ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - Test Repository

  ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Dewi Anggreani 20112018 JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH

CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A. Md. E.Sy)

  

Disusun Oleh :

Dewi Anggreani

20112018

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

SALATIGA

  

MOTTO

  “Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah cintai apa yang anda lakukan” (Steve Jobs)

  “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yang sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika diingat oleh orang yang sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiannya itu”

  (HR. ath-Thabrani dan al-Hakim)

  

PERSEMBAHAN

  Karya ini aku persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya.

  2. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materi, perhatian, kasih sayang dan do’anya yang tidak henti-hentinya diberikan untuk penulis.

  3. Adikku tersayang yang selalu menjadi sahabat dan teman berbagi dirumah.

  4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya selama ini.

  5. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menyemangati.

  6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah seangkatan yang berjuang bersama- sama.

  7. Almamater.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga peulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG” dengan baik.

  Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW, pembawa kebenaran dan petunjuk, berkat beliaulah kita dapat menikmati kehidupan yang penuh cahaya keselamatan. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya kelak, amin.

  Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan serta dorongan moril maupun materiil, sehingga tugas akhir ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya, kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

  Bisnis Islam IAIN Salatiga 3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.SI. selaku Ketua Jurusan Program

  Studi DIII Perbankan Syariah 4. Bapak H. Abdul Aziz, NP, M.M selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Salatiga yang telah

  6. Karyawan dan staff yang telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga

  7. Pimpinan cabang BNI Syariah Semarang dan seluruh karyawan beserta staf yang telah memberikan kesempatan untuk bisa magang dan ilmu yang didapat selama magang 8. Untuk kedua orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberi doa, semangat dan masukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  9. Teman-teman DIII Perbankan Syariah seangkatan yang berjuang bersama- sama

10. Semua pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya, yang tidak dapat disampaikan satu per satu. Terima kasih banyak.

  Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Salatiga, 14 Agustus 2015 Penulis

  Dewi Anggreani

  

ABSTRAK

  Anggreani, Dewi. 2015. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan pada BNI

  Syariah Cabang Semarang. Tugas Akhir. Jurusan D III Perbankan

  Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing H. Abdul Aziz. NP , M.M. Kata kunci: Risiko, Manajemen, Pembiayaan

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan di BNI Syariah, manajemen risiko pembiayaan yang diterapkan, dan penanganan terhadap pembiayaan bermasalah. Dengan menggunakan metode penelitian berupa deskriptif kualitatif, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan adalah risiko SDM (Sumber Daya Manusia) dan risiko operasional. Proses penerapan manajemen risiko pembiayaan dilakukan oleh unit processing, unit remidial

  

recovery, dan branch internal control. Dalam penanganan pembiayaan

  bermasalah di BNI Syariah menerapkan rescheduling, reconditioning, dan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk pembiayaan Qardhul Hasan serta dilakukan pelelangan dengan pihak ketiga. Dengan hasil seperti itu, penulis merekomendasikan perlu adanya langkah-langkah yang jelas dan tegas terhadap pembiayaan yang bermasalah, dan dalam menjaga prestasi dan kinerjanya bank syariah harus lebih menjaga profesionalismenya dan lebih kompetitif lagi agar mampu bersaing dan meningkatkan kualitasnya supaya lebih unggul dari bank konvesional.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii PENGESAHAN ......................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. iv MOTTO ..................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 4 C. Tujuan dan Kegunaan .................................................. 4 D. Metode Penelitian......................................................... 5 E. Penegasan Istilah .......................................................... 7 F. Sistematika Penulisan .................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ............................................................. 10 B. Kerangka Teoritik ........................................................ 12 C. Dasar Hukum Al-Qur’an .............................................. 30

  BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum BNI Syariah .................................... 32 1. Sejarah dan Perkembangan BNI Syariah ............... 32 2. Visi dan Misi .......................................................... 34 3. Struktur Orgaisasi .................................................. 36 4. Job Description ...................................................... 37 B. Produk-produk dan Layanan BNI Syariah ................... 43 1. Produk Pendanaan .................................................. 43 2. Produk Pembiayaan ................................................ 45 3. Produk Jasa dan Layanan ....................................... 49 BAB IV ANALISIS A. Penyebab Terjadinya Risiko Faktor-faktor Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Semarang ........... 51 B. Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Semarang ........................................... 54 C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah di BNI Syariah Cabang Semarang......................................................... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................. 69 B. Saran ............................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BNI Syariah Cabang Semarang ............. 36Gambar 4.1 Skema Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan ............... 54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk

  mengumpulkan, mengelola dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan. Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama bank syariah, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Disamping itu, bank syariah juga berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola dan menyalurkan zakat infak shadaqah (ZIS) kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Dalam hal produk-produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah, produk-produk tersebut sebagian besar memiliki kesamaan dengan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan konvensional. Namun, dalam penerapannya tentu berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan prinsip diantara keduanya.

  Sebagai lembaga intermediary (perantara antara penghimpun dana dan penyalur dana) dan seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodelogi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau yang biasa disebut sebagai manajemen risiko.

  Ada beberapa alasan mengapa manajemen risiko harus diterapkan di perbankan syariah dan menjadi bagian penting manajemen bank syariah. Pertama, sebagai tindak lanjut dari penerapan Bassel Accord II yang merupakan penyempurnaan dari global yang terjadi pada dunia perbankan. Kedua, terdapat kondisi yang tidak menentu dalam transaksi perbankan syariah lebih dari perbankan konvensional yang menyebabkan perbankan mau tidak mau harus menerapkan manajemen risiko (Sulhan, 2008:149).

  Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko itu sendiri dalah untuk menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator, memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unacceptable , meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled, mengukur eksposur dan pemusatan risiko, serta mengalokasikan modal dan membatasi risiko (Karim, 2010:255).

  Manajemen risiko dalam bank syariah mempunyai karakter yang berbeda dengan bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang khas melekat hanya pada bank-bank yang beroperasi secara syariah. Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara bank Islam dengan bank konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur (how to

  

measure ), melainkan pada apa yang dinilai (what to measure). Perbedaan

  tersebut akan tampak terlihat dalam proses manajemen risiko operasional bank syariah yang meliputi identifikasi risiko, penilaian risiko, antisipasi risiko dan monitoring risiko.

  Secara umum, risiko-risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank syariah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis risiko, yaitu risiko pembiayaan, risiko pasar (terdiri dari forex risk, interest rate risk, liquidity

  

risk , dan price risk) dan risiko operasional (terdiri dari transactional risk,

compliance risk, strategic risk, reputation risk dan legas risk).

  Risiko pembiayaan yang dihadapi oleh perbankan syariah merupakan salah satu risiko yang perlu dikelola secara tepat karena kesalahan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dapat berakibat fatal pada peningkatan NPF (Non Performance Financing) yaitu kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet.

  Dalam pertumbuhannya dengan pembiayaan yang semakin besar, bank syariah harus siap dalam menghadapi risiko-risiko akibat pembiayaan. Sehingga perlu diterapkan manajemen yang baik, yang dapat meminimalisir risiko yang akan timbul dari pembiayaan.

  Berdasarkan berbagi uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik memilih judul : “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan pada BNI Syariah Semarang ”.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan uraian masalah diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan di BNI Syariah Cabang Semarang? 2. Bagaimana manajemen risiko pembiayaan diterapkan di BNI Syariah

  Cabang Semarang? 3. Bagaimana penanganan terhadap pembiayaan bermasalah di BNI

  Syariah Cabang Semarang? C.

   Tujuan dan Kegunaan

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan di BNI Syariah Cabang Semarang.

  2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pembiayaan diterapkan di BNI Syariah Cabang Semarang.

  3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan terhadap pembiayaan bermasalah di BNI Syariah Cabang Semarang.

  Sementara itu kegunaannya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

  Sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Program Studi D III Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga, serta sebagai bahan masukan untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis, khususnya yang berkaitan dengan menejemen risiko pada pembiayaan di perbankan.

  2. Bagi IAIN Salatiga Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan referensi ataupun tambahan informasi bagi civitas akademik IAIN Salatiga, serta memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luas dan khususnya Program Studi D III Perbankan Syariah.

  3. Bagi Bank Syariah Memberikan kontribusi yang bermanfaat atau dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi karyawan dan manajer dalam melakukan manajemen risiko pada pembiayaaan.

D. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian tugas akhir ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna

  (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

  2. Jenis Data yang Dibutuhkan Adapun data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini terdiri atas : a.

  Data Primer Adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari obyek penelitian yang digunakan dalam analisis dan pembahasan masalah.

  b.

  Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau diperoleh dari buku-buku, serta sumber-sumber data lain yang berhubungan dengan laporan.

  3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis terdiri dari : a.

  Observasi Langsung Merupakan teknik pengumpulan atau memperoleh data informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung dari Bank BNI Syariah. b.

  Studi Pustaka Merupakan teknik memperoleh data atau informasi dari media buku atau pustaka kemudian mengumpulkan pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

  c.

  Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber informasi.

4. Teknik Analisis Data

  Analisis data dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan interprestasi secara logis, sistematis, dan konsisten sesuai dengan teknik yang dipakai dalam pengumpulan data dan sifat data yang diperoleh.

  Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu dengan memperhatikan data-data yang ada.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak timbul salah pengertian dan penafsiran, maka penulis perlu menjelaskan arti kata-kata dan memberikan penegasan istilah yang ada dalam penelitin ini.

  1. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar bisa mendapatkan sebuah pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan sehingga memudahkan untuk menggolongkan informasi tersebut.

  2. Manajemen adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

  3. Risiko adalah suatu potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian.

  4. Pembiayaan adalah penyertaan barang, jasa atau hutang dari pihak kreditur atau pemberi pinjaman atas dasar kepercayaan terhadap pihak debitur atau penerima pinjaman dengan janji membayar dari debitur kepada kreditur pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

  5. Risiko Pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty (rekan/tim) dalam memenuhi kewajibannya.

F. Sistematika Penulisan

  Pada penelitian ini terdapat 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Bab I yaitu Pendahuluan merupakan bab yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  Bab II yaitu Landasan Teori yang pada bab ini berisi telaah pustaka, landasan-landasan teori yang menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian, dengan sumber dan referensi dari berbagai literatur, dan dasar hukum al-

  Qur’an.

  Bab III yaitu Laporan Objek. Pada gambaran ini, terdiri dari gambaran umum BNI Syariah Cabang Semarang yang berisi tentang sejarah singkat, visi misi, struktur organisasi, job description dan produk- produk.

  Bab IV yaitu Analisis Data yang berisi uraian analisis penulis terhadap faktor penyebab terjadinya risiko pembiayaan, penerapan manajemen risiko pembiayaan dan penanganan terhadap pembiayaan bermasalah di BNI Syariah Cabang Semarang.

  Bab V yaitu Penutup yang memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan disertai lampiran-lampiran yang terkait dengan hasil penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Terkait dengan Tugas Akhir yang akan diteliti oleh penyusun, ada

  beberapa telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini :

  Wijanarko (2009), dalam penelitian yang berjudul Perencanaan Manajemen Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Al- Mu’awanah Bringin Tahun 2008-2009, menyatakan bahwa analisis yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan membutuhkan informasi yang berhubungan dengan keluarga, data usaha dan data keuangan keluarga.

  Manajemen yang diterapkan di BMT Al- Mu’awanah Bringin memperhatikan aspek-aspek antara lain: aman, lancar, menguntungkan, halal dan juga memperhatikan prinsip 5c + 1c yaitu: character, capacity,

  capital, collateral, condition, contrains . Ini dilakukan untuk menilai para calon anggota nasabah pihak peminjam dana.

  Afifa (2010), telah menulis sebuah penelitian dengan judul Strategi Meminimalisasi dan Menanggulangi Risiko Pembiayaan Macet pada BMT Muhajirin Salatiga. Dalam penelitian tersebut strategi meminimalisasi risiko pembiayaan macet meliputi mengenal calon debitur, pilihan angsuran harian, mensyaratkan menjadi anggota minimal 3 bulan, batas akad tertulis, pengendalian manajemen. Strategi menanggulangi pembiayaan macet meliputi pemantau dan kerjasama, eksekusi jaminan dan cadangan risiko pembiayaan tak tertagih.

  Maunah (2010), melakukan penelitiannya yang berjudul Analisis Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Gradiska Candirejo. Peneliti menuliskan bahwa keefektifan pengedalian internal dengan penerapan prinsip 5C dan 7P, yang telah menekankan pada Character, Collateral, Prospect, Payment dan Personality. Biasanya kegagalan kredit yang terjadi itu karena kelalaian pihak koperasi dalam menganalisa kredit yang akan disalurkan. Untuk mengatasinya dilakukan perpanjangan jangka waktu kredit, memperpanjang jangka waktu angsuran, penundaan pembayaran bunga sampai penurunan suku bunga. Kalau dengan cara itu masih sulit, jalan terakhir yang dilakukan adalah dengan penyitaan barang jaminan.

  Sedangkan pengendalian internal yang dilakukan yaitu dengan menerapkan elemen-elemen pengendalian internal dan pemisahan tugas pada setiap bagian, terutama pada bagian kredit.

  Murniati (2012), telah menulis sebuah penelitian yang berjudul Posedur Pemberian Pembiayaan dan Upaya Mencegah Pembiayaan Bermasalah di BMT Anda Ampel Boyolali. Dalam penelitan tersebut dijelaskan prosedur pemberian pembiayaan di BMT Anda Cabang Ampel melalui tahapan-tahapan yaitu pengajuan proposal, penyelidikan berkas jaminan, wawancara, peninjauan ke lokasi, penilaian kelayakan pembiayaan, realisasi pembiayaan dan pelaksanaan pembiayaan. Analisa

  5C+IS merupakan acuan utama untuk menilai kelayakan pemberian kelayakan yaitu meliputi Character, Capacity, Capital, Corateral,

  Condition dan Syariah. Faktor yang ada dalam analisis 5C+1S merupakan

  faktor-faktor penting dalam menjamin mutu pembiayaan. Setiap permohonan pembiayaan yang telah melewati tahap penilaian pembiayaan (5C+1S), maka pembiayaan yang berjalan akan menjadi pembiayaan yang faktor risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa analisis 5C+1S yang baik membantu dalam menghasilkan pembiayaan dengan mutu yang baik dan faktor risiko yang rendah.

  Pada penelitian kali ini lebih ditegaskan tentang manajemen risiko pembiayaan yang lebih menyeluruh dan sebelumnya belum dilakukan penelitian tentang analisis manajemen risiko pembiayaan pada BNI Syariah Cabang Semarang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan pada BNI Syariah Cabang Semarang”.

B. Kerangka Teoritik 1.

  Pengertian Risiko Risiko adalah kemugkinan kejadian hasil yang menyimpang dari harapan yang bersifat merugikan (Sulhan dan Siswanto,

  2008:105). Risiko muncul akibat adanya ketidakpastian hasil yang dicapai dari suatu usaha.

  Sering kali risiko muncul karena adanya lebih dari satu pilihan dan dampak dari tiap pilihan tersebut belum dapat diketahui dengan pasti, sebagaimana tidak pastinya masa depan. Risiko didefinisikan sebagai konsekuensi atas pilihan yang mengandung ketidakpastian yang berpotensi mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak negatif lainnya (Wahyudi dkk, 2013:4).

2. Jenis-jenis Risiko

  Berdasarkan PBI Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah terdapat sepuluh jenis risiko yang dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko pertama merupakan risiko umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. Sedangkan dua risiko terakhir merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam.

  a.

  Risiko Kredit Risiko kredit muncul akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas (kewajiban) kepada bank Islam sesuai kontrak. Risiko ini disebut juga risiko gagal bayar (default

  risk ), risiko pembiayaan (financing risk), risiko penurunan rating (downgrading risk), dan risiko penyelesaian (settlement risk). b.

  Risiko Pasar Risiko pasar muncul akibat adanya pergerakan harga pasar

  (adverse movement) dari portofolio asset yang dimiliki oleh bank dan dapat merugikan bank. Risiko ini hanya muncul jika bank memegang asset, namun tidak untuk dimiliki atau dipegang hingga jatuh tempo, melainkan untuk dijual kembali.

  c.

  Risiko Likuiditas Risiko likuiditas terjadi akibat ketidakmampuan bank Islam dalam memenuhi liabilitas yang jatuh tempo. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, bank dapat menggunakan sumber pendanaan arus kas dan asset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini muncul sebagai konsekuensi logis dari ketidaksamaan waktu jatuh tempo antara sumber pendanaan bank, yakni DPK dan akad pembiayaan bank kepada debitur. Apalagi jika pembiayaan yang dilakukan bank mengalami gagal bayar. Sering kali, pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, yang besar maupun yang kecil, bukanlah karena kerugian yang dideritanya, melainkan lebih kepada ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

  d.

  Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh pengendalian internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang memengaruhi operasional bank. Selain itu, kegagalan memenuhi peraturan disebut dengan risiko kepatuhan (compliance risk), dan risiko bisnis sering kali dimasukkan dalam kategori risiko operasional.

  e.

  Risiko Hukum Risiko hukum muncul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain, karena adanya tuntutan secara hukum dan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak smpurna. Risiko ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh bank konvensional.

  f.

  Risiko Reputasi Risiko reputasi terjadi akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Pemangku kepentingan bank meliputi nasabah, debitur, investor, regulator, dan masyarakat umum, meskipun belum menjadi nasabah bank. Hal-hal yang sangat berpengaruh pada reputasi bank adalah manajemen, pelayanan, ketaatan pada aturan, kompetensi dan sebagainya. Risiko ini timbul antara lain, karena adanya pemberitan media dan/atau rumor mengenai bank yang bersifat negatif serta adanya strategi komunikasi bank yang kurang efektif.

  g.

  Risiko Strategis Risiko strategis terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko ini timbul antara lain, karena bank menetapkan strategi yang kurang sejalan dengan visi dan misi bank, melakukan analisis lingkungan strategis yang tidak komprehensif, dan/atau terdapat ketidaksesuaian rencana strategis antar level strategis.

  Selain itu, risiko strategis dapat juga muncul karena kegagalan bank dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis, seperti perubahan teknologi, perubahan kondisi ekonomi makro, dinamika kompetisi di pasar, dan perubahan kebijakan otoritas terkait.

  h.

  Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan muncul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berlaku, dan prinsip syariah. Selain harus memenuhi semua regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaiman pada bank konvensional, bank Islam diharuskan memenuhi prinsip-prinsip syariah dalam aktivitas bisnisnya. Inilah yang seharusnya mencirikan bank Islam. Bank Islam harus benar-benar beroperasi murni berdasarkan syariat Islam. i.

  Risiko Imbal Hasil Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko ini muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana ke debitur. j.

  Risiko Investasi Risiko investasi muncul akibat bank ikut menanggung kerugian usaha debitur yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil. Berdasarkan fatwa DSN MUI, perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan atas jumlah pendapatan atau penjualan yang diperoleh debitur, namun telah dikurangi dengan biaya pokoknya. Risiko investasi ini makin besar jika basis bagi hasilnya berdasarkan atas laba operasi atau laba netto usaha debitur. Bahkan jika sampai usaha debitur bangkrut, bank dapat kehilangan pokok pembiayaan yang diberikan kepada debitur.

3. Pengertian Manajemen Risiko

  Manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek (Muhamad, 2002:148).

  Manajemen risiko dapat diartikan sebagai penerapan fungsi- fungsi manajemen dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh organisasi jadi, manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan (Sulhan dan Siswanto, 2008:109).

  Manajemen risiko pada bank Islam seharusnya merupakan suatu proses berkelanjutan tentang bagaimana bank mengelola risiko yang dihadapinya. Meminimalkan potensi keterjadian dan dampak yang ditimbulkan pada berbagai risiko yang tidak dikehendaki. Pada sisi lain, menerima dan beroperasi dengan risiko tersebut. Bahkan dalam tataran yang lebih tinggi, jika memungkinkan bank Islam dapat mengonversi risiko menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Lebih jauh, manajemen risiko adalah tentang bagaimana bank secara aktif memilih jenis dan tingkat risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha bank tersebut.

  Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan risiko dan bisnis bisa diimplementasikan secara konsisten (Wahyudi dkk, 2013:59).

  Dalam kerangka manjemen risiko, kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan perlu dilakukan pada suatu program penanggulangan risiko agar tujuan program tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Program penanggulangan risiko suatu organisasi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kegiatan di antaranya: a.

  Identifikasi Risiko (Risk Identification) Identifikasi risiko adalah proses dimana suatu perusahaan secara sistematis dan terus menerus mengidentifikasi, properti,

  liability, dan personel exposure dan lain sebagainya sebelum

  terjadi peril. Agar risiko dapat dikelola, ia harus diukur. Agar risiko dapat diukur, maka ia harus diidentifikasi terlebih dahulu.

  Hal ini merupakan alasan utama kenapa risiko harus diidentifikasi. Mengidentifikasi adalah proses menelusuri sumber risiko, mentabulasi banyaknya atau jumlah risiko yang mengancam dan sekaligus membagi dan mengklasifikasikan masing-masing risiko berdasarkan skala prioritas. Teknik yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi risiko diantaranya:

  1) Menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan

  2) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan untuk melihat risiko suatu proses produksi dan operasi

  3) Menganalisis kontrak yang telah dan sedang dibuat perusahaan dengan para kliennya

  4) Melihat catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan

  5) Survey dan wawancara terhadap manajer sehubungan dengan risiko yang biasa dihadapi sehari-hari b.

  Pengukuran dan Evaluasi Risiko (Risk Assessment) Pengukuran dan evaluasi risiko adalah proses sistematis yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur tinggi rendahya risiko yang dihadapi perusahaan melalui kuantifikasi risiko. Tujuannya untuk memahami karakteristik risiko, sehingga risiko akan lebih mudah dikendalikan. Beberapa contoh teknik untuk mengukur risiko antara lain probabilitas (untuk membuat prioritas), teknik duration (untuk mengukur risiko perubahan tingkat bunga) dan VAR (value at risk) yang digunakan untuk mengukur risiko pasar.

  Ada dua dimensi dalam pengukuran risiko yaitu frekuensi terjadinya kerugian dan signifikansi dan kegawatan (saverity) dari suatu kejadian/risiko. Frekuensi suatu kejadian bisa dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan seperti:

  1) Hampir tidak mugkin terjadi (almost nil)

  2) Kemungkinan kecil terjadi (slight)

  3) Mungkin terjadi (moderate)

  4) Mungkin sekali terjadi (definite)

  Sedangkan tingkatan signifikansi suatu kejadian suatu risiko dapat dibagi dalam:

  1) Normal loss expectancy, bila kerugian masih dapat dikelola sendiri

  2) Probably maximum loss, kerugian bila pegaman tidak berfungsi

  3) Maximum foreseeable loss, kerugian yang tidak dapat diatasi sendiri

  4) Maximum possible loss, kerugian yang tidak dapat diamankan (baik secara pribadi maupun melalui asuransi) c.

  Pengelolaan Risiko Setelah risiko diidentifikasi dan diukur serta dievaluasi, barulah kita dapat melakukan pengelolaan terhadap risiko.

  Beberapa alternatif pengelolaan terhadap risiko dilakukan dengan antara lain penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, transfer risiko, dan pendanaan risiko.

  Penghindaran risiko dilakukan jika frekuensi terjadinya risiko sangat besar dan signifikansi/tingkat kegawatan jika risiko itu terjadi sangat besar serta perusahaan tidak akan mampu mengelolanya ataupun menanggung kerugian risiko tersebut, bahkan pihak asuransi pun tidak mampu menahannya.

  Alternatif pengelolaan berikutnya adalah menahan risiko. Menahan risiko adalah menghadapi risiko dengan kemampuan sendiri dan sumber daya yang ada tanpa meminta bantuan pihak lain separti perusahaan asuransi. Risiko ditahan jika frekuensi maupun signifikansi terjadinya risiko masih dapat diatasi sendiri dengan kemampuan sendiri, dan perusahaan diperkirakan masih dapat mengelolanya sendiri.

  Diversifikasi adalah penempatan kekayaan pada beberapa asset yang berbeda dengan tujuan meminimalkan risiko.

  Diversifikasi bisa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki sumber daya yang cukup. Semakin besar diversifikasi, atau semakin banyak macam asset yang dimiliki, semakin kecil risiko kerugian total akibat investasi tersebut.

  Transfer risiko adalah proses pengalihan sebagian atau seluruh risiko yang ditanggung pada pihak lain (penanggung) yang biasanya adalah perusahaan asuransi. Transfer risiko dapat dilakukan hanya pada jenis risiko yang bersifat murni. Pengalihan risiko dapat dilakukan pada sebagian kecil risiko sampai pada seluruh risiko tergantung besarnya retensi perusahaan asuransi dan tergantung pada besarnya premi yang dibayarkan.

  Sedangkan pendanaan risiko dilakukan dengan mengalokasikan sebagian dana perusahaan sebagai kompensasi dan cadangan jika risiko benar-benar terjadi. Pendanaan risiko hanya dapat dilakukan pada risiko-risiko yang kecil sampai pada risiko sedang. Jika risiko terlalu tinggi, maka penanganan paling tepat adalah dengan melakukan transfer risiko.

4. Pembiayaan a.

  Pengertia Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak yang dibiayai untuk mgembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil (Kasmir, 2002:325).

  Menurut Muhammad (2002:260) pembiayaan secara luas berarti

  

financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan

  untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain, sedangkan dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.

  b.

  Jenis Pembiayaan Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua (Antonio, 2001:160), yaitu: 1)

  Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan utuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdanganan, maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan peningkatan kuatitas maupun kualitas produksi dan keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat likud (cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan (iventory) baik dalam bentuk persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, maupun persediaan barang jadi.

  b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas- fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk keperluan investasi yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Pembiayaan investasi umumya diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama, sehingga perlu disusun proyeksi arus kas (projected cash flow ).

  2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. kebutuhan konsumtif dapat dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang atau jasa, sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih mewah dari kebutuhan primer.

5. Pengertian Risiko Pembiayaan

  Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya (Karim, 2010:260).

  Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi.

  a.

  Risiko Terkait Produk 1)

  Risiko Terkait Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal akad dan pembayaran kemudian, baik dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus). Dengan demikian, pemberian pembiayaan murabahah dengan jangka waktu panjang menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga.

  Bank dapat menetapkan jangka waktu maksimal untuk pembiayaan murabahah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a) Tingkat (margsin) keuntungan saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan syariah

  b) Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan konvensional

  c) Ekspektasi bagi hasil kepada dana pihak ketiga yang kompetitif di pasar perbankan syariah

  2) Risiko Terkait Pembiayaan Ijarah

  Risiko yang terkait dengan pembiayaan ijarah mencakup beberapa hal berikut: a)

  Dalam hal barang yang disewakan adalah milik bank, timbul risiko tidak produktifnya asset ijarah karena tidak adanya nasabah.

  b) Dalam hal barang yang disewakan bukan milik bank, timbul risiko rusaknya barang oleh nasabah di luar pemakaian normal.

  c) Dalam hal jasa tenaga kerja yang disewa bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul risiko tidak perform- nya pemberi jasa.

  3) Risiko Terkait Pembiayaan IMBT

  Risiko yang terkait dengan pembiayaan IMBT terjadi ketika pembayaran dilakukan dengan metode ballon payment, yakni pembayaran angsuran dalam jumlah besar di akhir periode. Dalam hal ini, timbul risiko ketidakmampuan nasabah untuk membayarnya. Risiko tersebut dapat diatasi dengan memperpanjang jangka waktu sewa (ijarah). 4)

  Risiko Terkait Pembiayaan Salam dan Istishna’ Pembiayaan Salam dan

  Istishna’ merupakan pembiayaan

  yang dicirikan dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang secara tangguh.

  b.

  Risiko Terkait Pembiayaan Korporasi Kompleksitas dan volume pembiayaan korporasi menimbulkan risiko tambahan selain risiko yang terkait dengan produk. Oleh karena itu analisisnya harus lebih komprehensif. Resiko tambahan yang harus diantisipasi antara lain:

  1) Risiko yang Timbul dari Perubahan Kondisi Bisnis Nasabah

  Setelah Pencairan Pembiayaan Terdapat setidaknya tiga risiko yang dapat timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan, yaitu:

  a) Over Trading terjadi ketika nasabah

  Over Trading

  mengembangkan volume bisnis yang besar dengan dukungan modal yang kecil (too much business volume

  with too little capital ). Keadaan ini akan menimbulkan krisis cash flow.

  b) Adverse Trading

  Adverse Trading terjadi ketika nasabah

  mengembangkan bisnisnya dengan mengambil kebijakan melakukan pengeluaran tetap (fixed costs) yang besar setiap tahunnya serta bermain di pasar yang tingkat volume penjualannya tidak stabil.

  c) Liquidity Run

  Liquidity Run terjadi ketika nasabah mengalami

  kesulitan likuiditas karena kehilangan sumber pendapatan dan peningkatan pengeluaran yang disebabkan oleh alas an yang tidak terduga. Kondisi ini tentu saja akan mempengaruhi kemampuan nasabah dalam menyelesaikan kewajibannya kepada bank. 2)

  Risiko yang Timbul dari Komitmen Kapital yang Berlebihan Sebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen capital yang berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala besar. Apabila tidak mampu untuk menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi. Bank maupun para supplier pembiayaan perdagangan seringkali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari sebuah perusahaan. Namun demikian, bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melihat misalnya, neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, di mana komitmen pengeluaran capital harus diungkap.

  3) Risiko yang Timbul dari Lemahnya Analisis Bank

  Terdapat tiga macam risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank, yaitu sebagi berikut: a)

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG JEMBER

5 18 95

MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR - MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 - Test Repository

0 0 105

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

0 1 79

ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA TUGAS AKHIR - ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA - Test Repository

0 0 122

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG - Test Repository

0 1 148

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BNI SYARIAH C

0 0 90

STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 88

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BNI SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR - PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BNI SYARIAH SEMARANG - Test Repository

0 0 101

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN iB GRIYA HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - Analisis Mekanisme Pembiayaan iB Griya Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang - Test Repository

0 0 124

STRATEGI PROMOSI PRODUK DEPOSITO iB HASANAH UNTUK MENINGKATKAN NASABAH DI BANK BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - STRATEGI PROMOSI PRODUK DEPOSITO iB HASANAH UNTUK MENINGKATKAN NASABAH DI BANK BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG - Test Repository

0 0 78