Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, RETURN ON EQUITY, DEBT
TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
NAMA : ROSITA ALIA
NIM : 070503031
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember 2010
Yang membuat pernyataan,
Rosita Alia NIM: 070503031
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(4)
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.
5. Ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua Ali Azhar dan Rabani dan saudara-saudara saya, Reni Azriani, Amd dan Ratna Sari Dewi S,Sos dan juga Mhd. C. Syahtarqi, Amd beserta keponakan saya tercinta, Mhd. Farqah Aqil Syahtarqi dan teman-teman yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Desember 2010 Penulis,
Rosita Alia NIM : 070503031
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu bukti empiris mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009. Adapun variabel lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio sebagai variabel X dan profitabilitas sebagai variabel Y. data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan tehadap profitabilitas. Secara parsial perputaran piutang, perputaran persediaan dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran modal kerja, return on equity, dan debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan.
Kata kunci : Perputaran Modal Kerja (WTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Asset (ROA)
(6)
ABSTRACT
The objective of this research is to provide an empirical evidence about working capital turnover on profitability in real estate and property company listed in Indonesia Stock Exchange in 2007 untill 2009. As for other variables with this research is receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio as variable X and profitability as variable Y. data that used are the financial statements of each sample company, which was published through the Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Analysis method which has been used for this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. This research is implemented to 20 real estate and property company.
The result of this research is confirm that working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio and debt to asset ratio give the simultaneous influence with is significant to profitability. Examined with partially method receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio didn’t have a significant influence to profitability. But working capital turnover, return on equity and debt to equity ratio did have a significant influence to profitability.
Keywords: Working Capital Turnover (WTO), Reeceivable Turnover (RTO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Asset (ROA)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D.. Manfaat Penelitian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja………... b. Jenis-Jenis Modal Kerja……….. c. Fungsi Modal Kerja………. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja... 2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)………
i ii iv v vi ix x xi 1 6 6 6 7 9 10 11 11
(8)
3. Rasio Aktivitas ………... a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)………... b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)……….. 4. Rasio Solvabilitas………
a. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)………… b. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)…………. 5. Profitabilitas………..
a. Pengertian Profitabilitas……….. b. Jenis-Jenis Profitabilitas………. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... C. Kerangka Konseptual
1. Kerangka Konseptual………. 2. Hipotesis Penelitian……….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Jenis Data ... D. Metode Pengumpulan Data ... E. Variabel Penelitian ... F. Metode Analisis Data... G. Jadwal Penelitian...
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian ... 12 12 13 13 13 14 14 14 15 17 21 23 24 24 27 28 28 31 36 37
(9)
B. Pengujian Asumsi Klasik………. 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Heterokedatisitas ... 3. Uji Autokorelasi ... 4. Uji Multikolinieritas ... C. Pengujian Hipotesis...
1. Uji Koefisien Determinasi ... 2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 3. Uji Signifikan Parsial (Uji T)………... D. Pembahasan Hasil Penelitian………...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... B. Keterbatasan ... C. Saran……….
DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...
38 39 41 43 44 45 45 46 48 52
54 54 55
56 58
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1
Halaman
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tinjauan Penelitian Terdahulu ... Daftar Populasi Perusahaan ... Daftar Sampel Perusahaan ... Jadwal Penelitian ... Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas ... Hasil Uji Autokorelasi ... Hasil Uji Multikolinearitas... Hasil Uji Koefisien Determinasi ... Hasil Uji F ... Hasil Uji T ...
17 26 27 36 37 41 43 45 46 47 49
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1
Halaman
Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3
Kerangka Konseptual ...
Histogram Uji Normalitas...
Grafik Normal P-P Plot... Scatterplot...
21 39 40 42
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran i
Halaman
Lampiran ii Lampiran iii Lampiran iv Lampiran v Lampiran vi Lampiran vii Lampiran viii
Populasi dan Sampel Penelitian ... Data Penelitian ... Statistik Deskriptif ... Uji Normalitas ... Uji Heterokedastisitas ... Uji Autokorelasi ... Uji Multikolinearitas ... Uji Hipotesis ...
70 78 68 67 70 71 71 72
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu bukti empiris mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009. Adapun variabel lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio sebagai variabel X dan profitabilitas sebagai variabel Y. data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan tehadap profitabilitas. Secara parsial perputaran piutang, perputaran persediaan dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran modal kerja, return on equity, dan debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan.
Kata kunci : Perputaran Modal Kerja (WTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Asset (ROA)
(14)
ABSTRACT
The objective of this research is to provide an empirical evidence about working capital turnover on profitability in real estate and property company listed in Indonesia Stock Exchange in 2007 untill 2009. As for other variables with this research is receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio as variable X and profitability as variable Y. data that used are the financial statements of each sample company, which was published through the Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Analysis method which has been used for this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. This research is implemented to 20 real estate and property company.
The result of this research is confirm that working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio and debt to asset ratio give the simultaneous influence with is significant to profitability. Examined with partially method receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio didn’t have a significant influence to profitability. But working capital turnover, return on equity and debt to equity ratio did have a significant influence to profitability.
Keywords: Working Capital Turnover (WTO), Reeceivable Turnover (RTO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Asset (ROA)
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat memungkinkan perusahaan berfungsi secara ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan untuk beroperasi.
(16)
Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi sehingga hutang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun, adakalanya perputaran modal kerja yang tinggi bukan berarti efektif akan tetapi sebagai akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah.
Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Pengelolaan modal kerja sangat penting karena menyangkut penetapan kebijakan modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan modal kerja tersebut dalam operasi sehari-hari. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan
(17)
investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar. Terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin besar. Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
(18)
Dari hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin meningkat. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur merupakan salah satu faktor yang penting untuk menilai profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya penjualan, total aktiva maupun modal sendiri sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa dalam perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara kontinu.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.
Penelitian mengenai modal kerja sebelumnya dilakukan oleh Yanthi Ruth Pasaribu dan Seprina Ruleta. Hasil penelitian Yanthi (2009) menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi jika secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap operating profit margin. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Ruleta (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
(19)
Industri Property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan real estate dan property di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui pengelolaan sumber dayanya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumber daya tersebut.
Salah satu perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah Jaya Real Property Tbk dimana perputaran modal kerja yang dinilai dari tahun 2007 sampai tahun 2009 semakin meningkat. Yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,87 tahun 2008 sebesar 5,53 dan tahun 2009 sebesar 5,15. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam rasio modal kerja. Peningkatan rasio ini menunjukkan bahwa manajemen kurang efisien dalam mengelola sumber-sumber keuangan dengan banyaknya aktiva yang menganggur.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
(20)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt asset to ratio berpengaruh terhadap profitabiltas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan,
2. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Menurut Brigham (2006:131), “modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi“. Menurut Martono (2001:71), ”modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
1) Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). 2) Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang
(22)
jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital).
Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel tagih, investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka. Komponen dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun.
Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
(23)
3) Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.
b. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut: 1) Modal kerja permanen
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
a) Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b) Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang dinamis.
2) Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai perubahan keadaan.
(24)
Modal kerja ini di bedakan menjadi:
a) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya fluktuasi musiman.
b) Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
c. Fungsi Modal Kerja
Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi secara efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah:
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar
2) Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya
3) Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi
4) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen
(25)
5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu: 1) faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar
a) ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang, b) aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar
aktiva lancar perusahaan,
2) faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar
a) faktor eksternal dari industri real estate dan properti
b) faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi, meskipun risiko juga akan semakin meningkat.
2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). ”Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan
(26)
menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja” (Munawir:2004:80).
Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan, sehingga menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan modal kerjanya.
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah penjualan kredit. Rasio perputaran piutang (receivable turnover – RTO) memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio ini dihitung dengan membagi piutang rata-rata dengan penjualan kredit:
Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika jika tingkat perputaran rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar.
(27)
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, dapat diketahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada. Sebaliknya, rasio perputaran persediaan yang habis sehingga mengakibatkan ketidakpuasan.
4. Rasio Solvabilitas
Menurut Darsono (2005:54) “rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini juga disebut rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas meliputi :
a. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin
(28)
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
b. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak pemegang, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.
5. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.
(29)
b. Jenis-Jenis Profitabilitas
1) Profitabilitas Ekonomi
Sinonim profitabilitas ekonomi adalah return on assets dan rerturn on investment yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital asset) dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi.
Profitabilitas ekonomi yang sering juga disebut dengan return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.
Usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan bagi manajer perusahaan, oleh karena itu untuk mempertinggi profitabilitas perlu diketahui berbagai faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya profitabilitas ekonomi.
(30)
2) Profitabilitas Modal Sendiri
Profitabilitas modal sendiri atau yang sering dinamakan rentabilitas usaha atau return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseorangan atau income tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan.
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
(31)
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama
Peneliti dan Tahun
Judul Variabel yang
digunakan Hasil Penelitian
Seprina Ruleta (2008) “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas
pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan” Tingkat Perputaran Piutang, Return on Assets (ROA) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Yanti Ruth Pasaribu (2009) “Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
operating profit margin (OPM), receivables collection, periods (rcp), inventory
conversion periods (cp), cash convertion cycle (ccc)
receivables collection, periods, inventory conversion periods, cash convertion cycle berpengaruh secara signifikan terhadap operating profit margin secara simultan
receivables collection, periods, inventory conversion periods, cash convertion cycle tidak berpengaruh secara signifikan terhadap operating profit margin secara parsial Einge M. Sibayang (2010) “Perputaran piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Perputaran Piutang, perputaran persediaan, ROA Secara parsial perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan berpengaruh. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
(32)
Aisha Yurika (2010)
“Pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap rentabilitas pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Perputaran
modal kerja, Rasio hutang, Rentabilitas
Secara parsial,
perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang tidak berpengaruh. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas Sanjay J.
Bhayani
Working Capital and Profitability Relationship CR, ATR, CTTR, CTSR WTR, ITR CTR, MCTR
Secara parsial, CR, ATR, CTTR, CSTR, WTR, DTR dan CTR mempunyai korelasi negatif terhadap ROI. Sedangkan, ITR dan MCTR mempunyai korelasi positif Sumber : Peneliti, 2010
1. Seprina Ruleta (2008)
Ruleta (2008), judul penelitian “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan variabel independen adalah tingkat perputaran piutang. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahunan 2005-2007 dengan sampel 36 laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
2. Yanti Ruth Pasaribu (2009)
Pasaribu (2009), judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset
(33)
(ROA) dan variabel independen adalah modal kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis regresi liner berganda. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahunan 2005-2007 dengan sampel 18 laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan modal kerja berpengaruh secara signifikan dan menunjukkan bahwa secara parsial modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Einge Mentarina Sebayang (2010)
Sebayang (2010), judul penelitian “Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran piutang dan persediaan. Variabel dependen adalah Return on Asset (ROA). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dengan cara menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(34)
4. Aisha Yurika (2010)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas baik parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Sanjay J. Bhayani
Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data dan melakukan analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan dan data dari situs internet. Mengedit, mengklasifikasi tabulasi sebuah data keuangan yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang dilakukan sesuai kebutuhan peneltitan.
Untuk menganalisis data, rasio yang digunakan adalah rasio yang berhubungan dengan modal kerja yaitu Current Ration (CR), Acid Test Ratio (ATR), Current Ratio to Total Asset Ratio (CTTR), Current Asset to Sales Ratio (CTSR), Working Capital Turnover Ratio (WTR), Inventory Turnover Ratio (ITR), Cash Turnover Ratio (CTR) dan Misc. Curent Asset Ratio (MCTR). Metode yang digunakan adalah analisis korelasi berganda dan analisis regeresi
(35)
berganda. Uji T telah digunakan untuk menilai apakah dihitung korelasi dan koefisien regresi signifikan atau tidak. Semua perhitungan statistik dilakukan menggunakan SPSS.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
Gbr 2.1
Kerangka Konseptual
Perputaran Piutang
(X2)
Profitabilitas
(Y)
Perputaran modal kerja(X1)
Perputaran Persediaan
Return on Equity )
Debt to Equity Ratio )
Debt to Asset Ratio )
(36)
Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan investasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.
“Modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan” (Kasmir:2008:250). Semakin tinggi perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya, sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.
Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya penjualan kredit. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya pengembalian dana yang tertanam dalam piutang menjadi kas kembali.
Inventory turnover adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persedian rata-rata yang menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut
dijual. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus
(37)
Return on Equity ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.
Rasio hutang atas modal (Debt to Equity Ratio) ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Rasio hutang atas aktiva (Debt to Asset Ratio) ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, retuurn on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(38)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. “Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan dependen” (Rochaety:2007:28). Penelitian ini menguji pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, retuurn on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap return on asset.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono:2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang terdiri atas 42 perusahaan.
“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Sumarni:2006:70). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling).
(39)
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1) perusahaan real estate dan properti yang terdafitar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009,
2) perusahaan yang tidak delisting selama tahun 2007-2009 3) perusahaan memperoleh laba selama tahun 2007-2009.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 18 perusahaan real estate dan properti yang memenuhi ketiga kriteria penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
(40)
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Kriteria
Sampel 1 2 3
1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ 1 2 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ 2
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk x √ √
4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ x 5 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ x 6 BKDP Bukit Darmo Property Tbk √ x x
7 BCIP Bumi Citra Permai Tbk x √ √
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk x √ √
9 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ √ 3
10 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ 4
11 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ 5
12 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk √ x √
13 COWL Cowell Development Tbk √ √ √ 6 14 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ x x
15 KARK Dayaindo Resources International Tbk √ √ √ 7
16 DART Duta Anggada Realty Tbk x x √
17 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ 8
18 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ √ x
19 KPIG Global Land Development Tbk √ x √
20 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk √ √ √ 9
21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ x
22 DILD Intiland Development Tbk √ √ √ 10
23 JAKA Jaka Inti Realtindo (formerly Jaka Artha Graha) √ √ √ 11
24 JIHD Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk x x √
25 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 12
26 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ x
27 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ x
28 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ 13
29 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 14
30 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 15
31 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk x √ √
32 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ √ 16
33 PTRA New Century Tbk √ √ x
34 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ x
35 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ x
36 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √ 17
37 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ √ 18
38 RODA Royal Oak Development Asia Tbk √ √ x
39 BKSL Sentul City (formerly Bukit Sentul) Tbk √ √ x
(41)
41 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ √ 20
42 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ x
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3
1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √
2 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √
3 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ √
4 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √
5 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √
6 COWL Cowell Development Tbk √ √ √
7 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ √
8 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √
9 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk √ √ √
10 DILD Intiland Development Tbk √ √ √
11 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √
12 JIHD Jakarta Int'l Hotel & Dev Tbk √ √ √
13 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √
14 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √
15 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √
16 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ √
17 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √
18 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ √
19 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √
20 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ √
C. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Data penelitian ini merupakan pooling data. Menurut Jogiyanto (2004:54) ”panel data atau pooling data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.
Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan
(42)
setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) berupa laporan keuangan perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai 2009.
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs
Capital Market Directory (ICMD).
E. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variable).
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio.
(43)
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset ( ROA).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X) atau ( independent variable ) 1. Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover )
Perputaran modal kerja yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Average working capital = Current assets – Current liabilities
2. Perputaran Piutang (Receivables Turnover)
Perputaran piutang menentukan kelancaran piutang bersirkulasi dalam satu periode. Rasio perputaran piutang (receivable turn over – RT) memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya.
3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory turnover adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persedian rata-rata yang menunjukkan seberapa cepat persediaan
(44)
tersebut dijual. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus produksi normal.
4. Return on Equity (ROE)
Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.
5. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
6. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri.
(45)
b. Variabel Terikat ( Y) (Dependent Variable)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Return On assets (ROA). Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik SPSS versi 16.0
Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), ”tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
(46)
memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”. Menurut Ghozali (2005:110), ”ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”.
1) Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
a) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,
b) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
(47)
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.” Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati Grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:
1) “jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas”. (Ghozali: 2005:105)
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena
(48)
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper
Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi,
2) bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif,
3) bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif,
4) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2005:91) ”batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan
(49)
adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10”.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap return on asset. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test).
a. Analisis Regresi Berganda
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = variabel dependen (profitabilitas)
a = konstanta
X1
X
= perputaran modal kerja
2 = perputaran piutang
= perputaran persediaan
= return on equity
= debt to equity ratio
= debt to asset ratio
= koefisien regresi
(50)
b. Uji t (t-test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ha diterima Jika t
untuk α = 5%
hitung > ttabel c. Uji F (F-test)
untuk α = 5%
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel dengan ketentuan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ha diterima jika F
untuk α = 5%
hitung > Ftabel G. Jadwal Penelitian
untuk α = 5%s
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut :
No Kegiatan 2010 2011
Agt Sept Okt Nov Des Jan
1 Pengajuan Proposal x
2 Bimbingan/Perbaikan Proposal
x x
3 Seminar Proposal x
4 Pengumpulan Data x x x x x
5 Pengolahan Data x x x x x
6 Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi
x x x x
(51)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 60 amatan (20 x 3 tahun). Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WTO 60 -25.00 732.00 12.3533 94.71264
RTO 60 .36 84.08 13.7368 18.58171
ITO 60 .01 285.00 7.8533 37.51701
ROE 60 .01 .31 .0799 .06133
DER 60 .07 8.60 1.5477 1.76499
DAR 60 .01 5.50 .5688 .96093
ROA 60 .01 .15 .0409 .03289
Valid N (listwise) 60
Sumber: lampiran iii
Variabel working capital turnover (WTO) memiliki nilai minimum -25.00, nilai maksimum 732, nilai mean (nilai rata-rata) 12.353 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 94.71. Variabel receivable turnover (RTO) memiliki nilai minimum 0.36, nilai maksimum 84.08 dan mean (nilai rata-rata) 13.735 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 18.581.
(52)
Variabel inventory turnover (ITO) memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 0285 dan mean (nilai rata-rata) 7.85 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 37.51. Variabel return on equity (ROE) memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 0.31 dan mean (nilai rata-rata) 0.078 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.061. Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai minimum 0.07, nilai maksimum 8.60 dan mean (nilai rata-rata) 1.5477 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.764. Variabel debt to asset ratio (DAR) memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 5.50. dan mean (nilai rata-rata) 0.568 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.960. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 0.15 dan mean (nilai rata-rata) 0.04 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.032.
B. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
• berdistribusi normal,
• non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,
• non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi,
(53)
• homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis garfik dan statistik
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv
(54)
Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv
Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng kekanan atau ke kiri yang menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah
(55)
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 60
Normal Parametersa Mean .0389533
Std. Deviation .02554039
Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .122
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .330
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Lampiran iv
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.330. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.330 > 0,05.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali (2005:105) “uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
(56)
heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS 16. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y, maka tidak heterokedasitas
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik – titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas( scatterplot) Sumber: Lampiran v
Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik
(57)
diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,
2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .726a .526 .473 .02388 1.595
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
(58)
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.595 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Uji Multikolinieritas
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:
a) nilai tolerance dan lawannya, b)Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10.
(59)
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .021 .006 3.636 .001
WTO .000 .000 .354 3.673 .001 .964 1.037
RTO .000 .000 .239 1.742 .087 .477 2.098
ITO 2.829E-5 .000 .032 .328 .744 .924 1.082
ROE .282 .055 .527 5.155 .000 .856 1.168
DER -.011 .003 -.577 -3.396 .001 .310 3.229
DAR .011 .007 .328 1.616 .112 .217 4.611
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Lampiran vii
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah nilai Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan
(60)
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2
Tabel 4.5
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” (Ghozali:2005:105).
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .726a .526 .473 .02388
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
Adjusted R2 Sumber: Lampiran viii
Besarnya AdjustedR2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0.473. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Variabel capital working turn over (CWTO) , receivable turn over (RTO), inventory turn over (ITO) , return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) dan debt to asset ratio (DAR) terhadap return on asset (ROA) adalah sebesar 47.3%. Sedangkan sisanya sebesar 52.7% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk
(61)
menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
H0
H
: Tidak ada pengaruh antara variabel perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas
a : Ada pengaruh antara variabel perputaran modal kerja, perputaran piutang,
perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas
Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan: a) bila nilai P-value dari F ≥ α = 5 % mak a H o
b) jika nilai P-v alu e d ari F < α = 5 % mak a Ho= ditolak dan Ha= diterima, artinya secara serempak semua variabel independen Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
= diterima dan Ha = ditolak, artinya secara serempak semua variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .034 6 .006 9.818 .000a
Residual .030 53 .001
Total .064 59
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Lampiran viii
(62)
Dari hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.6 bahwa nila P-value dari F atau tingkat signifikasi adalah sebesar 0.04< α = 5%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima (Ha ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel variabel capital working turn over (CWTO) , receivable turn over (RTO), inventory turn over (ITO) , return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) dan debt to asset ratio (DAR) terhadap return on asset (ROA).
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0:b1,b2,b3 =
H
0, artinya perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan profitabilitas
a : b1,b2,b3 = o, artinya perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran
persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
(63)
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai P-value dari t dengan α. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t ini adalah:
a bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen ≥ α = 5%, maka Ho: bi = 0 diterima dan Ha: bi ≠ 0 ditolak, artinya secara individual variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b sebaliknya bila P value dari t masing-masing variabel independen < α maka Ho: bi = 0 ditolak dan Ha: bi ≠ 0 diterima, artinya secara individual masing-masing variabel independen Xi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .021 .006 3.636 .001
WTO .022 .000 .354 3.673 .001
RTO .032 .000 .239 1.742 .087
ITO 2.82 .000 .032 .328 .744
ROE .282 .055 .527 5.155 .000
DER -.011 .003 -.577 -3.396 .001
DAR .011 .007 .328 1.616 .112
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Lampiran viii
Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda
ROA= 0.021+ 0.022 WTO +0.32 RTO+ 2.82 ITO +0.282ROE -0.011 DER+ 0.011 DAR
(64)
Keterangan:
a. Nilai konstanta adalah 0.021 artinya jika working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover , return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio bernilai 0, maka return on asset akan meningkat sebesar 0.021,
b. Nilai koefisien working capital turnover 0.022 artinya setiap kenaikan return on asset akan meningkatkan return on asset sebesar 0.022,
c. Nilai koefisien receivable turnover 0.32 artinya setiap kenaikan receivable turn over akan meningkatkan return on asset sebesar 0.32,
d. Nilai koefisien inventory turnover adalah 2.82 artinya setiap kenaikan nilai inventory turnover akan meningkatkan return on asset sebesar 2.82,
e. Nilai konstanta return on equity adalah 0.282 artinya setiap kenaikan nilai return on equity akan meningkatkan return on asset sebesar 0.282.
f. Nilai konstanta debt to equity ratio adalah -0.011 artinya setiap kenaikan nilai debt to equity ratio akan menurunkan return on asset sebesar 0.011,
g. Nilai debt to asset ratio adalah 0.011 artinya setiap kenaikan nilai debt to asset ratio meningkatkan return on asset sebesar 0.011.
Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial).
a. Pengaruh working capital turnover terhadap tingkat return on asset.
Hasil analisis uji t untuk variabel working capital turnover menunjukkan nilai t sebesar 3.673 dengan signifikansi sebesar 0.001, signifikansi t lebih
(1)
NO
KODE
NAMA PERUSAHAAN
Perputaran
Persediaan(ITO)
2007
2008
2009
1
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
0,16
0,21
0,12
2
ELTY Bakrieland Development Tbk
0,28
0,25
0,19
3
CTRA Ciputra Development Tbk
4,82
285,31
51,02
4
CTRP Ciputra Property Tbk
15,3
28,87
11,14
5
CTRS
Ciputra Surya Tbk
0,27
0,29
0,32
6
COWL Cowell Development Tbk
0,51
0,45
0,27
7
DART Duta Anggada Realty Tbk
1,23
0,8
0,52
8
DUTI
Duta Pertiwi Tbk
0,58
0,41
0,17
9
GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
2,89
40,5
4,49
10
DILD
Intiland Development Tbk
0,34
0,26
0,26
11
JRPT
Jaya Real Property Tbk
0,37
0,41
0,25
12
JIHD
Jakarta Int'l Hotel & Dev Tbk
0,12
0,03
0,21
13
LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
0,01
0,06
0,13
14
LPCK Lippo Cikarang Tbk
0,1
0,18
0,16
15
LPKR Lippo Karawaci Tbk
0,19
0,25
0,2
16
MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
0,82
0,52
0,35
17
GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
1,85
3,07
3,89
18
RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
0,15
0,23
0,34
19
SMRA Summarecon Agung Tbk
0,85
1,05
1,1
(2)
Lampiran iii
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WTO 60 -25.00 732.00 12.3533 94.71264
RTO 60 .36 84.08 13.7368 18.58171
ITO 60 .01 285.00 7.8533 37.51701
ROE 60 .01 .31 .0799 .06133
DER 60 .07 8.60 1.5477 1.76499
DAR 60 .01 5.50 .5688 .96093
ROA 60 .01 .15 .0409 .03289
Valid N (listwise) 60
Lampiran iv
UJI NORMALITAS
(3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 60
Normal Parametersa Mean .0389533
Std. Deviation .02554039 Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .122
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .330
(4)
Lampiran v
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .015 .001 11.369 .000
WTO .000 .000 .538 17.709 .000
RTO .001 .000 .467 10.817 .000
ITO 4.169E-5 .000 .066 2.142 .037
ROE .261 .012 .693 21.516 .000
DER -.003 .001 -.206 -3.843 .000
DAR -.002 .002 -.078 -1.210 .232
(5)
UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .726a .526 .473 .02388 1.595
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
Lampiran vii
UJI MULTIKOLINERITAS
Coefficients
aModel
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Constant)
.021
.006
3.636
.001
WTO
.000
.000
.354
3.673
.001
.964
1.037
RTO
.000
.000
.239
1.742
.087
.477
2.098
ITO
2.829E-5
.000
.032
.328
.744
.924
1.082
ROE
.282
.055
.527
5.155
.000
.856
1.168
DER
-.011
.003
-.577
-3.396
.001
.310
3.229
DAR
.011
.007
.328
1.616
.112
.217
4.611
a. Dependent Variable:
ROA
(6)
Lampiran viii
UJI HIPOTESIS
UJI DTERMINASI
Model Summaryb Model R R SquareAdjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .726a .526 .473 .02388
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
UJI SIMULTAN
ANOVAbModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .034 6 .006 9.818 .000a
Residual .030 53 .001
Total .064 59
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
UJI PARSIAL
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .021 .006 3.636 .001
WTO .022 .000 .354 3.673 .001
RTO .032 .000 .239 1.742 .087
ITO 2.829E-5 .000 .032 .328 .744
ROE .282 .055 .527 5.155 .000
DER -.011 .003 -.577 -3.396 .001
DAR .011 .007 .328 1.616 .112