio pembayaran deviden (DPR) dirumuskan dengan deviden per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Profitabilitas adalah tolok-ukur yang digunakan untuk menilai seberapa besar perusahaam mampu menghasilkan laba. Sartono (2010 : 122) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah sejauh mana perusahaan memperoleh keuntungan dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun ekuitas. Semakin profitable perusahaan tersebut, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan pembagian deviden akan meningkat. Bagi investor, sangatlah penting dengan analisis profitabilitas. Hal ini yaitu investor akan melihat keuntungan yang diterima berupa deviden.

  Profitabilitas pada penelitian ini diukur menggunakan return on assets. Return adalah gambaran angka yang menunjukkan hasil jumlah aset yang digunakan

  on asset

  perusahaan (Kasmir, 2012 : 201). ROA merupakan tolok-ukur yang tepat mengenai profitabilitas perusahaan, karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam penggunaan aset guna memperoleh pendapatan. Semakin besar (tinggi) ROA, semakin besar pula pembagian deviden yang diterima pemegang saham. Penelitian terdahulu yang mendukung adalah Ano dkk (2014) menjelaskan bahwa semakin tinggi ROA, menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba juga tinggi. Laba yang tinggi memberi kesempatan untuk investor memperoleh pembagian deviden yang tinggi. Namun, pada nyatanya perusahaan transportasi memiliki ROA yang besar tetapi tidak semuanya membagikan deviden kepada pemegang saham. Panorama Transportasi Tbk pada tahun 2012 tercatat dengan ROA sebesar 3,3%, namun perusahaan tidak membagikan deviden kepada pemegang saham (idx.com). Hasil serupa dijelaskan oleh Kurniawan dkk (2016) yang menjelaskan bahwa return on asset tidak berpengaruh terhadap pembagian deviden.

  Faktor selanjutnya pada penelitian ini yaitu solvabilitas. Solvabilitas merupakan gambaran seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Pengukuran solvabilitas menggunakan debt to asset ratio. Debt to asset ratio adalah gambaran berupa prosentase yang digunakan untuk menghitung total hutang dengan total aset. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin kecil deviden yang diterima pemegang saham. Penelitian terdahulu yang mendukung adalah Noviyati dkk (2015) yang menjelaskan bahwa debt

  

to asset ratio berpengaruh pada dividend payout ratio. Namun, nyatanya perusahaan

transportasi yang memiliki DAR yang rendah, tidak selalu membagikan devidennya.

  Panorama Transportasi Tbk di tahun 2012 tercatat dengan DAR sebesar 0,8%, tetapi tidak membagikan deviden kepada pemegang saham (idx.com). Hasil serupa dijelaskan oleh Sunaryo (2014) menjelaskan bahwa DAR tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio .

  Dengan ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang pembagian deviden yang diukur dengan dividend payout ratio dari segi aset perusahaan yang diukur dengan

  

return on asset dan debt to asset ratio, karena penelitian yang menggunakan variabel

  ROA dan DAR dengan studi perusahaan transportasi sangat kurang. Maka peneliti tertarik untuk menggunakan judul “Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap

  Pembagian Deviden Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2015”.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dan beberapa penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :

  1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

  2. Apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

  Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, tujuan utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji tentang pengaruh profitabilitas terhadap pembagian deviden pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  2. Menguji tentang pengaruh solvabilitas terhadap pembagian deviden pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat : 1. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti sejenis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang investasi.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi akuntan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan bahan evaluasi dalam melaksanakan proses investasi yang berkaitan dengan pembagian deviden.

  b.

  Bagi investor, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.

  c.

  Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan topik pembagian deviden.

  KAJIAN PUSTAKA Teori Bird In The Hand

  Terdapat teori kebijakan deviden yang mendukung bahwa investor lebih memilih deviden (terutama kas deviden) daripada capital gain. Karena investor lebih memilih kas berada di tangan, dibandingkan harus membuat spekulasi tentang capital

  

gain dimasa mendatang. Teori ini dinamakan bird in the hand theory yang dijelaskan

oleh Gordon (1959) dan Lintner (1956).

  “Pemegang saham memilih menghindari risiko dan lebih memilih untuk menerima pembayaran deviden (deviden tunai) daripada (Gordon, 1959) dan Lintner, 1956). Pemegang saham menganggap

  capital gain

  pembayaran dividen menjadi lebih pasti daripada capital gain. Pembayaran deviden saat ini menyelesaikan ketidakpastian investor. Keuntungan dalam bentuk deviden (deviden tunai) merupakan hal yang pasti, namun keuntungan dalam bentuk capital gain memiliki risiko (Gordon, 1959). Investor lebih siap untuk memperoleh pendapatan berupa pembagian deviden daripada menunggu capital gain yang harus berspekulasi pada masa mendatang.

  Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Teori selanjutnya yang mendukung pada penelitian ini yaitu teori sinyal (signaling theory). Easterbrook (1984) menjelaskan, manajemen selalu percaya, jika mereka membayar deviden lebih maka harga saham mereka di pasar akan lebih tinggi (naik). Di sisi lain, terkadang investor menghubungkan pembayaran dividen dengan perubahan kebijakan investasi yang dilakukan atau direncanakan oleh perusahaan dan itu berarti ada prospek yang baik di masa depan. Jika ini benar, maka dividen sebagai sinyal bagi investor. Karena investor akan percaya sinyal jika manajemen mengirim dalam bentuk pesan yang dapat dipercaya dan akurat.

  Teori Keagenan (Agency Theory)

  “Agency Theory merupakan konflik kepentingan antara pihak manajer dan pemegang saham ” (Jensen dan Meckling, 1976). Dari sisi investor, mengharapkan pembayaran deviden yang lebih besar karena ingin menikmati hasil investasi yang telah dilakukan. Dari sisi manajer, umumnya menunda pembagian deviden dengan alasan untuk melunasi hutang atau investasi kembali. Hunang yang berkurang akan berdampak pada pembayaran beban bunga atau investasi dapat memberikan pengembalian berupa pendapatan untuk perusahaan.

  Profitabilitas

  Profitabilitas adalah gambaran perusahaan untuk mencapai target keuntungan (Suharli dan Oktorina, 2005). Beberapa rasio dapat diaplikasikan untuk menghitung profitabilitas. Diantaranya net profit margin, return on assets dan return on equity. Pada penelitian ini alat ukur profitabilitas yang digunakan adalah return on asset.

  Return On Assets Return On Assets adalah gambaran angka yang menunjukkan hasil jumlah aset

  yang digunakan perusahaan (Sartono, 2010:123). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut :

  Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005) Solvabilitas

  Solvabilitas merupakan gambaran seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang berisiko cenderung membagi deviden dalam jumlah sedikit, karena bermaksud mengurangi ketergantungan sumber dana secara eksternal. Alat ukur solvabilitas yaitu debt to asset ratio (DAR) dan debt to equity ratio (DER). Solvabilitas pada penelitian ini menggunakan alat ukur debt to asset ratio (DAR).

  Debt To Asset Ratio (DAR) Debt to asset ratio adalah alat ukur untuk menghitung perbandingan antara total

  utang dengan total aset. Sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang atau sejauh mana utang perusahaan dapat mempengaruhi pengelolaan aset perusahaan. Rumus debt

  to asset ratio sebagai berikut : Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005)

  Deviden

  Deviden adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor berdasarkan saham yang dimiliki. Pembagian tersebut berdampak pada berkurangnya kas perusahaan yang tersedia, tetapi tujuan utama bisnis yaitu pendistribusi keuntungan.

  Dividend Payout Ratio

  Rasio pembayaran deviden atau dividend payout ratio adalah suatu gambaran yang memperlihatkan presentase laba yang dibagikan secara tunai kepada investor. Semakin tinggi rasio pembayaran deviden, semakin sedikit porsi untuk menanamkan kembali dana ke perusahaan sebagai laba ditahan. Rasio ini dapat dihitung dengan :

  Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005) Hipotesis

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis yaitu: H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden. H2 : Solvabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden

  METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu, penelitian yang dilakukan pada populasi atau sampel menggunakan data berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan teknik analisis statistik bertujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:8).

  Jenis dan Sumber Data

  Data penelitian ini tergolong kedalam jenis data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu data yang bersumber dari literatur, artikel, jurnal, serta situs dari BEI. Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni laporan keuangan tahunan perusahaan transportasi yang membagikan deviden periode 2009 - 2015.

  Populasi dan Sampel

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang meliputi kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2012:80). Penelitian ini menggunakan 32 perusahaan transportasi yang listing di BEI sebanyak sebagai populasi.

  Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Jumlah sampel penelitian ini adalah 16 perusahaan sektor transportasi.

  Definisi Operasional variabel

  Operasional variabel adalah variabel yang terdefinisi secara operasional guna memperlancar observasi yang dilakukan peneliti. (Silalahi, 2012:190).

  Variabel Bebas (Independen) Profitabilitas (X1)

  Profitabilitas adalah ukuran untuk menilai sejauh mana perusahaan menghasilkan keuntungan pada periode tertentu. Alat ukur yang digunakan yaitu Return

  

On Asset. Return On Asset adalah alat ukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan

  keuntungan perusahaan. Berikut perhitungannya :

  Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005) Solvabilitas (X2)

  Solvabilitas adalah gambaran untuk mengetahui seberapa besar perusahaan didanai oleh hutang. Alat ukur yang digunakan adalah Debt To Asset Ratio. Debt To

  

Asset Ratio merupakan alat ukur yang menunjukkan banyaknya aset perusahaan yang

  didanai oleh hutang. Formula untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebagai berikut :

  Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005) Variabel Terikat (Dependen) Pembagian Deviden (Y)

  Dividend Payout Ratio adalah pembagian deviden tunai yang dihitung dengan cara perbandingan besarnya deviden per saham dengan besarnya laba perlembar saham.

  Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  Sumber : Van Horne dan Machowicz, JR (2005) Teknik Pengumpulan Data

  Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi yang dapat diartikan sebagai pengumpul data sekunder yang dipublikasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan membagikan deviden periode 2009 - 2015.

  Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik

  Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan ketepatan bahwa persamaan regresi yang diperoleh tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

  Uji Hipotesis

  Dilakukan untuk memprediksi atau mengestimasi rata-rata variabel terikat atau rata-rata polulasi berdasarkan nilai variabel yang diketahui. Pengujian yang dilakukan adalah koefisien determinasi, uji F, dan uji t.

  PEMBAHASAN Tabel 2 Hasil Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA

  36 -11.44 27.28 5.7827 8.23850 DAR 36 .13 2.24 .5050 .33816 DPR 36 -157.32 4202.56 139.4400 698.85885 Valid N (listwise)

36 Sumber: Peneli (2017)

  Berdasarkan Tabel 2 bahwa data yang digunakan sebelum dilakukan outlier yaitu 36 sampel, kemudian data outlier dieliminasi karena data tersebut menunjukkan data ekstrim.

  Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Tabel 3

Uji Kolmogrov-smirnov

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

  N a,,b

  28 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .07429928

Most Extreme Differences Absolute .109

Positive .092

  Negative -.109 Kolmogorov-Smirnov Z .579 Asymp. Sig. (2-tailed) .891 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

  Sumber: Peneliti (2017)

  Berdasarkan Tabel 3 memaparkan bahwa signifikansi uji kolmogrov-smirnov sebesar 0,891 jauh diatas nilai signifikan 0,05, maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal.

  Uji Multikolinieritas Tabel 4 Uji Multikolinieritas a Coefficients Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics

  Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 3.074 .348 8.839 .000

ROA -.538 .109 -.657 -4.949 .000 .998 1.002

DAR -1.028 .351 -.389 -2.928 .007 .998 1.002

a. Dependent Variable: DPR

  Sumber: Peneliti (2017)

  Hasil menyatakan bahwa angka tolerance dan VIF masing-masing > 0,10 dan <

  10. Hal ini mempunyai arti bahwa variabel tidak memiliki unsur multikolinearitas dalam model regresi.

  Uji Heterokedastisitas Sumber : Peneliti (2017)

  

Gambar 1 Scatterplot Heterokedastisitas

  Berdasarkan Gambar 1, penyebaran titik-titik tidak berpola pada sumbu Y, dan juga terlihat titik-titik tidak berpola. Dapat ditarik kesimpulan, penelitian ini terhindar dari masalah heteroskedastisitas.

  Uji Autokorelasi Tabel 5 Uji Autokorelasi b Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a 1 .749 .561 .525 .07721 2.347 a. Predictors: (Constant), DAR, ROA

  b. Dependent Variable: DPR Sumber : Peneliti (2017)

  Hasil Tabel 5 yaitu, nilai DW sebesar 2,347. Nilai dU sebesar 1,560 dan dL sebesar 1,255. Oleh karena nilai dU < dW < 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi.

  Koefisien Determinasi Tabel 6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

  Estimate 1 .749 a .561 .525 .07721

  a. Predictors: (Constant), DAR, ROA

  b. Dependent Variable: DPR Sumber : Peneliti (2017)

  Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,525 atau 52,5%. Hal ini menjelaskan bahwa 52,5% Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh ROA dan DAR. Sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskan oleh variabel lain.

  Uji Hipotesis Uji Simultan (Uji F) Tabel 7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVA

b

Model Sum of

  Squares df Mean Square F Sig.

  1 Regression .190 2 .095 15.942 .000 a Residual .149 25 .006 Total .339

  

27

  a. Predictors: (Constant), DAR, ROA

  b. Dependent Variable: DPR Sumber: Peneliti (2017)

  Hasil Tabel 7, nilai signifikan F <0,05. Dapat disimpulkan bahwa ROA dan DAR bersama-sama berpengaruh terhadap pembagian deviden (DPR).

  Uji Parsial (Uji t) Tabel 8 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

  Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 3.074 .348 8.839 .000

ROA -.538 .109 -.657 -4.949 .000

DAR -1.028 .351 -.389 -2.928 .007

a. Dependent Variable: DPR

  Sumber: SPSS

  Persamaan regresi linier berganda Tabel 8 sebagai berikut :

  DPR = 3,074 – 0,657 ROA – 0,389 DAR

  Berdasarkan hasil Tabel 8 menjelaskan : 1.

  Adanya pengaruh return on assets terhadap dividend payout ratio pada perusahaan sektor transportasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009

  • – 2015 dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05. Dapat dikatakan, hipotesis kedua dapat diterima.

  Kesimpulannya yaitu return on assets berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  2. Adanya pengaruh debt to asset ratio terhadap dividend payout ratio pada perusahaan sektor transportasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009

  • – 2015 dengan nilai signifikan 0,007

  ≤ α = 0,05. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu, hipotesis kedua diterima. Yang artinya debt to asset ratio berpengaruh terhadap dividend

  payout ratio.

  PEMBAHASAN Pengaruh Profitabilitas terhadap Pembagian Deviden

  Hasil regresi untuk return on asset menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh pada dividend payout ratio. Hal ini menjawab rumusan masalah penelitian yaitu Profitabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden. Hasil menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi pembagian deviden perusahaan transportasi, karena profitabilitas dalam hal ini yaitu aset merupakan hal mendasar yang menjadi tolok ukur bagi investor untuk perusahaan dalam memperoleh laba. Sehingga perusahaan dituntut untuk memaksimalkan laba yang diperoleh dengan aset yang dimiliki.

  Panorama Transportasi Tbk pada tahun 2009 memiliki aset yang bagus dan dapat memaksimalkan asetnya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan melalui aset (ROA) sebesar 3,13% dan meningkatkan pembagian deviden (DPR) sebesar 19,28%. Tidak demikian dengan hasil yang ada. Hasil menjelaskan bahwa pembagian deviden tidak harus ditandai dengan tinggi atau kenaikan profitabilitas (ROA). Tanda negatif pada hasil uji t yaitu -4,949 menjelaskan bahwa profitabilitas mengalami penurunan. Walaupun profitabilitas perusahaan menurun, pembagian deviden tetap dilakukan. Karena, perusahaan menilai bahwa deviden tunai lebih memiliki daya tarik bagi investor maupun calon investor daripada capital gain. Hal ini sejalan dengan teori bird in the

  

hand (Gordon, 1959 dan Lintner, 1963) yang menjelaskan bahwa investor lebih senang

dengan pembagian deviden.

  Pembagian deviden dapat disimbolkan dengan sinyal positif perusahaan bagi investor, walaupun profitabilitas mengalami penurunan. Pembagian deviden dapat disimpulkan bahwa dengan membagikan deviden, perusahaan masih menguntungkan bagi investor. Hal serupa dijelaskan melalui Teori sinyal (Eastbrook, 1984) yang menjelaskan bahwa kenaikan deviden merupakan suatu sinyal kepada para investor akan penghasilan deviden yang baik dimasa mendatang.

  Pembagian deviden dapat menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham yang disebut dengan Teori Keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Teori keagenan yang menjelaskan bahwa manajemen dikontrak oleh pemegang saham untuk kesejahteraan mereka (pemegang saham). Hal ini ditunjukkan pada keadaan perusahaan membagikan deviden walaupun profitabilitas mengalami penurunan. Karena dengan pembagian deviden, dapat menstabilkan harga saham. Harga saham yang stabil dapat menjadi prediksi bagi investor bahwa perusahaan masih menguntungkan.

  Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu Sandy (2013), Ano dkk (2014), Samrotun (2015), Lanawati dkk (2015) bahwa profitabilitas (Return On Assets) berpengaruh terhadap pembagian deviden (Dividend Payout Ratio).

  Pengaruh Solvabilitas terhadap Pembagian Deviden

  Hasil regresi untuk debt to asset ratio menunjukkan debt to asset ratio berpengaruh pada dividend payout ratio. Hal ini menjawab rumusan masalah penelitian yaitu Solvabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden. Solvabilitas mempengaruhi pembagian deviden karena solvabilitas dalam hal ini yaitu aset (debt to

  

asset ratio) merupakan indikator yang ideal untuk perusahaan transportasi. Karena,

  seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai melalui hutang akan berdampak pada pembayaran hutang perusahaan dan pembagian deviden. Sehingga, besar kecilnya pembagian deviden juga dipengaruhi oleh solvabilitas.

  Hasil yang ada dengan nilai -2,928 membuktikan bahwa dengan solvabilitas yang rendah akan meningkatkan pembagian deviden. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan transportasi hanya sedikit menggunakan hutang untuk membiayai aset. Sehingga, pengalokasian dana untuk pembayaran beban bunga sangat sedikit dan sebagian besar diposisikan untuk pemegang saham (pembagian deviden).

  Hal ini sejalan dengan teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) yang menjelaskan bahwa terdapat konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham. Namun, perusahaan tetap membagikan deviden walaupun sedikit. Karena manajemen dikontrak oleh pemegang saham untuk kesejahteraan pemegang saham. Pembayaran hutang yang rendah (sedikit) akan meningkatkan pembagian deviden. Karena laba yang diperoleh perusahaan lebih dialokasikan ke pemegang saham (pembagian deviden). Hal ini sejalan dengan teori bird in the hand (Gordon, 1959 dan Lintner, 1963) menjelaskan bahwa pemegang saham lebih menginginkan pembagian deviden daripada capital gain.

  Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu Noviyati dkk (2015) bahwa solvabilitas (Debt to Asset Ratio) berpengaruh terhadap pembagian deviden (Dividend ).

  Payout Ratio SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian, profitabilitas dan solvabilitas masing-masing memberikan pengaruh terhadap pembagian deviden. Profitabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden. Karena profitabilitas dalam hal ini yaitu aset merupakan hal mendasar yang menjadi tolok ukur bagi investor untuk perusahaan dalam memperoleh laba. Sedangkan solvabilitas berpengaruh terhadap pembagian deviden. Karena solvabilitas dalam hal ini yaitu aset (debt to asset ratio) merupakan indikator yang ideal untuk perusahaan transportasi. Seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai melalui hutang akan berdampak pada pembayaran hutang perusahaan dan pembagian deviden. Sehingga, besar kecilnya pembagian deviden juga dipengaruhi oleh solvabilitas.

  SARAN

  Saran Teoritis Hasil penelitian menjelaskan bahwa penelitian sejalan dengan teori yang ada, namun teori dan variabel dalam penelitian ini sangat terbatas. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggali lebih dalam mengenai teori dan variabel yang lebih bervariatif.

  Saran Praktis a.

  Penelitian ini hanya mencakup tentang asset perusahaan transportasi. Apabila hasil ini digunakan untuk bahan evaluasi yang berkaitan dengan pembagian deviden, maka hanya mengevaluasi dari sisi assets.

  b.

  Apabila calon investor ingin berinvestasi ke perusahaan transportasi atau untuk wawasan sebagai pertimbangan keputusan maka pertimbangkan pula dari sisi ekuitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

  Ano, R. R., Murni, S., dan Rate, P. Van. 2014. "Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Devidend Payout Ratio Pada Subsektor Perbankan Yang Terdaftar Di

  • – Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013". Jurnal EMBA. Vol. 2(3): hal 817 830.

  Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI. 2015. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015 Dan Kinerja Tahun 2014 .

   Eastbrook, F., H. 1984. "Two Agency-Cost Explanation Of Dividends". The American Economic Review . Vol. 74(4): pp.650-659. Gordon, M. J. 1959. "Dividends , Earnings , And Stock Prices". The Review Of Economics and Statistics . Vol 41(2): pp 99 –105. Harjito, A., & Martono. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi kedua. Yogyakarta: EKONISIA. Jensen, M.C., and W.H. Meckling. 1976. “The Theory of The Firm: Managerial

  Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol. 3: pp. 305-360. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Lanawati dan Amilin. 2015. "Cash ratio, Debt to Equity ratio, Return on Asset, Firm

  Size, Growth dan Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia".Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan. Vol. 2(1): hal 55-64. Lintner, J. 1956. "Distribution of Incomes of Corporations Among Dividens, Retained

  Earnings, and Taxes". The American Economic Review. Vol 46(2): pp. 97 –113. Noviyati dan Kamaliah. 2015. "Faktor

  • – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)". Jurnal Tepak Manajemen Bisnis. Vol. 7(2): hal 295- 311.

  PEFINDO. 2011. Equity Research PT. Panorama Transportasi Tbk. Jakarta. Rozeff, M. 1982. "Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout Ratio".

  Journal of Financial Research . Vol. 5 (3): pp. 249-259.

  Samrotun, Y.C. 2015. "Kebijakan Deviden dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya". Jurnal Paradigma. Vol. 13(1): hal : 92-102.

  Sandy, A., & Asyik, N.F. 2015. "Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Pefindo 25". Jurnal Ilmu dan Riset

  Manajemen . Vol 4(8): hal 58 –76.

  Sartono, A. 2010. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

  Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharli, M., & Oktorina, M. 2005. "Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada

  Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Dan Hutang Pada Perusahaan Publik Di Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 8: hal. 288

  • – 296.

  Van Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. 2005. Fundamental of Financial Management :

  Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan . Twelve Edition. Jakarta: Salemba

  Empat. Visioneer. 2013.

  Kencangnya Potensi Bisnis Transportasi, Express Makin ‘Ngebut’,

  (Online), (http://www.majalahvisioneer.com/index.php?option=com_content&view=articl e&id=46%3A-kencangnya-potensi-bisnis-transportasi-express-makin- ngebut&catid=35%3Amanagement&Itemid=61, diakses 15 Januari 2015).

  

Dokumen yang terkait

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA KOPERASI SERBA USAHA SEKAR ARUM SEJAHTERA MALANG

0 0 12

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015

0 1 15

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB ORDER COSTING GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PERCETAKAN BONSAERAH DI SURABAYA)

0 0 11

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

0 0 14

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN, PERHITUNGAN DAN SISTEM PELAPORAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK UMKM DI KOTA SURABAYA” (PADA PEMILIK UMKM YANG TERDAFTAR DI KECAMATAN LAKARSANTRI, KOTA SURABAYA) Benedictus Dwi Cahyo Dharmawan, Syaf

0 0 14

TAX PLANNING SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA WAJIB PAJAK BADAN (STUDI KASUS PADA PT VARIA USAHA BETON)

0 1 13

PENGARUH DPK ,CAR, NPL DAN LDR TERHADAP JUMLAH PEMBERIAN KREDIT (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

0 0 15

PERANAN AUDIT MANAJEMEN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA FUNGSI PENAGIHAN PADA ASTRA CREDIT COMPANIES (ACC) CABANG SURABAYA CENTRO

0 1 14

PENGARUH LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI

1 1 17

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDATAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013

0 0 14