36.3 Untuk
kepentingan per ubahan
kontr ak, PAKPA
dapat membentuk PanitiaPejabat Peneliti Pelaksanaan Kontr ak atas
usul PPK.
37. Perubahan
Lingkup Pekerjaan
37.1 Apabila ter dapat perbedaan yang signifikan antar a keadaan di
lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen Kontr ak, maka PPK ber sama
penyedia dapat melakukan per ubahan Kontr ak yang meliputi antar a lain:
a. menambah atau mengur angi volume pekerjaan yang
ter cantum dalam Kontr ak; b.
mengur angi atau menambah jenis peker jaan; c.
mengubah spesifikasi peker jaan sesuai dengan keadaan di lapangan; danatau
d. melaksanakan peker jaan tambah yang belum ter cantum
dalam Kontr ak yang diperlukan untuk menyelesaikan selur uh peker jaan.
37.2 Peker jaan tambah harus mempertimbangkan ter sedianya
anggar an dan paling tinggi 10 sepuluh per ser atus dar i nilai Kontr ak aw al.
37.3 Per intah perubahan peker jaan dibuat oleh PPK secar a ter tulis
kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan har ga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
ter cantum dalam Kontr ak aw al. 37.4
Hasil negosiasi ter sebut dituangkan dalam Ber ita Acar a sebagai dasar penyusunan adendum Kontr ak.
38. Perpanjangan
W aktu Pelaksanaan
Pekerjaan
38.1 Per panjangan w aktu pelaksanaan dapat diber ikan oleh PPK atas
per timbangan yang layak dan w ajar untuk hal - hal sebagai ber ikut:
a. peker jaan tambah;
b. per ubahan disain;
c. keter lambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul diluar kendali penyedia; danatau
e. Keadaan Kahar .
38.2 W aktu penyelesaian peker jaan dapat diper panjang sekur ang-
kur angnya sama dengan w aktu ter hentinya kontr ak akibat Keadaan Kahar .
38.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan w aktu pelaksanaan setelah
melakukan penelitian ter hadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.
38.4 PPK dapat menugaskan PanitiaPejabat Peneliti Pelaksanaan
Kontr ak untuk meneliti kelayakan usaha per panjangan w aktu pelaksanaan.
38.5 Per setujuan per panjangan w aktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum Kontr ak.
B.4. Keadaan Kahar 39.
Pengertian 39.1
Yang dimaksud Keadaan Kahar dalam Kontr ak ini adalah suatu keadaan yang ter jadi diluar kehendak par a pihak dan tidak
dapat diper kir akan sebelumnya, sehingga kew ajiban yang ditentukan dalam Kontr ak menjadi tidak dapat dipenuhi. Yang
digolongkan Keadaan Kahar adalah: a.
Bencana alam; b.
Bencana non alam; c.
Bencana sosiali; d.
Pemogokan; e.
Kebakar an; danatau f.
Gangguan industr i lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan ber sama M enteri Keuangan dan menteri teknis
ter kait 39.2
Tidak ter masuk Keadaan Kahar adalah hal- hal yang mer ugikan akibat perbuatan atau kelalaian Par a Pihak.
39.3 Jangka w aktu yang ditetapkan dalam Kontr ak untuk pemenuhan
kew ajiban Pihak yang ter timpa Keadaan Kahar har us diperpanjang sekur ang- kur angnya sama dengan jangka w aktu
ter hentinya Kontr ak akibat Keadaan Kahar . 39.4
Pada saat ter jadinya Keadaan Kahar , Kontr ak ini akan dihentikan sementar a hingga Keadaan Kahar ber akhir dengan ketentuan,
Penyedia ber hak untuk menerima pembayar an sesuai dengan pr estasi atau kemajuan pelaksanaan peker jaan yang telah
dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memer intahkan secar a ter tulis kepada Penyedia untuk meneruskan peker jaan
sedapat mungkin maka Penyedia ber hak untuk mener ima pembayar an sebagaimana ditentukan dalam Kontr ak dan
mendapat penggantian biaya yang w ajar sesuai dengan yang telah dikeluar kan untuk beker ja dalam situasi demikian.
Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontr ak.
40. Bukan Cidera