Pelindung Pengatur Suhu Penyerapan Indera Perasa Fungsi Pergetahan Kromium, adalah suatu logam putih keras dengan titik lebur 1.890ºC. Senyawa- Nikel, logam nikel bersifat alergen karena larut pada permukaan kulit. Dalam

2.1.2. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut Harahap, 1990

a. Pelindung

Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet.

b. Pengatur Suhu

Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

c. Penyerapan

Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali yang melalui muara kelenjar keringat.

d. Indera Perasa

Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.

e. Fungsi Pergetahan

Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan yaitu sebum dan keringat. Getah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis lemak yang membuat kulit menjadi lentur. Universitas Sumatera Utara

2.2. Beberapa Jenis Penyakit Kulit

Di Indonesia saat ini penyakit kulit masih cukup tinggi, terutama penyakit kulit karena infeksi jamur yang superfisial. Sedangkan penyakit kulit karena infeksi jamur yang dalam, baik sistemik maupun subkutan hanya dijumpai pada beberapa daerah. Beberapa penyakit kulit karena infeksi jamur yang superfisial diantaranya sebagai berikut :

2.2.1. Tinea Manus et Pedis

Tinea pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita didaerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung kaki, serta daerah interdigital. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang tumbuh dengan subur dalam keadaan lembab. Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup dan pada orang yang sering bekerja ditempat basah, mencuci, disawah dan sebagainya. Keluhan penderita bervariasi mulai dari tanda keluhan sampai mengeluh sangat gatal dan nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan Harahap, M, 1990.

2.2.2. Tinea Versicolor

Merupakan infeksi jamur superfical pada lapisan tanduk kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculate. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Lokasi yang sering mengalami penyakit ini adalah muka, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha dan lipatan paha. Tanda-tanda penyakit ini berupa bercak-bercak berwarna-warni terutama badan, dibentuk tidak teratur sampai teratur dengan keluhan gatal-gatal terutama pada waktu berkeringat, dapat menyerang setiap orang terutama pada mereka-mereka yang hygienenya buruk Harahap,M, 1990. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Miliaria Rubra

Merupakan suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan retensi keringat didalam kulit dimana sumbatan terletak didalam epidermis. Miliaria rubra banyak terjadi didaerah panas, kelembaban yang tinggi tetapi dapat juga terjadi pada daerah lain, sekitar 30 orang yang tinggal didaerah tersebut bisa mengalami Miliaria Rubra. Penyakit ini terjadi karena ada sumbatan keratin pada saluran keringat. Pada permulaan musim hujan atau udara lembab. Udara lembab ini mempengaruhi keratin disekeliling lubang keringat yang mula-mula kering kemudian menjadi lembab dan membengkak, sehingga lubang kering tertutup. Dapat juga bahan kimia menyebabkan keratin menjadi basah dan menutupi lubang keringat. Tanda-tanda dari miliaria rubra ditandai dengan rasa gatal dan kadang rasa panas seperti terbakar, biasanya timbul bersamaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat. Harahap, 1990.

2.2.4. Tinea Ungurium

Merupakan kelainan kuku disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita. Penyakit ini biasanya menyertai tinea pedis atau tinea manus. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak dan warnanya suram. Tergantung penyebabnya, destruksi kuku dapat mulai dari distal, lateral ataupun keseluruhan.

2.2.5. Tinea Korporis

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada kulit halus tanpa rambut seperti pada muka, badan, lengan dan gluteal. Seringkali bersama-sama dengan Universitas Sumatera Utara Tinea Kruris, Tinea korporis memiliki bentuk dengan tanda radang lebih nyata, lebih sering dijumpai pada orang dewasa. Lesi biasanya sangat gatal terutama waktu berkeringat Harahap, 1990.

2.3. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan peradangan yang terjadi pada kulit akibat kontak dengan bahan toksik primary iritant atau oleh bahan allergik sensitizer atau oleh kedua-duanya. Gambaran dermatitis ini, makroskopik berupa : Erythema, vesikulasi, eksudasi, pembentukan crusta dan desquamasi dalam berbagai kombinasi satu sama lain, mikroskopik berupa : spongiosis dan parakeratosis. Menurut Fregert 1988, eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan untuk suatu inflamasi khusus pada kulit, dermatitis kontak mengarah kepada inflamasi semacam itu yang disebabkan oleh zat-zat dari luar external agents. Istilah eczema dan dermatitis digunakan untuk keadaan inflamasi kulit lainnya yang bukan terjadi karena faktor-faktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor endogen. Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritanpenyebab iritasi atau reaksi alergi dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergen. Pada orang yang peka, reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu. Dermatitis kontak eczema kontak bisa dibagi menjadi : dermatitis kontak alergika tipe ”delayed”; sindroma urtikaria kontak; dermatitis kontak iritan tipe akut; dermatitis iritan tipe kronik; dermatitis kontak fotoalergika dan reaksi fototoksis. Universitas Sumatera Utara Dermatitis kontak sering ditemukan sebanyak 10 atau lebih diantara para penderita yang dirawat karena penyakit kulit. Kerapkali menyerang kedua belah tangan sehingga dapat menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung untuk menjadi kronik melalui kontak yang berulang. Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang ringan dengan bengkak yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam terdapat lepuhan-lepuhangelembung- gelembung kecil yang gatal. Daerah ruam mungkin sangat kecil atau bisa terjadi ruam melapisi seluruh tubuh. Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu. Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan banyak sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali lokasi awal ruam merupakan suatu petunjuk penting Harahap, 1990.

2.3.1. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah dermatitis kontak yang terjadi oleh karena berkontak dengan bahan iritan. Sedang iritan adalah substansi yang pada kebanyakan orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan untuk waktu tertentu dengan konsentrasi tertentu. Bahan iritan dapat membuat kerusakan kulit dengan cara : menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap, denaturasi dari keratin, dan perubahan Universitas Sumatera Utara pada kemampuan menahan air water holding capacity. Macam-macam dermatitis kontak iritan Harahap, 1990 : a. Dermatitis Iritan Kuat Terjadi setelah satu atau beberapa kali olesan dengan bahan iritan yang kuat iritan yang absolut, sehingga menyebabkan kerusakan epidermis yang berakibat peradangan. b. Dermatitis Iritan Kronik Kumulatip. Terjadi karena sering berkontak dengan bahan iritan yang tidak begitu kuat, misalnya sabun danatau deterjen.

2.3.2. Dermatitis Iritan Alergik

Terjadi pada orang-orang yang telah mengalami sensitisasi dengan bahan-bahan alergen atau suatu peradangan kulit yang terjadi karena proses imunologik yaitu hipersensitivitas tipe lambat. Syarat-syarat dari alergen pada dermatitis kontak : 1. Asing bagi tubuh 2. Harus dapat berdifusi melalui kulit epidermis. 3. Harus dapat mengikat diri dengan proteinasam-sama amino kuat sehingga membentuk kompleks antigen.

2.3.3. Dermatitis Fotokontak

Dermatitis ini dapat membentuk toksis ataupun alergik tergantung pada jenis yang berkontak. Setelah berkontak dengan zat tersebut dan disinari dengan Sinar Ultra Violet dengan gelombang panjang UVA maka terjadi peradangan dengan manifestasi ekzema. Misal : kulit berkontak dengan Kumarin Coumarin yang terdapat dalam minyak wangi, lalu disinari dengan UVA, maka akan terjadi reaksi fototoksik. Universitas Sumatera Utara Penyebab yang paling sering terjadi dari dermatitis kontak pada berbabagai tempat di tubuh dapat dilihat pada tabel 2.1. di bawah ini. Tabel. 2.1. Faktor Penyebab dan Tempat Timbulnya Dermatitis Lokalisasi Kemungkinan Faktor Penyebab Muka Kosmetik, cat rambut, semprot rambut, cat kuku Fotokontaktan, bahan-bahan dari udara, kaca mata Telinga Nikel, bahan-bahan topikal, bahan penyebab fotosensitif, cat rambut. Bibir Pasta gigi, obat kumur-kumur, lipstik Leher Minyak wangi, perhiasan, cat kuku, baju, cat rambut. Ketiak Odorono, anti keringat, obat-obat topikal, minyak wangi, bedak, baju Daerah belakang Klip BH Buah dada Bahan-bahan logam, bahan-bahan topikal Pinggang Karet, kepala tali pinggang, kancing keansrak Daerah perianal Bahan-bahan topikal Lengan dan kaki Tumbuh-tumbuhan Pergelangan tangan Jam tangan, perhiasan Badan Baju Kaki Kaos kaki, sepatu, bahan-bahan topikal Tangan Macam-macam kemungkinan Sumber : Harahap 1990

2.4. Kelainan Kulit Dermatosis

Dermatosis akibat kerja adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan oleh pekerjaan. Istilah dermatosis lebih tepat dari pada dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak usah selalu suatu peradangan, melainkan juga tumor atau alergi. Persentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh penyakit-penyakit akibat kerja sekitar 50-60, maka dari itu penyakit tersebut perlu mendapat perhatian yang cukup Suma’mur, 1998. Menurut WHO 1995, penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit ini meliputi penyakit Universitas Sumatera Utara kulit baru yang timbul karena pekerjaan atau lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh karena pekerjaan atau lingkungan kerja.

2.4.1. Sebab-Sebab Dermatosis Akibat Kerja

Penyebab-penyebab dermatosis akibat kerja dapat digolong-golongkan sebagai berikut : a. Faktor Fisik, yaitu tekanan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari, sinar X dan sinar-sinar lainnya. b. Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting, getah, akar- akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran, debu, kayu dan lain-lain c. Makhluk-makhluk hidup, yaitu bakteri-bakteri, virus-virus, jamur-jamur, cacing, serangga dan kutu d. Bahan-bahan kimia, yaitu asam-asam dan garam anorganik, persenyawaan- persenyawaan hidrokarbon, oli, ter, bahan-bahan warna dan lain-lain. Dari penyebab-penyebab itu bahan kimialah yang terpenting, oleh karena bahan- bahan itulah terbanyak digunakan dalam industri-industri. Ada 2 dua cara bahan-bahan kimia ini menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan perangsangan atau iritasi dan dengan jalan sensitisasi atau pemekaan kulit. Bahan-bahan yang menyebabkan iritasi disebut perangsang primer, sedangkan penyebab sensitisasi disebut pemeka sentsitizer. Perangsang primer mengadakan rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit, dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi, sehingga kesetimbangan kulit terganggu dan timbulah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan Universitas Sumatera Utara oleh bahan-bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, yang dapat bergabung dengan putih telur tubuh membentuk antigen. Perangsang primer yaitu bahan yang akan menimbulkan dermatosis oleh kerjanya yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat terjadinya kontak dengan kulit itu dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk waktu yang cukup lama pula. Pemeka kulit adalah bahan yang tidak menimbulkan perubahan-perubahan khas di kulit, setelah 5 atau 7 hari sejak kontak yang pertama, maupun di tempat lain di kulit kuku. Menurut Fregert 1988, jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain : 1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan trauma mekanik, ternal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan jalan a. mengubah pHnya; b. Bereaksi dengan protein-proteinnya denaturasi; c. Mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya atau merendahkan daya tahan kulit. 2. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 empat kategori yaitu : - Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam dan lain-lain. - Sentsitizer, berupa logam dan garam-garaman, senyawa-senyawa yang berasal dari anilin, derivat, nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obat-obatan, antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam-tanaman dan lain-lain. - Agen-agen aknegenik berupa naftalen dan bifenil klor, minyak, mineral dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara - Photosentsitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin dan lain-lain. 3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-produknya Menurut Fregert 1988, zat-zat kimia yang dapat menyebabkan penyakit kulit antara lain adalah kromium, nikel, cobalt dan mercuri.

a. Kromium, adalah suatu logam putih keras dengan titik lebur 1.890ºC. Senyawa-

senyawa kromium relatif tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi kromium stabil. Menurut PP No.82 tahun 2001 jumlah maksimum kromium yang diperbolehkan 0,05 mgL.

b. Nikel, logam nikel bersifat alergen karena larut pada permukaan kulit. Dalam

kenyataannya logam ini merupakan penyebab utama pada dermatitis nikel. Dermatitis nikel umumnya ditemukan akibat penyepuhan dengan nikel, yaitu penyepuhan nikel pada permukaan logam lain. Dermatitis nikel mempunyai kecenderungan tertentu untuk menyebar ke seluruh lengan dan bagian tubuh yang lain.

c. Cobalt, bersifat alergenik seperti nikel, dimana kedua logam tersebut mempunyai