9
saja terjadi bahwa perkembangannya hanya pada tahap tertentu saja. Misalnya dalam situasi tertentu individu hanya memiliki motif fisiologis, motif-motif
lainnya tidak sempat berkembang.dalam situasi lain perkembangan motif ini hanya sampai pada motif kasih sayang. Maslow lebih jauh menjelaskan bahwa
motif pertama sampai keempat bersifat menghilangkan kekurangan, oleh karena itu disebut motif menghilangkan deprivation motivation. Untuk keempat motif
pertama ini Maslow menggunakan istilah kebutuhan atau need. Motif kelima yaitu aktualisasi diri bersifat mengembangkan, oleh karena itu disebut motif
pengembangan, pertumbuhan atau motif hidup. Motif tertinggi ini baru akan muncul apa bila keempat motif di bawahnya
telah terpenuhi. Seorang yang telah mencapai tahap aktualisasi diri, atau orang yang telah dirinya teraktualisasi memiliki pribadi yang utuh, sehat, seimbang dan
matang. Ia memiliki pandangan yang obyektif, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain, orientasi yang sehat, yaitu bertolak dari kemampuan dan
kecakapan yang secara nyata dimiliki, biasanya bertanggung jawab terhadap gagasan, rencana dan perbuatan yang di lakukannya.
14
Ahli lain, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu: a kebutuhan akan kekuasaan, b kebutuhan untuk
berafiliasi, dan c kebutuhan berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam
terwujudnya situasi yang bersahabat dengan orang lain. Sebagai ilustrasi, seorang siswa SMP menghimpun rekan bermain tenis meja tanpa membedakan asal
sekolah. Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan tugastugas yang dibebankan. Sebagai ilustrasi, seorang siswa memimpin regunya
untuk memenangkan pertandingan bola voli menghadapi sekolah lain.
15
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, h. 69
15
Dimyati, loc., Cit.
10
2. Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. a.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. 1
Motif bawaan Biogenetis Yang di maksud dengan motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat,
dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis
motif pyiological drives. 2
Motif yang dipelajari Sosiogenetis Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh:
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motifmotif ini seringkali disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen
mengistilahkan dengan affiliative needs, sebab justru dengan kemampuan berhubungan kerjasama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri.
Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan
belajar-mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi.
16
3 Motif keTuhanan Teogenetis
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan dan selalu ingin dekat dengan Tuhannya.Maksud dari dimensi Ketuhanan yaitu, bahwa sumber dan tujuan
peradaban dunia adalah Ketuhanan
17
. Disisi lain tujuan Ketuhanan dan peradaban dunia tersonifikasi dari harapan terhadap keridhaan Allah, mengerjakan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Setiap muslim harus menjadi hamba yang ikhlas
16
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, h. 86
17
H. Nashar, op. cit., h. 22
11
dan ridha kepada Allah SWT. Sehingga dia akan beruntung dengan balasan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Q. S. Al-Imran : 110.
18
Allah juga berfirman,
“Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi_nya.Dan itulah yang
diperintahkan kepadaku.Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri kepada Allah.”Al-An’am :162-163
19
Untuk itu, tidaklah heran jika kita mendapatkan motif agama dan tujuan ketuhanan menjadi penggerak serta pemandu asasi bagi peradaban dunia. Al-
Qur’an telah mengajarkan dua hal fundamental : 1.
Membaca. Membaca adalah kunci ilmu. Sedangkan ilmu adalah fondasi pertama peradaban.
2. Membaca harus disertai dengan nama Allah. Karena, Dialah pencipta alam
dan manusia, serta pendidik dan guru yang mengajarkan hal yang belum diketahui oleh manusia. Agar mereka memulai seluruh aktivitas dengan
18
Rauf, Abdur, Al- Qur’an Terjemah, h. 65
19
Rauf, Abdur, Al- Qur’an Terjemah, h. 151
12
nama Allah. Setiap perkara yang tidak dimulai dengan nama Allah menjadi sia-sia.
Ulama menegaskan bahwa wahyu dan akal adalah dua alat petunjuk untuk mencapai ke
benaran. Dalam buku yang berjudul “Adz-Dzari’ah Ila Makarim Asy- Syari’ah,” Ar-Raghib Al-Ashfahani menulis, “ Dalam ciptaan-Nya, Allah
mempunyai dua utusan: pertama: Internal yaitu akal; kedua: Eksternal, yaitu Nabi. Tidak ada seorang pun yang berhak mengambil utusan internal tetapi
meninggalkan utusan Eksternal.Utusan internal bisa mengetahui kebenaran utusan eksternal.
b. Motivasi dilihat dari sifatnya.
1 Motivasi Intrinsik
Yang di makud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu di rangsang dari
luar karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
20
Menurut Alisuf Sabri dalam bukunya ”Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional” motivasi
intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau
motivasi yantg
erat hubungannya
dengan tujuan
belajar.
21
Definisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi intrinsik tersebut timbul karena dalam diri seseorang telah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu, misalnya keinginan untuk mengetahui, keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, keinginan
untuk memperoleh pengetahuan dan lain-lain. Dalam hal ini pujian, hadiah, hukuman dan sejenisnya tidak diperlukan oleh siswa
karena siswa belajar bukan untuk mendapatkan pujian atau hadiah dan bukan juga karena takut hukuman.
20
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, h. 35
21
Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, h. 85
13
2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena
takut kepada guru, atau karena ingin lulus, karena ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya itu tidak berkaitan
langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.
22
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
23
Definisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik itu adalah merupakan motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar individu yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, jadi seorang siswa akan belajar jika ada dorongan dari luar seperti ingin mendapatkan nilai yang baik,
hadiah dan lain-lain dan bukan karena semata-mata ingin mengetahui sesuatu. Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, keduaduanya dapat menjadi
dorongan untuk belajar. Namun tentunya agar aktifitas dalam belajarnya memberi kepuasan atau ganjaran di akhir kegiatan belajarnya maka sebaiknya motivasi
yang mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi intrinsik. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung
pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya
member pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.
24
22
Alisuf Sabri. Ibid., h. 85
23
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 37
24
Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. h. 137