BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis Garcinia mangostana L. terhadap Hitung leukosit dan Diferensiasi Leukosit
Tikus Rattus norvegicus L. Jantan Setelah Dipapari Kebisingan dapat dilihat pada data dan pembahasan berikut:
4.1 Jumlah Sel Darah Putih Leukosit
Pengamatan terhadap jumlah sel darah putih leukosit tikus jantan yang diberi ekstrak kulit manggis yang dipapari kebisingan dapat dilihat pada Gambar 4.1:
Gambar 4.1 Jumlah Leukosit Tikus Rattus norvegicus L. Jantan yang diberi Kulit Manggis Garsinia mangostana L. setelah Dipapari
Kebisingan. P0= kontrol blank, P1= ekstrak kulit manggis dari hari 1-16, P2= kebisingan 85-110 dB dan akuades dari hari 1-16. Dengan
tingkat kebisingan yang berbeda, yaitu: P3= 25-50, P4= 55-80 dB, P5= 85-110 dB dan diberi ekstrak kulit manggis dari hari 1-16
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah total leukosit pada tikus normal yang tidak diberi perlakuan yaitu P0= 6460 selmm
3
lebih tinggi dari
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
P0 P1
P2 P3
P4 P5
J um
la h L
e uk
o si
t
S e
l mm
Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
kelompok perlakuan lainnya, setelah diberi perlakuan jumlah leukosit mengalami penurunan. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya stres, misalnya akibat dari
pencekokan. Jumlah total leukosit pada P1= 4270 selmm
3
, pada P2= 4650 selmm
3
, P3= 5022 selmm
3
, P4= 5370 selmm
3
dan pada P5= 5890 selmm
3
. Jumlah leukosit dari setiap perlakuan masih dalam keadaan normal. Jumlah
leukosit normal tikus berkisar antara 3-15x10
3
selmm
3
atau sekitar 3000-15000 selmm
3
Mitruka, 1981; dan Loeb, 1989 dalam Kusumawati, 2004. Berdasarkan hasil analisis statistik, diperoleh bahwa masing-masing
perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, hasil analisis statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Kelompok perlakuan P1 yang diberi
ekstrak kulit manggis memiliki nilai total leukosit lebih rendah daripada P2 yang diberi perlakuan kebisingan sebesar 85-110 dB. Hal ini mungkin terjadi karena
kebisingan dapat menyebabkan stres, sehingga leukosit banyak terpakai sebagai pertahanan tubuh, kemudian tubuh memproduksi leukosit. Menurut Budiman
2004, bahwa pekerja yang bekerja di tempat dengan tingkat kebisingan yang tinggi, sering mengalami gangguan kesehatan dan mudah terserang infeksi. Stres
akibat bising yang berlangsung cepat ataupun lama disertai dengan intensitas suara yang berbeda dapat menyebabkan modulasi respon imun. Tetapi
penambahan leukosit ini masih dalam rentang normal dan tidak bermakna, menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap mencit Balbc yang
dipapari kebisingan 85 dB dapat meningkatkan jumlah leukosit mencit tetapi tetap dalam batas normal jumlah leukosit. Rata-rata jumlah leukosit kelompok
perlakuan nilainya lebih tinggi dari nilai kelompok kontrol tetapi peningkatan tersebut tidak bermakna Inayah, 2008.
Pada perlakuan yang diberikan ekstrak kulit manggis terjadi peningkatan jumlah total leukosit, yaitu pada perlakuan P3, P4, dan P5. Hal ini terjadi karena
adanya zat xanthone yang terdapat pada kulit manggis, sehingga walaupun leukosit terpakai sebagai pertahanan tubuh akibat stress yang ditimbulkan oleh
kebisingan, namun leukosit dapat cepat bertambah karena adanya zat xanthone yang berasal dari ekstrak kulit manggis ini. Senyawa xanthone yang terdapat
dalam kulit buah manggis yang bersifat sebagai immunomodulator dapat meningkatkan jumlah leukosit. Peningkatan jumlah leukosit 10 juga diiringi
Universitas Sumatera Utara
dengan peningkatan komponen sel darah lainnya yaitu peningkatan pada eritrosit sebanyak 10 Fauziah et al. 2013.
4.2 Diferensiasi Leukosit