PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH OTONOM.

PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH
OTONOM

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
REZA PAHLEPI SIREGAR
308321063

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

ABSTRAK
REZA PAHLEPI SIREGAR. NIM 308321063. PERKEMBANGAN KOTA PADANG
SIDIMPUAN MENJADI DAERAH OTONOM. SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN
SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan Kota Padang Sidimpuan
menjadi daerah otonom. Kemudian akan dijelaskan kota Padang Sidimpuan sebelum, proses
menjadi daerah otonom kemudian yang terakhir setelah menjadi daerah otonom, dan apa saja factorfaktor yang menyebabkan Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan
tehnik pengumpulan data menggunaakan studi literature, observasi secara langsung di daerah Kota
Padang Sidimpuan dan wawancara kepada pihak pemerintah daerah, dinas pendidikan, Bappeda,
tokoh masyarakat dan tokoh adat maupun masyarakat Kota Padang Sidimpuan. Untuk
menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan sumber data maupun
informasi yang relevan dengan perkembangan Kota Padang Sidimpuan menjadi Daerah Otonom.
Selanjutnya verifikasi atau kritik sumber dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil
penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir adalah menganalisis dan menyajikan
(rekonstruksi) kembali Perkembangan Kota Padang Sidimpuan menjadi Daerah Otonom.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa Perkembangan Kota Padang
Sidimpuan di awali dengan Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan, merupakan bagian dari
kisah keluarga Mangaraja Onggang Parlindungan. Tokoh utama dalam sejarah Kota
Padangsidimpua n. Sebelum Kota Padang Sidimpuan belum dijadikan sebagai daerah otonom,
Kota Padang sidimpuan ini berupa sebuah Kabupaten. yaitu Kabupaten induk, yang bernama
Kabupaten tapanuli selatan yang ibu kotanya Padang sidimpuan.
Sebelum Kota Padang sidimpuan belum dijadikan menjadi daerah otonom, bila kita lihat dari segi
fisik bangunan yang ada di Kota Padang Sidimpuan, bangunan-bangunan yang ada di Kota

Padang Sidimpuan masih relatif sedikit, dan belum ada bangunan-bangunan yang baru kita lihat
dibangun. Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 2001, Pemerintah Kota Padang
Sidimpuan mensahkan Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom, setelah Kota Padang
Sidimpuan dijadikan menjadi daerah otonom, banyak perubahan yang terjadi disana, salah satunya
dari segi fisik bangunan, dimana dapat kita lihat banyak bangunan-bangunan yang baru dibangun
oleh pemerintahan baik dari bangunan sekolah, bangunan institusi pemerintahan, maupun dari
bangunan untuk pusat perbelanjaan Kota Padang Sidimpuan.

DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI


v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………..

vi

BAB I

PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang Masalah

1

B.


Idendifikasi Masalah

4

C.

Perumusan Masalah

4

D.

Tujuan Penelitian

4

E.

Manfaat penelitian


5

KAJIAN PUSTAKA

6

A.

Kerangka Teori

6

B.

Kerangka Berfikir

17

METODOLOGI PENELITIAN


19

A.

Metode Penelitian

19

B.

Lokasi Penelitian

19

C.

Teknik Pengumpulan Data

20


D.

Teknik Analisa Data

21

BAB II

BAB III

4

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

22

A.


Gambar Lokasi Penelitian

22

B.

Sejarah Perkembangan Kota Padang Sidimpuan Setelah

C.

D.

E.

BAB V

menjadi daerah Otonom

50


b1. Sejarah Berdirinya Kota Padang Sidimpuan

50

b2. Sejarah Singkat Kota Padang Sidimpuan

51

Perkembangan kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom

55

c1. Periodesasi Kota Padang Sidimpuan Menjadi Daerah Otonom

58

Faktor Pendukung Kota Padang Sidimpuan Menjadi Daerah Otonom

59


d1. Visi dan Misi Kota Padang Sidimpuan

60

d2. Arah Pembangunan jangka Panjang Kota

66

d3. Kebijaksanaan umum keuangan daerah

66

d4. Kebijaksanaan umum pembangunan daerah

67

Proses Perkembangan kota Padang sidimpuan menjadi daerah Otonom

68


KESIMPULAN DAN SARAN

70

A. Kesiimpulan

70

B. Saran

74

DAFTAR PUSTAKA

75

LAMPIRAN

5

DAFTAR TABEL

Halaman
TABEL I.I

Jumlah Penduduk di Kota Padang Sidimpuan Menurut
Jenis Kelamin

TABEL I.II

24

Jumlah Penduduk menurut Jenjang Pendidikannya di Kota
Padang Sidimpuan

26

TABEL I.III Jumlah Penduduk menurut Mata Pencahariannya di Kota
Padang Sidimpuan

33

TABEL I. IV Jumlah Penduduk menurut Agama Yang Dianut di Kota

TABEL I.V

Padang Sidimpuan

35

Jumlah Rumah Ibadah di Kota Padang Sidimpuan

37

TABEL I.VI Jumlah Fasilitas Kesehatan di kota Padang Sidimpuan

39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kota dipengaruhi oleh demografi dan ekologi sosial. Adapun pusat perhatian
sejarah kota ditujukan kepada struktur sosial dalam pola sosial dari penduduk kota. kota merupakan
hasil kreasi manusia, kondisi fisik kota mencerminkan hasil olahan budaya penghuni kota yang
bersangkutan.
Untuk menindaklanjuti peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 35 tahun 2009 tentang
pedoman pembentukan panitia pembakuan nama Rupabumi, maka Bupati Tapanuli Selatan telah
mengeluarkan Surat keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 20 /KPTS/ 2010 tentang
pembentukan panitia pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten Tapanuli Selatan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu
anggota tim pembakuan nama rupabumi telah melaksanakan kegiatan survey terhadap asal-usul
nama-nama administrasi kabupaten tapanuli selatan, 6 nama kecamatan beserta desa dan kelurahan
di kecamatan tersebut. Selain melakukan pendataan mengenai asal usul nama administrasi desa,
kecamatan dan desa juga dilakukan penentuan posisi menggunakan alat ukur GPS pada tiang
bendera kantor pusat pemerintahannya.
Selain asal usul nama administrasi desa dan kecamatan juga telah dapat digambarkan peta
administarasi kecamatan yang memuat posisi pusat desa. Peta administrasi yang diperoleh
berdasarkan keperluan terutama untuk melihat penyebaran penduduk di wilayah tertentu.

1

Penulisan nama rupabumi perlu keseragaman dalam penulisannya supaya jika dipakai
dalam basis data komputer dapat seragam dan memudahkan akses antar basis data.Untuk
keseragaman tersebut maka perlu standarisasi penulisan nama rupabumi.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan tuntunan terhadap peningkatan pelayanan
masyarakat kota administratif Padang Sidimpuan, maka pemerintah memandang perlu untuk
meningkatkan status kota administratif Padang Sidimpuan menjadi Daerah otonom Pemerintah kota
Padang Sidimpuan, Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang persyaratan pembentukan dan
kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah, telah membuka peluang untuk
meningkatkan status kota Administratif Padang Sidimpuan menjadi kota Padang Sidimpuan. Ada
Enam syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan Daerah tingkat II, ialah:
a. Kemampuan Ekonomi, b.Potensi, c.Sosial Budaya, d.Sosial Politik, e.Jumlah Penduduk, f.Luas
Daerah, g.pertimbangan lain
Sejak awal sejarahnya, Kota Padang Sidimpuan adalah pusat perdagangan dan sebagai
pusat distribusi barang. Sehingga segala keperluan masyarakat dipenuhi dengan mendorong dunia
usaha agar membuka usaha distribusi barang.
Sejalan dengan peranan Kota Padang Sidimpuan sebagai pusat distribusi barang, dan juga
disebut sebagai Kota administratif, Kota ini pun terus tumbuh sebagai pusat perdagangan hasil
bumi dan industry rumah tangga. Barang-barang tersebut sebagian termasuk dalam kategori
Komoditi Ekspor.
Kota Padang Sidimpuan adalah Kota pendidikan. Tidak kurang dari 40% atau 60.000 jiwa
2

lebih penduduk Kota Padang Sidimpuan adalah murid dan mahasiswa, mulai dari tamankanankkanak sampai perguruan tinggi. Karena itu Kota Padang Sidimpuan bisa disebut juga sebagai Kota
Pendidikan.
Kesemarakan pendidikan di Kota Padang Sidimpuan dapat disaksikan setiap pagi pada saat
puluhan ribu pelajar dan mahasiswa berbondong-bondong menuju ke sekolah mereka masingmasing. Pemandangan serupa ini tidak kita sesuaikan di Kota-Kota lainnya di sumatera.
Sebelumnya Padang Sidimpuan merupakan Kota administratif berdasarkan peraturan
pemerintah Nomor 32 Tahun 1982. Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan UndangUndang Nomor 4 Tahun 2001, Kota Padang Sidimpuan ditetapkan sebagai daerah otonom dan
merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padang Sidimpuan Utara, Kecamatan Padang
Sidimpuan Selatan, Kecamatan Batunadua, Kecamatan Padang Sidimpuan Hutaimbaru, kecamatan
Padang Sidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kota Padang Sidimpuan dikenal dengan Kota Salak karena rasanya yang khas. Namun
sebenarnya julukan Kota Salak merupakan bagian kecil untuk menunjukkan Identitas daerah yang
berada dibagian barat provinsi

Sumatera Utara ini. Buah Salak yang berasal dari Padang

Sidimpuan memang sudah cukup dikenal dengan rasanya yang manis, Buahnya besar-besar dan
bijinya yang kecil merupakan ciri khas tersendiri serta kebanggaan bagi daerah beriklim Tropis ini,
namun jika dilihat berdasarkan potensi yang ada, Padang Sidimpuan sebenarnya juga kaya dengan
potensi Buah-buahan lainnya.
Berlatar belakang permasalahan diatas maka penelitian ini diberi judul “Perkembangan
Kota Padang Sidimpuan Menjadi Daerah Otonom.” dengan menitik beratkan Histiografi

3

dalam meninjau Perkembangan Kota Padang Sidimpuan Menjadi Derah Otonom.

B. Identifikasi Masalah
1. Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan.
2. Bagaimana Faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom.
3. Perkembangan Kota Padang Sidimpuan setelah menjadi Daerah otonom.
C. Perumusan Masalah
Yang menjadi ruang lingkup masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan.
2. Bagaimana faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom.
3. Perkembangan Kota Padang Sidimpuan setelah menjadi Daerah Otonom.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan.
2. Bagaimana faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom.
3. Perkembangan Kota Padang Sidimpuan setelah menjadi Daerah Otonom.

4

E. Manfaat Penelitian


Pembaca dapat mengetahui sejauh mana kondisi perkembangan kota Padang Sidimpuan
pada masa lalu sampai masa sekarang ini.



Menambah wawasan Pengetahuan bagi Peneliti dan Pembaca tentang bagaimana factorfaktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya kota padang sidimpuan sebagai salah
satu daerah otonom di Indonesia.



Sebagai bahan masukan perbandingan bagi penelitian lain yang ingin meneliti masalah sama
di tempat yang berbeda.



Mahasiswa dan Mayarakat khususnya yang tinggal di kota madya padang sidimpuan dapat
menggunakan hasil Penelitian ini sebagai informasi yang menjelaskan perkembangan kota
padang sidimpuan menjadi salah satu daerah otonom di indonesia.

5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka penulis menemukan beberapa temuan penelitian
sebagai berikut :
Sejarah berdirinya Kota Padang

Sidimpuan, merupakan bagian dari kisah

keluarga

Mangaraja Onggang Parlindungan. Tokoh utama dalam sejarah Kota Padangsidimpuan pada
masa perang Paderi adalah Idris Nasution gelar Tuanku Lelo, merupakan putra seorang
hartawan di Pariaman bernama Pagu Nasution, yang berasal dari huta Siantar. Hartawan ini juga
dikenal sebagai Haji Hasan Nasution, kemudian Tuanku Kadi Malikul Adil dan lebih populer
dengan nama Kali Hassan. Tuanku Lelo adalah leluhur Mangaraja Onggang Parlindungan dari
pihak neneknya (dari pihak perempuan). Pada masa perang paderi, sekitar tahun 1821 Tuanku
Lelo, salah seorang pimpinan pasukan kaum Paderi, Tuanku lelo meminta nasihat Tuanku
Tambusai yang alim, untuk memilih lokasi yang cocok untuk membangun benteng yang kokoh.
Pada saat itu, Tuanku Tambusai menunjuk desa Padangsidimpuan. Benteng Padangsidimpuan,
dibangun di atas tanah seluas 600 hektar atau 2 x 3 kilometer yang berpusat kira-kira di Pusat
Pasar sekarang ini.
Banyak bangunan didirikan di dalam Benteng, antara lain rumah Tuanku Lelo yang bergaya
arsitektur Minang kabau. Kelak 64 tahun kemudian, sekitar tahun 1885 didirikan rumah Residen
di lokasi rumah Tuanku Lelo ini. Kawasan yang luas itu dilengkapi taman sari dan taman rusa
yang letaknya di pusat pasar sekarang ini.

1

Sebelum Kota Padang Sidimpuan belum dijadikan menjadi daerah otonom peneliti pernah
diajak orang tuanya ketika waktu masih duduk di sekolah dasar untuk berlibur ke Kota Padang
Sidimpuan tersebut.dari segi fisik Kota Padang Sidimpuan peneliti menemukan masih banyak
bangunan-bangunan lama yang dapat peneliti temukan yang ada di Kota Padang Sidimpuan
tersebut.
Proses jadinya Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom setelah pemerintah membuat
atau mensahkan ;
UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PADANG SIDEMPUAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:
1. Daerah adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Provinsi Sumatera Utara adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan
Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara.
3. Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupatenkabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara
4. Kota Administratif Padang Sidempuan adalah Kota Administratif sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982 tentang Pembentukan Kota
Administratif Padang Sidempuan.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH
Pasal 2
Dengan undang-undang ini dibentuk Kota Padang Sidempuan di wilayah Provinsi Sumatera Utara
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 3

2

Kota Padang Sidempuan berasal dari sebagian Kabupaten Tapanuli Selatan yang terdiri atas: a.
Kecamatan Padang Sidempuan Utara; b. Kecamatan Padang Sidempuan Selatan; c. Kecamatan
Padang Sidempuan Batunadua; d. Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru; dan e. Kecamatan
Padang Sidempuan Tenggara.

Pasal 4
Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wilayah
Kabupaten Tapanuli Selatan dikurangi dengan wilayah Kota Padang Sidempuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
Pasal 5
Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, Kota Administratif Padang Sidempuan dalam
wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dihapus.
Pasal 6
(1) Kota Padang Sidempuan mempunyai batas-batas wilayah:
a. sebelah utara dengan Kecamatan Padang Sidempuan Barat Kabupaten Tapanuli Selatan;
b. sebelah timur dengan Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan;
c. sebelah selatan dengan Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan;
dan
d. sebelah barat dengan Kecamatan Padang Sidempuan Barat, Kecamatan Siais, dan Kecamatan
Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.
(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam peta yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari undang-undang ini.
(3) Penentuan batas wilayah Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan secara pasti
di lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah.
Pasal 7
(1) Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, Pemerintah Kota Padang Sidempuan
menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Sidempuan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Sidempuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara terpadu dan tidak terpisahkan dari Tata Ruang Wilayah Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota di sekitarnya.
BAB III
KEWENANGAN DAERAH
Pasal 8
3

(1) Kewenangan Kota Padang Sidempuan sebagai daerah otonom mencakup seluruh kewenangan
bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib, kecuali bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Kewenangan wajib, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas pekerjaan umum,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,
penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
Setelah Kota Padang Sidimpuan dijadikan menjadi daerah otonom disalah satu Kota, yang
ada di Indonesia. Kota Padang Sidimpuan pun berkembang begitu pesat, salah satu yang
membuktikan bahwasaya Perkembangan Kota Padang Sidimpuan itu berkembang begitu pesat
yaitu peneliti itu sendiri dimana ia melihat banyak perubahan yang terjadi dari segi fisik Kota
Padang Sidimpuan tersebut, salah satunya bangunan pasar, mall, dan bangunan sekolah yang baru
dibangun maupun di renovasi kembali oleh pemerintah setempat Kota Padang Sidimpuan .
Maka dari itu setelah Kota Padang Sidimpuan, dijadikan sebagai daerah otonom pemerintah
Kota Padang Sidimpuan mengambil suatu keputusan untuk menjadikan Kota Padang Sidimpuan
sebagai salah satu Kota yang dijulukin sebagai salah satu Kota pendidikan yang ada di Indonesia,
maka dari itu pemerintah setempat cukup banyak membangun sekolah-sekolah yang ada di Kota
Padang Sidimpuan.
Selain untuk meningkatkan mutu pendidikan Kota Padang Sidimpuan, pemerintah Kota
Padang Sidimpuan pun ikut untuk memajukan perekonomian Kota Padang Sidimpuan. Caranya
membangun pusat perbelanjaan-perbelanjaan yang ada disekitar Kota Padang Sidimpuan, yang
dilakukan oleh pemerintah setempat Kota Padang Sidimpuan.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan
berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :

4

1. Pemberian otonomi kepada daerah-daerah dengan hak mengurus rumah tangga sendiri,
memungkinkan adanya kecenderungan bersaing. Demi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia pengawasan perlu lebih ditingkatkan karena ternyata sampai sekarang pembangunan
daerah tersebut belum merata sehingga terpaksa dilaksanakan pengaawasan dari pemerintah
pusat.
2. Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang nyata perlu diperhatikan atau diatur mengenai
pertimbangan keuangan antara pusat dan daerah karena kemampuan daerah sangat tergantung
pula pada pertimbangan keuangan tersebut,

dengan memperhatikan kondisi daerah yang

berbeda.
3. Dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kotamadya Padang Sidimpuan masih kurang berjalan
lancar sesuai apa yang diharapkan sebaiknya pemerintah daerah selalu mengantisipasi
terjadinya korupsi, kolusi dari setiap bidang.

5

DAFTAR PUSTAKA
Basyral Hamidy Harahap.2003. Pemerintahan Kota Padang Sidempuan Menghadapi
Tantangan Zaman.Pemerintah Kota Padang Sidempuan.
Dra.Enny Nuryani Nst.2008. Kota Padang Sidempuan Dalam Angka 2008.Badan pusat
statistic Kota Padang Sidempuan
School JW. 1981 Modernnisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dra.Zuraida Tanjung.1992/1993.Kerajinan Tradisional Abit Godang Dan Parompa
Sadun.Sumatera Utara.Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Penyusun Propil Kota Padang Sidimpuan.2011.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Padang Sidimpuan.
Mhd.Arbain Lubis.1993.Sejarah Marga-Marga Asli Di Tanah Mandailing.Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara.
Basyral Hamidi Harahap.2004.Siala Sampagul.Pemerintah Kota Padang Sidimpuan.
SD, Soenarko. 2002. Public policy. Surabaya: Airlangga University press.
Yulius DKK, 1984.Kamus Baru Bahasa Indonesia. PT. Usaha Nasional, Surabaya.
Jhonson. Doyle.Paul. 1986. Teori sosiologi klasik dan modern.Jakarta.PT.Garuda
Asy’ari, Sapari Imam. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Sjahnan, H.R, 1992. Pelaksanaan Tata Pemerintahan dan Otonom Menurut UUD 1945 di
Indonesia. Medan : Monoro.
Abdullah, Rozali, 2000. Pelaksanaan Otonomi Luas. Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada.
Soekonto, Soerjono, 2001. Suatau Pengantar Sosiologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
http://www.waspada.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 10 February, 2008, 17:35
http://www.republika.co.id

1