BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Ter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Saham

  Pasar modal merupakan sarana berinvestasi bagi para investor yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam bentuk surat berharga yang di tawarkan oleh emiten. Sebaliknya, di pasar modal pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten, transaksi yang terjadi di pasar modal biasanya berbentuk sebuah perdagangan saham. Saham merupakan kepemilikan atas suatu perseroan yang diwakili dengan saham, yang merupakan tagihan atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Syahrul dkk 2000:1261).

  Definisi lain saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya (Fahmi 2013:81), saham sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu

1. Saham biasa ( common stock)

  Common stock (saham biasa) adalah surat berharga yang dijual oleh

  suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividend.

  2. Saham preferen ( preffered stock ) Pemegang saham preferen mendapat dividen yang tetap pada setiap periode, dan pemegang saham ini mempunyai hak khusus yaitu memiliki hak lebih diatas saham biasa apabila terjadi likuidasi perusahaan, tetapi pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam manajemen.

  3. Saham treasuri ( treasury stock ) Pada saat saham suatu perusahaan diperoleh kembali dan dipegang atas nama perusahaan penerbit, maka saham tersebut disebut saham yang diperoleh kembali atau saham treasuri.

  Peranan pasar modal sendiri mempunyai peranan penting yaitu : 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

  2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi, pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan keinginan para investor untuk melalui kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal.

  3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut setiap saat.

  4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat umum mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, mereka dapat melakukan investasi melalui pasar modal dengan membeli sebagian saham kecil pada perusahaan public.

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

  Bagi para investor, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat terpercaya, dengan adanya pasar modal biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa, dengan demikian biayanya akan lebih murah. Kunci pokok yang sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan dalam seluruh aktivitas dibidang jual-beli saham dibursa efek adalah adanya informasi yang lengkap, yang dimaksud dengan informasi antara lain profilperusahaan, informasi keuangan perusahaan dan sebagainya sangat mempengaruhi jumlah transaksi saham dan sensitive terhadap terjadinya fluktuasi yang membuat para investor mampu mengantisipasikeadaan.

2.1.2 Volume Perdagangan Saham

  Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli, dengan adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham dapat menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual-belikan dapat berubah sewaktu-waktu.

  Volume perdagangan saham merupakan sebuah indikator dalam menentukan ada tidaknya reaksi pasar terhadap suatu kejadian tertentu yang berkaitan dengan transaksi saham. Volume perdagangan saham itu sendiri merupakan besarnya jumlah perbandingan antara saham yang diperdagangkan dengan jumlah lembar saham yang beredar pada waktu tertentu akibat dari transaksi di pasar modal.Tinggi rendahnya suatu volume perdagangan saham dipengaruhi oleh banyak faktor, Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga sahamitu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya.

  Dalam mengukur besarnya aktivitas volume perdagangan saham maka dapat diukur menggunakan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan suatu persamaan yang menunjukkan nilai perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dalam waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu, sehingga semakin sering suatu saham diperdagangkan maka volume perdagangan saham perusahaan tersebut juga semakin besar.

  Penelitian ini hanya menekankan pada analisa pengaruh volume perdagangan saham secara mikro yang dilihat adalah kinerja/prestasi perusahaan, jadi bukan pada faktor-faktor makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manjemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, ekonomi Negara, politik atau kebijakan pemerintah.

2.1.3 Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna untuk mengambil keputusan dalam bidang ekonomi secara rasional. Laporan keuangan menurut Syahyunan (2013) merupakan produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan(stewardship) penggunanaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, dan sebagai sumber informasi maka laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami, dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya atau perusahaan sejenis.

  Tujuan dari laporan keuangan dikemukakan oleh para Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2007) yaitu tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  Laporan keuangan terbagi menjadi 5 laporan utama yaitu laporan posisi keuangan (balance sheet), laporan laba rugi perusahaan (income

  

statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s

equity), laporan arus kas (cash flow statement), dan catatan atas laporan

  keuangan (notes of financial statement).

2.1.4 Laporan Arus Kas

  Didalam melakukan kegiatan usaha, kas merupakan hal yang yang penting dalam menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, sehingga kas menjadi hal yang penting bagi pengambilan keputusan perusahaan, didalam perusahaan terdapat laporan arus kas dimana, laporan arus kas merupakan dasar laporan keuangan yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan selama periode tertentu. Laporan arus kas dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Informasi tentang arus kas juga tidak hanya berguna bagi perusahaan tetapi juga sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, disisi lain perusahaan juga membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan dividen kepada para investor. Berdasarkan pernyataan diatas maka perusahaan wajib untuk membuat laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan jiwa bagi suatu perusahaan untuk menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut dapat membayar semua kewajibannya serta untuk menunjukkan keeksistensian perusahaan tersebut.

  Rosdiana (2008) mengatakan bahwa didalam laporan arus kas harus memberikan informasi historis mengenai ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaannya sehingga dapat membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:

  

a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih

yang positif di masa depan. Dalam beberapa kasus, sumber dan penggunaan

kas tidak berubah secara drastis dari tahun ke tahun. Penerimaan dan

pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan

dan pembayaran kas masa depan.

  

b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya ,

seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para

pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka

dalam perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat

waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan

apakah perusahaan dapat melakukan pembayarn ini.

  

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan

penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama,

namun adakalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih

meningkat dan kas dapat meningkat pada saaat laba bersih menurun.

  

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi

kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendaaan selama

periode tertentu.

  

e. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Jika manajer membuat

keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka akan menjadi

makmur, brgitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak

bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegoncangan.

  Kegunaan informasi arus kas di kemukakan secara jelas didalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2007) oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut ;

  Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Kegunaan informasi arus kas lainnya yaitu dapat membantu kreditor untuk memeriksa laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi pinjaman. Jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari aktivitas operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam sumber pendanaan dari luar (Kieso,dkk 2008:216).

  Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menjadi 3 bagian utama yaitu :

  2.1.4.1 Arus Kas Aktivitas Operasi

  Arus Kas dari aktivitas operasi merupakan salah satu indikator yang menjadi penentu apakah dari aktivitas operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukaninvestasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Sehingga arus kas aktivitasoperasi dapat menjadi sinyal bagi investor mengenai kondisi perusahaan. Arus kas operasi umumnya diperoleh dari aktivitas penghasil utama perusahaan dan berasal dari transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih seperti, penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, penerimaan kas dari royalti dan pendapatan lain, pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa serta pembayaran kas kepada karyawan.

  2.1.4.2 Arus Kas Aktivitas Investasi

  Menurut SAK 2007, arus kas investasi meliputi perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi merupakan cerminan dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Pada umumnya transaksi arus kas investasi mencakup transaksi yang tidak untuk dijual kembali serta pengumpulan hutang- . hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK (2007) : 1.

  Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.

  2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.

  3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

  4. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward

  

contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila

  kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or

  trading ), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

  Pada saat yang normal, perusahaan kebanyakan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. Perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.

2.1.4.3 Arus Kas Aktivitas Pendanaan

  Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan penggunaan dan perolehan kas yangdiperuntukkan untuk pembayaran dividen tunai, penerbitan saham biasa, penarikanobligasi, penerbitan utang /obligasi. Menurut SAK (2007) penggunaan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

  Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Jika perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif berarti arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, suatu perusahaan yang memiliki arus kas negatif terjadi jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

2.1.5Economic Value Added (EVA)

  Salah satu metode dalam menilai kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), dimana EVA pertama kali diperkenalkan oleh Stewart (dalam A.Sakir, 2009:151) yang mendefenisikan EVA sebagai berikut: EVA adalah mengukur income residual dikurangi biaya modal dari hasil laba operasi dalam bisnis. Menurut Tunggal (2001: 1), metode Economic Value Added (EVA) di Indonesia dikenal dengan metode Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI) merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan, bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

  Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal sebagai penghasilan sisa/ residual income) yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal.

  Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat simpulkan bahwa EVA merupakan sebuah alat ukur kinerja perusahan dalam mengukur laba ekonomi suatu perusahaan yang didasarkan pada perhitungan laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal, laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan value di perusahaan, sedangkan biaya modal itu sendiri dapat diartikan sebagai sebuah pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.

  Hubungan antara EVA dan nilai perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya pada periode masa kini, tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebabkan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan besarnya penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut (Young, 2001: 32):

  Nilai sekarang = Total modal yang diinvestasikan + EVA Persamaan di atas jelas menunjukkan bahwa EVA yang bernilai positif

akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan

  

tercemin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya apabila total EVA

yang dihasilkan itu bernilai negatif maka mungkin saja nilai perusahaan

tersebut lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan. Unsur – unsur EVA

antara lain adalah NOPAT dan cost of capital sehingga EVA dapat dihitung

dengan rumus

  EVA = NOPAT – CAPITAL CHARGES

  NOPAT atau yang biasa disebut dengan laba operasi sesudah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial, perhitungan NOPAT dapat dirumuskan : EBIT – (1- tarif pajak), dimana EBIT

  =Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization. Didalam

  perhitungan NOPAT faktor non operasional serta laba/rugi lain-lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan operasional rutin perusahaan dan tidak ada keterangan yang jelas dalam catatan atas laporan keuangan, tidak diikutsertakan dalam penghitungan NOPAT.

  Unsur dalam perhitungan EVA lainnya yaitu adalah capital charges atau yang biasa disebut dengan biaya modal. Young (2001:39) mendefinisikan bahwa biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan (juga disebut modal atau modal yang dipakai) dikalikan rata-rata tertimbang (weighted average) dari biaya modal (WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal – utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.

  Capital charges dapat dirumuskan sebagai berikut : capital charges =

  

WACC*Invested Capital. Perhitungan EVA secara keseluruhan di

  rumuskan secara lebih detail oleh Tunggal (2001) : 1.

  Net Operating Profit After Tax ( NOPAT) = Laba(Rugi) Usaha - Pajak 2. Invested Capital = Total Hutang &Ekuitas – Hutang Jangka Pendek 3. WACC ( Weighted Average Cost of Capital ) = {(D x rd) (1 – Tax) +

  (E x re)} , dimana :

  D = Tingkat Modal dari Hutang

  • E = Tingkat Modal dari Ekuitas - rd= Cost of Debt - re= Cost of Ekuity - 4.

  Capital Charges = WACC * Invested Capital 5. Economic Value Added = EVA = NOPAT – Capital Charges

  EVA hanyalah sebuah indikator sehingga EVA tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena EVA bukanlah sebuah sistem.

  Kinerja hanya ditentukan oleh sistem dan praktik manajemen dari perusahaan, sedangkan EVA hanya menunjukkan sebuah nilai tambah murni dari sejumlah dana yang ditanamkan oleh perusahaan. EVA banyak dipakai oleh perusahaan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya untuk mengukur penciptaan nilai karena penggunaan EVA akan membuat kepentingan Manajer semakin sesuai dengan kepentingan pemilik modal. Sebagai alat ukur kinerja EVA memiliki beberapa kelemahan yaitu, EVA hanya mengukur hasil akhir (result) konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan (Mirza, 1997).

2.1.6Dividend Payout Ratio

  Dividen Payout Ratioadalah jumlah dividenper lembar sahamdibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividen PayoutRatiomemberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadappembayaran dividen.Semakin besar rasio dividenmaka semakin besar pulalokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham (Rodoni,2005;83).

  Persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividenddisebut dividend payout ratio,

  DPR digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada para

  pemegang sahambiasa dari keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak. Dividen yang mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis akan berpengaruh langsung terhadap DPR yang dihasilkan, sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwa perusahaan sukar untuk diprediksi. Secara teori, pembagian dividen memberikan sinyal positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan keuntungan. Selain itu, investor akan bereaksi terhadap perubahan DPR. Penurunan payout ratioakan ditanggapi negatif karena menggambarkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan sebaliknya peningkatan payout ratioakan ditanggapi positif oleh investor.

  Dividend PayoutRatio merupakan sebuah ratio pembayaran dividen yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen, Menurut Ridwan S.

  Sundjaja dan Inge Barlian (2003:391) Dividend Payout Ratio diperoleh dengan cara;

   Dividend Payout Ratio =Dividend Per share

  X 100%

  Earning per share Dividend per share adalahjumlah dividen per saham,

  sedangkanEarning per share adalah jumlah laba per saham.

2.1.7 Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Investor memerlukan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi jika pengumuman bernilai positif, diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Perubahan volume perdagangan saham pada waktu informasi diumumkan menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar, akan tetapi pelaku pasar sudah terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis apakah signal tersebut baik atau buruk, jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal yang baik bagi investor maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham akan meningkat.

  Perusahaan yang memberikan pengumuman informasi akuntansi akan memberikan sinyal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham.

  Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, yang didalamnya termasuk kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas yang akan berguna dalam pengambilan keputusan. Dilaksanakannya analisis terhadap kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya.

2.2Penelitian Terdahulu

  Penelitian mengenai pengaruh arus kas, EVA, dan dividend payout ratio terhadap Volume Perdagangan Saham telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel seperti berikut :

  Fitra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh arus kas terhadap volume perdagangan saham dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel arus kas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel volume perdagangan saham sedangkan arus kas operasi dan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel volume perdagangan saham, dan secara simultan arus kas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

  Roza Thohiri (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” ”. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh arus kas dan laba bersih terhadap volume perdagangan saham dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel volume perdagangan saham, sedangkan laba bersih berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, dan secara simultan arus kas dan laba bersih berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat diakibatkan oleh berbedanya jenis perusahaan yang diteliti dan kriteria tahun penelitian.

  Trisnawati Ita (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh EVA, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating leverage dan Market Value Added Terhadap Return Saham” penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa Economic value added. Arus kas operasi , Residual Income , Earnings , Operating Leverage , dan Market Value Added tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

  Citra (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Informasi Arus Kas dan Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia” Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh arus kas dan dividend payout ratio terhadap volume perdagangan saham dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dividend payout ratio, arus kas pendanaan, arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel volume perdagangan saham, sedangkan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, dan secara simultan arus kas dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham.

  Sri Zuliarni (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia(BEI). Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu uji t, uji F, dan koefisien determinasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA dan PER terhadap Harga saham, tetapi DPR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

  No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  1 Fitra (2007) Variabel variabel arus kas pendanaan Independen: berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel volume Informasi arus kas perdagangan saham arus kas operasi dan investasi tidak Variabel Dependen : berpengaruh signifikan terhadap Volume variabel volume perdagangan saham Perdagangan Saham

  2 Roza Thohiri Hasil penelitian tersebut yaitu secara dan Imelda Variabel simultan informasi arus kas dan laba Sirahar Independen: bersih berpengaruh signifikan (2013) Arus Kas, Laba terhadap volume perdagangan

  Bersih saham, secara parsial informasi arus Variabel Dependen : kas tidak berpengaruh secara Volume signifikan terhadap volume Perdagangan Saham perdagangan saham, sedangkan informasi laba bersih berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap volume perdagangan saham

  3 Trisnawati Ita Variabel Independen (2009) : Berdasarkan hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan maka dapat di

  1. Economic Value simpulkan bahwa Economic value added added. Arus kas operasi , Residual

  2. Arus Kas Operasi Income , Earnings , Operating

  3. Residual Income Leverage , dan Market Value Added

  4.Earnings tidak mempunyai pengaruh yang

  5. Operating Leverage signifikan terhadap return saham

  6. Market Value Added

  Variabel Dependen : Return Saham

  Citra (2009) dividend payout ratio arus kas aktivitas

  4. Variabel Independen

  investasi dan aktivitas pendanaan tidak

  : Dividend Payout

  Ratio Informasi Arus Kas Variabel Dependen : Volume Perdagangan saham

  berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham . Arus kas aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham

  5. Sri Zuliarni ( 2012)

  Variabel Independen : Return On Asset Price Earning Ratio Dividend payout ratio Variabel dependen: Harga Saham

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA dan PER terhadap Harga saham, tetapi DPR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga saham

  Sumber : hasil olahan peneliti

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

  Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian sertamerumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, penulis dapat membuat kerangka konseptual sebagai berikut

  H1 H2 H3 H4 H5 H6

  3 )

  5 )

  (X

  Dividend Payout Ratio

  4 )

  (X

  Economic Value Added

  Arus kas pendanaan (X

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  2 )

  Arus kas investasi (X

  1 )

  Arus kas operasi (X

  Volume Perdagangan Saham Y

2.3.1 Hubungan arus kas dengan volume perdagangan saham

  Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang memuat informasi tentang arus kas pengeluaran maupun penerimaan sebuah perusahaan baik dari aktivitas operasi, pendanaan, ataupun investasi. Informasi arus kas dapat berguna bagi investor untuk melihat bagaimana penerimaan ataupun pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar beban atau biaya.

  Aktivitas operasi adalah siklus kegiatan jangka pendek yang merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi suatu perusahaan, diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber luar, sehingga hal ini akan membuat volume perdagangan saham meningkat.

  Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kas dengan melakukan pelepasan aktiva jangka panjangnya dan menjual surat berharganya sedangkan arus kas investasi yang negatif (defisit) menunjukkan adanya peningkatan investasi seperti membeli aktiva jangka panjang atau surat-surat berharga. Peningkatan investasi memberikan pengaruh positif kepada investor, dikarenakan investor beranggapan bahwa peningkatan investasi akan memberikan arus kas yang lebih besar di masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat memberikan return yang tinggi yang selanjutnya akan mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan perdagangan saham perusahaan tersebut sehingga akan mempengaruhi volume perdagangan saham.

  Aktivitas pendanaan merupakan representasi dari pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Arus kas pendanaan positif menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjual saham dan surat – surat berharga di pasar modal sedangkan arus kas pendanaan yang defisit (negatif) menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Perusahaan dengan arus kas pendanaan yang positif ditanggapi secara negatif oleh investor. Investor beranggapan bahwa perusahaan dengan arus kas pendanaan positif lebih banyak menerbitkan hutang (obligasi atau wesel) sehingga akan mengurangi arus kas operasi di masa mendatang dan akan mengurangi penghasilan perusahaan, Sedangkan perusahaan dengan arus kas pendanaan yang negatif ditanggapi secara positif oleh investor. Arus kas pendanaan yang negatif memberikan gambaran bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka panjang dan membayar dividen yang lebih besar kepada investor sehingga investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham karena akan memberikan keuntungan bagi investor.

  Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor , kreditor dan pihak lainnya yang ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling liquid yaitu kas, sehingga akan lebih mudah bagi investor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya.Keputusan investor dapat mempengaruhi jumlah saham yang dibeli. Jumlah saham yang beredar dapat tercermin dari pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal. Sehingga dapat dikataka bahwa arus kas operasi, investasi, maupun pendanaan mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.

2.3.2Hubungan EVA terhadap volume perdagangan saham

  EVA merupakan alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan, EVA merupakan suatu indikator yang mampu menciptakan nilai bagi perusahaan sehingga EVA memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham. Economic Value Added(EVA) dalam penggunaan sebagai alat pengukuran memiliki fungsi untuk mempertimbangkan kemampuan manajer perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.

  EVA yang positif menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham, nilai bagi pemegang saham adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi saham tersebut. Kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham akan berdampak kepada permintaan saham sehigga akan mempengaruhi harga saham yang berarti akan menciptakan return bagi pemegang saham. Kemampuan perusahaan menciptakan nilai akan menarik perhatian pemegang saham yang berharap adanya pembagian dividen, oleh karena itu para pemegang saham akan melakukan penanaman saham dengan membeli saham-saham yang ada yang mempunyai alat ukur kinerja EVA yang positif sehingga hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya transaksi dalam volume perdagangan saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added ( EVA) berpengaruh secara signifikan dan berhubungan secara positif terhadap volume perdagangan saham.

  

2.3.4Hubungan Dividend Payout Ratio terhadap volume perdagangan

saham

  Informasi dividend sangat berguna bagi para investor untuk melihat bagaimana feedback yang didapatkan dari investasi yang ditanamkannya, dividend payout ratio merupakan salah satu indikator yang paling banyak dilihat oleh sebagian besar investor dalam menentukan keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya atau tidak. DPR yang tinggi akan mempengaruhi harga saham menjadi meningkat, sebaliknya jika DPR rendah maka harga saham akan menurun. Harga saham yang meningkat mengindikasikan bahwa investor banyak menginvestasikan dananya pada saham perusahaan tersebut yang tergambar dalam volume perdagangan saham sehingga akan mempengaruhi volume perdagangan saham, sehingga dapat dikatakan bahwa Dividend Payout Ratio bepengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah ; Arus kas operasi, Arus kas investasi, Arus kas pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap volume perdagangan saham.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 18

LAMPIRAN 1 No Sampel Perusahaan Sampel perusahaan LQ 45 tahun 2010-2013 Kode Nama Perusahaan

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Informasi Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earnings Ratio, dan Dividend Yield Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ4

0 0 26

BAB III - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earnings Ratio, dan Dividend Yield Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013

0 0 18

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 29

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 1 37

Kata Pengantar - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 1 14