Dimensi fraktal himpunan Julia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Dimensi fraktal memberikan kemungkinan untuk mengukur kompleksitas suatu
fraktal. Dua metode yang umum digunakan untuk menghitung dimensi fraktal adalah
dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. Ciri umum dari dua dimensi tersebut
adalah tidak harus bilangan bulat. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak dari
himpunan Julia dihitung dengan menggunakan konsep similaritas fungsi teriterasi.
Himpunan Julia dibangun dari fungsi kompleks kuadratik, yaitu
( )=
+
dan
: ℂ → ℂ, dengan
adalah bilangan kompleks. Himpunan Julia penuh
himpunan titik-titik di ℂ yang memiliki orbit yang terbatas terhadap
Julia ( ) adalah batas dari himpunan Julia penuh
( ) adalah
. Himpunan
( ) . Beberapa sifat dari sistem
fungsi teriterasi akan digunakan untuk menunjukkan bahwa dimensi Hausdorff dan
dimensi hitung kotak dari himpunan Julia adalah sama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Fractal dimension provides the possibility to measure complexity of fractal geometry.
Two methods commonly used to calculate dimension are Hausdorff dimension and
box counting dimension. The common feature of these dimensions is that they need
not be integer. The Hausdorff and box counting dimension of Julia set is calculated
using the self-similarity concept of iterated function. The Julia sets are generated
from the quadratic complex function, i.e
complex number. The filled Julia set
orbits with respect to
: ℂ → ℂ, where
( )=
+
and
is a
( ) is the collection of points in ℂ whose
are bounded. The Julia set ( ) is the boundary of
( ).
Some properties of the iterated function system are used to show that Hausdorff and
box counting dimension of Julia sets are the same.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh:
Titik Murwani
NIM: 063114002
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FRACTAL DIMENSION OF JULIA SETS
THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Sains Degree
In Mathematics
By :
Titik Murwani
Student Number: 063114002
MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2011
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ji ka An da men er i ma Tuhan , An da har us memahami bahwa Di a ada
dal am semua y an g ki t a l akukan .
dal am semua r el asi ,
dal am semua t an t an gan ,
dal am semua r i n t an gan .
Ker j a men j adi sebuah i badah
j i ka di l akukan ber samaNy a di pi ki r an ki t a.
(Vi j ay Eswar an )
Semuan ya kuper sembahakan un t uk
Bapak dan Ibu Mar to Wi yon o
Or an g t uaku dan saudar aku
dan j uga Di a
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Dimensi fraktal memberikan kemungkinan untuk mengukur kompleksitas suatu
fraktal. Dua metode yang umum digunakan untuk menghitung dimensi fraktal adalah
dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. Ciri umum dari dua dimensi tersebut
adalah tidak harus bilangan bulat. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak dari
himpunan Julia dihitung dengan menggunakan konsep similaritas fungsi teriterasi.
Himpunan Julia dibangun dari fungsi kompleks kuadratik, yaitu
( )=
+
dan
: ℂ → ℂ, dengan
adalah bilangan kompleks. Himpunan Julia penuh
himpunan titik-titik di ℂ yang memiliki orbit yang terbatas terhadap
Julia ( ) adalah batas dari himpunan Julia penuh
( ) adalah
. Himpunan
( ) . Beberapa sifat dari sistem
fungsi teriterasi akan digunakan untuk menunjukkan bahwa dimensi Hausdorff dan
dimensi hitung kotak dari himpunan Julia adalah sama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Fractal dimension provides the possibility to measure complexity of fractal geometry.
Two methods commonly used to calculate dimension are Hausdorff dimension and
box counting dimension. The common feature of these dimensions is that they need
not be integer. The Hausdorff and box counting dimension of Julia set is calculated
using the self-similarity concept of iterated function. The Julia sets are generated
from the quadratic complex function, i.e
complex number. The filled Julia set
orbits with respect to
: ℂ → ℂ, where
( )=
+
and
is a
( ) is the collection of points in ℂ whose
are bounded. The Julia set ( ) is the boundary of
( ).
Some properties of the iterated function system are used to show that Hausdorff and
box counting dimension of Julia sets are the same.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang selalu memberikan kasih dan berkat
sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains. Penulis menyadari bahwa skripsi tidak akan selesai tanpa dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Drs. Frans Susilo, S.J.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, memberikan ilmu, dan perhatiannya kepada penulis
selama penulisan skripsi.
2. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si selaku Kaprodi Matematika dan
Ibu Maria Vianney Any Herawati, S.Si.,M.Si. selaku Wakaprodi
Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang
telah berkenan untuk menguji skripsi ini dan selalu memberikan nasehat,
saran, dukungan dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si.,M.Si yang telah memberikan ide
dalam pemilihan topik skripsi ini, atas nasehat, saran, pengalaman,
pengetahuan serta atas pinjaman buku-bukunya dan berbagai kesempatan
diskusi yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
5. Bapak Zaerilus Tukija dan segenap staff sekretariat Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah membantu dalam penulis selama menempuh studi.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan
fasilitas dan kemudahan kepada penulis selama masa studi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Orang tuaku, Bapak Darwinto dan Ibu Sri Darmini yang selalu memberikan
dukungan, nasehat dan doa dalam segala hal dan menyediakan apa saja yang
dibutuhkan.
8. Sahabat-sahabatku, Diyah Sayekti, S.Si., Rochi Ifahyani Siagian, S.Si.,
Laurencia Rosarianes Yogimurti, Maria Endah Savitri, Marcellina Dewi
Abu, Fery Kristianingrum, Metta Diwya Kundalini, dan Sisiria Mardiawati
yang selalu menemani dalam suka dan duka dan yang selalu memahami
penulis.
9. Teman-teman 2004-2009 yang telah menemani, mendukung dan berbagi
banyak pengalaman kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh studi dan
penuyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 24 Januari 2010
Penulis
Titik Murwani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................
vi
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
vii
HALAMAN ABSTRACT..................................................................................
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...........................................................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................
3
D. Tujuan Penulisan ................................................................................
4
E. Manfaat Penulisan ...............................................................................
4
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Metode Penulisan ................................................................................
4
G. Sistematika Penulisan .........................................................................
4
BAB II RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL ......................................
6
A. Ruang Metrik....................................................................................
6
B. Ruang Fraktal ...................................................................................
26
C. Ukuran Lebesgue ..............................................................................
28
D. Fungsi Kompleks .............................................................................
37
E. Sistem Fungsi Iterasi ........................................................................
39
BAB III DIMENSI FRAKTAL ..........................................................................
43
A. Ukuran Hausdorff ............................................................................
43
B. Dimensi Hausdorff ...........................................................................
51
C. Dimensi Hitung Kotak......................................................................
54
BAB IV DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA ........................................
63
A. Himpunan Julia ................................................................................
63
B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia ................................
68
BAB V PENUTUP ............................................................................................
73
5.1 Kesimpulan .....................................................................................
73
5.2 Saran ...............................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
75
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Fraktal adalah cabang baru dalam matematika dan seni. Orang semakin
mengenali fraktal karena gambar–gambar yang dihasilkan menarik. Sistem–sistem
fisika dan benda–benda kreatifitas manusia bukanlah bentuk–bentuk geometri
yang teratur. Hal yang membuat fraktal semakin menarik adalah kemampuannya
dalam mendeskripsikan fenomena-fenomena alam seperti garis pantai, gunung,
kehidupan organisme dalam persamaan matematika.
Fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola sehingga memiliki struktur yang serupa dengan bentuk semula untuk tiap bagiannya. Pengulangan pola–pola tersebut menyebabkan suatu fraktal dapat memiliki detil tak hingga.
Geometri fraktal mampu mendeskripsikan bentuk–bentuk yang tak hingga banyaknya.
Meskipun fraktal sangat berkaitan dengan teknologi komputer, tetapi fraktal ditemukan sebelum teknologi komputer berkembang. Benoit Mandelbrot adalah orang yang pertama kali mengenalkan istilah fraktal pada tahun 1982 dalam
bukunya yang berjudul “ The Fractal Geometry of Nature ”. Kata fraktal berasal
dari kata fractus ( Bahasa Latin ) yang berarti patah, rusak atau tidak teratur. Sebelum istilah fraktal digunakan, benda–benda yang tidak teratur disebut kurva
monster.
Dua sifat penting yang dimiliki fraktal adalah sifat self–similarity ( kesebangunan diri ) dan dimensinya yang tidak bulat. Sifat self–similarity dapat terlihat jelas pada pohon pakis. Setiap bagian dari pohon pakis itu memiliki bentuk
yang serupa dengan bentuk awalnya atau bentuk utuhnya.
Mandlebrot mendefinisikan fraktal sebagai himpunan yang mempunyai
dimensi tak bulat. Setiap bangun dalam geometri Euclid memiliki dimensi yang
bulat, misalnya titik berdimensi nol, garis lurus dan kurva berdimensi satu, bidang
datar dan luasan berdimensi dua, dan benda–benda ruang seperti bola, kubus berdimensi tiga. Secara umum fraktal memiliki bentuk yang tidak teratur dan dimen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sinya tidak bulat, sehingga konsep fraktal tidak dapat dijelaskan dengan konsep
geometri klasik (Geometri Euclid).
Bilangan yang digunakan untuk membandingkan fraktal yang satu dengan
yang lain disebut dimensi fraktal. Secara intuitif, gagasan mengenai dimensi mengarah pada bilangan bulat seperti pada objek geometri pada umumnya, namun
gagasan tersebut dipatahkan oleh Hausdorff dan Besicovitch. Konsep mengenai
dimensi yang takbulat ini pertama kali dikenalkan oleh Felix Hausdorff dan Abram Samoilovitch Besicovitch pada tahun 1918, dan kemudian dimensi ini disebut
dimensi Hausdorff- Besicovitch, atau dimensi Hausdorff. Dimensi Hausdorff dari
himpunan
nan , yaitu
sangat bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi
( ) , dengan
adalah bilangan real positif, yaitu
( ) = inf { :
dengan ℋ ( ) = lim
→
dari himpu-
inf { ∑
( ) = ∞} ,
( ) = 0 } = sup { :
|
| :{
} adalah selimut- dari } .
Metode lain yang sering digunakan untuk mencari dimensi fraktal dari
suatu himpunan adalah dimensi hitung kotak atau dimensi Minkowski–Bouligand.
Untuk menghitung dimensi hitung kotak dari suatu himpunan, misal himpunan ,
himpunan tersebut diselimuti oleh jaring-jaring kemudian dihitung banyaknya jaring
yang menyelimuti . Gagasan mendasar dari dimensi ini adalah menghitung berapa
banyak perubahan yang terjadi bila ukuran dari jaring tersebut diubah. Dimensi
hitung kotak bergantung pada konsep lim inf dan lim sup. Misalkan
jumlah minimum dari jaring-jaring bersisi
kotak bawah dari
dan dimensi hitung kotak atas dari
= dım
yang menyelimuti . Dimensi hitung
dihitung dengan rumus
dim
Jika dim
( , ) adalah
dım
= lim inf
→
= lim sup
→
log
( )
− log
log
( )
− log
.
, maka nilainya disebut dimensi hitung kotak .
Beberapa contoh fraktal yang umum adalah himpunan Mandelbrot, himpunan Julia, himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, karpet Sierpinski, spons Menger,
kurva Koch. Himpunan Mandelbrot dan himpunan Julia adalah dua contoh fraktal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang sangat terkenal, yang tergolong ke dalam fraktal bilangan kompleks. Himpunan Julia ditemukan lebih dulu daripada himpunan Mandelbrot. Himpunan Julia
ditemukan oleh Gaston Maurice Julia, seorang matematikawan Perancis yang berprofesi sebagai tentara.
Himpunan Julia dibangun dari pemetaan fungsi teriterasi
+ , dengan
=
didefinisikan dengan
bilangan kompleks , ( ) ,
titik
( ) , …,
adalah bilangan kompleks. Barisan
( ) , … yang terbentuk disebut orbit dari
ℂ terhadap pemetaan fungsi kompleks
. Barisan bilangan kompleks dari
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan positif
|
( )| <
: ℂ → ℂ yang
sedemikian sehingga
untuk semua bilangan bulat positif . Himpunan semua titik
orbitnya terhadap pemetaan
dinotasikan dengan
yang
yang terbatas disebut himpunan Julia penuh, dan
( ) . Batas dari himpunan Julia penuh tersebut yang ke-
mudian disebut himpunan Julia dan dinotasikan dengan ( ) .
Dimensi himpunan Julia dihitung dengan menggunakan sifat invarian terhadap suatu pemetaan kontraksi : ℝ → ℝ , = 1, 2, …
dengan
di ruang metrik ( , )
adalah konstanta kontraksi untuk . Himpunan Julia bersifat invarian
terhadap
sehingga dim
memenuhi ∑
( )=
( )=
untuk tertentu dan dengan
= 1.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi fraktal?
2. Bagaimana menghitung dimensi hitung kotak dan dimensi Hausdorff ?
3. Bagaimana menghitung dimensi fraktal pada himpunan Julia?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini hanya akan dibahas dimensi fraktal. Penulis
tidak akan membahas mengenai komputasi tentang dimensi fraktal. Penulis hanya
akan menggunakan dua metode untuk menghitung dimensi fraktal, yaitu dimensi
Hausdorff dan dimensi hitung kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari dimensi fraktal, khususnya dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat
memahami dimensi fraktal dan mengetahui langkah penghitungan dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
F. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu dengan
mempelajari buku-buku dan karangan-karangan yang berkaitan dengan topik
skripsi ini, sehingga tidak ada hal-hal baru.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Penulisan
G. Sistematika Penulisan
BAB II. RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
A. Ruang Metrik
B. Ruang Fraktal
C. Ukuran Lebesgue
D. Fungsi Kompleks
E. Sistem Fungsi Iterasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB III. DIMENSI FRAKTAL
A. Ukuran Hausdorff
B. Dimensi Hausdorff
C. Dimensi Hitung Kotak
BAB IV. DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA.
A. Himpunan Julia
B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
Dalam bab ini dibahas tentang pengertian-pengertian dasar yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya, antara lain: ruang metrik, ruang fraktal, ukuran
Lebesgue, fungsi kompleks dan sistem fungsi iterasi.
A. Ruang Metrik
Konsep jarak memiliki peran penting untuk mendefinisikan kekonvergenan, kekontinuan, dan keterdiferensialan suatu fungsi. Jarak dari titik
ke titik
, ditulis
( , ) , adalah sebuah bilangan real positif. Ruang metrik merupakan himpunan yang
dilengkapi dengan konsep jarak antara dua titik. Konsep ruang metrik diformulasikan
oleh M. Frechet pada tahun 1906. Pada bagian ini akan dibahas konsep-konsep himpunan terbuka, himpunan tertutup, kekonvergenan, kekontinuan, dan kekompakan
dalam ruang metrik.
Definisi 2.1.1
Misalkan
real :
adalah suatu himpunan takkosong. Metrik pada
×
→ ℝ yang memenuhi sifat-sifat berikut ini:
2.
( , ) ≥ 0, ∀ ,
3.
( , ) =
1.
4.
adalah fungsi bernilai
( , ) = 0↔
.
=
,∀ ,
( , ),∀ ,
( , ) ≤ ( , )+
Sebuah metrik
.
(Simetri).
( , ),∀ , ,
juga disebut
dilengkapi dengan sebuah metrik
(Ketaksamaan segitiga).
fungsi jarak. Himpunan takkosong
pada
yang
disebut ruang metrik, ditulis ( , ) . Ang-
gota-anggota dari himpunan , yang merupakan sebuah ruang metrik, disebut titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Contoh 2.1.1
Akan dibuktikan bahwa fungsi : ℝ × ℝ → ℝ didefinisikan sebagai berikut:
( , ) = | − |
merupakan metrik pada himpunan dari semua bilangan real ℝ.
Penyelesaian:
Untuk menunjukkan bahwa
( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ cukup
dibuktikan bahwa ( , ) memenuhi sifat-sifat pada Definisi 2.1.1.
(1) Nilai mutlak suatu bilangan real selalu bernilai taknegatif, yaitu
( , ) = | − | ≥ 0, ∀ ,
( , ) = 0, ∀ ,
(2)
| − | = 0, ∀ ,
−
ℝ⇔
,∀ ,
( , ) = | − |, ∀ ,
(3)
= |− +
ℝ
ℝ
|, ∀ ,
= | − |,∀ ,
= ( , ) ,∀ ,
( , ) = | − |,∀ ,
(4)
ℝ⇔
ℝ⇔
= 0, ∀ ,
=
ℝ.
=| − +
ℝ
ℝ
ℝ
ℝ
− |,∀ , ,
≤ | − | + | − |,∀ , ,
≤ ( , )+
( , ),∀ , ,
ℝ
ℝ
ℝ
Dari (1), (2), (3), dan (4) disimpulkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ, dan disebut metrik biasa pada ℝ.
Contoh 2.1.2
Misalkan
kan oleh
= ℝ ,
= (
,
) dan
( , ) =
= (
(
−
,
) . Jarak Euclides ( , ) yang diberi-
) + (
−
) ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
adalah metrik dan disebut metrik biasa pada ℝ .
Definisi 2.1.2
Misal
adalah metrik pada ,
adalah titik di , dan
∈
song dari . Jarak antara titik
adalah subhimpunan takko-
dengan subhimpunan
( , )=
{ ( , ):
didefinisikan:
∈ }.
Contoh 2.1.3
= { ∈ ℝ: 0 <
Misalkan
≤ 1 } dan
adalah metrik biasa pada ℝ. Jarak
( 0, ) =
{ ( 0, ) : 0 <
( 0, ) =
{| 0 − | : 0 <
( 0, ) =
{ :0 <
≤ 1}
≤ 1}
≤ 1} = 0
Definisi 2.1.3
Misal
adalah metrik pada , dan diberikan sebarang dua subhimpunan takkosong
dan
dari ruang metrik ( , ) . Jarak antara dua subhimpunan takkosong
dari
didefinisikan ( , ) = sup { ( , ) :
dan
∈ }.
Definisi 2.1.4
Misal
adalah metrik pada
. Diameter dari
subhimpunan takkosong dari
didefinisikan:
( )=
Bila ( ) < ∞, maka diameter
ter
{ ( , ): ,
∈ }.
dikatakan berhingga. Bila ( ) = ∞, maka diame-
dikatakan takhingga. Selanjutnya ( ∅) didefinisikan sama dengan −∞.
Definisi 2.1.5
Suatu metrik
real
pada himpunan takkosong
> 0 sedemikian sehingga
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
( , ) ≤ ,∀ ,
∈ .
Ruang metrik ( , ) dengan metrik terbatas disebut ruang metrik terbatas.
Definisi 2.1.6
Diketahui ( , ) suatu ruang metrik,
dan jari-jari
didefinisikan
Himpunan
∈
( )= { ∈
: ( , )<
[ ]= { ∈
: ( , ) ≤ }
disebut bola tertutup dengan pusat
dan jari-jari
.
( )⊂
dan
= ∞. Dalam ruang metrik ( ℝ, ) , bola terbuka
( )
> 0. Himpunan kosong dan
= 0 dan jari-jari
}
∈
Berdasarkan dua defnisi di atas, jelas bahwa
jari-jari
> 0. Bola terbuka dengan pusat
dan
[ ] , untuk setiap
dapat dipandang berturut-turut sebagai bola dengan
merupakan selang terbuka ( − , + ) , sedangkan bola tertutup
selang tertutup [ − , + ] .
Dalam ruang diskret ( , ) , bola terbuka
( )=
Dan bola tertutup didefinisikan
[ ]=
[ ] merupakan
( ) dapat didefinisikan seperti berikut:
{ } jika 0 < ≤ 1
jika > 1.
{ } jika 0 < < 1
jik
≥ 1.
Definisi 2.1.7
Misalkan ( , ) adalah sebuah ruang metrik dan
∈ . Subhimpunan
sebut kitar dari titik
jika terdapat sebuah bola terbuka
termuat di
( )⊆
, yaitu
untuk suatu
> 0.
Contoh 2.1.4
Setiap bola terbuka merupakan kitar dari setiap titiknya.
dari
di-
( ) yang berpusat di
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
( ) bola terbuka dan ambil sebarang
Misalkan
∈
( )⊆
( ) , yaitu
∈
( ) . Jika
=
, maka
≠ , untuk menunjukkan bahwa
( ) kitar dari . Jika
( ) merupakan kitar dari , harus ditunjukkan bahwa terdapat
> 0 sedemikian
sehingga
∈
Diketahui bahwa
bil sebarang ∈
( ) , maka
( ) , maka
( )⊆
( ).
( , ) <
( , )<
. Diambil
=
−
( , ) > 0 . Am-
, sehingga dengan menggunakan ke-taksa-
maan segitiga diperoleh
( , )≤ ( , )+
( , ) <
Diperoleh bahwa ( , ) < , berarti
kitar dari .
∈
+
( ) . Jadi
( , ) =
( )⊆
.
( ) , yaitu
( )
Definisi 2.1.8
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan
∈
subhimpunan takkosong dari
disebut titik interior dari subhimpunan
hingga
(
)⊂
jika terdapat
. Titik
> 0 sedemikian se-
.
Definisi 2.1.9
Subhimpunan
disebut himpunan terbuka jika semua titik dari
di
interior. Dengan kata lain, subhimpunan
terbuka di
tuk setiap
terhadap metrik
∈ , terdapat
jika
adalah titik
dari suatu ruang metrik ( , ) dikatakan
merupakan kitar untuk setiap titiknya, yaitu un-
> 0 sedemikian sehingga
( )⊂ .
Teorema 2.1.1
Setiap bola terbuka
( ) adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Diketahui
( , ) <
( ) bola terbuka yang berpusat di
. Misalkan
=
. Ambil sebarang ∈
( ) , maka
− ( , ) > 0 adalah jari-jari bola terbuka dengan pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
, yaitu
( ) . Ambil sebarang
∈
( ) , maka ( , ) <
. Dengan menggunakan
sifat ketaksamaan segitiga diperoleh
( , ) ≤ ( , )+
( , )<
Jadi
( , )<
∈
, yang menunjukkan bahwa
( , )=
+
( ) . Maka
( ) merupakan himpunan terbuka.
bukti bahwa bola terbuka
.
( )⊆
( ) . Ter-
∎
Teorema 2.1.2
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Gabungan dari sebarang keluarga dari himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka
(2) Irisan dari keluarga berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka.
Bukti:
(1) Diberikan
sebarang himpunan dan
terbuka. Akan dibuktikan bahwa
∈ , maka terdapat
∈
∈
dengan
= ⋃
∈
adalah keluarga himpunan
adalah terbuka. Ambil sebarang
. Maka
( )⊆⋃
∈
=
. Jadi terbukti
,
= ⋂
> 0 sedemikian sehingga
Jika diambil
= min { ,
,
∈
, untuk setiap
, untuk masing-masing
= 1, 2, 3, …, .
∈ , maka
adalah himpunan yang terbuka, maka terdapat
( )⊆
, , …,
untuk setiap = 1, 2, 3, …, . Maka
terbuka.
terbuka.
. Akan dibuk-
terbuka. Ambil sebarang
= 1, 2, 3, …, . Diketahui
Himpunan
, …,
(2) Diberikan keluarga berhingga himpunan terbuka
tikan
.
> 0, sedemikian sehingga
merupakan himpunan terbuka, maka terdapat
( )⊆
∈
sedemikian sehingga
} , maka
> 0 dan
⊆⋂
=
( )⊆
. Terbukti bahwa
( )⊆
adalah
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Definisi 2.1.10
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan
∈
(
subhimpunan takkosong dari
disebut titik limit dari subhimpunan
) ∩(
−{
jika untuk setiap
. Titik
> 0 berlaku
}) ≠ ∅.
Definisi 2.1.11
Himpunan
di
disebut himpunan tertutup jika semua titik limitnya adalah anggota
dari .
Lema 2.1.1
Misalkan ( , ) ruang metrik. Himpunan kosong ∅ dan
adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Suatu implikasi bernilai benar apabila antesedennya salah. Implikasi “jika
maka
adalah titik interior dari ∅” adalah pernyataan yang benar untuk setiap
Jadi ∅ adalah himpunan terbuka.
Selanjutnya, ambil sebarang
Terbukti
terbuka.
∈ . Dipilih
= 1 , maka
( )⊆
∈ ∅,
∈ .
.
∎
Teorema 2.1.3
Himpunan
dalam ruang metrik ( , ) adalah tertutup jika dan hanya jika
ter-
buka.
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa jika
nan
tertutup. Jika
rang
∈
limit
, berarti
, sehingga ada
Terbukti bahwa
=
tertutup, maka
−
= ∅, maka
∉ . Diketahui bahwa
terbuka. Diberikan sebarang himputerbuka. Jika
himpunan tertutup, maka
> 0 sedemikian sehingga
terbuka.
≠ ∅, diambil seba-
( )∩
= ∅. Jadi
bukan titik
( )⊆
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terbuka. Ambil sebarang
Sebaliknya, diberikan himpunan
. Akan dibuktikan
kian sehingga
∈ . Andaikan
( )⊆
. Maka
Hal ini kontradiksi karena
titik limit
∉ , yaitu
( )∩
. Jadi
∈
∈
dan
, maka ada
= ∅. Akibatnya
∈ . Terbukti
titik limit
> 0 sedemi-
bukan titik limit
.
∎
tertutup.
Teorema 2.1.4
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Irisan dari sebarang keluarga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
(2) Gabungan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
Bukti:
(1) Misalkan ℱ = {
,
∈ Λ} adalah suatu keluarga himpunan tertutup. Dengan hu-
kum De Morgan diperoleh
=
∈
Menurut Teorema 2.1.3, jika
.
∈
tertutup, maka
terbuka. Himpunan
lah himpunan terbuka, sehingga menurut Teorema 2.1.2, ⋃
buka. Jadi ( ⋃
) = ⋂
∈
∈
ada-
adalah ter-
∈
adalah tertutup karena komplemen himpunan
terbuka adalah himpunan tertutup menurut Teorema 2.1.3.
(2) Diberikan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup
= ⋃
dan misalkan
,
=
adalah himpunan tertutup untuk setiap
= ⋂
Terbukti bahwa
= ⋃
}
.
= 1, 2, 3, …, . Jadi
terbuka untuk setiap = 1, 2, 3, …, . Dengan Teorema 2.1.2, maka ⋂
buka. Jadi
, …,
. Dengan hukum De Morgan diperoleh
=
Himpunan
= {
terbuka. Karena
tertutup.
terbuka, maka
ter-
tertutup.
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Teorema 2.1.5
Setiap bola tertutup adalah himpunan tertutup.
Bukti:
[ ] sebarang bola tertutup di ruang metrik ( , ) . Akan dibuktikan
Diberikan
∈
[ ] terbuka. Ambil sebarang
bahwa
( , ) >
. Misalkan
( , )<
, sehingga
( , )−
=
<
Karena
( , ) >
ngan demikian
, maka
∈
( ) , maka
( , )−
( , )− ( , )
( , )+
( , ).
<
[ ] . Hal ini berarti
> 0 . Ambil sebarang
( , )<
<
∉
[ ] , maka
∉
( , )− ( , )
[ ] , yaitu
[ ] terbuka.
∈
( )⊂
[ ] . Jadi
[ ] . De-
∎
Definisi 2.1.12
Misal ( , ) adalah ruang metrik dan
ngan dari
⊆ . Penutup dari , ditulis ̅, adalah gabu-
dengan himpunan semua titik limitnya. Jadi ̅ =
lah himpunan semua titik limit .
∪ ′, dengan ′ ada-
Contoh 2.1.5
Misal ( ℚ, ) ruang metrik dengan metrik biasa dan
anggota himpunan
=
=
:
∈ ℕ ⊂ ℚ. Semua titik
bukan titik limit. Satu-satunya titik limit
adalah nol. Jadi
∪ { 0} .
Teorema 2.1.6
Misalkan
(1)
dan
tertutup.
adalah sebarang himpunan dari ruang metrik ( , ) . Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(2) Jika
(3)
=
⊆ , maka ̅ ⊆ .
jika dan hanya jika
tertutup.
(4) ̅ adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat .
(5) ̅ adalah himpunan tertutup terkecil yang memuat .
(6)
(7)
∪
∩
Bukti:
=
̅∪ .
⊆ ̅∩ .
(1) Untuk membuktikan bahwa ̅ tertutup, akan dibuktikan bahwa
∈ ̅ ada
untuk setiap
maka
̅ ≠ ∅, ambil sebarang
∉
dan
∈
( ) , maka ( , ) <
sebarang
sehingga
∈
∉ ′. Maka ada
( ) , maka
( ) . Jadi
= ∅, yang berarti
( )⊆ ̅
( )∩
( , )<
. Misal
̅ = ∅,
∉ ̅, sehingga
= ∅. Ambil
− ( , ) . Ambil sebarang
=
. Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh
( ) ⊆
( , ) <
( ) . Karena
+
=
( )∩
= ∅, maka
( )∩
∉ ̅, sehingga
∈ ̅ . Maka
≠ ∅, ∀ > 0. Karena
⊆ , maka
∉ ′, yaitu
dan
−
Jadi ̅ terbuka. Dengan Teorema 2.1.3, terbukti ̅ tertutup.
(2) Ambil sebarang
( )∩
∉
∈ ̅ , maka
> 0 sedemikian sehingga
( , ) ≤ ( , )+
∈
( ) ⊆ ̅ . Jika
> 0 sedemikian sehingga
̅ terbuka. Jika
̅ terbuka, yaitu
∈ ,̅ maka
≠ ∅. Jadi
(3) Akan dibuktikan jika
tertutup. Karena
tup, maka
=
=
( )∩
∈ , sehingga terbukti ̅ ⊆ .
=
̅, jadi
̅, maka
tertutup. Dari (1) sudah terbukti bahwa
tertutup. Berikutnya akan dibuktikan jika
̅. Untuk membuktikannya akan ditunjukkan bahwa
⊇ ̅. Berdasarkan definisi penutup , yaitu ̅ =
Kemudian diambil sebarang
⊇ ̅. Jika
∈ ′, maka
. Jadi terbukti
∈ ̅, maka
titik limit
∈
∪ ′, maka
atau
∈ ′. Jika
. Diketahui bahwa
⊇ ̅. Dengan demikian terbukti bahwa
⊆ ̅.
=
tertu-
⊆ ̅ dan
∈ , maka
tertutup, maka
̅.
̅
∈
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(4) Misalkan
adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat
⊆ . Dengan menggunakan (2) dan ( 3 )
merupakan himpunan tertutup dan
̅⊆
diperoleh
=
karena
̅ ⊆ . Selanjutnya
tertutup. Jadi
himpunan tertutup yang memuat . Himpunan
̅ merupakan
adalah irisan dari semua himpu-
⊆ ̅. Terbukti
nan tertutup yang memuat . Jadi
. Jadi
(5) Akibat dari bukti (4), maka ̅ ⊆ . Penutup dari
=
̅.
merupakan himpunan tertutup
yang memuat . Jadi ̅ merupakan himpunan tertutup terkecil yang memuat .
⊆
(6) Karena
⊆
∪
∪ . Jadi
dan
̅∪
⊆
̅ ∪ . Diambil sebarang
⊆
∪ , maka dengan ( 2 ) diperoleh
∪ . Kemudian, harus dibuktikan bahwa
∈
∪ . Andaikan
∉ , sehingga terdapat bola terbuka
} . Bola terbuka
min { ,
kontradiksi karena
tidak benar. Jadi
(7) Karena
∩
∩
⊆
⊆ . Jadi
∪
∈
dan
∉ ̅ ∪ . Maka
∪
⊆
∉ ̅ dan
, dan
=
∪ . Hal ini
∉ ̅∪
∪ . Dengan demikian pengandaian bahwa
⊆ ̅∪ .
⊆ , maka dengan ( 2 ) diperoleh
⊆ ̅∩ .
∩
dan
. Misalkan
( ) tidak memuat titik-titik dari
∩
∪
( ) yang tidak memuat titik di
( ) yang tidak memuat titik di
terdapat bola terbuka
̅⊆
⊆ ̅ dan
∩
∎
Teorema 2.1.7
Misalkan ( , ) ruang metrik dan
̅= { ∈ :
Bukti:
Ambil sebarang
( )∩
hingga
∈ ,̅ maka
≠ ∅, ∀ > 0 . Jika
( )∩
( ) ∩(
( )∩
∈
atau
∈ ′, maka
≠ ∅, ∀ > 0 }
∈ ′. Jika
∉ , maka
=
− { }) ≠ ∅, ∀
∈
∈ , maka jelas bahwa
( ) ∩(
≠ ∅, ∀ > 0 . Terbukti ̅ ⊆ { ∈ :
Selanjutnya, ambil sebarang
Misalkan
⊂ , maka
− { }) ≠ ∅, ∀ > 0 , se-
( )∩
sedemikian sehingga
− { } . Diketahui bahwa
> 0 , yaitu
∈ ′. Jadi
∈
( )∩
atau
≠ ∅, ∀ > 0 } .
( )∩
≠ ∅, ∀ > 0 .
≠ ∅, ∀
> 0 , maka
∈ ′, yaitu
∈ ̅.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
̅⊇{ ∈ :
Terbukti
( )∩
≠ ∅, ∀ > 0 } .
Dengan demikian terbukti ̅ = { ∈ :
( )∩
Definisi 2.1.13
Misalkan ( , ) suatu ruang metrik. Barisan {
∈
titik
(
lim
=
→
≥
, untuk setiap
∎
dikatakan konvergen ke suatu
sedemikian sehingga
disebut limit barisan {
. Titik
} dan ditulis
→ . Barisan yang tidak konvergen disebut divergen. Dengan
atau
perkataan lain, barisan {
} di
dikatakan konvergen ke suatu titik
( ) yang berpusat di
hanya jika untuk sebarang bola terbuka
positif
} di
> 0 terdapat bilangan positif
jika untuk setiap
, )<
≠ ∅, ∀ > 0 } .
sedemikian sehingga
∈
≥
( ) untuk semua
∈
jika dan
terdapat bilangan
.
Teorema 2.1.8
Jika ( , ) adalah suatu ruang metrik, maka setiap barisan di
yang konvergen akan
konvergen ke satu titik.
Bukti:
Diberikan barisan {
} yang konvergen. Andaikan barisan {
dan titik
yang berbeda. Ambil sebarang
sehingga
(
Ambil
, )<
= max {
untuk setiap
,
} , maka untuk
( , ) ≤ ( ,
> 0 berlaku
Jadi untuk setiap
≥
)+
> 0, maka ada
dan
≥
( , )<
} konvergen ke titik
(
, ) <
,
∈ ℕ sedemikian
untuk setiap
berlaku
(
, ) <
2
. Ini berarti
+
2
=
=
≥
.
.
. Terbukti bahwa bari∎
san konvergen ke satu titik.
Definisi 2.1.14
Sebuah barisan {
setiap
} dalam ruang metrik ( , ) disebut barisan Cauchy jika untuk
> 0 terdapat bilangan bulat positif
untuk setiap ,
>
.
sedemikian sehingga
(
,
)<
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Teorema 2.1.9
Setiap barisan {
} yang konvergen di ruang metrik ( , ) adalah barisan Cauchy.
Bukti:
Diberikan ruang metrik ( , ) dan barisan {
> 0 terdapat
ngan Definisi 2.1.13 maka untuk setiap
(
, )<
berlaku (
>
untuk setiap
,
Cauchy.
)≤ (
} di ( , ) yang konvergen ke . De-
sedemikian sehingga
,
. Dengan ketaksamaan segitiga, untuk
, )+
( ,
)<
+
. Jadi {
=
≥
} merupakan barisan
∎
Contoh 2.1. 6
Diberikan barisan {
real dan
}=
= ( 0, 1 ] pada garis
di ruang metrik ( , ) dengan
adalah metrik biasa. Tunjukkan bahwa barisan {
} merupakan barisan
Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉ .
Penyelesaian:
Diberikan
dimisalkan
Barisan {
> 0, terdapat
≥
sehingga
<
≥
. Untuk setiap
berlaku
(
,
1 1
,
)=
=
1
−
1
<
1
≤
1
<
≥
dan
dan
.
} merupakan barisan Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉
.
Definisi 2.1.15
Misalkan {
} adalah barisan di ruang metrik ( , ) . Barisan {
langan bulat positif dengan
san dari {
}.
<
<
< ⋯, maka barisan
} adalah barisan bi-
disebut subbari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Korolari 2.1.1
Jika suatu barisan Cauchy dalam ruang metrik ( , ) memuat subbarisan yang
konvergen, maka barisan tersebut konvergen ke limit subbarisannya.
Bukti:
Diberi {
} barisan Cauchy di
sedemikian sehingga
positif
> 0, terdapat bilangan bulat
. Maka untuk setiap
(
)<
,
adalah subbarisan yang konvergen ke . Karena {
)≤
( ,
Untuk
→ ∞, maka
<
,
positif yang bersifat naik, maka
,
<
→ 0 , sehingga ( ,
,
≥
. Misalkan
} adalah barisan bilangan
,
untuk
,
+
,
untuk setiap
,
)<
≥
. Diperoleh
+ .
∎
.
Definisi 2.1.16
Suatu ruang metrik ( , ) dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy dalam
kon-
vergen ke suatu titik di .
Contoh 2.1.7
Ruang ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik yang lengkap.
Diberikan {
sehingga |
} barisan Cauchy di ℝ, maka untuk
−
|<
untuk semua
−
sedemikian sehingga|
,
, dan misalkan
=
kian sehingga |
−
|<
|
−
dan diperoleh barisan {
|
,
=
. Kemudian dipilih
, maka terdapat
≥
. Misal
=
, maka terdapat
−
|=
−
−
< , untuk
<
>
=
−
.
|<
sedemi-
. Langkah di atas terus berlanjut
} sedemikian sehingga
|=
∈ ℕ sedemikian
sedemikian sehingga |
>
dan misalkan
=
. Dipilih
| < , untuk semua
= , maka terdapat
Kemudian dipilih
≥
> 0 terdapat
, untuk
>
>
.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
−
|
−
|
Karena
−
=
|
−
Diperoleh |
−
−
|=
−
|=
| < . Jadi {
terbukti bahwa {
−
⋮
−
|=
+
<
+
|
}=
−
, untuk
>
.
, untuk
<
−⋯−
>
.
, maka
|<
2
=
konvergen ke
2
.
. Dengan Korolari 2.1.1,
} barisan Cauchy yang konvergen. Maka menurut Definisi 2.1.16,
ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik lengkap.
Contoh 2.1.8
= { ∈ ℝ| 0 <
Himpunan
dak lengkap. Diberikan
=
≤ 1} dengan metrik biasa merupakan ruang metrik ti. Dalam Contoh 2.1.6 sudah dibuktikan bahwa {
adalah barisan Cauchy yang konvergen ke 0 . Ruang metrik
terdapat barisan Cauchy di
}
tidak lengkap karena
yang tidak konvergen.
Definisi 2.1.17
Misal ( ,
∈
) dan ( ,
jika untuk setiap
untuk setiap
Jika
) adalah ruang metrik . Fungsi :
> 0 terdapat
yang memenuhi
dikatakan kontinu di
( ), ( ) <
> 0 sedemikian sehingga
( , ) <
kontinu di setiap titik di , maka
→
.
dikatakan kontinu pada .
Contoh 2.1.9
Jika ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik, maka fungsi konstan :
Penyelesaian:
Diberikan
> 0
( ), ( ) =
dan
∈ .
( , )= 0<
Untuk
fungsi
untuk setiap
konstan
∈ .
→
kontinu.
( )=
,
berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Contoh 2.1.10
Diketahui ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Diberikan fungsi : ℝ → ℝ dengan
definisi ( ) =
untuk semua
Penyelesaian:
∈ ℝ. Diberikan
Diambil sebarang
Dengan demikian jika dipilih
| − |<
untuk = 1 ≤
|
| ( ) − ( )| = |
Terbukti
> 0 sedemikian sehingga
+ 2 | ≤ | − | + |2 | < 1 + |2 |
= min
1,
|
|
, maka untuk
yang memenuhi
berlaku
| ( ) − ( )| = |
=
kontinu.
berlaku | ( ) − ( ) | < .
= 1 , maka untuk | − | < 1 berlaku
| + |= | −
untuk
> 0, harus dicari
∈ ℝ yang memenuhi | − | <
untuk setiap
Jika
∈ ℝ. Tunjukkan bahwa
|
|
|
−
|<
, dan
| = | − || +
( 1 + | 2 |) ≤
−
| = | − || +
|<
( + | 2 |) ≤
< 1.
|
|
|
|
( 1 + | 2 |) =
( 1 + | 2 |) =
,
,
kontinu di .
Contoh 2.1.11
Diberikan fungsi : ℝ → ℝ yang didefinsikan oleh
( ) = sin
di ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Fungsi
merupakan fungsi yang kontinu.
Himpunan terbuka ( 0, 2 ) di ℝ dipetakan ke himpunan tertutup [ −1,1 ] di ℝ.
Teorema 2.1.10
Diketahui ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik. Fungsi :
jika untuk setiap himpunan terbuka
Bukti:
di ,
→
kontinu jika dan hanya
( ) adalah himpunan terbuka di .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Misalkan
kontinu dan
( )= { ∈
ditunjukkan
Diketahui bahwa
: ( )∈
kian sehingga
terbuka.
. Karena
( ) ⊆
( ) ⊆
∈
( )
∈
( )
dari .
sedemikian se( ) sedemi-
( ) sehingga
> 0 . Bola
dan
.
( )
di
( ) adalah
juga terbuka.
> 0 sedemikian sehingga
, maka terdapat
( ) ⊆
. Jadi
( )⊆
. Jadi
kontinu. Ambil sebarang
( )
( )
( )∈
( ) terbuka untuk setiap himpunan terbuka
himpunan terbuka di , maka
Karena
( ) , maka
kontinu, maka terdapat bola terbuka
Berikutnya akan dibuktikan jika
→
∈
. Akan
( ) = ∅, maka
. Jika
terbuka, maka terdapat bola terbuka
( ) ⊆
, maka :
} terbuka di
( ) ≠ ∅, ambil sebarang
( ) terbuka. Jika
hingga
adalah sebarang subhimpunan terbuka di
( ) . Terbukti bahwa
( )⊆
kontinu di setiap titik
∎
Teorema 2.1.11
Diketahui ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik. Fungsi :
di ,
jika untuk setiap subhimpunan tertutup
→
kontinu jika dan hanya
( ) tertutup di .
Bukti:
Diberikan :
→
kontinu dan
terbuka sehingga
(
himpunan tertutup di . Karena
) terbuka. Karena
( ) tertutup. Jadi terbukti bahwa
Sebaliknya, misalkan
Maka
=
terbuka di
)=
( )
terbuka, maka
( ) tertutup di .
( ) tertutup di
dan
(
tertutup, maka
( )
ngan Teorema 2.1.10 terbukti bahwa fungsi
untuk setiap subhimpunan tertutup
=
(
kontinu.
)=
( ) terbuka di
di .
. De∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Definisi 2.1.18
Misalkan ( ,
) dan ( ,
) adalah dua ruang metrik. Fungsi
kontinu seragam jika untuk setiap
( ), ( ) <
> 0 ada
∈
untuk setiap ,
→
:
dikatakan
> 0 sedemikian sehingga
( , ) <
yang memenuhi
.
Contoh 2.1.12
Fungsi : ( 0, 1 ) → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) =
Ambil
=
dan sebarang
> 0 . Dipilih
=
tidak kontinu seragam.
dan
=
1
1
<
di mana
.
Maka
( , ) = | − |=
( ) , ( ) = | − ( + 1) | = 1 >
+ 1
1
=
tetapi
−
<
( + 1)
1
<
.
Contoh 2.1.13
Fungsi : [ 0, 1 ] → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) =
tinu seragam. Diberikan
> 0 dan dipilih
= . Untuk sebarang
memenuhi | − | < , berlaku
| ( ) − ( )| = |
= | +
Terbukti bahwa fungsi
merupakan fungsi yang kon-
−
,
∈ [ 0, 1 ] yang
|
|| − | ≤ 2 | − | <
.
kontinu seragam pada interval [ 0, 1 ] .
Definisi 2.1.19
Misal ( , ) adalah ruang metrik. Keluarga subhimpunan
sebut selimut dari subhimpunan
Jika setiap
terbuka di , maka
di
jika
= {
:
⊆⋃
∈
.
= {
:
∈ } di
∈ } disebut selimut terbuka dari .
di-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jika ℋ merupakan selimut terbuka dari
dan ℋ ⊂ , maka ℋ disebut subselimut
terbuka dari .
Definisi 2.1.20
dari ruang metrik ( , ) dikatakan kompak jika setiap selimut ter-
Subhimpunan
buka dari
memuat subselimut berhingga, yaitu untuk setiap keluarga himpunan ter-
= {
buka
,
,
:
, …,
∈ } dengan
⊆⋃
∈
sedemikian sehingga
,
terdapat subkeluarga berhingga
⊆⋃
.
Contoh 2.1.14
Ruang metrik ( , ) dengan
Misalkan
⊆⋃
∈
∈
= {
,
,
himpunan berhingga adalah himpunan kompak.
} , dan
…,
. Untuk
, ada
sedemikian sehingga
kian sehingga
∈
∈
∈
= {
:
∈ } selimut terbuka untuk , yaitu
sedemikian sehingga
, dan seterusnya, untuk
. Diperoleh ℋ =
,
,
, …,
berhingga dari
yang merupakan subselimut dari , maka
hingga ℋ. Jadi
kompak.
∈
, untuk
ada
∈
ada
sedemi-
adalah subkeluarga
memuat subselimut ber-
Teorema 2.1.12
Setiap subhimpunan tertutup dari ruang metrik yang kompak merupakan himpunan
yang kompak.
Bukti:
Misalkan ( , ) ruang metrik yang kompak, dan
adalah sebarang subhimpunan
takkosong dan tertutup dari . Akan ditunjukkan bahwa
Misalkan
⋃
∈
bahwa
kompak.
= {
. Jika
:
kompak.
∈ } keluarga himpunan-himpunan terbuka di
= (⋃
∈
kompak, maka
)∪
, maka
selimut terbuka dari
dan
⊆
. Diketahui
memiliki subselimut berhingga yang memuat
. Jadi
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Contoh 2.1.15
Ruang metrik ℝ dengan metrik biasa bukan merupakan ruang yang kompak. Selimut
– ,
terbuka
:
∈ ℕ dengan ⋃
( − , ) = ℝ tidak memiliki subselimut ber-
hingga. Jadi ℝ tidak kompak.
Definisi 2.1.21
dikatakan terbatas jika terdapa bilangan
Himpunan
untuk setiap , ∈
berlaku ( , ) <
> 0 sedemikian sehingga
.
Teorema 2.1.13
Setiap subhimpunan
yang kompak di ruang metrik ( , ) adalah himpunan yang
tertutup dan terbatas.
Bukti :
Diketahui
subhimpunan yang kompak. Untuk membuktikan bahwa
∈
terbuka. Diambil sebarang
dibuktikan
( ) dan
sehingga dapat dibuat bola terbuka
( )( ) ∩
, yaitu
dari
,
,
, …,
( ) = ∅. Koleksi
⊆⋃
( ):
=
( ).
∈
∈ . Misal
dan
⊆⋃
( , ) > 0
=
( ) sedemikian sehingga
∈
merupakan selimut terbuka
Diketahui bahwa
sedemikian sehingga
tertutup, akan
(
kompak, maka ada
) . Misal
= ⋂
( ).
Dengan Teorema 2.1.2 (2), yaitu irisan dari keluarga berhingga himpunan terbuka
adalah terbuka, maka
(
(
Karena
)∩
)∩ ⋂
merupakan himpunan yang terbuka yang memuat . Karena
( ) = ∅, ∀ = 1,2,3, … , maka
⊆⋃
( ) =
(
(
)∩
) , maka
∩
= ∅. Sehingga ⋃
= ∅. Jadi
(
⊆
)∩
. Karena
= ∅.
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
⋃
bukti bahwa
tertutup.
adalah himpunan terbatas. Misalkan {
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa
adalah selimut dari
,
terbuka. Dengan Teorema 2.1.3 ter-
, maka dengan Teorema 2.1.2 (1)
∈
,
, …,
= max
, yaitu
sedemikian
,1 ≤ <
,
∈
sedemikian sehingga
diperoleh
( , ) ≤ ( ,
Terbukti bahwa
⊆⋃
(
⊆⋃
sehingga
∈
( ) dan
,
+
)}
kompak, maka terdapat
(
).
Misalkan
. Ambil sebarang , ∈ , maka ada
≤
)+
) . Karena
(
dan
. Dengan ketaksamaan segitiga
,
terbatas.
≤1+
+ 1= 2+
.
∎
B. Ruang Fraktal
Diberikan ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Misalkan ℋ( ) adalah keluarga
subhimpunan takkosong yang kompak dari , yaitu
ℋ( ) = { :
Definisi 2.2.1
⊂ ,
≠ ∅,
kompak } .
Misal ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Jarak Hausdorff antara
dan
adalah
di ℋ ( )
ℎ( , ) = max{ ( , ) , ( , ) } .
Teorema 2.2.1
ℎ adalah sebuah metrik pada ℋ( ) .
Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa ℎ adalah metrik, maka harus dibuktikan bahwa ℎ meme-
nuhi sifat-sifat metrik.
(1) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) } . Jika ℎ( , ) =
ℎ( , ) =
( , ) = sup { ( , ) :
( , ) , maka
∈ }
= sup inf { ( , ) :
∈ }:
∈
≥ 0,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0 .
karena
Jika ℎ( , ) =
karena
=
(2) Jika
( , ) , maka
ℎ( , ) =
∈ }
( , ) = sup { ( , ) :
= sup inf { ( , ) :
adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0 .
, maka untuk ∀ ∈
∈ }:
∈
memenuhi ( , ) = 0 dan ∀ ∈
≥ 0,
memenuhi
( , ) = 0 . Dengan Definisi 2.2.1, maka
ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) }
∈ } , sup { ( , ) :
= max sup { ( , ) :
= 0
∈ }
Selanjutnya, jika ℎ( , ) = 0 , maka max{ ( , ) , ( , ) } = 0 sehingga
( , ) = 0 dan ( , ) = 0 . Karena
} = 0 sehingga ∀ ∈
maka inf { ( , ) :
( , ) = 0 , yaitu
Begitu juga untuk
( , ) = 0 , yaitu
=
maka
=
.
berlaku inf { ( , ) :
∈ } = 0 . Ambil sebarang
∈ } = 0 . Jadi terdapat
=
. Jadi
∈ , maka
( , ) = 0 . Karena
} = 0 sehingga ∀ ∈
maka inf { ( , ) :
( , ) = 0, maka sup { ( , ) :
⊆ .
sedemikian sehingga
∈ } = 0 . Ambil sebarang
∈ } = 0 . Jadi terdapat
Jadi
∈ ,
( , ) = 0, maka sup { ( , ) :
berlaku inf{ ( , ) :
=
∈
∈ , maka
∈
∈
∈
∈ ,
sedemikian sehingga
⊆ . Terbukti jika ℎ( , ) = 0 ,
. Dengan demikian terbukti bahwa ℎ( , ) = 0 jika dan hanya jika
(3) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) } = max { ( , ) , ( , ) } = ℎ( , ) .
(4) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) }
≤ max{ ( , ) +
( , ), ( , ) +
( , )}
≤ max{ ( , ) , ( , ) } + max{ ( , ) , ( , ) }
≤ ℎ ( , ) + ℎ( , )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari ( 1 ) , ( 2 ) , ( 3 ) dan ( 4 ) terbukti bahwa ℎ adalah metrik pada ℋ ( ) .
∎
C. Ukuran Lebesgue
Sebelum pembahasan yang lebih lanjut, berikut ini adalah kesepakatan-kesepakatan yang akan digunakan dalam pembahasan Teori Ukuran:
(1) Jika
(2) Jika
∈ ℝ, maka −∞ <
∈ ℝ, maka
< ∞.
+ ∞ = ∞,
∞ = tidak terdefinisi.
(3) Jika
(4) Jika
(5) Jika
∈ ℝ dan
∈ ℝ dan
> 0, maka
< 0, maka
= 0 ∈ ℝ, maka
− ∞ = −∞, ∞ + ∞ = ∞, −∞ − ∞ = −∞, ∞ −
× ∞ = ∞.
× ∞ = −∞, × ( −∞) = ∞.
× ∞ = 0.
Definisi 2.3.1
Panjang interval-interval ( , ) , ( , ] , [ , ) , [ , ] adalah
ℓ( ) =
− .
Definisi 2.3.2
Misalkan
, , , … adalah interval-interval yang saling asing. Maka
ℓ(
∪
∪
∪ … ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ .
Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa panjang dari gabungan interval-interval
yang saling asing adalah jumlah panjang interval-interval tersebut.
Definisi 2.3.3
Panjang dari himpunan terbuka
buka yang saling asing, adalah
ℓ(
= ⋃
, dengan
) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ =
Panjang dari himpunan kosong adalah
adalah interval-interval ter-
ℓ( ) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ℓ( ∅ ) = 0.
Contoh 2.3.1
Hitunglah panjang himpunan
=
:
=
:
1
2
Penyelesaian:
=
, 1 ) , maka ℓ( ) = 1 − ,
=
,
, maka ℓ( ) =
,
, maka ℓ( ) =
. Interval
,
2
<
≤
<
1
1
2
.
1
2
=
2
− ,
dan seterusnya sampai ke
−
2
1
=
=
1
≤
− ,
=
dan diperoleh
yang panjangnya ℓ( ) =
,
adalah interval yang saling asing sehingga
ℓ( ) = ℓ
= ∑
ℓ( )
= ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ + ℓ(
= 1− +
= lim
Jadi panjang himpunan
adalah 1.
→
− +
1−
− + ⋯+
)+ ⋯
= 1.
−
+ ⋯
berhingga atau
tak berhingga
Definisi 2.3.4
Himpunan
dikatakan terhitung jika
≠ ∅ atau
yang ekivalen dengan himpunan semua bilangan asli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Definisi 2.3.5
yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari
Koleksi
disebut aljabar
himpunan jika dan hanya jika memenuhi
(1) ∅,
(2) Jika
∈
(3) Jika ,
;
∈
∈
, maka
∈
;
∪
, maka
∈
.
Definisi 2.3.6
Koleksi
yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari
disebut aljabar- jika
dan hanya jika memenuhi
(1) ∅,
(2) Jika
∈
;
∈
, maka
,
(3) Jika
,
Pasangan ( ,
,… ∈
∈
;
, maka ⋃
) disebut ruang terukur.
∈
.
Definisi 2.3.7
→ ℝ, dengan
Fungsi :
(1)
(2)
suatu aljabar- disebut ukuran pada
( ) ≥ 0 untuk setiap
,
Jika
(⋃
Tripel ( ,
) = ∑
,
,… ∈
(
∈
dan
jika :
;
∩
= ∅ untuk ≠ , maka
) (sifat aditif terhitung)
, ) disebut ruang ukuran.
Definisi 2.3.8
Ukuran luar Lebesgue dari suatu himpunan
dengan
⋃
}.
= {∑
ℓ( ) :
∗(
⊆ ℝ adalah bilangan real tak negatif
) = inf
adalah barisan interval s
ABSTRAK
Dimensi fraktal memberikan kemungkinan untuk mengukur kompleksitas suatu
fraktal. Dua metode yang umum digunakan untuk menghitung dimensi fraktal adalah
dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. Ciri umum dari dua dimensi tersebut
adalah tidak harus bilangan bulat. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak dari
himpunan Julia dihitung dengan menggunakan konsep similaritas fungsi teriterasi.
Himpunan Julia dibangun dari fungsi kompleks kuadratik, yaitu
( )=
+
dan
: ℂ → ℂ, dengan
adalah bilangan kompleks. Himpunan Julia penuh
himpunan titik-titik di ℂ yang memiliki orbit yang terbatas terhadap
Julia ( ) adalah batas dari himpunan Julia penuh
( ) adalah
. Himpunan
( ) . Beberapa sifat dari sistem
fungsi teriterasi akan digunakan untuk menunjukkan bahwa dimensi Hausdorff dan
dimensi hitung kotak dari himpunan Julia adalah sama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Fractal dimension provides the possibility to measure complexity of fractal geometry.
Two methods commonly used to calculate dimension are Hausdorff dimension and
box counting dimension. The common feature of these dimensions is that they need
not be integer. The Hausdorff and box counting dimension of Julia set is calculated
using the self-similarity concept of iterated function. The Julia sets are generated
from the quadratic complex function, i.e
complex number. The filled Julia set
orbits with respect to
: ℂ → ℂ, where
( )=
+
and
is a
( ) is the collection of points in ℂ whose
are bounded. The Julia set ( ) is the boundary of
( ).
Some properties of the iterated function system are used to show that Hausdorff and
box counting dimension of Julia sets are the same.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh:
Titik Murwani
NIM: 063114002
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FRACTAL DIMENSION OF JULIA SETS
THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Sains Degree
In Mathematics
By :
Titik Murwani
Student Number: 063114002
MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2011
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ji ka An da men er i ma Tuhan , An da har us memahami bahwa Di a ada
dal am semua y an g ki t a l akukan .
dal am semua r el asi ,
dal am semua t an t an gan ,
dal am semua r i n t an gan .
Ker j a men j adi sebuah i badah
j i ka di l akukan ber samaNy a di pi ki r an ki t a.
(Vi j ay Eswar an )
Semuan ya kuper sembahakan un t uk
Bapak dan Ibu Mar to Wi yon o
Or an g t uaku dan saudar aku
dan j uga Di a
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Dimensi fraktal memberikan kemungkinan untuk mengukur kompleksitas suatu
fraktal. Dua metode yang umum digunakan untuk menghitung dimensi fraktal adalah
dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. Ciri umum dari dua dimensi tersebut
adalah tidak harus bilangan bulat. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak dari
himpunan Julia dihitung dengan menggunakan konsep similaritas fungsi teriterasi.
Himpunan Julia dibangun dari fungsi kompleks kuadratik, yaitu
( )=
+
dan
: ℂ → ℂ, dengan
adalah bilangan kompleks. Himpunan Julia penuh
himpunan titik-titik di ℂ yang memiliki orbit yang terbatas terhadap
Julia ( ) adalah batas dari himpunan Julia penuh
( ) adalah
. Himpunan
( ) . Beberapa sifat dari sistem
fungsi teriterasi akan digunakan untuk menunjukkan bahwa dimensi Hausdorff dan
dimensi hitung kotak dari himpunan Julia adalah sama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Fractal dimension provides the possibility to measure complexity of fractal geometry.
Two methods commonly used to calculate dimension are Hausdorff dimension and
box counting dimension. The common feature of these dimensions is that they need
not be integer. The Hausdorff and box counting dimension of Julia set is calculated
using the self-similarity concept of iterated function. The Julia sets are generated
from the quadratic complex function, i.e
complex number. The filled Julia set
orbits with respect to
: ℂ → ℂ, where
( )=
+
and
is a
( ) is the collection of points in ℂ whose
are bounded. The Julia set ( ) is the boundary of
( ).
Some properties of the iterated function system are used to show that Hausdorff and
box counting dimension of Julia sets are the same.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang selalu memberikan kasih dan berkat
sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains. Penulis menyadari bahwa skripsi tidak akan selesai tanpa dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Drs. Frans Susilo, S.J.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, memberikan ilmu, dan perhatiannya kepada penulis
selama penulisan skripsi.
2. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si selaku Kaprodi Matematika dan
Ibu Maria Vianney Any Herawati, S.Si.,M.Si. selaku Wakaprodi
Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang
telah berkenan untuk menguji skripsi ini dan selalu memberikan nasehat,
saran, dukungan dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si.,M.Si yang telah memberikan ide
dalam pemilihan topik skripsi ini, atas nasehat, saran, pengalaman,
pengetahuan serta atas pinjaman buku-bukunya dan berbagai kesempatan
diskusi yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
5. Bapak Zaerilus Tukija dan segenap staff sekretariat Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah membantu dalam penulis selama menempuh studi.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan
fasilitas dan kemudahan kepada penulis selama masa studi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Orang tuaku, Bapak Darwinto dan Ibu Sri Darmini yang selalu memberikan
dukungan, nasehat dan doa dalam segala hal dan menyediakan apa saja yang
dibutuhkan.
8. Sahabat-sahabatku, Diyah Sayekti, S.Si., Rochi Ifahyani Siagian, S.Si.,
Laurencia Rosarianes Yogimurti, Maria Endah Savitri, Marcellina Dewi
Abu, Fery Kristianingrum, Metta Diwya Kundalini, dan Sisiria Mardiawati
yang selalu menemani dalam suka dan duka dan yang selalu memahami
penulis.
9. Teman-teman 2004-2009 yang telah menemani, mendukung dan berbagi
banyak pengalaman kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh studi dan
penuyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 24 Januari 2010
Penulis
Titik Murwani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................
vi
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
vii
HALAMAN ABSTRACT..................................................................................
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...........................................................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................
3
D. Tujuan Penulisan ................................................................................
4
E. Manfaat Penulisan ...............................................................................
4
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Metode Penulisan ................................................................................
4
G. Sistematika Penulisan .........................................................................
4
BAB II RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL ......................................
6
A. Ruang Metrik....................................................................................
6
B. Ruang Fraktal ...................................................................................
26
C. Ukuran Lebesgue ..............................................................................
28
D. Fungsi Kompleks .............................................................................
37
E. Sistem Fungsi Iterasi ........................................................................
39
BAB III DIMENSI FRAKTAL ..........................................................................
43
A. Ukuran Hausdorff ............................................................................
43
B. Dimensi Hausdorff ...........................................................................
51
C. Dimensi Hitung Kotak......................................................................
54
BAB IV DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA ........................................
63
A. Himpunan Julia ................................................................................
63
B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia ................................
68
BAB V PENUTUP ............................................................................................
73
5.1 Kesimpulan .....................................................................................
73
5.2 Saran ...............................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
75
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Fraktal adalah cabang baru dalam matematika dan seni. Orang semakin
mengenali fraktal karena gambar–gambar yang dihasilkan menarik. Sistem–sistem
fisika dan benda–benda kreatifitas manusia bukanlah bentuk–bentuk geometri
yang teratur. Hal yang membuat fraktal semakin menarik adalah kemampuannya
dalam mendeskripsikan fenomena-fenomena alam seperti garis pantai, gunung,
kehidupan organisme dalam persamaan matematika.
Fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola sehingga memiliki struktur yang serupa dengan bentuk semula untuk tiap bagiannya. Pengulangan pola–pola tersebut menyebabkan suatu fraktal dapat memiliki detil tak hingga.
Geometri fraktal mampu mendeskripsikan bentuk–bentuk yang tak hingga banyaknya.
Meskipun fraktal sangat berkaitan dengan teknologi komputer, tetapi fraktal ditemukan sebelum teknologi komputer berkembang. Benoit Mandelbrot adalah orang yang pertama kali mengenalkan istilah fraktal pada tahun 1982 dalam
bukunya yang berjudul “ The Fractal Geometry of Nature ”. Kata fraktal berasal
dari kata fractus ( Bahasa Latin ) yang berarti patah, rusak atau tidak teratur. Sebelum istilah fraktal digunakan, benda–benda yang tidak teratur disebut kurva
monster.
Dua sifat penting yang dimiliki fraktal adalah sifat self–similarity ( kesebangunan diri ) dan dimensinya yang tidak bulat. Sifat self–similarity dapat terlihat jelas pada pohon pakis. Setiap bagian dari pohon pakis itu memiliki bentuk
yang serupa dengan bentuk awalnya atau bentuk utuhnya.
Mandlebrot mendefinisikan fraktal sebagai himpunan yang mempunyai
dimensi tak bulat. Setiap bangun dalam geometri Euclid memiliki dimensi yang
bulat, misalnya titik berdimensi nol, garis lurus dan kurva berdimensi satu, bidang
datar dan luasan berdimensi dua, dan benda–benda ruang seperti bola, kubus berdimensi tiga. Secara umum fraktal memiliki bentuk yang tidak teratur dan dimen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sinya tidak bulat, sehingga konsep fraktal tidak dapat dijelaskan dengan konsep
geometri klasik (Geometri Euclid).
Bilangan yang digunakan untuk membandingkan fraktal yang satu dengan
yang lain disebut dimensi fraktal. Secara intuitif, gagasan mengenai dimensi mengarah pada bilangan bulat seperti pada objek geometri pada umumnya, namun
gagasan tersebut dipatahkan oleh Hausdorff dan Besicovitch. Konsep mengenai
dimensi yang takbulat ini pertama kali dikenalkan oleh Felix Hausdorff dan Abram Samoilovitch Besicovitch pada tahun 1918, dan kemudian dimensi ini disebut
dimensi Hausdorff- Besicovitch, atau dimensi Hausdorff. Dimensi Hausdorff dari
himpunan
nan , yaitu
sangat bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi
( ) , dengan
adalah bilangan real positif, yaitu
( ) = inf { :
dengan ℋ ( ) = lim
→
dari himpu-
inf { ∑
( ) = ∞} ,
( ) = 0 } = sup { :
|
| :{
} adalah selimut- dari } .
Metode lain yang sering digunakan untuk mencari dimensi fraktal dari
suatu himpunan adalah dimensi hitung kotak atau dimensi Minkowski–Bouligand.
Untuk menghitung dimensi hitung kotak dari suatu himpunan, misal himpunan ,
himpunan tersebut diselimuti oleh jaring-jaring kemudian dihitung banyaknya jaring
yang menyelimuti . Gagasan mendasar dari dimensi ini adalah menghitung berapa
banyak perubahan yang terjadi bila ukuran dari jaring tersebut diubah. Dimensi
hitung kotak bergantung pada konsep lim inf dan lim sup. Misalkan
jumlah minimum dari jaring-jaring bersisi
kotak bawah dari
dan dimensi hitung kotak atas dari
= dım
yang menyelimuti . Dimensi hitung
dihitung dengan rumus
dim
Jika dim
( , ) adalah
dım
= lim inf
→
= lim sup
→
log
( )
− log
log
( )
− log
.
, maka nilainya disebut dimensi hitung kotak .
Beberapa contoh fraktal yang umum adalah himpunan Mandelbrot, himpunan Julia, himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, karpet Sierpinski, spons Menger,
kurva Koch. Himpunan Mandelbrot dan himpunan Julia adalah dua contoh fraktal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang sangat terkenal, yang tergolong ke dalam fraktal bilangan kompleks. Himpunan Julia ditemukan lebih dulu daripada himpunan Mandelbrot. Himpunan Julia
ditemukan oleh Gaston Maurice Julia, seorang matematikawan Perancis yang berprofesi sebagai tentara.
Himpunan Julia dibangun dari pemetaan fungsi teriterasi
+ , dengan
=
didefinisikan dengan
bilangan kompleks , ( ) ,
titik
( ) , …,
adalah bilangan kompleks. Barisan
( ) , … yang terbentuk disebut orbit dari
ℂ terhadap pemetaan fungsi kompleks
. Barisan bilangan kompleks dari
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan positif
|
( )| <
: ℂ → ℂ yang
sedemikian sehingga
untuk semua bilangan bulat positif . Himpunan semua titik
orbitnya terhadap pemetaan
dinotasikan dengan
yang
yang terbatas disebut himpunan Julia penuh, dan
( ) . Batas dari himpunan Julia penuh tersebut yang ke-
mudian disebut himpunan Julia dan dinotasikan dengan ( ) .
Dimensi himpunan Julia dihitung dengan menggunakan sifat invarian terhadap suatu pemetaan kontraksi : ℝ → ℝ , = 1, 2, …
dengan
di ruang metrik ( , )
adalah konstanta kontraksi untuk . Himpunan Julia bersifat invarian
terhadap
sehingga dim
memenuhi ∑
( )=
( )=
untuk tertentu dan dengan
= 1.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi fraktal?
2. Bagaimana menghitung dimensi hitung kotak dan dimensi Hausdorff ?
3. Bagaimana menghitung dimensi fraktal pada himpunan Julia?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini hanya akan dibahas dimensi fraktal. Penulis
tidak akan membahas mengenai komputasi tentang dimensi fraktal. Penulis hanya
akan menggunakan dua metode untuk menghitung dimensi fraktal, yaitu dimensi
Hausdorff dan dimensi hitung kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari dimensi fraktal, khususnya dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat
memahami dimensi fraktal dan mengetahui langkah penghitungan dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia.
F. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu dengan
mempelajari buku-buku dan karangan-karangan yang berkaitan dengan topik
skripsi ini, sehingga tidak ada hal-hal baru.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Penulisan
G. Sistematika Penulisan
BAB II. RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
A. Ruang Metrik
B. Ruang Fraktal
C. Ukuran Lebesgue
D. Fungsi Kompleks
E. Sistem Fungsi Iterasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB III. DIMENSI FRAKTAL
A. Ukuran Hausdorff
B. Dimensi Hausdorff
C. Dimensi Hitung Kotak
BAB IV. DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA.
A. Himpunan Julia
B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL
Dalam bab ini dibahas tentang pengertian-pengertian dasar yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya, antara lain: ruang metrik, ruang fraktal, ukuran
Lebesgue, fungsi kompleks dan sistem fungsi iterasi.
A. Ruang Metrik
Konsep jarak memiliki peran penting untuk mendefinisikan kekonvergenan, kekontinuan, dan keterdiferensialan suatu fungsi. Jarak dari titik
ke titik
, ditulis
( , ) , adalah sebuah bilangan real positif. Ruang metrik merupakan himpunan yang
dilengkapi dengan konsep jarak antara dua titik. Konsep ruang metrik diformulasikan
oleh M. Frechet pada tahun 1906. Pada bagian ini akan dibahas konsep-konsep himpunan terbuka, himpunan tertutup, kekonvergenan, kekontinuan, dan kekompakan
dalam ruang metrik.
Definisi 2.1.1
Misalkan
real :
adalah suatu himpunan takkosong. Metrik pada
×
→ ℝ yang memenuhi sifat-sifat berikut ini:
2.
( , ) ≥ 0, ∀ ,
3.
( , ) =
1.
4.
adalah fungsi bernilai
( , ) = 0↔
.
=
,∀ ,
( , ),∀ ,
( , ) ≤ ( , )+
Sebuah metrik
.
(Simetri).
( , ),∀ , ,
juga disebut
dilengkapi dengan sebuah metrik
(Ketaksamaan segitiga).
fungsi jarak. Himpunan takkosong
pada
yang
disebut ruang metrik, ditulis ( , ) . Ang-
gota-anggota dari himpunan , yang merupakan sebuah ruang metrik, disebut titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Contoh 2.1.1
Akan dibuktikan bahwa fungsi : ℝ × ℝ → ℝ didefinisikan sebagai berikut:
( , ) = | − |
merupakan metrik pada himpunan dari semua bilangan real ℝ.
Penyelesaian:
Untuk menunjukkan bahwa
( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ cukup
dibuktikan bahwa ( , ) memenuhi sifat-sifat pada Definisi 2.1.1.
(1) Nilai mutlak suatu bilangan real selalu bernilai taknegatif, yaitu
( , ) = | − | ≥ 0, ∀ ,
( , ) = 0, ∀ ,
(2)
| − | = 0, ∀ ,
−
ℝ⇔
,∀ ,
( , ) = | − |, ∀ ,
(3)
= |− +
ℝ
ℝ
|, ∀ ,
= | − |,∀ ,
= ( , ) ,∀ ,
( , ) = | − |,∀ ,
(4)
ℝ⇔
ℝ⇔
= 0, ∀ ,
=
ℝ.
=| − +
ℝ
ℝ
ℝ
ℝ
− |,∀ , ,
≤ | − | + | − |,∀ , ,
≤ ( , )+
( , ),∀ , ,
ℝ
ℝ
ℝ
Dari (1), (2), (3), dan (4) disimpulkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ, dan disebut metrik biasa pada ℝ.
Contoh 2.1.2
Misalkan
kan oleh
= ℝ ,
= (
,
) dan
( , ) =
= (
(
−
,
) . Jarak Euclides ( , ) yang diberi-
) + (
−
) ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
adalah metrik dan disebut metrik biasa pada ℝ .
Definisi 2.1.2
Misal
adalah metrik pada ,
adalah titik di , dan
∈
song dari . Jarak antara titik
adalah subhimpunan takko-
dengan subhimpunan
( , )=
{ ( , ):
didefinisikan:
∈ }.
Contoh 2.1.3
= { ∈ ℝ: 0 <
Misalkan
≤ 1 } dan
adalah metrik biasa pada ℝ. Jarak
( 0, ) =
{ ( 0, ) : 0 <
( 0, ) =
{| 0 − | : 0 <
( 0, ) =
{ :0 <
≤ 1}
≤ 1}
≤ 1} = 0
Definisi 2.1.3
Misal
adalah metrik pada , dan diberikan sebarang dua subhimpunan takkosong
dan
dari ruang metrik ( , ) . Jarak antara dua subhimpunan takkosong
dari
didefinisikan ( , ) = sup { ( , ) :
dan
∈ }.
Definisi 2.1.4
Misal
adalah metrik pada
. Diameter dari
subhimpunan takkosong dari
didefinisikan:
( )=
Bila ( ) < ∞, maka diameter
ter
{ ( , ): ,
∈ }.
dikatakan berhingga. Bila ( ) = ∞, maka diame-
dikatakan takhingga. Selanjutnya ( ∅) didefinisikan sama dengan −∞.
Definisi 2.1.5
Suatu metrik
real
pada himpunan takkosong
> 0 sedemikian sehingga
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
( , ) ≤ ,∀ ,
∈ .
Ruang metrik ( , ) dengan metrik terbatas disebut ruang metrik terbatas.
Definisi 2.1.6
Diketahui ( , ) suatu ruang metrik,
dan jari-jari
didefinisikan
Himpunan
∈
( )= { ∈
: ( , )<
[ ]= { ∈
: ( , ) ≤ }
disebut bola tertutup dengan pusat
dan jari-jari
.
( )⊂
dan
= ∞. Dalam ruang metrik ( ℝ, ) , bola terbuka
( )
> 0. Himpunan kosong dan
= 0 dan jari-jari
}
∈
Berdasarkan dua defnisi di atas, jelas bahwa
jari-jari
> 0. Bola terbuka dengan pusat
dan
[ ] , untuk setiap
dapat dipandang berturut-turut sebagai bola dengan
merupakan selang terbuka ( − , + ) , sedangkan bola tertutup
selang tertutup [ − , + ] .
Dalam ruang diskret ( , ) , bola terbuka
( )=
Dan bola tertutup didefinisikan
[ ]=
[ ] merupakan
( ) dapat didefinisikan seperti berikut:
{ } jika 0 < ≤ 1
jika > 1.
{ } jika 0 < < 1
jik
≥ 1.
Definisi 2.1.7
Misalkan ( , ) adalah sebuah ruang metrik dan
∈ . Subhimpunan
sebut kitar dari titik
jika terdapat sebuah bola terbuka
termuat di
( )⊆
, yaitu
untuk suatu
> 0.
Contoh 2.1.4
Setiap bola terbuka merupakan kitar dari setiap titiknya.
dari
di-
( ) yang berpusat di
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
( ) bola terbuka dan ambil sebarang
Misalkan
∈
( )⊆
( ) , yaitu
∈
( ) . Jika
=
, maka
≠ , untuk menunjukkan bahwa
( ) kitar dari . Jika
( ) merupakan kitar dari , harus ditunjukkan bahwa terdapat
> 0 sedemikian
sehingga
∈
Diketahui bahwa
bil sebarang ∈
( ) , maka
( ) , maka
( )⊆
( ).
( , ) <
( , )<
. Diambil
=
−
( , ) > 0 . Am-
, sehingga dengan menggunakan ke-taksa-
maan segitiga diperoleh
( , )≤ ( , )+
( , ) <
Diperoleh bahwa ( , ) < , berarti
kitar dari .
∈
+
( ) . Jadi
( , ) =
( )⊆
.
( ) , yaitu
( )
Definisi 2.1.8
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan
∈
subhimpunan takkosong dari
disebut titik interior dari subhimpunan
hingga
(
)⊂
jika terdapat
. Titik
> 0 sedemikian se-
.
Definisi 2.1.9
Subhimpunan
disebut himpunan terbuka jika semua titik dari
di
interior. Dengan kata lain, subhimpunan
terbuka di
tuk setiap
terhadap metrik
∈ , terdapat
jika
adalah titik
dari suatu ruang metrik ( , ) dikatakan
merupakan kitar untuk setiap titiknya, yaitu un-
> 0 sedemikian sehingga
( )⊂ .
Teorema 2.1.1
Setiap bola terbuka
( ) adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Diketahui
( , ) <
( ) bola terbuka yang berpusat di
. Misalkan
=
. Ambil sebarang ∈
( ) , maka
− ( , ) > 0 adalah jari-jari bola terbuka dengan pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
, yaitu
( ) . Ambil sebarang
∈
( ) , maka ( , ) <
. Dengan menggunakan
sifat ketaksamaan segitiga diperoleh
( , ) ≤ ( , )+
( , )<
Jadi
( , )<
∈
, yang menunjukkan bahwa
( , )=
+
( ) . Maka
( ) merupakan himpunan terbuka.
bukti bahwa bola terbuka
.
( )⊆
( ) . Ter-
∎
Teorema 2.1.2
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Gabungan dari sebarang keluarga dari himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka
(2) Irisan dari keluarga berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka.
Bukti:
(1) Diberikan
sebarang himpunan dan
terbuka. Akan dibuktikan bahwa
∈ , maka terdapat
∈
∈
dengan
= ⋃
∈
adalah keluarga himpunan
adalah terbuka. Ambil sebarang
. Maka
( )⊆⋃
∈
=
. Jadi terbukti
,
= ⋂
> 0 sedemikian sehingga
Jika diambil
= min { ,
,
∈
, untuk setiap
, untuk masing-masing
= 1, 2, 3, …, .
∈ , maka
adalah himpunan yang terbuka, maka terdapat
( )⊆
, , …,
untuk setiap = 1, 2, 3, …, . Maka
terbuka.
terbuka.
. Akan dibuk-
terbuka. Ambil sebarang
= 1, 2, 3, …, . Diketahui
Himpunan
, …,
(2) Diberikan keluarga berhingga himpunan terbuka
tikan
.
> 0, sedemikian sehingga
merupakan himpunan terbuka, maka terdapat
( )⊆
∈
sedemikian sehingga
} , maka
> 0 dan
⊆⋂
=
( )⊆
. Terbukti bahwa
( )⊆
adalah
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Definisi 2.1.10
Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan
∈
(
subhimpunan takkosong dari
disebut titik limit dari subhimpunan
) ∩(
−{
jika untuk setiap
. Titik
> 0 berlaku
}) ≠ ∅.
Definisi 2.1.11
Himpunan
di
disebut himpunan tertutup jika semua titik limitnya adalah anggota
dari .
Lema 2.1.1
Misalkan ( , ) ruang metrik. Himpunan kosong ∅ dan
adalah himpunan terbuka.
Bukti:
Suatu implikasi bernilai benar apabila antesedennya salah. Implikasi “jika
maka
adalah titik interior dari ∅” adalah pernyataan yang benar untuk setiap
Jadi ∅ adalah himpunan terbuka.
Selanjutnya, ambil sebarang
Terbukti
terbuka.
∈ . Dipilih
= 1 , maka
( )⊆
∈ ∅,
∈ .
.
∎
Teorema 2.1.3
Himpunan
dalam ruang metrik ( , ) adalah tertutup jika dan hanya jika
ter-
buka.
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa jika
nan
tertutup. Jika
rang
∈
limit
, berarti
, sehingga ada
Terbukti bahwa
=
tertutup, maka
−
= ∅, maka
∉ . Diketahui bahwa
terbuka. Diberikan sebarang himputerbuka. Jika
himpunan tertutup, maka
> 0 sedemikian sehingga
terbuka.
≠ ∅, diambil seba-
( )∩
= ∅. Jadi
bukan titik
( )⊆
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terbuka. Ambil sebarang
Sebaliknya, diberikan himpunan
. Akan dibuktikan
kian sehingga
∈ . Andaikan
( )⊆
. Maka
Hal ini kontradiksi karena
titik limit
∉ , yaitu
( )∩
. Jadi
∈
∈
dan
, maka ada
= ∅. Akibatnya
∈ . Terbukti
titik limit
> 0 sedemi-
bukan titik limit
.
∎
tertutup.
Teorema 2.1.4
Dalam setiap ruang metrik ( , )
(1) Irisan dari sebarang keluarga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
(2) Gabungan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup
Bukti:
(1) Misalkan ℱ = {
,
∈ Λ} adalah suatu keluarga himpunan tertutup. Dengan hu-
kum De Morgan diperoleh
=
∈
Menurut Teorema 2.1.3, jika
.
∈
tertutup, maka
terbuka. Himpunan
lah himpunan terbuka, sehingga menurut Teorema 2.1.2, ⋃
buka. Jadi ( ⋃
) = ⋂
∈
∈
ada-
adalah ter-
∈
adalah tertutup karena komplemen himpunan
terbuka adalah himpunan tertutup menurut Teorema 2.1.3.
(2) Diberikan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup
= ⋃
dan misalkan
,
=
adalah himpunan tertutup untuk setiap
= ⋂
Terbukti bahwa
= ⋃
}
.
= 1, 2, 3, …, . Jadi
terbuka untuk setiap = 1, 2, 3, …, . Dengan Teorema 2.1.2, maka ⋂
buka. Jadi
, …,
. Dengan hukum De Morgan diperoleh
=
Himpunan
= {
terbuka. Karena
tertutup.
terbuka, maka
ter-
tertutup.
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Teorema 2.1.5
Setiap bola tertutup adalah himpunan tertutup.
Bukti:
[ ] sebarang bola tertutup di ruang metrik ( , ) . Akan dibuktikan
Diberikan
∈
[ ] terbuka. Ambil sebarang
bahwa
( , ) >
. Misalkan
( , )<
, sehingga
( , )−
=
<
Karena
( , ) >
ngan demikian
, maka
∈
( ) , maka
( , )−
( , )− ( , )
( , )+
( , ).
<
[ ] . Hal ini berarti
> 0 . Ambil sebarang
( , )<
<
∉
[ ] , maka
∉
( , )− ( , )
[ ] , yaitu
[ ] terbuka.
∈
( )⊂
[ ] . Jadi
[ ] . De-
∎
Definisi 2.1.12
Misal ( , ) adalah ruang metrik dan
ngan dari
⊆ . Penutup dari , ditulis ̅, adalah gabu-
dengan himpunan semua titik limitnya. Jadi ̅ =
lah himpunan semua titik limit .
∪ ′, dengan ′ ada-
Contoh 2.1.5
Misal ( ℚ, ) ruang metrik dengan metrik biasa dan
anggota himpunan
=
=
:
∈ ℕ ⊂ ℚ. Semua titik
bukan titik limit. Satu-satunya titik limit
adalah nol. Jadi
∪ { 0} .
Teorema 2.1.6
Misalkan
(1)
dan
tertutup.
adalah sebarang himpunan dari ruang metrik ( , ) . Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(2) Jika
(3)
=
⊆ , maka ̅ ⊆ .
jika dan hanya jika
tertutup.
(4) ̅ adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat .
(5) ̅ adalah himpunan tertutup terkecil yang memuat .
(6)
(7)
∪
∩
Bukti:
=
̅∪ .
⊆ ̅∩ .
(1) Untuk membuktikan bahwa ̅ tertutup, akan dibuktikan bahwa
∈ ̅ ada
untuk setiap
maka
̅ ≠ ∅, ambil sebarang
∉
dan
∈
( ) , maka ( , ) <
sebarang
sehingga
∈
∉ ′. Maka ada
( ) , maka
( ) . Jadi
= ∅, yang berarti
( )⊆ ̅
( )∩
( , )<
. Misal
̅ = ∅,
∉ ̅, sehingga
= ∅. Ambil
− ( , ) . Ambil sebarang
=
. Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh
( ) ⊆
( , ) <
( ) . Karena
+
=
( )∩
= ∅, maka
( )∩
∉ ̅, sehingga
∈ ̅ . Maka
≠ ∅, ∀ > 0. Karena
⊆ , maka
∉ ′, yaitu
dan
−
Jadi ̅ terbuka. Dengan Teorema 2.1.3, terbukti ̅ tertutup.
(2) Ambil sebarang
( )∩
∉
∈ ̅ , maka
> 0 sedemikian sehingga
( , ) ≤ ( , )+
∈
( ) ⊆ ̅ . Jika
> 0 sedemikian sehingga
̅ terbuka. Jika
̅ terbuka, yaitu
∈ ,̅ maka
≠ ∅. Jadi
(3) Akan dibuktikan jika
tertutup. Karena
tup, maka
=
=
( )∩
∈ , sehingga terbukti ̅ ⊆ .
=
̅, jadi
̅, maka
tertutup. Dari (1) sudah terbukti bahwa
tertutup. Berikutnya akan dibuktikan jika
̅. Untuk membuktikannya akan ditunjukkan bahwa
⊇ ̅. Berdasarkan definisi penutup , yaitu ̅ =
Kemudian diambil sebarang
⊇ ̅. Jika
∈ ′, maka
. Jadi terbukti
∈ ̅, maka
titik limit
∈
∪ ′, maka
atau
∈ ′. Jika
. Diketahui bahwa
⊇ ̅. Dengan demikian terbukti bahwa
⊆ ̅.
=
tertu-
⊆ ̅ dan
∈ , maka
tertutup, maka
̅.
̅
∈
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(4) Misalkan
adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat
⊆ . Dengan menggunakan (2) dan ( 3 )
merupakan himpunan tertutup dan
̅⊆
diperoleh
=
karena
̅ ⊆ . Selanjutnya
tertutup. Jadi
himpunan tertutup yang memuat . Himpunan
̅ merupakan
adalah irisan dari semua himpu-
⊆ ̅. Terbukti
nan tertutup yang memuat . Jadi
. Jadi
(5) Akibat dari bukti (4), maka ̅ ⊆ . Penutup dari
=
̅.
merupakan himpunan tertutup
yang memuat . Jadi ̅ merupakan himpunan tertutup terkecil yang memuat .
⊆
(6) Karena
⊆
∪
∪ . Jadi
dan
̅∪
⊆
̅ ∪ . Diambil sebarang
⊆
∪ , maka dengan ( 2 ) diperoleh
∪ . Kemudian, harus dibuktikan bahwa
∈
∪ . Andaikan
∉ , sehingga terdapat bola terbuka
} . Bola terbuka
min { ,
kontradiksi karena
tidak benar. Jadi
(7) Karena
∩
∩
⊆
⊆ . Jadi
∪
∈
dan
∉ ̅ ∪ . Maka
∪
⊆
∉ ̅ dan
, dan
=
∪ . Hal ini
∉ ̅∪
∪ . Dengan demikian pengandaian bahwa
⊆ ̅∪ .
⊆ , maka dengan ( 2 ) diperoleh
⊆ ̅∩ .
∩
dan
. Misalkan
( ) tidak memuat titik-titik dari
∩
∪
( ) yang tidak memuat titik di
( ) yang tidak memuat titik di
terdapat bola terbuka
̅⊆
⊆ ̅ dan
∩
∎
Teorema 2.1.7
Misalkan ( , ) ruang metrik dan
̅= { ∈ :
Bukti:
Ambil sebarang
( )∩
hingga
∈ ,̅ maka
≠ ∅, ∀ > 0 . Jika
( )∩
( ) ∩(
( )∩
∈
atau
∈ ′, maka
≠ ∅, ∀ > 0 }
∈ ′. Jika
∉ , maka
=
− { }) ≠ ∅, ∀
∈
∈ , maka jelas bahwa
( ) ∩(
≠ ∅, ∀ > 0 . Terbukti ̅ ⊆ { ∈ :
Selanjutnya, ambil sebarang
Misalkan
⊂ , maka
− { }) ≠ ∅, ∀ > 0 , se-
( )∩
sedemikian sehingga
− { } . Diketahui bahwa
> 0 , yaitu
∈ ′. Jadi
∈
( )∩
atau
≠ ∅, ∀ > 0 } .
( )∩
≠ ∅, ∀ > 0 .
≠ ∅, ∀
> 0 , maka
∈ ′, yaitu
∈ ̅.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
̅⊇{ ∈ :
Terbukti
( )∩
≠ ∅, ∀ > 0 } .
Dengan demikian terbukti ̅ = { ∈ :
( )∩
Definisi 2.1.13
Misalkan ( , ) suatu ruang metrik. Barisan {
∈
titik
(
lim
=
→
≥
, untuk setiap
∎
dikatakan konvergen ke suatu
sedemikian sehingga
disebut limit barisan {
. Titik
} dan ditulis
→ . Barisan yang tidak konvergen disebut divergen. Dengan
atau
perkataan lain, barisan {
} di
dikatakan konvergen ke suatu titik
( ) yang berpusat di
hanya jika untuk sebarang bola terbuka
positif
} di
> 0 terdapat bilangan positif
jika untuk setiap
, )<
≠ ∅, ∀ > 0 } .
sedemikian sehingga
∈
≥
( ) untuk semua
∈
jika dan
terdapat bilangan
.
Teorema 2.1.8
Jika ( , ) adalah suatu ruang metrik, maka setiap barisan di
yang konvergen akan
konvergen ke satu titik.
Bukti:
Diberikan barisan {
} yang konvergen. Andaikan barisan {
dan titik
yang berbeda. Ambil sebarang
sehingga
(
Ambil
, )<
= max {
untuk setiap
,
} , maka untuk
( , ) ≤ ( ,
> 0 berlaku
Jadi untuk setiap
≥
)+
> 0, maka ada
dan
≥
( , )<
} konvergen ke titik
(
, ) <
,
∈ ℕ sedemikian
untuk setiap
berlaku
(
, ) <
2
. Ini berarti
+
2
=
=
≥
.
.
. Terbukti bahwa bari∎
san konvergen ke satu titik.
Definisi 2.1.14
Sebuah barisan {
setiap
} dalam ruang metrik ( , ) disebut barisan Cauchy jika untuk
> 0 terdapat bilangan bulat positif
untuk setiap ,
>
.
sedemikian sehingga
(
,
)<
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Teorema 2.1.9
Setiap barisan {
} yang konvergen di ruang metrik ( , ) adalah barisan Cauchy.
Bukti:
Diberikan ruang metrik ( , ) dan barisan {
> 0 terdapat
ngan Definisi 2.1.13 maka untuk setiap
(
, )<
berlaku (
>
untuk setiap
,
Cauchy.
)≤ (
} di ( , ) yang konvergen ke . De-
sedemikian sehingga
,
. Dengan ketaksamaan segitiga, untuk
, )+
( ,
)<
+
. Jadi {
=
≥
} merupakan barisan
∎
Contoh 2.1. 6
Diberikan barisan {
real dan
}=
= ( 0, 1 ] pada garis
di ruang metrik ( , ) dengan
adalah metrik biasa. Tunjukkan bahwa barisan {
} merupakan barisan
Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉ .
Penyelesaian:
Diberikan
dimisalkan
Barisan {
> 0, terdapat
≥
sehingga
<
≥
. Untuk setiap
berlaku
(
,
1 1
,
)=
=
1
−
1
<
1
≤
1
<
≥
dan
dan
.
} merupakan barisan Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉
.
Definisi 2.1.15
Misalkan {
} adalah barisan di ruang metrik ( , ) . Barisan {
langan bulat positif dengan
san dari {
}.
<
<
< ⋯, maka barisan
} adalah barisan bi-
disebut subbari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Korolari 2.1.1
Jika suatu barisan Cauchy dalam ruang metrik ( , ) memuat subbarisan yang
konvergen, maka barisan tersebut konvergen ke limit subbarisannya.
Bukti:
Diberi {
} barisan Cauchy di
sedemikian sehingga
positif
> 0, terdapat bilangan bulat
. Maka untuk setiap
(
)<
,
adalah subbarisan yang konvergen ke . Karena {
)≤
( ,
Untuk
→ ∞, maka
<
,
positif yang bersifat naik, maka
,
<
→ 0 , sehingga ( ,
,
≥
. Misalkan
} adalah barisan bilangan
,
untuk
,
+
,
untuk setiap
,
)<
≥
. Diperoleh
+ .
∎
.
Definisi 2.1.16
Suatu ruang metrik ( , ) dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy dalam
kon-
vergen ke suatu titik di .
Contoh 2.1.7
Ruang ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik yang lengkap.
Diberikan {
sehingga |
} barisan Cauchy di ℝ, maka untuk
−
|<
untuk semua
−
sedemikian sehingga|
,
, dan misalkan
=
kian sehingga |
−
|<
|
−
dan diperoleh barisan {
|
,
=
. Kemudian dipilih
, maka terdapat
≥
. Misal
=
, maka terdapat
−
|=
−
−
< , untuk
<
>
=
−
.
|<
sedemi-
. Langkah di atas terus berlanjut
} sedemikian sehingga
|=
∈ ℕ sedemikian
sedemikian sehingga |
>
dan misalkan
=
. Dipilih
| < , untuk semua
= , maka terdapat
Kemudian dipilih
≥
> 0 terdapat
, untuk
>
>
.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
−
|
−
|
Karena
−
=
|
−
Diperoleh |
−
−
|=
−
|=
| < . Jadi {
terbukti bahwa {
−
⋮
−
|=
+
<
+
|
}=
−
, untuk
>
.
, untuk
<
−⋯−
>
.
, maka
|<
2
=
konvergen ke
2
.
. Dengan Korolari 2.1.1,
} barisan Cauchy yang konvergen. Maka menurut Definisi 2.1.16,
ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik lengkap.
Contoh 2.1.8
= { ∈ ℝ| 0 <
Himpunan
dak lengkap. Diberikan
=
≤ 1} dengan metrik biasa merupakan ruang metrik ti. Dalam Contoh 2.1.6 sudah dibuktikan bahwa {
adalah barisan Cauchy yang konvergen ke 0 . Ruang metrik
terdapat barisan Cauchy di
}
tidak lengkap karena
yang tidak konvergen.
Definisi 2.1.17
Misal ( ,
∈
) dan ( ,
jika untuk setiap
untuk setiap
Jika
) adalah ruang metrik . Fungsi :
> 0 terdapat
yang memenuhi
dikatakan kontinu di
( ), ( ) <
> 0 sedemikian sehingga
( , ) <
kontinu di setiap titik di , maka
→
.
dikatakan kontinu pada .
Contoh 2.1.9
Jika ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik, maka fungsi konstan :
Penyelesaian:
Diberikan
> 0
( ), ( ) =
dan
∈ .
( , )= 0<
Untuk
fungsi
untuk setiap
konstan
∈ .
→
kontinu.
( )=
,
berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Contoh 2.1.10
Diketahui ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Diberikan fungsi : ℝ → ℝ dengan
definisi ( ) =
untuk semua
Penyelesaian:
∈ ℝ. Diberikan
Diambil sebarang
Dengan demikian jika dipilih
| − |<
untuk = 1 ≤
|
| ( ) − ( )| = |
Terbukti
> 0 sedemikian sehingga
+ 2 | ≤ | − | + |2 | < 1 + |2 |
= min
1,
|
|
, maka untuk
yang memenuhi
berlaku
| ( ) − ( )| = |
=
kontinu.
berlaku | ( ) − ( ) | < .
= 1 , maka untuk | − | < 1 berlaku
| + |= | −
untuk
> 0, harus dicari
∈ ℝ yang memenuhi | − | <
untuk setiap
Jika
∈ ℝ. Tunjukkan bahwa
|
|
|
−
|<
, dan
| = | − || +
( 1 + | 2 |) ≤
−
| = | − || +
|<
( + | 2 |) ≤
< 1.
|
|
|
|
( 1 + | 2 |) =
( 1 + | 2 |) =
,
,
kontinu di .
Contoh 2.1.11
Diberikan fungsi : ℝ → ℝ yang didefinsikan oleh
( ) = sin
di ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Fungsi
merupakan fungsi yang kontinu.
Himpunan terbuka ( 0, 2 ) di ℝ dipetakan ke himpunan tertutup [ −1,1 ] di ℝ.
Teorema 2.1.10
Diketahui ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik. Fungsi :
jika untuk setiap himpunan terbuka
Bukti:
di ,
→
kontinu jika dan hanya
( ) adalah himpunan terbuka di .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Misalkan
kontinu dan
( )= { ∈
ditunjukkan
Diketahui bahwa
: ( )∈
kian sehingga
terbuka.
. Karena
( ) ⊆
( ) ⊆
∈
( )
∈
( )
dari .
sedemikian se( ) sedemi-
( ) sehingga
> 0 . Bola
dan
.
( )
di
( ) adalah
juga terbuka.
> 0 sedemikian sehingga
, maka terdapat
( ) ⊆
. Jadi
( )⊆
. Jadi
kontinu. Ambil sebarang
( )
( )
( )∈
( ) terbuka untuk setiap himpunan terbuka
himpunan terbuka di , maka
Karena
( ) , maka
kontinu, maka terdapat bola terbuka
Berikutnya akan dibuktikan jika
→
∈
. Akan
( ) = ∅, maka
. Jika
terbuka, maka terdapat bola terbuka
( ) ⊆
, maka :
} terbuka di
( ) ≠ ∅, ambil sebarang
( ) terbuka. Jika
hingga
adalah sebarang subhimpunan terbuka di
( ) . Terbukti bahwa
( )⊆
kontinu di setiap titik
∎
Teorema 2.1.11
Diketahui ( ,
) dan ( ,
) ruang metrik. Fungsi :
di ,
jika untuk setiap subhimpunan tertutup
→
kontinu jika dan hanya
( ) tertutup di .
Bukti:
Diberikan :
→
kontinu dan
terbuka sehingga
(
himpunan tertutup di . Karena
) terbuka. Karena
( ) tertutup. Jadi terbukti bahwa
Sebaliknya, misalkan
Maka
=
terbuka di
)=
( )
terbuka, maka
( ) tertutup di .
( ) tertutup di
dan
(
tertutup, maka
( )
ngan Teorema 2.1.10 terbukti bahwa fungsi
untuk setiap subhimpunan tertutup
=
(
kontinu.
)=
( ) terbuka di
di .
. De∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Definisi 2.1.18
Misalkan ( ,
) dan ( ,
) adalah dua ruang metrik. Fungsi
kontinu seragam jika untuk setiap
( ), ( ) <
> 0 ada
∈
untuk setiap ,
→
:
dikatakan
> 0 sedemikian sehingga
( , ) <
yang memenuhi
.
Contoh 2.1.12
Fungsi : ( 0, 1 ) → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) =
Ambil
=
dan sebarang
> 0 . Dipilih
=
tidak kontinu seragam.
dan
=
1
1
<
di mana
.
Maka
( , ) = | − |=
( ) , ( ) = | − ( + 1) | = 1 >
+ 1
1
=
tetapi
−
<
( + 1)
1
<
.
Contoh 2.1.13
Fungsi : [ 0, 1 ] → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) =
tinu seragam. Diberikan
> 0 dan dipilih
= . Untuk sebarang
memenuhi | − | < , berlaku
| ( ) − ( )| = |
= | +
Terbukti bahwa fungsi
merupakan fungsi yang kon-
−
,
∈ [ 0, 1 ] yang
|
|| − | ≤ 2 | − | <
.
kontinu seragam pada interval [ 0, 1 ] .
Definisi 2.1.19
Misal ( , ) adalah ruang metrik. Keluarga subhimpunan
sebut selimut dari subhimpunan
Jika setiap
terbuka di , maka
di
jika
= {
:
⊆⋃
∈
.
= {
:
∈ } di
∈ } disebut selimut terbuka dari .
di-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jika ℋ merupakan selimut terbuka dari
dan ℋ ⊂ , maka ℋ disebut subselimut
terbuka dari .
Definisi 2.1.20
dari ruang metrik ( , ) dikatakan kompak jika setiap selimut ter-
Subhimpunan
buka dari
memuat subselimut berhingga, yaitu untuk setiap keluarga himpunan ter-
= {
buka
,
,
:
, …,
∈ } dengan
⊆⋃
∈
sedemikian sehingga
,
terdapat subkeluarga berhingga
⊆⋃
.
Contoh 2.1.14
Ruang metrik ( , ) dengan
Misalkan
⊆⋃
∈
∈
= {
,
,
himpunan berhingga adalah himpunan kompak.
} , dan
…,
. Untuk
, ada
sedemikian sehingga
kian sehingga
∈
∈
∈
= {
:
∈ } selimut terbuka untuk , yaitu
sedemikian sehingga
, dan seterusnya, untuk
. Diperoleh ℋ =
,
,
, …,
berhingga dari
yang merupakan subselimut dari , maka
hingga ℋ. Jadi
kompak.
∈
, untuk
ada
∈
ada
sedemi-
adalah subkeluarga
memuat subselimut ber-
Teorema 2.1.12
Setiap subhimpunan tertutup dari ruang metrik yang kompak merupakan himpunan
yang kompak.
Bukti:
Misalkan ( , ) ruang metrik yang kompak, dan
adalah sebarang subhimpunan
takkosong dan tertutup dari . Akan ditunjukkan bahwa
Misalkan
⋃
∈
bahwa
kompak.
= {
. Jika
:
kompak.
∈ } keluarga himpunan-himpunan terbuka di
= (⋃
∈
kompak, maka
)∪
, maka
selimut terbuka dari
dan
⊆
. Diketahui
memiliki subselimut berhingga yang memuat
. Jadi
∎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Contoh 2.1.15
Ruang metrik ℝ dengan metrik biasa bukan merupakan ruang yang kompak. Selimut
– ,
terbuka
:
∈ ℕ dengan ⋃
( − , ) = ℝ tidak memiliki subselimut ber-
hingga. Jadi ℝ tidak kompak.
Definisi 2.1.21
dikatakan terbatas jika terdapa bilangan
Himpunan
untuk setiap , ∈
berlaku ( , ) <
> 0 sedemikian sehingga
.
Teorema 2.1.13
Setiap subhimpunan
yang kompak di ruang metrik ( , ) adalah himpunan yang
tertutup dan terbatas.
Bukti :
Diketahui
subhimpunan yang kompak. Untuk membuktikan bahwa
∈
terbuka. Diambil sebarang
dibuktikan
( ) dan
sehingga dapat dibuat bola terbuka
( )( ) ∩
, yaitu
dari
,
,
, …,
( ) = ∅. Koleksi
⊆⋃
( ):
=
( ).
∈
∈ . Misal
dan
⊆⋃
( , ) > 0
=
( ) sedemikian sehingga
∈
merupakan selimut terbuka
Diketahui bahwa
sedemikian sehingga
tertutup, akan
(
kompak, maka ada
) . Misal
= ⋂
( ).
Dengan Teorema 2.1.2 (2), yaitu irisan dari keluarga berhingga himpunan terbuka
adalah terbuka, maka
(
(
Karena
)∩
)∩ ⋂
merupakan himpunan yang terbuka yang memuat . Karena
( ) = ∅, ∀ = 1,2,3, … , maka
⊆⋃
( ) =
(
(
)∩
) , maka
∩
= ∅. Sehingga ⋃
= ∅. Jadi
(
⊆
)∩
. Karena
= ∅.
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
⋃
bukti bahwa
tertutup.
adalah himpunan terbatas. Misalkan {
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa
adalah selimut dari
,
terbuka. Dengan Teorema 2.1.3 ter-
, maka dengan Teorema 2.1.2 (1)
∈
,
, …,
= max
, yaitu
sedemikian
,1 ≤ <
,
∈
sedemikian sehingga
diperoleh
( , ) ≤ ( ,
Terbukti bahwa
⊆⋃
(
⊆⋃
sehingga
∈
( ) dan
,
+
)}
kompak, maka terdapat
(
).
Misalkan
. Ambil sebarang , ∈ , maka ada
≤
)+
) . Karena
(
dan
. Dengan ketaksamaan segitiga
,
terbatas.
≤1+
+ 1= 2+
.
∎
B. Ruang Fraktal
Diberikan ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Misalkan ℋ( ) adalah keluarga
subhimpunan takkosong yang kompak dari , yaitu
ℋ( ) = { :
Definisi 2.2.1
⊂ ,
≠ ∅,
kompak } .
Misal ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Jarak Hausdorff antara
dan
adalah
di ℋ ( )
ℎ( , ) = max{ ( , ) , ( , ) } .
Teorema 2.2.1
ℎ adalah sebuah metrik pada ℋ( ) .
Bukti:
Untuk menunjukkan bahwa ℎ adalah metrik, maka harus dibuktikan bahwa ℎ meme-
nuhi sifat-sifat metrik.
(1) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) } . Jika ℎ( , ) =
ℎ( , ) =
( , ) = sup { ( , ) :
( , ) , maka
∈ }
= sup inf { ( , ) :
∈ }:
∈
≥ 0,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0 .
karena
Jika ℎ( , ) =
karena
=
(2) Jika
( , ) , maka
ℎ( , ) =
∈ }
( , ) = sup { ( , ) :
= sup inf { ( , ) :
adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0 .
, maka untuk ∀ ∈
∈ }:
∈
memenuhi ( , ) = 0 dan ∀ ∈
≥ 0,
memenuhi
( , ) = 0 . Dengan Definisi 2.2.1, maka
ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) }
∈ } , sup { ( , ) :
= max sup { ( , ) :
= 0
∈ }
Selanjutnya, jika ℎ( , ) = 0 , maka max{ ( , ) , ( , ) } = 0 sehingga
( , ) = 0 dan ( , ) = 0 . Karena
} = 0 sehingga ∀ ∈
maka inf { ( , ) :
( , ) = 0 , yaitu
Begitu juga untuk
( , ) = 0 , yaitu
=
maka
=
.
berlaku inf { ( , ) :
∈ } = 0 . Ambil sebarang
∈ } = 0 . Jadi terdapat
=
. Jadi
∈ , maka
( , ) = 0 . Karena
} = 0 sehingga ∀ ∈
maka inf { ( , ) :
( , ) = 0, maka sup { ( , ) :
⊆ .
sedemikian sehingga
∈ } = 0 . Ambil sebarang
∈ } = 0 . Jadi terdapat
Jadi
∈ ,
( , ) = 0, maka sup { ( , ) :
berlaku inf{ ( , ) :
=
∈
∈ , maka
∈
∈
∈
∈ ,
sedemikian sehingga
⊆ . Terbukti jika ℎ( , ) = 0 ,
. Dengan demikian terbukti bahwa ℎ( , ) = 0 jika dan hanya jika
(3) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) } = max { ( , ) , ( , ) } = ℎ( , ) .
(4) ℎ( , ) = max { ( , ) , ( , ) }
≤ max{ ( , ) +
( , ), ( , ) +
( , )}
≤ max{ ( , ) , ( , ) } + max{ ( , ) , ( , ) }
≤ ℎ ( , ) + ℎ( , )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari ( 1 ) , ( 2 ) , ( 3 ) dan ( 4 ) terbukti bahwa ℎ adalah metrik pada ℋ ( ) .
∎
C. Ukuran Lebesgue
Sebelum pembahasan yang lebih lanjut, berikut ini adalah kesepakatan-kesepakatan yang akan digunakan dalam pembahasan Teori Ukuran:
(1) Jika
(2) Jika
∈ ℝ, maka −∞ <
∈ ℝ, maka
< ∞.
+ ∞ = ∞,
∞ = tidak terdefinisi.
(3) Jika
(4) Jika
(5) Jika
∈ ℝ dan
∈ ℝ dan
> 0, maka
< 0, maka
= 0 ∈ ℝ, maka
− ∞ = −∞, ∞ + ∞ = ∞, −∞ − ∞ = −∞, ∞ −
× ∞ = ∞.
× ∞ = −∞, × ( −∞) = ∞.
× ∞ = 0.
Definisi 2.3.1
Panjang interval-interval ( , ) , ( , ] , [ , ) , [ , ] adalah
ℓ( ) =
− .
Definisi 2.3.2
Misalkan
, , , … adalah interval-interval yang saling asing. Maka
ℓ(
∪
∪
∪ … ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ .
Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa panjang dari gabungan interval-interval
yang saling asing adalah jumlah panjang interval-interval tersebut.
Definisi 2.3.3
Panjang dari himpunan terbuka
buka yang saling asing, adalah
ℓ(
= ⋃
, dengan
) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ =
Panjang dari himpunan kosong adalah
adalah interval-interval ter-
ℓ( ) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ℓ( ∅ ) = 0.
Contoh 2.3.1
Hitunglah panjang himpunan
=
:
=
:
1
2
Penyelesaian:
=
, 1 ) , maka ℓ( ) = 1 − ,
=
,
, maka ℓ( ) =
,
, maka ℓ( ) =
. Interval
,
2
<
≤
<
1
1
2
.
1
2
=
2
− ,
dan seterusnya sampai ke
−
2
1
=
=
1
≤
− ,
=
dan diperoleh
yang panjangnya ℓ( ) =
,
adalah interval yang saling asing sehingga
ℓ( ) = ℓ
= ∑
ℓ( )
= ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ + ℓ(
= 1− +
= lim
Jadi panjang himpunan
adalah 1.
→
− +
1−
− + ⋯+
)+ ⋯
= 1.
−
+ ⋯
berhingga atau
tak berhingga
Definisi 2.3.4
Himpunan
dikatakan terhitung jika
≠ ∅ atau
yang ekivalen dengan himpunan semua bilangan asli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Definisi 2.3.5
yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari
Koleksi
disebut aljabar
himpunan jika dan hanya jika memenuhi
(1) ∅,
(2) Jika
∈
(3) Jika ,
;
∈
∈
, maka
∈
;
∪
, maka
∈
.
Definisi 2.3.6
Koleksi
yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari
disebut aljabar- jika
dan hanya jika memenuhi
(1) ∅,
(2) Jika
∈
;
∈
, maka
,
(3) Jika
,
Pasangan ( ,
,… ∈
∈
;
, maka ⋃
) disebut ruang terukur.
∈
.
Definisi 2.3.7
→ ℝ, dengan
Fungsi :
(1)
(2)
suatu aljabar- disebut ukuran pada
( ) ≥ 0 untuk setiap
,
Jika
(⋃
Tripel ( ,
) = ∑
,
,… ∈
(
∈
dan
jika :
;
∩
= ∅ untuk ≠ , maka
) (sifat aditif terhitung)
, ) disebut ruang ukuran.
Definisi 2.3.8
Ukuran luar Lebesgue dari suatu himpunan
dengan
⋃
}.
= {∑
ℓ( ) :
∗(
⊆ ℝ adalah bilangan real tak negatif
) = inf
adalah barisan interval s