PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA: Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

(1)

No. Daftar : 127/UN40.FPEB.1.PL/2013

1

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Irman Widya Permana 0804589

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudulPengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya)”sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

\

Bandung, April 2013 Pembuat pernyataan


(3)

3

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUHKOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya)

IRMAN WIDYA PERMANA 0804589

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Suryana, M.Si Dr. Chairul Furqon, S.Sos. MM

NIP. 19600602 198601 1 002 NIP. 19720615 200312 1 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 197403072002122001


(4)

ABSTRAK

Irman Widya Permana (0804589), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya)” Di Bawah Bimbingan Prof. Dr. H. Suryana, M.Si dan Dr. Chairul Furqon, S,Sos. MM

Berkembangnya industri kreatif merupakan fenomena yang menarik perhatian banyak pihak saat ini. Termasuk diantaranya Industri Kerajinan Bordir yang berada di Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Namun demikian, kenyataannya masih terdapat pengusaha yang mengalami kegagalan usaha atau bangkrut. Masalah tersebut salahsatunya berkaitan dengan kompetensi kewirausahaan. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan, mengetahui gambaran tingkat keberhasilan usaha, dan mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas(X) adalah kompetensi kewirausahaan, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 77 responden yang merupakan para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan bahwa tingkat kompetensi kewirausahaan dan tingkat keberhasilan berada pada kategori tinggi. Hasil perhitungan regresi sederhana didapat persamaan Ŷ = 3,312 + 0.323 X dengan

R-square sebesar 41,8% yang berarti bahwa besarnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 41.8% sedangkan sisanya 58,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya harus memiliki modal berupa kompetensi kewirausahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha mereka. Karena kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.


(5)

ii Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Irman Widya Permana (0804589), “The Influence of Entrepreneurship Competency towards the Success of Business(PerceptionalStudy onThe Small

Entrepreneurs of Embroidery Industry Center in

KawaluTasikmalaya)”Under Supervisionof Prof. Dr. H. Suryana, M.Si and Dr. Chairul Furqon, S,Sos. MM

Nowadays, the development of creative industry is a phenomenon that attracts people’s attention. It includes Embroidery Industry Center in KawaluTasikmalaya.Nevertheless, reality shows the fact that there are some there are some business failures or bankrupts exist in this industry center. This problem related to the entrepreneurship competency. Hence, this research analyzes the influence of entrepreneurship competency towards the success of business.

Regarding to the problem, this research attempts to find out the description of entrepreneurship competency and the success of business and also to discover how much the influence of entrepreneurship competency towards the success of business.

The research utilizes descriptive research and verification.To add more, the method used in this research is explanatory survey. Independent variable (X) is the entrepreneurship competency, whereas dependent variable (Y) is the success of business. The research samples are 77 respondents who are small entrepreneurs in Embroidery Industry Center in KawaluTasikmalaya. For the technique analysis, it is used correlation coefficient Pearson product moment and simple linear regression analysis.

The result of questionnaires data processing shows that the entrepreneurship competency and the success of business are in the high category.It is acquired from the calculation of simple regression that Y = 3,312 + 0.323 X and R-square is 41,8%. It means that the influence of entrepreneurship competency towards the success of business is 41.8%. Whereas, the rest is 58,2% that is influenced by other factors which are not analyzed by the researcher.

Form the result, it can be concluded that small entrepreneurs in Embroidery Industry Center in KawaluTasikmalaya must have a principal named entrepreneurship competency to increase the success of their businesses. It is due to the fact that entrepreneur competency has a positive influence towards the success of business.


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Kegunaan Penelitian ... 12

1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 12

1.5.2 Kegunaan Praktis... 12

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri ... 13

2.1.1.1 Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 13


(7)

ix Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha ... 17

2.1.2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Kewirausahaan ... 20

2.1.2.3 Sikap dan Kepribadian Wirausaha ... 22

2.1.3 Modal Kewirausahaan ... 23

2.1.4 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 25

2.1.4.1 Pengertian kompetensi ... 25

2.1.4.2 Kompetensi Kewirausahaan ... 26

2.1.5 Konsep Keberhasilan Usaha... 31

2.1.5.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 31

2.1.5.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 32

2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaaruhi Keberhasilan Usaha .. 37

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian ... 40

2.3 Hipotesis ... 43

BAB III: METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 44

3.3 Variabel Penelitian ... 46

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.5 Sumber Data ... 49

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.7.1 Populasi ... 50

3.7.2 Sampel ... 51


(8)

3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 56

3.8.1 Rancangan Analisis Data ... 56

3.8.2 Teknik Analisis Data ... 62

3.8.3 Uji Hipotesis ... 69

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Hasil Penelitian ... 71

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 71

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 74

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 77 4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 78

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Omzet per Tahun .... 79

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 81

4.1.3.1 Gambaran Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 81

4.1.3.1.1 Dimensi Pendidikan ... 82

4.1.3.1.2 Dimensi Keterampilan ... 86

4.1.3.1.3 Dimensi Kemampuan Individu ... 94

4.1.3.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 98

4.1.3.3 Gambaran Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 101

4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha 108 4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ... 111

4.1.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 111


(9)

xi Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.4.3 Analisis Regresi Sederhana ... 114

4.1.4.4 Uji Hipotesis ... 116

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 122

Daftar Pustaka ... xvii Lampiran-Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Data Potensi Industri Kota Tasikmalaya 2009-2011 ... 2

Tabel 1.2: Sebaran Pengusaha Kerajinan Bordir Kec. Kawalu ... 5

Tabel 1.3: Data Potensi Usaha Industri Bordir Kec. Kawalu ... 6

Tabel 1.4: Data Ekspor Kerajinan Bordir Tasikmalaya Tahun 2009 ... 7

Tabel 2.1: Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 15

Tabel 2.2: Pengelompokan kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Tenaga Kerja ... 17

Tabel 2.3: Karakteristik Entrepreneur yang Berhasil Menurut Hornaday .. 21

Tabel 2.4: Ciri-ciri Entrepreneurship ... 22

Tabel 2.5: Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 38

Tabel 3.1: Operasionalisasi Variabel ... 47

Tabel 3.2: Jumlah Unit Usaha Bordir Kec. Kawalu ... 51

Tabel 3.3: Penyebaran Proporsi Sampel ... 53

Tabel 3.4: Kerangka Sampel Penelitian ... 54

Tabel 3.5: Interpretasi Alternatif Jawaban Untuk Kompetensi Kewirausahaan ... 56

Tabel 3.6: Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 57

Tabel 3.7: Pola Tabulasi Data Penelitian ... 57

Tabel 3.8: Rekapitulasi Hasil Uni Coba Validitas Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 59

Tabel 3.9: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 60

Tabel 3.10: Hasil Pengujian Reliabilitas Kompetensi Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha ... 62


(11)

xiii Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.12: Pola Rekapitulasi Data Penelitian ... 63

Tabel 3.13: Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 65

Tabel 3.14: Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel ... 69

Tabel 4.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Tabel 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

Tabel 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 78

Table 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Omzet per Tahun ... 79

Tabel 4.6: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Kerajinan Bordir Secara Umum ... 83

Tabel 4.7: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Akan Kelebihan Pesaing ... 83

Tabel 4.8: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Akan Kekurangan Pesaing ... 84

Tabel 4.9: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Akan Memasarkan Bordir ... 85

Tabel 4.10: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pencatatan/ Pembukuan Keuangan ... 85

Tabel 4.11: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan dalam Mengatur Strategi Usaha ... 87

Tabel 4.12: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan dalam Memperhitungkan Resiko ... 87

Tabel 4.13: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan dalam Menciptakan Desain Bordir ... 88

Tabel 4.14: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keunggulan Desain Dengan Pesaing ... 89

Tabel 4.15: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan dalam Mengatur Usaha ... 89


(12)

Tabel 4.16: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan dalam

Mengatur Karyawan ... 90 Tabel 4.17: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan

Berkomunikasi dengan Karyawan ... 91 Tabel 4.18: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kedekatan dengan

Karyawan ... 91 Tabel 4.19: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan

Berkomunikasi dengan Konsumen ... 92 Tabel 4.20: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Penguasaan Alat

dalam Proses Produksi Bordir ... 93 Tabel 4.21: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Perawatan Mesin

dalam 1 Tahun Terakhir ... 93 Tabel 4.22: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kepercayaan akan

Keberhasilan Usaha dalam 1 Tahun Kedepan ... 95 Tabel 4.23: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Aplikasi Ide-ide Baru . 95 Tabel 4.24: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan

Memajukan Usaha dalam 1 Tahun Kedepan ... 96 Tabel 4.25: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keteladanan yang

Ditunjukan pada Karyawan ... 97 Tabel 4.26: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan

Meminimalkan Resiko ... 97 Tabel 4.27: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Peningkatan Laba

dalam 1 Tahun Terakhir ... 101 Tabel 4.28: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Peningkatan

Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir ... 102 Tabel 4.29: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Peningkatan Jumlah

Produksi dalam 1 Tahun Terakhir ... 103 Tabel 4.30: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Efisiensi dalam

Penggunaan Modal ... 104 Tabel 4.31: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Jumlah Produksi


(13)

xv Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.32: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan Produk Baru dalam 1 Tahun Terakhir ... 105 Tabel 4.33: Tanggapan Pengusaha Tentang Peningkatan Kualitas Produksi

Bordir ... 106 Tabel 4.34: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan

Konsumen Baru dalam 1 Tahun Terakhir ... 107 Tabel 4.35: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Konsumen yang

Tidak Memesan Kembali dalam 1 Tahun Terakhir ... 107 Tabel 4.36: Output Korelasi ... 113 Tabel 3.37: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien

Korelasi ... 114 Tabel 3.38: Output Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap

Keberhasilan Usaha ... 114 Tabel 3.39: Output Koefisien Regresi ... 115 Tabel 4.40: Output ANOVA ... 117


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Diagram Sebaran Industri Kerajinan Bordir Tasikmalaya ... 4

Gambar 2.1: Skema Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 37

Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran ... 42

Gambar 2.3: Paradigma Penelitian ... 43

Gambar 3.1: Garis Kontinum Variabel X dan Y ... 66

Gambar 4.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

Gambar 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76

Gambar 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 78

Gambar 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 79

Gambar 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Omzet per Tahun ... 80

Gambar 4.6: Daerah Kriterium Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 100

Gambar 4.7: Daerah Kriterium Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 110


(15)

1

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Sebelumnya, Kota Tasikmalaya merupakan Ibukota dari Kabupaten Tasikmalaya, kemudian statusnya menjadi kota administratif tahun 1976, pada saat A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, dan kemudian menjadi pemerintahan kota yang mandiri pada masa Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh bupatinya saat itu H. Suljana W.H.

Pada awal tahun 1980-an, Tasikmalaya dikenal sebagai basis dari perekonomian rakyat dan usaha mikro, kecil dan menengah. Sentra-sentra kerajinan sejak dahulu tersebar di Kota Tasikmalaya. Hal ini terbukti dengan terdapat berbagai macam olahan kerajinan yang di hasilkan di beberapa daerah di Kota Tasikmalaya.Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM.

Daerah yang menjadi sentra industri kerajinan Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

1. Sentra Bordir; Tersebar di Kec. Cipedes, Kec. Cihideung, Kec. Tamansari, Kec. Cibeureum, Kec. Kawalu, Kec. Tawang dan Kec. Mangkubumi. 2. Sentra Anyaman Mendong; Tersebar di Kec. Cibeureum dan Kec.


(16)

2

3. Sentra Anyaman Bambu; Tersebar di Kec. Tamansari, Kec. Indihiang, dan Kec. Kawalu.

4. Sentra Alas Kaki / Kelom Geulis; Tersebar di Kec. Cipedes, Kec. Cihideung, Kec. Tamansari, Kec. Cibeureum, Kec. Kawalu, dan Kec. Mangkubumi.

5. Sentra Kayu Olahan; Tersebar di Kec. Cipedes, Kec. Cihideung, Kec. Tamansari, Kec. Cibeureum, Kec. Mangkubumi, dan Kec. Tawang.

6. Sentra Batik; Tersebar di Kec. Cipedes dan Kec. Indihiang. 7. Sentra Payung Geulis; Tersebar di Kec. Indihiang

8. Sentra Makanan Olahan; Tersebar di setiap kecamatan kota Tasikmalaya.

Tabel 1.1

Data Potensi Industri Kota Tasikmalaya Tahun 2009-2011

No. Komoditi Unggulan

Unit Usaha Tenaga Kerja 2009 2010 2011 2009 2010 2011 1 Bordir 1.229 1.239 1.264 12.005 12.091 12.245 2

KerajinanAnyamanMendo

ng 176 177 176 2.306 2.361 2.361

3 KerajinanAnyamanBambu 76 76 76 636 636 636 4

Alas Kaki (Kelom&

Sandal) 465 483 495 5.271 5.536 5.679

5 KayuOlahan 241 246 253 1.632 1.656 1.705

6 Batik 30 41 42 446 703 475

7 PayungGeulis 4 4 5 37 37 50

8 MakananOlahan 451 474 485 3.101 3.693 3.792 Jumlah 2.672 2.740 2.796 25.434 26.713 26.943

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya 2012

Dari delapan sentra industri di kota Tasikmalaya tersebut yang merupakan sentra industri terbesar adalah sentra industri kerajinan bordir. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.1 yang menunjukan bahwa industri kerajinan bordir memiliki


(17)

3

3

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jumlah unit usaha yang terbesar di bandingkan industri yang lainnya. Selain itu, pertumbuhan unit usaha industri bordir selalu naik dari tahun ke tahunnya.

Seni hiasan bordir pertama kali muncul di Byzantium tahun 330 Masehi. Definisi bordir sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hiasan rajutan benang pada kain.

Terdapat beberapa alat yang di gunakan untuk membuat hiasan bordir. Selain benang dan jarum, alat lain yang di gunakan adalah mesin jahit dan

pamidangan kemudian di kenal dengan adanya mesin juki. Seiring perkembangan teknologi, sekarang terdapat mesin bordir yang menggunakan teknologi komputer. Industri kerajinan bordir di kota Tasikmalaya sudah dikenal dan dirintis sekitar tahun 1925 dan telah berperan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, disamping pekerjaannya sebagai petani. Seni Bordir datang ke Tasikmalaya sebagai serapan dari kebudayaan Cina. Perintis kerajinan bordir Tasikmalaya adalah Ibu Umayah dari Desa Tanjung, Kawalu. Sebelumnya Ibu Umayah yang pada tahun sebelumnya bekerja di perusahaan Amerika,Singer. Setelah menguasai bidang bordiran saat di Singer, ia keluar dan kembali ke Desa Tanjung danmembuka usaha kecil-kecilan dengan menerima pesanan bordir baik dari Tasikmalaya maupun dari luar daerah.

Dalam waktu 50 tahun, Industri kerajinan bordir semakin berkembang. Awalnya kerajinan bordir ini hanya untuk memenuhi kebutuhan pakaian wanita, kemudian berkembang memproduksi kerudung, kebaya, mukena, tunik, selendang, blus, rok, sprei, sarung bantal, taplak meja, baju gamis, baju koko, kopiah haji, hingga busana sehari-hari yang dihiasi dengan bordir menarik.


(18)

4

Sentra Industri Bordir

Cipedes Cihideung Tamansari Tawang Cibereum Kawalu Mangkubumi Indihiang Bungursari Purbaratu Perkembangan kerajinan bordir ini berperan dalam meningkatkan perekonomian Tasikmalaya, hal tersebut berdampak pada penyerapan tenaga kerja seperti yang dapat dilihat dari Tabel 1.1 bahwa industri bordir pada tahun 2011 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 12.245 orang yang sebagian besar tenaga kerjanya adalah wanita. Secara nasional, indikasi perkembangan usaha kerajinan bordir Tasikmalaya berkembang dan menjadi contoh daerah lain, ditandai dengan semakin banyaknya minat provinsi lain untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan magang di industri-industri kerajinan bordir Kota Tasikmalaya.

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya 2012

Gambar 1.1

Diagram Sebaran Industri Kerajinan Bordir Tasikmalaya

Sejumlah sentra industri bordir hingga kini terus berkembang di kota Tasikmalaya. Pada tahun 2011, tidak kurang dari 1.264 unit industri bordir tersebardi wilayah Kota Tasikmalaya dengan nilai produksi mencapai Rp. 615.377.827.000,- dan terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Industri tersebut hampir terdapat diseluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya, akan tetapi


(19)

5

5

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang menjadi sentra industri bordir yang tebesar adalah terdapat di Kecamatan Kawalu, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1, dengan jumlah sebanyak 949 usaha atau kurang lebih 75 % dari jumlah keseluruhan industri bordir di Kota Tasikmalaya.Daerah yang di kenal sebagai sentra Industri Bordir di Kecamatan Kawalu yaitu Desa Tanjung, Kersamenak, Cibeuti, Cilamajang, Talagasari, Gunung Tandala, Karang Anyar, Gunung Gede, Leuwiliang dan Urug.Lebih jelas dapat dilihat dari Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Sebaran Pengusaha Kerajinan Bordir Kec. Kawalu

No. Kelurahan/Desa Pengrajin Makloon Jumlah Unit Usaha

1 Cibeuti 82 16 98

2 Cilamajang 143 16 159

3 Gunung Gede 24 5 29

4 Gunung Tandala 122 9 131

5 Karang Anyar 9 1 10

6 Kersamenak 69 13 82

7 Leuwiliang 23 1 24

8 Talagasari 201 6 207

9 Tanjung 180 22 202

10 Urug 4 3 7

Jumlah 857 92 949

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya 2012

Dari jumlah unit usaha kerajinan bordir yang sebesar 949 tersebut, selanjutnya merupakan klasifikasi menurut kriteria usaha pada sentra industri kerajinan bordir Kecamatan Kawalu yang tertuang pada Tabel 1.3 sebagai berikut:


(20)

6

Tabel 1.3

Data Potensi Usaha Industri Bordir Kec. Kawalu

No. Kriteria Usaha Jenis Usaha Jumlah Makloon Pengrajin Usaha 1 Mikro

22 483 505

2 Kecil 60 327 387

3 Menengah 10 47 57

Jumlah 92 857 949

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya. Diolah 2012

Dilihat dari Tabel 1.3 diatas bahwa tidak hanya pengrajin bordir saja yang menjadi usaha di sentra usaha ini, tetapi banyak juga bermunculan usaha-usaha yang memberikan jasa makloon yaitu perantara antara pengrajin bordir dengan para konsumen, dengan kata lain mereka menjual desain kepada konsumen tanpa memproduksi sendiri produk tersebut melainkan memesan pada pengrajin. Selain itu ada juga para pengusaha makloon yang tetap memproduksi tetapi hanya setengah jadi karena mereka memproduksi merek pengusaha lain bukan merek pribadi

Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Koperasi dan UMKM memberikan bantuan kepada para pengusaha untuk dapat mempromosikan sekaligus menjual produknya sehingga dapat dikenal di seluruh Indonesia. Bantuan tersebut berupa para pengusaha bordir mendapatkan lokasi di Pasar Tanah Abang sebagai pusat penjualan bordir asal Tasikmalaya tepatnya di blok F2 lantai 5. Selain itu pula, pemasaran tidak terbatas hanya di Pasar Tanah Abang tetapi juga ke Pasar Tegal Gubug Cirebon, Pasar Turi Surabaya, Pasar Klewer Solo, Pulau Batam, Makasar, Pontianak dan lain-lain.


(21)

7

7

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Arabia, Singapura dan Afrika. Berikut merupakan data ekspor kerajinan bordir pada tahun 2009:

Tabel 1.4

Data Ekspor Kerajinan Bordir Tasikmalaya Tahun 2009

No. Perusahaan Produk Tujuan Volume Nilai Ekspor (US $) 1 Haryati Bordir Kebaya,

Mukena

Malaysia 87.568,00

2 Indri Bordir Koko Pantai Perancis 49.729,73 3 Arok Bordir Mukena Malaysia 1400 Stel 7.567,57

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya 2012

Selain mendapatkan bantuan seperti yang diuraikan diatas, para pengrajin juga mendapatkan bantuan berupa pelatihan pengoperasian penggunaan mesin bordir komputer kepada para pengusaha kecil khususnya bagi mereka yang belum memiliki mesin bordir komputer.

Meskipun jumlah unit usaha kerajinan bordir terus meningkat dan juga adanya bantuan yang diberikan pemerintah Kota Tasikmalaya kepada pengusaha kerajinan bordir, tetapi masih terdapat beberapa usaha yang tidak berhasil dalam kegiatan usahanya dalam kata lain mereka tidak mampu bersaing dengan pengusaha bordir yang lain khususnya mereka yang memiliki finansial yang kuat sehingga menghentikan kegiatan usahanya atau dalam kata lain mengalami gulung tikar.Masalah tersebut dialami oleh para pengusaha khususnya para pengrajin kecil yang tersebar di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Hal tersebut diakui oleh pengurus Koperasi Gapebta (Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya) dan juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Hendrawan yaitu selaku penyuluh perindustrian dan perdagangan madya pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Tasikmalaya.


(22)

8

Selain itu, adanya produk kerajinan bordir buatan Cina di pasaran juga sedikit banyak menjadi ancaman bagi para pengusaha bordir Kota Tasikmalaya. Bordir Cina tersebut dirasakan sebagai ancaman karena mereka berani menjual produk kerajinan tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga kerajinan bordir produk Kota Tasikmalaya, sehingga hal tersebut berakibat terjadinya penurunan omzet pada para pengusaha..

Oleh karena itu, diperlukan pengembangan produk-produk bordir agar tetap diminatioleh konsumen dalam negeri maupun di luar negeri, peningkatan mutu desain serta diversifikasi produk akan sangat membantu mempertahankan selera konsumen. Kekuatan bidang usaha bordir terletak pada ketersediaan tenaga kerja yang cukup murah, namun memiliki keterampilan yang bisa diarahkan pada selera pasar. Karena upah tenaga kerja yang masih relatif rendah, maka usaha bordir masih dapat mengimbangi nilai bahan baku impor. Selain itu, para pengusaha juga perlu memiliki kompetensi dalam kegiatan usahanya, yaitu berupa pengetahuan, keterampilan dan juga kemampuan untuk dapat mancapai suatu keberhasilan dalam kegiatan usahanya.

Oleh karena itu, para pengusaha diharapkan memiliki kompetensi kewirausahaan. Karena dengan kompetensi kewirausahaan diharapkan dapat terciptanya keberhasilan usaha yang dicapai oleh para pengusaha.

Seperti halnya yang terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Aria Hadi Nugraha (2010), yang berjudul “Pengaruh kompetensi wirausaha terhadap keberhasilan usaha pada RM. Nasi Bancakan Bandung”. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari ilmu


(23)

9

9

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu berpengaruh sebesar 43,17% terhadap keberhasilan usaha pada RM. Nasi Bancakan Bandung.

Selain itu, penelitian dari Ressa Andari (2010), yang berjudul “Pengaruh

kompetensi pengusaha, skala usaha, dan saluran pemasaran terhadap keberhasilan usaha (Survey pada industri bawang goreng di Kabupaten Kuningan”. Penelitian tersebut disimpulkan bahwa kompetensi kewirausahaan, skala usaha, dan saluran pemasaran berpengaruh sebesar 67,35% terhadap keberhasilan usaha pada industri bawang goreng di Kabupaten Kuningan.

Berdasarkan uraian serta hasil penelitian terdahulu diatas, penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul:

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha

(Studi Persepsional PadaPengusahaKecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir

Kecamatan Kawalu Tasikmalaya)”.

1.2Identifikasi Masalah

Dalam kegiatan wirausaha terdapat satu tujuan yang semua orang inginkan. Tujuan tersebut adalah dapat tercapainya keberhasilan dalam kegiatan usahanya. Tidak ada seorang wirausaha pun yang tidak menginginkan keberhasilan dalam bisnis yang dijalaninya. Untuk mencapai tujuan keberhasilan usaha tersebut dapat diraih oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha adalah dengan dimilikinya kompetensi kewirausahaan. Tetapi, pada kenyataannya sangat banyak pelaku wirausaha yang tidak memiliki kompetensi dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Kebanyakan wirausaha hanya


(24)

10

memiliki modal “nekat” dalam kegiatan bisnisnya, dalam kata lain para wirausaha

melakukan kegiatan bisnisnya tanpa didasari dengan kemampuan serta skill dalam penguasaan bisnis yang dikerjakan. Kompetensi kewirausahaan itu sendiri meliputi akan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan seorang wirausaha atas kegiatan bisnis yang sedang atau akan dilakukannya. Wirausaha yang tidak memiliki kompetensi biasanya tidak memiliki pemikiran kreatif dan inovatif akan produk-produk yang akan dihasilkannya. Biasanya mereka hanya meniru produk orang lain yang dirasa sudah dikenal di pasaran. Sehingga produk yang dihasilkannya pun terkesan seragam dan tidak memiliki suatu nilai yang baru serta nilai ekonomis pada produk tersebut karena para konsumen lebih baik memilih untuk membeli produk tersebut kepada orang yang lebih dahulu memproduksi barang tersebut.

Masalah akan keberhasilan usaha ini pun dialami oleh para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Terlepas dari kenaikan unit usaha dari tahun ke tahunnya, tatapi terdapat pula pengusaha yang tidak berhasil dalam kegiatan bisnisnya sehingga harus meninggalkan bisnis tersebut atau mengalami bangkrut. Kenaikan jumlah unit usaha dari tahun ke tahunnya kebanyakan hanya dialami oleh pengusaha yang memiliki modal yang besar. Budaya pengusaha bordir yang memiliki modal yang besar biasanya setelah bisnis mereka maju, maka mereka akan memberikan bisnis bordir yang sama kepada anggota keluarga mereka khususnya pada anak-anak mereka sehingga membuat peningkatan jumlah unit usaha terus naik dari tahun ke tahunnya dan juga peningkatan tersebut merupakan peningkatan secara umum se-Kota


(25)

11

11

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tasikmalaya tidak terdapat data khusus per-Kecamatan yang memungkinkan adanya penurunan. Berbeda dengan para pengusaha bordir khususnya pengrajin yang memiliki modal kecil, mereka sulit untuk bersaing dalam segi finansial dengan pengusaha bordir yang memiliki modal yang besar. Selain itu, kompetensi wirausaha mereka pun bisa dikatakan rendah karena mereka terkesan banyak yang memaksakan kegiatan bisnis yang telah menjadi budaya di daerah tersebut khususnya di Kecamatan Kawalu.

Dengan faktor kompetensi kewirausahaan yang telah diuraikan tersebut maka diharapkan keberhasilan usaha dapat diraih oleh para pengusaha khususnya pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. 2. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di

Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.


(26)

12

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian terhadap para pengusaha kecil di sentra industri kerajinan bordir ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usahapada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

1.5Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu akan berguna bagi pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menjelaskan faktor kompetensi kewirausahaan dalam mendukung keberhasilan usaha.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan keberhasilan usaha melalui kompetensi kewirausahaan.


(27)

44

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada sentra industri kerajinan bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha

sebagai variabel terikat atau dependent variabel (Y). Sedangkan subjek penelitian

yang dijadikan responden adalah para pengusaha khusunya pengrajin bordir kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

3.2 Metode Penelitian

Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.


(28)

45

Jenis penelitian verifikatif menurut Suharismi Arikunto (2006:8) pada dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Menurut Sugiyono (2008:5), “Metode penelitian bisnis dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.

Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif, maka penulis menggunakan metode survey explanatory, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengadakan wawancara terstruktur, kuesioner, test, dsb. (Sugiyono, 2008:11)

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian

dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak


(29)

46

46

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai

variabel terikat atau dependent variabel (Y), sedangkan pengukurannya

menggunakan skala ordinal.

Menurut Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa: “Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya’.

(1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)

Adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Suatu variabel dikatakan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat.

(2) Variabel Terikat atau Dependent variabel (Y)

Adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung atas variabel lain. Suatu variabel dikatakan variabel terikat apabila hubungannya dipengaruhi oleh variabel bebas.


(30)

47

3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL/KONSEP VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

KompetensiKewirausahaan (X)diartikansebagaipengetahuan, keterampilan, dankemampuanindividu yang berpengaruhpadahasil, karenawirausahaadalah orang yang selaluberorientasipadahasil. Suryana (2008:5)

 Pengetahuan  Pengetahuan Bidang usaha Tin pen kera  Pengetahuan Pesaing Tin pen keleb Tin pen kek  Pengetahuan Pemasaran Tin pen mem  Pengetahuan Pembukuan Keuangan Tin pen an k

 Keterampilan  Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko Tin ketera man usa Tin ketera mem resik

 Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah Tin ketera men bor Tin desa pesa

 Keterampilan dalam memimpin dan mengelola Tin keter men Tin keter men  Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi Tin ketera berk den


(31)

48

48

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

zc den Tin ketera berk den

 Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan Tin alat pro Tin mesin tera  KemampuanIndivid u

 Percaya diri Tin kep keb dalam ked

 Memiliki Inisiatif Tin men

ide- Memiliki motif berprestasi

Tin untu usa

 Memiliki jiwa kepemimpinan

Tin yan pad

 Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan Tin mem resik pen kep

Keberhasilan Usaha (Y),

Keberhasilanusahaadalahkeberhasilandaribisnisdalammencapaitujuannya. Henry Faizal Noor (2007: 397)

 Laba Rata

pen dalam tera Rata pen pen tahu

 Produktivitas dan efisiensi Rata pen pro tahu Tin dalam mod Rata pro dalam tahu


(32)

49

 Daya saing Rata pen baru tera

Tin kua bor

 Terbangunyacitraba ik

Rata pen kon mem tahu

Rata yan kem tahu

3.5 Sumber Data

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (2008:402), “sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui:


(33)

50

50

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat dijadikan landasan teori.

2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan mempunyai hubungan langsung dengan objek yang diteliti.

3. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara langsung berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan lain-lain.

4. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah serponden yaitu para pengusaha/pengrajin bordir di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.7.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:55), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


(34)

51

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil adalah populasi dari pengusaha khususnya pengrajin bordir kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya yaitu sebanyak 327 unit usaha. Berikut merupakan data yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 3.2

Jumlah Unit Usaha Bordir Kec. Kawalu

No. Kelurahan/Desa Jumlah Pengusaha

1 Cibeuti 37

2 Cilamajang 86

3 Gunung Gede 9

4 Gunung Tandala 18

5 Karang Anyar 4

6 Kersamenak 37

7 Leuwiliang 7

8 Talagasari 50

9 Tanjung 77

10 Urug 2

Total Unit Usaha 327 Sumber: Data sekunder diolah tahun 2012

3.7.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008:56) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan definisi populasi tersebut, kita dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan menggunakan teknik sampel yang cukup representatif dari sifat-sifat populasi.

Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi yang dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 yang bisa dikatakan sebagai populasi yang besar, maka diperlukan adanya penarikan sampel.

Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003: 141), yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam


(35)

52

52

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%. Adapun rumusnya adalah:

... (Husein Umar, 2003:141)

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Taraf kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir (e=0.1)

berdasarkan rumus diatas maka dapat diukur besarnya sampel sebagai berikut:

≈ 77 responden

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan ukuran sampel 77 orang responden.

3.7.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan teknis cluster sampling. Teknik ini

biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Hal ini sesuai dengan karakteristik yang terdapat pada pengusaha kerajinan bordir di Sentra Industri Kerajinan Bordir mengandung unsur yang karakteristiknya


(36)

53

berbeda-beda atau heterogen dalam jumlah yang tersebar di 10 Kelurahan/Desa di Kecamatan Kawalu diambil sampel secara proporsional untuk diperoleh sampel yang representatif. Hasil penarikan sampel menggunakan cluster sampling dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penyebaran Proporsi Sampel

No. Kelurahan/Desa Populasi Sampel

1 Cibeuti 37 (37÷327)×77 = 9

2 Cilamajang 86 (86÷327)×77 = 20

3 Gunung Gede 9 (9÷327)×77 = 2

4 Gunung Tandala 18 (18÷327)×77 = 4

5 Karang Anyar 4 (4÷327)×77 = 1

6 Kersamenak 37 (37÷327)×77 = 9

7 Leuwiliang 7 (7÷327)×77 = 2

8 Talagasari 50 (50÷327)×77 = 11

9 Tanjung 77 (77÷327)×77 = 18

10 Urug 2 (2÷327)×77 = 1

Jumlah 327 77

Sumber: Data sekunder diolah tahun 2012

Syarat lain yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bias diambil sebagai sampel. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak.


(37)

54

54

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil dari pengundian yang diambil dari populasi diperoleh data sampel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kerangka Sampel Penelitian

No. Nama Pengusaha Kelurahan/Desa Alamat

1 H. Oos Cibeuti Kp. Cikedewul

2 H. Alek Cibeuti Kp. Cikedewul

3 H. Enceng Kamil Cibeuti Kp. Cikedewul 4 Saepul Mikdar Cibeuti Kp. Nagrog 5 E. Jamaludin Cibeuti Kp. Cibeuti 6 Jaka A. Amcori Cibeuti Kp. Selaawi

7 Uus Usman Cibeuti Kp. Gunung Lingga 08/07 8 Uu Rusmana Cibeuti Kp. Cijerah Hilir

9 Obay Cibeuti Kp. Cijeruk Girang 11/02 10 Gani Cilamajang Kp. Saguling Panjang 11 Tatang Cilamajang Kp. Saguling Panjang 50 12 Asep S. Cilamajang Kp. Saguling Panjang 13 H. Endang K. Cilamajang Kp. Saguling

14 H. Mamur Cilamajang Kp. Saguling 15 H. Sarbeni Cilamajang Kp. Saguling 16 Deni SM. Cilamajang Kp. Saguling 17 Dedi Setiadi Cilamajang Kp. Saguling 09/02 18 Pepen R., SE. Cilamajang Kp. Saguling 13 19 Aa Darya Cilamajang Kp. Cibogo 20 Agus Cilamajang Kp. Saguling 01/02 21 Undang M. Cilamajang Kp. Saguling 01/02 22 Aceng N. Cilamajang Kp. Saguling 08/02 23 H. Jayudin Cilamajang Kp. Saguling Panjang 24 M. Rahmat Cilamajang Kp. Genteng

25 Nono S. Cilamajang Kp. Gunung Subang 26 H. Emud M. Cilamajang Kp. Saguling 27 E. Rusman Cilamajang Kp. Saguling Inpres 28 Ikin Sadikin Cilamajang Kp. Saguling Panjang 29 Parid Cilamajang Kp. Saguling 23 30 Jenal M. Gunung Gede Kp. Rancabango 31 Lili Somali Sunung Gede Kp. Awilega 32 Nasihin Gunung Tandala Kp. Sukahurip 33 Akos Gunung Tandala Kp. Bojongsari 34 Enong Gunung Tandala Kp. Cianjur Kulon 35 Anah Gunung Tandala Kp. Cianjur Kulon 36 Hj. Neneng Karang Anyar Kp. Palasari 37 Yuyu Andrianto Kersamenak Perum Mitra Batik 38 Sadek M. Kersamenak Jl. Perintis Kemerdekaan 39 A. Sujatna Kersamenak Kp. Cicariang

40 Endang Ikah Kersamenak Kp. Saguling Babakan 41 Uus Usmayati Kersamenak Kp. Bbk. Pala 04/10 42 H. Holikin Kersamenak Kp. Ngamplang 01/03 43 Agus Kersamenak Kp. Sengkol 01/05


(38)

55

44 Dadan Kersamenak Perum Mitra Batik 45 H. Imron Kersamenak Kp. Ngamplang 46 Oyon D. Leuwiliang Kp. Nusalaksana 47 Utep Leuwiliang Kp. Nusalaksana 48 Nanang Talagasari Kp. Cibihbul 49 Obi Kurnia Talagasari Kp. Cikebo 50 H. Dono R. Talagasari Kp. Cikebo 51 Dadang Talagasari Kp. Cibeurih 52 H. Eded Talagasari Kp. Cipawela 53 H.Jaya Talagasari Kp. Cipawela 54 H.Utep Talagasari Kp. Cipawela 55 H.Kholis Talagasari Kp. Cipawela 56 H. Uha Talagasari Kp. Cipawela 57 Diding Talagasari Kp. Cipawela 58 H Lili Talagasari Kp. Cipawela

59 Ena Jumena Tanjung Kp Babakan Peundeuy

60 Maskun Tanjung Kp Cukang

61 Cucu Samsu Tanjung Kp Cukang 62 Ny Nurfaizah Tanjung Kp Cukang 63 Syarif Hidayat, B.Sc Tanjung Kp Cukang

64 Dadang Tanjung Kp Cukang

65 H. Iim Tanjung Jl. Air Tanjung 03/01 66 Halim Priatna Tanjung Jl. Tanjung 04/10 67 Engkon Raharjo Tanjung Jl.Air Tanjung 03/01 68 Dani Darusalam Tanjung Jl.Air Tanjung 03/03 69 E. Harjo Tanjung Jl.Air Tanjung 03/01 70 Nur'rohman; Asep S Tanjung Jl Air Tanjung No. 40 71 HJ. Isah Tanjung Jl. Air Tanjung

72 Muplihin Tanjung Jl. Air Tanjung Kp. Ciwangsa RT. 01/01 73 Eben Sabeni Tanjung Kp. Citamiang

74 Asnan Ahman Tanjung Kp. Citamiang

75 Herman Tanjung Kp. Citamiang

76 H. U. Buchori Tanjung Kp. Citamiang


(39)

56

56

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.8.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data atau kuesioner terkumpul dari responden, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y). Pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Mengecek lembar jawaban yang telah diisi oleh responden untuk mengetahui kelengkapan hasil jawaban yang akan menentukan layak atau tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diolah lebih lanjut.

2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan empat pilihan jawaban. Klasifikasi pilihan jawaban tertuang dalam tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.5

Interpretasi Alternatif Jawaban untuk Kompetensi Kewirausahaan

Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif

Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/ Sangat Dekat/ Sangat Menguasai/ Sangat Yakin

5

Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Yakin

4 Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup

Terampil/ Cukup/ Cukup Dekat/ Cukup Menguasai/ Cukup Yakin

3

Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang Dekat/ Kurang Menguasai/ Kurang Yakin

2

Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/ Tidak Dekat/ Tidak Menguasai/ Tidak Yakin

1

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk tabel 3.6 dibawah ini:


(40)

57

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak seorangpun 2 1%-25% Sebagian kecil 3 26%-49% Hampir setengahnya 4 50% Setengahnya 5 51%-75% Sebagian besar 6 76%-99% Hampir seluruhnya 7 100% Seluruhnya

3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Variabel Y (Keberhasilan Usaha)

4. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam

tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.7

Pola Tabulasi Data Penelitian

Responden Item Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 … N

1 2

n

5. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap sejumlah sampel di luar jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa ketika kuesioner disebarkan kepada responden atau seluruh sampel, kuesioner tersebut telah memenuhi syarat valid dan reliabel.


(41)

58

58

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya dari suatu kuesioner yang disebar, artinya bahwa kuesioner yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu

dengan cara mengkorelasikan bulir item dengan skor total. Adapun rumusnya sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ { ∑ ∑ }

... (Arikunto, 2006: 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

N = Jumlah Responden

∑XY =Jumlah Hasil Kali Skor X dan Y Setiap Responden ∑X = Jumlah Skor X

∑Y = Jumlah Skor Y

(∑X)2 = Kuadrat Jumlah Skor X

(∑Y)2


(42)

59

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan SPSS 17. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada rtabel dengan taraf kepercayaan 95% atau α=0.05 dengan dk = n-2 (dk = 30-2 = 28), jika rhitung> rtabel maka item tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel dan SPSS 17.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Kompetensi Kewirausahaan

No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Pengetahuan bidang usaha kerajinan bordir secara umum

0,591 0,374 Valid 2 Pengetahuan kelebihan pesaing 0,609 0,374 Valid 3 Pengetahuan kekurangan pesaing 0,598 0,374 Valid 4 Pengetahuan memasarkan bordir 0,425 0,374 Valid 5 Pencatatan/ pembukuan keuangan 0,390 0,374 Valid 6 Keterampilan mengatur strategi usaha 0,446 0,374 Valid 7 Keterampilan memperhitungkan resiko 0,504 0,374 Valid 8 Keterampilan menciptakan desain bordir 0,683 0,374 Valid 9 Keunggulan desain dengan pesaing 0,561 0,374 Valid 10 Keterampilan mengatur usaha 0,515 0,374 Valid 11 Keterampilan mengatur karyawan 0,445 0,374 Valid 12 Keterampilan berkomunikasi dengan

karyawan

0,447 0,374 Valid 13 Kedekatan dengan karyawan 0,707 0,374 Valid 14 Keterampilan berkomunikasi dengan

konsumen

0,667 0,374 Valid 15 Penguasaan alat/ mesin bordir 0,447 0,374 Valid 16 Perawatan Mesin 0,547 0,374 Valid 17 Keyakinan akan keberhasilan usaha 0,509 0,374 Valid 18 Pengaplikasian ide-ide baru 0,677 0,374 Valid 19 Keyakinan akan memajukan usaha 0,482 0,374 Valid 20 Pemberian teladan pada karyawan 0,586 0,374 Valid 21 Memeperhitungkan resiko dalam

pengambilan keputusan

0,436 0,374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data


(43)

60

60

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Peningkatan laba usaha 0,433 0,374 Valid 2 Peningkatan penjualan bordir 0,447 0,374 Valid 3 Peningkatan produksi bordir 0,590 0,374 Valid 4 Efisiensi penggunaan modal 0,606 0,374 Valid 5 Jumlah produksi gagal 0,509 0,374 Valid 6 Penambahan produk baru 0,455 0,374 Valid 7 Peningkatan kualitas bordir 0,467 0,374 Valid 8 Jumlah konsumen baru 0,501 0,374 Valid 9 Jumlah konsumen yang tidak memesan

kembali

0,518 0,374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 3.8 dan 3.9 diatas dapat dilihat bahwa rhitung yang dihasilkan dari hasil pengolahan menggunakanMicrosoft Office Excel dan SPSS 17 lebih besar dari rtabel sebesar 0,374. Jadi bisa dikatakan bahwa kuesioner yang disebar kepada responden baik pada variabel X yaitu kompetensi kewirausahaan maupun variabel Y yaitu keberhasilan usaha dinyatakan valid. Artinya, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

- Uji Reliabilitas

Menurut Suharismi Arikunto (2006:178), menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:


(44)

61

∑ ... (Arikunto, 2006: 171) Dimana:

Cα = Cronbach Alpha (Reliabilitas Instrumen) k = Banyaknya item angket

∑σb2 = Jumlah Varians Bulir σ12 = Varians Total

Untuk mencari varians per item digunakan rumus varians sebagai berikut:

∑ ∑

... (Arikunto, 2006: 196) Dimana:

σ2

= Varians ∑x = Jumlah skor N = Jumlah responden

Menetapkan keputusan pengujian sebagai berikut:

Hasil perhitungan r11 dibandingkan rtabel pada taraf nyata 5%. Dengan kriteria pengujian:

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika r hitung> r tabel

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel


(45)

62

62

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.10

Hasil Pengujiaan Reliabilitas Kompetensi Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha

No. Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

1 Kompetensi Kewirausahaan 0,743 Reliable 2 Keberhasilan Usaha 0,711 Reliable Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 3.10 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data pada variabel X yaitu kompetensi kewirausahaan dan variabel Y yaitu keberhasilan usaha didapat nilai Alpha Cronbach sebesar 0,743 dan 0,711. Dapat diartikan

bahwa kuesioner yang disebar adalah reliable karena nilai Alpha Cronbach nya

lebih besar dari 0,700.

3.8.2 Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner/angket ini terkumpul dari seluruh responden, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data yag masih berupa data ordinal variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Y (Keberhasilan Usaha). Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah, menganalisis serta menafsirkan data tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh antara variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dengan variabel Y (Keberhasilan Usaha). Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan cara sebagai berikut:


(46)

63

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi

oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih lanjut.

2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative jawaban

dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola pembobotan untuk

coding adalah:

Tabel 3.11

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

No Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan

Positif

Bobot Pernyataan Negatif

1 Sangat Positif 5 1

2 Positif 4 2

3 Netral 3 3

4 Negatif 2 4

5 Sangat Negatif 1 5

3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah kedua ke dalam tabel 3.12sebagai berikut:

Tabel 3.12

Pola Rekapitulasi Data Penelitian

Responden Item Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 … n

1 2

n

Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara


(47)

64

64

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data

transformasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value = encity at ower imit - encity at Upper imit

rea Below Upper imit - rea Bellow ower imit Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat dalam tabel 3.13 berikut:


(48)

65

Tabel 3.13

Pengubahan Data Ordinal ke Interval Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5 Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kumulatif Nilai

Scale Value

Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK = ST x JB x JR

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan menggunakan rumus:

∑ Dimana:

xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y

x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden c. Membuat daerah kategori kontinum

Tinggi = ST x JB x JR Sedang = SD x JB x JR Rendah = SR x JB x JR


(49)

66

66

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana:

SR = Skor tertinggi SD= Skor terendah JB = Jumlah bulir JR = Jumlah responden

d. Menentukan daerah kontinum variabel kompetensi kewirausahaan (X) dan variabel keberhasilan usaha (Y).

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 3.1

Garis Kontinum Variabel X dan Y B. AnalisisRegresi

Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Ŷ = α + bX ... (Sugiyono, 2008: 270) Dimana:

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.


(50)

67

X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b yaitu ∑xi, ∑Yi, ∑xiYi, ∑xi2, ∑Yi2 serta mencari nilai a dan b. 2. Mencari nilai a dan b dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑

Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana individu dalam variabel dependent akan terjadi

apabila individu dalam variabel independent ditetapkan.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap perubahan Y dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (r2), koefisien determinasi merupakan cara untuk mengukur ketepatan garis regresi. Rumus koefisien determinasi adalah:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑


(51)

68

68

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan satu buah variabel bebas, yakni (X) sehingga analisis korelasi yang digunakan koefisien korelasi. Penggunaan koefisien korelasi digunakan untuk menguji hubungan satu variabel bebas (X) terhadap Y.

Berikut adalah rumus yang dapat menentukan koefisien korelasi:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan:

rxy = Koefisien validitas antara x dan y

x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item y = Skor total

∑ x = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ y = Jumlah skor dalam distribusi y

∑ x2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x ∑ y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y, nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel


(52)

69

yang berarti. Setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.

 Jika r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Tabel 3.14

Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2008:250)

3.8.3 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan dan penolakan dari pada hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu signifikansi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:215), adapun perhitungannya adalah :


(53)

70

70

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan: t = Nilai t

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel

Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

1. Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan. 2. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak

signifikan.

Ketentuannya adalah:

Ho:r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).

Ha:r 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).

Kriteria penolakan hipotesis adalah:

Tolak hipotesis Ho jika thitung> ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = N - 2 dalam hal lainnya hipotesis diterima.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara keseluruhantermasuk pada kategori tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah kerajinan bordir. Keterampilan utama dalam kerajinan bordir adalah pembuatan desain / model bordir yang harus terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung watak dan sifat yang dimiliki para pengusaha.


(55)

122

122

Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara keseluruhan termasuk pada kategori tinggi.Artinya para pengusaha tersebut sebagian besar telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut belum mencapai maksimal yang masih bisa diraih oleh para pengusaha kecil.

3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi pula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:

1. Para pengusaha kecil atau pun orang yang akan memulai bisnis bordir di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya diharapkan harus memiliki atau meningkatkan kompetensi kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila tidak


(56)

123

memiliki kompetensi kewirausahaan maka kemungkinan akan kegagalan usaha sangat besar.

2. Para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya diharapkan agar dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain bordir yang baru, orisinalitas desain yang berbeda dengan para pesaing, serta mengikuti perkembangan dunia

fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi terhadap Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara luas lagi seperti meneliti faktor-faktor selain faktor kompetensi kewirausahaan. Serta tidak hanya meneliti pengusaha kecilnya saja, melainkan seluruh pengusaha baik mikro, kecil, dan menengah.


(1)

70

70 Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan: t = Nilai t

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel

Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

1. Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan.

2. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak

signifikan.

Ketentuannya adalah:

Ho:r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).

Ha:r 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).

Kriteria penolakan hipotesis adalah:

Tolak hipotesis Ho jika thitung> ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan


(2)

121 Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada

pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara keseluruhantermasuk pada kategori tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah kerajinan bordir. Keterampilan utama dalam kerajinan bordir adalah pembuatan desain / model bordir yang harus terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung watak dan sifat yang dimiliki para pengusaha.


(3)

122

122 Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha

kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara keseluruhan termasuk pada kategori tinggi.Artinya para pengusaha tersebut sebagian besar telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut belum mencapai maksimal yang masih bisa diraih oleh para pengusaha kecil.

3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi pula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:

1. Para pengusaha kecil atau pun orang yang akan memulai bisnis bordir di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya

diharapkan harus memiliki atau meningkatkan kompetensi

kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila tidak


(4)

123

123 Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memiliki kompetensi kewirausahaan maka kemungkinan akan kegagalan usaha sangat besar.

2. Para pengusaha kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya diharapkan agar dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain bordir yang baru, orisinalitas desain yang berbeda dengan para pesaing, serta mengikuti perkembangan dunia fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi terhadap Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya secara luas lagi seperti meneliti faktor-faktor selain faktor kompetensi kewirausahaan. Serta tidak hanya meneliti pengusaha kecilnya saja, melainkan seluruh pengusaha baik mikro, kecil, dan menengah.


(5)

xvii Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

1. SumberBukuTeks

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astamoen, Moko P. 2005. Entrepreneurship, Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Arcan.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

Umar. Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Zimmerer, Thomas W dan Scarborough Norman M. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

xviii Irman Widya Permana, 2013

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. SumberKaryaIlmiah

Ahmad RivanFauzi (2010). HubunganSikapKewirausahaandenganKeberhasilan

Usaha Tulang Sepatu di Kecamatan Bandung Kulon.SkripsiUnikom Bandung.

Tersedia di: elib.unikom.ac.id

Anjar Pratiwi (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pedagang Kaki Lima Di Pasar Klewer Tahun 2009. Skripsi UNS. Tersedia di: digilib.uns.ac.id

Aria Hadi Nugraha. Pengaruh Kompentensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada RM. Nasi Bancakan Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Tersedia di: elib.unikom.ac.id

Monalisa (2010). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan

Usaha Pada CV. Karaos Cattering Di Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Tersedia di: elib.unikom.ac.id

Ressa Andari (2011). Pengaruh kompetensi pengusaha, skala usaha dan saluran pemasaran terhadap keberhasilan usaha (survey pada industri bawang goreng di kabupaten kuningan). Skripsi UPI Bandung.

Tersedia di: repository.upi.edu

3. Sumber Lain

Buku Profil UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kota Tasikmalaya: Kegiatan Fasilitasi Promosi Melalui Event-Event Tahun 2010. Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya www.anneahira.com

www.bps.go.id

www.budpar.go.id/userfiles/file/5201_1445-4_INDUSTRIBUDAYA1OKE.pdf www.depkop.go.id


Dokumen yang terkait

Respons Pengusaha Industri Kecil di Pedesaan terhadap Dampak Krisis Ekonomi dan Pengaruh Respons Pengusaha terhadap Perkembangan Usaha. Kasus Industri Kerajinan Anyaman Pandan di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah dan Industri Kecil Bordir di Desa Tanjung

0 10 154

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : survei terhadap para pengusaha di sentra industri Tas Kebon Lega.

0 0 54

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA DI INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA.

1 10 30

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

2 7 72

PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA: Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered.

2 5 59

PENGARUH KREATIVITAS PENGUSAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PENGUSAHA SEPATU DI SENTRA INDUSTRI KECIL PERSEPATUAN CIBADUYUT: Survei pada Pengusaha Sepatu Persepatuan Cibaduyut Bandung.

2 17 54

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA PADA PENGUSAHA BATIK DI SENTRA KERAJINAN BATIK KOTA TASIKMALAYA.

1 2 39

PENGARUH CITRA KERAJINAN BORDIR TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE SENTRA KERAJINAN BORDIR DI KOTA TASIKMALAYA.

0 1 84

PENGARUH MODAL KERJA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey Pada Pengusaha Tahu di Sentra Industri Tahu dan Tempe Cibuntu Kota Bandung.

2 18 37

PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN KULIT DI MAGETAN.

0 1 89