Studi dokumenter, yaitu data unit analisis dikumpulkan dengan cara Studi kepustakaan library research, yaitu penelitian dilakukan dengan cara

Universitas Sumatera Utara Semiotika sosial MK. Halliday bertumpu pada tiga unsur penafsiran secara kontekstual, yaitu medan wacana, pelibat wacana dan sarana wacana. Sedangkan semiotika Roland Barthes akan bertumpu pada makna denotatif, konotatif serta mitos yang terkandung dari foto berita yang diteliti. III.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi dokumenter, yaitu data unit analisis dikumpulkan dengan cara

mengumpulkan foto-foto Headline yang mengandung unsur perempuan pada Harian Tribun Medan. Foto-foto terkait kemudian dikliping untuk selanjutnya dilakukan analisiss data.

b. Studi kepustakaan library research, yaitu penelitian dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature buku, jurnal ilmiah, serta bacaan lain di internet yang relevan dan mendukung penelitian. III.6 Teknik Analisis Data Analisis semiotika dipahami sebagai suatu ilmu untuk mengkaji tanda. Dimana tanda dianggap sebagai suatu hasil konstruksi realitas. Saussure berkeyakinan bahwa persepsi dan pandangan kita mengenai suatu realitas dibentuk oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang dipergunakan dalam konteks social Sobur, 2004:87. Penelitian ini akan menganalisis 18 fotojurnalistik dari halaman depan Headline Harian Tribun Medan. Seluruh foto tersebut diteliti dengan menggunakan analisis semiologi Roland Barthes dan analisis semiotika sosial MK.Halliday. Setiap foto dipandang sebagai representasi citra perempuan yang dihadirkan lewat fotojurnalistik di Headline surat kabar tersebut setiap edisinya. Universitas Sumatera Utara Namun penelitian ini tidak berhenti pada level teks saja tetapi juga sampai pada level konteks. Dilakukan analisis terhadap tanda yang terkandung di dalam teks dan membacanya dalam konteks kerangka sosialnya dan konteks ideologinya. III.6.1 Analisis Lima Kode Pembacaan Barthes Barthes mengemukakan analisis lima kode pembacaan atau lima kode pokok yang di dalamnya mengandung penanda teks leksia. Berikut lima kode yang diungkapkan oleh Barthes Sobur, 2004:65 yaitu : 1 Kode Hermeneutika Dikenal sebagai kode teka-teki yang memunculkan pertanyaan sehingga membuat para pembacanya berharap memperoleh “kebenaran” pertanyaan. Kode ini “melafalkan” persoalan yang ada di dalam teks. 2 Kode Semik Bisa juga disebut sebgai kode konotatif. Kode ini sering digambarkan sebagai kesan – kesan, konotasi yang didapatkan dari subjek, objek, maupun tempat, segala unsure yang membangun teks. Kode semik adalah factor utama dalam mengenal segala sesuatu. Bagi Barthes, konotasi kata atau frase tertentu dalam teks bias dikelompokkan dengan konotasi atau frase lain yang mirip sehingga bila melihat kumpulan dari pengelompokan tadi dapat dipahami makna suatu teks. Analisis terhadap kode ini menghasilkan makna konotasi kedua yang bermain pada level konteks.

3 Kode Simbolik

Kode ini memandang bahwa suatu teks berdiri diatas struktur oposisi biner, dimana ada suatu hal yyang dikontraskan dengan hal lain sehingga menimbulkan makna. Analisis terhadap kode ini menghasilkan makna konotasi pertama pada level teks. Kita memahami apa yang berusaha diperlawankan dalam suatu teks melalui apa yang suatu teks sajikan. Universitas Sumatera Utara 4 Kode Proairetik Kode yang dikenal sebagai kode tindakan yang dianggap sebgai perlengkapan utama dalam teks. Barthes memandang bahwa setiap lakuan dapat dikodifikasi meskipun akhirnya Barthes menerapkan proses seleksi dalam penerapannya. Proses analisis yang dilakukan pada kode inilah yang menghasilkan makna denotasi pertama yang berada pada level teks. 5 Kode Kultural Kode ini memuat acuan teks pada benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya atau pengalaman manusia. Analisis terhadap kode ini mengahasilkan makna denotasi kedua yang bekerja pada level konteks. III.6.2 Analisis Semiotika Sosial Halliday Dalam semiotika M.K Halliday, ada tiga unsur yang menjadi pusat perhatian dalam penafsiran teks secara kontekstual, yaitu sebagai berikut :

a Medan Wacana

Yaitu menunjukkan pada hal yang terjadi. Yaitu objek perempuan yang dijadikan produk dalam teks gambar foto berita, dalam hal ini mengenai sesuatu yang sedang terjadi di lapangan.

b Pelibat Wacana

Unsur ini menunjuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam teks gambar foto berita; sifat orang-orang itu, kedudukan, dan peranannya. Dalam hal ini Tribun Medan menggambarkan siapa perempuan sebagai orang yang dicantumkan dalam teks berita.

c Sarana Wacana

Merupakan unsur yang menunjukkan bagian yang diperankan oleh bahasa. Yaitu, bagaimana komunikator media massa Tribun Medan menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan medan situasi dan pelibat orang-orang yang dikutip. Dalam penelitian ini, sarana wacana, berupa bahasa tertulis dari gambar yang terdapat pada caption foto. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN