Pengaruh Perputaran Total Aset dan laba Perlembar Saham Terhadap Pengembalian Saham pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di BEI 2010-2014

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama : Rissa Fhirshalindicta Bayu Putri Tempat, tanggal Lahir : Bandung, 13 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 21 tahun Tinggi, berat badan : 172 Cm, 48 Kg

Agama : Islam

Alamat : JL pajar Timur 4 A9 no 10 RT07 RW09 Kel. Cibeber kec. Cimsel kota cimahi Status : Belum Menikah

Telepon : 087877607419

Email : Rissafbp@yahoo.com

Formal

 2001 – 2006 SDN Sudirman 2 Cimahi  2007 – 2009 SMPN 9 Cimahi

 2010 – 2012 SMAN 2 Cimahi

 2013 – 2016 Universitas Komputer Indonesia Bandung

Sarjana Ekonomi (Manajemen Keuangan ) – IPK Sementara 3.79 Non Formal

 12 – Oktober – 2015 Seminar Edukasi Literasi Keuangan oleh PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia

 10 Januari s.d 14 April 2014 Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu Angkatan XI Gelombang 1

 Tahun Akademik 2015/2016 Ujian Hardwere Komputer oleh Divisi Hardwere Komputer UNIKOM

Tahun 2016 – 2017 Anggota Reset Analysis Development Program Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (RADP ISEI)

Agustus 2015 Magang di PT POS Indonesia KPC Padalarang selama 1 bulan Data Pribadi

Latarbelakang Pendidikan :

Pengalaman Organisasi

Pengalaman Kerja


(5)

Kemampuan Komputer Office

1. Ms. Word 2. Ms. Excel 3. Ms. Power Point Grafis dan Video 1. Adobe Photoshop 2. Corel Draw Statistika 1. SPSS

Bandung, September 2016 Hormat saya,

Rissa Fhirshalindicta Bayu Putri Kemampuan


(6)

The Effect Of Total Assets Turnover (TATO) And Earning Per Share (EPS) To Stock Returns On Sector Agriculture Listed Indonesia Stock Exchange Periode

2010 - 2014

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen

Oleh:

RISSA FHIRSHALINDICTA BAYU PUTRI 21212168

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Total Assets Turnover (TATO)

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan kemampuan yang dimiliki. Rasio Aktivitas terdiri dari Total Asset Turnover (TATO) dan Inventory Turnover (ITO) (Van Horne & Wachowicz, 2007). Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TATO). Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiensi seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. (Van Horne & Wachowicz, 2007)

Menurut Weston dan Brigham “Total Assets Turn Over adalah Rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang berupa asset. Total Assets Turnover sendiri adalah rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya”.(2010:139)

Menurut Puspitasari (2012), TATO (total assets turnover) merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas


(8)

perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan aset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas maka perusahaan itu dinyatakan sangat baik. TATO dapat dihitung dengan membagi penjualan dengan total asset yang dimiliki perusahaan.

Menurut Sartono (2010) Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan total asset.

Total Assets Turnover atau perputaran total asset adalah mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan atau mengukur efektivitas penggunaan dari rata-rata total aktiva. Rumus TATO Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005: 221)

� � � � � =

Berdasarkan penjelasan tersebut Total Asset Turn Over / perputaran total asset merupakan bagian dari rasio aktivitas. Rasio ini memperlihatkan seberapa efektif investasi yang dilakukan pada waktu pembuatan laporan keuangan, sehingga dapat diperkirakan apakah manajemen perusahaan mampu mengefektifkan modal yang ada sehingga nantinya dapat dibandingkan banyaknya penjualan yang terjadi tiap satuan asset yang dimiliki dengan menggunakan rasio ini. Indikator yang mempengaruhi TATO adalah seperti penjualan dan total aktiva perusahaan.


(9)

2.1.2 Earning Per Share (EPS)

Menurut Darmadji dan M.Fakhruddin (2006), Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham.

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki (Van Horne & Wachowicz, 2007). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS).

Earnings per share atau laba perlembar saham adalah rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan membandingkan pendapatan perlembar saham perusahaan dengan perusahaan lain.

�� � � � ℎ� � = �ℎ ℎ ℎ � �

Berdasarkan penjelasan di atas Earnings per share atau laba perlembar saham secara umum merupakan rasio untuk menghitung laba bagi investor yang menanamkan sahamnya. Indikator EPS adalah laba bersih dan jumlah saham yang beredar.

2.1.3 Return Saham


(10)

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investadi. Return dapat berupa return realisasi yang sudan terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data historis. Return ekspektasi (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2009).

Rumus perhitungan return saham adalah sebagai berikut: (Brigham dan Houston, 2006 : 410)

� �ℎ� = −

Dimana:

P1 = Harga saham untuk waktu t

P0 = Harga saham untuk waktu sebelumnya

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Samsul (2006: 200). Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.

a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:

1) Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestic, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi internasional.


(11)

2) Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.

b. Faktor mikro yaitu faktor yang berbeda di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu:

1) Laba bersih per saham 2) Nilai buku per saham

3) Rasio utang terhadap ekuitas 4) Dan rasio keuangan lainnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut return saham atau pengembalian saham adalah selisih keuntungan atas harga pada waktu tertentu, faktor – faktor yang mempengaruhi return saham salah satunya adalah faktor mikro ekonomi diantaranya adalah laba bersih per saham dan rasio keuangan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini terkait pengaruh beberapa proksi rasio keuangan, yaitu Total Assets Turnover (TATO) sebagai rasio aktivitas dan Earning Per Share (EPS) sebagai rasio profitabilitas, menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda, yaitu :

a) Penelitian yang dilakukan oleh Masdaliyatul Lulukiyyah (2009) pada kelompok perusahaan saham syariah yang listed di bursa efek Indonesia periode 2006-2009. Berdasarkan uji parsial variable Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham syariah.


(12)

Sedangkan secara simultan, kemampuan variabel bebas Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham syariah.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Moreteza hajiabbasi dkk (2012) pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Iran. Berdasarkan uji parsial variable EPS tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan secara simultan, keseluruhan variable tidak memiliki hubungan yang signifikan.

c) Penelitian yang dilakukan oleh Ken Aditya dan Isnurhadi (2013) pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2007-2011. Berdasarkan uji t (secara parsial) rasio perputaran total aktiva (TATO) dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dari tahun 2007-2011, sedangkan secara simultan (uji F) keseluruhan variabel bebas yang diteliti bersama-sama tidak memberikan pengaruh terhadap return saham infrastruktur, utilitas, dan transportasi dari tahun 2007-2011.

d) Penelitian yang dilakukan oleh Martinus Robert Hutauruk, Hj. Sri Mintarti, dan H. Ardi Paminto (2014) pada perusahaan sektor pertanian di bursa efek Indonesia untuk masa 2010 -2013. Berdasarkan uji parsial

dan simultan variabel TATO dan EPS tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap risiko sistematis pada saham (Return Saham).

e) Penelitian yang dilakukan oleh Bramantyo Nugroho dan Daljono (2013) pada perusahaan Automotive and Component yang Listing di


(13)

Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011. Berdasarkan uji t (secara parsial) variabel TATO berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham.

f) Penelitian oleh Yusi Hartini dkk (2013) pada PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Tahun 2006 – 2011. Berdasarkan uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa Variabel earning per share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return harga saham. Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa keseluruhan variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return harga saham.

Dari penelitian terdahulu dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa rasio keuangan dengan variabel yang sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Contohnya pada penelitian yang dilakukan oleh Ken Aditya dan Isnurhadi (2013) yang menyatakan bahwa rasio perputaran total aktiva (TATO) dan earning per share (EPS) baik secara parsial dan simultan variable tersebut tidak berpengaruh terhadap return saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dari tahun 2007-2011, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdaliyatul Lulukiyyah (2009) menyatakan berdasarkan uji parsial variable Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, sedangkan secara simultan kemampuan variabel bebas Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham syariah.


(14)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian /

Judul Referensi

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Analisis Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Earning Per

Share (EPS)

Terhadap Return Saham (Studi pada Kelompok

Perusahaan Saham Syariah yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009)

Masdaliyatul Lulukiyyah

Variabel Total Asset Turnover (TATO)

diperoleh nilai t hitung regresi sebesar 2,240 dengan nilai signifikansinya 0,030. Variabel Earning Per Share (EPS) diperoleh nilai t hitung regresi sebesar 2,153 dengan nilai signifikansinya 0,037.

Menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)

Variable

dependen yang digunakan penulis hanya dua yaitu TATO

dan EPS

sedangkan peneliti

terdahulu lebih dari dua dengan menambah ROA, CR dan DER.

Variable independen yang digunakan yaitu saham syariah.

2 Comparison of

information content value creation measures

(EVA, REVA, MVA, SVA, CSV and CVA)

and accounting measures (ROA, ROE, EPS, CFO) in predicting the Shareholder Return (SR) Evidence from Iran Stock Exchange

Moreteza hajiabbasi dkk (2012)

Variabel

Earning Per Share (EPS) diperoleh nilai t hitung regresi sebesar 0.071 dengan nilai signifikansinya 0,131.

Menggunakan

metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)

Variabel

dependen yang digunakan penulis hanya dua yaitu TATO dan EPS sedangkan peneliti terdahulu lebih dari dua dengan

menambah EVA, REVA, MVA, SVA, CSV, CVA, ROA, ROE, CFO.

Objek penelitian penulis adalah perusahaan di BEI sedangkan peneliti terdahulu perusahaan di bursa efek Iran.


(15)

No Judul Penelitian / Judul Referensi

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Earning per Share Terhadap

Return Saham

Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 Ken Aditya dan Isnurhadi (2013)

Variable TATO sebesar 0,096 > 0,05, hal ini berarti TATO tidak berpengaruh terhadap return saham. tingkat signifikansi variable EPS sebesar 0,496 > 0,05, hal ini berarti EPS tidak

berpengaruh terhadap return saham.

Menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)

Variabel

dependen yang digunakan penulis hanya dua yaitu TATO

dan EPS

sedangkan peneliti

terdahulu lebih dari dua dengan menambah DER dan ROE. Objek penelitian

penulis adalah perusahaan sektor pertanian sedangkan peneliti terdahulu perusahaan sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 4 Influence of

Fundamental Ratio, Market Ratio and Business Performance to The Systematic Risk and Their Impacts to The Return on Shares at The Agricultural Sector Companies at The Indonesia Stock Exchange for The Period of 2010 -2013

Martinus Robert

Hutauruk, Hj. Sri

Mintarti, dan H. Ardi Pami (2014)

Variabel Total Assets Turnover

(TATO)

diperoleh nilai

path Coefficient

sebesar 0.296 dengan nilai T-Statistics 0,91 < 1,96, sedangkan variable

Earning Per Share (EPS) diperoleh nilai

path Coefficient

sebesar -0.058 dengan nilai T-Statistics 0,326 < 1,96.

 Variable dependen menggunakan Fundamental rasio

(TATO) dan

market rasio (EPS). Objek penelitian

menggunakan sektor pertanian.

Menggunakan

metode analisis

jalur (path


(16)

No Judul Penelitian / Judul Referensi

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Return Saham (Studi Empiris Perusahaan

Automotive and

Component yang

Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011)

Bramantyo Nugroho dan Daljono (2013)

Variable TATO diperoleh nilai t sebesar 1,04 dan tingkat

signifikansi dari TATO sebesar 0,065 yang berarti lebih dari 5%.

Menggunakan

metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)

 Variabel

dependen yang digunakan penulis hanya dua yaitu TATO dan EPS sedangkan peneliti terdahulu selain

menggunakan TATO juga menggunakan CR,DER dan ROA.

 Objek penelitian penulis adalah perusahaan sektor pertanian

sedangkan peneliti terdahulu perusahaan sektor

Automotive and Component yang Listing

6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Tahun 2006 - 2011

Yusi Hartini, Agus Sutardjo, dan Lestari Wuryanti (2013)

Variabel earning per share (EPS) memiliki t hitung sebesar 13,015

sedangkan t tabel sebesar 2,015 berarti t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,049 lebih kecil dari 0,05.

Menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)

Objek peneliti menggunakan salah satu perusahaan sektor pertanian.

Variabel dependen yang digunakan penulis hanya dua yaitu rasio aktivitas (TATO) dan rasio profitabilitas (EPS) sedangkan peneliti terdahulu hanya menggunakan rasio profitabilitas.


(17)

Kinerja keuangan perusahaan menjadi sebuah indikator bagi para investor, ada berbagai macam metode dalam pengukuruan kinerja keuangan salah satu nya metode analisis keuangan menggunakan rasio keuangan seperti rasio profitabilitas EPS (earning per share) dan rasio aktivitas TATO ( total assets turnover). Nilai EPS dapat mencerminkan nilai keuntungan yang akan di dapat oleh para investor semakin tinggi nilai EPS, investor akan semakin besar mendapat keuntungan. Sedangkan nilai TATO mencerminkan kinerja perusahaan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam hal perputaran asset, semakin besar atau semakin cepat berputar maka perusahaan ini dikatakan efektif dan efisen.

Dalam hal ini perubahan nilai perputaran total asset (TATO) dipengaruhi oleh indikator penjualan, jika penjualan perusahaan turun maka nilai perputaran total asset (TATO) akan menurun dan tingkat efektifitas dan efisiensi perusahaan ikut menurun. Jika itu terjadi laba yang di dapat perusahaan akan berkurang, dan akan berdampak pada laba per lembar saham (EPS) perusahaan yang akan mengalami penurunan. Penurunan laba yang di peroleh oleh para pemegang saham (investor) akan berdampak pada kurangnya minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, jika itu terjadi nilai harga saham akan menurun dan return saham otomatis akan ikut turun.

2.2.1 Hubungan Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Return Saham

Menurut penelitian Ulupui (2005), Astuti (2006), Kusumo (2011) dalam jurnal Bramantyo Nugroho dan Daljono “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Automotive and Component yang


(18)

Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011)” Total Asset Turn Over (TATO) merupakan salah satu dari rasio aktivitas. Rasio ini mengukur seberapa optimal kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan seluruh aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Jika perusahaan dapat menggunakan aktiva nya secara optimal, maka penjualan perusahaan akan meningkat. Perusahaan yang mampu mengoptimlkan aktiva nya dan meningkatkan penjualannya akan lebih menarik untuk investor, hal ini akan meningkatkan return saham dari perusahaan tersebut dan dapat dilihat dari peningkatan harga saham perusahaan.

2.2.2 Hubungan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham

Menurut Van Horne & Wachowicz, (2007) dan Gantyowati dan Arwanta (2004) dalam jurnal Masdaliyatul Lulukiyyah “Analisis Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham (Studi pada Kelompok Perusahaan Saham Syariah yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009) ” Earning per share (EPS) mencerminkan laba bersih yang diterima oleh setiap lembar saham. Semakin tinggi EPS semakin tinggi harga saham sehingga return yang diperoleh melalui capital gain ikut meningkat. Semakin EPS tinggi, semakin tinggi dividend per share (DPS) yang akan diterima sehingga return yang diterima ikut meningkat, baik dari capital gain maupun dari dividen .


(19)

2.2.3 Hubungan Total Assets Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham

Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Earning Per Share merupakan salah satu angka yang di hitung dengan membagi laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (EAT dikurangi saham preferen) dengan rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar selama periode perhitungan dilakukan (Frank J. Fabozzi, 2000:361). Ini mengindikasi bahwa nilai TATO akan mempengaruhi nilai EPS karena salah satu indikator TATO yaitu penjualan mempengaruhi salah satu indikator EPS yaitu laba. Jika penjualan menurun maka laba yang di dapat akan turun pula ini akan berdampak pada return saham yang akan di bagikan ke pada para investor nantinya.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Total Assets Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham

Return Saham (Y) Harga saham Earning Per Share

(X2) Net Income Common share

outstanding

Total Assets Turnover

(X1) Penjualan Total Aktiva

Ulupui (2005), Astuti (2006), Kusumo (2011)

Van Horne & Wachowicz, (2007) & Gantyowati dan Arwanta (2004)

Syamsuddin (2009:19) dan Frank J. Fabozzi, (2000:361)


(20)

2.3 Hipotesis

Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, adalah:

H1 : Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

H2 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return saham.

H3 : Total Assets Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (2011:38)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti harus menentukan objek penelitian yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan dapat menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertanian Tahun 2010-2014”.

Sesuai dengan judul yang di ambil penulis, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah:

1. Total Assets Turnover sebagai variabel bebas (variabel independen)

2. Earning Per Sharesebagai variabel bebas (variabel independen) 3. Return Saham sebagai variabel terikat (variabel dependen)


(22)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur penulis dalam menganalisis data secara sistematis. Pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut:

Metode penelitan menurut Sugiyono (2011:2) adalah “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitiannya menekankan analisisnya pada data numerik (angka). Menurut Noor (2014:14) data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki.


(23)

Maka tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan total assets turnover (TATO) pada perusahaan sektor pertaniaan pada tahun 2010-2014

2. Untuk mengetahui perkembangan earning per share (EPS) pada perusahaan sektor pertaniaan pada tahun 2010-2014

3. Untuk mengetahui perkembangan return saham pada perusahaan sektor pertanian pada tahun 2010-2014

Menurut Hasan (2009:11), “metode verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik”.

Metode verifikatif dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh total assets turnover (TATO) dan earning per share (EPS) terhadap returnsaham pada perusahaan sektor pertanian pada tahun 2010-2014.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memerlukan perencanaan ataupun rancangan penelitian yang bertujuan agar penelitian yang dianalisis sesuai dan layak secara valid, obyektif dan akurat. Adapun pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut:

Menurut Sudigdo dan Sofyan (2010:92), “desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikan rupa sehingga dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian”.


(24)

Berdasarkan pernyataan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa desain penelitian diperlukan bagi seorang peneliti dalam merancang sebuah penelitian yang disusun sehingga memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian.

Proses penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011:26) adalah sebagai berikut:

1. Sumber masalah; 2. Rumusan masalah;

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan; 4. Pengajuan hipotesis;

5. Metode/ Strategi pendekatan penelitian; 6. Menyusun instrumen penelitian;

7. Kesimpulan;

Penulis menerapkan desain penelitian dengan proses seperti berikut:

1. Mencari sumber permasalahan dan fenomena.

2. Menetapkan masalah – masalah yang akan diteliti, dalam penelitian ini Pengaruh Total Assets Turnover (variabel X1) dan Earning Per Share (variabel X2) yang menjadi variabel bebas dan Return Saham (variabel Y) yang menjadi variabel terikat.

3. Mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara.


(25)

4. Membuat hipotesis yang didukung oleh data dan informasi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website www.idx.co.id yang telah dilakukan pembahasan terdahulu walaupun belum ada pembuktian secara empiris.

5. Memilih metode penelitian yang sesuai dalam pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun dan menganalisa data yang telah diperoleh untuk pengujian hipotesis.

7. Menyimpulkan penelitian dari jawaban-jawaban rumusan masalah sehingga dapat memverifikasi hipotesis yang diajukan.

Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X1 = Total Assets Turnover X2 =Earning Per Share Y =ReturnSaham

X1

Y


(26)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah sebagai berikut “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Menurut Kidder dalam Sugiyono (2011:59), “Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.” Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent)(X)

Variabel bebas menurut sugiyono (2011:59) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel x) adalah:

a. Total Assets Turnoversebagai variabel X1

Menurut Lukman Syamsuddin (2001: 62), ratio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi ratio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan


(27)

aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan perkataan lain, jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turnover nya ditingkatkan atau diperbesar.

b. Earning Per Sharesebagai variabel X2

Menurut Lukman Syamsuddin (2001: 66), ratio ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.

2. Variabel terikat (dependent)

Menurut sugiyono (2011:59) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas. Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah:

a. ReturnSaham sebagai variabel Y

Menurut Jogianto (2009:109)Returnmerupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Tabel 3.1

Opersionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data Total Assets Turnover sebagai Variabel X1

Total assets turnover (TATO) adalah ratio untuk menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva

∑ Penjualan

∑ Total akiva

???? ? ?????????

???????????

% Rasio 1. LK neraca 2. LK

laba (Rugi)


(28)

perusahaan di dalam

menghasilkan volume penjualan tertentu.

Lukman

Syamsuddin (2001: 62)

Earning Per Share sebagai Variabel X2

Earning per share (EPS) merupakan

ratio ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.

Lukman

Syamsuddin (2001: 66)

∑ Net Income

∑ Common Share Outstanding

??? ? ???????? ?

???

% Rasio LK laba (Rugi) Return Saham sebagai Variabel Y Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Jogianto (2009:109)

- Harga saham

??

??

??

% Rasio Shares Traded

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sekunder. Menurut Sugiyono (2011:137) sumber data sekunder adalah :” sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder dikarenakan data yang diperoleh dari laporan keuangan


(29)

tahunan perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI telah diolah oleh pihak lain.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data terbagi menjadi 2 bagian yaitu populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2006:119)

Berdasarkan penegertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini sumber data keuangan tahunan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai 2014 sebanyak 16 perusahaan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiono, 2006:120)

Berdasarkan pengertian sampel tersebut dari penelitian ini adalah:

1. Data yang diambil merupakan data laporan keuangan tahunan yang lengkap diambil dari perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI.


(30)

Kesimpulannya penelitian ini menggunakan sampel 6 (enam) perusahaan dengan periode laporan keuangan masing-masing selama 5 tahun, jadi total sampel adalah 30 data.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.

1. Studi Pustaka (Library Research)

Data berupa teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.

2. Dokumentasi

Mendokumentasikan data-data yang dikumpulkan untuk penelitian ini.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif

Menurut Ngurah Gusti (2014:1-16) Analisis deskriptif merupakan analisis kuantitatif yang paling sederhana, dengan hasil analisis dalam bentuk tabel frekuensi berdasarkan sebuah variabel atau indikator masalah atau tabel frekuensi berdimensi-N yang merupakan Descriptive Statistical Summaries atau Rangkuman Statistik Deskriptif (RSD).


(31)

Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh peneliti untuk manjawab rumusan masalah pada point pertama sampai ketiga yaitu:

o Total Assets Turnover

???? ? ????????? ??????????? o Earning Per Share

??? ? ???????? ?

??? ? ?? ?ℎ??????????????

o ReturnSaham

?????? ??ℎ?? ? ??

?? ??

Sedangkan untuk menghitung rumus perkembangan dari total assets turn over, earning per share, dan return saham adalah sebagai berikut:

?????? ?????? ? ????? ??ℎ???

????? ??ℎ??????? 3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif menurut Sugiyono ( 2006:13) adalah:

“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filasafat positivis, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu.Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistic dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis verifikatif untuk mengetahui besar pengaruh Total Assets Turnover dan Earnning Per Share


(32)

terhadap return saham pada perusahaan sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memakai teknik analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion) untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Imam Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi berganda, digunakan untuk meramalkan return saham berdasarkan TATO dan EPS pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

? ? ? ? ????? ????+έ

(Sumber: Sugiyono, 2011)

Dimana:

Y = variabel terikat/dependen (return saham)

a = konstanta

b1, b2 = koefisien regresi

X1 = variabel bebas/independen (Total Assets Turnover) X2 = variabel bebas/independen (Earning Per Share) = faktor – faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Analisis Regresi dilakukan setelah melalui pengujian penyimpangan terhadap asumsi klasik diatas yang menurut Algifari (1997) bahwa


(33)

penyimpangan asumsi klasik yang sangat berpengaruh terhadap pola perubahan variabel dependen adalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Menurut Husein Umar (2011 :181) tujuan dari uji normalitas adalah sebagai berikut:

“Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variable dependen, independen atau keduannya berdistribusi normal, mendekati normat atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Menditeksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui denggan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan menggikuti arag garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas”.

Dasar pengambilan keputusan bias dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymptotic Significance), yaitu :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas< 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal.

b) Uji Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozali (2009 : 91) tujuan dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:


(34)

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen “

Menurut Bhuono (2005:58), uji multikolinieritas pada suatu persamaan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:

a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka persamaan regresi linier berganda dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variable independen kurang dari 0,70, maka persamaan regresi linier berganda dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

c. Jika nilai koefisien determinasi yang dapat dilihat dari nilai R2(R-square) di atas 0,60 namun tidak ada variable independen yang berpengaruh terhadap variable dependen, maka persamaan regresi linier berganda terkena multikolinieritas.

c) Uji Autokorelasi

Menurut Tony Wijaya (2009:120), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).

Menurut Ghozali (2009:88), pengambilan keputusan uji autokorelasi adalah sebagai berikut:


(35)

∑ du < d < 4 – du, maka H0 diterima (tidak terjadi autokorelasi).

∑ d < dl atau d > 4 – dl, maka H0ditolak (terjadi autokorelasi).

∑ dl ≤ d ≤ du atau 4 – du≤ d≤ 4 – dl, maka tidak ada kesimpulan. d) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Persamaan regresi yang baik adalah persamaan regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain.

Lebih lanjut menurut Santoso (2002:210) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah di antara dua buah variabel atau lebih terdapat hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Biasanya dalam analisis regresi disamping dicari persamaan regresi, juga dihitung koefisien korelasi sebagai berikut:


(36)

? ?

???

?????

?

??

????

???

?

???

?

??

?

?

?

?

??

Arti dari r adalah:

a. Jika r= -1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier terbalik sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin kecil nilai Y.

b. Jika r=1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin besar pula nilai Y.

3. Analisis Koefisien Determinasi

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r ). Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan perputaran total asset, laba perlembar saham terhadap pengembalian saham, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

?? ? ???

?

? ????

Keterangan:

Kd= koefisien determinasi r= koefisisen korelasi


(37)

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) Total Assets Turnover (X1), Earning Per Share(X2) dan ReturnSaham sebagai variabel dependen (Y).

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial dengan Uji t

Berikut adalah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:

H1 : Total Assets Turnoverberpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β1= 0 , Total Assets Turnovertidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Ha : β1 ≠ 0 , Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham.

H2 : Earning Per Shareberpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β2 = 0 , Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Ha : β2≠ 0 , Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham. Untuk melihat besarnya pengaruh total assets turnover dan Earning Per Share terhadap return saham secara parsial digunakan Uji t dengan


(38)

membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. T hitung didapat dari hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Sedangkan t tabel dicari di dalam tabel distribusi t dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = (n – k).

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > ttabel. Berarti variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Untuk menunjukkan pengaruhnya signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut :

Jika sig < 0,05, maka pengaruhnya signfikan.

Jika sig > 0,05, maka pengaruhnya tidak signifikan.

Menentukan statistic table berarti mencari nilai ttabel, yaitu dengan meliha nilai t pada table distribusi t dengan dk = n-k-1 dan α untuk uji dua pihak (two tail test) = 0,05. Sedangkan menentukan statistic uji berarti mencari nilai thitung, yaitu dengan melihat table Coefficient pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:

????????? ??????

?

?

? ?

???


(39)

????????? ??????

?

?

? ?

???

??????

Dimana:

t1hitung = nilai thitung antara variabel X1 dan Y t2hitung = nilai thitung antara X2 dan Y

ry1.2 = koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y, dimana X2 dianggap tetap ry2.1 = koefisien korelasi parsial antara X2 dan Y, dimana X1 dianggap tetap n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen/bebas

Kriteria penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ada di daerah penolakan (H1 diterima)

Gambar 3.2

Daerah penolakan H0(Uji t)


(40)

Gambar 3.3

Daerah penerimaan H0(Uji t)

3. Pengujian Hipotesis secara Simultan dengan Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji dua pihak (pihak kanan dan pihak kiri), dimana pernyataan hipotesisnya “=” dan “≠”. Berikut pengujian hipotesisnya:

H3 : Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β1,β2= 0 , Total Assets Turnover danEarning Per Sharetidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham.

Ha : β1, β2 ≠ 0 , Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadapreturn saham.

Tingkat signifikan/taraf nyata (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % atau 0,05 karena dinilai cukup mewakili hubungan variable-variabel


(41)

yang diteliti dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Maka tingkat kepercayaan/tingkat keyakinan dalam penelitian ini adalah 95%.

Menentukan statistik uji F berarti mencari nilai Fhitung, yaitu dengan melihat table ANOVA pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:

????????

???? ???

??

???

Dimana:

r = koefisien korelasi simultan

k = jumlah variabel independen/bebas n = jumlah sampel

Kriterian penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4

Daerah Penolakan H0(Uji F)

Jika Fhitung > F tabel atau Fhitung < -Ftabel, maka H0 ada didaerah penolakan (H1 diterima)


(42)

Gambar 3.5

Daerah Penerimaan H0(Uji F)


(1)

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) Total Assets Turnover (X1), Earning Per Share(X2) dan ReturnSaham sebagai variabel dependen (Y).

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial dengan Uji t

Berikut adalah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:

H1 : Total Assets Turnoverberpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β1= 0 , Total Assets Turnovertidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Ha : β1 ≠ 0 , Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham.

H2 : Earning Per Shareberpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β2 = 0 , Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Ha : β2≠ 0 , Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Untuk melihat besarnya pengaruh total assets turnover dan Earning Per Share terhadap return saham secara parsial digunakan Uji t dengan


(2)

membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. T hitung didapat dari hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Sedangkan t tabel dicari di dalam tabel distribusi t dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = (n – k).

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > ttabel. Berarti variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Untuk menunjukkan pengaruhnya signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut :

Jika sig < 0,05, maka pengaruhnya signfikan.

Jika sig > 0,05, maka pengaruhnya tidak signifikan.

Menentukan statistic table berarti mencari nilai ttabel, yaitu dengan meliha nilai t pada table distribusi t dengan dk = n-k-1 dan α untuk uji dua pihak (two tail test) = 0,05. Sedangkan menentukan statistic uji berarti mencari nilai thitung, yaitu dengan melihat table Coefficient pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:

????????? ??????

?

?

? ?

???


(3)

????????? ??????

?

?

? ?

???

??????

Dimana:

t1hitung = nilai thitung antara variabel X1 dan Y t2hitung = nilai thitung antara X2 dan Y

ry1.2 = koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y, dimana X2 dianggap tetap ry2.1 = koefisien korelasi parsial antara X2 dan Y, dimana X1 dianggap tetap n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen/bebas

Kriteria penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ada di daerah penolakan (H1 diterima)

Gambar 3.2

Daerah penolakan H0(Uji t)


(4)

Gambar 3.3

Daerah penerimaan H0(Uji t)

3. Pengujian Hipotesis secara Simultan dengan Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji dua pihak (pihak kanan dan pihak kiri), dimana pernyataan hipotesisnya “=” dan “≠”. Berikut pengujian hipotesisnya:

H3 : Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Dimana :

Ho : β1,β2= 0 , Total Assets Turnover danEarning Per Sharetidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham.

Ha : β1, β2 ≠ 0 , Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadapreturn saham.

Tingkat signifikan/taraf nyata (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % atau 0,05 karena dinilai cukup mewakili hubungan variable-variabel


(5)

yang diteliti dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Maka tingkat kepercayaan/tingkat keyakinan dalam penelitian ini adalah 95%.

Menentukan statistik uji F berarti mencari nilai Fhitung, yaitu dengan melihat table ANOVA pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:

????????

???? ???

??

??? Dimana:

r = koefisien korelasi simultan

k = jumlah variabel independen/bebas n = jumlah sampel

Kriterian penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4

Daerah Penolakan H0(Uji F)

Jika Fhitung > F tabel atau Fhitung < -Ftabel, maka H0 ada didaerah penolakan (H1 diterima)


(6)

Gambar 3.5

Daerah Penerimaan H0(Uji F)


Dokumen yang terkait

Pengaruh laba per lembar saham dan rasio pengembalian modal terhadap harga saham : (studi kasus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di bei Tahun 2010-2011)

0 3 73

Pengaruh Rasio Hutang Dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

1 45 125

Pengaruh Laba Perlembar Dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010

1 12 144

Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Laba Perlembar Saham (EPS) Terhadap Pengembalian Saham (Return Saham) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 1997-2011

0 5 117

Pengaruh Profitabilitas (ROE) Dan Laba Perlembar Saham (EPS) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Pada Sektor Makanan Dan Minuman Periode 2010-2014

0 18 72

Trend Pengembalian Aset, Harga Atas Nilai Buku Yang Berimplikasi Pada Fluktuatif Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan BatuBara Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014

0 14 35

Pengaruh Biaya Produksi Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Lumber Yang Terdaftar Di BEI

22 63 83

PENGARUH DEVIDEN DAN LABA PERLEMBAR SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK.

0 1 7

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 1 15