ANALISIS DETERMINAN INVESTASI SUMATERA UTARA.

(1)

ANALISIS DETERMINAN INVESTASI

SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

IBNU SINA NIM.

809625007

PROGRAM STUDI. ILMU EKONOMI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

M E D A N

2 0 1 2


(2)

ANALISIS DETERMINAN INVESTASI

SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

IBNU SINA NIM.

809625007

PROGRAM STUDI. ILMU EKONOMI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

M E D A N

2 0 1 2


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

IBNU SINA. Analisis Determinasi Investasi Sumatera Utara. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Salah satu faktor utama pertumbuhan ekonomi adalah nilai investasi pada suatu kawasan. Jika melihat data Investasi di Sumatera Utara, terjadi penurunan pertumbuhan Investasi setidaknya tiga kali antara tahun 1991 s/d 2010. Penurunan nilai Investasi ini tentunya dapat menurunkan Pertumbuhan Ekonomi, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor – faktor yang menjadi determinan investasi di Suamtera Utara terhadap Investasi di Sumatera Utara. Determinan tersebut adalah Tingkat Bunga, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRBP), Inflasi, Persentase Kredit Investasi terhadap PDRB dan Krisis Moneter. Data dalam penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia dalam bentuk data Time Series selama dua puluh tahun, dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary

least squares, (OLS) dengan menggunakan alat analisis Program Eviews. Hasil

penelitian menunjukkan secara bersama – sama variabel penelitian berpengaruh signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara, dan secara parsial : 1. Tingkat Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara. 2. PDRBP Berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara. 3. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara. 4. Persentase Kredit Investasi terhadap PDRB Berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara. 5. Krisis Moneter Berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Investasi di Sumatera Utara.


(6)

ii ABSTRACT

IBNU SINA. The Analysis of the Determinant North Sumatera Investment. UNIMED. Postgraduate Program 2012.

One of the main factors of economic growth is the value of investments in a region. If you look at the data Investment in North Sumatra, a decline in investment growth of at least three times between 1991 s / d 2010. Decline in the value of this investment would be lower economic growth, so this research has a purpose to know about the influence of the determinant factors of the investment in north sumatera. The determinant here are the interest rate, the gross domestic regional product(GDRP) per capita, inflation, the investment loan percentage to the GDRP per capita, and the monetary crisis. The data are collected from the statical bureau in time series data for the range of 20 years, that is from 1991 until 2010. This research method makes use of the ordinary least squares (OLS), by applying the Eviews program as the analysis tool. This research result indicate simultaneously the analysis variable has the significant effect to the investment in north sumatera, and partially : 1. the interest rate has no the significant effect to the investment in the north sumatera, 2. GDRP per capita has the significant effect to the investment in the north sumatera, 3. the inflation has no the significant effect to the investment in the north sumatera, 4. the investment loan percentage has the positive effect and the significant result to the GDRP per capita, 5. the monetary crisis has the negative effect and the significant result to the investment in the north sumatera.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala kerendahan hati karena hanya Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul : “ANALISIS DETERMINAN INVESTASI SUMATERA UTARA”. Dalam Tesis ini penulis bermaksud menghitung pengaruh dari faktor-faktor yang menjadi Determinan Investasi di Sumatera Utara untuk kemudian menjadi informasi bagi para stakeholder.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan maupun kekurangan serta kesalahan yang penulis miliki, untuk itu segala kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan pada masa-masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan; 2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan;

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus selaku Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini;

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku Penguji merangkap Notulen dalam Ujian Meja Hijau Penulis;


(8)

iv

5. Bapak Prof. Dr. Zulkarnain Lubis, M.S., selaku Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan gagasan, pemikiran dan koreksi dalam penyusunan tesis ini;

6. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, M.A., selaku Penguji dalam Ujian Meja Hijau Penulis;

7. Bapak Drs. Indra Maipita, M.Si., Ph.D., selaku Penguji dalam Ujian Meja Hijau Penulis;

8. Seluruh unsur Pimpinan, Staf, Dosen, dan Staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan tambahan ilmu, bantuan administrasi, dan bantuan lainnya dalam kelancaran studi penulis;

9. Ayahanda Kamaluddin W. Margolang dan ibunda Hj. Hartati Br. Sinaga yang selalu berdoa dan memotivasi dalam setiap langkah dan kesuksesan penulis; 10. Abangda Hendri Margolang dan Kakanda Dewi Sartika, atas doa dan motivasi

yang kalian berikan;

11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan VIII Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah menjalin keakraban bersama, suka duka, dukungan dan semangatnya selama menjalani perkuliahan ini,

12. Seluruh Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan penuh keikhlasan.


(9)

v

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah, dan karya manusia tidak akan luput dari segala kekurangan, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Mei 2012 Penulis,


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ··· i

ABSTRACT ··· ii

KATA PENGANTAR ··· iii

DAFTAR ISI ··· vi

DAFTAR TABEL··· ix

DAFTAR GAMBAR ··· x

DAFTAR LAMPIRAN ··· xi

BAB I. PENDAHULUAN ··· 1

1.1. Latar Belakang ··· 1

1.2. Perumusan Masalah ··· 9

1.3. Tujuan Penelitian··· 9

1.4. Manfaan Penelitian ··· 10

BAB II. DESKRIPSI TEORITIS ··· 11

2.1. Landasan Teori ··· 11

2.1.1 Teori Investasi ··· 11

2.1.2 Teori Investasi Keynes ··· 20

2.1.3 Jenis-Jenis Investasi ··· 20

2.1.4 Pengertian Tingkat Bunga ··· 22

2.1.5 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ··· 29

2.1.6 Pengertian Inflasi ··· 31

2.1.7 Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA) ··· 35

2.1.8 Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ··· 37


(11)

vii

2.2. Penelitian Sebelumnya ··· 39

2.3. Hipotesis Penelitian ··· 43

2.4. Kerangka Pemikiran ··· 44

BAB III METODE PENELITIAN ··· 45

3.1 Lokasi Penelitian ··· 45

3.2 Sumber Data ··· 45

3.3 Teknik Pengumpulan Data ··· 46

3.4 Teknik Analisis Data ··· 47

3.5 Uji Statistik ··· 48

3.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ··· 48

3.5.2 Uji t Statistik ··· 48

3.5.3 Uji f Statistik ··· 49

3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ··· 50

3.6.1 Uji Multikolinearitas ··· 50

3.6.2 Uji Serial Korelasi ··· 51

3.6.3 Uji Normalitas ··· 51

3.7 Metode Analisis ··· 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ··· 53

4.1 Perkembangan Investasi di Sumatera Utara ··· 53

4.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga di Indonesia ··· 55

4.3 Perkembangan PDRB Sumatera Utara ··· 58

4.4 Perkembangan Tingkat Inflasi ··· 60

4.5 Perkembangan Kredit Investasi Sumatera Utara ··· 62

4.6 Hasil Estimasi Persamaan Determinasi Investasi Sumatera Utara ··· 65


(12)

viii

4.6.2 Uji t Statistik ··· 66

4.6.3 Uji f Statistik ··· 68

4.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ··· 69

4.7.1 Uji Multikolinearitas ··· 69

4.7.2 Uji Serial Korelasi ··· 70

4.7.3 Uji Normalitas ··· 70

4.8 Interpretasi Ekonomi ··· 71

4.8.1 Suku Bunga ··· 71

4.8.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ··· 72

4.8.3 Inflasi ··· 74

4.8.4 Realisasi Kredit Investasi ··· 75

4.8.5 Krisis Moneter ··· 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ··· 78

5.1 Kesimpulan ··· 78

5.2 Saran ··· 79


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Persetujuan Penanaman Modal 1997-2003 ... 2

Tabel 1.2 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang Disetujui Tahun 2008 ... 6

Tabel 4.1 Hasil Regresi Loglinier ... 65

Tabel 4.2 Hasil Uji t Statistik ... 66

Tabel 4.3 Matrik Korelasi Hasil Uji Multikolinearitas ... 69


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Investasi Sumatera Utara ... 7

Gambar 1.2 Persentase Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara ... 8

Gambar 2.1 Fungsi Investasi ... 18

Gambar 2.2 Fungsi Investasi ... 27

Gambar 2.3 Stagflasi ... 34

Gambar 2.4 Bagan Alur Pikir ... 44

Gambar 4.1 Perkembangan Investasi Sumatera Utara ... 54

Gambar 4.2 Perkembangan Suku Bunga Indonesia ... 57

Gambar 4.3 Perkembangan PDRB Sumatera Utara ... 59

Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara ... 61

Gambar 4.5 Perkembangan Kredit Investasi Sumatera Utara ... 63


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Mentah ... 82

2. Data Penelitian... 83

3. Hasil Uji Regresi Log Linier ... 84

4. Matrik Korelasi untuk Uji Multikolinearitas ... 85

5. Hasil Uji Serial Korelasi ... 86


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung akan diikuti pembangunan berbagai sektor lain, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, transportasi, upah, ekspor, dan ketenagakerjaan yang semua ini berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, karena kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan jumlah lapangan pekerjaan.

Salah satu faktor utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi di suatu negara adalah Investasi. Investasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu alat pengukur prestasi dari perkembangan perekonomian suatu negara. Dalam analisis makro ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai dalam tahun tertentu. Jadi untuk memacu pembangunan dalam negeri, diyakini pentingnya peranan Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan pencanangan “tahun investasi” berturut- turut pada tahun 2003 dan 2004 tidak cukup menarik


(17)

2

minat investor menanamkan modal di Indonesia. Pada tahun 1997, nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memuncak senilai Rp. 119 triliun dengan jumlah proyek 723 unit. Namun Nilai PMDN terus merosot sejak posisi puncak tersebut. Tahun 2003, PMDN tinggal senilai Rp. 50 triliun dengan 196 proyek. Pada Nopember 2004 tercatat nilai PMDN terus merosot sehingga Rp. 33,4 triliun dengan 158 proyek.

Pola yang sama tampak pada Penanaman Modal Asing (PMA). Tahun 1997, PMA tercatat sebesar 33,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dengan 778 proyek. Tahun 2003 nilai investasi asing ini anjlok menjadi 14 miliar dollar AS dengan 1.170 proyek. Ironisnya hingga Nopember 2004, nilai PMA baru tercatat 9,6 miliar dollar AS dengan 1.066 proyek (Kompas, 2005).

Tabel 1.1 : Perkembangan Persetujuan Penanaman Modal 1997-2003

Tahun

PMDN PMA

Proyek Nilai (Rp. Miliar) Proyek Nilai (US $ juta)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 723 327 237 392 264 188 181 119.877,2 57.973,6 53.540,7 93.897,1 58.816 25.230,5 48.484,8 781 1.034 1.177 1.541 1.334 1.151 1.024 33.788,8 13.649,8 10.884,5 16.075,9 15.056,3 9.795,4 13.207,2 Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003, www.dprin.go.id

Tabel 1.1 menunjukkan menurunnya arus investasi sejak tahun 1997 (krisis), dan ini terus berlanjut sampai diterapkannya otonomi tahun 2001. Tidak


(18)

3

dapat dipungkiri lingkungan bisnis yang sehat mutlak dibutuhkan untuk menarik arus investasi. Survey Komite Pelaksanaan Otonomi Daerah (2004) membuktikan, institusi merupakan faktor utama yang menentukan daya tarik suatu daerah bagi investasi. Disusul kemudian faktor sosial politik, infrastruktur fisik, kondisi ekonomi daerah, dan produktivitas tenaga kerja (Warta Ekonomi, 2005).

Studi JETRO (Japan External Trase Organization) juga menunjukkan bahwa iklim investasi Indonesia jauh lebih buruk di banding Cina, Thailand, Vietnam, dan negara- negara ASEAN lainnya. Faktor penyebabnya adalah masalah perburuhan (meningkatnya biaya buruh dan demonstrasi buruh), masalah pabean, tak adanya insentif fiskal, dan berbagai kebijakan yang tidak pro bisnis.

Kondisi investasi secara nasional juga berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara. Seperti kita ketahui bersama, Sumatera Utara merupakan salah satu daerah berkembang di Indonesia yang sedang membangun dan tentunya sangat membutuhkan investasi yang besar. Investasi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat bunga, Produk domestik regional bruto, (PDRB), tingkat inflasi, dan kemudahan mendapatkan modal, dan berbagai faktor lainnya.

Kita ketahui bersama jika tingkat bunga terlalu tinggi akan menurunkan nilai investasi di suatu daerah. Karena bunga yang tinggi akan mendorong orang untuk menyimpan modalnya demi memperoleh keuntungan dari bunga, dari pada menginvestasikan modalnya dangan segala resiko yang mungkin akan timbul. Sebaliknya, tingkat suku bunga yang terlalu rendah akan mendorong orang menarik modalnya dari Bank. Tentunya dalam periode tertentu hal ini akan berdampak baik karena penarikan uang dari Bank akan mendorong pertumbuhan


(19)

4

sektor rill. Namun, jika hal ini terus berlanjut, maka akan terjadi peningkatan jumlah uang beredar, yang pada akhirnya akan memicu peningkatan inflasi.

Inflasi yang terlalu besar tentunya akan mengganggu arus investasi di suatu daerah. Inflasi akan menimbulkan biaya tambahan bagi investor, antar lain :

1. Biaya pulang pergi ke bank untuk mengambil uang (shoeleather cost), 2. Biaya perusahaan untuk merubah harga karena inflasi (menu cost), 3. Biaya ketidak nyamanan hidup dengan selalu berubahnya harga,

4. Pajak yang dibebankan pada keuntungan (sebab pajak selalu menentukan besarnya pajak dari keuntungan nominal bukan dari keuntungan riil, padahal dengan adanya inflasi, maka keuntungang riil lebih kecil sedangkan pajak yang dibayarkan lebih besar)

Selain itu inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat yang tentunya secara tidak langsung akan mengganggu dunia usaha. Jika inflasi melebihi dari bunga pinjaman, maka sesungguhnya nilai uang dari masyarakat yang disimpan di perbankkan telah mengalami penurunan, sekalipun secara absolut jumlah uang yang disimpan bertambah.

Untuk menarik investor menanamkan modalnya di suatu daerah, maka diperlukan fasilitasi dari perbankkan dalam penyediaan kredit modal. Karena tentunya dengan bantuan modal dari perbankkan akan membantu investor dalam berusaha di suatu daerah, terutama investor dalam negeri.

Berdasarkan Laporan Tahunan BI, Pada negara-negara berkembang, sumber utama pembiayaan investasi didominasi oleh penyaluran kredit


(20)

5

perbankan. Lambatnya penyaluran kredit perbankan di Indonesia setelah krisis 1997 dituding sebagai salah satu penyebab lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia. Meskipun sempat terjadi penurunan tajam terhadap alokasi kredit perbankan, namun pada tahun 2001 secara perlahan kredit mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini seiring dengan meningkatnya portofolio kredit sejak tahun 2002.

Untuk wilayah Sumatera Utara realisasi investasi sebenarnya terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1, dimana walaupun pada tahun tertentu terjadi penurunan, tetapi kecendrungan investasi di Sumatera Utara mengalami peningkatan. Seperti kita ketahui, Investasi disuatu daerah selalu dikaitkan dengan tingkat PDRB. PDRB yang besar menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam memberikan keuntungan bagi para investor. Karenannya daerah yang memiliki PDRB yang besar, akan menjadi incaran para investor untuk berinvestasi.

Pada tahun 2005, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi ini sebesar Rp. 87,89 triliun dengan kontribusi terbesar disumbang dari sektor pertanian, yaitu sebesar 25,2%, atau sama dengan Rp. 22,19 trilyun, diikuti sektor industri pengolahan sebesar Rp. 21,30 triliun (24,2%) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 15,98 triliun (18,2%).

Pada tahun yang sama, nilai ekspor Sumatera Utara mencapai US$ 4,56 miliar, yang disumbang dari Minyak Lemak, Minyak Nabati dan Hewani sebesar US$ 1,76 juta, bahan baku senilai US$ 987 juta, barang hasil industri senilai US$


(21)

6

623 juta, bahan makanan dan binatang hidup senilai US$ 606 juta. Tanaman Palawija juga menjadi salah satu andalan ekspor Sumatera Utara.

Sebagai sebuah provinsi yang memiliki sumber daya alam yang besar tentunya Sumatera Utara sangat menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan PDRB yang terus mengalami peningkatan menunjukkan besarnya potensi daerah ini untuk menjadi tempat berusaha. Tabel berikut mennggambarkan realisasi proyek dan Investasi yang ada di Sumatera Utara.

Tabel. 1.2 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang Disetujui Tahun 2008

Tahun/Year

Banyaknya Proyek/

Number of Project

Nilai Investasi/Investment (000 000 Rp) Rencana Target Realisasi Realization Rencana Target Realisasi Realization

(1) (2) (3) (4) (5)

1999 7 4 1.095.399, 23 105. 716,34

2000 13 7 349 .610,93 58 .768,30

2001 8 4 1. 321 .323,29 528. 644,94

2002 11 5 3 .026 .563,06 450 .696,17

2003 21 13 2. 393 .538,01 394 .064,74

2004 21 11 2 .793 .054,64 683 .450,46

2005 12 5 3. 637 .363,55 599 .400,64

2006 13 3 7 .397 .512,81 797 .259,80

2007 14 3 13 .897 .748,03 392 .816,80

2008 18 13 875. 881,35 391 .333,72

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara

Table 1.1 menunjukkan peningkatan arus investasi ke Sumatera Utara, pada tahun – tahun tertentu mengalami penurunan.


(22)

7

Grafik berikut menggambarkan perkembangan investasi Provinsi Sumatera Utara

Gambar. 1.1. Persentase Pertumbuahan Investasi Sumatera Utara.

Sumber : BPS Sumatera Utara, diolah.

Grafik di atas menggambarkan kecendrungan persentase pertumbuhan realisasi Investasi di Sumatera Utara pluktuatif. Walaupun demikian, ada tiga tahun terjadi penurunan investasi, yaitu tahun 1997, 1998 dan 2006. Hal ini bersamaan dengan krisis ekonomi dalam negeri dan luar negeri, jadi kemungkinan besar pada tahun – tahun tersebut krisis ekonomi telah menekan laju pertumbuhan investasi di Sumatera Utara. Selain dari tahun – tahun tersebut pertumbuhan investasi cendrung positif dan selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun.


(23)

8

Fenomena yang tidak biasa terjadi ketika kita melihat PDRB Suamtera Utara pada saat dimana pertumbuhan investasi sedang mengalami penurunan, disisi lain PDRB mengalami kenaikan yang cukup besar.

Untuk melihat lebih jauh penyebab terjadinya fluktuasi arus investasi dalam negeri di Sumatera Utara, berikut tergambar grafik pertumbuhan PDRB Sumatera Utara.

Gambar 1.2. Persentase Pertumbuahan PDRB Sumut.

Sumber : BPS Sumatera Utara, diolah.

Dari tabel di atas terlihat bahwa PDRB Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Dapat kita lihat dari pertumbuhan PDRB yang selalu positif. Hal ini cukup menggembirakan, karena PDRB merupakan salah satu indikator kemampuan ekonomi suatu daerah. Bahkan pada tahun 1998 dimana terjadi krisis moneter di Indonesia, Sumatera Utara masih mampu meningkatakan PDRB nya, padahal disaat yang sama perekonomian kita secara nasional mengalami masa-masa yang sulit. Hal ini menjadi fenomena tersendiri. Seolah – olah krisis moneter tahun 1998 menjadi faktor pendorong pertumbuhan PDRB Sumatera Utara.


(24)

9

Namun jika kita menghubungkan pertumbuhan PDRB ini dengan arus Investasi di Sumatera Utara, dimana terjadi pertumbuhan negatif investasi khususnya pada tahun 1997 dan 1998, dan di sisi lain PDRB mengalami kejutan peningkatan yang luar biasa, tentunya hal ini menjadi fenomena yang tidak biasa dan patut menjadi pertanyaan.

Melihat fenomena kesenjangan pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara, dan kaitannya dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti yang tertulis dalam penjelasan sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh berbagai variabel terhadap Investasi di Sumatera Utara dengan menambahkan variabel Dummy yang mewakili krisis moneter tahun 1998. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Analisis Determinan Investasi

Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang pemasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi, persentase kredit terhadap PDRB dan Krisis Moneter berpengaruh signifikan terhadap investasi di Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalaan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(25)

10

Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi, persentase kredit terhadap PDRB dan Krisis Moneter terhadap investasi di Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi mengenai determinasi investasi di Sumatera Utara, khususnya terhadap beberapa sektor di atas.

2. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam mengambil kebijakan mengenai Investasi di Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti Investasi di Sumatera Utara.


(26)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Investasi di Sumatera Utara, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Suku Bunga, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRBP), Inflasi Sumatera Utara, Persentase Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, dan Krisis Moneter secara serempak berpengaruh terhadap Investasi di Sumatera Utara.

2. Suku bunga tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Meskipun terjadi perubahan suku bunga, tidak akan mengurangi atau menambah secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara. Inflasi juga tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Walaupun terjadi perubahan inflasi di Sumatera Utara, tidak akan mempengaruhi secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRBP) Sumatera Utara mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi peningkatan PDRBP, maka akan meningkatkan pula Investasi di Sumatera Utara. Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB Sumatera Utara mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi peningkatan Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, maka akan meningkatkan pula nilai Investasi di Sumatera Utara. Krisis Moneter tahun 1997 mempunyai pengaruh signifikan dan negatif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi Krisis Moneter, maka akan mengurangi nilai Investasi di Sumatera Utara.


(27)

79

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan investasi, pemerintah harus meningkatkan PDRB dan juga realisasi Kredit Investasi, karena terbukti peningkatan nilai kedua variabel tersebut, akan meningkatkan nilai Investasi yang masuk ke Sumatera Utara.

2. Pemerintah maupun Pemerintah Daerah perlu menciptakan kepastian regulasi melalui aturan baku dalam berinvestasi dan suasana kondusif melalui penegakan hukum secara berimbang dalam dunia usaha, pembangunan infrastruktur yang berpihak pada dunia usaha, sehingga akan lebih banyak lagi investor yang akan menanamkan modalnya di Sumatera Utara.

3. Bagi kalangan akademisi, sebaiknya terus melanjutkan penelitian mengenai Investasi, baik secara Nasional, maupun daerah, sehingga akan lebih banyak lagi informasi bagi para investor dalam berusaha. Kita ketahui bersama tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin baik dengan banyaknya investasi yang masuk pada suatu wilayah.


(28)

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2003, Analisis Investasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Aji, Tony Seno 2007. Hubungan Lag-Time Antara Tingkat Bunga dan Jumlah

uang Beredar Di Indonesia, Jurnal Ekonomi danManajemen, Vol.8, No.1. Alam, Salihin Makmur. 2003. Value Added Statement : Salah Satu wujud

Pertanggungjawaban perusahaan Kepada Stakeholders. Media Akuntansi.

Anton, H. Gunawan. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Astari, Sinta Dewi. 2005. “Analisa Nilai Pasar gedung Perkantoran X Surabaya”. Tugas Akhir. Surabaya.

Bakar, Abu. 2002. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tingkat Suku Bunga, Angkatan Kerja, dan Nilai Tukar terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah, Tesis Magister Ekonomi Pembangunan UGM, Yogyakarta. Boediono, 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jogyakarta. BPFE.

Deliarnov, 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hasanah, Imas, 2007. Analisis Runtun Waktu Bivariat dengan Metode Box

Jenkins Pada Pemodelan Metode Vektor Autoregressive (VAR) FMIPA UPI, Bandung.

Imron Rosyadi. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham Iswardono, 1994. Uang dan Bank. BPFE: Yogyakarta

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Krugman, Paul R. and Maurice Obseld. (1995). International economic theory and Policy. Haper Collins, Chicago.

Kunarjo. 1992. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Kurniawan, Budi, A (2002). Faktor – faktor Penentu Investasi Asing Langsung dalam Memilih Lokasi Industri Manufaktur di Pulau Jawa, 1994-1999. Tesis S2 Program Pascasarjana UGM.

Madura, Jeff, 2000,International Financial Management, USA: South-Western College Publishing.


(29)

81

Malayu Hasibuan, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. CV Haji Masagung.

Mankiw, N. G. 2000. Teori Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mankiw, N. G. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Markussen, James R (1995). International Trade Theory and Evidence. New York. MC Graw Hill, Inc.

Muana Nanga, 2005. Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter.. Buku II. Edisi ke I. Cetakan Keseppuluh. BPFE UGM: Yogyakarta.

Okyay Ucan dan Ozlem Oturk, 2011. Financial Determinants of Investment for

Turkey. Journal of Economic and Social Studies.

Prawatyo Aditya, 1996. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.

Sabirin, Syahril 2002. Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam mendukung proses pemulihan ekonomi, Bank Indonesia, Jakarta.

Sodik Jamzani & Nuryadin Didi, 2003. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus pada 26 Propinsi di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan (Hal. 157).

Suhendro Winarso, Beni, 2005. Analisa Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Yang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split: Pengujian The Signaling Hypotesis. Jurnal

Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI, No. 3, Hal. 209-218.

Sukirno, Sadono (2000): Makro EkonomiModern perkembangan pemikiran klasik hingga Keynesian baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko dan Maria R., 2000. Pokok-pokok Ekonomika. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Todaro, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Bahasa Indonesia. Buku II. Penerbit Erlangga. Jakarta.


(1)

Namun jika kita menghubungkan pertumbuhan PDRB ini dengan arus Investasi di Sumatera Utara, dimana terjadi pertumbuhan negatif investasi khususnya pada tahun 1997 dan 1998, dan di sisi lain PDRB mengalami kejutan peningkatan yang luar biasa, tentunya hal ini menjadi fenomena yang tidak biasa dan patut menjadi pertanyaan.

Melihat fenomena kesenjangan pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara, dan kaitannya dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti yang tertulis dalam penjelasan sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh berbagai variabel terhadap Investasi di Sumatera Utara dengan menambahkan variabel Dummy yang mewakili krisis moneter tahun 1998. Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Analisis Determinan Investasi Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang pemasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi, persentase kredit terhadap PDRB dan Krisis Moneter berpengaruh signifikan terhadap investasi di Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalaan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(2)

10

Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi, persentase kredit terhadap PDRB dan Krisis Moneter terhadap investasi di Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi mengenai determinasi investasi di Sumatera Utara, khususnya terhadap beberapa sektor di atas.

2. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam mengambil kebijakan mengenai Investasi di Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti Investasi di Sumatera Utara.


(3)

78

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Investasi di Sumatera Utara, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Suku Bunga, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRBP), Inflasi Sumatera Utara, Persentase Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, dan Krisis Moneter secara serempak berpengaruh terhadap Investasi di Sumatera Utara.

2. Suku bunga tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Meskipun terjadi perubahan suku bunga, tidak akan mengurangi atau menambah secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara. Inflasi juga tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Walaupun terjadi perubahan inflasi di Sumatera Utara, tidak akan mempengaruhi secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRBP) Sumatera Utara mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi peningkatan PDRBP, maka akan meningkatkan pula Investasi di Sumatera Utara. Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB Sumatera Utara mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi peningkatan Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, maka akan meningkatkan pula nilai Investasi di Sumatera Utara. Krisis Moneter tahun 1997 mempunyai pengaruh signifikan dan negatif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi Krisis Moneter, maka akan mengurangi nilai Investasi di Sumatera Utara.


(4)

79

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan investasi, pemerintah harus meningkatkan PDRB dan juga realisasi Kredit Investasi, karena terbukti peningkatan nilai kedua variabel tersebut, akan meningkatkan nilai Investasi yang masuk ke Sumatera Utara.

2. Pemerintah maupun Pemerintah Daerah perlu menciptakan kepastian regulasi melalui aturan baku dalam berinvestasi dan suasana kondusif melalui penegakan hukum secara berimbang dalam dunia usaha, pembangunan infrastruktur yang berpihak pada dunia usaha, sehingga akan lebih banyak lagi investor yang akan menanamkan modalnya di Sumatera Utara.

3. Bagi kalangan akademisi, sebaiknya terus melanjutkan penelitian mengenai Investasi, baik secara Nasional, maupun daerah, sehingga akan lebih banyak lagi informasi bagi para investor dalam berusaha. Kita ketahui bersama tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin baik dengan banyaknya investasi yang masuk pada suatu wilayah.


(5)

80

Abdul Halim, 2003, Analisis Investasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Aji, Tony Seno 2007. Hubungan Lag-Time Antara Tingkat Bunga dan Jumlah

uang Beredar Di Indonesia, Jurnal Ekonomi danManajemen, Vol.8, No.1. Alam, Salihin Makmur. 2003. Value Added Statement : Salah Satu wujud

Pertanggungjawaban perusahaan Kepada Stakeholders. Media Akuntansi.

Anton, H. Gunawan. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Astari, Sinta Dewi. 2005. “Analisa Nilai Pasar gedung Perkantoran X Surabaya”. Tugas Akhir. Surabaya.

Bakar, Abu. 2002. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tingkat Suku Bunga, Angkatan Kerja, dan Nilai Tukar terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah, Tesis Magister Ekonomi Pembangunan UGM, Yogyakarta. Boediono, 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jogyakarta. BPFE.

Deliarnov, 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hasanah, Imas, 2007. Analisis Runtun Waktu Bivariat dengan Metode Box

Jenkins Pada Pemodelan Metode Vektor Autoregressive (VAR) FMIPA UPI, Bandung.

Imron Rosyadi. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham Iswardono, 1994. Uang dan Bank. BPFE: Yogyakarta

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Krugman, Paul R. and Maurice Obseld. (1995). International economic theory and Policy. Haper Collins, Chicago.

Kunarjo. 1992. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Kurniawan, Budi, A (2002). Faktor – faktor Penentu Investasi Asing Langsung dalam Memilih Lokasi Industri Manufaktur di Pulau Jawa, 1994-1999. Tesis S2 Program Pascasarjana UGM.

Madura, Jeff, 2000,International Financial Management, USA: South-Western College Publishing.


(6)

81

Malayu Hasibuan, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. CV Haji Masagung.

Mankiw, N. G. 2000. Teori Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mankiw, N. G. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Markussen, James R (1995). International Trade Theory and Evidence. New York. MC Graw Hill, Inc.

Muana Nanga, 2005. Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter.. Buku II. Edisi ke I. Cetakan Keseppuluh. BPFE UGM: Yogyakarta.

Okyay Ucan dan Ozlem Oturk, 2011. Financial Determinants of Investment for

Turkey. Journal of Economic and Social Studies.

Prawatyo Aditya, 1996. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.

Sabirin, Syahril 2002. Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam mendukung proses pemulihan ekonomi, Bank Indonesia, Jakarta.

Sodik Jamzani & Nuryadin Didi, 2003. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus pada 26 Propinsi di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan (Hal. 157).

Suhendro Winarso, Beni, 2005. Analisa Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Yang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split: Pengujian The Signaling Hypotesis. Jurnal

Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI, No. 3, Hal. 209-218.

Sukirno, Sadono (2000): Makro EkonomiModern perkembangan pemikiran klasik hingga Keynesian baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko dan Maria R., 2000. Pokok-pokok Ekonomika. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Todaro, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Bahasa Indonesia. Buku II. Penerbit Erlangga. Jakarta.