2.3.2.3 Metode Lane-Eynon
Penentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi reagen Soxhlet larutan CuSO
4
, K-Na-tartrat dengan larutan gula yang ditentukan. Banyaknya larutan contoh yang
dibutuhkan untuk menitrasi reagen soxhlet dapat diketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat pada tabel Lane-Eynon. Agar diperoleh penentuan yang tepat maka
raegen soxhlet perlu distandarisasi dengan larutan gula standar. Standarisasi ini dikerjakan untuk menentukan besarnya faktor koreksi dalam menggunakan tabel
Lane-Eynon. Pada titrasi reagen soxhlet dengan larutan gula akan berakhir apabila warna larutan berubah dari biru menjadi tak berwarna. Indikator yang digunakan cara
ini adalah bromtimol blue Sudarmadji, 1984.
2.4 Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.
Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis anaerob.
Proses glikolisis anaerob dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Sedangkan glikolisis aerob dimulai dari molekul glukosa
dengan terbentunya piruvat yang akan masuk ke siklus krebs. Serangkaian reaksi- reaksi dalam proses glikolisis tersebut juga dinamakan jalur Emden-Meyerhof.
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama, glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi.
Fase kedua dimulai dari reaksi oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan
reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi dua mol asam laktat. Fase pertama dalam proses glikolisis melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi
Universitas Sumatera Utara
ADP. Jadi fase pertama ini menggunakan energi yang tersimpan dalam bentuk molekul ATP. Fase kedua mengubah dua mol triosa yang terbentuk pada fase pertama
menjadi dua mol asam laktat dan dapat menghasilkan 4 mol ATP Girindra, 2007.
Fermentasi glukosa menjadi etanol dan karbondioksida oleh ragi telah lama digunakan. Pembuatan bir dan roti merupakan awal pengembangan dari proses
fermentasi glukosa. Kemudian para ilmuwan mencoba meneliti lebih lanjut mengenai mekanisme glikolisis yang dimulai sekitar pertengahan abad ke 19.
Gambar dibawah ini menjelaskan mengenai jalur glikolisis dalam pengubahan glukosa menjadi piruvat yang menggunakan 2 ATP. Pada kondisi anaerobik,
fermentasi alkohol dari piruvat terjadi dengan adanya ragi, dimana fermentasi homolitik terjadi dalam otot. Sedangkan kondisi aerob, piruvat dioksidasi menjadi
H
2
O dan CO
2
terjadi melalui siklus sitrat. Glukosa
2ADP + 2P
i
2NAD
+
Fruktosa-1,6-difosfat
2ATP 2NADH
Piruvat
Fermentasi Homolitik Oksidasi Aerobik
Fermentasi Alkohol Anaerobik
Anaerobik Asetil KoA
Siklus Asam Sitrat
2NADH 6O
2
2NADH 2NADH
Fosforilasi Oksidatif
2NAD
+
2NAD+ 2NAD
+
2Laktat 6CO
2
+ 6H
2
O 2CO
2
+ Etanol
Gambar 2.5 : Jalur Glikolisis Voet, 1990
Universitas Sumatera Utara
2.5 Fermentasi