Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) di Kabupaten Langkat

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan


(2)

(3)

(4)

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal


(5)

Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Kualitas Sistem Informasi Akuntansi


(6)

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas

Lampiran 8. Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran 9. Hasil Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Koefisien Determinasi

Lampiran 10. Hasil Uji T (Uji Parsial)


(7)

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Jl. Prof. T. M. Hanifah, SH. Kampus USU Medan 20155 Telp. (061) 8225421, 8218532, 8214545 Fax. (061) 8218532

Website: www.fe.usu.ac.id

KUESIONER

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BKD (BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH), BAPPEDA

(BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH), DAN BPKAD (BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH)

DI KABUPATEN LANGKAT.

I. Data Responden

1. Nama :

2. Usia :

3. Lama Bekerja :

4. Jenis kelamin : Pria Wanita

5. Tingkat pendidikan terakhir : S1 S2 S3 Lainnya: ...

II. Petunjuk Pengisian

- Responden diharapkan membaca terlebih dahulu deskripsi masing-masing pertanyaan sebelum memberikan jawaban

- Beri tanda checklist (√ ) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih. Hanya satu jawaban saja untuk setiap pertanyaan.

- Pertanyaan untuk kuesioner, Berikut penjelasannya: SS = Sangat Setuju

S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

- Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini.

1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Setiap transaksi yang terjadi langsung diidentifikasi dan dan dicatat berdasarkan bukti yang ada


(8)

2 Bapak/Ibu selalu menyelesaikan laporan/tugas sesuai waktu yang telah ditentukan

3 Setiap transaksi yang telah dicatat memiliki bukti-bukti transaksi

4 Pada Badan ini dilaksanakan pengidentifikasian terhadap catatan transaksi yang telah dibuat

5 Sehubungan dengan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, untuk menunjang keberhasilan sistem akuntansi Bapak/Ibu telah mengikuti pelatihan yang telah diselenggarakn oleh badan tempat Bapak/Ibu bekerja untuk pencapaian kualitas sistem informasi yang baik 6 Dalam menunjang keberhasilan sistem akuntansi

dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan, semua kegiatan diawali dengan adanya arahan dari pimpinan

2. Budaya Organisasi

No Pernyataan SS S N TS STS

7 Apabila menemukan kendala didalam pekerjaan

Bapak/Ibu sebisa mungkin menyelesaikan masalah yang ada dan apabila tidak bisa mengatasinya Bapak/Ibu akan berkoordinasi dengan pimpinan

8 Untuk kesempurnaan tugas yang dilakukan, Bapak/Ibu melakukan pemeriksaan kembali atas pekerjaan yang telah selesai dilakukan.

9 Dengan menggunakan sistem informasi (sistem terkomputerisasi), Bapak/Ibu menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan lebih cepat

10 Bapak/Ibu menganalisa data/laporan yang diterima dari bagian lain secara detail sebelum melanjutkan tugas dari bagian lain

11 Untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan Bapak/Ibu menggunakan fasilitas sistem informasi (sistem terkomputerisasi) yang telah disediakan

12 Bapak/Ibu melakukan verifikasi data laporan secara detail dari hasil kerja yang dilakukan sebelum menyerahkan tugas yang menjadi tenggung jawab ke atasan

3. Struktur Organisasi

No Pernyataan SS S N TS STS

13 Dalam struktur organisasi terlihat dengan jelas hubungan antara satu bagian dan bagian lain dan masing-masing bagian memiliki wewenang tersendiri

14 Wewenang yang diberikan kepada Bapak/Ibu telah sesuai dengan pekerjaan yang Bapak/Ibu lakukan 15 Seluruh bagian mampu menyelesaikan tugas tanpa


(9)

membebankan tugas tersebut kepada bagian lain 16 Bapak/Ibu menyadari pentingnya bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas dalam satu bagian

17 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu melakukan koordinasi dengan rekan kerja dan pimpinan.

18 Dalam pengambilan keputusan kepala bagian selalu berkoordinasi dengan stafnya untuk mendapatkan keputusan yang paling tepat

4. Sistem Pengendalian Internal

No Pernyataan SS S N TS STS

19 Untuk melaksanakan pengendalian internal Bapak/Ibu ikut berperan aktif didalamnya yaitu dengan ikut mengawasi setiap anggota/staf yang ada dalam lingkungan kerja Bapak/Ibu

20 Apabila menemukan kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh anggota/staf lain, Bapak/Ibu akan segera

melaporkan kepada pimpinan

21 Pimpinan di tempat Bapak/Ibu bekerja ikut terlibat dalam penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan 22 Tempat penyimpanan uang tunai dan juga dokumen

penting pada Badan tempat Bapak/Ibu bekerja sudah sesuai dengan tempat yang memadai

23 Badan tempat Bapak/Ibu bekerja memiliki bagian yang berfungsi sebagai pengawas pengendalian internal 24 Bagian yang berfungsi sebagai pengawas tersebut

memeriksa ketaatan atas kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

No Pernyataan SS S N TS STS

25 Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi Bapak/Ibu bisa menyelesaikan tugas dengan lebih cepat 26 Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi

Bapak/Ibu dapat meningkatkan kinerja Bapak/Ibu 27 Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi

Bapak/Ibu dapat meningkatkan efektivitas kerja Bapak/Ibu

28 Bapak/Ibu merasa penggunaan sistem informasi akuntansi dapat berguna dalam pekerjaan Bapak/Ibu 29 Mudah bagi Bapak/Ibu untuk mempelajari cara

mengoperasikan sistem informasi akuntansi

30 Interaksi Bapak/Ibu dengan sistem informasi akuntansi sangat jelas dan dapat dipahami.

Sumber: Dian Urna, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adam Ibrahim, Indra Wijaya. 2000, Perilaku Organisasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Al-Hiyari, Ahmad. 2013. Factors that Affect Accounting Information System

Implementation and Accounting Information Quality: A Survey in University Utara Malaysia, International Journal: University Utara Malaysia, Malaysia.

Anwar Nasution. 2009. Sistem Perbendaharaan Negara. Jakarta: okezone

Ari Udiyanti, Ni Luh Nyoman, 2014. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Buleleng) Jurnal Penelitian:

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali.

Azhar, Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Lingga Jaya. Bandung Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Barry, Cushway and Derek, Lodge. 1993. Organisational Behaviour and Design. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Belkaoui, A. Riadhi. 2006. Accounting Theory. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Bodnar and William S. Hopwood. 2001. Accounting Information Systems, Eigth

Edition Prentice Hall

_______. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Buku I. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Crosby, P. 1979. Quality is Free: The Art of Making Quality Certain. New York. Carolina, Yenni. 2014. Organizational Factors and Accounting Information

System Quality (Empiric Evidence from Manufacturing Firms in Bandung Indonesia). Research Journal of Finance and Accounting. Vol.5 No.5.

Carolina, Yenni dan Rapina, 2015. Pengaruh Budaya Organisasi dan Struktur

Organisasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Serta Implikasinya pada Kualitas Informasi Akuntansi. Laporan Penelitian:

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(11)

Fikri, M. Ali, 2015. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan,

Kompetensi Aparatur dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB). Jurnal Penelitian: Universitas Mataram, NTB.

Finnegan, David dan Willcocks, Leslie. 2007. Implementing CRM From

Technology to Knowledge. Wiley Series in Informatin Systems.

George M. Scott. 2001. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Diponegoro, Semarang

_______, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gordon, L. A. & Narayanan, V. K. 1984. Management Accounting Systems,

Perceived Environmental, Uncertainty and Organization structure : An Empirical Investigation. Accounting, Organizations and Society. Volume 9

Greenberg, Jerald. 2011. Behavior in Organizations. 10th edition. Pearson Education Limited. England

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

______. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi

Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Indeje, Wanyama G. dan Qin Zheng. 2010. Organizational Culture and

Information Systems Implementation: A Structuration Theory Perspective.

Working Papers on Information Systems. ISSN 1535-6078 10(27).

Indrawijaya, Adam Ibrahim. (2010). Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama.

Iskandar, Deni. 2015. Analysis of Factors Affecting The Success of The

Application of Accounting Information System, International Journal: Padjajaran University, Bandung.

Iskandar Muda, Agus Bagja, 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Survei pada Seluruh Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) PT. PLN (Persero) di Bandung),

Skripsi: Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


(12)

Jogiyanto, Hartono. M. 1997. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Edisi Kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

_______. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E. 2011. Systems analysis and design. 8th

Edition, Prentice Hall

Kusumah A. A, (2012). “Pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada SKPD/OPD

Pemerintahan Kota Tasikmalaya), Skripsi.

Lasoma, Vicky. 2013. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara, Jurnal Penelitian: Universitas Negeri Gorontalo.

Laudon, Kenneth C. dan Laudon, Jane P. 2012. Management Information

Systems-Managing The Digital Firm. 12th Edition. Pearson Prentice Hall

Malayu S. P Hasibuan. 2010. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara. Nabizadeh, Seyed Mohammadali. 2014. Effective Factors on Accounting

Information System Alignment; a Step towards Organizational Performance Improvement, International Journal: Indian Institute of Technology (IIT) Delhi, India.

Nasution, S. (2000) Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta. Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. Ke-2 Nugraheni, Purwaniati dan Imam Subaweh. 2008. Pengaruh penerapan SAP

terhadap kualitas laporan keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis No.1 Vol 13.

Nurani, Heni dan Sumiyati, Euis Eti, 2014. Pengaruh Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey pada Pemerintahan Daerah di Jawa Barat), Jurnal Penelitian: Universitas

Jenderal Achmad Yani, Jawa Barat.

Pramesti, I Gusti Ayu Asri, 2015. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

pada Profitabilitas Dengan Ketidakpastian Tugas Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung), Tesis: Universitas Udayana Denpasar, Bali.

Petrovits, et al. 2011. The Cause and Consequences Of Internal Control Problems


(13)

Rahayu, Siti Kurnia. 2013. The Influence of Organizational Culture and

Organizational Structure To Implementation of Accounting Information System in Public Sector, International Journal: Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Rama, I Putu dan Putra, I Wayan. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.

Rapina. 2014. Factors Influencing The Quality of Accounting Information System

And Its Implications on The Quality of Accounting Information, International Journal: Padjajaran University, Bandung.

Robbins, Stephen dan Judge, Timothy A. 2007. Organizational Behaviour. 12nd ed. New Jersey: Upper Saddle River.

_______. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat. _______. 2009. Organizational Behaviour. International ed. Prentice Hall.

Schein, Edgar H, 2004, Organizational Culture and Leadership, Third Edition, Jossey-Bass Publishers, San Francisco.

Scott, George. 2001. Principles of Management Information System. McGraw Hill NewYork.

Setya Nusa, Inta Budi. 2013. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem

Informasi Akuntansi dan Implikasinya pada Kualitas Informasi (Survey Pada 10 KPP di Kanwil Jawa Barat I), Jurnal Penelitian: Universitas

Komputer Indonesia

Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi dan

Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.

Stair, Ralph M. dan Reynolds, George W. 2010. Principles of Information

Systems. 9th Edition. Course Technology: Boston-USA.

_______. 2011. Principles of Information Systems. Cengage Learning USA: Boston-USA

Stanbury, W. 2003. Accountability to Citizen in The Westminster Model of

Government: More Myth Than Reality. Fraser Institute Digital Publication:

Canada

Suwira, Fein. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Pendanaan di Yogyakarta, Skripsi,


(14)

Tika, H. Moh. Pabundu. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Turban, Efraim dan Volonino, Linda. 2011. Information Technology for

Management - Improving Strategic and Operational Performance. 8th

edition. Wiley & Sons

Tricker, Bob. 1993. Hamessing Information Power. Hongkong University Press Tripambudi, Norman Alvi. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi dan Struktur

Organisasi pada Sistem Informasi Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Kualitas Informasi, Skripsi: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro, Semarang.

Yendrawati, Reni. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Kapasitas

Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Faktor Eksternal Sebagai Variabel Moderating, Jurnal Penelitian:

Universitas Islam Yogyakarta, Yogyakarta.

Wati, Kadek 2014. Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan SAP, dan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Indonesia.

Widayadi, Didi. 2008. Internal Auditor dan Internal Control untuk Good

Government Governance di Indonesia. Bandung: BPKP

Wilkinson, Joseph W. 1989. Accounting Information System: Essential Concepts

And Applications. John Wiley & Sons Inc.

Wilkins, Alan L & William G. Ouchi. 1983. Efficient Cultures: Exploring the

Relationship Between Culture and Organizational Performance.

Administrative Science Quarterly.

Xu. Hong Jiang. 2003. Key Issue of Accounting Information Quality Management:

Australian Case Studies. Industrial Management and Data System,

Australia

_______. 2003, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

_______. 2004, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

_______. 2004, Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antara implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya orgnasisasi, struktur organisasi, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011) menyatakan bahwa populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai kareteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) di Kabupaten Langkat.

Kemudian Erlina (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan kareteristik populasi. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian adalah teknik sensus. Teknik sensus yaitu pengambilan sampel penelitian berdasarkan seluruh populasi yang ada. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh staf yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada BKD (Badan Kepegawaian


(16)

Daerah), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) di Kabupaten Langkat.

3.3 Jenis Data

Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran atas suatu keadaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, cara memperoleh data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada staf pengguna sistem informasi akuntansi pada SKPD yang menjadi objek penelitian dengan pengiriman secara langsung kepada pihak yang bersangkutan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner agar diperoleh data yang relevan, dapat dipercaya, obyektif dan dapat dijadikan landasan dalam proses analisis. Prosedur pengumpulan data melalui metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai Implementasi Standar Akuntansi,Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, Sistem Pengendalian Internal, sehingga dapat dianalisis pengaruhnya terhadap kualitas sistem informasi akuntansi yang ada.

Kuesioner untuk variabel independen dibangun sendiri oleh penulis, untuk kuesiner variabel dependen penulis menggunakan kuesioner yang dibuat oleh Dian Urna (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga). Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara penyebaran langsung kepada pengguna sistem informasi akuntansi pada SKPD yang menjadi objek penelitian.


(17)

Tabel 3.1

Pertanyaan Dengan Skala Interval

Keterangan Kode Skala

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

SS S N TS STS

5 4 3 2 1 3.5 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur dan memanipulasinya. Variabel operasional dalam penelitian ini antara lain:

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat memperngaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

3.5.1.1Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Tujuan diberlakukannya hal tersebut agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah.


(18)

Dengan diterapkannya standar akuntansi pemerintahan yang baik, maka pemerintah daerah akan memiliki kualitas informasi yang baik, karena laporan keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Indikator implementasi standar akuntansi pemerintahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Periode pelaporan 2. Transparansi 3. Evaluasi kinerja

3.5.1.2Budaya Organisasi

Budaya organisasi digambarkan sebagai nilai-nilai dan keyakinan bersama, yang menuntun dan mempengaruhi para anggota organisasi dan mempengaruhi cara anggota organisasi bertindak. Dalam konteks sistem informasi, budaya organisasi adalah pemersatu yang kuat yang menahan konflik politik dan mendorong pemahaman bersama, kesepakatan atas prosedur, dan praktek yang lazim.

Indikator budaya organisasi dalam penelitian ini adalah : 1Inovatif

2. Responsif 3. Orientasi Hasil 4. Kerjasama 5. Agresif


(19)

3.5.1.3Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sebuah sistem formal yang mencerminkan pendistribusian tanggung jawab, tugas dan otoritas yang mengontrol koordinasi aktivitas dari orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi.

Struktur organisasi membantu organisasi untuk mengkoordinasi kinerja melalui pembagian tugas dan komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, struktur organisasi merupakan aset penting organisasi.

Indikator struktur organisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Spesialisasi Kerja

2. Departementalisasi 3. Rantai Komando 4. Rentang kendali

5. Sentralisasi dan Desentralisasi 6. Formalisasi

3.5.1.4Sistem Pengendalian Internal

Laporan keuangan yang memiliki kualitas nilai informasi yang baik, tidak terlepas dari penerapan sistem pengendalian internal yang baik. Melalui sistem pengendalian internal upaya perbaikan kualitas sistem informasi akuntansi pemerintah daerah maupun pusat lebih dipacu agar kedepannya dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Sebab laporan keuangan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian berarti


(20)

laporan tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengambil keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.

Selain itu penerapan sistem pengendalian internal dapat mencegah adanya suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sehingga dapat memperoleh efisiensi, efektifitas, dan dapat mencegah kerugian Negara.

Indikator sistem pengendalian internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian risiko

3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pengawasan

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang utama yang diteliti oleh peneliti dengan tujuan untuk memahami dan mendeskripsikan variabel dependen atau menjelaskan variabilitisnya atau memprediksinya.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas sistem informasi akuntansi yang ada di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab. Langkat


(21)

Untuk mengukur kualitas sistem informasi akuntansi, indikator yang digunakan adalah: persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel

Independen Defenisi Operasional Indikator Penelitian Skala Implementasi

Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Tujuan diberlakukannya hal tersebut agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah.

1. Priode Pelaporan 2. Transparansi 3. Evaluasi Kinerja

Interval

Budaya Organisasi

Budaya organisasi digambarkan sebagai nilai-nilai dan keyakinan bersama, yang menuntun dan mempengaruhi para anggota organisasi dan mempengaruhi cara anggota organisasi bertindak. Dalam sistem informasi, budaya organisasi adalah pemersatu yang kuat yang menahan konflik politik dan mendorong

pemahaman bersama, kesepakatan prosedur, dan

praktek yang lazim.

1. Inovatif 2. Responsif 3. Orientasi Hasil 4. Kerjasama 5. Agresif

6. Stabilitas Kerja


(22)

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan

tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,

kedudukan dan jenis wewenang, bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi

1. Spesialisasi Kerja 2. Departementalisasi 3. Rantai Komando 4. Rentang kendali 5. Sentralisasi dan Desentralisasi 6. Formalisasi

Interval

Variabel

Independen Defenisi Operasional Indikator Penelitian Skala Sistem

Pengendalian Internal

PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian risiko

3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan

komunikasi 5. Pengawasan

Interval

Variabel

Dependen Defenisi Operasional Indikator Penelitian Skala Kualitas

Sistem Informasi Akuntansi

Kualitas sistem informasi akuntansi adalah tingkat baik buruknya sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh suatu organisasi, sistem informasi akuntansi yaitu kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

1. Persepsi Kegunaan 2. Persepsi Kemudahan Pengguanaan


(23)

3.6 Metode Analisis Data

Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengn kuantitatif.

Dalam penelitian ini, karena jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, maka analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantitatifkan data-data penelitian ke dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale).

Metode analisis yang digunakan adalah linear regression. Ghozali (2006) menjelaskan linear regression adalah regresi yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan kemudian dianalisis dengan berbagai uji statistik sebagai berikut:

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi.

3.6.2 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

Uji reliabilitas dan uji validitas dilakukan untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan reliabel dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.


(24)

3.6.2.1 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Azwar (1997), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama.

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one

shot. Pengukuran variabel tersebut dilakukan sekali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Ghozali (2006) mengatakan pada umumnya suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60

3.6.2.2 Uji Validitas

Kesahihan (validity) suatu alat ukut adalah kemampuan alat ukur itu untuk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan perkataan lain alat ukur dapat mengukur indikator-indikator suatu obyek pengukuran. Kesahihan itu perlu sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau bias akan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar.

Untuk melihat apakah instrument tersebut valid, maka dilakukan uji validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing butir pertanyaan terhadap total skor. Bila korelasi antara masing-masing butir terhadap total skor tersebut signifikan maka data tersebut dinyatakan valid.


(25)

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, maka asumsi klasik telah terpenuhi.

3.6.3.1 Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi secara normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dari One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah:

1. Jika hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov di atas tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas

2. Jika hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov di bawah tingkat signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu cara untuk mengetahui


(26)

ada tidaknya multikolinearitas pad asuatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

- Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut

- Jika nilai Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas.

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter Plot dengan ketentuan:

- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. - Jika tidak ada pola yang kelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.3.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada korelasi antar variabel dependen. Untuk melihat hasil uji ini digunakan uji Durbin Watson (DW). Ketentuan pengambilan keputusan yaitu:

Jika DW > batas atas (du), maka tidak ada autokorelasi Jika DW < batas bawah (dl), maka terjadi autokorelasi


(27)

Jika dl < DW < du, maka tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak.

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Metode analisis linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Pengolahan data akan dilakukan dengan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan koefisien determinasi dan uji T.

3.6.4.1 Koefisien determinasi

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar.

3.6.4.2 Uji T (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2011), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut:

H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.


(28)

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

3.6.5 Sumbangan Efektif

Untuk mengidentifikasi berapa sumbangan efektif masing-masing variabel independen yaitu implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya organisasi, struktur oganisasi dan sistem pengendalian internal, dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Widhiarso dalam diktat statistika inferensial.

SEx = Sumbangan efektif variabel x

bx = koefisien b variabel x

CP = cross product variabel x

regression = nilai regresi


(29)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Badan Kepegawaian Daerah

Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Langkat dirumuskan, ditetapkan sebagai berikut: “Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan dukungan sumber daya aparatur yang berkompetensi dan professional”

Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Langkat yaitu:

1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan administrasi umum kepegawaian

2. Meningkatkan pembinaan dan kesejahteraan pegawai dengan dukungan penyajian data dan informasi

3. Meningkatkan sumber daya aparatur melalui peningkatan pendidikan, pelatihan dan kursus keterampilan

4.1.2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Visi Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Langkat: “Terwujudnya perencanaan dan pengendalian program pembangunan yang berkualitas, sinergis dan akuntabel”

Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Langkat yaitu: 1. Meningkatkan kualitas dan sinergitas perencanaan pembangunan


(30)

2. Mewujudkan sinergitas penyelenggaraan monitoring dan evaluasi dalam pengendalian pelaksanaan pembangunan.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian untuk bahan perencanaan pembangunan daerah.

4. Meningkatkan pelayanan data dan informasi pembangunan daerah. 5. Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya perencana.

4.1.3 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Adapun visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Langkat, dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut:“Terwujudnya sistem pengelolaan keuangan dan asset daerah yang berkualitas berbasis teknologi informasi”.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Langkat menetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan sinergitas pengelolaan keuangan dan asset daerah

2. Meningkatkan sistem pengendalian intern dalam rangka pengelolaan keuangan dan asset daerah.

3. Membangun sarana dan prasarana serta pengembangan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya pengelola keuangan dan asset daerah


(31)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah staf pengguna sistem informasi akuntansi pada tiga SKPD Kabupaten Langkat yaitu BKD (Badan Kepegawaian Daerah), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah).

Kuesioner yang penulis bagikan kepada responden sejumlah 44 kuesioner yang dibagikan kepada staf yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada tiga SKPD tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 04 April 2016 sampai dengan 12 April 2016.

Berikut karakteristik responden yang dikelompokkan berdasarkan SKPD, jenis kelamin dan usia responden.

Tabel 4.1

Pengelompokan Responden Berdasarkan SKPD

Alternatif Jawaban Frekuensi % Badan Kepegawaian Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

11 10 24

24.4 22.2 53.4

Total 45 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa responden tiap SKPD yaitu Badan Kepegawaian Daerah sebanyak 11 orang (24.4%), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebanyak 10 orang (22.2%) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebanyak 24 orang (53.4%).


(32)

Tabel 4.2

Pengelompokkan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Alternatif Jawaban Frekuensi %

Pria Wanita

31 14

68.9 31.1

Total 45 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.2 menunjukkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Pada tabel tersebut menggambarkan bahwa responden yang paling banyak berjenis kelamin pria yaitu 31 orang (68.9%), sedangkan wanita sebanyak 14 orang (31.1%)

Tabel 4.3

Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia Alternatif Jawaban Frekuensi % <25 Tahun

25-34 Tahun 35-45 Tahun >45 Tahun

4 10 15 16

8.9 22.2 33.3 35.6

Total 45 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan komposisi responden berdasarkan usia responden. Responden yang berusia dibawah 25 tahun sebanyak 4 orang (8.9%), berusia 25-34 tahun sebanyak 10 orang (22.2%), berusia 35-45 tahun sebanyak 15 orang (33.3%) dan berusia diatas 45 tahun sebanyak 16 orang (35.6%)


(33)

Tabel 4.4

Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Alternatif Jawaban Frekuensi %

S1 S2 Lainnya (SMA) 33 7 5 73.3 15.6 11.1

Total 45 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir responden. Responden yang berpendidikan akhir S1 sebanyak 33 orang (73.3%), berpendidikan akhir S2 sebanyak 7 orang (15.6%), dan berpendidikan akhir SMA sebanyak 5 orang (11.1%).

4.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Informasi tentang statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Range Min. Max. Mean Std. Deviation Independen1

Independen2 Independen3 Independen4 Dependen

Valid N (listwise)

45 45 45 45 45 45 10 10 9 10 8 20 20 21 18 22 30 30 30 28 30 25.64 25.36 25.44 21.62 25.80 3.083 2.978 2.951 2.964 2.232


(34)

Berdasarkan Tabel 4.5, variabel independen1 (Implementasi Standar Akuntansi) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 25.64 dengan nilai minimum 20 dan nilai maksimum 30. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang cukup tinggi terhadap Implementasi Standar Akuntansi.

Independen2 (Budaya Organisasi) memiliki nilai rata-rata sebesar 25,36 dengan nilai minimum 20 dan nilai maksimum 30. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang cukup tinggi terhadap budaya organisasi.

Independen3 (Struktur Organisasi) memiliki nilai rata-rata sebesar 25.44 dengan nilai minimum 21 dan nilai maksimum 30. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang cukup tinggi terhadap struktur organisasi.

Independen4 (Sistem Pengendalian Internal) memiliki nilai rata-rata sebesar 21.62 dengan nilai minimum 18 dan nilai maksimum 28. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang cukup tinggi terhadap sistem pengendalian internal.

Dependen (Kualitas Sistem Informasi Akuntansi) memiliki nilai rata-rata sebesar 25.80 dengan nilai minimum 22 dan nilai maksimum 30. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD di Kabupaten Langkat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa responden (sampel) yang digunakan sudah layak untuk menunjukkan fenomena yang diteliti dalam penelitian ini.


(35)

4.4 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas 4.4.1 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot.

Pengukuran variabel tersebut dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Ghozali (2006) mengatakan pada umumnya suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Budaya Organisasi

Struktur Organisasi

Sistem Pengendalian Internal

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

0.848 0.826 0.809 0.736 0.691

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.6, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,6 sehingga alat ukur dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.4.2 Uji Validitas

Kesahihan (validity) suatu alat ukut adalah kemampuan alat ukur itu untuk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan perkataan lain alat ukur dapat mengukur indikator-indikator suatu obyek pengukuran. Kesahihan itu perlu


(36)

sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau bias akan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar.

Untuk melihat apakah instrument tersebut valid, maka dilakukan uji validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing butir pertanyaan terhadap total skor. Bila korelasi antara masing-masing butir terhadap total skor tersebut signifikan maka data tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan

Item r Rtabel Keterangan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 0.767 0.755 0.783 0.748 0.786 0.701 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil Tabel 4.7, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel implementasi standar akuntansi pemerintahan lebih besar dari nilai rtabel 0.294 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner implementasi standar akuntansi pemerintahan valid.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi

Item r rtabel Keterangan

P7 P8 P9 P10 P11 P12 0.443 0.689 0.748 0.883 0.834 0.772 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data


(37)

Berdasarkan hasil Tabel 4.8, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel budaya organisasi lebih besar dari nilai rtabel 0.294 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner budaya organisasi valid.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Struktur Organisasi

Item r Rtabel Keterangan

P13 P14 P15 P16 P17 P18 0.765 0.748 0.772 0.686 0.661 0.715 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil Tabel 4.9, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel struktur organisasi lebih besar dari nilai rtabel 0.294 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner struktur organisasi valid.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal

Item r rtabel Keterangan

P19 P20 P21 P22 P23 P24 0.714 0.661 0.441 0.677 0.830 0.614 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil Tabel 4.10, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel sistem pengendalian internal lebih besar dari nilai rtabel 0.294 sehingga semua pernyataan dalam kuesioner sistem pengendalian internal valid.


(38)

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Item R rtabel Keterangan

P25 P26 P27 P28 P29 P30 0.498 0.469 0.717 0.587 0.738 0.702 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil Tabel 4.11, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan dalam variabel kualitas sistem informasi akuntansi lebih besar dari nilai rtabel 0.294 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner kualitas sistem informasi akuntansi valid.

4.4.3 Uji Asumsi Klasik 4.4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Penulis memilih One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test karena hasil dari uji ini lebih relevan daripada

melakukan uji grafik.

Dalam uji One-Sampe Kolmogorov-Smirnov Test, suatu data dikatakan

memiliki distribusi normal jika nilai signifikansi atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2006:147). Jadi, pengambilan keputusan dalam test ini berdasarkan:

1. Jika hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov diatas tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.


(39)

2. Jika hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov dibawah tingkat signifikansi 0.05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil Uji Normalitas disajikan pada Tabel 4.12 sebagai berikut. Tabel 4.12

Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual N

Normal Parametersa..b Mean

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute

Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

45 .0000000 1.27092402 .148 .084 -.148 .990 .281 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.281 lebih besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.4.3.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

- Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut


(40)

- Jika nilai Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)

Independen1 Independen2 Independen3 Independen4

.834 .845 .924 .830

1.199 1.184 1.082 1.204 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada interaksi variabel implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya organisasi, struktur organisasi, sistem pengendalian internal dan kualitas sistem informasi akuntansi.

4.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:

- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.


(41)

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari output uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

4.4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada korelasi antar variabel dependen. Untuk melihat hasil uji ini digunakan uji Durbin-Watson (DW). Ketentuan pengambilan keputusan yaitu:

- Jika DW > batas atas (du), maka tidak ada autokorelasi - Jika DW < batas bawah (dl), maka terjadi autokorelasi


(42)

Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.674

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji autokorelasi menghasilkan nilai Durbin-Watson sebesar 1.674. Untuk batas atas du = 1.720 dan nilai batas bawah dl = 1.335. Karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas bawah dan lebih kecil dari batas atas (dl < DW < du), maka tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak.

4.4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.4.1 Uji Koefisien determinasi

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar. Nilai R2 dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Std. Error of the Estimate

1 .822 .676 1.333


(43)

Berdasarkan tabel 4.15, besarnya nilai R Square adalah 0.676 yang berarti sebesar 0.676 atau (67.6%) variabel independen yaitu implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya organisasi, struktur organisasi dan sistem pengendalian internal mampu menjelaskan kualitas sistem informasi akuntansi. Sedangkan sisanya sebesar 32.4% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

4.4.4.2 Uji T (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2011), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut:

- H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

- H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi t statistik < 0,05 atau thitung > ttabel atau thitung < ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.


(44)

Tabel 4.16 Hasil Uji T (Parsial)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig B Std. Error Beta

(Constant) Independen1 Independen2 Independen3 Independen4 2.892 .272 .299 .161 .197 2.651 .071 .073 .071 .074 .376 .400 .213 .261 1.091 3.809 4.079 2.270 2.643 .282 .000 .000 .029 .012 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.16, hasil analisis uji regresi menyatakan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan (Independen1), budaya organisasi (Independen2), struktur organisasi (Independen3) dan sistem pengendalian internal (Independen4) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas sistem informasi akuntansi, berpengaruh positif dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel yang bernilai positif, sementara untuk melihat signifikansi dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi dengan 0.05, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan pada variabel dependen.

Tingkat signifikansi untuk implementasi standar akuntansi pemerintahan (Independen1) sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta

unstandardized coefficient independen1 bernilai positif yaitu 0.272. Hasil ini

menunjukkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi.

Tingkat signifikansi untuk budaya organisasi (Independen2) sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient


(45)

independen2 bernilai positif yaitu 0.299. Hasil ini juga menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi.

Tingkat signifikansi struktur organisasi (Independen3) sebesar 0.029 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient independen3 bernilai positif yaitu 0.161. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi.

Tingkat signifikansi untuk sistem pengendalian internal (Independen4) sebesar 0.012 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized

coefficient independen4 juga bernilai positif yaitu sebesar 0.197. Sehingga hasil

ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi.

4.4.5 Sumbangan Efektif

Peneliti kemudian ingin mengidentifikasi berapa sumbangan efektif masing-masing variabel independen terhadap kualitas sistem informasi akuntansi. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya organisasi, struktur oganisasi dan sistem pengendalian internal. Sumbangan efektif tiap variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Widhiarso dalam diktat statistika inferensial.


(46)

bx = koefisien b variabel x

CP = cross product variabel x

regression = nilai regresi

R2 = sumbangan efektif total

Untuk mencari nilai cross product implementasi standar akuntansi pemerintahan, budaya organisasi, struktur oganisasi dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 4.2 Tabel Correlations

Berdasarkan tabel correlation diatas dapat dilihat nilai cross product untuk implementasi standar akuntansi adalah 183.800, cross product untuk budaya


(47)

untuk sistem pengendalian internal 141.600. Selain cross product kita harus mengetahui nilai R2, regression dan nilai koefisien b tiap variabel. Nilai R2, regression

dan nilai koefisien b tiap variabel dapat dilihat dalam tabel berikut.

Gambar 4.3 Tabel Model Summary

Gambar 4.4 Tabel ANOVA

Gambar 4.5 Tabel Cofficients


(48)

Pada tabel Model Summary dapat dilihat nilai R2 sebesar 0.676 atau 67.6%, nilai regression pada tabel ANOVA sebesar 148.129 dan nilai koefisien b tiap variabel dapat dilihat pada tabel coefficients. Untuk menghitung sumbangan efektif variabel independen1 (implementasi standar akuntansi pemerintahan) terhadap kualitas sistem informasi akuntansi maka rumusnya sebagai berikut.

Setelah dilakukan perhitungan diketahui jumlah sumbangan efektif impementasi standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 22.8%, sumbangan efektif budaya organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi dihitung dalam rumus berikut.

Setelah dilakukan perhitungan diketahui jumlah sumbangan efektif budaya organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 24.9%, sedangkan sumbangan efektif struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi dihitung dalam rumus berikut.

Setelah dilakukan perhitungan diketahui jumlah sumbangan efektif struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 7.2%, struktur organisasi memiliki nilai sumbangan efektif yang paling rendah dari variabel independen yang lainnya dalam penelitian ini. Yang terakhir sumbangan efektif sistem pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi dihitung dalam rumus berikut.


(49)

Diketahui jumlah sumbangan efektif sistem pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 12.7%. untuk lebih jelasnya masing-masing sumbangan efektif variabel independen terhadap kualitas sistem iinformasi akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.17

Sumbangan Efektif Tiap Variabel Independen Variabel Independen Sumbangan Efektif Independen1

Independen2 Independen3 Independen4

22.8% 24.9% 7.2% 12.7%

Total 67.6%


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian ini, maka penulis dapat membuat beberapa kesimpulan mengenai analisis faktor yang mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat sebagai berikut:

1. Tingkat signifikansi untuk implementasi standar akuntansi pemerintahan sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta

unstandardized coefficient bernilai positif yaitu 0.272. Hasil ini

menunjukkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat. Jumlah sumbangan efektif impementasi standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 22.8%. Yaitu apabila implementasi standar akuntansi pemerintahan naik sebesar 1, maka hal ini akan mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat yang juga akan naik sebesar 0.228 atau 22.8%

2. Budaya organisasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi budaya koefisien beta unstandardized coefficient yang organisasi sebesar 0.000


(51)

yang lebih kecil dari 0.05. Dan juga nilai bernilai positif yaitu 0.299. Untuk jumlah sumbangan efektif, budaya organisasi merupakan penyumbang pengaruh yang paling besar terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat yaitu sebesar 24.9%.

3. Tingkat signifikansi struktur organisasi sebesar 0.029 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai positif yaitu 0.161. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat. Jumlah sumbangan efektif struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 7.2%, struktur organisasi memiliki nilai sumbangan efektif yang paling rendah dari variabel independen yang lainnya dalam penelitian ini.

4. Tingkat signifikansi untuk sistem pengendalian internal sebesar 0.012 juga lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient juga bernilai positif yaitu sebesar 0.197. Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat. Diketahui jumlah sumbangan efektif sistem pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi adalah sebesar 12.7%.


(52)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan analisis faktor yang mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut:

1. Budaya organisasi merupakan variabel yang memiliki sumbangan efektif yang paling tinggi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat yaitu sebesar 24.9%. Maka dari itu, diharapkan BKD, BAPPEDA maupun BPKAD Kabupaten Langkat dapat meningkatkan dan menjaga budaya organisasi yang terdapat dalam lingkungan organisasinya untuk dapat meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi pada SKPD tersebut.

2. Kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA maupun BPKAD Kabupaten Langkat sudah dapat dikatakan baik, namun untuk memaksimalkan kualitas informasi masih dibutuhkan peningkatan bukan hanya pada budaya organisasinya, namun juga diperlukan peningkatan pada implementasi standar akuntansi pemerintahan, struktur organisasi dan juga sistem pengendalian internal.

3. Untuk BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat diharapkan dapat meningkatkan fungsi website yang dimiliki masing-masing badan agar informasi yang ada pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD Kabupaten Langkat dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Defenisi Kualitas

Defenisi kualitas yang paling sering disebutkan bahwa kualitas merupakan kemampuan mencapai tujuan dan penyesuaian kebutuhan antara pengguna dan pelanggan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Ketika mendengar kata “kualitas”, kita bisa membayangkan suatu produk atau jasa yang memenuhi bahkan melebihi yang kita harapkan. Crosby (1979) menyatakan bahwa quality is conformance to requirements.

2.1.1.2 Defenisi Sistem

Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu lembaga atau instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja lembaga atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini: “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu” (Jogiyanto 2005). Masih dalam buku Analisia dan Desain Sistem Informasi karangan jogiyanto


(54)

menerangkan: “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

2.1.1.3 Defenisi Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan.

Menurut Scott dalam buku Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen pengertian sistem informasi adalah: “Sistem informasi adalah sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi” (Scott 2001)

Sedangkan definisi dari Jogiyanto sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan” (Jogiyanto 2005)

Pengertian Informasi selalu dikaitkan dengan data, namun arti dari masing-masing kata dalam pengertian tersebut berbeda. Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan untuk mengambil keputusan.

Informasi dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya utama yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena peran informasi


(55)

yang sangat penting baik bagi pihak manajemen (intern) maupun pihak-pihak eksternal yang berkepentingan dengan perusahaan.

Bodnar & Hopwood (2006) mendefinisikan bahwa informasi merupakan suatu data yang diorganisasi, yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.

2.1.1.4 Defenisi Akuntansi

Sedangkan akuntansi merupakan bahasa dari bisnis. Setiap organisasi menerapkannya sebagai alat komunikasi. Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokkan (classyfing), perangkuman (summarizing) dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi yang terjadi. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerbitan laporan-laporan akuntansi.

2.1.1.5 Defenisi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Setelah mengetahui defenisi-defenisi dari kualitas, sistem, informasi dan akuntansi, para ahli mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Widjajanto yang menjelaskan sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001) “an accounting information system

is a collection of resources, such as people an equipment, design to transform

financial and other data into information to a variety of decision makers


(56)

Menurut Hall (2001) “Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga subsistem, yaitu transaction processing system, general

ledger/financial reporting system, management reporting system”.

Defenisi-defenisi tersebut menjelaskan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi adalah tingkat baik buruknya sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh suatu organisasi, sistem informasi akuntansi yaitu kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Kualitas sistem informasi akuntansi dalam penelitian ini diukur dengan teori Technology Acceptance Model (TAM) dengan indikatornya yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived

ease of use). Technical Acceptance Model (TAM) adalah sebuah teori yang

meniali kualitas sistem informasi akuntansi berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya sikap terbaik terhadap sistem dan kemudian dapat menerima serta menerapkan sistem tersebut. Dalam TAM terdapat dua indikator, yaitu: Persepsi kegunaan (Perceived usefulness) dan Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use)

Davis mengartikan Perceived usefulness sebagai tindakan dimana seseorang berfikir bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan Perceived ease of use diartikan sebagai tingkatan seseorang mempercayai bahwa menggunakan teknologi hanya memerlukan sedikit usaha.


(57)

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi 2.1.2.1 Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh pemerintah pusat/daerah dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang baik dan berkualitas. Tujuan penerapan standar akuntansi menurut Belkaoui (1985) adalah menghasilkan informasi keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat dibandingkan. Untuk keperluan tersebut Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 ayat 2005 sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk dapat meningkatkan kwlitas laporan keuangan bagi pemerintah.

Sebagaimana dalam pasal 1 ayat 4 dalam PP No. 24 tahun 2005 menyatakan bahwa: Standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah” Penerapan standar akuntansi pemerintahan merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas dalam penggelolaan laporan keuangan daerah melalui penyajian informasi keuangan yang berkualitas. standar akuntansi pemerintahan juga memiliki kekuatan hukum sehingga konsekuensinya setiap pemerintahan daerah wajib membuat laporan keuangan.Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 184 ayat 1 dan 3 menyatakan bahwa: “laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan dalam peraturan pemerintah”


(58)

Kemudian dalam pasal 56 UU No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara menyebutkan bahwa: “laporan keuangan yang harus dibuat di setiap unit kerja adalah laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus kas adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah.”

Sistem akuntansi yang digunakan pada akuntansi pemerintah daerah adalah sistem desentralisasi. Bastian (2005) mendefinisikan desentralisasi sebagai perpindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan pemerintah, manajemen, dan pengambil keputusan dari tingkat nasional ke tingkat daerah.

Dalam struktur lembaga atau instansi pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan entitas akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja. Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, asset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) berdasarkan dokume-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.

Indikator yang digunakan untuk implementasi standar akuntansi pada penelitian ini adalah:

1. Periode pelaporan

Periode pelaporan dalam standar akuntansi sangat menetukan berkualitas atau tidaknya informasi yang dituangkan ke dalam laporan keuangan. Tepat waktu, yaitu jika informasi yang disajikan tersebut bertepatan pada saat informasi tersebut dibutuhkan, sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan


(59)

keputusan. Dalam standar akuntansi pemerintahan laporan keuangan harus dibuat setiap satu periode akuntansi.

2. Transparansi

Transparansi yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan

3. Evaluasi kinerja

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan organisasi dan juga untuk mengetahui posisi organisasi dan tingkat pencapaian sasaran organisasi, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.

2.1.2.2 Budaya Organisasi

Menurut Wilkins dan Ouchi mendefinisikan budaya organisasi yaitu: “Budaya sebagai sesuatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial dalam pengertian ini mungkin berupa negara, kelompok etnis tertentu, desa di daerah, atau sebuah organisasi. (Indrawijaya, 2010)

Menurut Cushway dan Lodge (2000), menyatakan bahwa Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.


(60)

Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan, terkait dengan masalah-masalah tersebut (Tika, 2010)

Soedjono (2005) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem informasi yang meliputi penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya, budaya organisasi juga dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat.

Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Tampubolon (2008) menyimpulkan indikator budaya organisasi menjadi 6 yaitu:


(61)

Inovatif memperhitungkan risiko, norma yang dibentuk beradasarkan kesepakatan menyatakan bahwa setiap karyawan akan memberikan perhatian yang sensitif terhadap segala permasalahan yang mungkin dapat membuat resiko kerugian bagi kelompok dan oragnisasi secara keseluruhan. Perilaku karyawan yang demikian dibentuk apabila berdasarkan kesepakatan bersama sehingga secara tidak langsung membuat rasa tanggung jawab bagi karyawan untuk melakukan tindakan mencegah terjadi kerugian secara konsisten. Kerugian ini lebih pada waktu, dari rasa sensitifnya karyawan dapat mengantisipasi risiko yang mengakibatkan kerugian lain, seperti merusak nama baik perusahaan yang kemungkinan larinya konsumen ke produk lain.

2. Responsif

Memberi perhatian pada setiap masalah secara detail, memberikan perhatian pada setiap masalah secara detail di dalam melakukan pekerjaan akan mengambarkan ketelitian dan kecermatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sikap yang demikian akan menggambarkan tingkat kualitas pekerjaan yang sangat tinggi. Apabila semua karyawan memberikan perhatian secara detail terhadap semua permasalahan yang ada dalam pekerjaaan, maka tingkat penyelesaian masalah dapat digambarkan menjadi suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan demikian kepuasan konsumen akan terpenuhi.

3. Orientasi Hasil

Berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai, supervisi seorang manejer terhadap bawahannya merupakan salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan memberdayakan staf. Melalui supervisi dapat diuraikan tujuan organisasi dan


(62)

kelompok serta anggotanya, dimana tujuan dan hasil yang hendak dicapai. Apabila persepsi bawahan dapat dibentuk dan menjadi satu kesatuan didalam melakukan tugas untuk mencapai hasil. Dengan demikian semua karyawan berorientasi pada pencapaian tujuan/hasil.

4. Kerjasama

Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan, keberhasilan atau kinerja organisasi salah satunya ditentukan ke kompakan tim kerja, di mana kerjasama tim dapat dibentuk jika manajer dapat melakukan supervisi dengan baik. Kerjasama tim yang dimaksud adalah setiap karyawan bekerjasama dalam persepsi dan sikap yang sama didalam melakukan pekerjaannya dan secara tidak langsung, sesama karyawan akan selalu memeerhatikan permasalahan yang dihadapi masing-masing. Dengan demikian karyawan selalu berorientasi kepada sesama agar dapat tercapai target tim dan organisasi.

5. Agresif

Agresif dalam bekerja, produktivitas yang tinggi dapat dihasilkan apabila performa karyawan dapat memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya. Performa yang baik dimaksudkan antara lain: kualifikasi keahlian (ability and skill) yang dapat memenuhi persyaratan produktivitas serta harus diikuti dengan disiplin dan kerajinan yang tinggi. Apabila kualifikasi ini telah di penuhi, maka masih dibutuhkan ketahanan fisik dan keagresifan karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik.


(63)

Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja, performa yang baik dari karyawan harus didukung oleh kesehatan yang prima. Performa yang baik tidak akan dapat tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak dalam kondisi kesehatan yang prima. Kesehatan yang prima akan membentuk stamina yang prima, dengan stamina yang prima akan terbentuk ketahanan fisik yang akurat (endurance) dan stabil, serta dengan endurance yang prima, maka karyawan akan dapat mengendalikan (drive) semua pekerjaan dengan baik. Dengan tingkat pengendalian yang prima, menggambarkan performa karyawan tetap prima dan stabilitas kerja dapat dipertahankan.

2.1.2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya, maka logis jika strategi dan struktur harus terkait erat, jika manajemen melakukan perubahan terhadap organisasi maka struktur organisasi pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini (Robins dan Judge, 2007).

Pengertian Struktur Organisasi menurut Hall (2007) adalah : “Struktur Organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntanbilitas diseluruh perusahaan. Perusahaan mencapai tujuan umumnya dengan menetapkan tujuan keuangan yang dapat diukur untuk unit operasionalnya. Pemahaman atas pola distribusi, tanggung jawab, otoritas, dan akuntanbilitas sangat penting untuk menilai kebutuhan informasi para pengguna”.

Pengertian Struktur Organisasi menurut Hasibuan (2010): “Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi,


(1)

vi Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 19 April 2016 Penulis,

Muhammad Yunus NIM : 120503043


(2)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 10

2.1.1.1 Defenisi Kualitas ... 10

2.1.1.2 Defenisi Sistem ... 10

2.1.1.3 Defenisi Informasi ... 11

2.1.1.4 Defenisi Akuntansi... 12

2.1.1.5 Defenisi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 12

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 14

2.1.2.1 Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan ... 14

2.1.2.2 Budaya Organisasi ... 16

2.1.2.3 Struktur Organisasi ... 20

2.1.2.4 Sistem Pengendalian Internal ... 24

2.2 Kerangka Konseptual ... 28

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Jenis Data ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Definisi Operasional... 36

3.5.1 Variabel Independen ... 36

3.5.1.1 Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan ... 36

3.5.1.2 Budaya Organisasi ... 37

3.5.1.3 Struktur Organisasi ... 38

3.5.1.4 Sistem Pengendalian Internal ... 38

3.5.2 Variabel Dependen ... 39

3.6 Metode Analisis Data ... 42


(3)

viii

3.6.2 Uji Reliabilitas dan Validitas ... 42

3.6.2.1 Uji Reliabilitas ... 43

3.6.2.2 Uji Validitas ... 43

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 43

3.6.3.1 Uji Normalitas ... 44

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas ... 44

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 45

3.6.3.4 Uji Autokorelasi ... 45

3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 46

3.6.4.1 Koefisien Determinasi ... 46

3.6.4.2 Uji T (Uji Parsial) ... 46

3.6.5 Sumbangan Efektif ... 47

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 48

4.1.1 Badan Kepegawaian Daerah ... 48

4.1.2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 48

4.1.3 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.3 Statistik Deskriptif ... 52

4.4 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas ... 54

4.4.1 Uji Reliabilitas ... 54

4.4.2 Uji Validitas ... 54

4.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.4.3.1 Uji Normalitas ... 57

4.4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 58

4.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 59

4.4.3.4 Uji Autokorelasi ... 60

4.4.4 Pengujian Hipotesis ... 61

4.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi ... 61

4.4.4.2 Uji T (Uji Parsial) ... 62

4.4.5 Sumbangan Efektif ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(4)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Pertanyaan Dengan Skala Interval ... 36

3.2 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 40

4.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan SKPD ... 50

4.2 Pengelompokkan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ... 51

4.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 52

4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 52

4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 54

4.7 Hasil Uji Validitas Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan ... 55

4.8 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi ... 55

4.9 Hasil Uji Validitas Struktur Organisasi ... 56

4.10 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal ... 56

4.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 57

4.12 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 58

4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59

4.14 Hasil Uji Autokorelasi ... 61

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 61


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.2 Tabel Correlations ... 65

4.3 Tabel Model Summary ... 66

4.4 Tabel ANOVA ... 66


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77 2 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Implementasi Standar

Akuntansi Pemerintahan ... 77 3 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Budaya Organisasi ... 78 4 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Struktur Organisasi ... 79 5 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Sistem Pengendalian

Internal ... 80 6 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi ... 81 7 Hasil Uji Normalitas ... 82 8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 82 9 Hasil Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 82 10 Hasil Uji T (Uji Parsial) ... 82 11 Kuesioner Penelitian ... 83