PERSEBARAN KERENTANAN BAHAYA BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN.

(1)

PERSEBARAN KERENTANAN BAHAYA BANJIR

DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

LISA NINGSIH

309131044

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

vii

ABSTRAK

Lisa Ningsih, NIM 309131044. Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di

kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Factor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Sunggal dilihat dari intensitas curah hujan, penggunaan lahan, infiltrasi tanah, kemiringan lereng, dan sistem drainase (2) Karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan ditinjau dari frekuensi banjir, lama genangan, kedalaman genangan, dan luas genangan (3) Penyebaran daerah rentan banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan (4) Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengatasi banjir di Kecamatan Medan Sunggal .

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan sunggal, 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan yang meliputi kelurahan Tanjung Rejo, Sei Sikambing B, Babura, Simpang Tanjung dan Lalang dan Populasi sekaligus dijadikan sampel (area sampling). Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung dan teknik studi dokumenter. Teknik pengolahan data secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Medan Sunggal antara lain adalah (a) Curah hujan yang tinggi (b) memiliki tingkat infiltrasi yang rendah (c) merupakan daerah yang datar (d) penggunaan lahan yang paling luas adalah pemukiman (e) saluran drainase yang buruk. (2) Karakteristik banjir yang terjadi di Kecamatan Medan Sunggal ditinjau dari : (a) frekuensi banjir yaitu terjadi Banjir besar yang terjadi 2-3 kali dalam 1 tahun, sedangkan banjir local terjadi 10-12-3 kali (b) luas genangan banjir di Kecamatan Medan sunggal adalah 2885 m2 atau sekitar 20.75 % dari total wilayah Kecamatan Medan Sunggal (c) kedalaman genangan banjir rata-rata di Kecamatan Medan Sunggal mencapai 50,9 cm (d) lama genangan banjir di Kecamatan Medan Sunggal bervariasi mulai dari 1-16 jam. (3) Persebaran / Kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Sunggal terdapat di 5 Kelurahan yaitu Simpang Tanjung,Sei Sikambing B, dan Tanjung Rejo termasuk kategori daerah Agak rentan, kelurahan Sunggal termasuk kategori daerah rentan, selanjutnya Kelurahan Lalang adalah daerah sangat rentan banjir. Sedangkan Kelurahan Babura merupakan daerah yang tidak pernah terjadi banjir. (4) Upaya yang dilakukan masyarakat setempat dalam mengatasi banjir antara lain adalah tidak membuang sampah ke sungai maupun keselokan dan tetap menjaga kelestarian/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal serta ikut melakukan kegiatan gotong royong yang dilakukan 2 kali dalam seminggu. sedangkan upaya yang dilakukan pemerinta antara lain adalah membuat larangan/himbauan untuk tudak membuang sampah sembarangan dan mengadakan pengorekan serta pembangunan saluran drainase.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”. Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan arahan baik secara moral, spiritual maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. H. Restu, M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana

3. Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana..

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

iv

6. Camat Medan Sunggal beserta stafnya yang telah memberi kemudahan selama peneliti melakukan penelitian. Serta seluruh responden yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan informasi.

7. Teristimewa buat Ayah, Ibu, abang, adik, keponakan dan keluarga besarku tercinta yang telah bersusah payah membimbing dan membiayai serta mendukung penulis selama perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. 8. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, stambuk 2009 khususnya

Nancy M Ambarita, Khairina Harahap, Erna Tampubolon, Ebtaria Nadeak, Ease Arent, Ayu Arkamah, Tio Vanta Sitohang, Lebrenta, Ihsan Fadlillah, M. Thaufik Ramahdi, Mahatir Asad, Zulfauzi, Rudi Pantoni, Habib Sadan, Nur Atika, vera Nuraziza, Novina Inatarina, Edi Liono, Septian Azwar, Aditiya Sanjesh, Kiki, Desi Dara Jelita, yang telah menjadi sahabat setia selama penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2007 dan 2008 khususnya abang handa Hasbullah Panjaitan, Muhamad Arif, Fikri, Ibrani, Wulan Dari, Santi dan juga adik-adik stambuk yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu khususnya kepada kekasih saya abangda Firmansyah Samosir dan teman-teman kos saya terkhusus kepada Safitri Khairani dan Sri Fauziah.

11.Teman-teman PPLT MAN Kisaran dan siswa-siswi MAN Kisaran yang telah memberi support selama penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu


(6)

v

12.Teman-teman SD, SMP, dan SMA terkhusus kepada Hilda Pratiwi, Neni Swandari, Waluyo, Septi Dwi Anjani, Selamet Swanda, Bambang dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Dalam skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis banyak mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya jurusan geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, September 2013 Penulis

LISA NINGSIH NIM 309131044


(7)

viii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Kerangka Teori ... 9

B. Penelitian Yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38


(8)

ix

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 42

A. Kondisi Fisik... 42

B. Kondisi Non Fisik ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan Hasil ... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(9)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1 Laju Infiltrasi Berbagai Tekstur Tanah ... 18

2 Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 19

3 Klasifikasi Penggunaan Lahan ... 21

4 Karakteristik Saluran Drainase ... 23

5 Harkat Karakteristik Banjir ... 25

6 Kelas Kerentanan Banjir ... 27

7 Luas Wilayah di Kecamatan Medan Sunggal 2012 ... 43

8 Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ... 46

9 Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ... 47

10 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Medan Sunggal ... 49

11 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Medan Sunggal 50 12 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Medan Sunggal ... 51

13 Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Medan Sunggal 52 14 Sarana Pendidikan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ... 53

15 Prasarana Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ... 54

16 Sarana Ibadah di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ... 54

17 Data Curah Hujan Harian Stasiun Klimatologi Sampali Medan 2011 ... 56

18 Data Curah Hujan Harian Stasiun Klimatologi Sampali Medan 2012 ... 57

19 Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012……… 60


(10)

21 Karakteristik Banjir di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 ………… 63

22 Frekuensi Banjir di Kecamatan Medan Sunggal ………. 66

23 Luas Genangan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ………... 67 24 Kedalaman Genangan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ..……. 70 25 Lama Genangan Di Kecamatan Medan Sunggal 2013 …...……… 72 26 Kelas Kerentanan Banjir di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013…….. 75


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1 Skema Kerangka Berfikir... 37

2 Peta Administrasi Kota Medan ... 44

3 Peta Kecamatan Medan Sunggal ... 45

4 Halaman Rumah Warga dan Gang/Jalan yang di Semen ... 59

5 Kondisi Drainase yang Tidak Terawat ... 61

6 Peta Frekuensi Banjir di Kecamatan Medan Sunggal, 2012 ... 65

7. Peta Luas Genangan di Kecamatan Medan Sunggal, 2012……….. 68

8. Mengukur Ketinggian Banjir di Rumah Warga Kecamatan Medan Sungga… 69

9. Peta Kedalaman Banjir di Kecamatan Medan Sunggal, 2012 ... 71

10. Peta Lama Genangan di Kecamatan Medan Sunggal, 2012 ... 73

11. Peta Persebaran Banjir di Kecamatan Medan Sunggal, 2012 ... 77


(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1 Lembar Wawancara ... 95

2 Lembar Observasi Kondisi Drainase ... 96

3 Tabel Klasifikasi Kemiringan Lereng dan Penggunaan Lahan ... 97

4 Tabel Data Curah Hujan Harian Stasiun Sampali Tahun 2011 – 2012 ... 98

5 Tabel Data Responden hasil Wawancara ... 99

6 Tabel Luas Daerah Banjir ... 105


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan adalah terjadinya banjir dan genangan air pada musim hujan. Permasalahan banjir kota sampai saat ini belum bisa diselesaikan secara menyeluruh, bahkan cenderung semakin kompleks permasalahannya. Perubahan fungsi lahan diperkotaan , yang semula merupakan lahan terbuka berubah menjadi pemukiman, bisa memperbesar kemungkinan terjadinya banjir. Paradigma baru dalam pengendalian banjir selain pembuatan / pemeliharaan saluran drainase adalah dengan pengelolaan air hujan. Air hujan yang jatuh ke tanah dikelola dengan teknik tertentu sehingga tidak menyebabkan terjadinya banjir, tetapi diresapkan ke dalam tanah sehingga menjadi air tanah.

Banjir merupakan bencana alam paling sering terjadi, baik dilihat dari intensitasnya pada suatu tempat maupun jumlah lokasi kejadian dalam setahun yaitu sekitar 40% di antara bencana alam yang lain. Bahkan pada tempat-tempat tertentu, banjir merupakan rutinitas tahunan. Lokasi kejadiannya bisa perkotaan atau pedesaan, negara sedang berkembang atau negara maju sekalipun.

Banjir adalah peristiwa dimana daratan yang biasanya kering menjadi tergenang air yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dan topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung ataupun kemampuan infiltrasi tanah rendah sehingga tanah tidak mampu menyerap air. Selain itu banjir didefinisikan sebagai luapan air sungai akibat ketidakmampuan sungai menampung air (Seyhan, 1990).


(14)

2

Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan bahwa faktor utama penyebab banjir antara lain tingginya intensitas curah hujan dalam waktu yang lama serta kondisi lahan (bentuk lahan dan sifat fisiknya). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu : faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana (Maryono, 2005).

Bencana banjir menjadi popular diseluruh dunia karena hal yang rutin setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia banjir hampir setiap tahun terjadi, karena penambahan volume air sungai oleh air hujan yang turun deras selama musim hujan (Oktober-April) yang terjadi pada saat angin muson Barat. Di Indonesia banjir paling nyata terjadi umumnya di kota – kota besar (Provinsi) terutama di Jawa Timur, Jawa Tenggah, Jawa Barat, daerah Ibu Kota Jakarta, Medan di Sumatera Utara dan sebagainya. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar. Seperti yang dialami dikota-kota besar seperti DKI Jakarta yang merupakan ibu kota Negara RI ternyata harus terendam banjir. Kejadian banjir yang cukup parah dialami oleh DKI Jakarta pada akhir tahun 2012 yang menggenangi sebahagian wilayah DKI Jakarta yang memakan korban dan kerugian puluhan juta.

Permasalahan banjir merupakan hal yang rutin terjadi setiap musim hujan dan cakupan wilayahnya pun telah melebar tidak hanya terjadi pada daerah yang bisa terkena banjir, tetapi kedaerah sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan pemetaan


(15)

3

daerah rentan banjir untuk mengetahui sebaran banjir dalam rangka mengurangi resiko dari adanya banjir. Pemetaan daerah-daerah yang memiliki tingkat bahaya banjir perlu dilakukan agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk menanggulanginya. Peta merupakan salah satu sarana yang baik dalam menyajikan data dan informasi. Melalui peta dapat diketahui informasi tentang ruang muka bumi yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bintarto dan Surastopo (1978) yang menyatakan apabila akan menyajikan data yang menunjukkan distribusi keruangan atau lokasi mengenai sifat-sifat penting maka hendaknya informasi tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta, karena melalui peta dapat disampaikan informasi keruangan dan lokasi penyebaran, macam serta nilai data secara tepat dan jelas.

Kota Medan adalah salah satu wilayah yang hampir setiap tahunnya mengalami bencana banjir, walaupun dampak yang ditimbulkan akibat banjir tidak separah banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Persoalan banjir di kota Medan ternyata kini sudah menjadi penyakit kronis dan menjadi tradisi tahunan. Masalah banjir kota Medan agaknya tidak terlepas dari kondisi geografis kota Medan yang dilalui sejumlah sungai besar dan sungai kecil dan beberapa anak sungai lainnya, sungai besar yang membelah kota Medan misalnya adalah Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Percut dan Sungai Serdang, sedangkan Sungai Kecil Yaitu Sungai Batuan, Sungai Badera dan Sungai Kera.

Menurut Khairul Buhari, banjir di Kota Medan telah merendam sedikitnya tujuh dari 21 kecamatan. Ketujuh kecamatan itu adalah Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Johor, Kecamatan Medan Maimun dan Kecamatan Medan Sunggal. Berdasarkan pemantauan yang


(16)

4

dilakukan, banjir di tujuh kecamatan itu disebabkan oleh meluapnya beberapa sungai di Kota Medan. Penyebab banjir di Kota Medan relatif sama, meskipun dengan intensitas berbeda, yaitu: (1) curah hujan tinggi; (2) jumlah dan kepadatan penduduk tinggi; (3) pengembangan kota yang tidak terkendali, tidak sesuai tata ruang daerah, dan tidak berwawasan lingkungan sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan dan penampungan air; (4) drainase yang tidak memadai akibat sistem drainase yang kurang tepat, kurangnya prasarana drainase, dan kurangnya pemeliharaan; (5) ketidakjelasan status dan fungsi saluran (Mislan, dalam Anonim, 2011).

Ruas – ruas jalan di kota medan selalu tergenang jika menerima curah hujan, meski curah hujan yang terjadi relatif tidak terlalu lama. Berdasarkan pemantauan (Andry Aulia, 2008) yang dilakukan setiap kali turun hujan, sedikitnya terdapat 16 ruas jalan utama di kota Medan yang selalu banjir dan mengalami ketergenangan air, ruas jalan itu adalah jalan Williem Iskandar, jalan Letda Sujono, jalan Raden Saleh, jalan Stasiun, jalan Sisinggamangaraja, jalan Sutomo, jalan Gatot Subbroto, jalan A.H Nasution, jalan Denai, jalan Brigjen Katamso dan jalan Yos Sudarso. Jumlah itu diluar ruas jalan kecil seperti jalan Pelita II, jalan Kapten Jamil Lubis, jalan Pahlawan, jalan Tekuk Bokar, jalan Selamat dan jalan Pertahanan. Jika hujan terus lebih deras dan lebih lama, maka genangan airnya akan lebih tinggi dan tidak jarang merendam rumah warga

Kecamatan Medan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan. Di kecamatan ini hampir setiap turun hujan dengan intensistas tinggi dan dengan durasi hujan 1–2 jam sudah menyebabkan beberapa ruang di kecamatan ini menghadapi bencana banjir, mulai dari jalanan sampai rumah–


(17)

5

rumah warga. Kecamatan Medan Sunggal juga merupakan daerah rawan banjir yang memiliki topografi yang landai/datar pada beberapa kawasan yang merupakan kawasan resapan air yang telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan kawasan bisnis. Disamping itu pula pembangunan gedung-gedung tinggi, komplek perumahan, pertokoan tidak memperhatikan lingkungannya, sehingga tidak ada tempat air untuk meresap kedalam tanah. Tidak hanya itu, selokan dipinggir jalan masih banyak dijumpai untuk tempat sampah. Jadi, jika hujan turun air akan tersumbat dan air hujan tidak ada tempat untuk mengalirkan air sehingga kemudian terjadi banjir yang tak terelakan lagi. Bencana banjir di kecamatan Medan Sunggal Ini sangat meresahkan masyarakat setempat. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh banjir tersebut misalnya Jalan raya macet disebabkan oleh genangan air yang tingginya hampir sampai satu meter.

Pada saat ini masalah banjir sudah terlihat jelas, perlu adanya langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi hal tersebut. Banjir yang sering terjadi sangat mengganggu masyarakat yang tinggal dikecamatan Medan Sunggal, karena banjir yang datang membuat aktivitas masyarakat terkendala. Maka masyarakat perlu mengetahui seberapa besar tingkat kerentanan bahaya banjir di Kecamatan Medan Sunggal dengan demikian masyarakat dapat mengantisifasi jika bencana banjir itu terjadi kembali. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana karakteristik banjir sehingga diketahui kelas kerentanan banjir dan persebarannya serta usaha dalam mengatasi banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.


(18)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi identifikasi masalah adala faktor–faktor yang menyebabkan banjir, penyebaran daerah rawan banjir, karakteristik banjir, pengendalian banjir, dan upaya dalam mengatasi bahaya banjir.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, agar permasalahan tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Sunggal dilihat dari intensitas curah hujan, infiltrasi tanah, kemerengan lereng, penggunaan lahan, dan sistem drainase.

2. Karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan ditinjau dari frekuensi banjir, lama genangan, kedalaman genangan, dan luas genangan. 3. Penyebaran daerah rentan banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. 4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengatasi

banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Sunggal dilihat dari intensitas curah hujan, penggunaan lahan, infiltrasi tanah, kemerengan lereng, dan sistem drainase.


(19)

7

2. Bagaimana karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan ditinjau dari frekuensi banjir, lama genangan, kedalaman genangan, dan luas genangan?

3. Bagaimana penyebaran daerah rentan banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dilihat dari satuan wilayah kelurahan?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam upaya mengatasi banjir di Kecamatan Medan Sunggal ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Sunggal dilihat dari intensitas curah hujan, penggunaan lahan, infiltrasi tanah, kemerengan lereng, dan sistem drainase.

2. Karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan ditinjau dari frekuensi banjir, lama genangan, kedalaman genangan, dan luas genangan. 3. Penyebaran daerah rentan banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

dilihat dari satuan wilayah kelurahan.

4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam upaya mengatasi banjir di Kecamatan Medan Sunggal.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat dan pemerintah setempat terhadap daerah yang rentan banjir di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.


(20)

8

2. Untuk menambah wawasan penulis tentang permasalahan banjir di kota Medan

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan studi tentang banjir pada lokasi dan waktu yang berbeda.


(21)

90 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang dapat penulis uraikan mengenai karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Medan Sunggal antara lain adalah (1) Curah hujan yang tinggi, (2) memiliki tingkat infiltrasi yang rendah karena daerah penelitian memiliki jenis tanah alluvial yang berstruktur halus liat maka lambat dalam meloloskan air kedalam tanah (3) merupakan daerah yang landai, (4) penggunaan lahan yang paling luas adalah pemukiman sehingga tingkat infiltrasinya kecil, (5) saluran drainase yang buruk dan bertumpuknya sampah di saluran sehingga terjadi pendangkalan.

2. Karakteristik banjir yang terjadi di Kecamatan Medan Sunggal terjadi Banjir besar pada tahun 2002, 2004, 2009 dan terakhir pada tahun 2011 yang terjadi 2-3 kali, sedangkan banjir local terjadi 10-13 kali setiap datang hujan dengan intensitas tinggi dengan luas genangan 2885 m2 atau sekitar 20.75 % dari total wilayah Kecamatan Medan Sunggal dengan kedalaman genangan adalah 56,2 cm dan lama genangan adalah 1 – 16 jam. Wilayah yang paling luas, dalam dan lamanya terkena banjir adalah disekitar bantaran sungai Sei Belawan yaitu di Kelurahan Lalang dengan luas genangan 1086 m2, kedalaman banjir mencapai 61.4 cm, dan lama genangan 1 – 16 jam dan daerah yang paling sedikit terkena banjir adalah Simpang Tanjung dengan luas 100 m2, kedalaman genangan 47.5 cm dan lama genangan 1-6 jam.


(22)

91

3. Persebaran / Kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Sunggal terdapat di 5 Kelurahan yaitu Simpang Tanjung termasuk kategori daerah kurang rentan, kemudian Sei Sikambing B, Tanjung Rejo, dan Sunggal termasuk kategori rentan, selanjutnya Kelurahan Lalang adalah daerah sangat rentan banjir. Sedangkan Kelurahan Babura adalah daerah yang tidak pernah terjadi banjir

4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengatasi banjir antara lain adalah tidak membuang sampah ke sungai maupun keselokan dan tetap menjaga kelestarian/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal serta ikut melakukan kegiatan gotong royong yang dilakukan 2 kali dalam seminggu. sedangkan upaya yang dilakukan pemerinta antara lain adalah membuat larangan/himbauan untuk tudak membuang sampah sembarangan dan mengadakan pengorekan serta pembangunan pada saluran drainase.


(23)

92

B. Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat di Kecamatan Medan Sunggal agar menjaga kebersihan lingkungan, dengan tidak membuang sampah ke sembarangan tempat seperti di sistem penyaluran air ( drainase ) dan sungai karena sampah dapat menyumbat saluran Pembuangan air sehingga dapat menyumbat saluran pembuangan air sehingga dapat mengakibatkan banjir bila hujan turun.

2. Diharapkan kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Sunggal agar tidak menyemen seluruh pekarangan rumahnya, agar adanya resapan air hujan apabila hujan turun dan Penggunaan saluran drainase yang ada sebaiknya di gunakan untuk mengalirkan air hujan saja. (single purpose).

3. Diharapkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan lagi keadaan lingkungan khususnya keadaan drainase yang sudah mengalami pendangkalan dan terus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.

4. Diharpakan kerja sama antara pemerintah setempat dan masyarakat dikecamatan Medan Sunggal untuk menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan khususnya pada saluran drainase.


(24)

93

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2003. Zonasi Tingkat Kerentanan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Asrul, 2010. Penyebaran Daerah Rawan Banjir di Kelurahan Anggung Kecamatan Medan Polonia Kota Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Anonim. 2011. Daerah Aliran Sungai Walanae, Sulawesi Selatan. Jurnal. Bandung : fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Arsyad. S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Pers

Asdak. 2002. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: PT. Gramedia

Dibyosaputro, suprato. 1995. Suatu Konsep Survei Pemetaan Kerentanan Dan

Bahaya Banjir. Yogyakarta : UGM

http://arwansoil.blogspot.com/2012/01/pengaruh-perubahan-penggunaan lahan.html. Tanggal diakses 13 Maret 2012

http://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.Nugroho/files/2009/12/das-Walanae.pdf. Tanggal diakses 13 februari 2013/16.45 wib.

http://udinnotonegoroblog.blogspot.com/2009/11/potensi-curah-hujan-harian-terhadap.html. Diakses tanggal 21 maret 2013/ 09.00 wib

http://www.raharjo.org/nature/penutupan-dan-penggunaan-lahan.html. Tanggal diakses 13 Maret 2012.

Kodoatie, Robert J. 2002. Banjir ; Beberapa Penyebab dan Metode Pengendalian

Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lizasari, Neni. 2007. Pemetaan Gerakan Air Tanah Di Kelurahan Merbau Kecamatan Merbau Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Maryono, Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Pratomo, Agus. 2008. Analisis Kerentanan Banjir Di Daerah Aliran Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tenggah Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Surakarta: Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiah Surakarta.

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung : Bumi Aksara.


(25)

94

Sjarief, Robert J. kodoatie. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarata : UGM

Simanungkalit, N. 2010. Hidrologi. Diktat. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Suherlan. 2001. Zonasi Tingkat Kerentangan Banjir Kabupaten Bandung Mengunakan System Informasi Geografis. skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan air. Yogyakarta: ANDI. Tondang, Theresia. 2012. Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di Kelurahan Aur

Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Yunus, Yasin. 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai Perspektif Geografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


(1)

2. Untuk menambah wawasan penulis tentang permasalahan banjir di kota Medan

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan studi tentang banjir pada lokasi dan waktu yang berbeda.


(2)

90 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang dapat penulis uraikan mengenai karakteristik banjir di Kecamatan Medan Sunggal adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi banjir di Kecamatan Medan Sunggal antara lain adalah (1) Curah hujan yang tinggi, (2) memiliki tingkat infiltrasi yang rendah karena daerah penelitian memiliki jenis tanah alluvial yang berstruktur halus liat maka lambat dalam meloloskan air kedalam tanah (3) merupakan daerah yang landai, (4) penggunaan lahan yang paling luas adalah pemukiman sehingga tingkat infiltrasinya kecil, (5) saluran drainase yang buruk dan bertumpuknya sampah di saluran sehingga terjadi pendangkalan.

2. Karakteristik banjir yang terjadi di Kecamatan Medan Sunggal terjadi Banjir besar pada tahun 2002, 2004, 2009 dan terakhir pada tahun 2011 yang terjadi 2-3 kali, sedangkan banjir local terjadi 10-13 kali setiap datang hujan dengan intensitas tinggi dengan luas genangan 2885 m2 atau sekitar 20.75 % dari total wilayah Kecamatan Medan Sunggal dengan kedalaman genangan adalah 56,2 cm dan lama genangan adalah 1 – 16 jam. Wilayah yang paling luas, dalam dan lamanya terkena banjir adalah disekitar bantaran sungai Sei Belawan yaitu di Kelurahan Lalang dengan luas genangan 1086 m2, kedalaman banjir mencapai 61.4 cm, dan lama genangan 1 – 16 jam dan daerah yang paling sedikit terkena banjir adalah Simpang Tanjung dengan luas 100 m2, kedalaman genangan 47.5 cm dan lama genangan 1-6 jam.


(3)

3. Persebaran / Kelas kerentanan banjir di Kecamatan Medan Sunggal terdapat di 5 Kelurahan yaitu Simpang Tanjung termasuk kategori daerah kurang rentan, kemudian Sei Sikambing B, Tanjung Rejo, dan Sunggal termasuk kategori rentan, selanjutnya Kelurahan Lalang adalah daerah sangat rentan banjir. Sedangkan Kelurahan Babura adalah daerah yang tidak pernah terjadi banjir

4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengatasi banjir antara lain adalah tidak membuang sampah ke sungai maupun keselokan dan tetap menjaga kelestarian/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal serta ikut melakukan kegiatan gotong royong yang dilakukan 2 kali dalam seminggu. sedangkan upaya yang dilakukan pemerinta antara lain adalah membuat larangan/himbauan untuk tudak membuang sampah sembarangan dan mengadakan pengorekan serta pembangunan pada saluran drainase.


(4)

92

B. Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat di Kecamatan Medan Sunggal agar menjaga kebersihan lingkungan, dengan tidak membuang sampah ke sembarangan tempat seperti di sistem penyaluran air ( drainase ) dan sungai karena sampah dapat menyumbat saluran Pembuangan air sehingga dapat menyumbat saluran pembuangan air sehingga dapat mengakibatkan banjir bila hujan turun.

2. Diharapkan kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Sunggal agar tidak menyemen seluruh pekarangan rumahnya, agar adanya resapan air hujan apabila hujan turun dan Penggunaan saluran drainase yang ada sebaiknya di gunakan untuk mengalirkan air hujan saja. (single purpose).

3. Diharapkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan lagi keadaan lingkungan khususnya keadaan drainase yang sudah mengalami pendangkalan dan terus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.

4. Diharpakan kerja sama antara pemerintah setempat dan masyarakat dikecamatan Medan Sunggal untuk menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan khususnya pada saluran drainase.


(5)

93

Agus, 2003. Zonasi Tingkat Kerentanan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Asrul, 2010. Penyebaran Daerah Rawan Banjir di Kelurahan Anggung Kecamatan Medan Polonia Kota Medan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Anonim. 2011. Daerah Aliran Sungai Walanae, Sulawesi Selatan. Jurnal. Bandung : fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Arsyad. S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Pers

Asdak. 2002. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: PT. Gramedia

Dibyosaputro, suprato. 1995. Suatu Konsep Survei Pemetaan Kerentanan Dan Bahaya Banjir. Yogyakarta : UGM

http://arwansoil.blogspot.com/2012/01/pengaruh-perubahan-penggunaan lahan.html. Tanggal diakses 13 Maret 2012

http://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.Nugroho/files/2009/12/das-Walanae.pdf. Tanggal diakses 13 februari 2013/16.45 wib.

http://udinnotonegoroblog.blogspot.com/2009/11/potensi-curah-hujan-harian-terhadap.html. Diakses tanggal 21 maret 2013/ 09.00 wib

http://www.raharjo.org/nature/penutupan-dan-penggunaan-lahan.html. Tanggal diakses 13 Maret 2012.

Kodoatie, Robert J. 2002. Banjir ; Beberapa Penyebab dan Metode Pengendalian Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lizasari, Neni. 2007. Pemetaan Gerakan Air Tanah Di Kelurahan Merbau Kecamatan Merbau Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Maryono, Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Pratomo, Agus. 2008. Analisis Kerentanan Banjir Di Daerah Aliran Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tenggah Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Surakarta: Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiah Surakarta.

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung : Bumi Aksara.


(6)

94

Sjarief, Robert J. kodoatie. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarata : UGM

Simanungkalit, N. 2010. Hidrologi. Diktat. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Suherlan. 2001. Zonasi Tingkat Kerentangan Banjir Kabupaten Bandung Mengunakan System Informasi Geografis. skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan air. Yogyakarta: ANDI. Tondang, Theresia. 2012. Persebaran Kerentanan Bahaya Banjir di Kelurahan Aur

Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Yunus, Yasin. 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai Perspektif Geografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar