BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 KERANGKA TEORI - Press Release Dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan Di Masyarakat Kota Med

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 KERANGKA TEORI

  Dalam melaksanakan penelitian, teori sebagai landasan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya.Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yangtinggi, dan dari padanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi perilaku (Effendy, 2003 : 241).Dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Komunikasi

  Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin yaitu comunis yang berarti “sama”, comunico, communication, atau

  communicare yang berarti “membuat sama”(to make common). Istilah pertama

  (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 41). Menurut Harold D. Lasswell, komunikasi dapat digambarkan sebagai

  (Ruslan, 2010: 99)

  berikut :

Gambar 2.1 Formula Lasswell

  In which With what

  Who? Says What? To whom? channel? effect?

  Communicator Message Communican

  Medium Effect

  Kegiatan komunikasi meliputi komponen seperti siapa (Komunikator), mengatakan apa (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan), dan apa efeknya. Komunikator harus memiliki sifat kredibilitas, yakni apa yang

  7 dikatakannya baik secara lisan maupun tulisan oleh komunikan dianggap benar dan memang benar adanya (Effendy, 1989:79). Selain itu, pesan juga harus efektif guna tidak membuat miss communication antara komunikator dan komunikan. Pesan yang efektif harus memiliki syarat sebagai berikut :

  • Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding), yakni proses menerjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan.
  • Adanya kesamaan membantu membangun proses yang sama (perception).
  • Adanya kesamaan yang menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator (Rakhmat, 1986:271). Dalam penyampaian isi pesan secara tepat dan jelas harus diperhatikan beberapa hal berikut ini:

  1. Pesan harus jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit, tanpa tendensi yang menyimpang dan tuntas.

  2. Pesan menarik dan meyakinkan (convicining), karena berkaitan dengan dirinya sendiri sesuai dengan rasio (Siahaan, 1991:73).

  Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney (1998), “Mass

  

communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to

large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa

  adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen) (Nurudin, 2004:11).

  a. Ciri-ciri Komunikasi Massa

  1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Dan dalam

  8

2.1.2 Komunikasi Massa

  9 penelitian ini yang menjadi komunikatornya adalah bagian Humasy Setda Kota Medan. Divisi yang mempunyai tugas untuk menyusunkebijakan dan petunjuk teknis penyelengaraan bidang peliputan, dokumentasi, publikasi kegiatan pemerintah Kota Medan.

  2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen/beragam.

  Artinya, penonton/pembaca itu beragam umur, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, serta kepercayaan.Begitu pula komunikan dalam penelitian ini.Komunikan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang memiliki banyak perbedaan didalamnya.

  3. Pesan bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan untuk masyarakat yang heterogen.

  4. Komunikasi berlangsung satu arah Sebelum berangkat kerja/kuliah Anda menyempatkan membaca berita tentang Pemko Medan, kebetulan berita itu yang paling menarik dan menyita perhatian Anda. Ketika Anda membaca koran tersebut komunikasi yang berlangsung hanya satu arah, yakni massa (koran) ke Anda dan tidak sebaliknya. Ini berbeda ketika kita melakukan komunikasi tatap muka.Dalam komunikasi satu arah kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya.Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubriksurat pembaca.

  • Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

  Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti masyarakat bisa

  10 menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Tentunya bersamaan ini juga sifatnya relatif.

  • Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

  Di dalam surat kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak bisa dianggap enteng. SCJJ tidak akan terlaksana tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit. Meskipun ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana seperti mesin cetak.

  • Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

  Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/plang/ pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah tau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2004:16-29).

  b. Fungsi media massa secara umum, yaitu :

  • Fungsi Informasi,
  • Fungsi Edukasi,
  • Fungsi Hiburan, - Fungsi Persuasif (Erdinaya, 2004:104).

2.1.3 Surat Kabar

  Dari empat fungsi media massa (hiburan, edukasi, informasi dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan,

  

feature (laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik), rubrik

  cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan dengan fungsinya mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.

  Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal demi tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Dengan kata lain, komunikator harus mengetahui secara tepat karakteristik media massa yang akan digunakannya. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan.

  1. Publisitas Publisitas adalah penyebaran pada publik atau khalayak (Effendy, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak- banyaknya khalayak yang tersebar diberbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya.

  2. Periodesitas Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi.

  3. Universalitas Universalitas menunjukkan pada kesemestaan isinya, yang beranneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia seperti masalah sosial,

  11

  12 ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keagamaan, dan lainnya. Selain itu, lingkup kegiatannya bersifat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.

  4. Aktualitas Aktualitas, menurut kata asalnya berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya” (Effendy, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004).

  Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena defenisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang (news is the timely report of facts or opinion of either interst or

  importance, or both, to a considerable number of people).

  Laporan tercepat menunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru(Charnley, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004).

  5. Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak- pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita tersebut berkaitan dengan instansinya, atau artikel itu bermanfaat untuk menambah pengetahuannya.Kliping berita oleh sebuah instansi biasanya dilakukan oleh staf public relations untuk dipelajari dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya karena berita tersebut dianggap sebagai masukan dari masyarakat (publik eksternal) (Erdinaya, 2004: 104-106).

  Begitu pun di Humasy Setda Kota Medan yang telah berlangganan kebeberapa surat kabar. Kegiatan yang baru saja dilaksanakan oleh Plt. Walikota ataupun jajaran Pemerintah Kota Medan akan dibuat sebuah press release-nya, lalu keesokannya sudah dimuat dibeberapa surat kabar. Sehingga kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh Plt. Walikota ataupun jajaran Pemko Medan, seluruh masyarakat Kota Medan dapat mengetahuinya. Salah satu caranya dengan

  13 membaca surat kabar yang telah beredar. Setelah berita tentang Pemko Medan telah dimuat dalam surat kabar, para staf Humasy Setda Kota Medan akan mengkliping berita yang dianggap penting. Biasanya berita yang dikliping adalah berita tentang Pembangunan Kota Medan. Hal itu dilakukan guna mendokumentasikan berbagai fakta yang disajikan oleh surat kabar tersebut.

2.1.4 Public Relations

  Hubungan masyarakat sebagai padanan kata dari Public Relations walaupun tidak tepat betul artinya, namun secara harfiah dalam kepentinganpenulisan ini diartikan sama guna keperluan pembahasannya.Definisi

  Public Relation s menurutpertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico

  City dalam The Mexican Statement (1978) sebagai berikut:Kehumasan merupakan suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukkan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program, tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan untuk kepentingan khalayak (Anggoro, 2000: 2).

  Sedangkan John E. Marston (1988), dalam menjelaskan Strategi Komunikasi Humas adalah sebagai berikut:“Public Relations is Planned,

  Persuasive Communication design to influence significant Public.” (Public

Relations merupakan sesuatu yang direncanakan berupakomunikasi persuasif

  yang didesain untuk mempengaruhi segmen publik tertentu) (Ruslan, 2003 : 6).Dapat disimpulkan seorang pemimpin harus memiliki suatu kemampuan untuk dapat “mempengaruhi” pihak lain melalui komunikasi persuasif dan komunikasi antara manunia.

  Menurut Frank Jefkins tujuan public relationsadalah meningkatkan

  

favorable image atau citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama

sekali unfavorable image atau citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.

  Adapun tujuan public relations secara universal pada prinsipnya adalah: a. Menciptakan citra yang baik.

  b. Memelihara citra yang baik.

  c. Meningkatkan citra yang baik. d. Memperbaiki citra jika citra organisasi menurun/buruk (Yulianita, 2003 : 42).

  Dalam bukunya “Hubungan Masyarakat” Onong Uchjana Effendy, mengemukakan empat fungsi dari Humas, yakni : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan komunikasi.

  b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal.

  c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. Menurut Rachmadi, tugas seorang public relationsadalah :

  a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.

  b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat- pendapat umum atau kebijakan.

  c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan atau lembaga, maupun segala macam pendapat (public

  relations acceptance dan non-acceptance).

  d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap (Rachmadi, 1992 : 112). Publik eksternal adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat yang berada di luar perusahaan/organisasi. Yang menjadi sasaran

  Humas (Public Relations)yakni:

  a. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)

  b. Hubungan dengan para pemasok (supplier relations)

  c. Hubungan dengan khalayak (community relations)

  14 d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)

  e. Hubungan dengan pers (press relations) (Effendy, 2002:119) Dan penelitian ini berhubungan dengan salah satu tugas public relations yang bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan.Dalam hal ini

  Bagian Humasy Setda Kota Medan menyampaikan informasi atau pesan melalui

  

press release yang dikirim ke media massa (surat kabar), lalu diterbitkan oleh

  media massa tesebut untuk menjangkau khalayak sasaran yang ingin dituju oleh si

  

public relations guna membangun persepsi yang bersifat positif dari khalayak

sasarannya(public external).

  Public relations merupakan suatu alat atau saluran (the public relations as

tools or channels of government publications ) untuk memperlancar jalannya

  interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainya) (Rachmadi, 1992:27).

  Fungsi pokok public relations pemerintah Indonesia pada dasarnya antara lain: a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

  b. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.

  c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.

  d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Rachmadi, 1992 :37). Menurut Dimock dan Koenig, pada umumnya tugas-tugas dari pihak

  Humas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu :

  15

2.1.5 Public Relations Pemerintah

  a. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.

  b. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

  c. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing (Ruslan, 2001:312).

2.1.6 Press Release

  Press release adalahkumpulan informasi yang berbentuk sebuah berita

  yang disusun oleh sebuah instansi atau organisasi melalui tim humas yang menggambarkan kegiatannya, yang kemudian dikirimkan kepada media massa untuk dapat dipublikasikan melalui media massa tersebut. Mediamassa yang dimaksud dalam kegiatan press release meliputi media massa cetak, yaitu surat kabar dan majalah, serta media massa noncetak yang meliputi TV, radio dan film dokumenter. Kepada redaksi media-media massa tersebut press release dikirim oleh praktisi humas yang mewakili suatu instansi atau organisasi, untuk dapat dimuat di dalamnya.

  Pada pelaksanaannya, press release dibagi kedalam dua kategori, yaitu :

  a. Press release pra kegiatan

  Press release pra kegiatan bisa bersifat informatif atau

  pemberitahuan tentang akan datangnya sebuah kegiatan. Dipandang dari sisi kehumasan pemuatan press release pra kegiatan sangat besar manfaatnya karena sifatnya informatif, sehingga dapat menjadi wahana publikasi sebuah kegiatan, baik itu kepanitiaan maupun kegiatan lembaga dan individu. b. Press release pasca kegiatan

  Press release pun penting setelah kegiatan telah usai

  berlangsung.Artinya setelah kegiatan berlangsung ini bukan berarti bisa dikirim kapan saja, tetapi tetap mengacu pada aktualisasi waktu.Karena itulah, disarankan bagi para pembuat press release untuk menyebarkan

  press release- nyapada hari itu juga, tidak keesokannya. Jadi, peristiwa hari ini harus dikirimkan hari ini juga (Abdullah, 2004 : 82).

  Ada beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam penulisan suatu press release, antara lain: a. Tulislah press release dengan ringkas dan padat. Jangan memanjangkan isi press release. Dan sebaiknya jangan terlalu pendek

  (Misal dengan setengah halaman).

  b. Usahakan press release mengandung unsur 5W+1H, artinya apa, kapan, dan dimana kegIatan yang dilakukan itu. Siapa yang hadir atau sasaran kegiatan. Mengapa kegiatan itu dilakukan. Dan bagaimana pelaksanaannya.

  c. Jika diperlukan, sertakan pula ilustrasi foto, gambar, tabel, data atau grafik.

  d. Tulislah press release pada kertas yang ber-kop surat sehingga press release pun benar-benar resmi.

  e. Cantumkan nama pejabat yang paling berwenang untuk menyiarkan press release.

  f. Jika press release berasal dari individu, misalnya seorang artis, pakar, anggota legislatif, atlet, maka lampirkan foto kopi identitas dan menandatangani press release tadi.

  g. Untuk memperkaya kedalaman data dan kedalaman press release, lampirkan pula bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah atau kegiatan yang di informasikan. Misalnya naskah pidato, makalah, atau data tertulis lainnya (Abdullah, 2004 :83).

  18 Dan ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan saat mengirimkan

  press release , yaitu :

  a. Kirimkan secepat mungkin. Artinya, jika kegiatan berlangsung hari itu, kirimkan hari itu juga. Jangan menunda-nunda keesokan harinya, kecuali jika pelaksanaannya malam hari.

  b. Jika pengirim press release sudah mengenal nama wartawan sesuai dengan bidangnya, tunjuklah wartawan tadi.

  c. Pengiriman bisa pula melalui faximile.

  d. Jika melampirkan foto atau cetakan-cetakan berwarna atau contoh produk, lebih baik melalui kurir.

  e. Konfirmasikan kembali lewat telepon, apakah press release tadi sudah diterima atau belum. Sebab, adakalanya tidak sampai kepada alamat yang dituju, atau cetakan pada faximile ternyata sangat sulit dibaca (Abdullah, 2004 : 84).

  Press release yang lebih banyak dibuat oleh staf Humasy Setda Kota

  Medan adalah press release pasca kegiatan.Namun, tidak menutup kemungkinan

  press release pra kegiatan juga pernah dibuat, tetapi tidak terlalu sering seperti press release pasca kegiatan.Press release di buat oleh Humasy Setda Kota

  Medan sesuai dengan tupoksi kerjanya yakni bagian publikasi pemberitaan. Setelah press release dibuat, lalu akan langsung dikirim ke media massa melalui email, dan keesokan harinya press release tersebut sudah menjadi berita yang termuat dalam media massa.

2.1.7 Citra Perusahaan

  Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah “image: the impression, the feeling, the conception which the public has of

  

a company: a concioussly created impression of an object, person or

organization” (Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap

  perusahaan: kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi) (Soemirat dan Ardianto, 2004:112). Untuk mengetahui nilai citra perlu menelaah persepsi dan sikap seseorang terhadap citra organisasi tersebut. Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

  Dan berikut bagan dari orientasi public relations, yakni dalam membangun citra (image building) dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam Public

  Relations (Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

  Gambar 2.2 Model Komunikasi dalam Public Relations .

  Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek

  Citra Perusahaan

  Bidang/Divi Kegiatan-

  Publik- publik Lembaga si Public kegiatan publik terhadap

  Organisasi Relations PRs perusahaan

  (PRs) /lembaga/ organisasi

  Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Mayarakat (1992) ada beberapa jenis citra/(image) yang dikenal didunia aktivitas public relations, yakni:

  1. Citra Cermin (mirror image) Citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para pimpinannya yang tidak percaya terhadap kesan orang luar terhadap perusahaan yang dipimpinnya itu tidak selamanya selalu dalam posisi baik.Ada perbedaan antara citra yang diharapkan dan citra yang ada di lapangan.

  2. Citra Kini (current image) Citra merupakan kesan yang baikdiperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.

  Kemudian ada kemungkinan berdasarkan pada pengalaman dan informasi diterima yang kurang baik: sehingga dalam posisi tersebut pihak Humas/PRs akan menghadapi risiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), dan hingga muncul

  20 kesalahpahaman (misunderstanding) yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya.

  3. Citra Keinginan (wish image) Citra keinginan adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.

  4. Citra Perusahaan (corporate image) Citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care ).

  5. Citra Serbaneka (multiple image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas, misalnya bagaimana pihak Humas/PRs akan menampilkan pengenalan

  (awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s name, seragam

(uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan

  penampilan para profesionalnya, kemudian diunifikasikan atau diidentikan ke dalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).

  6. Citra Penampilan (performance image) Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para profesional pada perusahaan bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik (Ruslan, 2001:72-75).

  21 Dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembentukan citra dari Nimpoena.Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar organisasi dan mempengaruhi respon stimulus atau rangsang yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak (Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

  Gambar 2.3 Model pembentukan Citra

  Pengalaman Mengenai Stimulus Kognisi

  Persepsi Sikap Stimulus Respon Rangsangan Perilaku

  Motivasi

  a. Persepsi adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu proses pemahaman, pembentukan makna pada stimulus indrawi.

  b. Kognisi adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

  Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

  c. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

  d. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.

  Pada saat stimulus (rangsangan) diberikan, khalayak akan lanjut ke tahap selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai objek. Selanjutnya akan

  22 dilakukan kognisi, dimana ia mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu muncul dorongan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau motivasi. Setelah itu munculah sikap, yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai.

  “….proses-proses psikoanalisis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental representations citra dari stimulus” (Nimpoena, dalam Danasaputra, 1995:36) (Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

  Dalam penelitian ini, kegiatan press release yang dilakukan bagian Humasy Setda Kota Medan merupakan stimulus dan respon yang diharapkan adalah citra pemerintah Kota Medan. Pentingnya penelitian citra seperti yang diungkapkan H. Frazier Moore dalam Danasaputra yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto dalam buku Dasar-dasar Public Relations adalah: “penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra perusahaan dalam pikiran publik dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap sebuah organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka sukai dan tidak sukai tentang organisasi tersebut” (Soemirat dan Ardianto, 2004:115)

2.2 KERANGKA KONSEP

  Burhan Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2001 : 73).

  Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dapat dicapai dan menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2004:40).

  Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :

  a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah press release Humasy Setda Kota Medan.

  b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Maka variabel (Y) dalam penelitian ini adalah citra pemerintah Kota Medan.

  c.

   Variabel antara (Z) atau intervening variable adalah sejumlah gejala

  dengan berbagai unsur atau faktor didalamnya yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas (Nawawi, 2004:44). Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

2.3 VARIABEL OPERASIONAL

  Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasionalkan sebagai berikut:

  Tabel 2.1 Variabel Operasional

  No. Variabel Teoritis Variabel Operasional

  1. Press release HumasySetda

  a. Humasy Setda Kota Medan Kota Medan (Variabel X)

  1. Kredibilitas

  a. Kompeten

  b. Kejujuran

  2. Kapabilitas

  a. Pengalaman b.

   Press release

  1. 5W+1H

  a. What

  24

  b. Who

  c. When

  d. Where

  e. Why

  f. How

  2. Singkat

  3. Jelas

  4. Bahasa

  5. Foto

  6. Topik

  2. Citra Pemerintah Kota Medan

  1. Persepsi (Variabel Y)

  a. Pengetahuan

  b. Pemahaman

  2. Kognisi

  a. Kepercayaan

  b. Keyakinan

  3. Motivasi Masyarakat

  a. Kepuasan

  b. Harapan

  4. Sikap

  a. Pandangan

  b. Penilaian

  3. Karakteristik Responden

  1. Frekuensi mengkonsumsi berita Pemko Medan melalui media massa (surat kabar)

  2. Pekerjaan

  3. Usia

  4. Jenis Kelamin

  5. Pendidikan

2.4 DEFENISI OPERASIONAL

  Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46).

  1. . Variabel bebas X ( Press release Humasy Setda Kota Medan)

  A. Humasy Setda Kota Medan adalah salah satu divisi yang ada di Pemerintah Kota Medan dengan tupoksi (pembagian kerja).

  1. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimilikiHumasy Setda Kota Medan sebagai narasumber sesuai dengan bidang/profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan.

  a. Kompeten adalah ketrampilan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi tentang Pemerintah Kota Medan sehingga dapat dipercaya dalam menyampaikan informasi.

  b. Kejujuran adalah keterbukaan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi tentang Pemerintah Kota Medan berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan.

  2. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki Humasy Setda Kota Medan sebagai narasumber.

  a. Pengalaman adalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi dinilai dari lamanya ia bekerja.

  B. Press release adalah informasi tentang Pemerintah Kota Medan yang dibuat oleh Humasy Setda Kota Medan.

  1. 5W+1H adalah unsur yang harus terkandung dalam sebuah informasi.

  a. What adalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang peristiwaapa yang sebenarnya terjadi.

  b. Whoadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang siapa yang ikut serta dalam peristiwa yang terjadi.

  c. Whenadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang kapan peristiwa itu terjadi.

  25

  26

  d. Whereadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang dimana peristiwa itu terjadi.

  e. Whyadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang bagaimana peristiwa itu terjadi.

  f. Howadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang bagaimana peristiwa itu terjadi.

  2. Singkat yaitutidak mengurangi intisari yang terkandung dalam penyampaian informasi.

  3. Jelas yaitu isi informasi tidak berbelit sehingga mudah dipahami.

  4. Bahasa yaitupenggunaan kata-kata dan kalimat yang baik dalam menyampaikan informasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti.

  5. Foto adalah gambar untuk membantu memperjelas isi informasi yang dibuat sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.

  6. Topik adalah inti utama dari seluruh isi informasi yang disampaikan.

  2. Variabel terikat Y (Citra Pemerintah Kota Medan)

  a. Persepsi adalah pengamatan terhadap suatu halyang dikaitkan dengan proses pemahaman dan pembentukan makna.

  1. Pengetahuan adalah mengerti atas sesuatu hal yang pernah dialami atau pun dilihat secara langsung.

  2. Pemahaman adalah kemampuan sesorang dalam mencerna suatu informasi.

  b. Kognisi adalah proses pencapaian pengetahuan yang dipengaruhi oleh suatu keyakinan terhadap sesuatu.

  1. Kepercayaan adalah seseorang mengakui suatu hal itu benar adanya.

  2. Keyakinan adalah seseorang tidak hanya mengakui, tetapi mengerti dan memahami akan kebenaran suatu hal itu.

  c. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

  1. Kepuasan adalah perasaan atau keadaan dimana rasa keinginan terhadap sesuatu terpenuhi.

  2. Harapan adalah suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang.

  27

  d. Sikap adalah respon yang dipengaruhi oleh tindakan, perasaan, dan persepsi terhadap sesuatu.

  1. Pandangan adalah pendapat seseorang terhadap suatu hal dengan ukuran baik atau buruk.

  2. Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan akan suatu hal dengan ukuran baik atau buruk.

  3. Karakteristik Responden

  a. Frekuensi mengkonsumsi berita Pemko Medan melalui media massa adalah seberapa sering responden mengkonsumsi berita Pemko Medan dalam perminggunya.

  b. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian si responden.

  c. Usia adalah jumlah tahun mulai responden dilahirkan sampai hari ini.

  d. Jenis Kelamin adalah Wanita/Pria.

  e. Pendidikan adalah tingkat proses pembelajaran si responden.

  HIPOTESIS

2.5 Berdasarkan paparan diatas, peneliti menentukan hipotesis mengenai

  Pengaruh Press Release Humasy Setda Kota Medan terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan sebagai berikut : a

  1. H : Ada pengaruh press release Humasy Setda kota Medan terhadap o citra pemerintah Kota Medan di masyarakat Kota Medan.

  2. H : Tidak ada pengaruh press release Humasy Setda Kota Medan terhadap citra pemerintah Kota Medan di masyarakat Kota Medan.

Dokumen yang terkait

Press Release Dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan Di Masyarakat Kota Medan)

1 65 136

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Medan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan

0 31 97

Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan

8 54 107

Citra Yang Ditampilkan Perusahaan Dalam Press Release (Study Analisis Isi Mengenai Jenis Release dan Jenis Citra Yang Ditampilkan Public Relations OfficerSantika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan dalam press release)

24 608 110

Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintahan Kota Bandung Terhadap Kepuasaan Perolehan Informasi Bagi Wartawan

4 70 195

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kualitas Produk 2.1.1 Definisi Kualitas - Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

0 1 26

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata - Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Wisata Outdoor Di Kota Medan

0 1 11

BAB II KAJIAN TEORI - Kajian Pengaruh Elemen Perancangan Kota Terhadap Pembentukan Citra Kawasan Mesjid Raya Dan Istana Maimoon

0 7 47

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata - Upaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kota Medan

0 1 10