2.1.1 Demam
Demam merupakan keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal. Demam merupakan istilah umum, sedangkan istilah yang biasa digunakan adalah
pireksia atau hipertemia. Apabila suhu tubuh sangat tinggi mencapai sekitar 41
o
C, disebut hiperpireksia. Individu yang mengalami demam dikatakan dalam keadaan febril febris dan individu yang tidak mengalami demam disebut afebril
afebris. Peningkatan suhu 37,5-38
o
C pada manusia dikatakan mengalami kenaikan suhu subfebril atau kenaikan suhu tubuh ringan. Demam didefinisikan
sebagai peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,2
o
C pada pukul 00.00-12.00 WIB dan lebih dari 37,7
o
C pada pukul 12.00-00.00 WIB. Suhu tubuh yang dianggap normal pada manusia adalah antara 36,1-37,7
o
C Tamsuri, 2006. Demam muncul karena kapasitas produksi panas lebih besar dari pada
pengeluaran panas tubuh itu sendiri. Demam merupakan meningkatnya set point dari suhu tubuh. Terjadi ketika ada stimuli pada monosit makrofag yang sesuai,
sel-sel ini menghasilkan sitokin pirogenik, yang menyebabkan peningkatan setpoint lewat efeknya di hipotalamus. Sitokin-sitokin tersebut termasuk
interleukin-1, faktor nekrosis tumor, gama interferon dan interleukin-6. Kenaikan suhu menyebabkan peningkatan produksi panas yang lain misalnya menggigil.
Suhu tubuh pada demam yang dipicu sitokin jarang melebihi 41,1
o
C kecuali jika terdapat kerusakan struktural di hipotalamus. Hipertemia yang tidak dimediatori
oleh sitokin terjadi saat produksi panas metabolisme tubuh atau panas lingkungan yang berlebihan melebihi kapasitas kehilangan panas normal atau ketika terjadi
kegagalan kehilangan panas. Meningkatnya suhu tubuh melebihi 41,1
o
C akan sangat membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan otak irreversibel
Tierny, dkk, 2004.
2.1.2 Penyebab Demam
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan dapat berasal dari eksogen ataupun endogen Jeffrey, 1994. Pirogen endogen yaitu zat penimbul
demam yang dihasilkan oleh makrofag atau sel lainnya dalam respons terhadap infeksi atau terhadap peristiwa yang diinduksi imunitas yang dimediasi sel,
termasuk interleukin-1 dan faktor nekrosis tumor. Sedangkan pirogen eksogen adalah agen penimbul demam yang berasal dari eksternal. Sumber utama pirogen
endogen adalah fagosit mononuklear dan produk sel mononuklear. Selanjutnya, produk sel-sel ini digolongkan sebagai sitokin pirogen. Sitokin pirogen akan
dialirkan oleh peredaran darah dari tempat terjadinya peradangan ke sistem saraf pusat. Sitokin pirogen akan berikatan dengan reseptor membran plasma.
Mekanisme kerjanya meliputi induksi fosfolipase, yang kemudian menyebabkan pelepasan asam arakhidonat dari fosfolipase membran. Sebagai akibatnya, kadar
prostaglandin meningkat, terutama prostaglandin E2 kemudian berdifusi ke dalam daerah hipotalamus preoptikanterior dan mencetuskan demam Dorland, 2000.
Demam merupakan gejala bukan suatu penyakit. Demam suatu respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi
virus. Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan overhating, dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun Lubis, 2009. Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memelihara
keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh. Dengan demikian hipotalamus sebagai pusat integrasi termoregulasi tubuh,
menerima informasi aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian-penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit dalam mekanisme
penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari patokan normal. Hipotalamus terus menerus
mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor-reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor. Termoreseptor
perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi
mengenai perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di susunan
saraf pusat dan organ abdomen Sherwood, 2001. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil
0.01ÂșC. Tingkat respon hipotalamus terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal Sherwood, 2001. Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu. Regio posterior
diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat memicu refleks-refleks yang memperantarai pengurangan panas Ganong, 2002. Pemberian kompres hangat memberikan
sinyal ke hipotalamus menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Hal ini menyebabkan pembuangankehilangan energipanas melalui kulit meningkat berkeringat,
diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
2.1.3 Mekanisme Demam