Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH

DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO,

NET PROFIT MARGIN, RETURN ON INVESTMENT

DEBITUR

TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA

PADA PT. BNI (PERSERO) TBK. MEDAN

OLEH:

NAMA

:

ANNA SAFITRI

NIM

:

060503131

DEPARTEMEN

:

AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan.”

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 18 Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan

Anna Safitri NIM 060503131


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis,M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.


(4)

5. Kedua orang tua saya, H. Amir Abbas dan Hj.Siti Sarah Aryani. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.Bang Ifan, Jobeng, Iis, dan Wandi yang telah membantu baik secara moril maupun materiil.

6. Bapak H. Indra Jaya, Bapak Aidil, Bapak Medrizal, Bapak Supriyono, Bapak Muhammad Isnanto, Bapak Budiman, Bapak Habibi, Bang Rahmat, Bang Popo yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, dan memberikan pertolongan yang sangat membantu selama proses riset berlangsung.

7. Sahabatku kak Hafizh yang selalu memberikan motivasi.Dora,sahabat terbaik sejak masuk Universitas, Andry, Hendra, Iam,Yuriko, Lenny, Lina dan teman-teman lain yang selalu membantu sejak seminar hingga proses penyusunan skripsi.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam penelitian ini, semoga Allah SWT akan membalas kebaikan segenap pihak yang telah membantu.Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 18 Januari 2010 Penulis

Anna Safitri NIM 060503131


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Rasio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Utang, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(6)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment.

The research populations are debitur who are apply for credit approval and approve by banker as long as 2007 until 2008. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model.

The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have simultaneously influencsed to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.

Keywords : Leverage ratio, Liquidity ratio, Profitability ratio and Working Capital Credit.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit

2. Tujuan dan Fungsi Kredit 3. Jenis- Jenis Kredit

4. Aspek Penilaian Kredit

a. DTAR (Debt to Total Assets Ratio) b. QR (Quic Ratio)


(8)

d. ROI (Return On Investment) B. Tinjauan Penelitian Terdahulu C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual 2. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Jenis Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Definisi dan Pengukuran Variabel F. Metode Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. BNI (Persero) Tbk. 1. Sejarah Berdiri PT. BNI (Persero) Tbk

2. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk 3. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit

a. Tahap Permohonan Kredit

b. Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi c. Tahap Analisis Kredit

d. Tahap Persetujuan Kredit e. Tahap Perikatan Kredit


(9)

g. Tahap Pencairan Kredit B. Data Penelitian

1. Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas b. Multikolineritas c. Heteroskedastisitas d. Autokorelasi 3. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Statistik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Normal Probability Plot Gambar 4.3 Grafik Scatterplot


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Tabel 4.4 Uji Autokorelasi (1) Tabel 4.5 Uji Autokorelasi (2) Tabel 4.6 Koefisien Regresi Tabel 4.7 Model Summary Tabel 4.8 Uji Statistik t Tabel 4.9 Uji Statistik F


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Data DTAR, QR, NPM, ROI Lampiran 2 Hasil Olahan SPSS


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Rasio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Utang, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(14)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment.

The research populations are debitur who are apply for credit approval and approve by banker as long as 2007 until 2008. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model.

The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have simultaneously influencsed to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.

Keywords : Leverage ratio, Liquidity ratio, Profitability ratio and Working Capital Credit.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dua dasawarsa ini, perbankan merupakan usaha yang mengalami kemajuan paling pesat dibandingkan usaha lainnya. Hal ini disebabkan deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983, deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru.

Dana merupakan persoalan yang paling utama k a r e n a t anpa adanya dana, bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya. Peran bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit yang disalurkan oleh bank merupakan bagian terbesar dari asset yang dimiliki bank, sehingga kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank. Dari neraca setiap bank umum dapat dilihat bahwa kredit merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank. Oleh karena itu,pemerintah dan dunia perbankan harus menetapkan kebijakan yang dapat mengatur keseimbangan perkreditan nasional.

Seiring peningkatan jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana dari


(16)

masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Fungsi intermediasi ini bukanlah hal mudah bagi perbankan, mulai dari aktivitas penghimpunan sampai penyaluran dana mengandung risiko sehingga perbankan diharuskan untuk dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Pemberian kredit yang dilakukan bank mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain Non Performing Loan (NPL) yang akan memengaruhi kinerja bank.Salah satu upaya pemerintah untuk menghindari risiko kerugian karena kualitas kredit yang semakin memburuk ialah melalui restruturisasi kredit. Kualitas kredit dinilai berdasarkan kolektibilitas, yang pada prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali oleh debitur. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 27 November 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lancar (pass), perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtfull), dan macet (loss).

Fenomena yang terjadi pada tahun 2007-2008, adanya ancaman lonjakan angka kredit bermasalah (NPL), baik yang berasal dari debitur korporasi maupun debitur individual. Kondisi ini terutama mengancam bank-bank BUMN atau bank pembangunan daerah (BPD) karena penyelesaian NPL di kelompok bank-bank ini terkendala masalah hukum. Salah satunya, ketentuan pencadangan (provisi) dan aturan yang melarang mereka memberikan potongan uang (haircut) untuk NPL karena dianggap merugikan negara. NPL yang menumpuk dan menuntut


(17)

pencadangan besar ini membuat bank-bank tersebut juga semakin tak leluasa berekspansi kredit.

Bank yang menjadi objek penelitian ini adalah PT.BNI (Persero) Tbk. yang memiliki tingkat NPL (Non Performing Loan) sebesar 4,9% pada tahun 2008 (Inilah.com:2008). Tingkat NPL yang tinggi merupakan kendala bagi PT. BNI Tbk. untuk menyalurkan kreditnya pada calon debitur. Padahal pihak bank telah melakukan selektifitas penilaian. Penilaian kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank yang menjadi bahan penelitian ini melalui rasio keuangan debitur. Selektifitas ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya kredit macet yang akan berdampak pada profitabilitas bank.

Produk kredit PT. BNI (Persero) Tbk yang menjadi bahan penelitian penulis adalah Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek. Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pengaruh nilai rasio keuangan yang dimiliki oleh debitur sebagai dasar penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) jangka pendek.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di salah satu cabang PT. BNI (Persero) Tbk yaitu cabang Sutomo, yang merupakan pusat pemberian kredit pada PT.BNI (Persero) Tbk untuk wilayah Medan. Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Debt to Total Asset Ratio,Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment Debitur Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT.BNI (Persero) Tbk. Medan.”


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah Apakah Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin. Return On Investment debitur berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap penyaluran kredit modal kerja?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara DTAR, QR, NPM, ROI debitur terhadap penyaluran KMK, baik secara parsial maupun simultan.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti,untuk mengaplikasikan dan mengembangkan wawasan berupa teori tentang sistem perbankan di bidang perkreditan yang telah diperoleh selama dibangku kuliah, dan membandingkannya dengan data yang diperoleh selama penelitian.

2. Bagi perbankan, untuk memberi masukan yang mungkin berguna bagi manajemen perbankan, khususnya dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian dengan topik yang sama pada masa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Kredit

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman atau yang lebih dikenal dengan istilah kredit.

Istilah credit berasal dari bahasa latin credo yang berarti I Believe, I Trust, saya percaya. Kata credo berasal dari kombinasi bahasa Sansekerta, cred yang berarti kepercayaan dan bahasa latin do yang berarti saya menaruh. Setelah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerja dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum, meskipun banyak penulis mengungkapkan bahwa credit berasal dari kata credere. Menurut Veithzal dan Andria (2007:4) “ Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau penghutang)dengan janji membayar dari si penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.”

Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 11 (2006 : 1) ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain


(20)

yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.”

Perbankan memiliki beberapa aktiva produktif, namun hanya satu yang sangat diandalkan. Seperti yang dikemukakan oleh Napoliwa dan Daniel (2000:155) ”Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang diandalkan oleh suatu bank yang dapat menghasilkan pendapatan besar adalah debitur, atau lazimnya dikenal dengan kredit. Dari neraca setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank.”

Menurut Kashmir (2008:98) terdapat lima unsur dalam pemberian fasilitas kredit, yaitu :

a. Kepercayaan, maksudnya ialah keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu pada masa mendatang.

b. Kesepakatan,yang dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

c. Jangka waktu, maksudnya mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Risiko, maksudnya akan muncul suatu risiko tidak tertagihnya/ macetnya pengembalian kredit yang telah disepakati sebagai akibat adanya suatu tenggang waktu pengembalian.

e. Balas jasa yang merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut lebih dikenal dengan sebutan bunga.


(21)

2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Adapun yang menjadi tujuan pemberian kredit tersebut adalah :

a. Mencari keuntungan

Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank dan memperluas usaha bank.

b. Membantu usaha nasabah

Bank memberikan fasilitas kredit untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan dimana bank memperoleh bunga dan nasabah dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah

Pemerintah menerima pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank, meningkatkan devisa Negara apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor, dan membuka kesempatan kerja bila kredit yang diberikan digunakan untuk membuka usaha baru.

Fungsi kredit secara luas sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:101) serta Vetihzal dan Andria (2007:8) yaitu :

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Untuk meningkatkan daya guna barang


(22)

e. Sebagai stabilitas ekonomi

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional h. Untuk meningkatkan hubungan internasional

3. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain :

A. Dilihat dari tujuan penggunaan, terdiri dari :

1) ”Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah atau pabrik ,” Veithzal dan Andria (2007:15). Kredit ini memerlukan proses penyelesaian jangka panjang , seperti yang dikemukakan Teguh (1996:105)

kredit investasi akan memakan proses penyelesaian jangka panjang karena proses produksi juga dalam jangka panjang, sedangkan di sisi lain harga-harga barang modal saat pengadaan cukup mahal. Oleh karena itu pelunasan harus dilakukan bertahap sesuai kemampuan perusahaan nasabah untuk menyisihkan saldo uang kasnya. Kredit ini memerlukan biaya operasional dan administrasi serta unceertainty risk yang besar. 2) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan

produksi dalam operasionalnya seperti membeli bahan baku atau membayar gaji pegawai. Menurut Teguh (1996:105) ”kredit modal kerja diberikan dalam jangka waktu pendek sesuai dengan siklus usaha dari perusahaan tersebut. Dalam praktik, kredit ini dapat dilakukan


(23)

perpanjangan; sepanjang nasabahnya mampu memenuhi kewajiban-kewajiban pada bank dengan baik.”

Menurut Veithzal dan Andria(2007:13), kredit modal kerja terdiri dari beberapa kategori,yaitu:

a. KMK Ekspor

b. KMK Perdagangan Dalam Negeri c. KMK Industri

d. KMK Perkebunan,Kehutanan dan Peternakan e. KMK Prasarana / Jasa-Jasa

3) Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.

B. Dilihat dari segi jangka waktu, terdiri dari :

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.

2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 tahun sampai 3 tahun.

3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

C. Dilihat dari segi cara pemakaiannya, terdiri dari :

1) Kredit rekening koran, yaitu debitur menerima seluruh kreditnya yang dimasukkan kedalam rekening koran dan kepadanya diberikan blangko


(24)

cek maupun giro, dengan penarikan cek/giro maka si debitur (nasabah) dapat menarik dana pinjamannya. Debitur bebas menarik ataupun menyetor melalui rekening koran yang bersangkutan selama kredit tersebut berjalan.

2) Revolving kredit, yaitu sistem penarikan kreditnya sama dengan cara rekening koran bebas dengan masa penggunaannya 1 tahun, namun sistemnya berbeda dengan syarat pada akhir triwulan pertama saldo pinjaman harus menunjukkan sisa nol pada awal triwulan kedua, nasabah dapat melakukan penarikan secara bebas selama triwulan kedua dan pada akhir triwulan kedua sisa hutang harus kembali nol. 3) Term loan, yaitu hampir sama dengan kredit rekening koran bebas,

hanya dari sisi penggunaan pemakaian kredit sangat fleksibel, dimana nasabah bebas mempergunakan dana tersebut untuk keperluan apa saja.

D. Dilihat dari segi jaminan, terdiri dari :

1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan berupa barang berwujud, tidak berwujud atau jaminan orang. 2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan

barang atau orang tertentu, tetapi diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon nasabah selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.


(25)

1) Kredit dengan penarikan sekaligus, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik nasabah sesuai dengan permohonan kredit yang diajukan secara keseluruhan tanpa ada penundaan pencairan dana pinjaman.

2) Kredit dengan penarikan bertahap, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik nasabah, dimana pencairan dananya dilakukan secara berkala oleh pihak bank.

F. Dilihat dari segi sifat pelunasannya, terdiri dari :

1) Kredit yang pelunasannya dengan angsuran, yaitu kredit yang diperoleh debitur dapat dicicil dalam pelunasannya sesuai dengan ketentuan dan ikatan kerjasama yang telah disepakati oleh bank dengan debitur.

2) Kredit yang pelunasannya tanpa angsuran, yaitu pembayaran secara keseluruhan terhadap kredit yang diperoleh debitur tanpa adanya cicilan, dimana dalam pelunasan kredit tersebut harus terdapat bunga pinjaman sesuai dengan kesepakatan.

G. Dilihat dari segi sektor usaha, terdiri dari : 1) Kredit pertanian

2) Kredit peternakan 3) Kredit industri 4) Kredit pertambangan 5) Kredit pendidikan 6) Kredit profesi 7) Kredit perumahan


(26)

8) Dan sektor-sektor lainnya

Dalam penyaluran kredit, pihak perbankan dan pihak debitur harus menjalin hubungan baik agar segala proses yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancar. Dalam hal inilah peran account officer diperlukan sebagai point of contract antar bank dengan pihak customer yang memelihara hubungan dengan nasabah dan wajib memonitor seluruh kegiatan nasaabah secara terus menerus.

Perbankan harus teliti dalam memberikan fasilitas kepada nasabah. Pertimbangan pemberian fasilitas kepada nasabah harus dipandang secara menyeluruh atas kebutuhannya, baik keperluan cash loan maupun non-cash loan dalam suatu periode tahunan.

4. Aspek Penilaian Kredit

Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam penyaluran kredit,yaitu :

1) Aspek yuridis,

2) Aspek pemasaran,

3) Aspek manajemen dan organisasi, 4) Aspek teknis,

5) Aspek keuangan

Penelitian ini lebih berfokus pada penilaian aspek keuangan. Penilaian ini variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap penyaluran kredit,yaitu: a. DTAR (Debt to Total Assets Ratio)


(27)

menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya. Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan identik dengan utang. Melalui rasio ini juga dapat dilakukan pengukuran persentase dana yang disediakan kreditur terhadap total asset perusahaan. Perhitungan rasio dilakukan dengan cara membandingkan total kewajiban dengan total aktiva. Rumusnya sebagai berikut:

Debt to Total Assets Ratio = Total kewajiban X 100% Total aktiva

Semakin besar rasio ini, berarti semakin besar peranan dana dari luar untuk membelanjai aktiva dan semakiin besar risiko kreditor.

b. QR (Quick Ratio)

Rasio ini hampir sama dengan Current Ratio, namun perbedaannya terletak pada jumlah aktiva lancar yang digunakan. Menurut Salam dan Wahyudi (2003:4.4) “ Quick Ratio hanya mempertimbangkan asset yang mudah atau cepat menjadi uang kas untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya.” Pendapat ini juga senada dengan pendapat Veithzal dan Andria (2006:350) bahwa “Quick Ratio menunjukan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan.”

Rumusnya yaitu:

Quick Ratio = Total aktiva lancar – Persediaan X100% Total utang jangka pendek


(28)

c. NPM (Net Profit Margin)

Menurut Veithzal dan Andria (2006:354), “ Rasio ini menunjukan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah laba operasi bersih (ditambah) dikurangi (pendapatan) beban di luar operasi dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk periode tersebut.”

Rumusnya sebagai berikut:

Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak X 100% Penjualan bersih

d. ROI (Return On Investment)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil investasi yang dilakukan.Rasio ini menunjukan persentase laba bersih yang dinyatakan dari total aktiva. Rumusnya sebagai berikut :

Return On Investment = Penjualan bersih X NPM Total Aktiva

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain:

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu


(29)

Friska Yuanaria (2007)

Pengaruh Analisis Laporan Keuangan Debitur Sebagai Dasar Pengambilan

Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek Pada PT. Bank

SUMUT Cabang Pematang Siantar. CR, ITO, DER, PMR, ROI, dan pemberian kredit.

CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, ITO secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, DER secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pemberian kredit, PMR secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, Return on investment secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Variabel CR, ITO, DER, PMR, ROI berpengaruh secara simultan terhadap pemberian KMK. Mochamad Faza Rifai (2007) Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Kredit Perbankan pada Bank-Bank Umum di Jawa Tengah.

PDRB, suku bunga riil, laju inflasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif, suku bunga riil kredit perbankan berpengaruh negatif, krisis ekonomi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit perbankan terhadap permintaan kredit perbankan. Variabel PDRB, suku bunga riil, laju inflasi berpengaruh secara simultan terhadap permintaan kredit.


(30)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Debt to Total Asset Ratio digunakan untuk melihat seberapa besar total aktiva perusahaan yang didanai oleh utang/pinjaman dari pihak lain. Melalui rasio ini, bank dapat menilai salah satu aspek penilaian 5C’s yaitu Capital yang dimiliki oleh calon debitur. Penilaian atas besarnya modal sendiri merupakan hal yang penting mengingat kredit bank hanya sebagai tambahan

Penyaluran Kredit Modal Kerja

(Y) Debt to Total Assets

Ratio (X1)

Quick Ratio (X2)

Net Profit Margin (X3)

Return On Investment (X4)


(31)

pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan. Menurut Hessel (2003:44) ”dalam praktik saat ini, bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya dapat dibiayai dengan kredit bank.”

Quick Ratio menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang likuid. Melalui penilaian rasio ini, akan menambah keyakinan bank kepada calon debitur untuk pembayaran kembali kreditnya.

Net Profit Margin dan Return On Investment merupakan rasio profitabilitas calon debitur. Melalui rasio ini, bank dapat memperoleh keyakinan bahwa calon debitur telah memenuhi salah satu aspek penilaian 5C’s yaitu Capacity. Seperti yang dikemukakan Veithzal dan Andrea (2007:291) bahwa “capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.”

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini ialah:

Debt to Total Asset Ratio (DTAR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja secara parsial dan simultan.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang sistematis dan obyektif untuk mengumpulkan data. Menurut Erlina dan Sri (2007 : 2), Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan secara cepat.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. BNI (Persero) Tbk. Cabang Sutomo dan disetujui pada tahun 2007 sampai dengan 2008.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara “purposive sampling”, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2004 : 78).

Beberapa kriteria/pertimbangan yang diambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu :


(33)

a) Debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) jangka pendek dengan batas Rp. 500.000.000,00 hingga Rp 1.000.000.000,00

b) Debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja dari PT. BNI (Persero) Tbk cabang Sutomo, Medan pada tahun 2007 dan 2008. c) Usaha debitur bergerak di bidang dagang dan manufaktur.

d) Usaha debitur masih tetap berjalan dan masih melakukan pembayaran kredit hingga akhir 2008.

Berdasarkan kriteria diatas, sampel yang dapat diambil sebanyak 16 debitur selama tahun 2007 dan 2008 , yaitu:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Debitur Jenis Usaha

1 AM Perdagangan Sembako

2 RS Industri Pengolahan

3 ES Perdagangan Emas

4 FB Kilang Padi, Perdagangan Beras

5 TB Industri dan Perdagangan Meubel

6 LR Konveksi

7 CH Perdagangan Ikan Asin

8 RN Perdagangan Pakaian

9 SBS Perdagangan Spare part Alat Berat

10 NTH Perdagangan Ikan Asin

11 SL Perdagangan Perabot Rumah Tangga

12 RDS Perdagangan Oli, BBM-SPBU

13 KKT Perdagangan Alat Telekomunikasi

14 PC Perdagangan Aksesoris Mobil

15 TBJ Industri Garmen

16 RG Perdagangan Traktor


(34)

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yang bersumber dari data sekunder yang berupa rasio keuangan debitur untuk dua tahun terakhir.

Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar:2003).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari PT.BNI (Persero) Tbk. Medan

E. Defenisi dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian ini pada dasarnya adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Jogiyanto, 2004: 31).

Seperti juga yang diungkapkan Jogiyanto (2004:62),”definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat


(35)

diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset”.

Berikut ini tabel yang menyajikan definisi operasional dan pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Jenis Variabel

Nama Variabel

Definisi Pengukuran Skala

1.Indepeden (bebas)

Debt to Total Asset Ratio (X1) Kemampuan perusahaan yang mencerminkan seberapa besar aktiva dibiayai dengan utang atau pendanaan dari luar. Total Kewajiban

Total Aktiva x100%

Rasio Quick Ratio (X2) Kemampuan likuiditas perusahaan yang tercermin melalui berapa rupiah dari aktiva lancar yang dapat dicairkan untuk membayar setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan.

Aktiva Lancar – Persediaan

x100% Total Kewajiban Lancar

Rasio Net Profit Margin (X3) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diharapkan melalui perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih

Laba bersih setelah pajak X 100% Penjualan Bersih

Rasio


(36)

Return On Investment (X4) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil investasi yang dilakukan perusahaan.

Penjualan Bersih X NPM Total aktiva Rasio 2. Dependen (terikat) Penyaluran Kredit Modal Kerja (Y). Kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasional perusahaan.

Jumlah kredit yang diberikan Rasio

Debt to Total Assets Ratio memberikan gambaran tentang seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin besar rasio ini, bararti semakin besar peranan dana dari luar perusahaan untuk membelanjai aktiva dan semakin besar risiko kreditur (Veithzal dan Andria, 2007:352).

Quick Ratio mendeskripsikan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar tanpa menunggu pencairan persediaan. Dalam praktik, standar likuiditas yang baik 2:1, tapi tidak mutlak (Kasmir, 2008:32).

Net Profit Margin dan Return On Investment mewakili kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diharapkan. Lazimnya, semakin besar kedua rasio ini, pihak perbankan semakin yakin untuk memberikan pinjaman kredit.

F Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis statistik dengan menggunakan program SPSS 16,0. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan setelah melakukan pengujian asumsi klasik.


(37)

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Pengujian tahap awal yang dilakukan dalam metode penelitian analisis data. Melalui pengujian ini, dapat diambil tindak lanjut untuk menggunakan statistik parametrik atau tidak. Menurut Erlina dan Sri (2007:103) ”tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian inidiperlukan karena untuk melakukan uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.”

b. Uji Multikolineritas

Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan lainnya (Erlina dan Sri, 2007:107).Jika tejadi korelasi sempurna diantara ariabel bebas, maka konsekuensinya adalah (1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Salah satu syarat lain atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya heterokedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homokedastisitas. Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya adalah penting. Uji ini


(38)

bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dar residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap,maka disebut homokedastisitas. Namun jika berbeda disebut heterokedasitas (Erlina dan Sri, 2007:108)

c. Uji Autokorelasi

Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi. Menurut Erlina dan Sri (2007:109), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suau model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.”

2. Pengujian Hipotesis

Uji t dilakukan untuk mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dan variabel independen secara parsial.

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi berganda.Menurut Sugiyono (2006:250) “analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya).”

Model persamaan regresi ini adalah


(39)

Keterangan :

Y = Penyaluran Kredit Modal Kerja X1 = Debt to Total Assets Ratio (DTAR) X2 = Quick Ratio (QR)

X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Return On Investment (ROI) α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen


(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT.BNI (Persero) Tbk. 1.Sejarah Berdirinya PT.BNI (Persero) Tbk.

Berdiri pada 5 Juli 1946, BNI yang dikenal sebagai Bank Negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) pada malam menjelang 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara pendiriannya pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javasche Bank yang merupakan warisan pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, pemerintah membatasi peran Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia ditetapkan sebagai bank pembangunan lalu diberikan hak bertindak sebagai bank devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penanaman modal pada tahun 1955, status BNI diubah menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-Undang Darurat No.2 tahun 1955. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Pada tahun ini juga, BNI membuka cabang pertamanya di luar negeri, yaitu Singapura.


(41)

Setelah sempat mengalami penggabungan dengan beberapa bank umum lainnya dalam wadah Bank Tunggal, tahun 1968 fungsi dan nama perbankan dikemballikan seperti semula. Status Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank komersial milik pemerintah. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal luas sebagai ’BNI 46’.

Menandai tekad Bank Negara Indonesia 1946 untuk tampil dengan sikap dan citra baru sesuai dengan cita-citanya yang ingin mendunia dan menjawab tantangan globalisasi, Bank mengganti lambang identitas perusahaan dengan logo ’Bahtera Berlayar’ serta memperkenalkan nama panggilan singkat ’Bank BNI’. Perubahan ini dilakukan pada tahun 1988.

Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 membuka peluang bagi bank-bank pemerintah untuk berubah menjadi perusahaan Perseroan. Dengan perubahan status hukum ini, nama BNI berubah menjadi PT. BNI (Persero).

Sementara itu, keputusan Bank BNI untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal tahun 1996. bank BNI merupakan bank pemerintah pertama di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selanjutya nama Bank BNI mendapat tambahan menjadi ’PT. BNI (Persero) Tbk.’ yang menandakan statusnya sebagai perusahaan publik / terbuka.


(42)

Pada tahun 1999, Bank BNI memperoleh tambahan modal sebesar Rp 81,2 triliun melalui program rekapitalisasi perbankan yang dicanangkan pemerintah pasca krisis ekonomi. Pada tahun yang sama, bank BNI memperoleh sertifikat ISO 9002 sebagai pengakuan standar kualitas yang meliputi proses kredit standar melalui Unit Pemrosesan Bersama (UPB). Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya, dan teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus menerus.

Pasca program rekapitalisasi, Bank BNI melakukan restrukturisasi operasional secara menyeluruh. Bank BNI mulai menerapkan praktik perbankan penuh kehati-hatian (Prudent Banking) dan tata kelola perusahaan yang baik (good coorporate governance).

Pada tahun 2003, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa sulit. Sebutan ’Bank BNI’ disingkat menjadi ’BNI’, sedangkan tahun pendirian ’46’ digunkan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebgai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia


(43)

2. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk.

Keberagaman ekonomi Indonesia memberikan banyak peluang bagi pertumbuhan usaha komersial dan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Faktor daya beli masyarakat serta dinamika jiwa wirausaha mendorong meningkatnya kebutuhan kredit untuk membuka usaha baru maupun mengembangkan bisnis yang telah ada. BNI memainkan peran penting dalam proses ini.

Perlambatan ekonomi pada tahun 2008 akibat krisis global yang melanda dunia, telah mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia dan sektor industri berbasis ekspor. Di lain pihak, pasar domestik nampaknya tidak terlalu terpengaruh. Sekalipun demikian, BNI mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi potensi risiko dengan membatasi penyaluran kredit baru dan melakukan seleksi lebih ketat pada aplikasi kredit yang masuk.

Untuk menjaga kondisi kualitas aset BNI, para staf di kantor-kantor cabang dan sentra-sentra kredit telah mendapatkan penjelasan lengkap mengenai perkembangan krisis dan implikasinya, serta mengenai berbagai kebijakan kredit dan arahan strategis baru yang diambil oleh BNI untuk dapat bertahan di masa krisis seperti ini. Divisi Usaha Kecil dan Menengah juga terus melakukan pengembangan keterampilan karyawan dan pelatihan kepemimpinan dalam menghadapi tuntutan lingkungan usaha yang berat pada tahun 2008.

Pada tahun 2007, kredit ke sektor Usaha Kecil Menengah meningkat 25,8% menjadi Rp 47,9 triliun, dari Rp 38,1 triliun. Kontribusi kredit UKM mencapai 43% dari total kredit BNI pada tahun 2008, relatif sama dengan kondisi pada tahun 2007. Dengan memanfaatkan sistem referral kredit secara efektif,


(44)

peningkatan kredit tersebar secara proporsional pada beberapa sektor yang mencerminkan distribusi kredit pada tahun 2007, dengan konsentrasi kredit pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor manufaktur. Meskipun distribusi portofolio kredit tersebut belum optimal, namun titik berat persetujuan kredit adalah pertimbangan dari sisi kondisi pasar, kelayakan usaha dan prospek usaha ke depan.

Pada tahun 2008, BNI menambah jumlah pencadangan kerugian NPL untuk mengantisipasi dampak dari krisis. Namun demikian, BNI ternyata berhasil menekan tingkat NPL pada tahun 2008, yaitu untuk kredit usaha kecil dari 7,8% menjadi 3,8% dan untuk kredit usaha menengah dari 12,4% menjadi 8,6%. Prestasi ini berhasil dicapai antara lain melalui desentralisasi penanganan NPL ke unit-unit Sentra Kredit Kecil dan Menengah.

Untuk memenuhi kebutuhan debitur UKM, BNI telah mengembankan beragam produk pembiayaan:

a. BNI Kredit Usaha Rakyat yang diluncurkan pada Desember 2007 untuk mendukung program Pemerintah dalampenyediaan fasilitas kredit kepada usaha kecil yang prospektif namun belum layak dibiayai bank.

b. BNI Wirausaha yang diluncurkan tahun 2007 dan terbukti sukses mendukung pengembangan usaha di sektor-sektoryang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.


(45)

c. Kredit kepada Lembaga Keuangan yang merupakan fasilitas kredit kepada lembaga keuangan, bank perkreditan rakyat atau koperasi untuk didistribusikan lebih lanjut ke debitur.

d. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) merupakan kredit investasi atau kredit modal kerja kepada koperasi kecil yang memberikan fasilitas pembiayaan pengembangan usaha produktif dari para anggotanya.

e. Kredit Kelayakan Usaha merupakan fasilitas kredit bagi wirausaha skala kecil yang ingin mengembangkan usaha.

f. Two Step Loan merupakan fasilitas kredit penerusan dari Pemerintah (Departemen Keuangan) menggunakan dana yang diterima dari lembaga internasional (ADB, KFW, JBIC).

Sumber : Annual Report BNI 2008

3. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk.

Prosedur pemberian kredit adalah suatu tahapan proses pemberian kredit, yang dimulai dari permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, pengumpulan data dan verifikasi, tahap analisis kredit, persetujuan kredit, perikatan kredit, perikatan jaminan kredit, kemudian pencairan kredit.

Proses pemberian kredit dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada sehingga dapat diputuskan dengan tepat waktu dengan mempertimbangkan pemberian kredit yang aman, terarah dan menghasilkan.


(46)

Prosedur pelaksanaan pemberian kredit standar cabang tidak ada perbedaannya dengan prosedur yang berlaku pada kantor pusat. Berikut ini diuraikan secara garis besar prosedur pelaksanaan pemberian kredit tunai :

a. Tahap Permohonan Kredit

1) Tahap ini didahului dengan calon debitur menghubungi Bank untuk mendapatkan informasi mengenai persyaratan mendapatkan kredit. 2) Analis kredit menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kredit yang

ditawarkan oleh BNI serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan bank. Dokumen-dokumen yang harus disertakan calon debitur yaitu :

a) Foto copy KTP pemohon/pemilik jaminan.

b) Akta pendirian/Anggaran Dasar dan pendiriannya. c) Pengesahan/legalitas

d) Surat Ijin Usaha (SIUP) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). e) Susunan pemegang saham.

f) Susunan pengurus/Direksi

g) Bukti kepemilikan barang jaminan (agunan) yang mempunyai nilai yuridis dan ekonomis.

h) Laporan Keuangan 2 tahun terakhir dan yang terkini serta proyeksi keuangan.

3) Analis kredit akan melakukan evaluasi awal dari data yang diperoleh dan menetapkan kesimpulan apakah permohonan kredit tersebut layak diteruskan atau tidak.


(47)

b. Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi

1) Analis kredit akan menindaklanjuti disposisi dokumen permohonan kredit dari Kasi Kredit dengan menyiapkan rencana kunjungan ke calon debitur, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan, dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan. 2) Analis kredit akan melakukan verifikasi data dan informasi secara

umum, seperti :

a) Melakukan pemeriksaan setempat (pemeriksaan fisik) seperti : kas bank, harta tetap, piutang, hutang, persediaan fasilitas produksi, proyeksi, tempat penjualan/penyimpanan, dan lain-lain.

b) Memeriksa jenis usaha dari calon debitur, apakah telah sesuai dengan kebijakan kredit BNI mengenai bidang usaha yang boleh diberikan fasilitas kredit.

c) Konfirmasi kepada pihak ketiga seperti : perbankan dan lembaga keuangan lainnya, instansi/departemen pemerintah maupun lainnya, asosiasi dimana calon debitur bergabung, dan sebagainya.

d) Checking kepada konsumen/client, distributor dan pesaing seperti : stock, volume pembelian, syarat pembelian, waktu penyerahan, jumlah utang dan hal-hal lainnya yang signifikan dengan permohonan kredit tersebut.

3) Analis kredit mempelajari jenis-jenis jaminan dan nilainya yang hendak diserahkan sebagai agunan, kemudian melakukan wawancara dan mengumpulkan data yang diperlukan.


(48)

4) Analis kredit melakukan diskusi dengan calon debitur mengenai tujuan permohonan kredit yang diminta, suku bunga, jangka waktu, provisi, jenis claim/asuransi dan kondisi lainnya.

c. Tahap Analisis Kredit

1) Analis kredit melakukan analisis atas calon debitur secara umum menyangkut prinsip 5 C dan 7 aspek analisis kredit. Prisip 5 C (Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy), sedangkan 7 aspek analisis kredit terdiri dari :

a) Aspek hukum b) Aspek manajemen c) Aspek keuangan d) Aspek teknis e) Aspek pemasaran f) Aspek jaminan

g) Aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

2) Menyusun proyeksi anggaran kas/simulasi jadwal angsuran kredit untuk menentukan jumlah kredit, schedule penarikan/pelunasan kredit/jangka waktu kredit, jumlah angsuran dan sebagainya.

3) Lakukan penelaahan terhadap tujuan penggunaan kredit, jangka waktu dan kapan dibutuhkan.

4) Lakukan penelaahan terhadap penggunaan pinjaman-pinjaman lain, kewajiban kontijensi yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian pinjaman.


(49)

5) Lakukan analisis terhadap proyeksi dan asumsi yang digunakan selama jangka waktu kredit tersebut.

6) Lakukan penelaahan serta penilaian terhadap jenis dan nilai jaminan yang diserahkan juga bentuk jenis dan nilai jaminan yang layak untuk plafond kredit yang diusulkan dan dituangkan dalam Form Taksasi Penilaian Agunan.

7) Menguraikan hasil analisa-analisa di atas pada Memorandum Pembahasan Kredit.

8) Merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang meliputi :

a) Plafond

b) Jangka waktu kredit c) Suku bunga

d) Provisi biaya

e) Syarat-syarat lainnya, seperti : 1. Bentuk pengikatan jaminan 2. Biaya administrasi

3. Penutupan asuransi

4. Syarat pembayaran kembali untuk kredit yang melebihi 1 tahun 5. Tingkat bunga yang akan dibebankan.

d. Tahap Persetujuan Kredit


(50)

Kelompok pemutus kredit membuat tanggapan atas permohonan kredit tersebut pada lembar Tanggapan Anggota Kelompok Pemutus Kredit (TKPK) dan menanda tanganinya untuk menghasilkan suatu keputusan kredit.

Pendapat/komentar anggota dari masing-masing Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) atas pemberian suatu keputusan kredit, hanya diberikan apabila ada faktor penunjang lain terhadap keputusannya, yang belum diungkapkan oleh Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) di bawahnya.

a) Pendapat/komentar tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen MPK.

b) Setiap pertanyaan yang timbul dari seorang pejabat pemutus harus terlebih dahulu memperoleh jawaban yang tuntas, sebelum advis kredit tersebut diteruskan kepada pejabat pemutus berikutnya.

2) Sirkulasi PAK

Sirkulasi Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) yaitu jalur penyampaian PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dan kembali sesuai dengan jalur yang sama.

a) Penyampaian PAK kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) yaitu mulai dari analis kredit terus sampai kepada tingkat pemutus yang tertinggi dan kembali lagi ke analis kredit melalui jalur yang sama. Masing-masing anggota Kelompok Pemutus Kredit memberi tanggapan secara independen sesuai dengan


(51)

pertimbangannya masing-masing terhadap permohonan kredit tersebut.

b) Penyampaian PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dipantau melalui pengawasan sirkulasi PAK yang telah dituangkan dalam MPK. Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) merupakan hasil analisa kredit dan hasil tanya jawab/diskusi yang merupakan masukan yang penting selain kemampuan dan pengalaman yang sangat berperan. Keputusan persetujuan kredit ditetapkan pada tingkat kantor cabang (Kelompok Pemutus Kredit), dengan catatan persetujuan kredit diputuskan melalui Kelompok Pemutus Kredit (KPK), berdasarkan kewenangan yang telah ditentukan.

e. Tahap Perikatan Kredit

1) Pelaksana administrasi kredit menerima Surat Keputusan Kredit (SKK) dan dokumen permohonan kredit analis kredit, memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen permohonan kredit, membuat Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K) dan Surat Perjanjian Kredit (SPK).

2) Surat Perjanjian Kredit (SPK) diparaf dan diserahkan pada Kasi Administrasi Kredit, kemudian diteruskan untuk para pihak atas Surat Perjanjian Kredit.

f. Tahap Pengikatan Jaminan Kredit

1) Pelaksana administrasi kredit menerima asli surat-surat jaminan untuk dicocokkan dengan jaminan yang telah diberikan oleh calon debitur pada


(52)

saat permohonan kredit. Kemudian asli surat-surat jaminan tersebut diperiksa apakah telah sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat Keputusan Kredit (SKK) dan menyiapkan Surat Tanda Terima Jaminan. 2) Kasi administrasi kredit menerima dan memeriksa asli surat-surat

jaminan dan tanda terima jaminan, apakah telah sesuai dengan Surat-Surat Jaminan yang diserahkan dan sesuai dalam Surat-Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K), kemudian tandatangani Surat Tanda Terima Jaminan bila telah menyetujuinya.

3) Calon debitur dan Kasi administrasi kredit melakukan pengikatan jaminan dengan calon debitur sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat Keputusan Kredit di hadapan Notaris.

g. Tahap Pencairan Kredit

1) Berdasarkan Surat Keterangan Pengikatan Notaris, Surat Perjanjian Kredit dan Persetujuan Kredit, entry data Jaminan Kredit.

2) Apabila sudah valid maka diberi tanda Check (√) pada STTUP dan SPB. 3) Debitur menandatangani halaman belakang STTUP dan Slip

Pembebanan Biaya, kemudian diserahkan kepada Debitur.

4) Teller menyerahkan uang tersebut kepada debitur bersama dengan STTUP dan SPB, serta memintanya.menghitung uang sekali lagi.

5) Pelaksana administrasi kredit menerima dan memeriksa hasil validasi pada STTUP dan SPB.


(53)

B, Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. BNI (Persero) Tbk. Sutomo,Medan. Data yang digunakan merupakan rasio-rasio keuangan debitur yang telah diolah oleh pihak bank selama tahun 2007 hingga 2008.

1. Statistik Deskriptif

Statistik data penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Debt to Total Assets Ratio 32 .1177 .5287 .267153 .1077937 .012

Quick Ratio

32 .0900 74.5800 3.960312E

0 12.9252280 167.062

Net Profit Margin 32 .0102 .5561 .063372 .0942220 .009

Return On Investment 32 .0270 .2623 .147128 .0677360 .005

Kredit Modal Kerja 32 5.E8 1.E9 6.79E8 1.690E8 2.855E16

Valid N (listwise) 32

Sumber : diolah dengan SPSS,2009 Tabel diatas, menjelaskan bahwa :

1. Untuk variabel DTAR, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-rata 0,267153 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0,1077937 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata. Sedangkan nilai variance 0,012. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.


(54)

2. Untuk variabel QR, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-ratanya 74,5800 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 12,9252280 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai variance 167,062. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32. 3. Untuk variabel NPM, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja

memiliki nilai rata-rata 0,063372 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0,0942220 yang tergolong tidak kecil sehingga data yang digunakan tidak mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai variance 0,009. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.

4. Untuk variabel ROI, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-rata 0,147128 dan standar deviasi variabel ini sebesar 0,0677360 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai variance 0,005 Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.

5. Untuk variabel KMK yang disalurkan perbankan memiliki nilai rata-rata 679.000.000 dan standar deviasi variabel sebesar 169.000.000 dan variance 28.550.000.000.000.000. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.

2. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas

Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability plot yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:


(55)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Melalui grafik histogram di atas dapat dilihat bahwa data dikatakan normal karena memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik dari sisi kiri maupun kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna (Bhuono, 2005:20)


(56)

Gambar 4. 2

Normal Probability Plot

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Dari grafik normal probability plot menggambarkan titik-titik yang menyebar mendekati garis diagonal,sehingga data dikatakan normal. Hal ini yang diungkapkan oleh Bhuono (2005:24) ”suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal”. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data tepenuhi.

`Selain pengujian dengan grafik, normalitas data juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada tabel 4.2 berikut:


(57)

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kredit Modal Kerja

N 32

Normal Parametersa Mean 6.79E8

Std. Deviation 1.690E8

Most Extreme Differences Absolute .180

Positive .180

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.019

Asymp. Sig. (2-tailed) .250

a. Test distribution is Normal.

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa p-value pada kolom Asimp. Sig(2-tailed) memiliki nilai 0,250 nilai ini > 0,05 (level of significant). Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal.

b. Multikolineritas

Uji multikolineritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut:


(58)

Tabel 4.3 Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.317E8 1.306E8 4.836 .000

Debt to Total Assets Ratio

2.404E8 3.078E8 .153 .781 .442

.896 1.116

Quick Ratio -1.462E6 2.523E6 -.112 -.580 .567 .928 1.078

Net Profit Margin

2.335E8 3.389E8 .130 .689 .497

.967 1.034

Return On Investment

-1.756E8 5.011E8 -.070 -.350 .729

.856 1.168 a. Dependent Variable: Kredit Modal

Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa variabel DTAR memiliki nilai VIF 1,116 (<10) dan nilai Tolerance 0,896 (>0,1). Variable QR memiliki nilai VIF 1,078 (<10) dan nilai Tolerance 0,928 (>0,1). Variable NPM memiliki nilai VIF 1,034 (<10) dan nilai Tolerance 0,967 (>0,1), variable ROI memiliki nilai VIF 1,169 (<10) dan nilai Tolerance 0,856 (>0,1).Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh variable terbebas dari multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian.


(59)

c. Heteroskedastisitas

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot pada gambar 4.4berikut ini:

Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Hasil uji grafik Scatterplot menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar secara acak yang terdapat diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik data tidak


(60)

mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola.

d. Autokorelasi

Adapun hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi (1) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .259a .067 -.071 1.749E8 .452

a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Net Profit Margin, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS,2009

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 0,452. Nilai DW menurut tabel dengan variabel independen 4 dan data pengamatan 32, didapat nilai dL sebesar 1,35 dan dU sebesar 1,5.hasil uji menunjukkan bahwa nilai dw<dl (0,452<1,35) dan dw<du (0,452<1,5) , maka terjadi autokorelasi positif. Oleh karena itu dilakukan lag variabel terikat dan kemudian memasukkannya ke dalam pengujian autokorelasi. Dari pengujian ini didapatkan hasil pada tabel 4.5 berikut:


(61)

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi (2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600

a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS,2009

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,600. Menurut tabel, didapat nilai dL sebesar 1,36 dan dU sebesar 1,57. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai dU < DW < 4-dU (1,57 < 1,600< 2,43), berarti data terletak di daerah No Autocorelation sehingga dapat dikatakan bahwa data terbebas dari autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang menguji pengaruh DTAR, QR, NPM,dan ROI secara simultan terhadap KMK. Dengan demikian model regresi berganda yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β3x3 + ε Keterangan :

Y = Kredit Modal Kerja (KMK)

X1 = Debt to Total Assets Ratio (DTAR) X2 = Quick Ratio (QR)


(62)

X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Return On Investment (ROI)

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen

ε = Error

Koefisien Regresi

Tabel 4.6 Koeefisien Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.102E8 1.278E8 -.862 .397

Debt to Total Assets Ratio 6.376E8 1.922E8 .401 3.318 .003

Quick Ratio -1.488E6 1.465E6 -.116 -1.016 .319

Net Profit Margin 1.654E8 1.973E8 .094 .839 .410

Return On Investment 2.999E8 2.999E8 .120 1.000 .327

a. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009 Persamaan regresi :


(63)

Interpretasi model :

1. Konstanta sebesar 1.102 menyatakan bahwa dengan tidak adanya rasio-rasio keuangan berupa DTAR, QR, NPM dan ROI maka pemberian kredit akan menurun sebesar 1,102%.

2. Koefisien regresi 6.376 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% DTAR akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 6,376%.

3. Koefisien regresi 1.488 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% QR akan menurunkan pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerja debitur sebesar 1,488%.

4. Koefisien regresi 1.654 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% NPM akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 1,654%.

5. Koefisien regresi 2.999 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% ROI akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 2,999%.

Pengolahan data untuk menguji hipotesis memberikan hasil seperti pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Model Summary Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600

a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja


(64)

Tabel diatas menunujukkan bahwa korelasi yang terjadi antara DTAR, QR, NPM, ROI sebagai variabel independen dengan KMK sebagai variabel dependen menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,835 atau 83,5% yang menggambarkan bahwa angka ini lebih besar dari 50%. Sedangkan R square sebesar 0,697 atau 69,7% menunjukkan bahwa variabel independen DTAR, QR, NPM, ROI, dapat menjelaskan 69,7% perubahan KMK. Sedangkan sisanya sebesar 30,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini

Pengaruh DTAR, QR, NPM, ROI secara parsial terhadap KMK dapat diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Uji Statistik t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) -1.102E8 1.278E8 -.862 .397

Debt to Total

Assets Ratio 6.376E8 1.922E8 .401 3.318 .003 .828 1.208

Quick Ratio -1.488E6 1.465E6 -.116 -1.016 .319 .928 1.078

Net Profit Margin 1.654E8 1.973E8 .094 .839 .410 .972 1.029

Return On


(65)

a. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Tabel diatas menunjukkan nilai dari t-test yang dilihat dari p-value (pada kolom sig.) dibandingkan dengan level of significant yang telah ditentukan dan nilai t hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai t tabel yang diperoleh dari Microsoft Excel dengan menggunakan fungsi TINV.

Pada uji pengaruh parsial akan dilihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang diajukan adalah :

Ha = Variabel DTAR, QR, NPM, ROI secara parsial berpengaruh terhadap

penyaluran Kredit Modal Kerja.

Ada dua cara dalam menentukan apakah Ha ditolak atau diterima, yaitu: a) Perbandingan t hitung dengan t tabel (

α

/2

;

n-k)

Jika statistik t hitung > statistik t tabel, maka Ha diterima. Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ha ditolak. b) Nilai probabilitas (tingkat signifikansi)

Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak.

Berikut ini deskripsi pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen :


(66)

1) Pengaruh kondisi leverage terhadap pemberian kredit

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajibannya bilamana perusahaan tersebut dilikuidasikan, dan juga berguna untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang-utangnya. (Sastradipoera, 2004 : 175). Kondisi leverage perusahaan diwakili oleh variabel Debt to Total Assets Ratio (DTAR). Untuk mengetahui pengaruh dari debt to total assets ratio terhadap penyaluran kredit, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

Ha = Debt to total assets ratio berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja..

Berdasarkan tabel 4.7 variabel DTAR (X1) diperoleh p-value sebesar

0,003 (< 0,05) yang berarti signifikan.Hasil t tabel untuk TINV (0,025 ;28) adalah 2,368451533. Nilai t hitung > t tabel (3.318 > 2,368451533).Hal ini mengindikasikan bahwa DTAR berpengaruh terhadap penyaluran KMK.

2) Pengaruh kondisi likuiditas terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan teori rasio likuiditas, rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan perusahaan dalam melunasi


(67)

utang-utang jangka pendek yang jatuh tempo dengan aktiva jangka pendek yang dimilikinya (Veithzal dan Andria, 2007 : 350). Sebagaimana ditulis pada awal skripsi ini bahwa kondisi likuiditas perusahaan diwakili oleh Quick Ratio (QR).

Untuk mengetahui pengaruh dari quick ratio terhadap penyaluran kredit, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

Ha = Quick ratio berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Berdasarkan tabel 4.7 variabel QR (X2) diperoleh p-value sebesar 0,319 (> 0,05) dan hasil t tabel untuk TINV (0,025 ;28) adalah 2,368451533. Nilai t hitung < t tabel (-1.016

<2,368451533). Hal ini mengindikasikan bahwa QR tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK.

3) Pengaruh kondisi profitabilitas terhadap pemberian kredit

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai sumber yang dimilikinya, juga mengetahui hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen bisnis perbankan. (Sastradipoera, 2004 : 176). Kondisi profitabilitas perusahaan diwakili oleh variable Net Profit Margin (NPM) dan Return on Investment (ROI). Untuk mengetahui pengaruh dari NPM terhadap penyaluran kredit, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :


(68)

Ha = Net profit margin berpengaruh terhadap pebyaluran kredit modal kerja.

Berdasarkan tabel 4.7, variabel NPM (X3) diperoleh p-value 0,410 (> 0,05) dan hasil t tabel untuk TINV (0,025 ;28) adalah 2,368451533. Nilai t hitung < t tabel (0,839< 2,368451533). Hal ini mengindikasikan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK.

Untuk mengetahui pengaruh dari return on investment terhadap penyaluran kredit modal kerja, maka dikemukakan hipotesis : Ha = Return on investment berpengaruh terhadap penyaluran

kredit modal kerja.

Berdasarkan tabel 4.7, variabel ROI (X4) diperoleh p-value 0,327 (>0,05) dan hasil t tabel untuk TINV (0,025 ;28) adalah 2,036931619. Nilai t hitung < t tabel (1.000< 2,036931619). Hal ini mengindikasikan bahwa ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap KMK.

Sedangkan untuk pengujian pengaruh DTAR, QR, NPM, ROI secara simultan terhadap KMK, maka dilakukan uji statistik F. Hasil uji tersebut terdapat pada tabel 4.9 sebagai berikut:


(69)

Tabel 4.9 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.941E17 5 1.188E17 11.525 .000a

Residual 2.577E17 25 1.031E16

Total 8.518E17 30

a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Sumber : diolah dengan SPSS, 2009

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

Ha = Debt to Total Assts Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment secara simulatan berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

Dalam menentukan apakah Ha ditolak atau diterima yaitu melalui : a) Perbandingan F hitung dengan F tabel (α ; k-1; n-k)

Jika statistik F hitung > F tabel, maka Ha diterima. Jika statistik F hitung < F tabel, maka Ha ditolak. b) Nilai probabilitas (tingkat signifikansi)

Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak.

Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 11,525 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Nilai F hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai F tabel yang diperoleh melalui fungsi FINV pada Microsoft Excel. Hasilnya


(70)

diketahui bahwa nilai F tabel untuk FINV adalah 2,727766457. Nilai F hitung < F tabel (11,525 >2,727766457).

Kesimpulan : Ha diterima, berarti variabel DTAR, QR, NPM, ROI secara simultan berpengaruh terhadap peytaluran KMK.

C. Pembahasan Hasil Statistik

1. Berdasarkan analisis statistik, Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT.BNI (Persero) Tbk. Sutomo Medan. Ini menunjukkan bahwa kreditur mempertimbangkan rasio-rasio keuangan para debitur untuk menekan jumlah kredit yang tidak dapat tertagih atau dapat dikatakan pihak manajamen perbankan telah melaksanakan konsep kehati-hatian (prudential banking).

2. Berdasarkan hasil analisis statistik, pengaruh debt to total assets ratio, quick ratio, net profit margin, return on investment debitur secara individu (parsial) terhadap penyaluran kredit yaitu:

a. Debt to total assets ratio secara individu (parsial) berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi leverage debitur berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Sutomo. Umumnya total utang mengalami penurunan dikarenakan debitur melunasi utang-utangnya untuk mempermudah dalam memperoleh pinjaman kredit dari bank sehingga total assets juga mengalami penurunan. Sedangkan peningkatan total assets biasanya


(71)

dikarenakan peningkatan penjualan tunai, penerimaan piutang dari penjualan kredit, ataupun pembelian aktiva melalui utang.

b. Quick ratio secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Sutomo.Peningkatan aktiva lancar diduga bukan disebabkan aktivitas normal perusahaan, tetapi karena perusahaan menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya yang mengalami kenaikan. Ini menyebabkan aktiva lancar umumnya mengalami peningkatan dalam kas dan piutang. Sedangkan hutang lancar mengalami penurunan diduga karena debitur melunasi hutang-hutang jangka pendeknya sehingga mempermudah dalam memperoleh pinjaman kredit ke bank untuk menambah modal kerjanya sebagai antisipasi biaya-biaya yang meningkat. Begitu juga dengan variabel penyaluran kredit, diduga fluktuasi kondisi keuangan debitur menyebabkan pihak bank bukan hanya selektif melihat kondisi keuangan debitur, tetapi juga meninjau jaminan yang disertakan debitur apakah dapat menutupi kerugian jika debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya dikemudian hari, karena resiko-resiko yang mungkin timbul akibat kondisi ekonomi yang terjadi. c. Net profit margin secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap

penyaluran kredit. Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam margin labanya tidak berpengaruh secara statistik


(72)

terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT.BNI (Persero) Tbk. Sutomo.

d. Return on investment secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam rasio laba terhadap aktivanya tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit pada PT. BNI (Persero) Tbk. Sutomo. Variabel return on investment meliputi laba bersih dan total aktiva. Kenaikan laba bersih diduga karena persediaan yang dibeli dengan harga lama dijual dengan harga baru diatas harga normal. Sedangkan total aktiva mengalami peningkatan, umumnya disebabkan oleh investor lebih banyak menanamkan modalnya untuk aktiva tetap. Demikian juga dengan variabel pemberian kredit, diduga fluktuasi kondisi keuangan debitur mengakibatkan pihak bank harus selektif dalam menilai kondisi keuangan debitur, dan harus meninjau kembali jaminan yang disertakan oleh debitur apakah dapat menutupi kerugian jika debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya dikemudian hari.


(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis pada penelitian ini masih terbatas pada debitur yang masih menerima pinjaman kredit modal kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Cabang Sutomo periode 2007 hingga 2008. Fokus pembahasan terbatas hanya pada beberapa rasio, dan periode waktu yang singkat sehingga hasil penelitian masih belum memberikan kesimpulan yang bersifat umum.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. BNI (Persero) Tbk. telah menerapkan salah satu kriteria pemberian kredit, yaitu peninjauan dan penganalisisan pihak bank terhadap capacity (kemampuan) calon debitur. Hal ini bisa dilihat melalui uji statistik bahwa beberapa rasio keuangan yang telah diuji ternyata berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran kredit modal kerja, meskipun secara parsial hanya satu variabel independen yang berpengaruh yaitu Debt to Total Assets Ratio.

2. Pengujian secara individu (parsial) menunjukkan hasil bahwa hanya satu variabel independen yaitu Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Sedangkan variabel independen lain, seperti Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.


(1)

b.

P-Plot

c.

Uji Kolmogrov - Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kredit Modal Kerja

N 32

Normal Parametersa Mean 6.79E8

Std. Deviation 1.690E8

Most Extreme Differences Absolute .180

Positive .180

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.019

Asymp. Sig. (2-tailed) .250


(2)

3.

Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.317E8 1.306E8 4.836 .000 Debt to Total

Assets Ratio

2.404E8 3.078E8 .153 .781 .442

.896 1.116

Quick Ratio -1.462E6 2.523E6 -.112 -.580 .567 .928 1.078 Net Profit

Margin

2.335E8 3.389E8 .130 .689 .497

.967 1.034

Return On Investment

-1.756E8 5.011E8 -.070 -.350 .729

.856 1.168 a. Dependent Variable: Kredit Modal

Kerja


(3)

5.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .259a .067 -.071 1.749E8 .452

a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Net Profit Margin, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Uji autokorelasi untuk mengatasi masalah autokorelasi positif

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600

a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

6.

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.102E8 1.278E8 -.862 .397

Debt to Total Assets Ratio 6.376E8 1.922E8 .401 3.318 .003

Quick Ratio -1.488E6 1.465E6 -.116 -1.016 .319

Net Profit Margin 1.654E8 1.973E8 .094 .839 .410

Return On Investment 2.999E8 2.999E8 .120 1.000 .327


(4)

7.

Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600

a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

8.

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -1.102E8 1.278E8 -.862 .397

Debt to Total Assets

Ratio 6.376E8 1.922E8 .401 3.318 .003 .828 1.208 Quick Ratio -1.488E6 1.465E6 -.116 -1.016 .319 .928 1.078 Net Profit Margin 1.654E8 1.973E8 .094 .839 .410 .972 1.029 Return On Investment 2.999E8 2.999E8 .120 1.000 .327 .847 1.181


(5)

9.

Uji F

Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.941E17 5 1.188E17 11.525 .000a

Residual 2.577E17 25 1.031E16

Total 8.518E17 30

a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On Investment, Debt to Total Assets Ratio

b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Return On

Investment, Net Profit Margin, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratioa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja


(6)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 4.64E8 9.21E8 6.85E8 1.407E8 31 Std. Predicted Value -1.567 1.679 .000 1.000 31 Standard Error of Predicted

Value 2.108E7 1.014E8 4.085E7 1.837E7 31

Adjusted Predicted Value -7.42E8 1.00E9 6.42E8 2.944E8 31

Residual -2.208E8 1.496E8 .000 9.269E7 31

Std. Residual -2.175 1.473 .000 .913 31

Stud. Residual -2.303 1.731 .014 1.013 31

Deleted Residual -2.476E8 1.342E9 4.267E7 2.667E8 31 Stud. Deleted Residual -2.542 1.808 .001 1.051 31

Mahal. Distance .326 28.960 4.839 6.622 31

Cook's Distance .000 29.046 .976 5.210 31

Centered Leverage Value .011 .965 .161 .221 31 a. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Analisis Hubungan Current Ratio, Debt To Total Assets Ratio, Dan Total Assets Turnover Dengan Return On Investment Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan

2 35 76

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT DEBITUR TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. SIDOARJO.

0 2 110

PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT DEBITUR TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. SIDOARJO

0 0 22