Tinjauan Teoritis .1 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Defenisi Kualitas

Defenisi kualitas yang paling sering disebutkan bahwa kualitas merupakan kemampuan mencapai tujuan dan penyesuaian kebutuhan antara pengguna dan pelanggan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Ketika mendengar kata “kualitas”, kita bisa membayangkan suatu produk atau jasa yang memenuhi bahkan melebihi yang kita harapkan. Crosby 1979 menyatakan bahwa quality is conformance to requirements.

2.1.1.2 Defenisi Sistem

Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu lembaga atau instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja lembaga atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini: “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu” Jogiyanto 2005. Masih dalam buku Analisia dan Desain Sistem Informasi karangan jogiyanto Universitas Sumatera Utara 11 menerangkan: “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

2.1.1.3 Defenisi Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan. Menurut Scott dalam buku Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen pengertian sistem informasi adalah: “Sistem informasi adalah sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi” Scott 2001 Sedangkan definisi dari Jogiyanto sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan” Jogiyanto 2005 Pengertian Informasi selalu dikaitkan dengan data, namun arti dari masing-masing kata dalam pengertian tersebut berbeda. Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya utama yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena peran informasi Universitas Sumatera Utara 12 yang sangat penting baik bagi pihak manajemen intern maupun pihak-pihak eksternal yang berkepentingan dengan perusahaan. Bodnar Hopwood 2006 mendefinisikan bahwa informasi merupakan suatu data yang diorganisasi, yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.

2.1.1.4 Defenisi Akuntansi

Sedangkan akuntansi merupakan bahasa dari bisnis. Setiap organisasi menerapkannya sebagai alat komunikasi. Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan recording, pengelompokkan classyfing, perangkuman summarizing dan pelaporan reporting dari kegiatan transaksi yang terjadi. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerbitan laporan-laporan akuntansi.

2.1.1.5 Defenisi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Setelah mengetahui defenisi-defenisi dari kualitas, sistem, informasi dan akuntansi, para ahli mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Widjajanto yang menjelaskan sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Menurut Bodnar dan Hopwood 2001 “an accounting information system is a collection of resources, such as people an equipment, design to transform financial and other data into information to a variety of decision makers according to their needs and entitlement”. Universitas Sumatera Utara 13 Menurut Hall 2001 “Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga subsistem, yaitu transaction processing system, general ledgerfinancial reporting system, management reporting system”. Defenisi-defenisi tersebut menjelaskan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi adalah tingkat baik buruknya sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh suatu organisasi, sistem informasi akuntansi yaitu kumpulan dari subsistem- subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Kualitas sistem informasi akuntansi dalam penelitian ini diukur dengan teori Technology Acceptance Model TAM dengan indikatornya yaitu persepsi kegunaan perceived usefulness dan persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of use. Technical Acceptance Model TAM adalah sebuah teori yang meniali kualitas sistem informasi akuntansi berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya sikap terbaik terhadap sistem dan kemudian dapat menerima serta menerapkan sistem tersebut. Dalam TAM terdapat dua indikator, yaitu: Persepsi kegunaan Perceived usefulness dan Persepsi kemudahan penggunaan Perceived ease of use Davis mengartikan Perceived usefulness sebagai tindakan dimana seseorang berfikir bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan Perceived ease of use diartikan sebagai tingkatan seseorang mempercayai bahwa menggunakan teknologi hanya memerlukan sedikit usaha. Universitas Sumatera Utara 14 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi 2.1.2.1 Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh pemerintah pusatdaerah dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang baik dan berkualitas. Tujuan penerapan standar akuntansi menurut Belkaoui 1985 adalah menghasilkan informasi keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat dibandingkan. Untuk keperluan tersebut Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 ayat 2005 sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk dapat meningkatkan kwlitas laporan keuangan bagi pemerintah. Sebagaimana dalam pasal 1 ayat 4 dalam PP No. 24 tahun 2005 menyatakan bahwa: Standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah” Penerapan standar akuntansi pemerintahan merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas dalam penggelolaan laporan keuangan daerah melalui penyajian informasi keuangan yang berkualitas. standar akuntansi pemerintahan juga memiliki kekuatan hukum sehingga konsekuensinya setiap pemerintahan daerah wajib membuat laporan keuangan.Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 184 ayat 1 dan 3 menyatakan bahwa: “laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan dalam peraturan pemerintah” Universitas Sumatera Utara 15 Kemudian dalam pasal 56 UU No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara menyebutkan bahwa: “laporan keuangan yang harus dibuat di setiap unit kerja adalah laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus kas adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah.” Sistem akuntansi yang digunakan pada akuntansi pemerintah daerah adalah sistem desentralisasi. Bastian 2005 mendefinisikan desentralisasi sebagai perpindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan pemerintah, manajemen, dan pengambil keputusan dari tingkat nasional ke tingkat daerah. Dalam struktur lembaga atau instansi pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan entitas akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atas transaksi- transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja. Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, asset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan PPK berdasarkan dokume-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. Indikator yang digunakan untuk implementasi standar akuntansi pada penelitian ini adalah: 1. Periode pelaporan Periode pelaporan dalam standar akuntansi sangat menetukan berkualitas atau tidaknya informasi yang dituangkan ke dalam laporan keuangan. Tepat waktu, yaitu jika informasi yang disajikan tersebut bertepatan pada saat informasi tersebut dibutuhkan, sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan Universitas Sumatera Utara 16 keputusan. Dalam standar akuntansi pemerintahan laporan keuangan harus dibuat setiap satu periode akuntansi. 2. Transparansi Transparansi yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan 3. Evaluasi kinerja Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan organisasi dan juga untuk mengetahui posisi organisasi dan tingkat pencapaian sasaran organisasi, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.

2.1.2.2 Budaya Organisasi

Menurut Wilkins dan Ouchi mendefinisikan budaya organisasi yaitu: “Budaya sebagai sesuatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial dalam pengertian ini mungkin berupa negara, kelompok etnis tertentu, desa di daerah, atau sebuah organisasi. Indrawijaya, 2010 Menurut Cushway dan Lodge 2000, menyatakan bahwa Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Universitas Sumatera Utara 17 Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkandiwariskan kepada anggota- anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan, terkait dengan masalah-masalah tersebut Tika, 2010 Soedjono 2005 menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem informasi yang meliputi penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya, budaya organisasi juga dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi. Tampubolon 2008 menyimpulkan indikator budaya organisasi menjadi 6 yaitu: 1. Inovatif Universitas Sumatera Utara 18 Inovatif memperhitungkan risiko, norma yang dibentuk beradasarkan kesepakatan menyatakan bahwa setiap karyawan akan memberikan perhatian yang sensitif terhadap segala permasalahan yang mungkin dapat membuat resiko kerugian bagi kelompok dan oragnisasi secara keseluruhan. Perilaku karyawan yang demikian dibentuk apabila berdasarkan kesepakatan bersama sehingga secara tidak langsung membuat rasa tanggung jawab bagi karyawan untuk melakukan tindakan mencegah terjadi kerugian secara konsisten. Kerugian ini lebih pada waktu, dari rasa sensitifnya karyawan dapat mengantisipasi risiko yang mengakibatkan kerugian lain, seperti merusak nama baik perusahaan yang kemungkinan larinya konsumen ke produk lain. 2. Responsif Memberi perhatian pada setiap masalah secara detail, memberikan perhatian pada setiap masalah secara detail di dalam melakukan pekerjaan akan mengambarkan ketelitian dan kecermatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sikap yang demikian akan menggambarkan tingkat kualitas pekerjaan yang sangat tinggi. Apabila semua karyawan memberikan perhatian secara detail terhadap semua permasalahan yang ada dalam pekerjaaan, maka tingkat penyelesaian masalah dapat digambarkan menjadi suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan demikian kepuasan konsumen akan terpenuhi. 3. Orientasi Hasil Berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai, supervisi seorang manejer terhadap bawahannya merupakan salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan memberdayakan staf. Melalui supervisi dapat diuraikan tujuan organisasi dan Universitas Sumatera Utara 19 kelompok serta anggotanya, dimana tujuan dan hasil yang hendak dicapai. Apabila persepsi bawahan dapat dibentuk dan menjadi satu kesatuan didalam melakukan tugas untuk mencapai hasil. Dengan demikian semua karyawan berorientasi pada pencapaian tujuanhasil. 4. Kerjasama Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan, keberhasilan atau kinerja organisasi salah satunya ditentukan ke kompakan tim kerja, di mana kerjasama tim dapat dibentuk jika manajer dapat melakukan supervisi dengan baik. Kerjasama tim yang dimaksud adalah setiap karyawan bekerjasama dalam persepsi dan sikap yang sama didalam melakukan pekerjaannya dan secara tidak langsung, sesama karyawan akan selalu memeerhatikan permasalahan yang dihadapi masing-masing. Dengan demikian karyawan selalu berorientasi kepada sesama agar dapat tercapai target tim dan organisasi. 5. Agresif Agresif dalam bekerja, produktivitas yang tinggi dapat dihasilkan apabila performa karyawan dapat memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya. Performa yang baik dimaksudkan antara lain: kualifikasi keahlian ability and skill yang dapat memenuhi persyaratan produktivitas serta harus diikuti dengan disiplin dan kerajinan yang tinggi. Apabila kualifikasi ini telah di penuhi, maka masih dibutuhkan ketahanan fisik dan keagresifan karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik. 6. Stabilitas Kerja Universitas Sumatera Utara 20 Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja, performa yang baik dari karyawan harus didukung oleh kesehatan yang prima. Performa yang baik tidak akan dapat tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak dalam kondisi kesehatan yang prima. Kesehatan yang prima akan membentuk stamina yang prima, dengan stamina yang prima akan terbentuk ketahanan fisik yang akurat endurance dan stabil, serta dengan endurance yang prima, maka karyawan akan dapat mengendalikan drive semua pekerjaan dengan baik. Dengan tingkat pengendalian yang prima, menggambarkan performa karyawan tetap prima dan stabilitas kerja dapat dipertahankan.

2.1.2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya, maka logis jika strategi dan struktur harus terkait erat, jika manajemen melakukan perubahan terhadap organisasi maka struktur organisasi pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini Robins dan Judge, 2007. Pengertian Struktur Organisasi menurut Hall 2007 adalah : “Struktur Organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntanbilitas diseluruh perusahaan. Perusahaan mencapai tujuan umumnya dengan menetapkan tujuan keuangan yang dapat diukur untuk unit operasionalnya. Pemahaman atas pola distribusi, tanggung jawab, otoritas, dan akuntanbilitas sangat penting untuk menilai kebutuhan informasi para pengguna”. Pengertian Struktur Organisasi menurut Hasibuan 2010: “Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, Universitas Sumatera Utara 21 pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang, bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”. Penelitian yang dilakukan oleh Gordon dan Narayanan 1984 yang menemukan bahwa antara struktur organisasi dan sistem informasi merupakan dua hal yang saling terkait. Hal tersebut dipertegas oleh Tricker 1993 yang menyatakan bahwa struktur organisasi dan sistem informasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena sifatnya yang saling tergantung satu dengan yang lainnya. Struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Adapun indikator mengenai struktur organisasi menurut Robbins 2008 adalah sebagai berikut: 1. Spesialisasi Kerja Spesialisasi maksudnya adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah-pisah. Hakikatnya, daripada dilakukan satu individu, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah langkah, dan tiap langkah dilaksanakan oleh individu yang berlainan. Spesialisasi meningkatkan efisiensi, tapi pada tingkat tertentu, spesialisasi menimbulkan kerugian-kerugian. Contoh kerugian yang mungkin timbul adalah kebosanan, kelelahan, stres, produktifitas kerja rendah, kualitas kerja buruk, meningkatkan mangkir kerjamembolos, Universitas Sumatera Utara 22 bahkan pada perusahaan swasta bisa meningkatkan jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan. 2. Departementalisasi Departementalisasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik. Penggolongan pekerjaan dapat dilakukan atas dasar fungsi, produk, lokasigeografi, pelanggan, atau kategori lain. 3. Rantai Komando Rantai Komando adalah garis tidak terputus dari wewenang yang tertentu, dari puncak organisasi sampai ke eselon terbawah. Intinya, rantai komando memperjelas siapa melapor ke siapa. Agar berjalan dengan baik, rantai komando memerlukan dua unsur pelengkap, yaitu: 1 Wewenang, yaitu hak-hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi. 2 Kesatuan komando, yaitu seorang bawahan seharusnya punya satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab langsung. 4. Rentang kendali Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara efektif dan efisien. Dalam rentang kendali yang lebar, terdapat efisiensi dalam hal biaya, tetapi kurang efektif, karena penyediasupervisoratasan tidak punya cukup waktu untuk memberi kepemimpinan dan dukungan kepada bawahan. Sedangkan jika rentang Universitas Sumatera Utara 23 kendalinya kecil, konsekuensinya adalah adanya kontrol yang akrab. Meskipun demikian, akibat negatifnya adalah: 1 Mahal, karena harus menambah tingkat manajemen. 2 Komunikasi vertikal menjadi rumit karena hirarki tambahan memperlambat pengambilan keputusan. 3 Cenderung pengawasannya lebih ketat dan berlebihan sehingga tidak mendorong otonomi karyawan. Kecenderungan dalam praktek manajemen adalah rentang kendali yang lebar. 5. Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan dalam desentralisasi ada keleluasaan, dimana pengambilan keputusan didorong ke bawah pada tingkat pekerja terendah. 6. Formalisasi Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dilakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Dalam formalisasi, siapapun yang melaksanakan pekerjaan, dengan input dan proses yang sama, maka akan menghasilkan output yang konsisten dan seragam. Dalam kondisi formalisasi yang tinggi terdapat: 1 Uraian jabatan yang tersurat Universitas Sumatera Utara 24 2 Banyak aturan organisasi 3 Prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Bodnar dan Hopwood 2006 menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut: “Struktur organisasi dalam sistem informasi yang paling lazim adalah sistem informasi berdasarkan fungsi, yaitu pemberian wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf. Semakin besar depatemen sistem informasi, setiap fungsi dalam departemen tersebut akan cenderung semakin terspesialisasi”. Susanto 2009 menyatakan bahwa struktur organisasi berpengaruh pada sistem informasi akuntansi, yaitu sebagai berikut: ”Sistem informasi merupakan salah satu komponen dalam suatu organisasi. Didalam suatu organisasi sistem informasi merupakan suatu alat yang dapat memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak yang berkepentingan”.

2.1.2.4 Sistem Pengendalian Internal

Xu, et al. 2009 menjelaskan bahwa interaksi antara orang dan sistem serta implementasi sistem merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari sebuah informasi. Keandalan sistem harus juga didukung oleh keandalan sumber daya manusia. Namun sistem yang sudah berjalan harus dikontrol agar tetap dapat berjalan baik. Pengendalian internal yang didefinisikan oleh COSO adalah: “Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable Universitas Sumatera Utara 25 assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: 1. Effectiveness and efficiency of operations 2. Reliability of financial reporting 3. Compliance with applicable laws and regulations.” Tujuan yang pertama adalah menekankan pada tujuan dasar dalam setiap organisasi, mencakup kinerja, profitabilitas dan pengamanan sumber daya. Kedua adalah menyangkut laporan organisasi. Terakhir adalah berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi dimana organisasi itu berada. Sistem pengendalian intern bukan hal baru dalam pemerintahan. Petrovits et al. 2011 menyatakan: “Internal control is broadly defined as the process put in place by management to provide reasonable assurance regarding the achievement of effective and efficient operations, reliable financial reporting, and compliance with laws and regulations.” PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Universitas Sumatera Utara 26 Sistem Pengendalian Internal merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. SAS mendefinisikan lima komponen pengendalian intern yang saling berkaitan pada pernyataan COSO yaitu: 1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian risiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pengawasan Terdapat hubungan langsung antara tujuan, yang merupakan hal yang diperjuangkan untuk dicapai organisasi dan komponen-komponen tersebut yang mencerminkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Control environment lingkungan pengendalian, menunjukkan atmosfir atau suasana sets the tone dalam suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran pengendalian control consciousness dari orang-orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian ini merupakan fondasi bagi komponen lainnya dan sangat dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan dari atas atau tone at the top. Risk assessment penilaian risiko, merupakan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai risiko dalam organisasi dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Universitas Sumatera Utara 27 Control activities aktivitas pengendalian, mencakup kebijakan dan prosedur untuk membantu meyakinkan bahwa semua tindakan dilaksanakan sesuai dengan arahan manajamen secara efektif. Information and communication informasi dan komunikasi, sistem informasi dan komunikasi memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk memperoleh dan berbagi informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional. Monitoring pemantauan, merupakan proses penilaian terhadap kualitas dan efektivitas dari sistem pengendalian intern, termasuk modifikasi dan penyempurnaannya apabila diperlukan. Keuangan negara wajib dikelola oleh aparatur negara yang kompeten secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan sebagai satu prasyarat untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan Negara. Untuk mencapai hal tersebut maka suatu instansi juga membutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang kuat serta peran dari audit internal untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Dengan dukungan sistem pengendalian internal yang kuat tentunya akan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi SKPD. Universitas Sumatera Utara 28

2.2 Kerangka Konseptual