PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA.
PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman
Disusun Oleh:
SUCI ADHYTIA MULYANI 0902586
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENERAPAN METODE
QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBACA SISWA
Oleh
Suci Adhytia Mulyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Suci Adhytia Mulyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
Oleh
Suci Adhytia Mulyani 0902586
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dra. Lersianna H. Saragih, M.Pd. NIP 195212091982032001
Pembimbing II
Putrasulung Baginda, M.Hum NIP 197901022003121002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
Drs. Amir, M.Pd. NIP 196111101985031005
(4)
ABSTRAKT
Mulyani, Suci Adhytia. (2014). Die Anwendung der Quantum Learning
Methode zur Entwicklung der Lesefertigkeit. Deutschabteilung. Die
pädagogische Fakultät für Sprachen und Kunst. UPI.
Lesen ist eine der Sprachfertigkeiten, die fremdsprachenlernende Schüler beherrschen müssen, in diesem Fall Deutsch. Nach der Beobachtung der Verfasserin an der SMA N 6 Bandung, haben die Schüler niedrige Note im Deutschunterricht. Niedrige Motivation und monotone Methode im Lesen könnten als Faktoren gelten, die das Interesse der Schüler im Unterricht reduzieren. Der Lehrer braucht deshalb eine Methode, die das Lesen interessanter machen kann. Eine der Methoden, die möglicherweise passend wird, ist die Quantum-Learning-Methode. Die Untersuchungsziele waren nämlich: 1) die Lesefertigkeit der Schüler vor der Anwendung der Quantum-Learning-Methode zu beschreiben; 2) die Lesefertigkeit der Schüler nach der Anwendung der Quantum-Learning-Methode herauszufinden ; und 3) die Effektivität der Anwendung der Quantum-Learning-Methode zur Entwicklung des Lesefertigkeit darzustellen. Die quasiexperimentelle Methode mit one group pretest and posttest. Desain wurde in dieser Untersuchung verwendet. Die Schüler in der Klasse XI der SMAN 6 Bandung waren die Population dieser Untersuchung. Als Sampel wurden die Schüler in der Klasse XI IPA 6 genommen. Nach der dreimaligen Behandlung zeigen die Untersuchungsergebnisse, dass die Lesefertigkeit der Schüler nach der Behandlung entwickelt ist. Durch die Anwendung der Quantum-Learning-Methode lernten der Schüler aktiver in der Klasse. Die Berechnung der t-Tests zeigt, dass die ttest größer als die tTabelle (23,11>2,04 ) ist. Der Mittelwert der Note steigt von 50,33 im Vortest auf 75,66 im Nachtest. Das heißt, die Anwendung der Quantum-Learning-Methode ist effektiv zur Entwicklung der Lesefertigkeit. Basierend auf den Untersuchungsergebnissen wird den Deutschlehrenden vorgeschlagen, diese Methode als eine alternative Methode im Lesen zu verwenden.
(5)
ABSTRAKT
Mulyani, Suci Adhytia. (2014): Penerapan Metode Quantum Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. UPI
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yang mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 6 Bandung dapat dilihat bahwa siswa memiliki nilai yang rendah pada mata pelajaran bahasa Jerman. Kurangnya motivasi dan rasa jenuh siswa terhadap metode yang sama saat pembelajaran keterampilan membaca merupakan faktor yang mengurangi minat siswa dalam mempelajari bahasa Jerman. Karena itu, guru membutuhkan metode yang dapat membuat pembelajaran membaca lebih menarik. Salah satu metode yang mungkin cocok adalah metode Quantum Learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Keterampilan membaca siswa sebelum penerapan metode Quantum Learning; 2) Keterampilan membaca siswa sesudah penerapan metode Quantum Learning; 3) Mengetahui efektifitas penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan keterampilan Membaca. Metode kuasi eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 6. Setelah dilakukan tiga kali perlakuan hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa meningkat setelah diberi perlakuan, dengan penggunaan metode ini siswa lebih aktif. Hasil uji–t menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (21,0556> 1,699). Nilai rata-rata siswa meningkat dari 50,33 pada saat pretest menjadi 75,66 pada saat posttest. Artinya metode Quantum Learning efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan, agar guru menggunakan metode ini sebagai metode alternatif dalam pembelajaran bahasa Jerman, khususnya pembelajaran keterampilan membaca.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAKT i
ABSTRAKT ii
PERNYATAAN...iii
KATA PENGANTAR iv UCAPAN TERIMA KASIH v DAFTAR ISI vii DAFTAR LAMPIRAN ... .ix
DAFTAR TABEL ... .x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORETIS ... 5
A. Hakikat Metode Pembelajaran ... 5
1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 5
B. Metode Quantum Learning ... 7
1. Pengertian Metode Quantum Learning ... 7
2. Prinsip- prinsip Quantum Learning ... 10
3. Kelebihan dan kekurangan Quantum Learning ... 12
a.Kelebihan Quantum Learning ... 12
b.Kelemahan Quantum Learning ... 13
4. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran ... 14
(7)
D. Kerangka Berpikir ... 20
E. Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. Metode dan Desain Penelitian ... 22
B. Variabel Penelitian ... 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
D. Instument Penelitian ... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ... 24
F. Teknik Pengolahan Data ... 24
G. Prosedur Penelitian ... 25
H. Hipotesis Statistik ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Deskripsi Data ... 27
B. Uji persyaratan Analisis ... 27
1. Uji Normalitas ... 27
a.Uji Normalitas Data Pretest (X) ... 27
b.Uji Normalitas Data Posttest (Y) ... 28
C. Uji Homogenitas Variansi Data X dan Y ... 28
D. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest (X) dan Posttest (Y) ... 28
E. Pengujian Hipotesis ... 29
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 31
A. Kesimpulan ... 31
B. Saran ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 35 RIWAYAT HIDUP PENULIS
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrument Penelitian ... 35
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 39
Lampiran 3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 52
Lampiran 4 Data Pretest dan Posttest ... 57
Lampiran 5 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ... 59
Lampiran 6 Uji Homogenitas Variansi Data X dan Y ... 64
Lampiran 7 Uji Signifikansi Perbedaan rata-rata nilai Pretest dan Posttest ... 65
Lampiran 8 Analisis Pengujian Hipotesis ... 69
Lampiran 9 Tabel Distribusi Z ... 70
Lampiran 10 Tabel Distribusi F... 71
Lampiran 11 Tabel Distribusi T ... 74
Lampiran 12 Tabel Liliofers... 75
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Desain Penelitian ... 22
Tabel 2 Nilai Data Pretest dan Posttest ... 57
Tabel 3 Penghitungan Uji Normalitas Data Pretest ... 60
Tabel 4 Penghitungan Uji Normalitas Data Posttest ... 62
Tabel 5 Besar Varians Data Pretest dan Posttest ... 64
Tebel 6 Distribusi Nilai Pretest,Posttest dan Gain siswa ... 65
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis . Dalam pembelajaran bahasa Jerman ada empat keterampilan berbahasa, yaitu : Hören ‘keterampilan menyimak’, Sprechen ‘keterampilan berbicara’, Lesen ‘keterampilan membaca’, dan Schreiben ‘keterampilan menulis’. Keterampilan membaca merupakan satu diantara keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Kegiatan membaca merupakan hal penting dalam proses pembelajaran, karena dengan membaca peserta didik dapat membuka wawasan pengetahuan mereka tentang berbagai hal yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui. Membaca merupakan proses memahami suatu teks dengan cara dilihat, dimengerti, dan dianalisis. Pembelajaran membaca yang dimaksud bukan hanya sekedar pembelajaran tanpa arti, namun pembelajaran yang menekankan pemahaman peserta didik terhadap isi teks bacaan.
Dalam pengajaran bahasa Jerman di Sekolah Menengah Atas (SMA) keterampilan membaca merupakan salah satu kegiatan yang diajarkan di sekolah. Membaca erat kaitannya dengan aktivitas berpikir. Kegiatan membaca ini masih dianggap sulit karena bukan hanya membaca sepintas, melainkan siswa harus memahami isi bacaan tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada waktu Program Latihan Profesi (PLP) pada bulan februari s/d mei 2013 di SMA Negeri 6 Bandung, ditemukan bahwa kemampuan membaca yang dimiliki oleh sebagian siswa masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan oleh data hasil ulangan harian. Terdapat sebagian siswa yang dinyatakan mengulang/remedial dalam tes membaca.
Berdasarkan pengalaman dan observasi awal penelitian di SMAN 6 Bandung, kendala-kendala tersebut muncul dari berbagai aspek, baik kendala eksternal maupun internal. Kendala-kendala tersebut bukan hanya terjadi di salah
(11)
2
satu sekolah saja, namun pada umumnya di banyak sekolah juga dihadapi banyak kendala dalam penyampaian pengajaran bahasa Jerman. Penyampaian pembelajaran bahasa Jerman yang dilakukan oleh guru pada umumnya masih menggunakan metode konvensional yang lebih mementingkan pencapaian materi, sementara peserta didik tidak lebih hanya sebagai pendengar.
Secara umum metode konvensional dilakukan melalui komunikasi satu arah, sehingga situasi belajarnya berpusat pada guru, yang berarti bahwa pengajar memberikan penjelasan/ceramah secara lisan, sedangkan peserta didik hanya mendengar dan mencatat saja. Penerapan pembelajaran dengan metode konvensional menunjukkan bahwa guru lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sementara peserta didik yang hanya mendengar dan mencatat saja menunjukkan perilaku yang terkesan pasif. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab, mengapa peserta didik kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman dan berakibat pula pada kurang maksimalnya peserta didik menggali kemampuan yang mereka miliki.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran belum menerapkan metode, teknik maupun media lain. Belum digunakannya variasi metode, media ataupun teknik ini menimbulkan adanya kesan monoton, karena pembelajaran berlangsung dengan prosedur yang sama. Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik, ini merupakan hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah proses belajar. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Quantum Learning, karena metode belajar ini yang bisa digunakan oleh siapa saja selain peserta didik dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang peserta didik harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya.
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Penerapan Metode Quantum Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa”.
(12)
3
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang permasalahan di atas, perincian masalah di antaranya:
1. Apakah guru masih menerapkan metode konvensional ?
2. Apakah teknik, metode, dan media yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariatif yang menimbulkan kesan monoton?
3. Apakah ketika proses belajar mengajar harus berjalan menyenangkan?
4. Bagaimanakah kemampuan peserta didik dalam memahami isi teks bahasa Jerman?
5. Apakah metode Quantum Learning belum digunakan pada pengajaran kemampuan membaca?
6. Apakah peserta didik harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berfikir dan situasi dirinya ketika belajar?
C. Batasan Masalah
Adapun Batasan Masalah dalam Penelitian ini yaitu, lebih ditujukan pada penerapan metode Quantum Learning untuk meningkatkan Keterampilan Membaca Bahasa Jerman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk menjelaskan penelitian ini secara rinci penulis membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keterampilan membaca siswa sebelum penerapan metode Quantum Learning?
2. Bagaimana tingkat keterampilan membaca siswa sesudah penerapan metode Quantum Learning?
3. Apakah Metode Quantum Learning ini efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca bahasa Jerman disekolah?
(13)
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah :
1. Mengetahui keterampilan membaca siswa sebelum penerapan metode Quantum Learning.
2. Mengetahui keterampilan membaca siswa sesudah penerapan metode Quantum Learning.
3. Mengetahui efektifitas penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan Keterampilan Membaca siswa.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
a. Memberi alternatif metode pembelajaran dalam keterampilan membaca bahasa Jerman.
b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional guru untuk mengadakan perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam keterampilan membaca bahasa Jerman.
2. Bagi Siswa
a. Melatih siswa terampil dalam membaca bahasa Jerman.
b. Siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran bahasa Jerman, sehingga siswa termotivasi untuk belajar bahasa Jerman.
3. Bagi Peneliti
a. Meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang penelitian.
b. Memberikan informasi bagi peneliti mengenai manfaat metode dan hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode.
(14)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk melihat keefektifan media pembelajaran. Metode ini cocok digunakan dalam penelitan ini karena bertujuan untuk mengetahui tingkat keefetifan metode Quantum Learning dalam pembelajaran membaca. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) dengan satu kelas eksperimen dan tanpa kelas pembanding.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 X O2
O1 : Pretest (tes awal) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum treatment (perlakuan)
X : Treatment (perlakuan) berupa pengajaran tentang membaca dengan menggunakan metode Quantum Learning
O2 : Posttest (tes akhir) dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah treatment (perlakuan)
Langkah- langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal membaca siswa sebelum mendapatkan perlakuan.
2. Memberikan treatment atau perlakuan dengan menggunakan metode Quantum Learning dalam pembelajaran tentang membaca.
(15)
23
3. Mengadakan posttest (tes akhir) dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa setelah treatment.
B. Variabel Penelitian
Variabel atau objek dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau X merupakan metode Quantum Learning yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca bahasa Jerman.
2. Variabel terikat atau Y merupakan kemampuan membaca siswa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandung semester ganjil 2013-2014 sebanyak 30 orang.
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa. Teks tersebut di ambil dari buku Deutsch üben, Jung Lehrbuch dengan tema Essen und Trinken dan jenis tesnya obyektif dengan jumlah 8 soal isian dan 12 soal benar atau salah.
Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu , pretest (tes awal) untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa sebelum mengunakan metode Quantum Learning dan posttest (tes akhir) untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa setelah menggunakan metode Quantum Learning serta mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca siswa sebelum dan setelah diberikan treatment atau perlakuan.
(16)
24
Instrumen dalam penelitian ini tidak mengunakan uji validitas dan reliabilitas karena soal yang digunakan dalam tes ini berasal dari buku pelajaran yang dipakai dan diajarkan pada kelas XI Sekolah Menengah Atas sehingga menurut peneliti soal tes sudah valid.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kajian pustaka, berupa pengumpulan materi-materi dan teori-teori yang menunjang dan relevan dengan masalah penelitian. Hasil kajian pustaka digunakan sebagai landasan atau bahan dasar acauan dalam melakukan penelitian.
2. Pretest atau tes awal dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal membaca siswa sebelum menggunkan metode Quantum Learning.
3. Posttest atau tes akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampaun membaca siswa setelah dilaksanakan treatment atau setelah menggunakan metode Quantum Learning.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan suatu kegiatan menganalisis dan mengolah data yang telah sebelumnya dilakukan dan terkumpul. Adapun langkah-langkah yang dilakukan melalui beberapa tahapan, seperti sebagai berikut:
1. Hasil pretest dan posttest diperiksa dan dianalisis kemudian ditabulasikan tujuannya untuk mengetahui nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan varians kelas yang dijadikan sampel.
2. Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, peneliti mencari dengan uji normalitas dan homogenitas sampel, kemudian menguji signifikansi perbedaan rata-rata menggunakan uji –t, dengan rumus sebagai berikut:
�
=
��
(17)
25
Ket :
Md : Mean dari perbedaan antara pretest dan posttest xd : Deviasi masing-masing subjek (d – Md)
�2� : Jumlah kuadrat deviasi
n : Subjek
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan proposal penelitian.
2. Mengadakan survey dan studi pendahuluan ke lapangan guna memperoleh informasi yang berhubungan dalam permasalahan pengajaran membaca bahasa Jerman.
3. Mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian ke SMA 6 Bandung. 4. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
5. Menyusun instrument penelitian. 6. Melakukan pretest.
7. Melaksanakan perlakuan atau treatment kepada siswa dengan menggunakan metode Quantum learning sebagai metode pembelajaran.
8. Melakukan posttest.
9. Pengolahan data dan menguji dengan perhitungan uji-t. 10.Menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
H. Hipotesis Statistik
Langkah akhir yang dilakukan adalah pengujian hipotesis. Adapun hipotesis statistic dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
Ho : µ Ssp = µ SbP Hi : µ SsP > µ SbP
µ SsP merupakan hasil belajar membaca teks bahasa Jerman setelah diadakan treatment dalam pembelajaran bahasa Jerman
(18)
26
µ SbP merupakan hasil belajar membaca teks bahasa Jerman sebelum diadakan treatment dalam pembelajaran bahasa Jerman (pre test)
Ho diterima jika hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Quantum Learning. Sebaliknya Hi diterima dan Ho ditolak jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa membaca sebelum dan sesudah menggunakan metode Quantum Learning.
(19)
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis berdasarkan penghitungan statistik, maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat keterampilan membaca siswa sebelum menerapkan metode Quantum Learning masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada pretest yaitu sebesar 50,33, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai paling tinggi 75 dan paling rendah 20.
2. Tingkat keterampilan membaca siswa setelah menerapkan metode Quantum Learning meningkat. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada posttest yaitu sebesar 75,66, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai paling tinggi 100 dan paling rendah 55.
3. Metode Quantum Learning efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca bahasa Jerman di sekolah, hal ini bisa dilihat dari hasil uji–t menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (21,0556 > 1,699) dan nilai rata-rata siswa meningkat dari 50,33 pada saat pretest menjadi 75,66 pada saat posttest. Artinya metode Quantum Learning efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Jerman.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan penelitian di atas, serta berdasarkan kajian teoretis yang mendasari penelitian ini, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Seorang pengajar bahasa asing, khususnya guru bahasa Jerman sebaiknya lebih kreatif untuk mengadakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan dan lebih termotivasi untuk belajar. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan metode Quantum Learning,
(20)
32
sehingga guru dapat lebih mudah meningkatkan keterampilan membaca bahasa Jerman siswa .
2. Kepada peneliti lain yang akan meneliti dalam kajian yang sama agar menggunakan sampel yang lebih banyak dan melakuan treatment secara lebih intensif, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal.
(21)
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dan Joko. (1997). Model Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bolton, Sybille. (1995) Probleme der Leistungmessung: Lernfortschritttstest in der Grundstufe München: Goethe Institut
Buzan, Toni. (2004). Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Conny, Semiawan, et al. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT.Gramedia
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. terjemahan Alwiyah Abdurrahman. (2009). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobbi. et al. (2000). Quantum Learning : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. (2010). Quantum Learning : Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Eppert, Franz. (1973). Lexikon des Fremdsprachenunterrichts. Bochum: Verlag Ferdinand Kamp.
Funk, Herman, et al. (2008). Studio d A1:Deutsch als Fremdsprache. Jakarta: Katalis
Goodman, Kenneth S. (1973). Psycholinguistic Universals in the Reading Process, Psycholinguistics and Reading ed. Frank Smith. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.,
Gordon, Dryden. (2003). Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I. Bandung: Kaifa
Grellet, Francois. (1983). Developing Reading Skill. Cambridge: Cambridge University Press
Hasibuan. J. J. & Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya
(22)
34
Höldrich, Bettina. (2010). Deutsch üben Lesen & Schreiben A1. Deutsch: Hueberverlag, 85737
Hutabarat, Merry Dahlia. (2011). Jung Lehrbuch. Bandung: CV. Sarana Pustaka Khasanah, Uswatun. (2011). Keefektifan Penggunaan Metode Two Stay Two Stray
(Ts-Ts) Pada Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Di Sma N I Sedayu. Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan
Laveau, Inge. (1985). Sach- und Fachtexte im Unterricht Daf : Methodisch-didaktische Vorschlage fuer den Lehrer München: Goethe-Institut.
Miftahul A’la. (2010). Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta: Diva Press
Niemann, Rita Maria, et al. (2008). Studio d A1: Deutsch als Fremdssprache. Jakarta: Katalis
Santoso, Iman. (1999). Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca Berdasarkan Metode Integratif Sebuah Alternatif” dalam Majalah Ilmiah Lernen und Lehren: Majalah Pembelajaran Bahasa Jerman di Indonesia. Jakarta: Goethe-Institut
Santoso, Iman. (2008). Kegiatan Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Pelatihan Penyusunan Modul Keterampilan Membaca di SMA bagi Guru Bahasa Jerman Se DIY dan Jawa Tengah. Tidak Diterbitkan
Sobry, Sutikno. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTT Press
Suryobroto. (1986). Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
(1)
Ket :
Md : Mean dari perbedaan antara pretest dan posttest xd : Deviasi masing-masing subjek (d – Md)
�2� : Jumlah kuadrat deviasi
n : Subjek
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan proposal penelitian.
2. Mengadakan survey dan studi pendahuluan ke lapangan guna memperoleh informasi yang berhubungan dalam permasalahan pengajaran membaca bahasa Jerman.
3. Mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian ke SMA 6 Bandung. 4. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
5. Menyusun instrument penelitian. 6. Melakukan pretest.
7. Melaksanakan perlakuan atau treatment kepada siswa dengan menggunakan metode Quantum learning sebagai metode pembelajaran.
8. Melakukan posttest.
9. Pengolahan data dan menguji dengan perhitungan uji-t. 10.Menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
H. Hipotesis Statistik
Langkah akhir yang dilakukan adalah pengujian hipotesis. Adapun hipotesis statistic dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
Ho : µ Ssp = µ SbP Hi : µ SsP > µ SbP
(2)
µ SbP merupakan hasil belajar membaca teks bahasa Jerman sebelum diadakan treatment dalam pembelajaran bahasa Jerman (pre test)
Ho diterima jika hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Quantum Learning. Sebaliknya Hi diterima dan Ho ditolak jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa membaca sebelum dan sesudah menggunakan metode Quantum Learning.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis berdasarkan penghitungan statistik, maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat keterampilan membaca siswa sebelum menerapkan metode
Quantum Learning masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada pretest yaitu sebesar 50,33, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai paling tinggi 75 dan paling rendah 20.
2. Tingkat keterampilan membaca siswa setelah menerapkan metode Quantum Learning meningkat. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada posttest yaitu sebesar 75,66, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai paling tinggi 100 dan paling rendah 55.
3. Metode Quantum Learning efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca bahasa Jerman di sekolah, hal ini bisa dilihat dari hasil uji–t menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (21,0556 > 1,699) dan nilai rata-rata siswa meningkat dari 50,33 pada saat pretest menjadi 75,66 pada saat posttest. Artinya metode Quantum Learning efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Jerman.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan penelitian di atas, serta berdasarkan kajian teoretis yang mendasari penelitian ini, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Seorang pengajar bahasa asing, khususnya guru bahasa Jerman sebaiknya lebih kreatif untuk mengadakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan dan lebih termotivasi untuk belajar. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan metode Quantum Learning,
(4)
sehingga guru dapat lebih mudah meningkatkan keterampilan membaca bahasa Jerman siswa .
2. Kepada peneliti lain yang akan meneliti dalam kajian yang sama agar menggunakan sampel yang lebih banyak dan melakuan treatment secara lebih intensif, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dan Joko. (1997). Model Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Bolton, Sybille. (1995) Probleme der Leistungmessung: Lernfortschritttstest in
der Grundstufe München: Goethe Institut
Buzan, Toni. (2004). Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Conny, Semiawan, et al. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT.Gramedia
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. terjemahan Alwiyah Abdurrahman. (2009). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobbi. et al. (2000). Quantum Learning : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. (2010). Quantum Learning : Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Eppert, Franz. (1973). Lexikon des Fremdsprachenunterrichts. Bochum: Verlag Ferdinand Kamp.
Funk, Herman, et al. (2008). Studio d A1:Deutsch als Fremdsprache. Jakarta: Katalis
Goodman, Kenneth S. (1973). Psycholinguistic Universals in the Reading Process, Psycholinguistics and Reading ed. Frank Smith. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.,
Gordon, Dryden. (2003). Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I. Bandung: Kaifa
Grellet, Francois. (1983). Developing Reading Skill. Cambridge: Cambridge University Press
Hasibuan. J. J. & Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya
(6)
Höldrich, Bettina. (2010). Deutsch üben Lesen & Schreiben A1. Deutsch: Hueberverlag, 85737
Hutabarat, Merry Dahlia. (2011). Jung Lehrbuch. Bandung: CV. Sarana Pustaka Khasanah, Uswatun. (2011). Keefektifan Penggunaan Metode Two Stay Two Stray
(Ts-Ts) Pada Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Di Sma N I Sedayu. Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan
Laveau, Inge. (1985). Sach- und Fachtexte im Unterricht Daf : Methodisch-didaktische Vorschlage fuer den Lehrer München: Goethe-Institut.
Miftahul A’la. (2010). Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta: Diva Press
Niemann, Rita Maria, et al. (2008). Studio d A1: Deutsch als Fremdssprache. Jakarta: Katalis
Santoso, Iman. (1999). Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca Berdasarkan Metode Integratif Sebuah Alternatif” dalam Majalah Ilmiah Lernen und Lehren: Majalah Pembelajaran Bahasa Jerman di Indonesia. Jakarta: Goethe-Institut
Santoso, Iman. (2008). Kegiatan Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Pelatihan Penyusunan Modul Keterampilan Membaca di SMA bagi Guru Bahasa Jerman Se DIY dan Jawa Tengah. Tidak Diterbitkan
Sobry, Sutikno. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTT Press
Suryobroto. (1986). Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta