BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Asing di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Bank

  Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.

  Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjan uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya (Kasmir, 2007:25).

  Banyak banker dan pakar mendefenisikan bank yang berbeda, namun pada dasarnya sepakat mengatakan bahwa bank sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  Stuart (2007) menyatakan bahwa “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedar- kan alat- alat penukar uang berupa uang giral”.

  Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rak yat banyak”.

  Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mangenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.

2.1.2 Jenis-Jenis Bank

  Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Adapun jenis per- bankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2007:34):

  1. Dilihat dari Segi Fungsinya Jenis bank dilihat dari segi fungsinya antara lain:

  a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan- nya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut dengan Bank Komersial (commercial bank).

  b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Hal ini berarti kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

  2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya antara lain: a. Bank Milik Pemerintah

  Bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

  Contoh Bank Milik Pemerintah antara lain: Bank negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara.

  b. Bank Milik Swasta Nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

  Contoh Bank Milik Swasta Nasional antara lain: Bank Central Asia, Bank Niaga, Bank Muamalat, Bank Lippo, Bank Danamon.

  c. Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

  Contoh bank milik koperasi: Bank Umum Koperasi Indonesia.

  d. Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikan bank ini pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh Bank Asing antara lain: ABN AMRO, Bank American Express, Bank Hongkong, City Bank.

  e. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh Bank Campuran antara lain: Bank Merincorp, Bank Finconesia, Sanwa Indonesia Bank, Inter Pacifik Bank.

  3. Dilihat dari Segi Status

  Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Hal ini dapat dilihat dari segi kemampuan bank dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi dalam 2 macam yaitu:

  a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluru-han, misalnya: transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

  b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehinnga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas- batas negara.

  4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank ini dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli. Pembagian bank berdasarkan jenis ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu:

  a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional

  Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2 metode dalam mencari keuntunngan dan menentukan harga kepada para nasabah- nya, yaitu:

  1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

  2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

  b. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional.

  Bank berdasarkan syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegitan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

  1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

  2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

  3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

  4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

  (ijarah)

  5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina)

2.1.3 Penilaian Kesehatan Bank

  Sebagaimana layaknya manusia, dimana kesehatan bank merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkat- kan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani nasabahnya.

  Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kagiatan operasinya (Kasmir, 2007:49).

  Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatnnya. Akan tetapi bagi bank yang terus-menerus menurun kesehatannya, mungkin harus men- dapatkan pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank-bank.

  Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia di kenal dengan penilaian analitis CAMEL, yang meliputi beberapa aspek seperti:

  1. Aspek Permodalan (Capital) Pada aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (AMTR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.

  2. Aspek Kualitas Aset (Asset) Aspek ini digunakan untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank.

  Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada BI.

  3. Aspek Kualitas manajemen (Management) Dalam pengelolan kegiatan bank sehari-hari dapat dinilai juga kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusia-nya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi dalam aspek manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen bank yang bersangkutan.

  4. Aspek Rentabilitas (Earning) Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang yang diukur secara rentabilitas terus meningkat.

  5. Aspek likuiditas (Liquidity) Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua per-mohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:

  a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva

  b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti tabungan, giro, deposito, dan lain-lain.

2.1.4 Pengertian kinerja keuangan

  Agar perusahaan dapat tetap berjalan sesuai harapan, biasanya manajemen membagi-bagi tugas, memecah-mecah organisasi perusahaan menjadi divisi- divisi, dan menetapkan seorang manajer yang bertanggung-jawab untuk setiap divisi tersebut. Para manajer divisi diberi kewenangan untuk membuat berbagai keputusan yang sebelumnya dilakukan oleh manajemen pusat, dan perusahaan menetapkan berbagai instrumen evaluasi guna menilai kinerja para manajer tersebut. Kondisi ini disebut dengan pelimpahan wewenang.

  Zarkasyi (2008 : 48) berpendapa t bahwa : “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.”

  Gitosudarmo dan Basri (2002 : 275) berpendapat bahwa : ”Kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laba rugi dan neraca.”

  Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan rugi laba terhadap yang satu dengan yang lain, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.

  Menurut Prastowo (1995) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membentuk dan mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan produksi yang paling mungkin mengenai produksi dan kinerja perusahaan pada masa sekarang.

2.1.5 Laporan Keuangan Perbankan

  Laporan Keuangan Perbankan Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tanggal

  14 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari:

  1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.

  2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

  3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan di- publikasikan setiap bulan.

  4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan

  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku serta menyampai- kan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

  Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank terdiri atas:

  a) Neraca Bank Dalam neraca disajikan aset dan kewajiban yang disusun berdasarkan karakteristiknya dan berdasarkan urutan likuiditasnya.

  b) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

  c) Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

  d) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

  e) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

2.1.6 Rasio Keuangan perbankan

  Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yamg pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank selama periode keuangan tersebut.

  Rasio-rasio yang sering dihitung dan yang dapat dibandingkan oleh perbankan untuk mengukur kinerja keuangannya, antara lain adalah sebagai berikut:

  2.1.6.1 Rasio Profitabilitas (Profitability) Rasio profitabilitas ini penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan, baik berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari hasil kegiatan non operasionalnya (Teguh, 1996:432).

  Adapun berbagai rasio profitabilitas ini antara lain:

  1) Return On Asset (ROA) ROA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset yang dimiliki bank bersangkutan.

  2) Return On Equity (ROE)

  ROE = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.

  3) Net Interest Margin (NIM)

  NIM = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam mengelola earning asset bank untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

  4) Net Profit Margin (NPM)

  NPM = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih.

  2.1.6.2 Rasio Efisiensi (Efficiency) Besarnya profitabilitas usaha suatu bank antara lain juga dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang ada. Oleh karena itu apabila profitabilitas yang ada tersebut rendah maka perlu diadakan pengukuran efisiensi yang ada. Rasio efisiensi ini bergerak sejajar dengan rasio profitabilitas sebab kalau rasio efisiensi tinggi maka profitabilitasnya diharapkan tinggi dan sebaliknya apabila efisiensi yang ada rendah maka profitabilitasnya juga rendah (Teguh, 1996:435). Adapun berbagai Rasio Efisiensi ini antara lain: 1) Non interest expenses to avarage total asset (NIA)

  NIA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai beban non bunganya (overhead expenses) dari rata-rata total aset yang dimilikinya.

  2) Overhead (OH) Overhead = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengendalikan penggunaan biaya dalam mengelola earning asset bank. Biaya overhead (overhead cost) disini maksudnya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank diluar biaya yang digunakan dalam menghimpun dana serta biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran kredit.

  3) Cost to Income (CI)

  CI = X 100%

  Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai beban non bunganya (beban overhead) dari pendapatan bunga bersihnya ditambah dengan pendapatan lain yang diperoleh bank.

  4) Staff cost to total assets (SEA)

  SEA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi biaya yang dibutuhkan dalam penggunaan karyawan.

  5) General expenses to total assets (GEA)

  GEA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai seluruh beban yang harus dibayarnya (baik beban bunga maupun beban non bunga/ beban overhead) dari total aset bank. 6) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

  BOPO = X 100% Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opera- sionalnya. Semakin kecil rasio BOPO maka akan semakin baik, hal ini karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya beban operasionalnya dengan pendapatan operasional bank.

  2.1.6.3 Rasio Kualitas aset (Asset Quality) Rasio ini menunjukkan kualitas aset yang dimiliki suatu bank, sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda (Selamet, 2004:169). Adapun berbagai Rasio Kualitas Aset ini antara lain: 1) Provision to NPL (PNPL)

  PNPL = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana untuk menutupi kerugian akibat adanya pinjaman yang tidak tertagih.

  2) Provision to Loans (PL) PL = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih dari total pinjamannya.

  3) Non Performing Loans (NPL)

  NPL = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengatasi kemungkinan terjadinya risiko sejumlah pinjaman yang tak tertagih dari total pinjamannya.

  4) Provision to Assets (PA) PA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana untuk total pinjaman yang diberikannya dari total aset yang dimilikinya.

  2.1.6.4 Rasio Likuiditas (Liquidity) Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Dalam kewajiban disini termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan maupun penarikan-penarikan tak terduga lainnya (Veithzal, 2007:669).

  Adapun berbagai Rasio likuiditas ini antara lain:

  1) Loans to Deposits Ratio (LDR)

  LDR = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana untuk para debiturnya dengan menggunakan dana yang dapat dikumpulkan bank dari masyarakat. Atau sebaliknya rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank dalam melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali kredit yang diberikan.

  2) Loan to Assets Ratio (LAR)

  LAR = X 100%

  Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.

  3) Liquid Assets to Assets (LAA)

  LAA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk menyediakan aset likuidnya (kas) dari total aset yang dimilikinya.

  4) Liquid Assets to Deposits (LAD)

  LAD = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank yang bersangkutan untuk melunasi atau membayar kembali dana yang disimpan oleh para nasabahnnya pada bank yang bersangkutan dengan menggunakan aset likuidnya (kas) yang tersedia.

  2.1.6.5 Rasio Permodalan (Capital) Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan kecukupan permodalan suatu bank di dalam mendukung kegiatan operasinya. Rasio ini juga digunakan dalam mengukur komposisi perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam modal dengan dana dari luar yang dicerminkan dalam berbagai jenis hutang (Veithzal, 2007:673). Adapun berbagai Rasio Permodalan ini antara lain:

  1) Capital to Assets (CA) CA = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan sejumlah modal (modal disini sudah termasuk modal yang disumbangkan pemilik, laba ditahan, cadangan modal umum dan khusus) yang harus dimiliki bank untuk mengembangkan kegiatan usahanya.

  2) Capital to Loans (CL)

  CL = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan modal untuk memenuhi permintaan kreditnya.

  3) Capital to Deposits (CD)

  CD = X 100% Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan modal untuk membayar kembali simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

  No Nama Judul

  Penelitian Variabel yang digunakan

  Hasil Penelitian

  1 Kapur dan Gualu

  Financial Performance and Ownership

  Probability Ratio:

  ROA (Return On

  Asset) , ROE Return On

  Hasil penelitian ini dengan mengguna- kan metode

  (2011) Structure of

  Rasio ROA, NIM, NIA, GEA, SEA, NPL, PNPL, PL, PA, CNL, dan CD menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank milik Asing dengan Bank milik Pemerintah di Eithopia.

  T-test dan ANOVA menyatakan: Probability Ratio,

  Independent Sample

  Hasil penelitian ini dengan mengguna- kan metode

  Asset) , ROE (Return On Equity) , PEM (Profit Expense Margin) Liquidity Ratio: CR (Current Ratio) , CAR (Current Asset Ratio) ,

  ROA (Return On

  Probability Ratio:

  Financial Performance of Islamic and Conventional Banks in Pakistan

  2 Ansari dan Rehman (2012)

  Hasil Penelitian

  Penelitian Variabel yang digunakan

  No Nama Judul

  Rasio ROE, NNIM, OH, CI, LD, LAA, LAD, dan CL tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara Bank milik Asing dengan Bank milik pemerintah di Eithopia.

  Mann-Whitney U- test menyatakan:

  Eithopian Commercial Bank Equity) , NIM (Net

  dan Nonparametric

  Deposits) Capital Management Ratio: CA (Capital to Asset) , CL (Capital to Loans) , CNL (Capital to Net Loans) , CD (Capital to Deposits) independent T-test

  LAD (Liquid Asset to

  Loan) ,PNPL(Provision to NPL),PL (Provision to Loan) , PA (Provi-

sion to Asset)

Liquidity Manage- ment Ratio: LD (loan to Deposit) , LAA (Liquid Asset to Asset) ,

  NPL(Nonperforming

  (Cost to Income) , GEA (General Expense to Asset) , SEA(Staff Expense to Asset) Asset Quality Ratio:

  OH (Overhead),CI

  pense/Average Asset),

  NIA(Non Interest Ex-

  Income Margin) Efficiency Ratio:

  NNIM (Non Interest

  Interest Margin) ,

  Liquidity Ratio, Risk and Solvency Ratios LDR (Loan Deposit

  Ratio) , NLTA (Net Loan/ Total Assets Ratio) Risk and Solvency Ratios: DER (Dept Equity Ratio) , DTAR (Dept to Total Asset Ratio) Capital Adequacy

Ratio: ELR

  No Nama Judul

  Multivariate

  dan CDR (Credit to Hasil penelitian ini dengan mengguna- kan metode Regresi

  (Interest Expense to Total Loans), NIM (Net Interest Margin),

  IETTL

  Ratio), NPL (Non- performing Loan Ratio),

  (Capital Adequacy

  Asset), ROE (Return On Equity,) CAR

  ROA (Return On

  Comparasion of Financial Performance of Commercial Banks: A Case Study of Nepal

  3 Jha dan Xiaofeng (2012)

  Hasil Penelitian

  Penelitian Variabel yang digunakan

  secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Pakistan

  (Equity/Liabilities

  Ratio dan Operational Ratio

  Capital Adequacy

  menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Pakistan.

  Ratio secara statistik

  dan Deployment

  Equity & Deposit

Ratio) ,ILR

(Investment/Liabilities Ratio)

  IEDR (Investment/

  Margin) , OOI (Other Operating Income/ Avarage Assets) , NIE (Non Interest Expense/ Avarage Assets) , CIR (Cost/ Income Ratio) Deployment Ratio:

  NIM (Net Interest

  tal Risk Asset Ratio) Operational Ratio:

  , CRAR (Capi-

  Ratio)

  menyatakan: Kinerja keuangan bank komersial milik swasta dan bank komersial milik asing lebih

  Deposit Ratio) baik dibandingkan

  dengan kinerja keuangan bank milik pemerintah di Nepal.

  4 Henry Analisis ROA (Return On Hasil penelitian ini (2009) Perbedaan Asset) , BOPO (Beban dengan mengguna-

  Kinerja Operasional terhadap kan metode Keuangan Pendapatan Independent Sample Antara Bank Operasional), NPL T-Test menyatakan: Asing dan

  (Non-performing Loan

  Terdapat perbedaan Bank Umum di Ratio) , LDR (Loan to yang signifikan Indonesia Deposit Ratio) antara rasio ROA,

  BOPO, NPL, LDR Bank Asing dengan Bank Pemerintah

2.3 Kerangka Konseptual

  Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor (Jahera dan Aurburn, 1996). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki.

  Bank Pemerintah adalah bank yang akte pendiriannya dimiliki oleh pemerintah dan modalnya juga berasal dari pemerintah. Sehingga seluruh kegiatan operasional maupun non operasional bank tersebut diatur oleh pemerintah. Sedangkan Bank Asing adalah bank yang dimiliki oleh pihak luar negeri, baik itu milik swasta asing ataupun milik pemerintah asing. sehingga seluruh keuntungan yang diperoleh juga milik pihak asing.

  Studi yang dilakukan di Indonesia menyatakan sebagian besar bank asing mencapai tingkat efisien yang bagus dan lebih unggul kinerjanya dibandingkan dengan bank domestik. Bank Asing yang mempunyai kelebihan jaringan dan management yang berskala internasional membuat bank kelompok ini mempunyai kinerja yang bagus. Namun bank asing mempunyai kelemahan untuk beradaptasi dengan cepat dalam mengatasi isu-isu domestik, hal ini disebabkan karena kurangnya kedekatan dengan para pengambil keputusan bila dibandingkan dengan kelompok bank domesik terutama Bank Pemerintah.

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemuka- kan sebelumnya, bahwa bank dengan struktur kepemilikan yang berbeda akan berdampak juga pada kinerja keuangan bank tersebut. maka kerangka konseptual yang dapat dibuat untuk menjelaskan tentang analisis komparatif antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dengan kinerja keuangan Bank Asing yaitu:

KINERJA KEUANGAN BANK ASING

BANK PEMERINTAH

  Rasio Profitabilitas: ROA (Return On Asset), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), NPM (Net Profit Margin), Rasio Efisiensi: NIA (Non Interest Expenses

  (Capital to Loan) , CD (Capital to Deposit)

  Rasio Permodalan: CA (Capital to Asset), CL

  Ratio), LAR (Loan to Asset Ratio) , LAA (Liquid Asset to Asset , LAD (Liquid Asset to Deposit)

  Rasio Likuiditas: LDR (Loan to Deposit

  (Provision to Asset)

  BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional) Rasio Kualitas Aset: NPL (Non Performing Loan) PNPL (Provision to NPL), PL (Provision to Loan), PA

  Income) , SEA (Staff cost To Total Asset) , GEA (General Expenses to Total Asset) ,

  (Overhead), CI (Cost to

  to Average Total AsseT) , OH

  kikinerka kkkkkkkkkk

  

Gambar 2.1.

  Rasio Permodalan: CA (Capital to Asset), CL

  Ratio), LAR (Loan to Asset Ratio) , LAA (Liquid Asset to Asset , LAD (Liquid Asset to Deposit)

  Rasio Likuiditas: LDR (Loan to Deposit

  (Provision to Asset)

  BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional) Rasio Kualitas Aset: NPL (Non Performing Loan) PNPL (Provision to NPL), PL (Provision to Loan), PA

  Income) , SEA (Staff cost To Total Asset) , GEA (General Expenses to Total Asset) ,

  (Overhead), CI (Cost to

  to Average Total AsseT) , OH

  Rasio Profitabilitas: ROA (Return On Asset), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), NPM (Net Profit Margin), Rasio Efisiensi: NIA (Non Interest Expenses

  

Kerangka Konseptual Penelitian

KINERJA KEUANGAN

  (Capital to Loan) , CD (Capital to Deposit)

2.4 Hipotesis

  Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

  

“Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Pemerintah dengan kinerja keuangan

Bank Asing di Indonesia”.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Asing di Indonesia

1 45 122

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Permintaan Kredit Multiguna Pegawai Negeri Sipil Pada Perbankan Di Kota Panyabungan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Lembaga Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan - Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kinerja Perusahaan - Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Car, Roa, Roe Dan Eva Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bank Publik - Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Determinan Pembayaran Nontunai (Non Cash Payment) Di Bank Aceh Syariah (Studi Kasus: Kota Bireuen)

0 0 20

Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Asing di Indonesia

0 0 12