c. Bidang Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang memadati jalan raya dan seringnya terjadi kecelakaan pada berbagai jenis transportasi, penyebab utama
terjadinya kecelakaan adalah tidak ditaatinya peraturan yang berkaitan dengan 1 kapasitas sarana dan prasarana; 2 kelaikan sarana transportasi; 3 kecepatan
laju kendaraan dan penggunaan alat pengaman sabuk pengaman, pelampung,
dan lain-lain, dan 4 ketidak sepadanan kompatibilitas antara teknologi dengan
regulasi.
d. Bidang Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kondisi lingkungan usaha dewasa ini sebetulnya belum sepenuhnya kondusif, terutama kurangnya dukungan hukum terhadap para pelanggar teknologi dan
kurangnya dukungan Riset dan Pengembangan R D dan transfer teknologi, karena terbatasnya pembiayaan. Lembaga yang berkaitan dengan Standar
Nasional Indonesia SNI bagi produk TIK masih kurang. Kemampuan ekspor untuk produk-produk ICT belum banyak, salah satu penyebabnya adalah
ketergantungan barang modal; komponen dan bahan baku impor masih tinggi, sehingga mudah terpengaruh oleh perubahan global. Masalah SDM yang
profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri TIK masih terbatas, sehingga industri TIK juga belum berkembang.
e. Bidang Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan
Kemampuan SDM pada lembaga litbang maupun industri sebetulnya cukup potensial, namun jarangnya kepercayaan yang diberikan kepada mereka cukup
menghambat pengembangan kemampuan personil. Hal ini dapat terlihat dari beberapa hasil produk lembaga litbang yang dapat menaikkan kinerja pengguna.
Dewasa ini, kebutuhan TNI dan POLRI sebagian telah dipenuhi oleh industri dalam negeri.
Ketergantungan pada peralatan produk luar negeri dapat dikurangi dengan penguasaan dan penguatan teknologi. Penguatan teknologi dapat dicapai dengan
memposisikan litbang, perguruan tinggi, dan industri menjadi unsur utama untuk mendukung menuju kemandirian industri pertahanan dan kemanan.
7
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan produk teknologi pertahanan dan keamanan diperlukan SDM yang berkualitas dan pemberdayaan institusi
litbang dan industri nasional. Untuk pemberdayaan tersebut, pemerintah mendorong dan melindunginya dengan kebijakan yang berpihak pada
penggunaan produk dalam negeri. Dalam upaya meningkatkan kemandirian diperlukan kebijakan yang memacu kemampuan nasional dalam memenuhi
kebutuhan Alutsista dan sarana pendukungnya. Kebijakan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan kebutuhan penguasaan teknologi sampai tahun 2025 yang
dikelompokkan sesuai bidang operasionalnya, yaitu kelompok daya gerak, daya tempur, K4I, bekal prajurit, peralatan kepolisian dan perlengkapan khusus.
Kebijakan ketahanan negara disusun dalam suatu format objektif dan rasional, yang mencakup kebijakan penggunaan kekuatan pertahanan, pembangunan
kekuatan pertahanan dan kerjasama pertahanan. Buku Putih diharapkan dijadikan salah satu pedoman penting dalam perencanaan
strategis penelitian dan pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan bagi lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri dalam rangka mewujukan
kemandirian secara bertahap dalam pemenuhan kebutuhan alutsista, peralatan kepolisian dan sarana pendukungnya.
f. Bidang Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat