Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota Padang Sidimpuan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V

KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP NIM. 061000006

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V

KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP NIM. 061000006

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul:

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN WEK V

KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2010

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh : DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP

NIM. 061000006

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Juni 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dra. Jumirah, Apt, MKes NIP.19580315 198811 2 001

Ernawati Nasution, SKM, MKes NIP. 19700212 199501 2 001

Penguji II Penguji III

Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi NIP. 19680616 199303 2 003

Dr. Ir. Zulhaida Lubis, MKes NIP. 196205291989032001

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 19531018 198203 2 001


(4)

ABSTRAK

Terwujudnya KADARZI dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga termasuk suami (Kepala Keluarga) yang dapat berperan sebagai motivator. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.

Jenis penelitian adalah survei bersifat deskriptif. Populasi penelitian 1.708 Kepala Keluarga dengan sampel 100 Kepala Keluarga yang diperoleh secara

systematic random sampling. Data yang diperoleh meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian diketahui mayoritas tingkat pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori sedang, dilihat dari sudah banyak suami mengetahui indikator kadarzi seperti mengetahui manfaat menimbang berat badan, makan beraneka ragam, mengetahui manfaat garam beryodium, manfaat memberikan ASI Eksklusif, menerapkan minum suplemen gizi, mengetahui manfaat KMS. Demikian juga mayoritas sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori baik yang ditandai dengan sudah adanya suami yang menyatakan setuju bahwa suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, bersedia membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan.

Diharapkan lagi keaktifan dari petugas kesehatan dalam promosi KADARZI terhadap isteri dan suami untuk peningkatan kesehatan gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.


(5)

ABSTRACT

The realization of KADARZI (Nutrition Conscious Family) could be done by activating the members of the family, especially the husbands (heads of family) as motivators. The aim of this research was to describe the husbands` knowledge and attitude in the nutrition conscious at Village Wek V, Padangsidimpuan in 2010.

The type of the research was descriptive survey. The population was 1,708 heads of family with the sample of 100 heads of family, done by systematic random sampling. The collected data comprised education, income, tribes, occupation, knowledge and attitude, as well as the information about nutrition conscious by interviews, using the questionnaires.

The result of the research showed that the majority of the husbands` knowledge in nutrition conscious family at Village Wek V was categorized as mediocre: many of them know the indicators of nutrition conscious, such as the use of weighing, the variety of foods, iodized salt, giving exclusive mother`s milk, talking nutrition supplement, and well-being family. The majority of husbands` attitude towards the nutrition conscious family at Village Wek V was also categorized as well: many of them agree that they need to participate in increasing the family nutrition, getting ready to take their babies to integrated service station if their wives were unable to do it.

It was recommended that the health officials should actively give information about nutrition conscious family to the wives and husbands to increase the family nutrition.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DEVI PARAMITHA SARY HARAHAP

Tempat/Tanggal lahir : Padangsidimpuan, 09 Mei 1987

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Nama Orang Tua : H. Portibi Harahap, S.Ag Anak ke : 2 (dua) dari 3 orang bersaudara Alamat Rumah Orang Tua : Jl. Imam Bonjol Gg. Bengkel No. 34

Padangsidimpuan

Alamat : Jl. Sei Padang Gg. Langgar – Gg. Turi No.7 Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1994 – 2000 : SD Negeri No. 200222 Padangsidimpuan Tahun 2000 – 2003 : SMP Negeri 2 Padangsidimpuan

Tahun 2003 – 2006 : SMA Negeri 3 Padangsidimpuan Tahun 2006 – Sekarang : FKM USU


(7)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahhirobbil`alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Ria Masniari, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Dra. Jumirah, Apt. MKes selaku ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing skripsi I telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ernawati Nasution, SKM. MKes selaku Dosen Pembimbing skripsi II dan sekaligus sebagai dosen Penguji I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

4. Dr.Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini

5. Dr. Ir. Zulhaidah Lubis, MKes selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini

6. Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Muhammad Darwis, S.Sos selaku Camat Padangsidimpuan Selatan dan Ridwan Rambe selaku Lurah Wek V yang telah memberikan izin untuk memperoleh data dalam penelitian ini.

9. Kepada keluarga ku tercinta khususnya Papa (H. Portibi Harahap, S.Ag) dan Mama (Hj. Nurhawani Dalimunthe), abang (Iskandar Muda Harahap, SP.MM), dan Adik (Aris Munandar Harahap) tersayang yang telah banyak memberikan doa, dukungan moril dan materi selama penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan ini.

10. Khusus buat yang terkasih Rio Batarada Hasibuan yang telah banyak membantu, memberi masukan dan dukungan bagi penulis.

11.Teman-teman peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 06 juga teman-teman kost yang banyak memerikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dari


(9)

berbagai hal. Untuk itu penulis sangat mengharapakan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kebaikan skripsi ini.

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah penulis terima selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan rahmatNya bagi kita semua. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2010 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Keluarga ... 7

2.1.1 Pengertian Keluarga ... 7

2.1.2 Klasifikasi Keluarga ... 8

2.2. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) ... 9

2.2.1. Definisi KADARZI ... 9

2.2.2. Menimbang Berat Badan Secara Teratur ... 10

2.2.3. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif) ... 10

2.2.4. Makan Beraneka Ragam ... 11

2.2.5. Menggunakan Garam Beryodium ... 12

2.2.6. Minum Suplemen Gizi ( kapsul Vitamin A dosis tinggi, Fe) sesuai anjuran ... 13

2.3. Yang Ditimbulkan Akibat Keluarga Tidak Sadar Gizi ... 14

2.3.1. Kekurangan Energi Protein ... 14

2.3.2. Kekurangan Vitamin A (KVA) ... 15

2.3.3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) ... 16

2.3.4. Anemia Gizi Besi (AGB) ... 16

2.3.5. Kegemukan (Obesitas) ... 17

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga ... 18

2.4.1. Pendidikan... 18

2.4.2. Pendapatan Keluarga ... 18

2.5. Perilaku ... 20


(11)

2.5.2. Sikap... 21

2.6. Kerangka Konsep ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2.1. Lokasi Penelitian... 23

3.2.2. Waktu penelitian ... 23

3.3. Populasi Dan Sampel ... 23

3.3.1. Populasi ... 23

3.3.2. Sampel... 24

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel ... 25

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4.1. Data Primer ... 25

3.4.2. Data Skunder... 26

3.5. Definisi Operasional... 26

3.6. Aspek Pengukuran ... 26

3.6.1. Pengetahuan ... 26

3.6.2. Sikap... 27

3.7. Analisa Data ... 28

BAB VI HASIL PENELITIAN ... 29

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1. Data Demografi ... 31

4.2. Karakteristik Responden ... 31

4.2.1. Distribusi Responden Menurut Umur ... 31

4.2.2. Distribusi Responden Menurut Suku ... 32

4.2.3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir. 32

4.2.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 33

4.2.5. Distribusi Responden Menurut Penghasilan ... 34

4.2.6. Distribusi Responden Menurut Jumlah ART ... 34

4.2.7. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga ... 35

4.2.8. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan ... 35

4.3. Pengetahuan Responden Tentang KADARZI ... 36

4.4. Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) ... 39

4.5. Sikap Responden Tentang KADARZI ... 39

4.6. Tabusilang Pengetahuan Responden Berdasarkan Sikap Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi ... 42

BAB V PEMBAHASAN ... 43

5.1 Pengetahuan Responden ... 43


(12)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

6.1 Kesimpulan ... 47

6.2 Saran ... 48


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan

Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 30 Tabel 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di

Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 30 Tabel 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan di Kelurahan

Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 31 Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Wek V

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan

Tahun 2010 ... 32 Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Kelurahan Wek V

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan

Tahun 2010 ... 32 Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Kelurahan

Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 33 Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan

Tahun 2010 ... 33 Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Penghasilan di Kelurahan Wek V

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan

Tahun 2010 ... 34 Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Jumlah ART di Kelurahan Wek V

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan

Tahun 2010 ... 34 Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan

Keluarga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan


(14)

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan

Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 35 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut PengetahuanTentang

Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010... 36 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Pengetahuan

Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 36 Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi

Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 39 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Tentang

Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Sikap Tentang

Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.17.Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden

Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

Lampiran 2. Master Data Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian


(16)

ABSTRAK

Terwujudnya KADARZI dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga termasuk suami (Kepala Keluarga) yang dapat berperan sebagai motivator. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.

Jenis penelitian adalah survei bersifat deskriptif. Populasi penelitian 1.708 Kepala Keluarga dengan sampel 100 Kepala Keluarga yang diperoleh secara

systematic random sampling. Data yang diperoleh meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian diketahui mayoritas tingkat pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori sedang, dilihat dari sudah banyak suami mengetahui indikator kadarzi seperti mengetahui manfaat menimbang berat badan, makan beraneka ragam, mengetahui manfaat garam beryodium, manfaat memberikan ASI Eksklusif, menerapkan minum suplemen gizi, mengetahui manfaat KMS. Demikian juga mayoritas sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V termasuk kategori baik yang ditandai dengan sudah adanya suami yang menyatakan setuju bahwa suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, bersedia membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan.

Diharapkan lagi keaktifan dari petugas kesehatan dalam promosi KADARZI terhadap isteri dan suami untuk peningkatan kesehatan gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.


(17)

ABSTRACT

The realization of KADARZI (Nutrition Conscious Family) could be done by activating the members of the family, especially the husbands (heads of family) as motivators. The aim of this research was to describe the husbands` knowledge and attitude in the nutrition conscious at Village Wek V, Padangsidimpuan in 2010.

The type of the research was descriptive survey. The population was 1,708 heads of family with the sample of 100 heads of family, done by systematic random sampling. The collected data comprised education, income, tribes, occupation, knowledge and attitude, as well as the information about nutrition conscious by interviews, using the questionnaires.

The result of the research showed that the majority of the husbands` knowledge in nutrition conscious family at Village Wek V was categorized as mediocre: many of them know the indicators of nutrition conscious, such as the use of weighing, the variety of foods, iodized salt, giving exclusive mother`s milk, talking nutrition supplement, and well-being family. The majority of husbands` attitude towards the nutrition conscious family at Village Wek V was also categorized as well: many of them agree that they need to participate in increasing the family nutrition, getting ready to take their babies to integrated service station if their wives were unable to do it.

It was recommended that the health officials should actively give information about nutrition conscious family to the wives and husbands to increase the family nutrition.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan status gizi seluruh anggota keluarga dengan dukungan berbagai sektor secara terkoordinasi dan merupakan bagian pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari usaha peningkatan status gizi adalah meningkatkan dan membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat melalui partisipasi dan pemerataan kegiatan, perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi, termasuk gizi anak balita (Suhardjo, 2003).

Masalah gizi dapat terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Kurang gizi pada usia dini dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berfikir menurun. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak secara permanen. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen yang artinya tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Akan tetapi, masalah gizi yang bersifat non permanen seperti berat badan yang rendah dapat dipulihkan pada tahap perkembangan selanjutnya jika kebutuhan gizi terpenuhi dengan baik (Depkes RI, 2007).


(19)

Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada masa balita (Depkes RI, 2007).

Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk menjadi setinggi-tingginya 20%, tidak ada kasus kretin baru dan tidak ada kasus xeroftalmia pada balita. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya pada tahun 2010, maka didalam dokumen Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2006-2010, upaya perbaikan gizi diarahkan pada pencapaian sasaran yaitu seluruh Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) (Depkes RI, 2009).

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dapat dilihat dengan beberapa indikator yaitu : menimbang berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi sesuai aturan dan memberikan ASI eksklusif kepada bayi dari sejak lahir sampai umur enam bulan (Depkes RI, 2007).


(20)

Untuk mewujudkan perilaku KADARZI, sejumlah aspek perlu dicermati. Aspek ini berada di semua tingkatan yang mencakup: tingkat keluarga, tingkat masyarakat, tingkat pelayanan kesehatan, dan tingkat pemerintah. Pada tingkat keluarga aspek yang perlu dicermati adalah pengetahuan dan keterampilan keluarga dan kepercayaan terhadap nilai dan norma yang berlaku.

Tingkatan terendah untuk pelaksanaan KADARZI berada pada tingkatan keluarga. Untuk terwujudnya KADARZI dapat dilakukan dengan upaya pemberdayaan keluarga dengan cara meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku KADARZI. Untuk melaksanakan KADARZI perlu seorang motivator dalam keluarga yaitu suami sebagai kepala keluarga. Untuk itu diperlukan peran suami dalam mewujudkan tercapainya KADARZI.

Hampir seluruh masyarakat daerah bagian Tapanuli Selatan termasuk kota Padangsidimpuan masih memegang nilai-nilai budaya yang telah lama ada, salah satunya adalah peran suami yang begitu mendominasi dalam menentukan semua keputusan dan mengarahkan kemana arah tujuan keluarga. Maka dari itu pengikut sertaan suami dalam perwujudan KADARZI sangatlah penting untuk diterapkan.

Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang merupakan wilayah kerja Kota Padangsidimpuan terbagi dua belas kelurahan, salah satunya yaitu kelurahan Wek V. Di kelurahan Wek V terdapat dua Puskesmas Pembantu. Masalah kesehatan seperti gizi kurang di sana yaitu sebesar 5,9%. Asi Eksklusif juga belum terlaksana dengan baik dimana dari 75 bayi hanya 6 bayi yang memperoleh ASI Eksklusif dan KADARZI baru mulai disosialisasikan.


(21)

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, prevalensi balita gizi kurang ditambah gizi buruk menurut status gizi (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara sebesar 22,7%. Untuk Kota Padangsidimpuan prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk sebesar 12,7% dengan perincian prevalensi balita gizi kurang sebesar 9,5% dan gizi buruk sebesar 3,2% (Profil Sumut, 2008).

Prevalensi gizi kurang di kota Padangsidimpuan lebih rendah jika dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan makanan, penyakit infeksi, persedian makanan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi serta peran suami. Dalam hal ini suami juga mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan makanan keluarga, penyediaan biaya kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi keluarga. Jika tanggung jawab suami sudah terpenuhi maka tidak menutup kemungkinan gizi keluarga dapat terpenuhi dengan baik dan terciptalah KADARZI .

Keberhasilan KADARZI dapat dijadikan sebagai cara untuk menurunkan angka gizi buruk dan gizi kurang. Selain ibu (isteri), ayah (suami) adalah sasaran yang tepat dalam peningkatan KADARZI. Peran ibu dalam keluarga memang penting tetapi akan lebih baik jika dibantu dan dilengkapi oleh suami karena tidak semua hal dapat diketahui dan dikerjakan oleh ibu. Maka dari itu seorang suami juga harus mengerti tentang gizi keluarga agar KADARZI dapat terwujud.

Di daerah Tapanuli Selatan keputusan seorang suami itu lebih kuat dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, pemilihan menu makanan dan keputusan untuk pemilihan pelayanan kesehatan keluarga. Untuk itu, terciptanya keluarga sadar


(22)

gizi sangat berkaitan dengan pengetahuan suami tentang KADARZI. Diharapkan dengan baiknya pengetahuan suami tentang KADARZI akan memberikan pengaruh dalam hal pemenuhan gizi keluarga, dan juga mempengaruhi kepedulian suami tentang kesehatan keluarga seperti menyuruh isteri membawa bayi atau balita ke posyandu maupun menggantikan isteri untuk membawa anak ke posyandu saat isteri mereka berhalangan Untuk itu peneliti melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap suami tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang keluarga sadar gizi di Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mangetahui sumber informasi tentang kadarzi yang diperoleh oleh suami.

2. Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi. 3. Untuk mengetahui sikap suami tentang keluarga sadar gizi.


(23)

1.4. Manfaat penelitian

1. Sebagai masukan untuk Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dalam rangka menjalankan program keluarga sadar gizi.

2. Sebagai bahan masukan bagi petugas gizi puskesmas dalam penanggulangan masalah gizi.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1. Pengetian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1999).

Pengertian keluarga dalam undang-undang tentang perlindungan anak adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga ( Pasal 1 ayat 3 UU No.23 tahun 2002).

Dalam (pasal 1 ayat 10 UU No. 10 tahun 1992) keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri atau suami-isteri dan anak-anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

Menurut (Friedman, 1998) keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Sedangkan menurut (Murray & Zentner, 1997 dan Friedman, 1998 dalam Allender & Spradley, 2001) keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berbagi tempat tinggal atau berdekatan satu dengan lainnya; memiliki ikatan emosi; terlibat dalam posisi sosial; peran dan tugas-tugas yang saling berhubungan; serta adanya rasa saling menyayangi dan memiliki.


(25)

2.1.2 Klasifikasi Keluarga

Dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan, maka keluarga dikelompokkan atas 5 (lima) tahap, yaitu: (BKKBN, 1997)

1. Keluarga Pra-Sejahtera

Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera Tahap I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologinya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan pendidikan , keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

3. Keluarga Sejahtera Tahap II

Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya

(development needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. 4. Keluarga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat, memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk materil dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif


(26)

dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial , keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya.

5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

2.2. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 2.2.1 Definisi KADARZI

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Disebut Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang tercermin dari pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu seimbang.

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan (Depkes,2007) :

1. Menimbang berat badan secara teratur.

2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).


(27)

4. Menggunakan garam beryodium.

5. Minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran. Dalam Keluarga sadar gizi sedikitnya asal seorang anggota keluraga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Ia bisa seorang ayah, ibu, anak atau siapapun yang berkumpul dalam keluarga itu.

2.2.2. Menimbang Berat Badan Secara Teratur

Penimbangan dilakukan secara berkala, sebaiknya sebulan sekali di Posyandu atau Puskesmas. Penimbangan ini berguna untuk mengetahui Kecukupan energi. Kecukupan energi bagi seorang di tandai oleh berat badannya yang normal. Untuk mengetahui berat badan normal seseorang dapat digunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk balita dan untuk dewasa digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Kekurangan energi yang berlangsung lama akan mengakibatkan menurunnya berat badan. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat terlamabatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia mencapai usia dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal, selain itu ia mudah terkena penyakit infeksi. 2.2.3. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai

umur 6 bulan (ASI Eksklusif).

ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari pertama , agar diberikan kepada bayi.

Setelah bayi berumur 6 bulan, ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karenanya setelah lewat umur 6 bulan, bayi perlu


(28)

mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap sesuai dengan pertambahan umur, pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya.

Walaupun bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan, ASI masih tetap diberikan sampai usia 24 bulan. Hal ini baik untuk membantu perkembangannya, mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta mempererat jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara timbal balik.

Melihat besarnya manfaat yang diberikan oleh ASI maka diharapkan agar semua ibu mau memberikan ASI secara eksklusif yang cukup jumlah dan mutu gizinya.

2.2.4. Makan Beraneka Ragam

Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi secara lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0 sampai 6 bulan yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI saja.

Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memenuhi kebutuhan tubuh dan memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan lain. Demikian juga sebaliknya, masing-masing makanan bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi. Kesimpulannya, makanan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin


(29)

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kecukupan gizi seseorang.

Bahan makanan sumber zat tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mie, yang mengandung karbohidrat, serta minyak, margarine dan santan yang mengandung lemak.

Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya, seperti keju. Zat pembangun atau protein berperan sangat penting untuk perkembangan kualitas tingkat kecerdasan seseorang (Almatsier, 2001).

Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2.2.5. Menggunakan Garam Beryodium.

Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok, endemik dan kretin.Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis bahan makanan baik yang berasal dari nabati maupun hewani. Kandungan yodium dalam bahan makanan sangat bervariasi tetapi sumber makanan yang berasal dari laut merupakan sumber yodium yang terbaik ( FKM UI, 2007).

Sumber yodium yang paling sering didengar adalah garam. Garam mengandung natrium. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya


(30)

penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan pencetus terjadinya

stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak. Stroke menyebabkan kematian pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Sedangkan, penyakit tekanan darah tinggi membawa resiko timbulnya penyakit jantung pada usia dewasa. Karena itu hindari konsumsi garam berlebihan. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau 1 sendok teh setiap harinya.

2.2.6. Minum suplemen gizi (kapsul Vitamin A dosis tinggi, Fe) sesuai anjuran. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur. Terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan tenaga kerja wanita. Karena itu, mengkonsumsi makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayur berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging (Almatsier, 2001).

Khusus bagi ibu hamil dan penderita anemia gizi diharuskan untuk mengkonsumsi tablet tambah darah (pil besi) sesuai dengan anjuran.

Buta akibat kurang gizi dapat menghinggapi siapa saja. Sekitar 125 juta balita di dunia mengalami kekurangan vitamin A subklinis, sementara 1,3 juta dari jumlah itu telah menampakkan tanda klinis xeroftalmia (WHO, 1997). Itu berarti bahwa resiko mereka untuk terjangkit infeksi membesar sebanyak 20 kali (Arisman, 2003). Untuk itu bayi dan balita perlu diberika kapsul vitamin A dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.


(31)

2.3. Yang Ditimbulkan Akibat Keluarga Tidak Sadar Gizi 2.3.1. Kekurangan Energi Protein (KEP)

Seorang tergolong menderita KEP, jika :

‐ Catatan berat badan anak balita dan anak sekolah pada KMS berada di bawah garis merah

‐ Tubuh anak balita dan tubuh orang dewasa tampak sangat kurus

‐ Tubuh bayi baru lahir tampak sangat kecil Cara penanggulangannya :

1. menghadapi masalah Kekurangan Energi Protein (KEP) pada bayi adalah - Ibu disarankan agar selalu memberikan ASI saja, sampai bayi

berumur 6 bulan (ASI Eksklusif).

- Ibu disarankan agar mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ketika bayi mulai berumur 6 bulan.

- Ibu disarankan agar berusaha memberikan ASI dulu, kemudian baru memberikan MP-ASI

- Ibu disarankan agar berusaha menyusui bayinya sesering mungkin - ASI diberikan dari payudara kiri dan kanan secara bergantian, baik

diwaktu siang maupun malam.

- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah MP-ASI , sesuai dengan bertambahnya umur bayi, dan memberikannya sesering mungkin.


(32)

- Ibu disarankan agar berusaha menyusui bayinya sampai anak berumur 2 tahun.

- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah MP-ASI , sesuai dengan bertambahnya umur anak dan diberikan sesering mungkin. - Ibu disarankan agar berusaha memberikan MP- ASI dulu, kemudian

baru memberikan ASI

- Ibu disarankan agar berusaha menambah jumlah makanan selingan dan sering diberikan.

2.3.2. Kekurangan Vitamin A (KVA)

- Seseorang tergolong menderita KVA, jika saat senja tiba, penglihatannya menjadi gelap bahkan sering menabrak-nabrak ketika berjalan.

- Penyakit ini lazim disebut: rabun senja. Di Jawa Barat disebut

Kotokeun, dan di Jawa Tengah disebut mata lamur.

Cara penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA):

- Semua anggota keluarga, terutama penderita KVA, disarankan agar banyak makan sayuran daun hijau, buah berwarna dan makanan asal hewani.

- Anak balita harus diberi kapsul vitamin A pada setiap bulan Februari dan Agustus.

Untuk mendapat kapsul vitamin A, hubungi kader posyandu dan Tenaga Kesehatan setempat.


(33)

- Seseorang tergolong menderita GAKY, jika mengalami pembesaran kelenjar gondok pada lehernya.

- Pada GAKY tingkat berat, seseorang dapat menjadi cebol, dungu, bisu dan tuli (kretin)

Cara penanggulangan GAKY adalah :

- Disarankan agar selalu menggunakan garam beryodium setiap kali mengolah hidangan.

- Selalu sediakan garam beryodium di atas meja makan.

- Wanita Usia Subur (WUS) yang tinggal di kecamatan endemik sedang-berat diharuskan minum kapsul minyak beryodium sekali setahun sesuai dengan dosis yang ditentukan.

2.3.4. Anemia Gizi Besi (AGB)

1. Tanda-tanda : kelopak mata dan bibir pucat, lemah, letih, lesu dan cepat mengantuk.

2. Bagi pekerja , produktivitasnya menurun

3. Bagi anak-anak, kemampuan belajarnya menurun

4. Bagi ibu hamil, dapat mengancam keselamatan dari janin yang dikandungnya.

Cara penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :

1. Penderita AGB disarankan agar banyak makan makanan asal hewani dan sering makan sayuran hijau, serta kacang-kacangan. Bila tersedia lebih baik lagi mengkonsumsi daging sapi, daging kambing, dan sejenisnya.


(34)

2. Penderita AGB disarankan juga agar banyak makan buah yang berwarna.

3. Ibu hamil, ibu menyusui dan wanita usia subur dianjurkan minum tablet tambah darah secara teratur.

4. Anak balita dianjurkan minum sirup tambah darah secara teratur. 2.3.5. Kegemukan (Obesitas)

- Penampilan sangat gemuk

- Bila berat badannya tidak diturunkan, mudah terkena penyakit degenerative seperti ; kencing manis dan jantung

Cara penanggulangan Kegemukan (obesitas): Penderita kegemukan disarankan:

1. Mengurangi jumlah makanan sumber hidrat arang (nasi, roti, mie, ubi dan gula).

2. Mengurangi jumlah makanan berlemak.

3. Mengurangi makanan selingan dan makanan jajanan. 4. Memperbanyak makan sayuran dan buah.


(35)

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga 2.4.1. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan.

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapakan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki akan lebih baik. Sering masalah gizi itu timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai (Berg, 1987).

Hanya saja memang perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah-tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan gizi yang tepat. Dari kepentingan gizi keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya.

2.4.2. Pendapatan Keluarga

Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh. Setidaknya keaneka ragaman bahan makanan kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak akan banyak pilihan. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar-kecilnya pendapatan keluarga. Pada keluarga yang hanya ayah


(36)

yang mencari nafkah tentu berbeda dengan besar pendapatannya dengan keluarga yang mengandalkan sumber keuangannya dari ayah dan ibu serta sambilan yang diusahakan sendiri di rumah, seperti membuka warung.

Keterbatasan kesempatan kerja yang bisa segera menghasilkan uang, biasanya pekerjaan di luar usaha tani, juga sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan keluarga. Jika selain bersawah kepala keluarga bekerja pula misalnya sebagai pedagang perantara (makelar) hasil-hasil pertanian, pamong desa, membuat batu bata atau bedagang, tentu saja dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan dalam jumlah yang mencukupi juga amat dipengaruhi oleh harga bahan makanan. Bahan makanan yang harganya mahal biasanya jarang, bahkan tidak pernah dibeli. Hal ini menyebabkan suatu jenis bahan makanan tidak pernah dihidangkan dalam susunan makanan keluarga.

Menghadapi hal ini ada ibu-ibu rumah tangga yang menjalankan taktik tertentu. Agar bisa mendapatkan bahan makanan mahal dengan harga yang lebih murah biasanya mereka pergi belanja setelah pasar mulai sepi. Hanya saja masih pertanyakan apakah para ibu tersebut bisa memilih bahan makanan mana yang sekiranya mutu gizinya masih baik. Oleh karena itu, tingkat ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan.


(37)

2.5. Perilaku 2.5.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).

Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu : 1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(38)

5. Sintesis

sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi

Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap statu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003).

2.5.2. Sikap (Attitude)

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih), disamping itu

komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif (kecendrungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi

atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. (Notoatmodjo, 2003)


(39)

2.6. Kerangka Konsep

Pengetahuan

Suami Sikap Suami

Karakteristik Suami : Pendidikan Suku Penghasilan Pekerjaan Sumber Informasi

yang diperoleh suami - Petugas Kesehatan - Media cetak - Media Elektronik

Keterangan:

Sumber informasi yang diperoleh oleh suami dapat memberi pengaruh terhadap pengetahuan suami tentang KADARZI. Karakteristik suami seperti pendidikan, suku, penghasilan pekerjaan dapat memberi pengaruh terhadap terbentuknya pengetahuan dan sikap suami tentang KADARZI.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran tentang sumber informasi, pendidikan, suku, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami tentang Keluarga Sadar Gizi pada Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan. Dimana di Kelurahan ini dari 751 balita terdapat 45 balita menderita gizi kurang (5,9%) dan pernah mendapat sosialisasi tentang KADARZI.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan Februari– Maret tahun 2010 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Yang dimaksud populasi dari penelitian ini adalah semua Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan yang berjumlah 1.708 KK.


(41)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari Kepala Keluarga yang tinggal di Kelurahan Wek V.

Besar sampel ditentukan dengan rumus (Notoatmadja, 2005), sebagai berikut :

n = N 1 + N (d2)

Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar Sampel

d = Galat Pendugaan (0,1)

Berdasarkan data pada survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah KK pada Kelurahan Wek V adalah 1.708 KK, Maka besar sampel yang akan diteliti adalah

n = N 1 + N (d2)

n = 1708 1 + 1708 (0,12)

n = 1708 1 + 17,08

n = 1708 18,08

n = 94,4 ≈ 95 orang

Dengan menggunakan rumus tersebut, jumlah sampel yang akan diteliti adalah 95 KK. Peneliti menggenapkan menjadi 100 KK. Dalam penelitian ini Kepala Keluarga yang telah berumur lanjut tidak termasuk ke dalam sampel.


(42)

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Mengingat hal tersebut diatas dan kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana maka penulis dalam penelitian ini mengambil jumlah sampel sebanyak 100 KK. Teknik pengambilan sampel memakai sistematik sistematic random sampling.

Sistem random sampling digunakan karena anggota populasi bersifat homogen, hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak sistematis (sistematic sampling). Caranya adalah membagi jumlah anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang digunakan. Pengambilan sampel dengan membuat interval 17 dalam daftar urutan rumah di Kelurahan Wek V. Maka populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai kelipatan 17. Dalam pengambilan sampel pertama dilakukan secara acak. Interval 17 ini diperoleh dengan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampel. Dalam hal ini Kepala Keluarga yang berusia lanjut tidak temasuk sebagai sampel. Maka bila dalam pengacakan ternyata terdapat Kepala Keluarga yang berusia lanjut harus diganti dengan Kepala Keluarga yang lain.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data primer

Data primer meliputi pendidikan, penghasilan, suku, pekerjaan, pengetahuan dan sikap suami serta sumber informasi tentang KADARZI diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner di Kelurahan Wek V.


(43)

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Wek V , Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dan Instansi Pemerintah lainnya.

3.5. Definisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut :

1. Sumber informasi adalah asal berita atau informasi tentang KADARZI yang diterima oleh suami.

2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden. 3. Suku adalah golongan budaya responden.

4. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan. 5. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari responden untuk menghasilkan uang. 6. Pengetahuan suami adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh suami

tentang KADARZI.

7. Sikap suami adalah tanggapan suami sebagai responden tentang KADARZI. 3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur melalui 15 pertanyaan dengan total skor 30 dengan ketentuan sebagai berikut : jika responden menjawab a, maka skor = 0; jika responden menjawab b, maka skor = 1; jika responden menjawab c, maka skor =2. Pertanyaan no 2 jika jawaban responden b dan hanya dapat menyebutkan 1 pilihan maka skore = 0, dan jika menyebutkan 2 pilihan maka skore = 1, dan jika dapat menyebutkan lebih dari 2 maka skore = 2.


(44)

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :

 Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor > 20

 Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 9,99 - 20

 Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 9,99

3.6.2. Sikap

Sikap responden dapat diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 16 dengan total skor 32 dengan kategori sebagai berikut:

Untuk jawaban yang mempunyai 2 pilihan : 1. Jawaban setuju = 2

2. jawaban tidak setuju = 0

Khusus untuk pertanyaan no1, 5, 6, 10, 11dan 13 jika setuju = 0, tidak setuju = 2

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :

 Baik, jika jawaban responden nilainya > 66,67%, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor > 21,3


(45)

 Sedang, jika jawaban responden nilainya 33,3 – 66,67 %, dari total skore jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = 10,6 – 21,3

 Rendah, jika jawaban responden nilainya < 33,3 %, dari total skor jawaban benar pada pertanyaan kuesioner = skor < 10,6

3.7. Analisa Data

Analisa dapat dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan terletak antara 01°- 28° LU - 01°-19° dan 99°-13° BT-99°-21° BT, dengan luas wilayah 53,9 km2. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Ujung Padang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Losung

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitamiang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Aek Tampang Kelurahan Wek V terbagi atas 9 lingkungan yaitu :

- Lingkungan I - Lingkungan VI

- Lingkungan II - Lingkungan VII

- Lingkungan III - Lingkungan VIII

- Lingkungan IV - Lingkungan IX

- Lingkungan V 4.1.1. Data Demografi

Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang terdaftar tahun 2009 sebesar 7.337 jiwa dengan perincian laki-laki sebesar 3.535 jiwa dan wanita sebanyak 3.802 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:


(47)

Tabel 4.1. Distribusi penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 3.535 48,2

2. Perempuan 3.803 51,8

Total 7.337 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Distribusi Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V menurut tingkat pendidikan yang dimiliki dapat kita lihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan n %

1. Tidak Tamat SD 26 1,5

2. SD 144 8,4

3. SMP 455 26,6

4. SMA 879 51,6

5. Akademi/ Perguruan Tinggi 204 11,9

Total 1.708 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Dari tabel 4.2. dapat diketahui sebagian besar Kepala Keluarga memiliki tingkat pendidikan yang sudah baik yaitu SMA sebesar 51,6%

Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V tidak terfokus pada satu jenis pekerjaan, mereka mempunyai berbagai jenis pekerjaan seperti PNS/TNI/POLRI, pedagang, petani, buruh, dll. Berikut ini adalah distribusi Kepala Keluarga di Kelurahan Wek V berdasarkan pekerjaan.


(48)

Tabel 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Pekerjaan N %

1. PNS/TNI/POLRI 417 24,5

2. Pedagang 217 12,7

3. Wiraswasta 183 10,7

4. Petani 270 15,8

5. Buruh 236 13,8

6. Pegawai Swasta/ Karyawan 198 11,6

7. Lainya (Tukang, Supir, Betor) 187 10,9

Total 1.708 100,0

Sumber : Kantor Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, 2010

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebesar 24,5 % Kepala Keluarga di Wek V memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI. Hal ini di dukung letak Kelurahan Wek V yang dekat dengan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kota Padangsidimpuan.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi : umur, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran untuk konsumsi dan besar biaya kesehatan yang disediakan.

4.2.1. Distribusi Responden Menurut Umur

Umur responden adalah usia responden yang dihitung dari lahir sampai saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini, distribusi frekuensi umur responden pada umumnya pada usia produktif (21-65 tahun). Pada penelitian ini usia responden terendah adalah 23 tahun dan yang tertinggi adalah 52 tahun


(49)

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Umur di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Umur n %

1. < 35 tahun 35 35,0

2. 35-45 tahun 39 39,0

3. > 45 tahun 26 26,0

Total 100 100,0

Dari tabel 4.4. diatas bahwa responden paling banyak berusia 35-45 tahun (39%).

4.2.2. Distribusi Responden Menurut Suku

Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010.

No Suku n %

1. Mandailing 53 53,0

2. Batak 16 16,0

3. Jawa 20 20,0

4. Melayu 3 3,0

5. Minang 4 4,0

6. Lainnya ( Karo, Cina, Aceh) 4 4,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa suku suami di Kelurahan Wek V sebagian besar adalah suku mandailing 53%.

4.2.3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Adapun tingkat pendidikan responden adalah tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :


(50)

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Pendidikan Terakhir n (%)

1. Tidak Tamat SD 0 0,0

2. SD 8 8,0

3. SMP 16 16,0

4. SMA 62 62,0

5. Akademi/ Perguruan Tinggi 14 14,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.6. diatas dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Wek V SD (8%), SMA (62%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Wek V sudah cukup baik.

4.2.4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Adapun pekerjaan responden terdiri dari petani, pedagang, buruh, pegawai swasta/karyawan, PNS/POLRI/TNI dan pekerjaan lainnya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut ini :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan n %

1. Petani 5 5,0

2. Pedagang 18 18,0

3. Buruh 11 11,0

4. Pegawai Swasta/ karyawan 24 24,0

5. PNS/POLRI/TNI 19 19,0

6. Wiraswasta 10 10,0

7. Lainnya (Supir, Narik becak) 13 13,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa sebesar 24% responden bekerja sebagai pegawai swasta dan karyawan


(51)

4.2.5. Distribusi Responden Menurut Penghasilan

Penghasilan responden dikategorikan berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) di Kota Padangsidimpuan. Berikut adalah distribusi responden berdasarkan penghasilan

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Penghasilan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Penghasilan n %

1. < Rp. 920.000 25 25,0

2. > Rp. 920.000 75 75,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat penghasilan responden termasuk tinggi karena 75% sudah berada di atas angka UMR (Upah Minimum Regional) Kota Padangsidimpuan (Rp. 920.000).

4.2.6. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Rumah Tangga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Jumlah ART n %

1. < 3 orang 6 6,0

2. 3-5 orang 70 70,0

3. > 6 orang 24 24,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 70% responden memiliki anggota rumah tangga 3-5 orang.


(52)

4.2.7. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga Pengeluaran konsumsi pangan pada tabel berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata pengeluaran konsumsi pangan seluruh responden.

Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran Konsumsi Pangan Keluarga di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Pengeluaran Konsumsi Pangan

Keluarga n %

1. < Rp 1.059.050 57 57,0

2. > Rp 1.059.050 43 43,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 57% responden memiliki pengeluaran konsumsi di bawah Rp. 1.059.050,-

4.2.8. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan Besar biaya kesehatan yang disediakan pada tabel 4.11. berikut dikategorikan berdasarkan rata-rata biaya kesehatan yang disediakan oleh responden.

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Besar Biaya Kesehatan Yang Disediakan di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

No Besar Biaya Kesehatan

Yang Disediakan n %

1. Tidak menyediakan 39 39,0

2. < Rp. 138.525 35 35,0

3. > Rp. 138.525 26 26,0

Total 100 100,0

Dari tabel dapat dilihat bahwa ada 39% responden yang belum menyediakan biaya kesehatan per bulannya.


(53)

4.3. Pengetahuan Responden Tentang KADARZI

Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara menggunakan pertanyaan pada kuesioner terhadap responden dapat diperoleh data sebagai berikut ini:

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Pengetahuan Responden n %

1. Baik 29 29,0

2. Sedang 56 56,0

3 Rendah 15 15,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.12. menunjukkan dari keseluruhan responden kategori pengetahuannya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebesar 56%.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Pengetahuan Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 1. Pengertian KADARZI :

- Tidak Tahu

- Keluarga yang mengetahui tentang gizi

- Keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah kesehatan dan gizi setiap anggota keluarganya 35 43 22 35,0 43,0 22,0

2. Indikator KADARZI :

- Tidak tahu

- Ya, dan menyebutkan dua jawaban misalnya menimbang berat badan dan memberikan ASI Eksklusif pada bayi

- Ya, dan menyebutkan lebih dari dua jawaban misalnya

menimbang berat badan, memberikan ASI Eksklusif pada bayi, menggunakan garam beryodium

9 32 24 13,9 49,2 36,9

3. Hal yang harus diperhatikan seorang Kepala Keluarga:

- Tidak tahu

- pemenuhan makanan dan biaya kesehatan

- pemenuhan makanan, biaya kesehatan dan meningkatkan status sosial ekonomi keluarga

3 41 56 3,0 41,0 56,0


(54)

No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 4. Yang dimaksud dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan :

- Tidak Tahu

- mengonsumsi berbagai jenis makanan

- mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang

5 61 34 5,0 61,0 34,0

5. Manfaat menimbang berat badan untuk Bayi atau Balita :

- Tidak tahu

- Mengetahui berat badan

- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi bayi atau balita

0 75 25 0,0 75,0 25,0

6. Manfaat KMS bagi anak adalah untuk :

- Tidak tahu

- Mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

- Memantau pertumbuhan dan kesehatan anak serta mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

39 25 36 39,0 25,0 36,0

7. Manfaat menimbang berat badan secara teratur bagi ibu hamil :

- Tidak tahu

- Mengetahui pertambahan berat badan

- Mengetahui pertambahan berat badan ibu dan perkembangan janin 3 65 32 3,0 65,0 32,0

8. Jenis suplementasi gizi :

- Tidak Tahu

- Kapsul Vitamin A

- Kapsul Vitamin A dan Tablet Besi

47 27 26 47,0 27,0 26,0

9. Menurut Bapak apa pengertian dari ASI Eksklusif

- Tidak Tahu

- Memberikan ASI ditambah dengan makanan pendamping sampai umur 2 tahun

- Memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan

20 34 46 20,0 34,0 46,0

10. Alasan ASI perlu diberikan pada bayi :

- Tidak Tahu

- ASI memang makanan untuk bayi

- ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dan memberikan daya tahan tubuh 0 64 36 0,0 64,0 36,0

11. Yang dimaksud dengan garam beryodium adalah

- Tidak Tahu

- Garam dapur

- Garam yang mengandung yodium

3 28 69 3,0 28,0 69,0

12 Garam beryodium berguna untuk mencegah :

- Tidak Tahu

- Penyakit darah tinggi

- Penyakit gondok

9 36 58 9,0 36,0 58,0

13 Alasan ibu hamil perlu mengonsumsi zat besi :

- Tidak Tahu

- Mencegah keguguran kehamilan

- Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil yang diharapkan bisa membantu pembentukan darah pada proses persalinan nanti 58 22 20 58,0 22,0 20,0


(55)

No Pengetahuan Responden Tentang KADARZI n % 14 Berapa kali dalam setahun bayi atau balita diberi Vitamin A

- Tidak Tahu

- Satu kali

- Dua kali

48 17 35

48,0 17,0 35,0

15 Pada bulan berapa saja Posyandu membagikan Vitamin A

- Tidak Tahu

- Setiap mengikuti posyandu

- Februari dan Agustus

27 38 35

23,0 38,0 39,0

Hasil penelitian pada tabel 4.13. menunjukkan yang benar-benar mengetahui pengertian KADARZI sebesar 22%. Mengetahui seluruh indikator KADARZI sebesar 24%. Menjawab hal yang harus diperhatikan seorang kepala keluarga adalah pemenuhan makanan dan biaya kesehatan yaitu sebesar 41%. Mengetahui dengan benar maksud dari mengonsumsi makanan yang beraneka ragam sebesar 34%.

Mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi bayi dan balita sebesar 25%, mengetahui dengan benar manfaat KMS bagi bayi dan balita sebesar 36%, mengetahui dengan benar manfaat menimbang badan bagi ibu hamil sebesar 32%, mengetahui jenis suplementasi zat gizi sebesar 26%, mengetahui dengan benar pengetian ASI Ekslusif sebesar 46%.

Mengetahui dengan benar alasan ASI diberikan pada bayi sebesar 36%, mengetahui dengan benar maksud dari garam beryodium sebesar 69%, mengetahui dengan benar manfaat garam beryodium sebesar 58%, mengetahui dengan benar alasan ibu hamil perlu mengonsumsi tablet besi sebesar 20%, mengetahui dengan benar berapa kali bayi atau balita diberi vitamin A dalam setahun sebesar 35% dan mengetahui bulan Februari dan Agustus posyandu memberikan vitamin A untuk bayi dan balita sebesar 35%.


(56)

4.4. Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Sumber informasi adalah asal berita atau informasi yang diterima oleh responden mengenai Keluarga Sadar Gizi. Adapun sumber informasi responden dapat berasal dari media cetak, elektronik, isteri ataupun petugas kesehatan. Dari tabel distribusi responden berdasarkan jawaban pengetahuan tentang KADARZI dapat diketahui bahwa ada sebesar 65% responden yang mengetahui tentang KADARZI. Berikut ini adalah tabel distribusi sumber informasi tentang Kadarzi yang diperoleh oleh responden

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Sumber Informasi n %

1. Isteri 24 36,9

2 Media elektronik atau cetak 4 6,2

3. Petugas kesehatan 5 7,7

4. Isteri dan media elektronik atau cetak 10 15,4

5. Isteri dan Petugas kesehatan 9 13,8

6. Media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan

6 9,2

7. Isteri, media elektronik atau cetak dan petugas kesehatan

7 10,8

Total 65 100,0

Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa sebesar 36,9% responden memperoleh informasi kadarzi dari isteri.

4.5. Sikap Responden Tentang KADARZI

Secara keseluruhan sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.15. dimana sikap tersebut dikategorikan berdasarkan baik, sedang dan buruk. Berikut ini adalah distribusi sikap responden.


(57)

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

No Sikap Responden n %

1. Baik 56 56,0

2. Sedang 33 33,0

3 Rendah 11 11,0

Total 100 100,0

Pada tabel 4.15. menunjukkan dari keseluruhan responden sikapnya tentang keluarga sadar gizi paling banyak berada pada kategori baik yaitu sebesar 56%.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Sikap Tentang Keluarga Sadar Gizi di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

Jawaban

Setuju Tidak setuju

No Sikap Responden Tentang KADARZI

n % n %

1 Di dalam keluarga perilaku KADARZI

sangat sulit untuk diterapkan 63 63,0 37 37,0

2 Seorang suami perlu turut ikut serta dalam

peningkatan gizi keluarga 78 78,0 22 22,0

3 Bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya

97 97,0 3 3,0

4 Kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak

66 66,0 34 34,0

5 Ibu hamil tidak perlu melakukan

pemantauan berat badan secara teratur 9 9,0 91 91,0

6 Suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam saja

59 59,0 41 41,0

7 Dalam pemilihan makanan, nilai gizi lebih

penting dari pada selera dan rasa 92 92,0 8 8,0

8 Makan makanan beraneka ragam adalah

mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang

69 69,0 31 31,0

9 ASI yang pertama keluar harus diberikan


(58)

Jawaban

Setuju Tidak setuju

No Sikap Responden Tentang KADARZI

n % n % 10 Memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai

bayi berumur 4 bulan 37 37,0 63 63,0

11 Jika kekurangan yodium maka pertumbuhan

anak normal 15 15,0 85 85,0

12 Menggunakan garam beryodium berguna

untuk mencegah penyakit gondok 59 59,0 41 41,0

13 Seorang suami tidak tahu-menahu

mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur

57 57,0 43 43,0

14 Ibu hamil perlu memperoleh tablet besi 77 77,0 23 23,0

15 Ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh

kapsul Vitamin A 63 63,0 37 37,0

16 Mau membawa bayi atau balita ke

Posyandu bila isteri berhalangan 43 43,0 57 57,0

Hasil penelitian pada tabel 4.16. menunjukkan 37% responden merasa bahwa KADARZI tidak sulit untuk diterapkan di dalam keluarga, sebesar 78% responden setuju seorang suami perlu turut ikut serta dalam peningkatan gizi keluarga, sebesar 93% responden setuju bayi dan balita harus dibawa ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya, sebesar 66% Setuju kartu menuju sehat (KMS) dipergunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan mengetahui imunisasi apa saja yang telah di berikan pada anak, sebesar 91% tidak setuju ibu hamil tidak perlu melakukan pemantauan berat badan secara teratur.

Tidak setuju suatu keluarga dikatakan sadar gizi jika selalu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam saja sebesar 41%, setuju dalam pemilihan makanan, nilai gizi lebih penting dari pada selera dan rasa sebesar 92%, setuju makan makanan beraneka ragam adalah mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang sebesar 69%, setuju ASI yang


(59)

pertama keluar harus diberikan kepada bayi sebesar 41%, tidak setuju memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai bayi berumur 4 bulan sebesar 63%.

Tidak setuju jika kekurangan yodium maka pertumbuhan anak normal sebesar 85%, setuju menggunakan garam beryodium berguna untuk mencegah penyakit gondok sebesar 59%, tidak setuju bila seorang suami tidak tahu-menahu mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur sebesar 43%, setuju ibu hamil perlu memperoleh tablet besi sebesar 77%, setuju ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh kapsul Vitamin A sebesar 63%, setuju membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan sebesar 43%.

4.6. Tabulasi Silang Sikap dengan Pengetahuan Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi.

Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sikap Responden Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010.

Sikap Responden

Rendah Sedang Baik

Total No Pengetahuan

Responden

n % n % n % n % 1 Rendah 9 60,0 6 40,0 0 0,0 15 100,0 2 Sedang 2 3,6 26 46,4 28 50,0 56 100,0 3 Baik 0 0,0 1 3,4 28 96,0 29 100,0

Dari tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 56 responden yang memiliki pengetahuan sedang, sebesar 3,6% diantaranya memiliki sikap yang rendah tentang KADARZI, sebesar 46,4% memiliki sikap sedang dan 50% memiliki sikap yang baik tentang KADARZI.


(60)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Responden

Menurut Notoatmodjo (1993), perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lama apabila didasari pengetahuan yang baik. Ditinjau dari segi pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi pada tabel 4.12. secara umum dapat dikatakan tingkat pengetahuan suami sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 56%

Tingkat pengetahuan suami dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan dan penghasilan suami. Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebesar 23% suami tamat SMP dan 51% tamat SMA. Faktor pendidikan kepala keluarga dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencari nafkah dan kemampuan untuk memilih makanan bergizi. Pendidikan kepala keluarga merupakan faktor yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesehatan anak-anaknya. Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi cenderung berwawasan luas dan lebih mengetahui kebutuhan anaknya yang sesuai dengan perkembangannya, serta tidak bersikap tidak mau tahu terhadap masa depan anak-anaknya (Julianty, dkk, 2001).

Pendidikan seorang kepala keluarga memiliki keterkaitan dengan pekerjaan dan penghasilan. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung akan memiliki pekerjaan yang lebih baik dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Pada tabel 4.7. diketahui bahwa 24% suami bekerja sebagai pegawai swasta ataupun karyawan. Penghasilan suami tergolong baik karena 75% sudah di atas angka UMR Kota Padangsidimpuan (Rp. 920.000).


(61)

Dengan adanya penghasilan, daya beli keluarga akan meningkat terutama ketersediaan pangan dalam keluarga baik kualitas maupun kuantitas, berpotensi mempunyai anak balita dengan gizi baik. Faktor penyediaan makanan dalam keluarga tidak hanya didasarkan daya beli yang diperoleh dari penghasilan semata, tetapi juga kemungkinan dilengkapi atau dipenuhi dari hasil pertanian dari kebun, misalnya sayuran, buah, padi serta hasil ternak sebagai sumber protein (Soekirman, 2000).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya perilaku. Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum seseorang berperilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat sesuatu hal bagi dirinya atau keluarganya. Maka pengetahuan tentang indikator KADARZI menjadi salah satu faktor terjadinya perilaku Kadarzi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan pengetahuan yang dimiliki suami berada pada kategori sedang. Namun dalam beberapa hal pengetahuan suami masih tergolong rendah, khususnya berkaitan dengan pengertian KADARZI, indikator KADARZI, mengkonsumsi beraneka ragam makanan, manfaat KMS, jenis suplementasi gizi dan pengertian ASI Eksklusif.

Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya pendidikan suami dan kurangnya informasi yang diterima suami mengenai KADARZI. Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya.

Menurut pendapat yang dikembangkan oleh Depkes (1996b) bahwa tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap kesadaran untuk berperanserta dan


(1)

Pengetahuan Responden

pengertian KADARZI

35 35.0 35.0 35.0

43 43.0 43.0 78.0

22 22.0 22.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu Keluarga yang

mengetahui tentang gizi keluarga yg berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

indikator KADARZI

9 9.0 13.8 13.8

32 32.0 49.2 63.1

24 24.0 36.9 100.0

65 65.0 100.0

35 35.0

100 100.0

0 1 2 Total Valid

System Missing

Total

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

yang perlu di perhatikan oleh KK

3 3.0 3.0 3.0

41 41.0 41.0 44.0

56 56.0 56.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu

Pemenuhan makanan dan biaya kesehatan Pemenuhan makanan,biaya kesehatan dan meningkatkan status ek Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

konsumsi beraneka ragam makanan

5 5.0 5.0 5.0

61 61.0 61.0 66.0

34 34.0 34.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu

Mengkonsumsi berbagai jenis makanan

mengkonsumsi makanan yang mengandung semua unsur zat gizi ya Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

manfaat menimbang berat badan

75 75.0 75.0 75.0

25 25.0 25.0 100.0

100 100.0 100.0

Mengetahui berat badan Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi ba

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

guna KMS

39 39.0 39.0 39.0

25 25.0 25.0 64.0

36 36.0 36.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu

Mengetahui imunisasi apa saja yang telah diberikan

Memantau pertumbuhan dan kesehatan anak serta mengetahui imu

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

manfaat mebimbang berat badan bagi bumil

3 3.0 3.0 3.0

65 65.0 65.0 68.0

32 32.0 32.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak tahu

Mengetahui pertambahan berat badan

Mengetahui pertambahan berat badan ibu dan perkembangan jani Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

jenis suplementasi zat besi

47 47.0 47.0 47.0

27 27.0 27.0 74.0

26 26.0 26.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak tahu Kapsul vitamin A Kapsul vitamin A dan Tablet besi Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pengertian ASI Eksklusif

20 20.0 20.0 20.0

34 34.0 34.0 54.0

46 46.0 46.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu

Memberi ASI ditambah dengan makanan pendamping sampai umur 2

Memberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

ASI perlu diberikan kepada bayi

64 64.0 64.0 64.0

36 36.0 36.0 100.0

100 100.0 100.0

ASI memang makanan untuk bayi

ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dan memberikan daya tahan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

garam beryodium

3 3.0 3.0 3.0

28 28.0 28.0 31.0

69 69.0 69.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu Garam dapur Garam yang mengandung yodium Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

guna garam beryodium

9 9.0 9.0 9.0

33 33.0 33.0 42.0

58 58.0 58.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Tahu

Penyakit darah tinggi Penyakit gondok Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ibu hamil perlu konsumsi zat besi

58 58.0 58.0 58.0

22 22.0 22.0 80.0

20 20.0 20.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak tahu

Mencegah keguguran kandungan

Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu yang diharapkan bisa m Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

bayi atau balita di beri vitamin A

48 48.0 48.0 48.0

17 17.0 17.0 65.0

35 35.0 35.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak tahu Satu kali Dua kali Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

bayi atau balita di beri vitamin A

27 27.0 27.0 27.0

38 38.0 38.0 65.0

35 35.0 35.0 100.0

Tidak tahu

Setiap kali posyandu Februari dan Agustus Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

total pengetahuan

15 15.0 15.0 15.0

56 56.0 56.0 71.0

29 29.0 29.0 100.0

100 100.0 100.0

Rendah Sedang Baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sikap Responden

KADARZI sulit diterapkan

63 63.0 63.0 63.0

37 37.0 37.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Suami perlu ikut serta dalam pengingkatan gizi keluarga

22 22.0 22.0 22.0

78 78.0 78.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Bayi atau balita harus dibawa ke posyandu setiap bulan

3 3.0 3.0 3.0

97 97.0 97.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

KMS digunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak dan imunisasi yang telah diberi

34 34.0 34.0 34.0

66 66.0 66.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ibu hamil tidak perlu melakukan pemantauan berat badan

9 9.0 9.0 9.0

91 91.0 91.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dikatakan sadar gizi jika selalu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam

59 59.0 59.0 59.0

41 41.0 41.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

nilai gizi lebih penting dari selera dan rasa

8 8.0 8.0 8.0

92 92.0 92.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

makan makanan bearaneka ragam adalah mengkonsumi makanan yang semua unsur gizi yang seimbang dan berdasarkan menu seimbang

31 31.0 31.0 31.0

69 69.0 69.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ASI yang pertama kali keluar harus diberikan pada bayi

59 59.0 59.0 59.0

41 41.0 41.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai bayi berumur 4 bln

37 37.0 37.0 37.0

63 63.0 63.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

jika kekurangan yodium pertumbuhan anak akan normal

15 15.0 15.0 15.0

85 85.0 85.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

menggunakan garam beryodium berguna untuk mencegah penyakit gondok

41 41.0 41.0 41.0

59 59.0 59.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

suami tidak tahu-menahu tentang garam yang digunakan untuk memasak

57 57.0 57.0 57.0

43 43.0 43.0 100.0

100 100.0 100.0

setuju Tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(6)

ibu hamil perlu memperoleh tablet besi

23 23.0 23.0 23.0

77 77.0 77.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh kapsul Vitamin A

37 37.0 37.0 37.0

63 63.0 63.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

membawa anak ke posyandu jika istri tidak bisa

57 57.0 57.0 57.0

43 43.0 43.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak setuju setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

STOTK

11 11.0 11.0 11.0

33 33.0 33.0 44.0

56 56.0 56.0 100.0

100 100.0 100.0

rendah Sedang baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

total pengetahuan * STOTK Crosstabulation

9 6 0 15

60.0% 40.0% .0% 100.0%

81.8% 18.2% .0% 15.0%

2 26 28 56

3.6% 46.4% 50.0% 100.0%

18.2% 78.8% 50.0% 56.0%

0 1 28 29

.0% 3.4% 96.6% 100.0%

.0% 3.0% 50.0% 29.0%

11 33 56 100

11.0% 33.0% 56.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Count

% within total pengetahuan % within STOTK Count

% within total pengetahuan % within STOTK Count

% within total pengetahuan % within STOTK Count

% within total pengetahuan % within STOTK Rendah

Sedang

Baik total pengetahuan

Total

rendah Sedang baik STOTK