PERSEBARAN KARAKTERISTIK BANJIR DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN.

PERSEBARAN KARAKTERISTIK BANJIR DI
KECAMATAN MEDAN PETISAH
KOTA MEDAN
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperolah
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
HAKIM SYAH REZA LUBIS
NIM. 3103131025

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
HAKIM SYAH REZA LUBIS (NIM. 3103131025). Persebaran Karakteristik Banjir di
Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) persebaran karakteristik banjir, 2) kelas
kerentanan banjir, 3) penyebab banjir, 4) serta pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan
Medan Petisah.
Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian ex post facto yang dilaksanakan di
Kecamatan Medan Petisah, September 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah tujuh
kelurahan dan sampel dalam penelitian adalah daerah yang sering mengalami banjir di
kecamatan tersebut. Sumber data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
snowball yaitu sebanyak 50 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Persebaran karakterisik banjir di Kecamatan
Medan Petisah memiliki rata – rata kedalaman banjir antara 0,4 – 0,8 m, rata – rata lama banjir
sekitar 04 – 08 jam, dan total luas genangan banjir sebesar 574.400 m2. 2) Daerah banjir yang
tergolong; a) sangat rentan ialah Kelurahan Petisah Tengah, b) rentan banjir adalah Kelurahan
Sei Sikambing D dan Sei Putih Barat, c) agak rentan meliputi Kelurahan Sekip, Sei Putih Timur
II, Sei Putih Timur I, dan Sei Putih Tengah. 3) Penyebab banjir di Kecamatan Medan Petisah
bersumber dari; a) faktor alam ialah curah hujan, b) faktor manusia adalah perubahan tata guna
lahan, sampah, kawasan kumuh di sepanjang sungai, perencanaan sistem pengendalian banjir
tidak tepat, c) faktor manusia dan alam meliputi erosi dan sedimentasi, pengaruh fisiografi. 4)

Pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan Medan Petisah yaitu; a) masyarakat
membenahi rumah, membuang sampah pada tempatnya, dan membersihkan selokan, b)
pemerintah menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memberi sanksi
kepada masyarakat yang membuang sampah ke sungai, membenahi parit, c) Masayarkat dan
pemerintah bekerjasama melakukan gotong – royong.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Persebaran Karakteristik Banjir di Kecamatan
Medan Petisah Kota Medan”.
Penulisan skripsi ini sebagian untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan bagi Mahasiswa S-1 yang menempuh jalur skripsi pada jurusan pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, maka untuk kesempurnaan penulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan moril maupun materil
yang tidak bernilai harganya, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Unimed.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S. selaku Dekan FIS Unimed dan penguji skripsi saya.
3. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd selaku pembantu dekan I FIS Unimed dan dosen pembimbing
akademik saya.
4. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Bapak Drs. W. Lumbantoruan
selaku Mantan Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.
5. Ibu Dra. Asnidar M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.
6. Khususnya kepada Ibu Dra. Elfayetti, M.P Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, memberi masukan dan arahan
kepada penulis mulai dari penulisan proposal sampai akhir skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc selaku penguji skripsi saya.
8. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan
segudang ilmu di bangku perkuliahan.
9. Kecamatan Medan Petisah beserta kelurahannya dan masyarakat yang telah memberikan
informasi selama melakukan penelitian.

10. Kepada Bapak Hayat Siagian yang selalu membantu dan memberikan informasi selama ini
kepada penulis.
11. Teristimewa untuk Ibunda Fathiah Hasibuan yang telah melahirkan saya kedunia dan
almarhum Ayahanda Drs. Adam Lubis, meskipun dirimu telah tiada namun pesan – pesan
darimu tidak pernah mati dalam sanubariku. Adik - adik saya Fadil Syah Reza Lubis,

Muhammad Asra’i Lubis, Khairunnisa Lubis, Siti Nurhaliza Lubis, Siti Rahmadhani Lubis,
dan Ulul Azmi Lubis. Udak Mahfuz, Udak Imam, dan Bou Manna yang telah banyak
membantu penulis baik berupa materi maupun nasehat.
12. Buat Icha aka. Khairunnisa sebagai wanita tangguh yang selalu mendoakan, memotivasi,
membuka pikiran, menenangkan pikiran, dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skirpsi ini.
13. Buat temanku di bangku madrasah Hamzah Hanafi beserta keluarga.
14. Buat para musisi jalanan yang merupakan teman seperjuangan di simpang lampu merah Jalan
Guru Patimpus.
15. Buat Handoko, Alfiansyah Siregar, dan Sendy Permana yang telah membantu penulis
selama melakukan penelitian dilapangan.
16. Buat teman-teman Jurusan Pendidikan Geogarafi stambuk 2010 khususnya C Reguler; Fitri,
Miska, Juahir, Bery, Isma, Zali, Putri, Johan, Tomy, Benhart,Yodi, Gustaf, Siti, Bangkit,
Wirawan, dan teman – teman lain yang tidak bisa diuraiakan satu demi satu.
17. Buat keluarga besar FINGER (Front Independent Geography Exploring) dan IMAHAGI
(Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia).
Akhir kata penulis mengucapkan terimkasih, semoga Allah SWT senantiasa memberikan
nikmat dan rahmatnya untuk kita semua.
Medan,


Hakim Syah Reza Lubis
NIM. 3103131025

Februari 2015

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ........................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
LEMBAR KEASLIAN TULISAN .....................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Identifkasi Masalah ....................................................................................7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................7

D. Rumusan Masalah ......................................................................................7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................8
F. Manfaat Penelitian .....................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................9
A. Kerangka Teori ..........................................................................................9
B. Penelitian Relevan ....................................................................................21
C. Kerangka Berfikir ....................................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................28
A. Jenis Penelitian..........................................................................................28
B. Lokasi Penelitian .......................................................................................28
C. Populasi dan sampel .................................................................................28
D. Variabel penelitian Dan Defenisi Operasional ........................................29
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................31
F. Teknik analisa data ...................................................................................32
G. Prosedur Penelitian ...................................................................................32
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ..............................................34
A. Keadaan fisik ...........................................................................................34
B. Keadaan non fisik ....................................................................................37
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................41

A. Hasil Penelitian ........................................................................................41
B. Pembahasan ..............................................................................................60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................73
B. Saran ........................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................76
LAMPIRAN.........................................................................................................78

DAFTAR TABEL
No

Uraian

Halaman

1. Karakteristik Saluran Drainase ....................................................................12
2. Penyebab banjir dan prioritasnya .................................................................14
3. Penentuan Klasifikasi Banjir........................................................................16
4. Harkat Karakteristik Banjir ..........................................................................19
5. Kelas Kerentanan Banjir ..............................................................................20

6. Variabel Penelitian .......................................................................................29
7. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan
Petisah Tahun 2012 ......................................................................................37
8. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan
Medan Petisah Tahun 2009 ..........................................................................38
9. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan
Medan Petisah Tahun 2012 ..........................................................................39
10. Persebaran Karakteristik Banjir Menurut Kelurahan di Kecamatan
Medan Petisah Tahun 2013 ..........................................................................41
11. Kelas Kerentanan Banjir Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan
Petisah Tahun 2013 ......................................................................................48
12. Penyebab Banjir di Kelurahan Sei Sikambing D Tahun ..............................50
13. Penyebab Banjir di Kelurahan Petisah Tengah ............................................51
14. Penyebab Banjir di Kelurahan Sekip ...........................................................53
15. Penyebab Banjir di Kelurahan Sei Putih Timur II .......................................54
16. Penyebab Banjir di Kelurahan Sei Putih Timur I ........................................56
17. Penyebab Banjir di Kelurahan Sei Putih Tengah .........................................57
18. Penyebab Banjir di Kelurahan Sei Putih Barat ............................................59
19. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sei Sikambing D ..........61
20. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Petisah Tengah .............62

21. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sekip ............................62
22. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sei Putih Timur II ........63
23. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sei Putih Timur I ..........64

24. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sei Putih Tengah ..........65
25. Pencegahan dan Penanganan Banjir di Kelurahan Sei Putih Barat .............66

DAFTAR GAMBAR
No

Uraian

Halaman

1. Skema Kerangka Berfikir ...............................................................27
2. Peta Administrasi Kecamatan Medan Petisah ................................35
3. Bekas kedalaman banjir di Kelurahan Petisah Tengah tahun
2013..................................................................................................42
4. Daerah Banjir di Kecamatan Medan Petisah pada Citra Google
Earth Tahun 2013 .............................................................................43

5. Peta Kedalaman Banjir di Kecamatan Medan Petisah Tahun
2013..................................................................................................44
6. Peta Lama Genangan Banjir di Kecamatan Medan Petisah Tahun
2013..................................................................................................45
7. Bekas kedalaman banjir di Kelurahan Sei Putih Timur I tahun
2013..................................................................................................46
8. Bekas kedalaman banjir di Kelurahan Sei Putih Barat tahun
2013..................................................................................................47
9. Peta Kerentanan Banjir di Kecamatan Medan Petisah Tahun
2013..................................................................................................49
10. Pendangkalan dan penyempitan aliran Sei Sikambing ....................51
11. Permukiman dan pembangunan di aliran Sei Babura ......................52
12. Kawasan padat permukiman di Kelurahan Sekip ............................54
13. Kondisi selokan di Kelurahan Sei Putih Timur II ............................55
14. Permukiman di tepi Jalur Kereta Api...............................................57
15. Kondisi selokan di Kelurahan Sei Putih Tengah .............................58
16. Kondisi selokan di Kelurahan Sei Putih Barat .................................60

DAFTAR LAMPIRAN
No


Uraian

Halaman

1. Pedoman Wawancara Persebaran karakteristik Banjir.................... 78
2. Lembar Observasi Bekas Kedalaman Banjir .................................. 79
3. Data Mentah Hasil Wawancara Persebaran karakteristik Banjir .... 80
4. Data Curah Hujan Bulanan Medan Petisah Tahun 2013................. 90
5. Dokumentasi.................................................................................... 91

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang setiap tahunnya dilanda banjir, fenomena tersebut
merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan, sebab telah menjadi rutinitas kota –
kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana
yang penting di Indonesia ditinjau dari sisi frekuensinya, tercatat 108 kali dari keseluruhan 343
peristiwa bencana penting dengan persentase sebesar 33,3%. Banjir kerap melanda beberapa
aglomerasi besar seperti Jakarta 13,22 juta penduduk, Medan 2,29 juta penduduk, dan Bandung
4,13 juta penduduk (Pusat Kajian Strategis Departemen Pekerjaan Umum, 2009).
Bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi ini selalu meningkat setiap
tahunnya. Meskipun terkadang tidak menimbulkan banyak korban jiwa, bencana ini tetap saja
merusak infrastruktur dan menganggu stabilitas perekonomian masyarakat secara signifikan.
Oleh karena itu, masyarakat harus siap untuk mengantisipasi setiap jenis bencana banjir yang
datang (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2013).
Sebagai bahaya alam (natural hazard) banjir selalu menggenangi lahan-lahan rendah di
sekitar sungai akibat ketidakmampuan alur sungai menampung dan mengalirkan air, sehingga air
meluap keluar alur melampaui tanggul dan menggenangi daerah sekitarnya seperti dataran banjir
dan dataran alluvial (Dibyosaputro, 1998).
1

Secara alamiah hujan akan meresap ke dalam tanah dan diikat oleh akar pepohonan,
kemudian dialirkan melalui sungai hingga bermuara ke laut. Namun pada kenyataannya banjir

sering dijumpai di permukiman warga, dikarenakan banyaknya penggunaan lahan berupa beton
dan kurangnya ruang terbuka hijau kota yang menyebabkan air tergenang di daratan selama
beberapa waktu.
Hal yang menyebabkan banjir adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang
sampah. Secara umum sarana drainase di perkotaan sudah baik, hanya saja banyak di antaranya
yang mengalami alih fungsi sehingga tidak lagi bisa menahan laju banjir. Selain itu banyak
masyarakat yang membuang sampah ke sungai sehingga berpotensi menyumbat aliran air.
Faktor lain yang turut memberikan kontribusi terhadap dampak bencana banjir adalah
lemahnya kontrol terhadap penggunaan lahan (land use) pada zona-zona rentan banjir. Faktor
ini hanyalah salah satu dari banyak faktor lain yang menyebabkan tingginya resiko bencana
banjir, namun faktor tersebut menunjukkan rendahnya efektifitas instrumen penataan ruang
dalam mengatasi persoalan banjir.
Banjir di daerah perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan banjir pada lahan
alamiah. Secara alami air hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai kontur tanah menuju
daerah yang lebih rendah. Untuk daerah perkotaan pada umumnya air hujan yang turun akan
dialirkan ke dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air menuju sungai. Kontur lahan
yang terdapat di daerah perkotaan direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam
saluran - saluran buatan. Ketidakmampuan saluran tersebut untuk menampung air hujan dapat
mengakibatkan terjadinya banjir di daearah perkotaan.
Persoalan banjir di kota-kota besar Indonesia merupakan kombinasi antara faktor alam
dan faktor antropogenik. Faktor pertama adalah hidroklimat tropis, yaitu hujan dengan intensitas
tinggi dan yang berlangsung lama. Faktor lain adalah karakteristik geografis dengan ciri

perkotaan yang kuat. Kota – kota besar yang ada di Indonesia, sering mengalami proses
urbanisasi anarkis dan invasi lahan-lahan rawan banjir di sempadan sungai (Farid, 2007).
Kasus - kasus banjir di daerah perkotaan memiliki beberapa masalah yang perlu ditelaah
lebih lanjut. Arah aliran yang terjadi tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kondisi topografi
lahan, dikarenakan adanya bangunan - bangunan yang menghalangi arah aliran air. Aliran yang
terjadi berubah arah karena membentur bangunan dan mengakibatkan arah aliran memantul atau
berbelok baik ke kiri maupun ke kanan (Farid, 2007).
Dalam kondisi tertentu banjir bisa menjadi bencana yang merusak lingkungan dan
bahkan merenggut nyawa manusia. Oleh sebab itu penanganan terhadap penyebab banjir selalu
menjadi hal yang serius. Banjir akan disebut sebagai bahaya, apabila banjir tersebut sudah
menganggu aktifitas manusia.
Bahaya banjir bukan hanya fenomena fisik, tetapi juga merupakan fenomena sosial –
ekonomi. Bahaya banjir terdiri dari beberapa aspek mencakup kerusakan infrastruktur (jalan dan
permukiman), kehilangan nyawa, terkontaminasinya lingkungan yang membahayakan kesehatan,
terganggunya aktifitas sosial – ekonomi yang mencakup transportasi dan komunikasi serta
rusaknya lahan pertanian.
Kota Medan merupakan salah satu wilayah yang sering mengalami bencana banjir.
Meskipun dampak yang ditimbulkan tidak separah kota – kota besar lainnya seperti di DKI
Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, namun Kota Medan berpotensi seperti kota – kota
tersebut bila tidak diatasi lebih lanjut. Permasalahan banjir di Kota Medan merupakan
permasalahan yang patut untuk diperhatikan dan dicari solusinya karena banjir sudah menjadi
rutinitas di Kota Medan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir di
Kota Medan, tetapi sampai saat ini banjir masih saja melanda beberapa wilayah di Kota Medan.

Banjir yang terjadi di Kota Medan disebabkan karena curah hujan dengan intensitas yang
tinggi. Intensitas hujan yang tinggi di Kota Medan dengan durasi yang lama terjadi secara
berkelanjutan. Selain itu curah hujan Kota Medan sebesar 100 mm/hari juga diiringi dengan
curah hujan pegunungan yang mencapai 175 mm/hari, hal tersebut yang menyebabkan Kota
Medan sering dilanda banjir (Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2011).
Ruas – ruas jalan di Kota Medan selalu tergenang jika menerima curah hujan, meski
curah hujan yang terjadi relatif tidak terlalu lama. Aulia (2008) dalam Asrul (2010) menyatakan
terdapat 16 ruas jalan utama di Kota Medan yang selalu mengalami banjir, ruas jalan tersebut
adalah Jalan Williem Iakandar, Jalan Letda Sujono, Jalan Raden Saleh, Jalan Stasiun, Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Sutomo, Jalan Gatot Subroto, Jalan A.H Nasution , Jalan Denai, Jalan
Brigjen Katamso dan Jalan Yos Sudarso. Jumlah itu diluar ruas jalan kecil seperti Jalan Pelita II,
Jalan Kapten Jamil Lubis, Jalan Pahlawan, Jalan Teluk Bokar, Jalan Selamat dan Jalan
Pertahanan. Jika hujan deras dengan durasi yang lama, menyebabkan genangan air yang tinggi di
beberapa ruas jalan tersebut dan tidak jarang merendam rumah warga di sekitarnya.
Masalah banjir Kota Medan juga tidak terlepas dari kondisi geografis Kota Medan yang
dilalui oleh sejumlah sungai. Beberapa sungai besar yang melalui Kota Medan adalah Sungai
Belawan, Sungai Deli, Sungai Percut, dan Sungai Serdang. Sedangkan sungai kecil yang melalui
Kota Medan yaitu Sungai Batuan, Sungai Badera, Sungai Kera, Sungai Sikambing, dan Sungai
Putih.
Pemerintahan Kota Medan (2011) menyatakan ada 11 kecamatan yang menjadi korban
banjir. Adapun kecamatan tersebut; Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan
Polonia, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Johor, Medan Barat, Medan Helvetia, Medan

Maimun, Medan Labuhan dan Medan Belawan.Salah satunya adalah Kecamatan Medan Petisah
yang menjadi lokasi dalam penelitian ini nantinya.
Berdasarkan pengamatan langsung

penulis dilapangan, Kecamatan Medan Petisah

termasuk kedalam wilayah Kota Medan yang sering mengalami banjir, pernyataan tersebut juga
didukung oleh beberapa narasumber terpercaya, media cetak, serta media elektronik. Beberapa
wilayah di Kecamatan Medan Petisah sering megalami banjir mulai dari ruas jalan sampai rumah
– rumah warga, dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi dan dengan durasi yang lama.
Kecamatan Medan Petisah dilalui oleh empat sungai, yaitu Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing
dan Sei puitih. Beberapa sungai tersebut sering meluap dikarenakan ketidakmampuannya dalam
menampung air hujan, sehingga menggenangi permukiman yang ada disepanjang bantaran
sungai tersebut. Dari salah satu ruas – ruas jalan di Kota Medan yang sering mengalami banjir
yaitu Jalan Gatot Subroto, jalan tersebut merupakan jalan protokol dikota medan yang secara
administratif membentang di Kecamatan Medan Petisah.
Beberapa tempat di Kecamatan Medan Petisah yang terlanda banjir tersebar di Jalan
Inspeksi Lingkungan V Kelurahan Sei Putih Timur sebanyak 13 rumah, lingkungan I Gang
Bandung Kelurahan Sei Putih Barat sebanyak 20 rumah, Lorong Cinta Damai Lingkungan II
Kelurahan Sei Putih Barat sebanyak 150 rumah, Jalan Mistar, Jalan Gatot Subroto Gang Johar,
Gang Gitar dan Gang Minang Lingkungan III sebanyak 50 rumah, Jalan Jangka Gang Damai
dan Gang Becek Lingkungan III A sebanyak 72 rumah, Jalan Jangka Gang Berdikari dan Gang
Johar Lingkungan IV sebanyak 50 rumah, Jalan Kertas Gang Berdikari dan Gang H. Johar
Lingkungan IV A sebanyak 190 rumah, Jalan Kertas Gang Kasih Ibu, Gang Mesjid, Gang
Nangka, Gang Sosial Lingkungan V sebanyak 60 rumah, Jalan Batu Tulis Gang Sosial
Lingkungan VI sebanyak 35 rumah, Jalan Notes Gang Sosial Lingkungan VII sebanyak 30

rumah, Jalan Sampul Ujung Lingkungan VIII sebanyak 200 rumah, Jalan Tinta Lingkungan VII
A sebanyak 100 rumah, serta Jalan Agenda sebanyak 857 rumah (http://waspada.co.id/index. Di
akses tanggal 12 Mei 2014, pukul 11.10 WIB).
Secara geografis daerah banjir pada Kecamatan Medan Petisah terletak di tengah
perkotaan yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian Kota Medan, selain itu belum
ada penelitian dengan judul serupa yang dilakukan di lokasi tersebut.
Pemetaan daerah – daerah yang memiliki tingkat bahaya banjir perlu dilakukan agar
pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk menanggulanginya. Peta merupakan
salah satu sarana yang baik dalam menyajikan data dan informasi. Melalui peta dapat diketahui
informasi tentang ruang muka bumi yang sebenarnya. Untuk menyajikan data yang menunjukkan
distribusi keruangan seperti persebaran karakteristik banjir, maka hendaknya informasi tersebut
ditunjukkan dalam bentuk peta, karena melalui peta dapat disampaikan informasi keruangan,
lokasi penyebaran, serta nilai data yang tepat dan jelas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah persebaran karakteristik banjir, kelas kerentanan banjir, penyebab
banjir, serta pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan Medan Petisah.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, agar permasalahan tidak terlalu luas
maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini dalam bentuk persebaran karakteristik
banjir, kelas kerentanan banjir, penyebab banjir, serta pencegahan dan penanganan banjir di
Kecamatan Medan Petisah.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah persebaran karakteristik banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?
2. Bagaimanakah kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?
3. Apakah penyebab banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?
4. Bagaimanakah pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota
Medan?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Persebaran karakteristik banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
2. Kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
3. Penyebab banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
4. Pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sumber informasi dan masukan bagi Pemerintah Kota Medan khususnya Kecamatan Medan
Petisah.
2. Sumber informasi dan masukan bagi dinas terkait yang memilki wewenang dalam mencegah
dan mengatasi banjir.

3. Referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan studi terkait tentang banjir pada lokasi
yang berbeda.
4. Menambah ilmu dan wawasan peneliti mengenai permasalahan lingkungan khususnya
mengenai banjir.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persebarapkarakteristik banjir di Kecamatan Medan Petisah menunjukkan bahwa rata – rata
kedalaman genangan banjir antara 0,4 – 0,8 m, rata – rata lama genangan banjir sekitar 04 –
08 jam, dan total luas genangan banjir sebesar 574.400 m2.
2. Terdapat tiga kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Petisah; 1) agak rentan, 2) rentan
banjir, 3) dan sangat rentan. Daerah yang tergolong agak rentan banjir adalah Kelurahan
Sekip, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kelurahan Sei Putih Timur I, dan Kelurahan Sei Putih
Tengah. Daerah yang tergolong rentan banjir adalah Kelurahan Sei Sikambing D dan
Kelurahan Sei Putih Barat. Sedangkan daerah yang tergolong sangat rentan banjir adalah
Kelurahan Petisah Tengah.
3. Ada tiga faktor penyebab banjir di Kecamatan Medan Petisah; 1) faktor alam, 2) faktor
manusia, 3) serta faktor alam dan manusia. Faktor alam adalah curah hujan yang tinggi dan
banjir kiriman dari hulu sungai. Faktor manusia meliputi kawasan padat permukiman,
sampah, kawasan kumuh disepanjang sungai, perbedaan ketinggian tanggul sungai, serta
kondisi drainase yang buruk. Sedangkan faktor alam dan manusia yaitu berkurangnya daya
tampung sungai karena erosi ataupun sedimentasi dan sudah lama tidak dilakukan
pengerukan, fisiografi wilayah yang lebih rendah dari daerah disekitarnya karena merupakan
dataran banjir yang dijadikan permukiman.

4. Pencegahan dan penanganan banjir di Kecamatan Medan Petisah merupakan tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat di daerah tersebut. Upaya pemerintah mulai dari
menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memberikan sanksi kepada
masyarakat yang membuang sampah ke sungai, hingga pembenahan dan pengerukan parit.
sedangkan upaya masyarakat meliputi pembenahan rumah, membuang sampah pada
tempatnya, hingga membersihkan selokan. Masayarkat dan pemerintah juga melakukan
gotong – royong sebagai upaya pencegahan dan penanganan banjir di daerah tersebut.

B. Saran
Saran yang dapat dipaparkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya masyarakat di Kecamatan Medan Petisah lebih membudayakan sikap peduli
lingkungan dengan tidak membuang sampah kesungai ataupun selokan, masyarakat lebih
rutin lagi dalam membersihkan selokan, mengikuti kegiatan gotong – royong yang telah di
himbau oleh pihak pemerintah, serta mematuhi peraturan – peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
2. Sebaiknya pemerintah menyusun jadwal rutin pengerukan sungai di Kecamatan Medan
Petisah, lebih mengoptimalkan pemebenahan saluran drainse, lebih memperhatikan sarana
dan prasarana kebersihan, lebih bijaksana dalam menyikapi segala pembanguanan yang ada
di sepanjang areal sungai, memeberikan penyuluhan lingkungan kepada masyarakat tentang
upaya pencegahan dan penanganan banjir serta gambaran Kota Medan kedepannya terkait
bencana banjir, menyediakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah respan air
hujan. Sungai – sungai yang melalui Kecamatan Medan Petisah bukan hanya menjadi
wewenang Pemerintah Kota Medan khususnya Kecamatan Medan Petisah. Bagian tengah

dan hilir sungai berada di Kota Medan sedangkan bagian hulu sungai menjadi bagian wilayah
bebrapa kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Maka dari itu segenap pemerintah
provinsi, kabupaten, dan kota lebih bekerjasama dalam menjaga kelestaraian sungai mulai
dari hulu hingga hilir sungai.

DAFTAR PUSTAKA
Adinuansah. 2014. Metode Penelitian Ex Post Facto. LITBANG LPM-PNL Universitas Negeri
Makassar.
Ambarita, Nancy. 2013. Studi Tentang Drainase Perkotaan Dalam Mengatasi Banjir di
Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Anonim. 2004. Panduan Umum Pengelolaan Bencana Untuk Masyarakat (PUPBM).Yayasan
IDEP.Bali.Indonesia.
Anonim. 2005. Kerangka Aksi Hyogo Pengurangan Resiko Bencana 2005-2015 dalam
Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana. Bakornas PB.
Jakarta.
Anonim. 2007. Pedoman Penanggulangan Banjir.Bakornas PB.Jakarta.
Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristk Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
Bakornas PB. Jakarta.
Anonim. 2008. Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir (Petunjuk Praktis).
JAK/2008/PI/H/2003. UNESCO. Jakarta.
Asrul. 2010. Daerah Rawan Banjir di Kelurahan Anggrung Kecamatan Medan Polonia Kota
Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Medan. 2011
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2013.
Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Medan. 2013. Statistik Daerah Kecamatan Medan Petisah.
KATALOG BPS: 1101002.1275130.
Dibyosaputro, Suprapto. 1998. Bahaya Kerentanan Banjir.
Farid. 2007. Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir. FTSL – Institut Teknologi
Bandung.
Hamilton, L. S dan King,P. N. 1992. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Hestiyanto,Yusman.2005.Geografi 1 SMA Kelas X.Jakarta:Yudhistira
Kodoatie,

Robert J dan Sjarief, Roestam.2008.Pengelolaan
Terpadu.Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sumber

Kodoatie, Robert J dkk.2010.Tata Ruang Air. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Daya

Air

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Legowo, S. W. D. 2007. Penanggulangan Bencana Banjir dan Kekeringan di Jakarta. Makalah
Seminar - Teknik Lingkungan ITB. Bandung.
Mislan. 2011. Bencana Banjir, Pengenalan Karakteristik dan Kebijakan Penanggulangannya di
Provinsi Kalimantan Timur. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Mulawarman.
Mulyanto, H. R. 2007. Pengembangan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ningsih, Lisa. 2013. Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota
Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Panjaitan, Hasbullah. 2013. Karakteristik Banjir di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan
Timur Kota Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
Simanungkalit, N. M dan Lumbantoruan, W. 2011. Hidrologi. Diktat. Medan: Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Suria, Asmadi. 2012. Kajian Sistem Drainase Terhadap Banjir Akibat Curah Hujan Studi Kasus:
Jalan Sudirman Ujung Kota Langsa. Tesis. Medan: Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Tondang, Thresia. 2012. Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di Kelurahan Panei Tongah
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Yusuf, Yasin.2005.Anatomi Banjir Kota Pantai: Perspektif Geografi. Surakarta: Pustaka Cakra.
http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Petisah,_Medan. Diakses tanggal 8 Maret 2014, pukul 09.56
WIB.
http://waspada.co.id/index.Di akses tanggal 12 Mei 2014, pukul 11.10 WIB).
http://www.pemkomedan.go.id/mdnpet.php. Diakses tanggal 8 Maret 2014, pukul 10.11 WIB.